FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah mengenal dan mempelajari penggunaan atau
penimbangan dengan timbangan analitis.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai
suatu besaran. Kegiatan pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu
pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam meningkatkan
efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya perangkat untuk
memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada kegiatan
mandapatkan data yang secara teknis dinamakan pengukuran. Dengan demikian
manusia dapat memantau dan mengendalikan kehidupannya secara efisien. Peranan
pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan imperatif. Untuk
mengukur diperlukan alat ukur, alat ukur yang digunakan tergantung pada besaran
ukur yang nilainya ingin diukur. Salah satu alat ukur yang vital adalah alat ukur
timbang atau timbangan. Alat ukur timbang telah lama dipergunakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk perdagangan eceran maupun perdagangan
besar. Kegiatan penimbangan bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran
massa.1
1.2.2 Tinjauan Umum tentang Timbangan
a. Pengertian Timbangan
Pengertian timbangan secara umum adalah suatu alat timbang
yang digunakan untuk menimbang suatu zat, benda, bahan, atau unsur
Timbangan Analitik Digital
memperpendek usia alat akan menyebabkan korosi pada meja sampel atau alat
timbangan sehingga menyebabkan kerusakan pada timbangan.
b. Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan timbangan
pada neraca analitik apakah sudah stabil atau belum. Pada bagian waterpass
terdapat gelembung kecil yang akan bergerak mengikuti gerakan timbangan,
apabila timbangan tidak diletakkan pada bidang yang datar gelembung tidak akan
terletak di tengah dan tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya. Gelembung
kecil akan terletak ditengah apabila timbangan sudah dalam posisi yang datar dan
stabil (tidak goyah/goyang).
c. Tombol operasi, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off. Tombol
rezero berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol. Jika tombol ini sering
digunakan, akan dapat merusak alat neraca tersebut. Tombol rezero akan mengatur
neraca pada keadaan nol secara mendadak, sehingga neraca akan mudah rusak dan
menghasilkan data yang tidak akurat.
d. Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang digunakan
dalam penimbangan. Tombol ini akan memudahkan pengguna dalam perubahan
satuan dalam penimbangan.
e. Panel indikator, berfungsi untuk memberikan tanda atau tampilan pada neraca
sebagai pengingat suatu keterangan pada neraca, contohnya tanda bintang yang
muncul pada neraca mengindikasikan hasil dari timbangan.
f. Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca. Dalam
penggunaannya, neraca analitik biasanya didiamkan selama 10-15 menit agar
neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang akurat.2
g. Pintu samping memiliki fungsi sebagai jalur masuk dan keluarnya alat atau bahan
saat melakukan penimbangan. Ketika melakukan penimbangan pintu samping
harus ditutup kembali dengan rapat, sehingga tidak ada udara atau angin yang
memengaruhi timbangan atau membuat kinerja timbangan tidak dalam keakuratan
yang tinggi.
h. Kaki yang dapat diatu, pada timbangan analitik digital memiliki empat kaki yang
dapat diatur. Bagian kaki ini dapat memanjang dan dipendekkan kembali sesuai
keinginan praktikan supaya dalam menimbang sesuatu dalam kondisi yang
Timbangan Analitik Digital
digunakan sebagai basa dalam proses bubur kayu dan kertas, tekstil, dan kertas.
NaOH tidak bisa terbakar meskipun reaksinya dengan metal amfoter seperti
alumunium, timah, dan seng yang dapat menimbulkan ledakan. Naoh dapat
juga digunakan untuk mengendapkan logam berat dan dapat mengontrol
keasaman air.
2. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbonat merupakan senyawa anorganik dengan rumus
molekul NaHCO3, mempunyai berat molekul 84 dan merupakan hasil reaksi
antara larutan natrium karbonat jenuh dengan gas CO2. Umumnya natrium
bikarbonat terdapat dalam bentuk serbuk berwarna putih. Dengan proses
pemanasan NaHCO3 dapat terurai lagi menjadi Na2CO3 dan gas CO2. Secara
komersial NaHCO3 dipasarkan dengan kemurnian 99,9 % dan impurities
sebesar 0,1 % berupa air. Dipasaran NaHCO3 dikenal sebagai baking soda atau
soda kue yang banyak digunakan pada industri makanan dan penyamakan
kulit.9
3. Aquadest
Aquadest merupakan bahan pelarut utama dalam kegiatan pratikum di
laboratorium aquades atau air kondesat merupakan air hasil penyulingan yang
bebas dari zat – zat pengotor sehingga bersifat murni. Aquadest merupakan
bentuk pelarut yang aplikatif dalam pembuatan ekstrak. Aquadest merupakan
pelarut yang memiliki polaritas tertinggi, sehingga memberikan rendemen
paling rendah dibanding ekstrak pelarut lain.10
4. Pembahasan
4.1 Persiapan Menimbang
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menimbang menggunakan
timbangan analitik digital. Pertama, pastikan timbangan analitik digital dalam keadaan
bersih. Tujuannya yaitu agar tidak terdapat kotoran pada timbangan, terutama pada
piringan tempat meletakkan sampel, supaya faktor pengganggu tidak ikut terukur saat
penimbangan. Selanjutnya, sebelum menggunakan timbangan, pastikan bubble level
berada dalam kondisi di tengah. Bubble level merupakan indikator timbangan dalam
kondisi tegak lurus dengan gaya gravitasi yang meyakinkan bahwa timbangan akan
mengukur berat dengan benar karena gaya yang diberikan oleh beban tegak lurus. Selain
itu, perhatikan juga alas timbangan karena harus dipastikan dalam kondisi datar. Jika tidak
dalam kondisi datar, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam proses penimbangan.
Terakhir, menentukan arah pintu masuknya sampel ke timbangan, karena harus
disesuaikan dengan peralatan pembantu menimbang yang digunakan oleh praktikan.
4.2 Menimbang Padatan
Praktikum kali ini dilakukan penimbangan sampel natrium hidroksida (NaOH) dan
natrium bikarbonat (NaHCO3) menggunakan neraca analitik digital. Neraca digital lebih
banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari karena memiliki ketelitian yang cukup
tinggi yaitu sebesar 0.0001 gram serta waktu pengukuran yang relative singkat.5
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menimbang menggunakan neraca
analitik digital adalah selalu menutup pintu timbangan analitik, hal ini bertujuan untuk
menghindari aliran udara secara langsung yang dapat memengaruhi kestabilan neraca
Timbangan Analitik Digital
dalam membaca hasil penimbangan sampel yang akan ditimbang.4 Menunggu hingga tanda
bintang tampak pada layar timbangan analitik sebagai indikator pengukuran stabil.
Selanjutnya menekan salah satu tombol tare yang ada pada timbangan analitik agar massa
wadah dalam pengukuran tidak ikut terbaca dan untuk mengatur ulang massa ke nol.
Setelah melakukan persiapan menimbang dan timbangan analitik siap digunakan,
dapat dilakukan penimbangan untuk mengukur massa padatan atau larutan. Dalam
praktikum ini dilakukan penimbangan sampel natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3) sebanyak 2 gram. Hasil akhirnya diketahui bahwa massa NaOH
sebesar 2,065 gram sedangkan setelah 3 menit massanya bertambah menjadi 2,075 gram.
Pada NaHCO3 diketahui memiliki berat sebesar 2,022 gram sedangkan setelah 3 menit
massanya bertambah menjadi 2,023 gram. Perbedaan waktu tersebut menimbulkan
perbedaan nilai timbang. Pada NaOH selisihnya sebesar 0,01 gram, sedangkan pada
NaHCO3 selisihnya sebesar 0,001 gram. Pengamatan menggunakan rentang waktu 3 menit
bertujuan untuk mengetahui sifat higroskopis pada senyawa yang diuji. Dalam hal ini
berarti berapa banyak air yang dapat diserap oleh kedua senyawa tersebut selama 3 menit.
Hasilnya, selisih berat pada NaOH lebih besar dari selisih berat NaHCO3. Artinya, sifat
higroskopis pada NaOH lebih besar dari NaHCO3. Menunggu selama 3 menit dan mencatat
kembali angka yang tampil pada layar juga bertujuan supaya neraca dapat bekerja secara
maksimal dan menghasilkan data yang akurat.2,13
Perbedaan nilai timbangan ini juga berhubungan dengan nilai ketidakpastian dalam
suatu neraca. Ketidakpastian artinya tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan
memberikan hasil yang tepat sama. Ketidakpastian ini dapat digolongkan menjadi 3 yaitu
yaitu ketidakpastian sistematis, acak, dan pengamatan. Ketidakpastian dalam praktikum ini
bisa jadi disebabkan oleh ketidakpastian sistematik. Ketidakpastian sistematik merupakan
ketidakpastian yang bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai
saat pengukuran. Ketidakpastian karena alat ukur dapat terjadi karena alat sudah tidak
berfungsi dengan baik sehingga menghasilkan data yang salah. Sedangkan ketidakpastian
karena kondisi yang menyertai pengukuran yaitu objek yang diukur (NaOH dan NaCHO3)
sudah berinteraksi dengan udara luar, temperatur, atau komponen lain seperti air dan
sebagainya sehingga mempengaruhi berat objek yang diukur dalam rentang waktu selama
3 menit.12
Timbangan Analitik Digital
5. Kesimpulan
Neraca analitik digital banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena
memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika menggunakan neraca ini diantaranya yaitu, memastikan neraca berada dalam
keadaan bersih, memastikan bubble level berada di tengah, menunggu tanda bintang,
menekan tombol tare dan selalu menutup pintu setelah dibuka.
Rentang waktu penimbangan selama 3 menit pada percobaan penimbangan padatan
dilakukan karena padatan memiliki sifat higroskopis (dapat menyerap air disekitarnya)
sehingga beratnya akan bertambah setelah 3 menit, sedangkan pada cairan atau larutan
tidak berlaku demikian sehingga penimbangan hanya perlu dilakukan satu kali saja. Selama
rentang waktu penimbangan tersebut, terdapat selisih berat sebesar 0,01 gram pada NaOH
dan NaHCO3 sebesar 0,001 gram dengan berat awal. Selisih berat pada NaOH jauh lebih
besar dari selisih berat NaHCO3. Artinya, sifat higroskopis pada NaOH lebih besar dari
NaHCO3. Menunggu selama 3 menit dan mencatat kembali angka yang tampil pada layar
juga bertujuan supaya neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang
akurat
Perbedaan hasil penimbangan juga dikarenakan adanya ketidakpastian pengukuran.
Ketidakpastian dapat disebabkan karena kondisi alat ukur yang sudah tidak berfungsi
dengan baik atau kondisi obyek yang diukur sudah berinteraksi dengan udara luar,
temperatur, atau komponen lain seperti air dan sebagainya.
Timbangan Analitik Digital
Daftar Pustaka
1. Tirtasari NL et all. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science. 6(2);
2017: 152-155
2. Yandra EF, Lapanporo BP, Jumarang MI. Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis
Sensor Beban 5 Kg. POSITRON. 2016; 6(1): 23 – 28.
3. Manege PMN, Allo EK, Bahrun. Rancang Bangun Timbangan Digital Dengan Kapasitas
20Kg Berbasis Microcontroller ATMega8535. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer.
2017; 6(1)
4. Setiawan S, Yuniarsih RN. Neraca Analitik. Universitas Negeri Semarang
5. Novianti, Febianti A, Shoniah P, dkk. Eksperimen Perbandingan Pengukuran dengan
Menggunakan Neraca Ohauss dan Neraca Digital. Universitas Siliwangi. 2019
6. Chusni MM. Handout Perkuliahan: Pengenalan Alat Ukur. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
7. Anwari S. Perancangan dan Kalibrasi Timbangan Digital. ReTII November 2018 : 173 –
177
8. Sentral Alkes, Mengenal Berbagai Macam Jenis Timbangan dan Fungsinya, dalam
https://sentralalkes.com/blog/jenis-timbangan/, diakses pada 30 Desember 2019, 08.35
WIB
9. Fathin Ashla, Naelia. Pemanfaatan Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Bahan Baku Pulping
dengan Proses Soda Menggunakan Natrium Hidroksida pada Alat Digester (Utilization of
Sugarcane (Bagasse) as Raw Material Pulping with Soda Process using Sodium Hydroxide
by Digester)[thesis]. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro; 2016.
10. Amalia, S., S. Wahdaningsih dam E. K. Untari. 2014. Uji Aktivitas Fraksi n-Heksan Kulit
Timbangan Analitik Digital Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britto and Rose)
terhadap Bakteri Staphylococcus ureus atcc 25923. Trad Med Journal. 19(2): 89-94.
11. Tampubolon FF, S EP, Fansuri H. Pengaruh Amobilisasi Kation Cu2+ dan Pb2+ terhadap
Kuat Tekan dan Ketahanan Asam pada Geopolimer Abu Layang. J Sains Dan Seni Its.
2015;4(2):0–5.
12. BSE T. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 2. 2013. 1–318 p.
13. Tampubolon FF, S EP, Fansuri H, Kimia J, Matematika F, Alam P, et al. Pengaruh
Timbangan Analitik Digital
Amobilisasi Kation Cu 2+ dan Pb 2+ terhadap Kuat Tekan dan Ketahanan Asam pada
Geopolimer Abu Layang. J Sains dan Seni. 2015;4(2):0–5.