Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Praktikum Kimia Dasar 5


Timbangan Analitik Digital

Adinda Berliana Putri / 22030121130040

1. Pendahuluan
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kali ini adalah mengenal dan mempelajari penggunaan atau
penimbangan dengan timbangan analitis.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai
suatu besaran. Kegiatan pengukuran mempunyai dampak yang luas terhadap ilmu
pengetahuan, kehidupan pribadi manusia dan masyarakat dalam meningkatkan
efisiensi. Kehidupan modern makin dicirikan oleh canggihnya perangkat untuk
memperoleh data. Manusia modern makin bergantung kepada kegiatan
mandapatkan data yang secara teknis dinamakan pengukuran. Dengan demikian
manusia dapat memantau dan mengendalikan kehidupannya secara efisien. Peranan
pengukuran dalam kehidupan manusia semakin terasa vital dan imperatif. Untuk
mengukur diperlukan alat ukur, alat ukur yang digunakan tergantung pada besaran
ukur yang nilainya ingin diukur. Salah satu alat ukur yang vital adalah alat ukur
timbang atau timbangan. Alat ukur timbang telah lama dipergunakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk perdagangan eceran maupun perdagangan
besar. Kegiatan penimbangan bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran
massa.1
1.2.2 Tinjauan Umum tentang Timbangan
a. Pengertian Timbangan
Pengertian timbangan secara umum adalah suatu alat timbang
yang digunakan untuk menimbang suatu zat, benda, bahan, atau unsur
Timbangan Analitik Digital

dengan skala tertentu, sedangkan pengertian secara khusus timbangan


adalah sebuah alat yang terdiri dari besi, kuningan, logam, yang terdapat
jarum penunjuk, skala, tombol pengatur, yang digunakan untuk
menimbang, menghitung, dan mengetahui besar sebuah berat suatu
barang atau zat dalam ukuran kecil.2 Istilah yang sering kita gunakan
bersama timbangan adalah berat, istilah massa seharusnya digunakan
untuk hasil penimbangan.8 Untuk satuan massa kita menggunakan
Sistem Internasional (SI) yaitu kg. Apabila kita menggunakan istilah
berat, kita seharusnya menggunakan kg.m/s2.7
b. Jenis-Jenis Timbangan
Jenis timbangan yang digunakan bermacam-macam,
berdasarkan cara kerjanya timbangan dibagi menjadi timbangan
manual, timbangan digital dan timbangan hybrid.
1) Timbangan Manual
Timbangan manual yaitu jenis timbangan yang bekerja
secara mekanis dengan sistem pegas. Modul timbangan di pasaran
umumnya masih menggunakan timbangan manual yang seringkali
masih menghasilkan pengukuran yang tidak teliti dikarenakan tidak
adanya akurasi dan tingkat presisi. Selain itu alat ukur yang lain juga
hanya sebuah neraca bandul atau timbangan analog yang output
hasil pengukurannya hanya ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Hasil
pengukuran yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tidak
menghasilkan hasil pembacaan yang tepat. Hasil pembacaan
masing-masing orang memiliki hasil pengukuran yang berbeda.
Sistem penimbangan yang dilakukan secara manual dianggap
kurang efesien karena membutuhkan waktu yang cukup lama jika
dilakukan secara berulang kali.7
2) Timbangan Digital
Timbangan digital merupakan alat ukur untuk mengukur
masa benda atau zat dengan tampilan digital. Dalam
pemanfaatannya timbangan digunakan di berbagai bidang, dari
Timbangan Analitik Digital

bidang perdagangan, industri sampai dengan perusahaan jasa.3


Dalam hal ini timbangan digital memiliki banyak keunggulan antara
lain: massa timbangannya sendiri lebih ringan dibandingkan dengan
timbangan manual, hasil pengukuran beban yang diukur lebih
akurat, cocok untuk mengukur benda kecil seperti bumbu masak,
emas dan lain-lain, dari segi desain timbangan digital lebih terkesan
modern dan dalam hal perawatan yang diperlukan sangat mudah
dilakukan.4 Timbangan digital mempunyai tingkat ketelitian yang
lebih baik dan pengoperasian yang lebih efisien dari pada timbangan
analog. Pengguna hanya melihat angka yang tertera pada layar LCD
(Liquid Crystal Display). Saat ini pemanfaatan kedua jenis
timbangan ini hanya digunakan untuk mengukur besaran massa saja.
Timbangan digital dengan keluaran massa saja tidak cukup untuk
digunakan dalam menentukan gaya berat yang bekerja pada sebuah
benda dengan massa tertentu. Timbangan analog juga sangat sulit
jika dibuat untuk keluaran yang banyak selain satu jenis keluaran.
Hampir semua timbangan sudah menggunakan teknologi
pengukuran secara digital dengan hasil pengukuran yang lebih
akurat.2
3) Timbangan Hybrid
Timbangan hybrid yaitu timbangan yang cara kerjanya
menggunakan perpaduan antara timbangan manual dan digital.
Timbangan hybrid ini biasanya digunakan untuk lokasi
penimbangan yang tidak ada aliran listrik. Timbangan hybrid
menggunakan display digital tetapi bagian paltrom menggunakan
plat mekanik.8
Sedangkan berdasarkan fungsi atau penggunaannya, jenis-jenis
timbangan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Timbangan Badan
Timbangan badan yaitu timbangan yang khusus digunakan
untuk mengukur berat badan seseorang. Bukan tidak bisa digunakan
Timbangan Analitik Digital

untuk menimbang benda, namun timbangan ini sudah didesain dan


dikonsep sedemikian rupa sehingga hanya dipergunakan untuk
mengukur berat badan.
2) Timbangan Emas
Timbangan emas yaitu jenis timbangan yang digunakan
untuk mengukur massa logam emas. Timbangan jenis ini memiliki
akurasi yang cukup tinggi untuk digunakan dalam mengukur logam
mulia.
3) Timbangan Buah
Timbangan buah merupakan timbangan yang dirancang dan
dibuat untuk mengukur masa buah. Umumnya timbangan ini
digunakan di toko buah dengan disertai fitur konversi harga,
sehingga lebih mudah untuk digunakan.
4) Timbangan Hewan
Timbangan hewan merupakan timbangan yang digunakan
untuk menimbang hewan. Umumnya timbangan ini digunakan
untuk menimbang hewan-hewan hidup yang akan diperjual belikan,
seperti kambing, sapi, kerbau dan lain sebagainya.
5) Timbangan Counting
Timbangan counting atau timbangan hitung merupakan jenis
timbangan digital yang biasa digunakan untuk menimbang beberapa
barang yang lebih dari satu seperti paku, baut dan lain sebagainya.
Berdasarkan cara penggunaannya, timbangan dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Timbangan Injak
Timbangan injak yaitu timbangan penggunaannya dengan
cara diinjak. Seperti timbangan badan, yang digunakan dengan cara
diinjak guna membandingkan beban berat tubuh seseorang.
2) Timbangan Gantung
Timbangan gantung yaitu timbangan yang diletakkan
dengan gantung dan bekerja dengan prinsip tuas. Timbangan ini
Timbangan Analitik Digital

sering digunakan untuk menimbang karung beras dan lain


sebagainya.
3) Timbangan Lantai
Timbangan lantai atau yang disebut dengan timbangan datar
yaitu timbangan yang diletakkan dipermukaan lantai. Timbangan
jenis ini biasanya digunakan untuk menimbang benda-benda dengan
memiliki masa yang berat dan volume yang besar.
4) Timbangan Meja
Timbangan meja adalah timbangan yang cara
penggunaannya diletakkan di atas meja. Biasanya jenis timbangan
ini sering ditemukan di pasar-paar untuk menimbang barang-barang
yang dijual seperti cabai, gula dan lain sebagainya.
5) Timbangan Duduk
Timbangan duduk adalah timbangan dimana benda yang
ditimbang dengan keadaan duduk. Umumnya timbangan ini bisa
kita temui di toko roti, untuk menimbang bahan-bahan seperti gula,
tepung dan lain sebagainya.
c. Standarisasi Timbangan di Indonesia
Standarisasi atau yang biasa disebut kalibrasi adalah proses
merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standart, yang
dilaksanakan secara tertib melalui kerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) adalah standart
yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan berlaku
secara Nasional. Tujuan standarisasi secara umum adalah untuk
mengidentifikasi parameter optimum bagi kinerja suatu proses.
Timbangan digital dibuat dengan mengutamakan kemampuan
alat ukur seperti ketelitan, kecermatan, dan kemampuan membaca.
Akan tetapi, ketidaksempurnaan tidak bisa dihilangkan sama sekali.
Dalam batas-batas tertentu alat ukur dianggap cukup baik untuk
digunakan proses pengukuran. Agar alat ukur, dalam hal ini timbangan
digital, dapat melakukan proses pengukuran dengan baik maka perlu
Timbangan Analitik Digital

dilakukan proses kalibrasi. Pengertian kalibrasi adalah serangkaian


kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh
bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur ke standar nasional untuk
satuan ukuran dan atau internasional. Tujuan kalibrasi adalah untuk
mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan
ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi atau teliti (standar primer
nasional dan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak
terputus.7
1.2.3 Timbangan Analitik
Neraca analitik dibagi menjadi dua jenis yaitu neraca analitik tradisional
dan neraca analitik digital.
1) Neraca Analitik Tradisional
Neraca analitik tradisional masih menggunakan neraca analog atau neraca
manual yaitu:12
a. Neraca Dua Piring
Mempunyai dua piring yang tergantung pada ujung lengan kiri dan
ujung lengan kanan neraca. Piring kiri digunakan untuk meletakkan benda
yang akan ditimbang, sedangkan piring kanan digunakan untuk meletakkan
anak timbangan.
b. Neraca Satu piring
Neraca satu piring disebut juga dengan neraca piring tunggal lengan
pada neraca ini memiliki panjang yang tidak sama. Neraca satu piring
menggunakan dua mata pisau untuk menimbang.
2) Neraca Analitik Digital
Neraca Analitik (Analytical Balances) adalah jenis timbangan modern
yang dirancang khusus untuk mengukur massa bersatuan kecil dengan tingkat
Timbangan Analitik Digital

ketelitian sangat tinggi dalam rentang sub-miligram. Neraca jenis ini


mempunyai ketelitian hingga 0,001 gram (3 digit) dan 0,0001 gram (4 digit).
Guna mendukung fungsinya, sebuah timbangan analtik dilengkapi dengan
komponen kotak (ruang) tertutup dan berpintu transparan sebagai pelindung
angin. Neraca Analitik sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari neraca analitik yaitu, memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan
dapat menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g atau 0,1 mg,
penggunaannya tidak begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan
manual, sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga. Sedangkan
kekurangannya yaitu, alat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg atau 210 g,
jika melewati batas tersebut maka ketelitian perhitungan akan berkurang, tidak
dapat menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga harus
menggunakan stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan putus.5

Gambar 1. Bagian-Bagian Neraca Analitik Digital


Bagian-bagian Neraca Analitik Digital yaitu:
a. Tempat sampel, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan sampel
yang akan ditimbang. Piringan neraca analitik dapat dibersihkan dengan kuas yang
terdapat pada setiap masing-masing alat atau dapat dibersihkan dengan
menggunakan tissue. Tidak disarankan atau diminta kondisi meja sampel tidak
basah atau keadaan dalam timbangan tidak dalam kondisi yang lembab, selain akan
Timbangan Analitik Digital

memperpendek usia alat akan menyebabkan korosi pada meja sampel atau alat
timbangan sehingga menyebabkan kerusakan pada timbangan.
b. Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan timbangan
pada neraca analitik apakah sudah stabil atau belum. Pada bagian waterpass
terdapat gelembung kecil yang akan bergerak mengikuti gerakan timbangan,
apabila timbangan tidak diletakkan pada bidang yang datar gelembung tidak akan
terletak di tengah dan tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya. Gelembung
kecil akan terletak ditengah apabila timbangan sudah dalam posisi yang datar dan
stabil (tidak goyah/goyang).
c. Tombol operasi, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off. Tombol
rezero berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol. Jika tombol ini sering
digunakan, akan dapat merusak alat neraca tersebut. Tombol rezero akan mengatur
neraca pada keadaan nol secara mendadak, sehingga neraca akan mudah rusak dan
menghasilkan data yang tidak akurat.
d. Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang digunakan
dalam penimbangan. Tombol ini akan memudahkan pengguna dalam perubahan
satuan dalam penimbangan.
e. Panel indikator, berfungsi untuk memberikan tanda atau tampilan pada neraca
sebagai pengingat suatu keterangan pada neraca, contohnya tanda bintang yang
muncul pada neraca mengindikasikan hasil dari timbangan.
f. Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca. Dalam
penggunaannya, neraca analitik biasanya didiamkan selama 10-15 menit agar
neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang akurat.2
g. Pintu samping memiliki fungsi sebagai jalur masuk dan keluarnya alat atau bahan
saat melakukan penimbangan. Ketika melakukan penimbangan pintu samping
harus ditutup kembali dengan rapat, sehingga tidak ada udara atau angin yang
memengaruhi timbangan atau membuat kinerja timbangan tidak dalam keakuratan
yang tinggi.
h. Kaki yang dapat diatu, pada timbangan analitik digital memiliki empat kaki yang
dapat diatur. Bagian kaki ini dapat memanjang dan dipendekkan kembali sesuai
keinginan praktikan supaya dalam menimbang sesuatu dalam kondisi yang
Timbangan Analitik Digital

diinginkan dan mempermudah dalam penimbangan. Jika kaki tidak diatur


sedemikian rupa dapat membuat praktikan merasa penimbang dalam posisi yang
terlalu pendek dan menyulitkan dalam penimbangan.
2. Bahan dan Metode
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi yang
memiliki fungsi untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah sedikit. Beaker glass
yang umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala pada dindingnya dan
digunakan untuk menuang, membuat, mendidihkan larutan atau dapat digunakan
juga untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi. Gelas arloji, berbentuk lingkar dengan bagian tengah cekung, terbuat
dari kaca, tidak dapat digunakan untuk pemanasan, digunakan untuk menimbang
zat yang bentuknya padatan. Timbangan analitik adalah sebuah timbangan yang
digunakan untuk mengukur masa suatu benda, sama seperti timbangan pada
umumnya. Namun timbangan analitik memiliki kemampuan yang lebih spesifik
dan dikhususkan untuk menimbang benda dengan berat yang sangat ringan.
Mikropipet adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat. Jika pipet biasa ini digunakan pada volume terkecil 1
mililiter, untuk mikro pipet biasanya digunakan untuk volume dibawah 1 mililiter.
Blue Tip adalah alat laboratorium kesehatan maupun alat alat laboratorium
penelitian yang mempunyai banyak fungsi, Blue Tip di buat dari bahan yang
berkualitas yang kuat dan persisi. Blue Tip digunakan pada MikroPipet untuk
mengambil larutan dalam ukuran mikro (100l sampai 1000l).
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah NaOH padat, BaSO4,
natrium bikarbonat, larutan NaOH jenuh dan aquadest.
1. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium Hidroksida, yang juga dikenal dengan sebutan soda kaustik,
soda api, atau sodium hidroksida, merupakan sejenis basa logam kaustik.
Natrium hidroksida digunakan di berbagai macam bidang industry, kebanyakan
Timbangan Analitik Digital

digunakan sebagai basa dalam proses bubur kayu dan kertas, tekstil, dan kertas.
NaOH tidak bisa terbakar meskipun reaksinya dengan metal amfoter seperti
alumunium, timah, dan seng yang dapat menimbulkan ledakan. Naoh dapat
juga digunakan untuk mengendapkan logam berat dan dapat mengontrol
keasaman air.
2. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Natrium bikarbonat merupakan senyawa anorganik dengan rumus
molekul NaHCO3, mempunyai berat molekul 84 dan merupakan hasil reaksi
antara larutan natrium karbonat jenuh dengan gas CO2. Umumnya natrium
bikarbonat terdapat dalam bentuk serbuk berwarna putih. Dengan proses
pemanasan NaHCO3 dapat terurai lagi menjadi Na2CO3 dan gas CO2. Secara
komersial NaHCO3 dipasarkan dengan kemurnian 99,9 % dan impurities
sebesar 0,1 % berupa air. Dipasaran NaHCO3 dikenal sebagai baking soda atau
soda kue yang banyak digunakan pada industri makanan dan penyamakan
kulit.9
3. Aquadest
Aquadest merupakan bahan pelarut utama dalam kegiatan pratikum di
laboratorium aquades atau air kondesat merupakan air hasil penyulingan yang
bebas dari zat – zat pengotor sehingga bersifat murni. Aquadest merupakan
bentuk pelarut yang aplikatif dalam pembuatan ekstrak. Aquadest merupakan
pelarut yang memiliki polaritas tertinggi, sehingga memberikan rendemen
paling rendah dibanding ekstrak pelarut lain.10

2.2 Cara Kerja


2.2.1 Persiapan Menimbang
Memastikan timbangan analitik digital dalam kondisi bersih. Memastikan
bubble level berada di tengah. Menentukan arah pintu masuknya sampel ke
timbangan analitik digital.
2.2.2 Menimbang Padatan
2.2.2.1 Natrium Hidroksida (NaOH)
Meletakkan gelas arloji dan kertas (alas timbang) di atas tempat
Timbangan Analitik Digital

sampel. Menutup pintu timbangan analitik dan menunggu hingga tanda


bintang tampak. Selanjutnya menekan salah satu tombol tare pada
timbangan analitik. Mengambil NaOH sebanyak 2 gram, menutup kembali
pintu timbangan analitik dan menunggu hingga tanda bintang tampak.
Mencatat angka yang tampak di layar, menunggu selama 3 menit dan
mencatat kembali angka yang tampak di layar.
2.2.2.2 Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Meletakkan gelas arloji dan kertas (alas timbang) di atas tempat
sampel. Menutup pintu timbangan analitik dan menunggu hingga tanda
bintang tampak. Selanjutnya menekan salah satu tombol tare pada
timbangan analitik. Mengambil NaHCO3 sebanyak 2 gram, menutup
kembali pintu timbangan analitik dan menunggu hingga tanda bintang
tampak. Mencatat angka yang tampak di layar, menunggu selama 3 menit
dan mencatat kembali angka yang tampak di layar.
2.2.3 Menimbang Cairan
2.2.3.1 Aquadest
Meletakkan beaker glass dan tabung reaksi (alas timbang) di atas
tempat sampel. Menutup pintu timbangan analitik dan menunggu hingga
tanda bintang tampak. Selanjutnya menekan salah satu tombol tare pada
timbangan analitik. Mengambil dan memasukkan aquadest ke dalam
tabung reaksi sebanyak 2 mL menggunakan mikro pipet. Menutup pintu
timbangan analitik dan menunggu hingga tanda bintang tampak. Mencatat
angka yang tampak di layar.
2.2.3.2 Larutan NaOH jenuh
Meletakkan beaker glass dan tabung reaksi (alas timbang) di atas
tempat sampel. Menutup pintu timbangan analitik dan menunggu hingga
tanda bintang tampak. Selanjutnya menekan salah satu tombol tare pada
timbangan analitik. Mengambil dan memasukkan larutan NaOH jenuh ke
dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL menggunakan mikro pipet. Menutup
pintu timbangan analitik dan menunggu hingga tanda bintang tampak.
Mencatat angka yang tampak di layar.
Timbangan Analitik Digital

3. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


3.1 Persiapan Menimbang
Tabel 1. Persiapan Menimbang
Gambar bubble level sesudah disesuaikan

Gambar 2. Gambar bubble level sesudah disesuaikan

3.2 Menimbang Padatan


Tabel 2. Hasil Pengamatan Menimbang Padatan NaOH dan NaHCO3
No. Nama Reagen Penimbangan (gram)

Awal Akhir (setelah 3 menit)

1. Natrium hidroksida 2,065 2,075


(NaOH)
2. Natrium bikarbonat 2,022 2,023
(NaHCO3)
Timbangan Analitik Digital

3.3 Menimbang Cairan


Tabel 3. Hasil Pengamatan menimbang aquadest dan larutan natrium
hidroksida (NaOH) jenuh

No. Nama Reagen Penimbangan (gram)


1. Aquadest 1,961

2. Larutan natrium hidroksida (NaOH) jenuh 3,251

4. Pembahasan
4.1 Persiapan Menimbang
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menimbang menggunakan
timbangan analitik digital. Pertama, pastikan timbangan analitik digital dalam keadaan
bersih. Tujuannya yaitu agar tidak terdapat kotoran pada timbangan, terutama pada
piringan tempat meletakkan sampel, supaya faktor pengganggu tidak ikut terukur saat
penimbangan. Selanjutnya, sebelum menggunakan timbangan, pastikan bubble level
berada dalam kondisi di tengah. Bubble level merupakan indikator timbangan dalam
kondisi tegak lurus dengan gaya gravitasi yang meyakinkan bahwa timbangan akan
mengukur berat dengan benar karena gaya yang diberikan oleh beban tegak lurus. Selain
itu, perhatikan juga alas timbangan karena harus dipastikan dalam kondisi datar. Jika tidak
dalam kondisi datar, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan dalam proses penimbangan.
Terakhir, menentukan arah pintu masuknya sampel ke timbangan, karena harus
disesuaikan dengan peralatan pembantu menimbang yang digunakan oleh praktikan.
4.2 Menimbang Padatan
Praktikum kali ini dilakukan penimbangan sampel natrium hidroksida (NaOH) dan
natrium bikarbonat (NaHCO3) menggunakan neraca analitik digital. Neraca digital lebih
banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari karena memiliki ketelitian yang cukup
tinggi yaitu sebesar 0.0001 gram serta waktu pengukuran yang relative singkat.5
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menimbang menggunakan neraca
analitik digital adalah selalu menutup pintu timbangan analitik, hal ini bertujuan untuk
menghindari aliran udara secara langsung yang dapat memengaruhi kestabilan neraca
Timbangan Analitik Digital

dalam membaca hasil penimbangan sampel yang akan ditimbang.4 Menunggu hingga tanda
bintang tampak pada layar timbangan analitik sebagai indikator pengukuran stabil.
Selanjutnya menekan salah satu tombol tare yang ada pada timbangan analitik agar massa
wadah dalam pengukuran tidak ikut terbaca dan untuk mengatur ulang massa ke nol.
Setelah melakukan persiapan menimbang dan timbangan analitik siap digunakan,
dapat dilakukan penimbangan untuk mengukur massa padatan atau larutan. Dalam
praktikum ini dilakukan penimbangan sampel natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3) sebanyak 2 gram. Hasil akhirnya diketahui bahwa massa NaOH
sebesar 2,065 gram sedangkan setelah 3 menit massanya bertambah menjadi 2,075 gram.
Pada NaHCO3 diketahui memiliki berat sebesar 2,022 gram sedangkan setelah 3 menit
massanya bertambah menjadi 2,023 gram. Perbedaan waktu tersebut menimbulkan
perbedaan nilai timbang. Pada NaOH selisihnya sebesar 0,01 gram, sedangkan pada
NaHCO3 selisihnya sebesar 0,001 gram. Pengamatan menggunakan rentang waktu 3 menit
bertujuan untuk mengetahui sifat higroskopis pada senyawa yang diuji. Dalam hal ini
berarti berapa banyak air yang dapat diserap oleh kedua senyawa tersebut selama 3 menit.
Hasilnya, selisih berat pada NaOH lebih besar dari selisih berat NaHCO3. Artinya, sifat
higroskopis pada NaOH lebih besar dari NaHCO3. Menunggu selama 3 menit dan mencatat
kembali angka yang tampil pada layar juga bertujuan supaya neraca dapat bekerja secara
maksimal dan menghasilkan data yang akurat.2,13
Perbedaan nilai timbangan ini juga berhubungan dengan nilai ketidakpastian dalam
suatu neraca. Ketidakpastian artinya tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan
memberikan hasil yang tepat sama. Ketidakpastian ini dapat digolongkan menjadi 3 yaitu
yaitu ketidakpastian sistematis, acak, dan pengamatan. Ketidakpastian dalam praktikum ini
bisa jadi disebabkan oleh ketidakpastian sistematik. Ketidakpastian sistematik merupakan
ketidakpastian yang bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai
saat pengukuran. Ketidakpastian karena alat ukur dapat terjadi karena alat sudah tidak
berfungsi dengan baik sehingga menghasilkan data yang salah. Sedangkan ketidakpastian
karena kondisi yang menyertai pengukuran yaitu objek yang diukur (NaOH dan NaCHO3)
sudah berinteraksi dengan udara luar, temperatur, atau komponen lain seperti air dan
sebagainya sehingga mempengaruhi berat objek yang diukur dalam rentang waktu selama
3 menit.12
Timbangan Analitik Digital

Hasil akhir penimbangan cukup dibulatkan 3 angka dibelakang koma karena 4


angka dibelakang koma dan angka-angka berikutnya mudah berubah, sehingga tidak dapat
dijadikan acuan dalam penulisan hasil akhir penimbangan.
4.3 Menimbang Cairan
Setelah melakukan persiapan menimbang dan timbangan analitik siap digunakan,
dapat dilakukan penimbangan untuk mengukur massa padatan atau larutan. Dalam
praktikum ini dilakukan penimbangan sampel larutan NaOH jenuh dan aquadest sebanyak
2 mL. Hasil akhirnya diketahui bahwa massa larutan NaOH jenuh sebesar 3,251 gram,
sedangkan massa aquadest sebesar 1,961 gram.
Langkah-langkah dalam menimbang cairan kurang lebih sama seperti saat
menimbang padatan. Perbedaannya yaitu pada saat melihat angka hasil akhir penimbangan
pada indikator panel, tidak perlu menunggu hingga 3 menit. Hal tersebut dikarenakan
padatan memiliki sifat higroskopis (dapat menyerap air disekitarnya) sehingga beratnya
akan bertambah setelah 3 menit, sedangkan pada cairan atau larutan tidak berlaku
demikian.11
Timbangan Analitik Digital

5. Kesimpulan
Neraca analitik digital banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena
memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika menggunakan neraca ini diantaranya yaitu, memastikan neraca berada dalam
keadaan bersih, memastikan bubble level berada di tengah, menunggu tanda bintang,
menekan tombol tare dan selalu menutup pintu setelah dibuka.
Rentang waktu penimbangan selama 3 menit pada percobaan penimbangan padatan
dilakukan karena padatan memiliki sifat higroskopis (dapat menyerap air disekitarnya)
sehingga beratnya akan bertambah setelah 3 menit, sedangkan pada cairan atau larutan
tidak berlaku demikian sehingga penimbangan hanya perlu dilakukan satu kali saja. Selama
rentang waktu penimbangan tersebut, terdapat selisih berat sebesar 0,01 gram pada NaOH
dan NaHCO3 sebesar 0,001 gram dengan berat awal. Selisih berat pada NaOH jauh lebih
besar dari selisih berat NaHCO3. Artinya, sifat higroskopis pada NaOH lebih besar dari
NaHCO3. Menunggu selama 3 menit dan mencatat kembali angka yang tampil pada layar
juga bertujuan supaya neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang
akurat
Perbedaan hasil penimbangan juga dikarenakan adanya ketidakpastian pengukuran.
Ketidakpastian dapat disebabkan karena kondisi alat ukur yang sudah tidak berfungsi
dengan baik atau kondisi obyek yang diukur sudah berinteraksi dengan udara luar,
temperatur, atau komponen lain seperti air dan sebagainya.
Timbangan Analitik Digital

Daftar Pustaka
1. Tirtasari NL et all. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di
Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian Journal of Chemical Science. 6(2);
2017: 152-155
2. Yandra EF, Lapanporo BP, Jumarang MI. Rancang Bangun Timbangan Digital Berbasis
Sensor Beban 5 Kg. POSITRON. 2016; 6(1): 23 – 28.
3. Manege PMN, Allo EK, Bahrun. Rancang Bangun Timbangan Digital Dengan Kapasitas
20Kg Berbasis Microcontroller ATMega8535. E-Journal Teknik Elektro dan Komputer.
2017; 6(1)
4. Setiawan S, Yuniarsih RN. Neraca Analitik. Universitas Negeri Semarang
5. Novianti, Febianti A, Shoniah P, dkk. Eksperimen Perbandingan Pengukuran dengan
Menggunakan Neraca Ohauss dan Neraca Digital. Universitas Siliwangi. 2019
6. Chusni MM. Handout Perkuliahan: Pengenalan Alat Ukur. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
7. Anwari S. Perancangan dan Kalibrasi Timbangan Digital. ReTII November 2018 : 173 –
177
8. Sentral Alkes, Mengenal Berbagai Macam Jenis Timbangan dan Fungsinya, dalam
https://sentralalkes.com/blog/jenis-timbangan/, diakses pada 30 Desember 2019, 08.35
WIB
9. Fathin Ashla, Naelia. Pemanfaatan Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Bahan Baku Pulping
dengan Proses Soda Menggunakan Natrium Hidroksida pada Alat Digester (Utilization of
Sugarcane (Bagasse) as Raw Material Pulping with Soda Process using Sodium Hydroxide
by Digester)[thesis]. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro; 2016.
10. Amalia, S., S. Wahdaningsih dam E. K. Untari. 2014. Uji Aktivitas Fraksi n-Heksan Kulit
Timbangan Analitik Digital Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britto and Rose)
terhadap Bakteri Staphylococcus ureus atcc 25923. Trad Med Journal. 19(2): 89-94.
11. Tampubolon FF, S EP, Fansuri H. Pengaruh Amobilisasi Kation Cu2+ dan Pb2+ terhadap
Kuat Tekan dan Ketahanan Asam pada Geopolimer Abu Layang. J Sains Dan Seni Its.
2015;4(2):0–5.
12. BSE T. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia 2. 2013. 1–318 p.
13. Tampubolon FF, S EP, Fansuri H, Kimia J, Matematika F, Alam P, et al. Pengaruh
Timbangan Analitik Digital

Amobilisasi Kation Cu 2+ dan Pb 2+ terhadap Kuat Tekan dan Ketahanan Asam pada
Geopolimer Abu Layang. J Sains dan Seni. 2015;4(2):0–5.

Anda mungkin juga menyukai