Anda di halaman 1dari 3

MODUL 2

TEKNIK PENIMBANGAN

A. Kompetensi Dasar
Mampu menggunakan timbangan analitik dan menimbang berbagai jenis sampel dengan
teknik yang tepat.

B. Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menggunakan timbangan analitik dengan tepat dan akurat.
2. Mengaplikasikan teknik menimbang bahan padat dan cair.
3. Menerapkan teknik menimbang yang didasarkan pada beberapa prosedur analisis yang
dilakukan dalam praktikum.

C. Tujuan
1. Menimbang bahan padat/granular dan bahan cair.
2. Menimbang bahan secara berulang dalam satu tahap analisis.

D. Prinsip
Menimbang bahan berbentuk padat dan acir dengan atau tanpa wadah bahan.

E. Dasar Teori
Penimbangan merupakan tahap fundamental dalam melakukan berbagai analisis
kimia. Kesalahan atau ketidakakuratan dalam melakukan penimbangan dapat
menyebabkan hasil analisis menjadi tidak akurat. Tentu saja hal tersebut tidak diharapkan.
Sebagian orang menganggap bahwa penimbangan merupakan sesuatu yang simpel,
apalagi jika menggunakan timbangan digital. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya
benar, karena penimbangan untuk keperluan penelitian menggunakan timbangan yang
sensitivitasnya cukup tinggi. Pemahaman terhadap karakteristik sampel serta tahapan
prosedur analisis berpengaruh terhadap teknik penimbangan.
Sampel dengan karakteristik higroskofis atau mudah menyerap air memerlukan
teknik penimbangan yang berbeda dengan sampel yang tidak higroskofis. Sifat higroskofis
suatu bahan bisa secara alami karena bahan itu sendiri. Seperti NaOH, namun bisa juga
karena suhu bahan tersebut yang lebih tinggi dari lingkungannya. Kondisi ini mendapatkan
penanganan spesifik dalam penimbangan.
Dalam kegiatan analisis, seringkali penimbangan dilakukan hanya pada tahap awal
dari prosedur analisis, namun ada juga prosedur yang dilakukan melakukan penimbangan
awal dan diakhir kegiatan (penimbangan berulang). Kedua prosedur analisis yang berbeda
ini menggunakan teknik penimbangan yang berbeda.

F. Bahan dan Alat


Bahan
1) Biskuit
2) Minyak goreng

Alat
1) Timbangan analitik
2) Penjepit
3) Spatula
4) Pipet tetes
5) Erlenmeyer
6) Botol timbang

G. Cara kerja
a. Penyiapan timbangan
1) Timbangan analitik digital dihubungkan dengan sumber listrik
2) Pencet tombol ON pada timbangan
3) Setelah timbangan menunjukkan angka “0.000”, artinya timbangan siap digunakan

b. Penimbangan bahan padat (biscuit)


1) Biscuit dihaluskan menggunakan mortar
2) Disiapkan botol timbang atau wadah lain yang bersih
3) Wadah diletakkan di disk timbangan, kemudian kaca penutup timbangan ditutup.
4) Tombol ZERO ditekan, ditunggu hingga display menampilakn “0.000”
5) Bahan dipindahkan ke wadah diatas disk timbagan menggunakan spatula.
6) Untuk memastikan berat bahan yang telah dipindahkan ke dalam wadah, timbangan
ditutup. Jika bahan sudah menunjukkan berat yang diinginkan, wadah dan sampel
segera dikeluarkan dari timbangan.

c. Penimbangan bahan cari ( minyak)


1) Erlenmeyer bersih dan kering diletakkan diatas disk timbangan
2) Tombol ZERO ditekan
3) Minyak dimasukkan ke dalam Erlenmeyer menggunakan pipet tetes, lewat bagian
atas timbangan.
4) Setelah tercapai berat yang diinginkan, Erlenmeyer dikeluarkan dari timbangan.

d. Penimbangan berulang
1) Tombol ZERO ditekan hingga display menunjukkan “0.000”
2) Botol timbang yang bersih dan kering diukur beratnya dengan cara diletakkan
diatas disk timbangan. Berat botol kosong sebagai a.
3) Biscuit yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam botol menggunakan spatula.
Jika khawatir sampel akan jatuh berceceran dipermukaan disk, botol bisa
dikeluarkan dari timbangan menggunakan penjepit, tanpa tersentuh tangan.
4) Setelah sampel dimasukkan ke dalam botol, segera timbang untuk mengetahui berat
botol dan sampel.
5) Setelah melewati beberapa tahap prosedur, penimbangan selanjutnya menunjukkan
berat botol dan sampel. Berat sampel dapat dihitung dari selisih dari berat botol dan
sampel dengan berat botol kosong.

Anda mungkin juga menyukai