Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI (KIMIA)

DI SUSUN OLEH :

YULINA (G0C015054)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2015
PENIMBANGAN TEKNIS DAN ANALITIS

A. TUJUAN

Untuk mengetahui jumlah bahan/zat yang dianalisa.

B. PRINSIP

1.       Neraca (Penimbangan)

Penimbangan adalah pekerjaan yang paling penting dalam analisis.Penggunaan

neraca/timbangan di Laboratorium bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan/zat yang di

analisa. Massa dari suatu bahan yang direaksikan atau hasil analisis yang perlu di ukur dan

diketahui. Pengukuran massa secara lansung  adalah tidak mungkin, maka yang diamati

adalah berat dari suatu bahan yaitu hasil kali massa dengan gravitasi.

Syarat-syarat dari peggunaan neraca yang baik yaitu Harus teliti, Harus stabil, Harus

mempunyai kepekaan tinggi.dengan penambahan beban 0,01 mg harus dapat ditunjukan

perubahannya serta Waktu getar, tidak boleh terlalu lama atau pendek.pada neraca mekanik

waktu getar diatur oleh sekrup yang ada pada ujung  lengan neraca(ganda).

Jenis-jenis neraca yang umum digunakan dilaboratorium yaitu :

Berdasarkan Sistem Penimbangan

a. Neraca Teknis.

Neraca teknis digunakan untuk menimbang zat yang tidak memerlukan ketilitian

yang tinggi,yaitu Menimbang zat dalam pembuatan larutan pereaksi biasa, Menimbang

zat dalam pembuatan larutan standar sekunder serta Menimbang zat untuk

memperoleh perkiraan berat sebelum melakukan penimbangan analitis cara selisih.


Ketelitian penimbangan neraca teknis dinyatakan sampai desimal ketiga dengan

satuan gram. Pada saat melakukan penimbangan, zat yang ditimbang diletakkan di

piring neraca sebelah kanan. pada saat melakukan penimbangan, batu timbangan tidak

boleh dipegang dengan tangan lansung tapi harus menggunakan pinset.

b. Neraca Analitis

Neraca analitis digunakan untuk menimbang zat yang memerlukan ketelitian

tinggi, yaitu Melakukan penimbangan dalam analisa gravimetri, Menimbang zat untuk

pembuatan larutan standar primer, dan Menimbang contoh zat yang akan di analisa

kadarnya. Ketelitian penimbangan neraca analitis dinyatakan sampai desimal ke empat

dengan satuan gram.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat :

- Neraca teknis (neraca ohaus)

- Neraca analitis (neraca digital)

- Sedotan untuk mengambil MSG

- Alat tulis

- Pinset

2. Bahan :

- MSG 1g
D. CARA KERJA

 Neraca teknis (neraca ohaus) :

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Tempatkan neraca pada meja dengan kedudukan yang stabil.

3. Periksa keadaan neraca dan kelengkapannya.

4.Letakan gelas beker kecil pada tempat beban.

5. Atur anting sesuai berat beban (angka riil).

6. Catat hasil dari penimbangan wadah kosong tersebut.

7. Jumlahkan dengan MSG 1 g.

8. Geser anting sesuai dengan jumlah beban tersebut.

9. Ambil MSG sedikit demi sedikit dan masukan kedalam wadah sampai menunjukan

angka 0.

10. Lalu wadah + Zat tersebut timbang dalam neraca digital.

11. Dalam penimbangan neraca digital harus memperhatikan :

a. Pastikan neraca sudah menyala.

b. Pastikan neraca dalam keadaan nol dan lemari kaca dalam keadaan tertutup.

c. Timbang wadah + zat yang akan ditimbang.

d. Lihat hasil di monitor dan catat hasil penimbangan.

e. Buang isi zat lalu timbang kembali wadah.

f. Lihat hasil di monitor dan catat hasil penimbangan.

g. Lalu lakukan pengurangan berat wadah + zat dengan berat wadah + sisa.

h. Setelah digunakan, nol kan kembali neraca tersebut.


E. HASIL PENGAMATAN

 Data pertama :

 Berat wadah kosong : 60,00 g

Berat zat : 1,00 g +

Berat wadah 1 zat : 61,00 g

 Berat wadah + zat : 62,8144 g

Berat wadah + sisa : 61,7907 g -

Berat zat : 1,0237 g

F. KESIMPULAN

Penggunaan neraca analitis (neraca digital) memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibanding

penggunaan neraca teknis (ohaus).


CARA PEMIPETAN, MELARUTKAN DAN TITRASI

A. TUJUAN

- Untuk mengetahui cara pemipetan.

- Untuk memindahkan suatu zat dari satu wadah ke wadah lainnya.

- Untuk mengetahui cara melarutkan.

- Untuk mengetahui cara titrasi.

B. PRINSIP

 Pipet 

Adalah alat berbentuk silinder kecil panjang berbentuk mirip dengan sedotan. Terbuat

dari bahan gelas yang memiliki ukuran dalam milimeter (ml). Secara umum pipet berfungsi

untuk mengambil dan memindahkan cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.

Jenisnya :

1)        Pipet tetes                                           

Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing

serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan

kecil. Cara pemakaian tetes sangatlah mudah pertama bagian bola karet yang di atas pipet

dipencet lalu ditahan dan dimasukkan ke dalam cairan. Saaat pipet dimasukkan ke dalam

cairan bola karet yang dipencet dan dilepaskan dan ankat pipet dari cairan untuk

dipindahkan ke wadsah lain. Untuk memindahkan ke wadah lain, kita hanya perlu

memencet kembali karet dibagian atas pipet secara perlahan disesuaikan dengan

kebutuhan banyaknya tetesan.


2)        Pipet volume

Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan tingkat

ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan

hanya ada satu ukuran volume .Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat

sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada

bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan. Sebelum

menggunakan pipet volum kita harus mengkondisikan pipet dalam keadaan bersih. Suhu

terannya adalah 20oc. Fungsinya hanya satu yaitu untuk memindahkan. Suhunya harus

kita dijaga karena kaca tidak menahan panas.

3) Pipet ukur

Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah

dengan berbagai ukuran volume. Untuk ukuran volume pada Pipet ukur yang paling besar

adalah pipet ukur dengan volume 50 ml.

 Melarutkan

 Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih yang saling

melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan.  Biasanya, gas

atau zat padat larut dalam zat cair. Zat cair tempat senyawa larut adalah pelarut (solvent).

Zat yang terlarut dalam zat cair adalah solute. Anggaplah suatu larutan dibuat dengan

melarutkan garam dan air. Garam adalah solute dan air adalah solventt. Molaritaas

didefinisikan sebagai banyaknya mol solute yang dilarutkan dalam satu kilogram solvent.

Jika dua mol, solute dilarutkan dalam satu kilogram solvent (air), molalitasnya adalah 2

molal. Molaritas merupakan suatu konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat

yang tergantung dari jumlah partikel dalam larutan. Larutan yang saling melarut adalah dua
larutan nonpolar. Misal, karbon tetraklorida dan benzena yang membentuk larutan satu

fase homogen.

Satuan konsentrasi molaritas (M) sangat penting digunakan untuk menyatakan

banyaknya zat yang terlarut. Molaritas (M) adalah banyaknya mol terlaruta yang terdapat

daalm satu liter larutan. 1M NaOH artinya 1 mol NaOH atau 1×40 gram NaOH yang

dilarutkan dalam 1 liter air. Di laboratorium tidak selamanya kita memerlukan 1 liter larutan,

tetapi mungkin lebih kecil dari 1 liter, misalnya 100 ml, 50 ml, 10 ml, 5 ml.

Bedasarkan fase zat setelah bercampur, maka campuran ada yang homogen dan ada

yang heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fase, yaitu

mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain di

dekatnya. Campuran homogen lebih umum disebut larutan. Contohnya air dan gula dan

alkohol dalam air. Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang besar itu

disebut pelarut (solventt) dan yang lain disebut zat terlarut (solute).

Sebagian reaksi kimia dan banyaknya sifat zat dikerjakan dalam suatu pelarut. Sifat

pelarut yang sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu studi. Bagi para ahli

kimia organik, air merupakan pelarut yang paling penting, namun banyak pelarut lain yang

telah dicoba dan ternyata berguna.

 Titrasi

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat

dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat yang diketahui konsentrasinya

secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam

basa.
Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam

dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. Pada

titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa.

Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana

titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit diamati, yang mudah

diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai.

Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan

warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekuivalen . Dengan

pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.

Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air terurai

dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat

langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari

titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25˚C sama dengan pH air

yaitu sama dengan 7.

Jika suatu asam atau basa dititrasi, setia penambahan pereaksi akan mengakibatkan

perubahan pH. Grafik yang diperoleh dengan menyalurkan pH terhadap volume pereaksi

yang ditambahkan disebut kurva titrasi.


C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat :

- Pipet tetes

- Pipet ukur

- Pipet volume

- Bisbol

- Labu takar

- Erlenmayer

- Corong

- Buret

2. Bahan-bahan :

- Cairan jernih

- Cairan warna

- Aquades

D. CARA KERJA

 Pipet tetes
1. bagian bola karet yang terdapat diatas pipet dipencet lalu ditahan dan dimasukkan

ke dalam cairan.

2. Saat pipet dimasukkan ke dalam cairan bola karet yang dipencet di lepaskan dan

angkat pipet dari cairan untuk dipindahkan ke wdah lain.

3. Untuk memindahkan ke dalam wadah lain kita hanya perlu memencet kembali

karet dibagian atas pipet secara perlahan disesuaikan dengan kebutuhan

banyaknya tetesan

 Pipet volume

1. Kempeskan bisbol dengan menekan A dan remas bola tengan.

2. Pasangkan bisbol pada pipet volume.

3. Masukan pipet pada larutan dengan memencet S.

4. Keluarkan cairan untuk menyesuaikan ukuran, dengan pencet E dan lap ujung

pipet.

5. Untuk larutan yang berwarna, miniskus bawah tepat pada garis. Untuk larutan

yang tidak berwarna, miniskus atas dibawah garis.

6. Tuangkan cairan kedalam Erlenmeyer dengan tombol E dan dengan tegak lurus.

 Pipet ukur

1. cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume

yang diingini.
2. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat

bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara

menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

 Cara melarutkan

1. Masukan larutan pada labu takar menggunakan pipet volume.

2. Tambahkan aquades sampai garis batas.

3. Lalu tutup labu takar dan homogenkan (naik turunkan sampai gelembung naik dan

selama 12 kali).

 Cara titrasi

1. Buret ditaruh di meja yang bawahnya berlubang.

2. Kran di tutup.

3. Pasang corong.

4. Isi dengan cairan sampai penuh, melebihi angka nol.

5. Ambil corong.

6. Cek ujung buret jangan sampai ada lubang.


7. Kalau ada lubang krannya di buka, buang cairan sampai tidak ada lubang.

8. Tutup kembali kran.

9. Cairan di nol kan.

10. Masukan 5 ml cairan ke erlenmayer menggunakan pipet volume.

11. Letakan enlemayer di bawah buret.

12. Tangan kanan pegang erlenmayer dan tangan kiri pegang kran, posisi kran harus

dikanan.

13. Buka kran sampai menetes konstan dan lakukan pengocokan.

14. Jika sudah terjadi perubahan warna hentikan proses titrasi dengan cara kran di

tutup.

15. Amati sisa cairan dalam buret.

16. Tulis skalanya.

4. HASIL PENGAMATAN

 Pipet

a. Pipet tetes
Fungsi : Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan

cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat

kecil yaitu setetes demi tetes.

b. Piet volume

Fungsi : untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu ukuran volume.

c. Pipet ukur

Fungsi alat : untuk mengambil atau mengukur larutan dengan tepat.

Prinsip kerja : Berdasarkan penarikan cairan oleh filler sesuai dengan ukuran

yang diinginkan.

 Titrasi
Salah satu cara analisis yang sering dilaksanakan dalam analisi kualitatif. Larutan

yang diketahui konsentrasinya disebut larutan standar. Biasanya dimasukkan dalam buret

sebagai penitrasi(titran). Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya ditempatkan dalam

erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi. Dalam praktikum, untuk melakukan

titrasi ada beberapa alat yang perlu diketahui seperti klem, statif, buret, dan erlenmeyer.

Selain itu juga dalam penggunaanya kita harus berhati-hati. Istilah titrasi menyangkut

proses untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen.

5. KESIMPULAN

Pipet memiliki beberapa jenis dan fungsi masing-masing.

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan

dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS UNTUK PRAKTEK KIMIA AMAMI

A. TUJUAN

- Agar mahasiswa dapat mengetahui/mengenal alat-alat gelas kimia amami.

- Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat gelas kimia amami.
- Dapat menggunakan alat untuk pemisahan atau pemurnian suatu zat.

B. PRINSIP

Prinsip percobaan dalam praktikum ini adalah didasarkan pada perbedaan titik didih dimana

analit yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap lebih awal.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat :

a. Seperangkat alat destilasi :

- Condenser Leibig ( Pendingin )

- Labu Destilasi

- Clem dan Statif

- Adaftor Pipa Penyambung

- Labu Erlenmenyer

- Pemanas

b. Seperangkat alat dean stark

- Labu

- Labu denstrak

- Pendingin

c. Seperangkat alat soxhlet :

- Condenser

- Extraction Chamber

- Thimble

- Siphon Arm
- Extraction Solvent

- Boiling Flaks

- Vapor

D. CARA KERJA

zat yang titik didihnya akan menguap lebih dulu, pendingin mendinginkan air harus masuk

lewat bawah . labu ukurnya didiamkan lalu dimasukkan dalam phygnometer (ditimbang saat suhu

etanol 15 derajat).

Sampel yang sudah denstrak ,dilakukan kromatografi menggunakan chamber. Fase diam dan fase

gerak . cara pengerjaan dilakukan.

D. HASIL PENGAMATAN

1. Seperangkat alat destilasi

teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya.


Keterangan Gambar:

1. Kran air

2. Pipa penghubung : untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah

penampung destilat (Erlenmeyer)

3. Erlenmeyer : wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses

destilasi

4. Termometer : untuk mengamati suhu dalam proses destilasi .

5. Statif dan Klem

6. Labu alas bulat : penyimpanan sampel yang akan didestilasi.

7. Tempat air keluar dari kondensor

8. Tempat air masuk pada kondensor

9. Pemanas

10. Kondensor : untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor

sehingga menjadi cair

2. Seperangkat alat dean strak

untuk menampung destilat yang terdiri dari dua lapisan yang tidak bercampur satu sama

lain.
ket :

1) Air keluar

2) Kondensor

3) Air masuk

4) Labu alas bulat

5) Elektro manthel

6) Statif dan klem

7) Pelarut

8) Air

9) Erlenmeyer

3. Seperangkat alat soxhlet

Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling

water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian lemak

pada suatu bahan makanan.

E. KESIMPULAN

proses penentuan kadar air pada sampel dapat dilakukan dilakukan dengan mtode :

- Destilasi
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau

kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan

sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.

Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

- Dean stark

yaitu cara pemanasan sampel, dimana uapnya mengalir ke kondensor dan mengalami

kondensasi membentuk cairan. Cairan yang dihasilkan membentuk dua lapisan air di

bawah dan toluena di atas karena adanya perbedaan massa jenis.

- Soxhelt

metode  untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran padat-cair atau

memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu

pelarut cair.

Anda mungkin juga menyukai