Anda di halaman 1dari 16

REVIEW JURNAL

Aktivitas Antimikroba Dari Senyawa Bioaktif Rumput Luat/Makroalga

Nuzaha BSA, Muchtaridi Muchtaridi Muchtaridi


Department of Pharmaceutical Analysis and Medicinal Chemistry, Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran
Jl.Raya Sumedang KM 21 Jatinangor ,45363
nuzahabsa038@gmail.com

Abstrak

Rumput laut memperoduksi metabolit untuk melindungi dirinya terhadap


perubahan lingkungan di sekitarnya. Senyawa metabolit yang dihasilkann
menunjukkan aktivitas antiviral, antiprotozoal,antijamur, dan antibakteri.. Senyawa
bioaktif ini (polisakarida, asam lemak, pigmen, lektin, terpenoid,alkaloid dan
senyawa halogen) diisolasi dari alga coklat, hijau dan merah yang menunjukkan
aktivitas antimikroba yang poten. Pada review ini akan membahas senyawa utama
makroalga yang menunjukkan aktivitas antimikroba dan aplikasinya dalam
pengobatan.

Kata kunci : rumput laut, antimikroba, pengujian in vitro dan in vivo, aplikasi

Abstract

Seaweeds produce metabolites for the protection against different


environmental stresses. These metabolites show the antiviral activity, antimicrobial,
antifungal, and antiprotozoal. The substances (Polysaccharides, fatty acid,
pigements, lectins, terpenoid, alkaloid, and halogenated compounds) isolated from
algae brown, green and red algae showing antimicrobial activity. This review
discussed the major compounds found in macroalga showing the antimicrobial
activites and their application in medication.
Keywords: seawwed, antimicrobial, in vitro and in vivo assays, application

Pendahuluan atau produksi agar, karagenan, dan


alginate. Dari semua produk rumput
Oragnisme laut menghasilkan
laut, hidrokoloid memberikan
berbagai senyawa dengan aktivitas
pengaruh besar terhadap kehidupan
farmakologis, termasuk anti kanker,
modern. Produk ini mengalami
antibakteri, antijamur, antiviral,
peningkatan yang signifikan dalam
antiinflamasi dll, dan merupakan
penggunaannya dibidang industri yang
sumber yang potensial untuk obat
digunakan sebagai bahan pembentuk
baru. Organisme laut bertahan hidup
gel, bahan kedap air, dan
dalam ekosistem yang kompleks dan
kemampuannya sebagai pengemulsi.
hidup berdekatan dengan organisme
Dalam beberapa tahun terakhir,
lain yang saling berkompetisi.
industri farmasi mulai meneliti
Organisme laut menghasilkan
organisme laut termasuk rumput laut
metabolit sekunder sebagai respon
sebagai bahan untuk obat baru dari
terhadap perubahan ekologi,seperti
produk alami. Produk alami dari laut
persaingan tempat tinggal, pertahanan
telah banyak digunakan dalam
diri dari predator dan perubahan
pengobatan dan peneltian biokimia.
pasang surut air laut. Beberapa
Sebelumnya pada tahun 1950 an,
senyawa metabolit ini memiliki
penggunaan rumput laut sebagai obat
aktivitas antibakteri yang menghambat
telah dilarang digunakan sebagai obat
pertumbuhan mikroorganisme
tradisional. Selama tahun 1980 an dan
kompetitif.1-3
1990 an, senyawa dengan aktivitas
Industri pPemanfaatan biologi atau aktivitas farmakologi
mikroalga merupakan hal yang (bioaktivitas) ditemukan pada bakteri
menjanjikan dalam segi keungan. Hal laut, invertebrate dan alga. Menurut
ini didasarkan pada banyaknya irelan et al (1993), alga merupakan
produksi bahan yang dapat dimakan sumber terbesar dalam penemuan
senyawa kimia baru sebanyak 35% memiliki aktivitas antivirus, antijamur,
pada tahun 1977-1987, kemudian ada antibakteri dan antiprotozoal.
sponge (29%), dan cnidarians (22%).
Penemuan produk baru dari rumput
laut mengalami penurunan pada tahun
1955 dan beralih pada mikro- Metode
organisme laut4.
Metode yang digunakan dalam
Mikroorganisme telah pembuatan review ini adalah dengan
mengembangkan strategi baru untuk menggunakan metode kajian pustaka
menggantikan antibioticantibiotika, dengan pengambilan data dari berbagai
yang pada saat ini telah menyebabkan pustaka yang dibutuhkan sesuai
resistensi baktert terhadap antibiotikac. dengan topic. Pengumpulan data
Dengan peningkatan resistensi menggunakan sumber berupa pustka
pathogen terhadap antibiotikac, primer yang secara keseluruhan
menjadikan pencarian dan didapatkan 25 jurnal atau artikel yang
pengembangan agen dijadikan referensi. Pencarian data
antimikrobecrobial dari alam menjadi menggunakan media online yaitu,
prioritas. Dengan efek terapi yang Google, Pubmed, dan situs jurnal yang
lebih baik dan efek samping yang terkait dengan tema. Kata kunci yang
sedikit dari antibiotika, bioavabilitas digunakan adalah “macroalga”
yang bagus, dan toksisitas yang “bioactivity”,”antimicrobial
minimal menjadikan penggunaan activities” “seaweed”, “algae”,
antimicrobial alam menjadi pilihan “marine drugs” ,“antibacterial”,
utama menangani resistensi antibiotic “antiviral”, “antiviral”,
5
. “antiprotozoal”, dan “biochemical”.

Dalam review ini akan Artikel dan jurnal yang digunakan

membahas informasi terbaru mengenai dalam review ini adalah artikel dan

senyawa bioaktif rumput laut yang jurnal international terakreditasi yang


mengadung informasi mengenai 1. Polisakarida dan turunan
aktivitas antimikroba pada rumput laut oligosakarida
dalam 10 tahun terakhir.
Senyawa utama alga hijau, coklat
dan merah adalah polisakarida, yang
memiliki penyimpanan dan struktur
Hasil
fungsional. Dinding sel alga, terdiri
Senyawa bioaktif Rumput Laut dari senyawa polisakarida seperti asam

Dalam produk makanan, alginate dan alginate, karagenan dan

kosmetik, kosmesetuikal, nutrseutikal, agar, laminaran, fukoidan, dan turunan

industri biomedicinebiomedisin, lainnya 7-8.

rumput laut/makroalga digunakan Aktivitas antimikroba dipengaruhi


sebagai sumber senyawa bioaktifnya. oleh beberapa factor seperti
Banyak senyawa yang efektif sebagai distribusinya, berat molekul,
antiparasit, antivirus dan antibakteri. kerapatannya, kandungan sulfat (dalam
Pengaruh faktor alam seperti kondisi sulfat polisakarida), struktur dan
lingkungan (cahaya, suhu, konformasinya. Oligosakarida
kelembaban, usia, fase reproduksi) dari dibentuk melalui proses depolimerisasi
rumput laut, dan lokasi geografi strukutur polisakarida rumput laut dan
berpengaruh terahadap senyawa penginduksian protein antivirus,
bioaktifnya . 6
antijamur, dan antibakteri9.

Rumput laut atau makroalga 1.1 Alginat


memiliki bermacam-macam metabolit
Alginat merupakan
dan senyawa bioaktif dengan aktivitas
polisakarida anionic yang
antimikroba seperti polisakarida,
dibuat dari asam β-D-
lemak tak jenuh, senyawa fenol, dan
mannuronat (M) dan asam α-L-
karetinoid.
glukoronat (G). berat molekul
alginate yaitu antara 500-
1000kDa 9.

1.3 Agar

Agar merupakan campuran


1.2 Karagenan 2 polisakarida, contohnya
Karagenan merupakan agarosa dan agaropectin yang
senyawa utama penyusun diekstraski lansgung dari alga
dinding sel alga merah. merah dengan struktur
Ada tiga bentuk karagenan fungsional yang sama seperti
berdasarkan derajat karagenan. Agarose merupakn
sulfasinya : kappa, lambda, senyawa yang dominan dalam
dan iota .9
fraksi agar, dan memiliki berat
molekul polisakarida yang
tinggi pada unit (13)-β-D-
galaktopiranosil-(1-4)-3,6-
anhidrat-α-L-galaktopiranosa.
Struktur agaropektin, memeliki
berat molekul yang ebih rendah
dari agarose, dibuat dengan
cara (13) -β-D-
galaktopiranosil-(1-4)-3,6-
anhidrat-α-L-galakto-piranosa-
residu 10.

1.5 Laminaran

Laminaran merupakan
polisakarida pada alga coklat
dan kandungannya berjumlah
32%-35%. Laminaran terdiri
dari senyawa pendek glukan
1.4 Galaktan
dan gugus linear polisakarida.
Sulfat galaktan merupakan Laminaran memiliki derajat
polisakarida utama pada polimerisasi yang bervariasi
ekstraseluler dari alga merah antara 20-50 unit dan rantai
(tetapi ditemukan juga pada polimer bisa menjad 2 jenis
alga coklat dan hijau) .
10
tergantung sisi reduksinya :
ratai akhir M dengan D-
mannitol residu, ratai akhir G
dengan glukosa residu.
Laminaran memiliki berat
molekul rata-rata 5000 Da
tergantung derajat
polimerisasinya 11.
dinding sel rumput laut hijau
(terutama Ulva sp).
Polisakarida ini tersusun dari
asam glukoronat dan asam
iduronat yang berikatan dengan
rhamnose dan xylose sulfat,
dihubungkan dengan rantai α-
danβ-1, dengan berat molekul
rata-rata antara 189-8200 kDa
13
.

1.6 Fucoidan/ fucans

Fucoidan dan laminaran


merupakan substansi
polisakarida larut air yang ada
pada alga coklat. Fukoidan
merupakan kompleks grup
heterogeneous polisakarida,
yang berfungsi sebagai getah
intraseluler. Komposisi
fuciodan berbeda-beda pada
2. Lipid, Asam lemak dan sterol
setiap spesies dan letak
geografaisnya, walaupun Kanduungan lipid pada alga
spesiesnya sama 12. berkisar 0.12%-6.73%(kering) dengan
komposisinya yaitu fosfolipid,
1.7 Ulvans
glikolipid, dan gliserolipid non
Ulvan merupakan sulfat polar(lipid netral) 14:
polisakarida larut air yang
diekstraksi dari interseluler dan
 Fosfolipid berlokasi di
membrane luar kloroplas
dan total lipidnya sekitar
10-20%. Fosfolipid yang
dominan pada alga adalah
phosphatidyglicerol di alga
hijau, phosphatidycholine
pada alga merah, dan
phosphatidycholine dan
phosphatidyethanolamine
pada alga coklat 15.
 Glikolipid berlokasi pada
membrane fotosistesis, Asam lemak merupakan asam
dikarakterisasikan sebagai karboksilat dengan rantai alifatik
n-3-polyunsaturated fatty denga jumlah karbon karbon (C4-C2)
acid. Tiga tipe terbesar yang merupakan rantai lurus atau
gliserolipid adalah bercabang, saturated atau unsaturated.
monogalaktosildiasilgliseri Oxylipins adalah produk oksigenasi
d, digalaktosildiasilgliserid, asam lemak, dan merupakan turunan
dan C16,C18,C20, dan C22 PUFA dan
sulfokuionovosildiasilgliser memiliki imunitas bawaan sebagai
id15. respon terhadap stress abiotik seperti

 Trigliserol merupakan lipid patogenik bakteri dan herbivora 14.

netral yang paling umum, Sterol adalah structural komponen


dengan penyimpanan dan penyusun dinding sel dan meregulasi
cadangan energi mencapai cairan dan permeabilitasnya. Sterol
1-97% . 15
utama dalam makroalga yaitu
kolesterol, fukosterol, isofukosterol, menandakan adanya klorofil a dan b,
dan klionasterol 14. hijau kecoklatan merupakan campuran
dari fukosantin dan klorofil a dan c,
3. Senyawa fenolik
dan fikobilin (fikoertrin dan
Senyawa fenolik merupakan fikosianin) merupakan pigmen yang
metabolit sekunder karena tidak secara memberikan warna merah 18.
langsung berperan dalam proses
Mekanisme antimikroba
fotosintesis, pembelahan sel maupun
karotenoid menstimulasi akumulasi
reproduksi. Senyawa fenolik
lisozim, yaitu enzim imunitas yang
dikarakterisasi sebagai cincin aromatic
mencerna dinding sel bakteri (16).
dengan satu gugus hidroksil 16.
Karotenoid ada pada alga dan larut
Keberadaan senyawa fenol lemak. Karoten dibagi menjadi dua
sederhana seperti hidroksinamit dan kelas : karoten (rantai akhir berupa
asam benzoate dan turunannya, dan siklik, mengandung atom C dan H)
flavonoid dilaporkan ditemukan pada dan xantofil atau oksikarotenoid
alga hijau . Tetapi pada alga coklat
17
(meiliki satu atom oksigensebagai
kandungan fenolik nya lebih tinggi gugus hidoksilnya, gugus oxy atau
dari pada alga hijau dan merah. kombinasi keduanya)19.
Florotanin pada alga coklat dengan
5. Senyawa lain
aktivitas antimikroba mengandung
floroglucinol, eckol, dan dieckol 6. Rumput laut juga memproduksi
metabolit sekunder dengan
4. Pigmen
spektrum luas dari antijamur,
Alga merupakan organisme antivirus, antibakteri,
fotosintesis yang mengahsilkan antiprotozoal, seperti terpen,
pigmen. Tiga pigmen utama yang alkaloid, lektin dan senyawa
ditemukan pada alga laut adalah : halogen.
klorofil dan karotenoid, dan
fikobilprotein. Warna hijau
5.1 Lektin sesqiuterpen(C15), diterpen (C20),
sesterpen (C25),triterpen (C30).
Lektin merupakan senyawa
Sementara pada RhodophyceaeI
bioaktif natural ubiquitous protein
dikarakterisasikan sebegai struktrur
atau glikoprotein dari respon non
metabolit sekunder halogen yaitu
imun yang berikatan secara
polihalogen monoterpen yang
reversible pada glikan ,
memiliki aktivitas antimikroba
glikoprotein dan polisakarida yang
spektrum luas. 23.
memiliki domain non katalitik
yang menyebabkan aglutinasi 20. 5.4 senyawa halogen

5.2 Alkaloid Senyawa lain yang


ditemukan pada makroalga adalah
Senyawa alkaloid memiliki
metabolit halogen, terutama
atom nitrogen pada cincin siklik.
brominate1,17.
Alkaloid pada alga laut
diklasifikasikan menjadi tiga grup Pembahasan
21
: (i) feniletilamin alkaloid; (ii)
Penentuan aktivitas antimikroba
indole dan alkaloid indol halogen ;
dan (iii) alkaloid lain seperti Beberapa metode telah digunakan

turunan 2,7-naftiridine 22. dalam penelitian untuk mendeteksi dan


mengukur aktivitas antimikroba dari
5.3 Terpen
ekstrak alga atau metabolitnya. Penulis
Terpen merupakan lebih mengacu pada studi in vitro dan
metabolit utama yang diproduksi in vivo. Dalam beberapa hal, skrining
pada alga laut. Secara struktur in vitro dilanjutkan dengan studi in
kimia, terpen merupak turunan dari vivo, tetapi kebanyakan studi efek
prekusor 5 karbon isopentenil antimikroba dari rumput laut yaitu in
phyrofosfat, dan diklasifikasikan vivo atau in vitro saja. Pada review ini
menjadi hemiterpene (C5), membahas mengenai metode
monoterpen (C10),
penentuan aktivitas antimikroba, dan 1.2 Uji Zona Hambat
aplikasinya.
Gracia Bueno et al (26)
1. Pengujian In Vitro menguji aktivitas antibakteri dari
1.1 Uji difusi agar ekstrak rumput laut dalam 96-well.
Pertumbuhan bakteri dalam ekstrak
Uji difusi agar ini telah
alga dimonitor dengan pengukuran
digunakan secara luas untuk menguji
menggunakan optical density (OD)
aktivitas antibakteri dan anti jamur
490 nm setiap 30 menit selama 24 jam.
dengan media berupa agar. Metode ini
Setelah proses inkubasi, intensitas
menggunakan zat antibakteri yang
pertumbuhan bakteri pada sampel uji
sudah dilarutkan ke dalam pelarut
dan kontrol dibandingkan.
tertentu. Agar yang masih cair pada
suhu ± 37ºC dicampurkan dengan 1.3 Penentuan Konsentrasi Hambat
suspensi bakteri, lalu ditempatkan Minimum (MKH)
dalam cawan petri steril, dibiarkan
Konsentrasi Hambat Minimum
memadat ± 30 menit. Setelah agar
(KHM) adalah konsentrasi terkecil
memadat, dibuat lubang-lubang
atau minimum yang dibutuhkan dari
menggunakan perforator. Ke dalam
suatu zat uji untuk menghambat
lubang-lubang dimasukkan zat
pertumbuhan bakteri .Hellio et al.27
antibakteri yang akan diuji
menentukan MKH dari ekstrak alga
aktivitasnya dengan menggunakan
menggunakan metode makrodilusi.
mikropipet, kemudian diinkubasi
Penentuan MKH menggunakan
selama 18-24 jam di dalam inkubator.
konsentrasi ekstrak antara 96 dan
Aktivitas antibakteri dapat dilihat dari
4µg/mL, dan konsetrasi 2 x 108 cfu/mL
daerah hambat yang terjadi di
ditempatkan dimedium cair yang
sekeliling lubang berupa daerah
cocok untuk pengujain
bening. 24,25.
mikroorganisme pada ektrak alga.
2. Pengujian in vivo minggu untuk dilihat jumlah hewan
yang mati dan terinfeksi. Selama
Dalam literature yang
periode pengujian, udang tetap diberi
berkaitan dengan pengujian aktivitas
ekstrak alga. Penyebab
antimikroba pada ekstrak atau fraksi
kematian/infeksi diteliti menggunakan
alga, bahwa pengujian secara in vivo
uji biokimia standar. Udang yang mati
sangat sedikit. Vatsos dan Rebours28
dan yang bertahan hidup jumlahnya
menguji farmakodimakik,
dicatat tiap hari kemudian udang yang
farmakokinetik, dan artificial
hidup diuji kembali setelah 2 minggu,
challenge seperti kemapuan bertahan
dan persentase kematian dikalkulasi.
hidup, kemampuan penyembuhan dari
penyakit dalam studi bahari. Pengujian Aplikasinya pada manusia
kepada manusia sangat dilarang, maka salah satunya dalah efektive dan aman
pengujian aktivitas antimikroba secara untuk terapi jerawat. Amiguet et al. 30,
in vitro menjadi pokok utama. meneliti bahwa ekstrak etil asetat
Fucus evanescens memiliki aktivitas
Manila et al. 29
melakukan
antibakteri yang kuat terhadap
pengujian secara in vivo untuk
Propionibacterium acnes (Isolat klinis
menentukan potensial terapeutik dari
dan kultur), dan Hemophilus influenza,
ekstrak alga. Pengujian dilakukan
Legionella pneumophila, dan
dengan memberikan zat uji kepada
Streptococcus pyogenes, Clostiridium
udang secara oral pada waktu yang
difficile dan S.aureus (metisilin
berbeda, kemudian dilanjutkan dengan
resissten).
tes artificial challenge(AC). Setelah
tiga minggu (proses pemberian Lee et al.31membuktikan
ekstrak), 10 udang dari masing-masing adanya aktivitas antibakteri yang kuat
kelompok (kelompok uji dan kontrol) dari fraksi etil asetat Eisenia bycylis.
diuji secara individu dengan spesies Senyawa yang paling aktif diantara 6
hidup Vibrio. Hewan yang diuji isolat frkasi etil asetat ini yaitu
dimonitor selama periode waktu 2 fucofuroeckol-A, dengan nilai MKH
berkisar dari 32-128 µg/mL. senyawa yang tepat untuk teknik isolasi dan
ini bahkan lebih efektif dari pada fraksinasi, karakterisasi senyawa kimia
eritromisin dan lincomisin dalam secara lengkap dan pemastian
melawan bakteri P.acnes. keamanannya, memperluas daerah
budidaya alga, dan penurunan biaya
Simpulan dan saran
proses ekstraksi.
Alga laut merupakan produsen terbesar
biomasa dalam ekosistem laut dan
mengandung sumber potensial dalam Ucapan terima kasih
penemuan senyawa baru. Banyak
Penulis mengucapkan terimaksih
susbstansi dari rumput laut seperti
kepada Pa Muchtaridi sebagai dosen
alginate, karregana, dan agar yang
pembimbing, dan Pak Rizky sebagai
telah digunakan dalam decade terakhir
dosen mata kuliah metodologi
sebagai obat tradisional, farmakologi
penelitian yang telah membantu dalam
dan produk pangan. Alga laut juga
menyusun review ini.
memiliki aktivitas bakteriostatik atau
antibakteri, antivirus, antitumor, anti Konflik kepentingan

inflamasi, dan antijamur. Oleh karena Penulis menyatakan tidak adanya


itu, rumput laut memiliki senyawa potensi konflik kepentingan dengan
bioaktif yang dapat digunakan dalam pnelitian, kepenulisan dan atau
pengobatan penyakit pada manusia publikasi artikel ini.
atau antimikroba baru yang dapat
Daftar Pustaka
menggantikaan antimikroba sintetik
1.
yang digunakan dalam agrikultur dan Bhadury, P. and Wright, P.C.,
industi pangan. 2004. Exploitation of marine
algae: biogenic compounds for
Diperlukan adanya identifikasi lanjut potential antifouling applications.
Planta, 219(4), pp.561-578.
mengenai spesies alga laut, 2.
Hellio, C., Marechal, J.P., Véron,
standarisasi metode analisis,petunjuk B., Bremer, G., Clare, A.S. and Le
Gal, Y., 2004. Seasonal variation
of antifouling activities of marine properties of crude extracts and
algae from the Brittany coast compounds from brown algae.
(France). Marine Biotechnology, Food chemistry, 138(2), pp.1764-
6(1), pp.67-82. 1785.
8.
Usov, A.I. and Zelinsky, N.D.,
2013. Chemical structures of algal
3.
Águila-Ramírez, R.N., Arenas- polysaccharides. Functional
González, A., Hernández- Ingredients from Algae for Foods
Guerrero, C.J., González-Acosta, and Nutraceuticals; Domínguez,
B., Borges-Souza, J.M., Véron, H., Ed, pp.23-86.
B., Pope, J. and Hellio, C., 2017. 9.
Vera, J., Castro, J., Gonzalez, A.
Antimicrobial and antifouling and Moenne, A., 2011. Seaweed
activities achieved by extracts of polysaccharides and derived
seaweeds from Gulf of California, oligosaccharides stimulate defense
Mexico. Hidrobiológica, 22(1), responses and protection against
pp.8-15. pathogens in plants. Marine
4.
Kelecom, A., 2002. Secondary drugs, 9(12), pp.2514-2525.
metabolites from marine 10.
Ahmadi, A., Zorofchian
microorganisms. Anais da Moghadamtousi, S., Abubakar, S.
Academia Brasileira de Ciências, and Zandi, K., 2015. Antiviral
74(1), pp.151-170. potential of algae polysaccharides
5.
Cheung, R.C.F., Wong, J.H., Pan, isolated from marine sources: a
W.L., Chan, Y.S., Yin, C.M., review. BioMed research
Dan, X.L., Wang, H.X., Fang, international, 2015.
E.F., Lam, S.K., Ngai, P.H.K. and 11.
Rioux, L.E., Turgeon, S.L. and
Xia, L.X., 2014. Antifungal and Beaulieu, M., 2007.
antiviral products of marine Characterization of
organisms. Applied microbiology polysaccharides extracted from
and biotechnology, 98(8), brown seaweeds. Carbohydrate
pp.3475-3494. polymers, 69(3), pp.530-537.
6.
Suleria, H.A.R., Osborne, S., 12.
Ale, M.T. and Meyer, A.S., 2013.
Masci, P. and Gobe, G., 2015. Fucoidans from brown seaweeds:
Marine-based nutraceuticals: An An update on structures,
innovative trend in the food and extraction techniques and use of
supplement industries. Marine enzymes as tools for structural
drugs, 13(10), pp.6336-6351. elucidation. RSC Advances, 3(22),
7.
Balboa, E.M., Conde, E., Moure, pp.8131-8141.
A., Falqué, E. and Domínguez, H., 13.
Alves, A., Sousa, R.A. and Reis,
2013. In vitro antioxidant R.L., 2013. A practical
perspective on ulvan extracted Nutraceuticals; Domínguez, H.,
from green algae. Journal oJ.f Ed, pp.205-251.
applied Appl. phycologyPhyco., 19.
Christaki, E., Bonos, E.,
25(2), pp.407-424. Giannenas, I. and Florou‐Paneri,
14.
Kumari, P., Kumar, M., Reddy, P., 2013. Functional properties of
C.R.K. and Jha, B., 2013. Algal carotenoids originating from
lipids, fatty acids and sterols. algae. Journal of the Science of
Functional Ingredients from Food and Agriculture, 93(1),
Algae for Foods and pp.5-11.
Nutraceuticals; Domínguez, H., 20.
Cheung, R.C.F., Wong, J.H., Pan,
Ed, pp.87-134. W., Chan, Y.S., Yin, C., Dan, X.
15.
Plouguerné, E., da Gama, B.A., and Ng, T.B., 2015. Marine
Pereira, R.C. and Barreto-Bergter, lectins and their medicinal
E., 2014. Glycolipids from applications. Applied
seaweeds and their potential microbiology and biotechnology,
biotechnological applications. 99(9), pp.3755-3773.
Frontiers in cellular and infection 21.
Güven, K.C., Percot, A. and
microbiology, 4, p.174. Sezik, E., 2010. Alkaloids in
marine algae. Marine drugs, 8(2),
16.
Herrero, M., Cifuentes, A. and pp.269-284.
Ibañez, E., 2006. Sub-and 22.
Barbosa, M., Valentão, P. and
supercritical fluid extraction of Andrade, P.B., 2014. Bioactive
functional ingredients from compounds from macroalgae in
different natural sources: Plants, the new millennium: Implications
food-by-products, algae and for neurodegenerative diseases.
microalgae: A review. Food Marine drugs, 12(9), pp.4934-
chemistry, 98(1), pp.136-148. 4972.
17.
Gupta, S. and Abu-Ghannam, N., 23.
Bedoux, G., Hardouin, K., Burlot,
2011. Recent developments in the A.S. and Bourgougnon, N., 2014.
application of seaweeds or Bioactive components from
seaweed extracts as a means for seaweeds: cosmetic applications
enhancing the safety and quality and future development. Adv Bot
attributes of foods. Innovative Res, 71, pp.345-378.
Food Science & Emerging 24.
Beaulieu, L., Thibodeau, J.,
Technologies, 12(4), pp.600-609.
18.
Desbiens, M., Saint-Louis, R.,
Kraan, S., 2013. Pigments and Zatylny-Gaudin, C. and Thibault,
minor compounds in algae. S., 2010. Evidence of antibacterial
Functional Ingredients from activities in peptide fractions
Algae for Foods and originating from snow crab
(Chionoecetes opilio) by- antimicrobial agents in
products. Probiotics and aquaculture. Journal of Applied
antimicrobial proteins, 2(3), Phycology, 27(5), pp.2017-2035.
pp.197-209. 29.
Manilal, A., Selvin, J. and
25.
Rhimou, B., Hassane, R., José, M. George, S., 2012. In vivo
and Nathalie, B., 2010. The therapeutic potentiality of red
antibacterial potential of the seaweed, Asparagopsis
seaweeds (Rhodophyceae) of the (Bonnemaisoniales, Rhodophyta)
Strait of Gibraltar and the in the treatment of Vibriosis in
Mediterranean Coast of Morocco. Penaeus monodon Fabricius.
African Journal of Biotechnology, Saudi journal of biological
9(38), pp.6365-6372. sciences, 19(2), pp.165-175.
26. 30.
García-Bueno, N., Decottignies, Treyvaud Amiguet, V., Jewell,
P., Turpin, V., Dumay, J., L.E., Mao, H., Sharma, M.,
Paillard, C., Stiger-Pouvreau, V., Hudson, J.B., Durst, T., Allard,
Kervarec, N., Pouchus, Y.F., M., Rochefort, G. and Arnason,
Marín-Atucha, A.A. and J.T., 2011. Antibacterial
Fleurence, J., 2014. Seasonal properties of a glycolipid-rich
antibacterial activity of two red extract and active principle from
seaweeds, Palmaria palmata and Nunavik collections of the
Grateloupia turuturu, on European macroalgae Fucus evanescens C.
abalone pathogen Vibrio harveyi. Agardh (Fucaceae). Canadian
Aquatic Living Resources, 27(2), journal of microbiology, 57(9),
pp.83-89. pp.745-749.
27.
Hellio, C., De La Broise, D.,
31.
Dufosse, L., Le Gal, Y. and Lee, J.H., Eom, S.H., Lee, E.H.,
Bourgougnon, N., 2001. Jung, Y.J., Kim, H.J., Jo, M.R.,
Son, K.T., Lee, H.J., Kim, J.H.,
Inhibition of marine bacteria by
Lee, M.S. and Kim, Y.M., 2014.
extracts of macroalgae: potential In vitro antibacterial and
use for environmentally friendly synergistic effect of phlorotannins
antifouling paints. Marine isolated from edible brown
environmental research, 52(3), seaweed Eisenia bicyclis against
pp.231-247. acne-related bacteria. Algae,
28. 29(1), p.4
Vatsos, I.N. and Rebours, C.,
2015. Seaweed extracts as

Anda mungkin juga menyukai