Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI INSTRUMENTASI KIMIA

NAMA KELOMPOK :

FAKHRUL ROHIM (G1C05001)

NADYA DWI PRATIWI (G1C05002)

FITRI NUR AMALIYAH (G1C015003)

D4 ANALIS KESEHATAN

TECNOLOGY MEDICAL LABORATORYUM

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


PENIMBANGAN

1. PENGERTIAN

Neraca adalah alat yang biasa digunakan untuk menimbang benda maupun zat . Neraca
di bagi menjadi 2 yaitu neraca Analitik dan Neraca Teknis.
a. Neraca Teknis ( Kualitatif )

    Neraca Teknis adalah neraca yang memiliki tingkat ketelitian yang rendah karena hanya
sampai 2 desimal di belakang koma.Neraca ini biasanya dipakai untuk menimbang zat -
zat atau benda yang tidak membutuhkan ketelitian yang tinggi , misalnya menimbang
bahan sebagai larutan pereaksi . Neraca teknis dibagi menjadi 2 yaitu Neraca Analog dan
neraca digital. Neraca analog adalah neraca yang biasanya masih tradisional misalnya
neraca Ohhaus (diambil dari nama penemunya), sedangkan neraca digital adalah neraca
teknis yang sudah modern , yang sekarang sering dipakai di lab. untuk menimbang dan
tidak diperlukan hal rumit, tinggal menaruh benda atau zat di piring neraca.
b. Neraca Analitik (Kuantitatif)

    Neraca Analitik adalah neraca yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi karena
samapai 4 desimal di belakang koma( 0,0000 g contoh: 14,7869 g ) biasanaya digunakan
untuk menimbang benda/ zat yang membutuhkan ketelitian yang tinggi (kuantitatif)

2. TUJUAN
Untuk mengetahui teknik penimbangan yang benar dengan menggunakan timbangan
teknis yang bersifat (kualitatif) dan timbangan analitis yang bersifat (kuantitatif) dengan
tingkat ketelitian yang lebih.

3. PRINSIP
a. Neraca Teknis ( Kualitatif )
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan
dikur dengan anak timbangan.
b. Neraca Analitik ( Kuantitatif )

Prinsip kerja neraca ini adalah alat penghitungan suatu massa benda dengan
teknik digital dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.

4. ALAT DAN BAHAN


a. Alat :
1) Timbangan teknis
2) Timbangan analitis
3) Beker glass
4) Sendok
5) Sedotan yang diruncingkan
b. Bahan :
- Serbuk MSG

5. CARA KERJA
1. Neraca Teknis
1) Sediakan alat dan bahan.
2) Pastikan anak timbang berada dalam posisi nol.
3) Letakkan beker glass kosong pada timbangan.
4) Atur anak timbangan agar seimbang dengan berat beker glass, dan pastikan anak
timbangan berada didalam rel.
5) Tulis hasil dari penimbangan diatas. Kemudian, ditambah dengan berat zat.
6) Atur anak timbangan sesuai hasil penjumlahan wadah kosong dengan berat zat.
7) Masukkan zat / MSG secara sedikit demi sedikit hingga seimbang.
8) Pindahkan zat yang telah ditimbang dengan neraca teknis ke neraca analitis.
9) Kembalikan anak timbang sampai ke angka nol.
2. Neraca Analitis
1) Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2) Pastikan bahwa timbangan menunjukkan angka 0.
3) Buka penutup timbangan. Lalu, letakkan beker glass yang berisikan zat yang akan di
ukur pada piringan tempat benda.
4) Tutup penutup timbangan. Kemudian, baca skala yang tertera pada display digital
sesuai skala satuan timbangan tersebut.
5) Keluarkan atau tuangkan zat ke beker glass lain.
6) Timbang kembali wadah yang masih berisi sisa zat atau MSG. Lalu, baca skala
tersebut.
7) Hitung pengurangan dari jumlah wadah + zat pada neraca analitis dengan skala
wadah setelah zat atau MSG dituangkan.
8) Hasil pengurangan tersebut merupakan berat bersih zat yang telah ditimbang.

6. CONTOH
Berat wadah kosong = 53,00 g
Berat zat = 1,00 g +
Berat wadah + zat = 54,00 g

Berat wadah + zat = 54,0651 g


Berat wadah + sisa = 53,0952 g _
Berat zat = 0,9699 g

7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa :
a. Penimbangan menggunakan neraca teknis mempunyai sifat kualitatif.
b. Penimbangan menggunakan neraca analitis mempunyai sifat kuantitatif atau kepekaan
yang lebih tinggi.
MEMIPET

1. PENGERTIAN
Pipet atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan volume cairan tertentu. Pipet sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh
Louis Pasteur (1822-1895). Dalam pemipetan terdapat dua macam pipet, yaitu pipet
volume dan pipet ukur.

a. Pipet Volume

Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan
tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk
volume dan hanya ada satu ukuran volume.

b. Pipet Ukur
Pipet ukur hampir sama dengan pipet tetes yaitu untuk memindahkan suatu
cairan dari wadah satu ke wadah yang lainnya, cuma untuk pipet yang satu ini
mempunyai ukuran graduasi volume yang lebih presisi. Di pasaran pipet jenis ini
ada dalam berbagai ukuran yaitu pipet ukur 1, 2, 5, 10, dan 25 ml.

2. TUJUAN
Untuk memahami cara penggunaan pipet volume dan pipet ukur dalam pengambilan
suatu zat.

3. PRINSIP

Prinsip kerja pemipetan ini adalah digunakan untuk memindahkan zat dari suatu
wadah ke wadah lain.

4. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1) Pipet ukur
2) Pipet volume
3) Erlenmeyer
4) Filler
5) Beker Glass
B. Bahan :
1) Larutan bening (Aquades)
2) Larutan Berwarna

5. CARA KERJA

1) Siapkan alat dan bahan.


2) Pasangkan filler pada pipet yang akan digunakan.
3) Masukkan pipet dalam beker glass.
4) Pipet larutan sampai batas skala pada pipet. Batas ini harus disesuaikan dengan
warna larutan. Apabila larutan jernih, maka pakai batas miniskus bawah. Jika
larutan berwarna, maka pakai batas miniskus atas.
5) Usap ujung pipet dengan tisu.
6) Pindahkan pipet ke wadah lain yang akan dimasukkan larutan tersebut.
7) Keluarkan isi larutan dalam pipet secara perlahan dengan menempelkan ujung
pipet ke dinding erlenmeyer.
8) Diamkan pipet sesaat hingga tidak ada larutan yang keluar lagi.

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa


untuk memindahkan larutan dalam suatu wadah ke wadah lain dengan ukuran atau batas
tertentu, maka dapat dilakukan dengan cara pemipetan.
MELARUTKAN

1. PENGERTIAN
Melarutkan adalah proses pencampuran suatu bahan dengan tambahan suatu zat
pelarut agar dapat homogen.

2. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui proses melarutkan dengan cara
mencampurkan suatu bahan dengan tambahan zat pelarut agar dapat homogen dengan
baik dan benar.

3. PRINSIP
Prinsip kerja dari melarutkan adalah menambahkan suatu zat pelarut secara teliti
dengan ukuran tetentu. Dalam praktek ini bisa menggunakan labu takar agar hasilnya
lebih spesifik.

4. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
- Labu takar + penutup

- Pipet

- Botol semprot

B. Bahan :
- Aquades

5. CARA KERJA
- Siapkan alat dan bahan.
- Ambil labu takar berukuran 50 ml.
- Masukkan aquades hingga 1cm di bawah batas.
- Cukupkan aquades dengan bantuan pipet hingga batas yang telah ditentukan.
- Tutup labu takar dengan penutup yang sesuai.
- Homogenkan dengan cara menggoyangkan 180o sebanyak 12 kali.

6. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa
larutan dapat homogen atau tercampur sempurna dengan zat pelarut melalui cara di
goyangkan 180o sebanyak 12 kali.
TITRASI

1. PENGERTIAN
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang bisa digunakan
dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.

2. TUJUAN
Pada dasarnya, tujuan titrasi dilakukan untuk menentukan titik equivalent, yaitu
titik dimana titrasi mencapai setara secara stoikiometri.

3. PRINSIP
Prinsip kerja titrasi adalah menentukan banyaknya suatu larutan dengan kosentrasi
yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang di analisis
atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya.

4. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
- Buret

- Statif

- Erlenmeyer

- Beker glass

- Pipet volume

- Filler

B. Bahan :
- Larutan jernih (Aquades)

- Larutan berwarna
5. CARA KERJA
- Siapkan alat dan bahan.

- Pasangkan buret pada statif.

- Atur tinggi buret sehingga tingginya tidak melebihi dari tinggi kepala.

- Siapkan beker glass dibawah mulut buret

- Dalam kondisi keran tertutup, tuangkan aquades kedalam buret dengan skala lebih
dari nol.
- Buka keran hingga larutan berada tepat sesuai dengan batas.

- Pipet larutan yang ada didalam beker glass tersebut dengan pipet volume hingga
mencapai batas.
- Keluarkan larutan kedalam erlenmeyer melalui dindingnya.

- Letakkan erlenmeyer tersebut dibawah mulut buret.

- Pegang leher erlenmeyer dengan tangan kanan, dan pegang keran dengan tangan
kiri.
- Buka keran hingga cairan menetes sambil menggoyangkan erlenmeyer secara
perlahan.
- Amati perubahan yang terjadi dalam erlenmeyer.

- Hentikan keran jika telah terjadi perubahan.

- Baca skala yang tertera pada buret sesuai dengan banyaknya larutan.

6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa
titrasi digunakan untuk mengetahui jumlah kadar atau konsentrasinya dengan melihat
skala pada buret setelah terjadi perubahan pada larutan dalam erlenmeyer.
DESTILASI

1) Pengertian

Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan
tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan tekanan tertentu.
Destilasi merupakan proses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi kimia selama proses
berlangsung.

2) Tujuan
Tujuaannya destilasi adalah untuk memisahkan zat dari campurannya pada suatu
sampel yang akan dideteksi.

3) Prinsip
Prinsip kerja dari destilasi adalah penguapan yang berkesinambungan, yang mana
larutan yang akan di pisahkan di uapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut di
embunkan menjadi cairan kembali melalui proses pendinginan .

4) Alat dan Cara penggunaannya


1) Statif : Berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi
sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.
2) Labu Destilasi : Berguna untuk tempat sampel yang akan dipanaskan
3) Pendingin/ Liebig : Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap
destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair.
4) Soxhlet : Berguna sebagai alat untuk ekstraksi.
5) Corong Pemisah : Berguna untuk proses ekstraksi.
6) Penangas : Sebagai alat untuk memanaskan labu destilasi.
7) Selang : Sebagai alat bantu untuk memasukkan air dalam proses destilasi
8) Keran : Tempat keluarnya air yang akan dipasangkan pada selang dalam
proses destilasi.

5) Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan kami menyimpulkan bahwa penggunaan dari
alat-alat destilasi adalah untuk mengetahui suatu zat atau kandungan yang terdapat pada
suatu sampel yang diteliti.
ALAT- ALAT KIMIA AMAMI

1) Tujuan
Untuk mengidentifikasi alat- alat yang di gunakan pada penelitian air, makanan, dan
minuman.

2) Prinsip
Memahami penggunaan dan tujuan masing- masing dari alat- alat amami.

3) Alat Dan Fungsinya

1) Mortir dan stemper

Mortir dan stemper terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
2) Piknometer
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol
parfum atau sejenisnya. Jadi dapat diartikan disini, piknometer merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Contohnya alkohol.

3) Kuvet

Kuvet di gunakan sebagai tempat chember yang akan di lakukan penelitian


setelah di masukkan larutan.

4) Tang krus
Tang krus berfungi untuk menjepit alat- alat setelah di lakukan pemanasan ,
biasanya yang terbuat dari porselen.
5) Oven

Oven fermentase adalah alat yang di gunakan pada proses pemanasan saat
fermentase pada suatu sempel.

6) Chamber Adalah Kromatografi Lapisan Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu metode analisis kualitatif
dengan cara memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran.

7) Cawan porselin

Cawan porselin berfungsi sebagai wadah suatu zat yang akan di lakukan
pemanasan.

8) Plat Tetes
Wadah yang di gunakan untuk mengukur Ph dan mengamati terjadinya perubahan
warna pada suatu sampel.

9) Erlenmeyer

Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah saat melakukan titrasi.

10) Stop Erlenmeyer

Erlenmayer stop berfungsi sebagai wadah saat melakukan titrasi yang


menghasilkan gas.
11) Beker Glass

Beker glass berfungsi sebagai pembuatan larutan secara kualitatif.


4) KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kami dapat disimpulkan bahwa alat- alat kimia amami mempunyai
kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai