DEGRADASI HIDROLISIS
BP : 1704093
KELAS :A
1. LATAR BELAKANG
Berkurangnya kadar obat karena reaksi kimia yang menyebabkan penururnan
protein obat merupakan hal yang paling dimengerti dan paling banyak dipelajari tetang
ketidakstabilan obat. Salah satu reaksi kimia yang menyebabkan degradasi obat-obatan
adalah reaksi hidrolisis. Hidrolisis merupakan suatu proses solvilisis dimana molekul obat
bereaksi dengan molekul air menghasilkan produk pecahan dari konstitusi kimia yang
berbeda. Obat-obatan dengan gugus ester dan amida merupakan yang paling
rentanmengalami reaksi hidrolisis (Yoshioka, 2002).
PEMABAHASAN
A. HIDROLISIS
1. Definisi Hidrolisis
Hidrolisi adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation
hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH-) melalui suatu proses kimia. Hidrolisis ester dan
amida terjadi sebagai serangan nukleofilik pada karbon gugus karbonil dan pemecahan lebih
lanjut ikatan tunggal karbon-oksigen atau karbon-nitrogen.
Reaksi hidrolisis berjalan cukup lambat, tetapi dengan adanya asam atau basa, laju
reaksi meningkat dan dapat terjadi dekomposisi yang signifikan. Garam-garam basa lemah
dan asam mineral kuat bersifat asam melalui hidrolisis parsial dan H+ yang terbentuk melalui
hidrolisis garam dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis di dalam obat itu sendiri. Sama
halnyadengan obat-obatan yang merupakan garam asam lemah dengan basa kuat bersifat
basa di dalam larutan dan OH- yang dihasilkan melalui hidrolisis parsial garam tersebut
dapat bertindak sebagai katalis dan menyebabkan terjadinya dekomposisi. Mekanisme
hidrolisis dapat dikatalis oleh asam dan basa (Cairns, 2004).
c. Hidrolisis -β Laktam
Antibiotik golongan laktam seperti penisilin dan sefalosporin, yang merupakan
amida siklis atau laktam, mengalami pemecahan cincin siklik karena reaksi
hidrolisis(Yoshioka, 2002).
Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan
menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut.Dalam reaksi
hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam danbasa. H+ dan OH- berikatan
menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asamdan basa yang lain bersatu
membentuk dari garam campuran asam basatersebut. Garam tersebut dapat bersifat
asam atau basa atau netral tergantungdari sifat-sifat para campurannya apakan asam kuat,
asam lemah, basa kuat,basa lemah (Prayoga, 2009).
Contohnya ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi
dengan oksigen di udara sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan oleh
reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim sehingga disebut ketengikan hidrolisis. Reaksi
hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin, transportasi
yang baik, pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan oksidatif tidak
dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan (Prayoga,2009).
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Hidrolisis merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi, sebab didalam sediaan
farmasi, air seringkali digunakan sebagai pelarut dan beberapa obat yang mengandung
gugus ester ataupun amida dalam air. Reaksi hidrolisis dapat dibuat dengn memodifikasi
bentuk sediaan misalnya suspensi kering.
DAFTAR PUSTAKA
Badwan, and A.M.Y. Jaber. 2000. Effect ofthe drug matrix on the stability of enalapril maleate in
tablet formulations.Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 25 (2001) 893-902.
Cairns, Donald, 2004, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta.Connors, K.A, 1992, Stabilitas
Kimiawi Sediaan Farmasi, jilid 1, Penterjemah:Drs. Didik Gunawan, IKIP Press, Semarang.
Harkness, Richard, 1989, Interaksi Obat, Bandung, ITB Press.Hoffmann-La Roche, 2008,
Product Monograph Valium (Diazepam),Meadowpine Boulevard, Mississauga, Ontario.
Servais, H and Paul M. Tulkens, 2001, Stability and Compatibility of Ceftadizim eadministered
by Continous Infusion to Intensive care Patient. America nSociety for Microbiology,
Antimicrobial Agents And Chemotherapy, p.2643-2647 Vol. 45, No.9.
Shaikh, R.H, and Ali A.S 1996. Stability Of Pharmaceutical Formulations,Pakistan Journal
of Pharmaceutical Sciences Vol.9(2), July 1996, pp.83-86.