Anda di halaman 1dari 8

FARMASI FISIKA

DEGRADASI HIDROLISIS

NAMA : HIDAYATUN NAJAH PUTRI

BP : 1704093

KELAS :A

DOSEN PEMBIMBING : YAHDIAN RASYADI, M.Farm, Apt.

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


YAYASAN PERINTIS
PADANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Berkurangnya kadar obat karena reaksi kimia yang menyebabkan penururnan
protein obat merupakan hal yang paling dimengerti dan paling banyak dipelajari tetang
ketidakstabilan obat. Salah satu reaksi kimia yang menyebabkan degradasi obat-obatan
adalah reaksi hidrolisis. Hidrolisis merupakan suatu proses solvilisis dimana molekul obat
bereaksi dengan molekul air menghasilkan produk pecahan dari konstitusi kimia yang
berbeda. Obat-obatan dengan gugus ester dan amida merupakan yang paling
rentanmengalami reaksi hidrolisis (Yoshioka, 2002).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Definisis hidrolisis ?
2. Gugus fungsi yang mudah mengalami hidrolisis ?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrolisis ?
4. Cara pencegahan dan solusi hidrolisis ?
5. Contoh obat yang mengalami hidrolisis ?
BAB 2

PEMABAHASAN

A. HIDROLISIS

1. Definisi Hidrolisis

Hidrolisi adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O) menjadi kation
hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH-) melalui suatu proses kimia. Hidrolisis ester dan
amida terjadi sebagai serangan nukleofilik pada karbon gugus karbonil dan pemecahan lebih
lanjut ikatan tunggal karbon-oksigen atau karbon-nitrogen.

Reaksi hidrolisis berjalan cukup lambat, tetapi dengan adanya asam atau basa, laju
reaksi meningkat dan dapat terjadi dekomposisi yang signifikan. Garam-garam basa lemah
dan asam mineral kuat bersifat asam melalui hidrolisis parsial dan H+ yang terbentuk melalui
hidrolisis garam dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis di dalam obat itu sendiri. Sama
halnyadengan obat-obatan yang merupakan garam asam lemah dengan basa kuat bersifat
basa di dalam larutan dan OH- yang dihasilkan melalui hidrolisis parsial garam tersebut
dapat bertindak sebagai katalis dan menyebabkan terjadinya dekomposisi. Mekanisme
hidrolisis dapat dikatalis oleh asam dan basa (Cairns, 2004).

2. Gugus Fungsi yang Mudah Mengalami Hidrolisis.


a. Hidrolisis ester
Hidrolisis Ester banyak obat-obatan mengandung gugus ester. Gugus ini biasanya
dibentuk dari asam karboksilat, karbomat, sulfomat dengan berbagai jenis alkohol.
Gugus ini terhidrolisis melalui reaksi nukleofilik attack dari ion hidroksida di dalam air
(Yoshioka, 2002).
Serangan terhadap gugus ester juga dipengaruhi oleh adanya muatan pada
atom C tetangga. Laju hidrolisis dari semua jenis ester yang berikatan dengan poli (butilen
tartrat) tidaklah sama. Ikatan ester yang berdekatan dengan muatan negatif kurang reaktif
untuk menyebabkan serangan ion hidroksida daripada gugus ester yang berjauhan
dengan muatan negatif karboksilat (Yoshioka, 2002).
b. Hidrolisis Amida
Ikatan amida merupakan ikatan yang umum ditemukan dalam molekul obat.
Ikatan amida kurang rentan mengalami hidrolisis dibanding ikatan ester karena karbon
karbonil pada amida kurang elektrofilik (ikatan karbon dengan nitrogen dianggap sebagai
ikatan ganda) dan gugus amin sebagai leaving group, merupakan leaving group lemah.
Obat-obatan seperti paracetamol, kloramfenikol, linkomisin,indometacin, dan
sulfacetamida semuanya dikenal menghasilkan amina dan asam melalui reaksi hidrolisis
(Yoshioka, 2002).

c. Hidrolisis -β Laktam
Antibiotik golongan laktam seperti penisilin dan sefalosporin, yang merupakan
amida siklis atau laktam, mengalami pemecahan cincin siklik karena reaksi
hidrolisis(Yoshioka, 2002).

3. Cara Mencegah Hidrolisis.


a. Mengetahui pH dimana stabilitas maksimumnya
b. Penggunaan larutan dapar pada konstanta seminimal mungkin
c. Penyimpanan dilakukan pada temperatur kamar
d. Menggunakan pelarut bahan air (Yoshioka, 2002).
B. MEKANISME REAKSI HIDROLISIS

Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan
menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut.Dalam reaksi
hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH- dari senyawa asam danbasa. H+ dan OH- berikatan
menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asamdan basa yang lain bersatu
membentuk dari garam campuran asam basatersebut. Garam tersebut dapat bersifat
asam atau basa atau netral tergantungdari sifat-sifat para campurannya apakan asam kuat,
asam lemah, basa kuat,basa lemah (Prayoga, 2009).

Contohnya ketengikan disebabkan oleh adanya perubahan yang terjadi dari reaksi
dengan oksigen di udara sehingga disebut ketengikan oksidatif. Off flavour dihasilkan oleh
reaksi hidrolisis yang dikatalis oleh enzim sehingga disebut ketengikan hidrolisis. Reaksi
hidrolisis dan efek absorpsi dapat dikurangi dengan penyimpanan dingin, transportasi
yang baik, pengemasan yang hati-hati dan sterilisasi sementara ketengikan oksidatif tidak
dapat dikurangi dengan merendahkan temperatur ruang penyimpanan (Prayoga,2009).

C. CONTOH OBAT YANG MENGALAMI HIDROLISIS


Penisilin

Antibiotika Penisilin (dan untuk ini sefalosporin) merupakan amida siklik


yang mudah terhidrolisis. Ikatan amida yang normal lebih resisten terhadap hidrolisis
dibandingkan dengan ester. Tetapi pada penisilin, amida tersiklisasi menjadi cincin -
β Laktam dengan empat anggota. Sudut ikatan pada cincin ini mendekati 90o,
berlawanan dengan amida rantai terbuka yang sudut ikatannya adalah 120o (karbon
hibrid sp2). Sudut ikatan yang tidak lazim pada cincin -β Laktam ini menunjukkan
cincin tersebut sangat mudah dibuka oleh nukleofil, terutama air (Cairns, 2004).

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Hidrolisis merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi, sebab didalam sediaan
farmasi, air seringkali digunakan sebagai pelarut dan beberapa obat yang mengandung
gugus ester ataupun amida dalam air. Reaksi hidrolisis dapat dibuat dengn memodifikasi
bentuk sediaan misalnya suspensi kering.

2. Cara mencegah hidrolisis antara lain mengetahui pH dimana stabilitas maksimumnya,


penggunaan larutan dapar pada konstanta seminimal mungkin, penyimpanan dilakukan
pada temperatur kamar, menggunakan pelarut bahan air.

3. Contoh obat yang mengalami hidrolisis yaitu penisilin, kloramfenikol, aspirin,


ceftadizime, diazepam, enalapril maleat, quinapril maleat, dan senyawa golongan
benzimidazole.

DAFTAR PUSTAKA
Badwan, and A.M.Y. Jaber. 2000. Effect ofthe drug matrix on the stability of enalapril maleate in
tablet formulations.Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 25 (2001) 893-902.

Cairns, Donald, 2004, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta.Connors, K.A, 1992, Stabilitas
Kimiawi Sediaan Farmasi, jilid 1, Penterjemah:Drs. Didik Gunawan, IKIP Press, Semarang.

Djatmiko, B dan A. Pandjiwidjaja, 1984, Tehnologi Minyak dan Lemak I, IPB,Bogor.Gisvold,


Wilson, 1982, Kimia Farmasi dan Medicine Organik Edisi VIII BagianII, Semarang Press,
Semarang.

Harkness, Richard, 1989, Interaksi Obat, Bandung, ITB Press.Hoffmann-La Roche, 2008,
Product Monograph Valium (Diazepam),Meadowpine Boulevard, Mississauga, Ontario.

Prayoga, K.J, 2009, Stabilitas Obat, Universitas Udayana, Bali.

Ragno G.A, dkk, 2006, Photo-and Thermal –Stability Studies on BenzimidazolAnthelmintics by


HPLC and GCMS, Chem. Pharm, Bull, 54(6) 802-806.

Servais, H and Paul M. Tulkens, 2001, Stability and Compatibility of Ceftadizim eadministered
by Continous Infusion to Intensive care Patient. America nSociety for Microbiology,
Antimicrobial Agents And Chemotherapy, p.2643-2647 Vol. 45, No.9.

Shaikh, R.H, and Ali A.S 1996. Stability Of Pharmaceutical Formulations,Pakistan Journal
of Pharmaceutical Sciences Vol.9(2), July 1996, pp.83-86.

Anda mungkin juga menyukai