Anda di halaman 1dari 63

I.

PENDAHULUAN
I.1. UMUM
Kebutuhan ialah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat
memberikan kepuasan kepada manusia itu sendiri, baik kepuasan jasmani
maupun rohani.
Kebutuhan dapat dibedakan menurut intensitas, sifat, waktu, dan subyek
yang membutuhkannya. Manusia dihadapkan kepada inti masalah ekonomi,
yaitu konflik antara keinginan yang tidak terbatas, dengan sumber daya, dan
barang atau jasa yang terbatas.
Jawaban yang sangat penting terhadap permasalahan tersebut adalah,
manusia harus mampu menggunakan sumber daya yang terbatas untuk
menghasilkan barang atau jasa agar dapat mengimbangi keinginan yang tidak
terbatas. Dari keterbatasan sumber daya yang tidak terbatas munculah
masalah pokok (inti) ekonomi.
Menurut Adam Smith (ekonom klasik), kemakmuran tidak terletak pada
emas melainkan pada barang-barang. Kemakmuran mewujudkan suatu
keadaan yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan.
Proses untuk mencapai kemakmuran suatu masyarakat tidaklah mudah.
Masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan pada tiga
permasalahan penting yaitu masalah produksi, distribusi dan masalah
konsumsi, kemudian harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai subjek
ekonomi, misalnya:
a) Barang dan jasa apa yang akan diproduksi dan berapa banyak (what
and how much)?
b) Bagaimana cara memproduksi (how)?
c) Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan (for whom)?.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, sumber daya yang terbatas tersebut
haruslah dialokasikan untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
Keterbatasan sumber daya menuntut untuk melakakukan pilihan. Konsumen
selalu mencari kepuasan maksimal sedangkan produsen atau pengusaha harus
memanfaatkan sumber daya produksi (faktor-faktor produksi) yang terbatas
untuk menghasilkan barang dan jasa yang optimal.

1
I.2. BATASAN PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
(ENTREPRENEURSHIP)
Entrepreneurship merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat,
dihitung, ditukar maupun diraba tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui
dengan melihat produk yang dihasilkan.
Sebagai contoh, ada 2 (dua) Negara yang memiliki tiga faktor produksi
yang sama (sumber daya alam, tenaga kerja dan modal) tetapi salah satu
diantaranya berproduksi lebih baik karena ia memiliki kapasitas
entrepreneurship yang lebih baik daripada yang dimiliki oleh Negara lainnya.
Demikianlah, entrepreneurship merupakan faktor yang justru paling
menentukan di dalam perkembangan ekonomi masyarakat.
Dalam pokok bahasan ini ada dua istilah yang perlu dipahami lebh dahulu
yaitu pengusaha dan wirausaha. Pengusaha adalah orang yang menjalankan
usaha jual beli atau memproduksi barang/jasa dengan tujuan mencari laba.
Dalam hal ini, kalau usahanya rugi maka pengusahalah yang menanggung
resikonya. Wirausaha adalah pengusaha yang mamapu melihat peluang,
mencari sumber daya untuk memanfaatkan peluang tersebut serta berani
menanggung resiko atas pelaksanaannya. Seorang wirausaha pasti merupakan
pengusaha, tetapi pengusaha belum tentu merupakan wirausaha.
Sehubungan dengan pengertian wirausaha berarti diatas ada pengusaha
besar yang mengangkat orang yang memiliki sifat kewirausahaan
(entrepreneurship) untuk memimpin usahanya. Selanjutnya, orang yang
mempunyai sifat kewirausahaan dan berstatus sebagai pemimpin usaha
disebut MANAJER PROFESIONAL. Manajer semacam itu tidak termasuk
dalam pengertian pengusaha melainkan merupakan unsur sumber daya
manusia yang bekerja dengan mendapatkan imbalan dan upah kerja.
Lalu apakah imbalan atas para pengusaha? Pada hakikatnya laba yang
dicapai oleh pengusaha menggambarkan kesuksesan pengusaha atau hasil
jerih payah pengusaha, karena itu laba pegusaha dapat dianggap sebagai laba
pengusaha keahlian atau skill yang harus dimiliki seorang pengusaha terdiri
dari:
a) Manajerial skill, yaitu kemampuan dalam mengoperasikan sumber
factor produksi agar mencapai tujuan.
b) Technical skill, yaitu keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan
proses produksi sehingga berjalan dengan baik.

2
c) Organizational skill, yaitu keahlian dalam memimpin berbagai usaha
tidak hanya intern perusahaan yang bersifat bisnis tetapi juga
organisasi dalam bentuk data.
Sekalipun seorang pengusaha (entrepreneur) termasuk sumber daya
manusia (Humam resources), namun mempunyai perbedaan dengan faktor
produksi tenaga kerja.

I.3. SISTEM EKONOMI


Sistem ekonomi adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk
menjawab secara tuntas masalah apa, bagaimana dan untuk siapa barang
diproduksi. Efektif atau tidaknya jawaban - jawaban yang diberikan sangat
tergantung kepada sistem ekonomi yang dipilih.
Secara umum, terdapat 4 (empat) sistem ekonomi yaitu :
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Dalam sistem ekonomi tradisional, masalah apa, bagaimana dan untuk
siapa, dijawab dengan adanya adat atau tradisi turun - temurun. Adat ini
diwariskan secara konsisten kepada generasi-generasi berikutnya. Sistem
ekonomi tradisional mempunyai kebaikan yaitu terjadinya persaingan yang
sehat serta tidak menimbulkan tekanan jiwa dalam masyarakat karena anggota
masyarakat tidak dibebani oleh target - target tertentu yang harus dicapai.
Namun demikian, sistem ini juga mempunyai kelemahan yaitu masyarakatnya
sulit berkembang.

2. Sistem Ekonomi Terpusat / Komando


Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah sangat dominan. Peran ini
diwujudkan dalam satu komando, baik produksi maupun konsumsi.
Sistem ekonomi terpusat memiliki ciri - ciri sbb:
a. Kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah
b. Kebebasan individu dalam berusaha tidak ada
c. Kebebasan individu dalam memiliki kekayaan pribadi tidak ada
d. Kepemilikan alat produksi sepenuhnya pada pemerintah
e. Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau swasta

3. Sistem Ekonomi Pasar / Liberal


Sistem ekonomi pasar, menyerahkan jawaban permasalahan ekonomi
seluruhnya kepada pasar. Dalam sistem ini, maka sistem harga pasar dan laba
sangat menentukan jawaban terhadap pertanyaan apa, bagaimana dan untuk

3
siapa. Orang yang ingin mendapatkan laba haruslah menguasai pasar dengan
mengandalkan teknologi yang maju dan harga yang tinggi, bersifat profit
oriented.
Sistem ekonomi pasar, cenderung membuat suatu monopoli dan
persaingan tidak sehat. Perusahaan-perusahaan bersaing sangat bebas karena
peran pemerintah tidak ada.

4. Sistem Ekonomi Campuran


Dalam sistem ekonomi campuran, mekanisme harga dan pasar bebas dapat
berdampingan dengan adanya perencanaan dari pusat. Satu hal yang harus
dipahami, bahwa pada sistem ekonomi campuran terdapat peran pemerintah
untuk mengendalikan pasar yang bertujuan agar ekonomi tak lepas sama
sekali dan menguntungkan para pemilik modal besar sehingga membentuk
monopoli. Kecendrungan saat ini didasari kesadaran sehingga ketergantungan
antar Negara dan adanya pengaruh ekonomi global.

I.4. PELAKU KEGIATAN EKONOMI


Secara garis besar, pelaku kegiatan ekonomi dibagi menjadi 4 kelompok,
yaitu:
1. Rumah Tangga
Adalah kelompok masyarakat sebagai pemilik faktor-faktor produksi
(tanah, tenaga kerja, modal dan wirausaha). Bagaimana dan darimana rumah
tangga memperoleh pendapatan agar kegiatan konsumsi dapat terlaksana.
Pendapatan rumah tangga dapat diperoleh dari perusahaan dengan cara
sebagai berikut:
a. Sewa (rent)
b. Upah (wage)
c. Bunga (interest)
d. Laba (profit)
Adanya interaksi rumah tangga dengan perusahaan yang menyebabkan
terjadinya aliran arus uang dan arus barang/jasa.

2. Perusahaan
Ditinjau dari pemiliknya, perusahaan ada yang dimiliki oleh pemerintah
(Negara) dan ada pula yang dimiliki oleh swasta, baik milik perorangan
maupun milik bersama. Pada umumnya para pemilik perusahaan membentuk
badan penyelenggara usaha yang dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik

4
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS) dan Badan Usaha Milik Koperasi (BUMK).
Dalam rangkaian kegiatan ekonomi, perusahaan berperan dalam kegiatan
memproduksi barang dan jasa termasuk distribusi (memasarkan) dan ada
kalanya perusahaan tersebut tidak memproduksi sendiri barang seperti
misalnya yang dilakukan oleh perusahaan dagang. Dengan kata lain, peran
perusahaan dalam kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut : sebagai
produsen, sebagai distributor dan sebagai agen pembangunan.

3. Pemerintah
Pemerintah (Negara) merupakan pihak yang mempunyai peranan penting
dalam perekonomian. Pemerintah beperan/bertugas untuk mengatur,
mengendalikan, serta mengadakan kontrol tehadap jalannya roda
perekonomian agar Negara bisa maju dan masyarakat (rakyat) dapat hidup
dengan layak dan damai.

4. Masyarakat
Dalam perkembangan lebih lanjut perekonomian ditandai dengan adanya
campur tangan pemerintah dan masyarakat luar negeri artinya perekonomian
berkembang dari perekonomian sederhana menjadi perekonomian terbuka.
Dalam hal ini, masyarakat luar negeri berperan sebagai konsumen, sebagai
produsen, sebagai investor dan sumber tenaga kerja ahli.
Antara kelompok pelaku ekonomi tersebut menjadi interaksi karena
mereka saling membutuhkan sehingga terjadi arus lingkar kegiatan ekonomi
(Circulair Flow Of Economic Activity) yang menggambarkan adanya arus
barang dan uang yang mengalir dari dan kepada masing masing pelaku
ekonomi tersebut.

II. SISTEM INFORMASI UNTUK PENGABILAN KEPUTUSAN


II.1. INFORMASI UNTUK DUNIA USAHA
Salah satu aspek kehidupan yang mutlak ditingkatkan mutunya adalah
aspek ekonomi. Peningkatan mutu kehidupan ekonomi pada dasarnya
merupakan kewajiban lembaga-lembaga perekonomian untuk
melaksanakannya. Lembaga-lembaga perekonomian dalam hal ini
dimanifestasikan oleh dunia usaha.
Secara umum diketahui bahwa dunia usaha pada hakikatnya terdiri dari 2
(dua) golongan besar, yaitu:

5
a) Badan Usaha / Perusahaan yang menghasilkan barang, dan
b) Badan usaha / perusahaan yang menghasilkan jasa
Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, semua perusahaan dihadapkan
kepada berbagai macam masalah, antara lain:
a) Masalah pemupukan modal
b) Masalah pinjaman, misalnya dari Bank dan reinvestasi
c) Masalah lokasi usaha / pabrik / perusahaan
d) Masalah produksi dilihat dari segi jenis, kualitas, kuantitasnya,
diversifikasi atau produk mono
e) Masalah pemasaran, distribusi dan sikap konsumen
f) Masalah kebijakan harga (pricing policy)
g) Masalah hubungan dengan buruh, hubungan perusahaan dengan
pemerintah
h) Masalah persaingan
i) Masalah pemindahan / alih teknologi
j) Dan sebagainya.

Tidak perlu dijelaskan, kiranya mengapa dunia usaha memerlukan


informasi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan baik. Yang
mungkin masih perlu ditekankan ialah bahwa apakah masyarakat berhasil
meningkatkan mutu hidup ekonominya, sangat tergantung atas
kemampuannya memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya itu.
Secara mikro, setiap perusahaan memerlukan informasi untuk:
1) Analisa pesanan langganan
2) Bidang teknis perusahaan
3) Pengendalian material
4) Pembelian
5) Keuangan dan keterbatasan
6) Pengendalian produksi
7) Pasaran kerja
8) Dan sebagainya

Kesemua hal tersebut diatas dapat dipecahkan apabila bagi pimpinan


tersedia informasi yang relevant, up to date dan dapat dipercaya.
Pemecahan masalah akan mempunyai kaitan langsung dengan beruntung-
tidaknya perusahaan. Dengan demikian, secara tidak langsung dunia usaha

6
memainkan peranan yang diharapkan dari padanya dalam rangka usaha
peningkatan mutu hidup dibidang perekonomian.

II.2. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN
1. Pengertian Pengembalian Keputusan
Titik tolak dari semua pembahasan tentang pengambilan keputusan ialah
pimpinan. Para ahli manajemen telah berusaha merumuskan definisi yang
berbeda-beda tentang pemimpin dan kepemimpinan.
Berbagai definisi yang dikemukakan, selalu berkisar pada pengertian
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dari seseorang / sekelompok orang
untuk a.l : memperoleh kepercayaan dari orang-orang yang dipimpin dan
keterampilan untuk menggerakkan orang – orang yang dipimpinnya itu
sehingga pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan
efisien, efektif dan ekonomis.
Jika demikian halnya, seorang pemimpin harus mempunyai keberanian
untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dari
resiko yang timbul sebagai konsekuensi daripada keputusan yang diambilnya.
Dengan perkataan lain seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang
dapat mempengaruhi dan mengarahkankan tindak - tanduk para bawahannya
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keinginan pimpinan yang
bersangkutan. Tegasnya, pendekatan kepemimpinan yang baik adalah
pendekatan yang humanistis.
Pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungannya merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengertian diatas menunjukkan 5 hal dengan jelas yaitu:
a) Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan.
b) Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembrono karena
cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas
sistematika tertentu.
c) Bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan dengan baik,
hakikat daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas.
d) Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui ilham atau
dengan mengarang, akan tetapi harus didasarkan kepada fakta-fakta

7
yang terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan
secara teratur sehingga fakta-fakta / data itu sungguh-sungguh dapat
dipercayai dan bersifat up to date.
e) Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari
berbagai alternatif yang ada setelah alternatif-alternatif itu dianalisa
dengan matang
Kesemuanya ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan sebagai
tugas terpenting dan terutama bagi seorang pemimpin yang baik, bukan
merupakan tugas yang mudah dan apabila seseorang ingin diakui sebagai
seorang pemimpin maka orang tersebut sepanjang karirnya perlu secara
teratur dan kontinyu mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.
Baik-buruknya seseorang menjalankan perannya sebagai pemimpin seperti
: administrator, manager, kepala, ketua dan sebagainya, dinilai dari kriteria
persentase keputusannya direalisasi, dan sampai dimana keputusan-keputusan
itu mempercepat proses pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kiranya semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam suatu organisasi ia
memerlukan semakin banyak MANAGERIAL SKILL dan kurang kebutuhan
akan TECHNICAL SKILL, oleh karena ia sudah semakin berkurang terlibat
dalam kegiatan-kegiatan operasional.

8
2. Prosedur dasar pengambilan keputusan
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat, maka semakin rumit pula lah tugas-tugas mengambil keputusan, oleh
karena a.l :
a) Informasi yang harus di perhitungkan semakin besar volumenya.
b) Aparat pelaksana keputusan semakin besar.
c) Kepentingan para pelaksana semakin berbeda-beda.
d) Teknik-teknik pengambilan keputusan semakin SOPHISTICATED.
e) Perubahan-perubahan lingkungan yang sangat cepat.
f) Pengetahuan tentang pengambilan kepentingan yang semakin
mendalam.
Sesungguhnya, terdapat 6 (enam) cara pendekatan sampai sekarang ini
dikenal oleh manusia, yaitu :
a) Pendekatan, percaya (appeal) kepada kekuatan gaib
b) Pendekatan, percaya (appeal) kepada kepada duniawi
c) Pendekatan, menggunakan intuisi
d) Pendekatan, penggunaan akal sehat
e) Pendekatan, logika murni
f) Pendekatan, dengan metode ilmiah

Secara singkat dapat dijelaskan langkah-langkah yang perlu diambil


dalam usaha memecahkan masalah dengan mempergunakan teknik - teknik
ilmiah, adalah :
a) Mengetahui hakikat daripada masalah yang dihadapi, dengan
perkataan lain mendefinisikan masalah yang dihadapi itu dengan
setepat-tepatnya
b) Mengumpulkan fakta-fakta dan data-data yang relevant
c) Mengolah fakta-fakta dan data-data tersebut
d) Menentukan beberapa alternatif yang mungkin ditempuh
e) Memilih cara pemecahan dari alternatif-alternatif yang telah diolah
secara matang
f) Memutuskan tindakan apa yang hendak dilakukan
g) Menilai hasil-hasil yang diperoleh sebagai akibat daripada keputusan
yang telah diambil.

9
GAMBAR : PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

III. ASPEK EKONOMI DAN BISNIS


III.1. Menentukan Pilihan dari Berbagai Alternatif
Dengan adanya kenyataan bahwa sumber daya yang tersedia terbatas
memaksa kita tunduk pada hukum kelangkaan (The Law Of Scarcity)
sehingga kita tidak bisa seenaknya menggunakannya tetapi harus diperoleh
melalui pengorbanan artinya barang barang yang langka memerlukan biaya.
Untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki harus diteliti penggunaannya
melalui kombinasi dengan sumber-sumber lain, kemudian dipilih kombinasi
manakah yang paling menguntungkan atau yang dapat memuaskan
kebutuhan, kemudian diambil keputusan yang terbaik.
Pemilihan alternatif bertujuan untuk memenuhi kebutuhan agar tercapai
kepuasan maksimum, yaitu suatu keadaan yang dirasakan oleh seseorang
sehubungan dengan telah terpenuhinya kebutuhan sehingga mencapai tingkat
kepuasan tertinggi dari berbagai alternatif pilihan dengan sarana pemuas
kebutuhan yang dimiliki.
Kepuasan maksimum tercapai pada saat persinggungan antara garis
kepuasan sama dengan garis kombinasi dari dua alternatif barang. Garis
kepuasan sama adalah garis yang menggambarkan gabungan barang/ jasa
yang akan memberikan kepuasan sama besarnya. Garis pendapatan konsumsi
adalah garis yang menghubungkan titik titik kepuasan maksimum pada

10
berbagai tingkat pendapatan. Untuk lebih memahami masalah pemilihan
alternatif (the problem Of Choice) bisa dilihat contoh berikut ini:
Seorang anak sebut saja BUDI diberi uang saku untuk sekolah perbulan
Rp 52.000. hari efektif sekolah dianggap 26 hari (30 hari dikurangi hari
minggu, 4hari). Uang tersebut harus habis digunakan untnuk biaya
transportasi tiap kesekolah dan uang jajan. Biaya transportasi sekali berangkat
sekolah Rp 1.000 ( pulang pergi 2x Rp 1.000) dan sekali jajan Rp 2.000.
Budi ingin setiap hari jajan dan naik kendaran. Apabila keinginannya
dipenuhi uang yang dibutuhkan Budi untuk transportasi, 2 x 1.000,- = Rp
2.000,- dan untuk jajan , 1 x Rp 2.000,- = Rp 2.000,- sehingga jumlah
pengeluaran perhari = Rp 4.000. Dengan Rp 4.000,- perhari uang saku yang
harus dimiliki Budi adalah 26 x Rp 4.000,- = Rp 104.000,-, padahal uang yang
dimiliki Budi hanya sebesar Rp 52.000,-. Karena uangnya hanya Rp 52.000,-
maka kombinasi pulang pergi dan jajan tiap hari tidak mungkin teraih
(Unattainable combination) sehingga harus diatur sedemikian rupa agar
kombinasinya dapat diraih (Attainable Combination).

TABEL : Konsumsi Dua Alternatif.


No UANG SAKU TRANSPORT JAJAN
(RP) (1000,-) (2000,-)
A 52.000.- 52 0
B 52.000.- 44 4
C 52.000.- 38 7
D 52.000.- 34 9
E 52.000.- 26 13
F 52.000.- 18 17
G 52.000.- 6 23
H 52.000.- 0 26

Kombinasi A dan H merupakan sebagian dari alternatif peluang yang


dapat dipilih oleh Budi. Garis kombinasi (y) pada grafik garis kombinasi
berikut ini menggambarkan peluang-peluang yang bisa dipilih dan bagian
yang diarsir termasuk peluang-peluang yang teraih (Attainanble) dan
kemungkinan uangnya masih tersisa (dapat menabung), sedangkan dari garis
kombinasi ke kanan adalah peluang yang tidak mungkin teraih (unattainable).
Pada kolom yang diarsir terdapat grafik garis kombinasi y l dan pada titik
El terjadi kombinasi transportasi 18 kali dan jajan 9 kali. Hal ini berarti jumlah

11
pengeluaran dari kombinasi tersebut adalah 18 x Rp 1.000,- = Rp 18.000,-
dan jajan 9 x Rp 2.000,- = Rp 18.000,- sehinga jumlah pengeluaran menjadi
Rp 36. 000,-. Dengan uang saku Rp52.000,- dan memilih kombinasi tersebut
di atas masih dapat menabung sebesar Rp 16.000,-.
Untuk memahami prinsip opportunity cost dengan lebih mudah, perhatikan
contoh di atas mengenai uang saku Budi sebesar Rp 52.000,- dan diputuskan
untuk menghabiskan dan menggunakan uang tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dari beberapa kombinasi yang dapat diraih, diputuskan untuk memilih
kombinasi E. Dengan demikian kombinasi A, B, C, D, F, G, H dikorbankan
(peluangnya hilang).
Kepuasan maksimum terjadi pada saat transport 26 kali dan jajan 13 kali.
Namun pada kenyataannya, Budi tidak bisa mengendalikan jajan yang
akhirnya, jajan menjadi 14 kali dan transportasi menjadi 24 kali. Untuk
menambah jajan 1 kali ternyata Budi harus mengorbankan 2 kali transport.
Budi menyadari bahwa untuk mendapatkan jajan yang ke 14 kali ia harus
mengorbankan 2 kali transport. Hal inilah yang dimaksud dengan opportunity
cost.
Dengan demikian dapat disimpulkan, opportunity cost adalah biaya yang
dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu yang
diukur dengan manfaat yang hilang karena tidak menggunakan sumber daya
untuk tujuan lain. Dari contoh diatas, besarnya opportunity cost adalah
sebesar 2 kali biaya transport.

12
13
o Apakah suatu pilihan benar-benar dibutuhkan?
Oleh karena itu perlu diketahui berapa langkah praktis dan rasional
sebelum menentukan pilihan/keputusan, yaitu sbb :
a) Analisis Biaya manfaat
Analisis ini menilai manfaat suatu kebutuhan dibandingkan
dengan biaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila setelah
dihitung manfaat yang benar-benar dirasakan lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan, keputusan atas suatu pilihan dapat disebut rasional.

b) Mengidentifikasi Faktor Pendorong Pembelian


Faktor pendorong untuk mengadakan pembelian banyak sekali.
Ada faktor yang berasal dari dalam seperti kebutuhan dan ada juga
yang berasal dari luar seperti pengaruh lingkungan, iklan, kebiasaan
meniru perilaku orang lain, serta ingin menunjukkan diri kepada orang
lain. Jika faktor pendorong yang berasal dari dalam yaitu adanya
kebutuhan, keputusan bisa dianggap rasional.

c) Berpikir Secara Bertahap


Salah satu ciri orang rasional adalah berpikir secara bertahap.
Dalam banyak situasi berpikir secara bertahap dapat membantu kita
dalam membuat keputusan yang terbaik. Berpikir secara bertahap
berarti memperhitungkan perubahan-perubahan kecil yang terjadi
dalam rangka menentukan suatu pilihan.

d) Menyadari Trade Off


Sebagai seorang mahasiswa, waktu anda sangat berharga.
Waktu tersebut bisa anda bagi untuk berbagi kegiatan. Untuk
melakukan semua kegiatan yang telah anda rancang, anda menghadapi
kendala terbatasanya waktu yang tersedia. Untuk itu anda harus
menyadari adanya Trade Off.
Semakin banyak waktu yang anda gunakan untuk bermain,
semakin sedikit waktu yang bisa dipakai untuk belajar. Semakin
banyak waktu untuk menonton, semakin sedikit waktu untuk
menolong orang tua.
Kasus lain yaitu pendapatan yang anda miliki. Jika banyak
pendapatan anda dibelanjakan untuk membeli pakaian, semakin sedikit
yang bisa dibelanjakan untuk membeli buku. Oleh karena itu penting

14
kiranya anda menyadari adanya Trade Off tersebut karena bisa
membuat anda lebih rasional dalam mengambil pilihan/keputusan.

III.2. POLA PERILAKU KONSUMEN DALAM KONSUMSI


Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang ditujukan langsung
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam kehuidupan sehari-hari, kebutuhan hidup di masyarakat sangat
beraneka ragam misalnya kebutuhan makan, minum, pakaian, perumahan,
kesehatan, pendidikan, dan hiburan.
Konsumen adalah individu yang mengkonsumsi barang dan jasa. Dalam
melakukan kegiatan konsumsi, konsumen berperilaku macam-macam, namun
pada intinya konsumen ingin memaksimalkan kepuasan dengan sejumlah
pendapatan yang dimilikinya.
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Perilaku kita pada
umumnya di motivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada dasarnya motif-motif atau kebutuhan-kebutuhan merupakan alasan-alasan
yang melandasi perilaku.
Di kenal ada 2 (dua) pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen
dalam memaksimalkan kepuasan yaitu pendekatan nilai guna (kardinal) dan
pendekatan kurva indiferen (ordinal).

1. Pendekatan Nilai Guna (kardinal)


Dalam pendekatan nilai guna di kenal istilah nilai guna total dan nilai
guna marginal.
Nilai guna total adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen
dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu. Sedangkan nilai guna
marginal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati konsumen dari setiap
tambahan barang atau jasa yang di konsumsinya.

15
Perhatikan pernyataan dalam tabel dan grafik berikut ini:
(satu jenis barang)

16
Penjelasan lainnya tentang pendekatan nilai guna (kardinal), di gunakan data
pembelian dua jenis barang, yaitu makanan dan minuman, sebagai berikut :

Pakaian Nilai Guna Pakaian Makanan Nilai Guna Makanan


1 60 1 50
2 55 2 45
3 50 3 40
4 45 4 35
5 40 5 30
6 35 6 25
7 30 7 20
8 25 8 15
9 20 9 10
10 15 10 5

Dari tabel di atas, misalkan konsumen memiliki pendapatan sebesar Rp.


15,00 dan harga masing-masing pakaian dan makanan Rp.1,00 rupiah yang
pertama akan dibelikan kepada pakaian karena memberikan tambahan utilitas
yang paling tinggi. Rupiah kedua tetap akan dibelikan kepada pakaian karena
tambahan utilitasnya tetap lebih tinggi. Baru pada rupiah ketiga konsumen bisa
membeli makanan karena nilai gunanya sama dengan pakaian, yaitu 50.
Seterusnya konsumen akan membeli pakaian dan makanan sampai semua
pendapatannya habis.
Kombinasi yang diperoleh adalah 6 pakaian dan 4 makanan, kepuasan
yang diperoleh adalah sebanyak 285 (60+55+50+45+40+35) untuk pakaian dan
170 (50+45+40+35) untuk makanan sehingga kepuasan total menjadi sebanyak
455.
Bila di perhatikan lebih seksama, ternyata konsumen akan memperoleh
kepuasan maksimal jika tambahan kepuasan terhadap pakaian dibagi dengan
harga pakaian sama dengan tambahan kepuasan terhadap makanan di bagi
dengan harga makanan. Artinya, kepuasan maksimal konsumen tercapai saat
setiap satuan rupiah yang terakhir memberikan tambahan kepuasan yang sama
dari masing-masing barang.

17
2. Pendekatan Kurva Indiferen (pendekatan nilai ordinal)
Kurva indiferen adalah kurva yang menerangkan tempat kedudukan titik-
titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang yang di konsumsi konsumen
yang memberikan kepuasan yang sama.

Ciri-ciri dari kurva indiferen, sebagai berikut:


a) Kurva indiferen berbentuk turun dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya
kurva indiferen memiliki kemiringan negatif, setiap konsumen
menambah konsumsi suatu barang konsumen harus mengurangi
konsumsi barang lain.
b) Kurva indiferen tidak boleh saling berpotongan.
c) Kurva indiferen harus cembung terhadap titik origin (o)
Artinya, kurva indiferen harus menunjukkan derajat penggantian
antara satu barang dengan barang lain yang semakin kecil berarti
semakin banyak suatu barang di konsumsi.

Perhatikan Tabel : Referensi konsumen terhadap kombinasi dua barang


berikut ini :

Alternatif Kombinasi Turunan (x) Pendekatan (y)


A 20 80
B 30 60
C 50 40
D 70 30

18
Tabel tersebut di samakan dengan grafik di bawah ini :

Dari tabel dan grafik tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa kurva
indiferen merupakan kurva yang menggambarkan preferensi konsumen
terhadap kombinasi barang yang dikonsumsinya dimana tingkat
utilitas/kepuasannya sama.
Angka utilitas yang di berikan terhadap suatu kurva indiferen merupakan
angka numerik yang menunjukkan kepuasan yang diperoleh konsumen dari
kombinasi yang ia pilih.
Hal inilah yang dimaksud dengan pendekatan ordinal, yaitu
pemeringkatan kombinasi yang dipilih dengan angka numerik.
a) Garis Anggaran Konsumen (Budget Constraint)
Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan
kepada budget constrain (kendala anggaran) yang dimiliki konsumen.
Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya,
konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik
origin. Namun, untuk mencapai kurva ini, konsumen tidak bisa bebas
karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia.
Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen,
sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan
yang maksimal.

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa sumbu datar


menunjukkan jumlah makanan yang akan dibeli konsumen dan sumbu
tegak menunjukkan jumlah pakaian yang akan dibeli konsumen.

19
Dengan jumlah pendapatan sebesar A rupiah dan harga pakaian
sebesar pP, jika seluruh pendapatan konsumen dibelanjakan untuk
membeli pakaian akan diperoleh pakaian sebanyak A/pP.
Demikian juga jika seluruh pendapatan dibelanjakan untuk
membeli makanan akan diperoleh makanan ebanyak A/pM.
Pada titik-titik lain tidak semua pendapatan dibelanjakan, baik
untuk makanan maupun pakaian, tetapi dialokasikan bagi kedua jenis
barang tersebut.
Pada titik F, kombinasi pakaian dan makanan yang dibeli
konsumen tidak menghabiskan semua pendapatan. Hal ini berarti
konsumen tidak bisa memaksimalkan kepuasannya dan konsumen
tidak mungkin memilih titik ini.
Pada titik E, kepuasan konsumen mencapai titik tertinggi, tetapi
konsumen tidak akan pernah mencapai titik ini karena pendapatan
konsumen terbatas.
Semua titik yang tepat berada di garis anggaran misalnya titik D,
merupakan titik yang dipilih konsumen karena pada titik ini
pendapatan konsumen dihabiskan untuk membeli makanan dan
pakaian serta konsumen memperoleh kepuasan yang maksimal.

b). Keseimbangan Konsumen


Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimal apabila
menghabiskan semua pendapatannya untuk membeli dan
mengonsumsi kombinasi barang. Dimana garis anggaran tepat
bersinggungan dengan Kurva Indiferen, keadaan ini disebut
keseimbangan konsumsi.
Keseimbangan konsumsi ini terjadi saat nilai guna marginal
(marginal utility) barang pakaian dibagi dengan harga pakaian sama
dengan nilai guna marginal (marginal utility) makanan dibagi dengan
harga makanan.

20
Kondisi keseimbangan konsumen dapat digambarkan dengan
menggabungkan kurva indiferen dengan garis anggaran.
Dengan cara ini akan terlihat salah satu kurva indiferen tersebut
akan menyinggung garis anggaran.
Saat persinggungan kurva indiferen dengan garis anggaran inilah
terjadinya keseimbangan konsumen.

III.3. POLA PERILAKU PRODUSEN


Sebagaimana diketahui, kegiatan produksi menyangkut 2 (dua) persoalan
penting yaitu mengenai input (masukan) yang terdiri atas faktor-faktor produksi
seperti, tanah, modal, tenaga kerja, dan kewirausahaan, dan faktor output
(keluaran) yang dihasilkan dari proses produksi.
Fungsi produksi merupakan hubungan fungsional antara input dengan
output. Misalnya, jumlah padi yang dihasilkan merupakan fungsi luas tanah dan
tenaga kerja.
Di dalam produksi dikenal adanya pengertian jangka pendek dan jangka
panjang. Produksi jangka pendek berarti terdapat satu faktor produksi yang
bersifat tetap dan faktor lainnya beserta variabel, sedangkan produksi dalam
jangka panjang berarti semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel
(berubah-ubah).

Pers. = B = F (S,T,M,K,T)
Dimana : B = Besar output proses produksi
S = Sumber daya alam
T = Tenaga kerja
M = Modal
K = Keahlian pengusaha (kewirausahaan)
T = Teknologi

a. Produksi Jangka Pendek


 Produksi marginal tenaga kerja :

 Produksi rata-rata tenaga kerja :

21
dimana : MPL = Marginal Production of Labour (produksi marginal
tenaga kerja).
APL = Average Production of Labour (produksi rata-rata
tenaga kerja).
TPL = Total Production of Labour (produksi total tenaga
kerja).
∆L = perubahan jumlah tenaga kerja.
L = jumlah tenaga kerja.
Dengan menggunakan asumsi-asumsi, kita bisa melihat jumlah rata-rata
produksi tenaga kerja sama dengan total produksi tanah.
Namun, pertanyaan penting yang harus dijawab adalah pada jumlah
tenaga kerja berapa produsen melakukan proses produksinya. Untuk
menjawabnya, kita perlu mengetahui harga masing-masing faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi tersebut.
Misalkan, harga faktor produksi tenaga kerja sama dengan harga faktor
tanah dan analisa faktor produksi tersebut digunakan cara tertentu sehingga
produksi marginal masing-masing produksi sama besarnya, hal ini dapat di
notasikan sbb :

Jadi produsen akan beroperasi saat marginal produksi tanah dibagi


dengan harga tanah sama besarnya dengan marginal produksi tenaga kerja
dibagi dengan harga tenaga kerja.
b. Produksi Jangka Panjang
Produksi jangka panjang tidak terkait dengan jangka waktu proses
produksi, tetapi lebih kepada sifat faktor produksi yang digunakan. Untuk
menerangkan teori produksi dalam jangka panjang, kita akan mempelajari
kurva ISOQUANT, ISOCOST dan jumlah produksi optimal.
 Kurva Isoquant Atau Isoproduk
Kurva isoquant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan
titik-titik yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi untuk
menghasilkan tingkat produksi yang sama.

22
Pada kurva menunjukkan tenaga kerja berada pada sumbu vertikal
dan tanah pada sumbu horizontal. Kurva isoquant cembung terhadap
titik origin dan tidak berpotongan antara satu dengan yang lainnya.
∆L diperoleh dari L2-L4
∆T diperoleh dari T2-T1
Bila ∆T dibagi dengan ∆L akan dihasilkan tingkat substitusi teknis
marginal (MRTS) antara tenaga kerja dengan tanah yang menunjukkan
berapa tenaga kerja harus ditambah dengan cara mengurangi
penggunaan tanah agar total produksi tetap sama.

Notasi =

 Kurva Isocost

Kurva isocost adalah kurva yang menerangkan kombinasi


barang atau faktor produksi yang dapat dibeli perusahaan dengan
sejumlah anggaran tertentu.
Letak kurva isocost tergantung kepada besarnya anggaran yang
dimiliki perusahaan. Jika kurva ini semakin ke kanan berarti anggaran
yang dimiliki perusahaan semakin besar.

23
Berdasarkan gambar tersebut, jika perusahaan membelanjakan
semua anggarannya untuk membeli tenaga kerja, akan di peroleh
tenaga kerja sebanyak PL1, sedangkan bila semua anggaran
perusahaan dibelanjakan untuk membeli tanah, akan diperoleh tanah
sebanyak PT1.
Bila kedua titik ini dihubungkan akan menjadi kurva Isocost 1.
Apabila kurva Isocost 1 akan bergeser ke kanan dan menjadi kurva
Isocost 2 dengan jumlah tenaga kerja dan tanah lebih banyak karena
harganya tetap/anggaran perusahaan meningkat.

 Jumlah Produksi Optimal Perusahaan

Kondisi perusahaan saat menghasilkan jumlah produk yang


optimal dapat digambarkan dengan menggabungkan kurva isoquant
dengan kurva isocost.
Pada gambar menunjukkan, perusahaan berproduksi dalam
tingkat optimal yaitu ketika kurva isoquant tepat bersinggungan
dengan kurva isocost. Hal ini disebut keseimbangan perusahaan
dimana jumlah produksi yang dihasilkan optimal dengan biaya paling
rendah.

III.4. FAKTOR PRODUKSI


Faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan
nilai atau usaha memperbesar nilai barang atau jasa.
Faktor produksi terdiri dari 4 macam yaitu:
1. Faktor produksi tanah/sumber daya alam.
Hal ini mutlak harus ada pada setiap proses produksi dan faktor
produksi tanah/sumber daya alam ini tidak merata keberadaannya di setiap
tempat/daerah. Penyebaran kekayaan alam yang tidak merata ini
mempengaruhi kehidupan manusia untuk meningkatklan kesejahteraan
hidupnya.

24
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja menurut kualitasnya dibedakan menjadi 3
(tiga) macam, sbb:
a) Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan seperti Guru/Dosen, Dokter, Akuntan, dan
Pengacara.
b) Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja yang
memperoleh keahlian dari pengalaman dan latihan seperti montir,
sopir/driver.
c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and
untrained labour) yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan
pendidikan dan latihan terlebih dahulu seperti pesuruh dan buruh
kasar.

3. Faktor Produksi Modal


Dalam hal ini yang dimaksud dengan modal adalah modal uang
(money capital) dan barang-barang modal (real capital goods).
Modal uang (money capital) yaitu dana yang digunakan untuk
membeli barang-barang modal dan faktor produksi lainnya sedangkan
barang-barang modal (real capital goods) yaitu setiap barang yang
digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan barang/jasa
lainnya misal, mesin-mesin pembangkit tenaga listrik, gedung, jalan raya,
gudang serta peralatan-peralatan.
Barang-barang modal ini dihasilkan oleh proses produksi tidak
langsung (indirect production).
Macam-macam modal, dapat dibedakan sbb:
a) Menurut jenisnya : modal barang (capital goods) ; modal uang
(money capital) dan modal properti (property capital).
b) Menurut bentuk : modal nyata, modal abstrak.
c) Menurut sifat : modal tetap (fixed capital), modal pencar (variabel
capital).
d) Menurut fungsi : modal perorangan (private capital), modal
masyarakat (sosial capital).
e) Menurut resiko : modal sendiri, modal asing.

25
4. Faktor Produksi Kewirausahaan
Pada masa modern seperti sekarang ini, seorang pengusaha harus
memiliki kemampuan, ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang
permodalan dan keterampilan memilih kombinasi-kombinasi faktor
produksi serta berani melakukan terobosan-terobosan untuk menciptakan
produk baru.
Oleh karena itu, seorang pengusaha harus dituntut supaya memiliki
keahlian (skill), tidak cukup hanya memiliki bakat dan kemauan saja.
Faktor produksi pengusaha (enterpreneurship) merupakan faktor
yang sangat menentukan karena walaupun terdapat tiga faktor produksi
lainnya tanpa ada keahlian dalam mengolah produksi maka semuanya tidak
akan berarti.

III.5. FAKTOR DISTRIBUSI


Dalam kegiatan ekonomi, kegiatan distribusi tidak hanya sekedar
membagi-bagi atau menyalurkan barang, tetapi mempunyai pengertian yang
lebih luas.
Meskipun pengertian distribusi sangat luas, dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan distribusi adalah semua kegiatan yang ditunjukkan untuk
menyampaikan barang dari produsen kepada konsumen. Supaya benda atau jasa
tersebut mudah didapatkan konsumen diperlukan peranan distribusi (fungsi
distribusi). Yang dimaksud dengan fungsi distribusi adalah tugas-tugas
sehubungan dengan kedudukan distribusi sebagai penghubung antara produsen
dengan konsumen.
Dalam hal ini fungsi distribusi terdiri dari fungsi pokok dan fungsi
tambahan.
1. Fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan
dalam distribusi, sbb:
 Transportation (pengangkutan), storage (penyimpanan), buying
(pembelian), selling (penjualan), dan risk bearing (penanggungan
resiko).
2. Fungsi tambahan, selain fungsi pokok, distribusi mempunyai fungsi
tambahan yang hanya berlaku pada distribusi barang-barang tertentu.
Fungsi tambahan tersebut diantaranya sbb:
 Standardization and grading (pengelompokan dan penyelesaian).

26
 Packing (pengemasan).
 Communication (penginformasian).
Menurut sifatnya, distribusi dapat dilakukan secara langsung oleh
produsen seperti petani menjual hasil-hasil produksi ke pasar dan menjualnya
ke konsumen atau dengan jalan membuka toko, warung sendiri atau bisa juga
dengan jalan mendatangi langsung konsumen.
Selain itu, dapat pula dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan cara
menyerahkan kepada pihak lain. Pihak yang mendapat kepercayaan untuk
melakukan distribusi disebut distributor. Untuk menentukan saluran distribusi
yang akan digunakan perlu diperhatikan situasi dan kondisi produsen serta
fasilitas yang tersedia dalam masyarakat.

III.6. PERMINTAAN (DEMAND) DAN PENAWARAN (SUPPLY)


III.6.1. PERMINTAAN (DEMAND)
Dalam ilmu ekonomi, permintaan adalah jumlah produk yang diinginkan
dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu
tertentu dengan faktor yang mempengaruhinya konstan/tetap.
Dari pengertian tersebut di atas terdapat 3 hal penting yaitu : pertama,
jumlah yang diminta (quantity demanded) merupakan kuantitas yang
diinginkan konsumen dan dalam hal ini jumlah barang/jasa yang ingin dan
mampu dibeli oleh konsumen. Kedua, apa yang diinginkan konsumen diikuti
oleh kemampuan membeli barang/jasa pada harga barang/jasa tersebut. Ketiga,
jumlah yang diminta merupakan arus pembelian terus-menerus sehingga harga
dinyatakan dalam satuan waktu, misalnya 3 unit perhari, 300 unit perbulan, atau
3000 unit pertahun.
Di tinjau dari daya beli konsumen, permintaan dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu permintaan absolut, permintaan potensial, dan permintaan efektif.
Permintaan absolut adalah permintaan yang tidak diikuti oleh daya beli.
Permintaan absolut lebih merupakan angan-angan misalnya, anda saat ini ingin
berselancar di pantai Karibia atau anda ingin memiliki Ferari Spider terbaru.
Pemintaan potensial adalah permintaan yang memiliki daya beli tetapi
belum dilaksanakan. Misalnya saat ini anda memiliki cukup uang untuk
membeli kamera digital, tetapi anda tidak ingin membeli kamera digital
tersebut.
Permintaan efektif adalah, permintaan yang disertai daya beli dan
dilaksanakan. Misalnya anda ingin pergi berlibur ke Bali, anda menghubungi
biro perjalanan yang menawarkan wisata ke Bali dan biayanya anda bayar.

27
Ditinjau dari jumlah yang melakukan permintaan, permintaan dapat
dibedakan menjadi permintaan individu, yaitu permintaan seorang individu
terhadap produk tertentu, dan permintaan pasar, yaitu penjumlahan permintaan
individu.

a) Schedule dan Kurva Permintaan


Schedule permintaan adalah sebuah tabel yang memperlihatkan hubungan
antara harga barang dan kuantitas yang diminta. Sedangkan kurva permintaan
adalah grafik yang memuat hubungan antara harga sebuah barang dan kuantitas
yang diminta.
Tabel : Schedule Permintaan Kue Donat

Harga Per unit Jumlah yang diminta


(Rp) per hari (unit)
3.200 2
3.000 3
2.800 4
2.600 5
2.400 6

Gambar : Kurva Permintaan Kue Donat

Dari schedule dan kurva permintaan di atas dapat diketahui berlakunya


hukum permintaan. Kurva permintaan memiliki kemiringan negatif
menegaskan hubungan negatif antara harga dan kuantitas yang diminta, dimana
bila harga naik kuantitas yang akan diminta akan turun sedangkan bila harga
turun, kuantitas yang diminta akan naik dengan syarat konstant/tetap.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

28
Permintaan individu terhadap suatu barang/jasa dipengaruhi oleh hal-hal
berikut ini :
 Selera
 Harga barang atau jasa
 Pendapatan
 Harga barang lain yang berkaitan (subtitusi/pelengkap)
 Ekspektasi (perkiraan tentang masa mendatang)

III.6.2. PENAWARAN (SUPPLY).


Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh
penjual pada berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu, misalnya perhari,
perbulan, pertahun.
Jumlah komoditas yang akan dijual oleh penjual disebut kuantitas yang
ditawarkan (Quantity Supplied) arus konotinya persatuan waktu.
Jumlah yang ditawarkan bisa berbeda dengan jumlah yang benar-benar
dijual. Bisa saja jumlah yang ditawarkan lebih besar dari pada jumlah yang
benar-benar terjual.
Ditinjau dari jenis penawaran, penawaran dibedakan atas penawaran
individu yaitu penawaran yang dilakukan oleh satu orang produsen atau penjual
dan penawaran pasar yaitu penjumlahan penawaran individu.
a) Schedule dan Kurva Penawaran
Schedule penawaran adalah sebuah tabel yang meperlihatkan hubungan
antara harga sebuah barang dengan kuantitas yang ditawarkan. Kurva
penawaran dihasilkan dari hukum permintaan.
Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan
dan tingkat harga barang tersebut dengan menganggap faktor-faktor lain
tetap/konstan.

Tabel Schedule Penawaran Kue Donat


Harga Per unit Jumlah yang Ditawarkan
(Rp) Per hari (Unit)
4000 10
5000 15
6000 20
7000 25
8000 30
9000 35

29
Gambar : Kurva Penawaran Kue Donat

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran


Penawaran terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh hal-hal
berikut ini :
 Harga barang/jasa
 Harga input/biaya produksi
 Teknologi produksi
 Ekspektasi penjual/produsen
 Keuntungan yang diinginkan oleh produsen
 Banyaknya penjual/pesaing (kompetitor)
Banyak atau sedikit jumlah penjual berpengaruh terhadap besar kecilnya
harga dan jumlah barang yang ditawarkan.

III.7. HARGA KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM PRICE)


Harga keseimbangan atau disebut juga harga pasar adalah harga yang
terbentuk pada tingkat dimana jumlah barang yang diinginkan penjual maupun
pembeli adalah sama.
Pembeli dan saling berinteraksi satu sama lain kemudian membuat
kesepakatan tentang harga dan jumlah barang. Harga yang terbentuk adalah
harga keseimbangan (equilibrium) dan jumlah keseimbangan.
Keseimbangan terjadi ketika jumlah harga yang diminta sama dengan
jumlah dari harga yang ditawarkan.

30
Tabel : Konsumsi Kue Donat

Jumlah yang Jumlah yang


Harga Persatuan
diminta per hari ditawarkan per hari
500 10 unit 50 unit Surplus
400 20 unit 40 unit Surplus
300 30 unit 30 unit Equilibrium
200 40 unit 20 unit Defisit
100 50 unit 10 unit Defisit

Dari tabel tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa harga keseimbangan
terjadi harga menunjukkan Rp 300, dan kuantitas sebanyak 30 unit.
Harga keseimbangan terbentuk karena bertemunya permintaan dan
penawaran pada suatu titik yang disebut titik equilibrium.

Namun sebelum terbentuknya harga keseimbangan tersebut, pasar bisa


mengalami kelebihan permintaan atau kelebihan penawaran.

a) Harga keseimbangan berdasarkan fungsi permintaan dan penawaran


Untuk memahami ini, kita akan membagi perubahan harga keseimbangan
dalam 3 bagian yaitu :
 Perubahan harga keseimbangan yang disebabkan oleh pergeseran
permintaan.
 Perubahan harga keseimbangan yang disebabkan oleh pergeseran
penawaran
 Perubahan harga keseimbangan yang disebabkan oleh pergeseran
permintaan dan penawaran.
Bila penawaran berkurang sedangkan permintaan tetap maka harga
keseimbangan mengalami peningkatan, demikian juga bila permintaan baru

31
dengan harga lama melebihi penawaran, maka akan terjadi kenaikan harga
keseimbangan.
Berdasarkan fungsi permintaan (D) dan fungsi penawaran (S) yang
diketahui maka keseimbangan harga dapat dicari.
Harga keseimbangan pasar diperoleh pada saat jumlah barang yang di
minta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan menunjukkan satu tingkat
harga yang sama.
Dengan demikian, untuk mencari harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan pasar, fungsi permintaan sama dengan fungsi penawaran.
b) Golongan Pembeli dan Penjual

Golongan pembeli Golongan Penjual


Penjual Marginal Penjual Marginal
Pembeli Supermarginal Penjual Supermarginal
Pembeli Submarginal Penjual Submarginal

III.8.PASAR (MARKET)
Secara umum, pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan
pembeli (konsumen) dengan penjual (produsen) sehingga bisa berinteraksi
untuk membentuk kesepakatan harga jual.
Dari definisi diatas dapat kita temukan definisi pasar, yaitu :
a) Berfungsi untuk menentukan nilai.
b) Mengorganisasikan produksi.
c) Mendistribusikan.

Pasar, dibedakan atas 2 (dua) kelompok besar, yaitu :


1. Pasar Barang / output
Pasar barang / output, terdiri :
a) Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Market Competition)
Disebut juga pasar kompetitif, yang mempunyai ciri-ciri pokok sebagai
berikut :
- Penjual dan pembeli sangat banyak.
- Produk-produk Homogen (serba sama).
- Pasar bebas untuk dimasuki dan ditinggalkan.
- Konsumen mengetahui kondisi pasar.
- Faktor-faktor produksi bergerak bebas.

32
- Tidak ada campur tangan pemerintah.

b) Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah salah satu bentuk struktur pasar dimana hanya terdapat
beberapa produsen atau sedikit perusahaan saja yang menjual produk-produk
yang identik atau yang mirip satu sama lain.
Ciri-ciri pokok pasar oligopoli adalah sebagai berikut :
 Hanya terdapat sedikit perusahaan dipasar.
 Ketegasan harga.
 Adanya kartel.
 Adanya kepemimpinan harga.

c) Pasar Monopoli
Sesuai dengan namanya, monopoli adalah struktur pasar dimana hanya
terdapat satu penjual atau produsen yang melayani sedemikian banyak
pembelih atau konsumsi.
Sumber terjadinya monopoli adalah sebagai berikut :
 Adanya monopoli sumber daya.
 Monopoli ciptaan pemerintah.
 Monopoli alamiah
Misalnya, jasa angkutan kereta api hanya dilayani oleh PT.KAI (Kereta
Api Indonesia), jasa sambungan listrik hanya dilayani oleh PT.PLN dan air
bersih hanya dilayani oleh PDAM.

d) Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)


Pasar persaingan monopolistik adalah suatu struktur pasar dimana
terdapat banyak produsen yang menjual produk yang kurang lebih sama tetapi
dengan berbagai macam variasi.
Pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Terdapat banyak penjual.
 Terdapat diferensiasi produk.
 Terdapat kebebasan untuk keluar masuk pasar.

2. Pasar Sumber Daya/Input


Pasar sumber daya/input, terdiri dari :
a. Pasar sumber daya alam/tanah

33
Pasar sumber daya alam/tanah pada hakikatnya terbatas pada
permintaan dan penawaran tanah untuk keperluan produksi.
Tanah dalam masyarakat jumlahnya terbatas dan tidak ditambah.
Dengan demikian penawaran tanah bersifat inelastis sempurna dan
pembentukan harganya dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Dalam gambar tersebut, kurva penawaran tanah yang bersifat inelastis


sempurna membentuk garis vertikal SS. Dalam keadaan Normal kurva
permintaan DD memotong garis SS yang berarti membentuk harga
keseimbangan P.
Jika permintaan naik, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan,
memotong garis SS pada titik R1, akibatnya harga keseimbangan naik
menjadi P1. Sebaliknya, waktu permintaan turun, kurva permintaan
bergeser ke kiri memotong garis SS pada titik R 2, akibatnya harga
keseimbangan turun menjadi P2.
b. Pasar Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
Pada dasarnya, penentuan upah kerja ditentukan berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran.
Di negara yang memberlakukan mekanisme pasar terkendali,
penentuan upah pada umumnya dilakukan di bawah pengawasan
pemerintah. Hal ini terutama ditujukan untuk melindungi tenaga kerja
sebagai pihak yang lemah, misalnya melalui peraturan-peraturan tentang
jaminan sosial, upah minimum, dan asuransi tenaga kerja.

34
c. Pasar Sumber Daya Modal
Di dalam dunia usaha, modal adalah barang-barang modal (real
capital goods) dan modal berupa uang (money capital).
Bunga modal imbalan jasa yang berikan kepada orang yang telah
merelakan uangnya untuk digunakan oleh orang lain.
Permintaan terhadap modal dipengaruhi oleh tingkat pengembalian
modal yang diharapkan (rate of returns/R), jika pengusaha sudah dapat
memperkirakan besarnya pengembalian modal, maka dapat dihitung berapa
besarnya bunga (r).
Bentuk kurva permintaan terhadap modal merupakan garis yang
menurun dari kiri ke kanan bawah. Makin banyak investasi maka r akan
makin menurun.

d. Pasar Sumber Daya Kewirausahaan


Keahlian pengusaha juga terbatas. Banyak produk yang tidak mampu
dihasilkan karena tidak adanya faktor pengusaha. Faktor kewirausahaan
peranannya sangat menentukan dibandingkan dengan faktor-faktor
produksi lainnya. Seorang pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang
memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktor-faktor produksi dan
dapat mengendalikan perusahaan secara baik dengan menghasilkan produk
dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung resiko.

III.9. KETIDAKSTABILAN PERKEMBANGAN EKONOMI


Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke
periode lainnya. Adakalanya perekonomian berkembang dengan sangat pesat
sehingga menimbulkan kenaikan harga. Periode lainnya perekonomian
mengalami perlambatan dan mengalami kemerosotan serta berada ditingkat
paling rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Setiap perusahaan mengalami kondisi naik turun kegiatan dalam jangka
panjang, yang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business
cycle).
Dalam dunia usaha, siklus bisnis merupakan suatu gerakan yang utama
secara berkala dalam tingkat kegiatan usaha. Siklus bisnis meliputi periode
ekspansi (expansion) yang menuju ke suatu titik puncak atau periode prosperity
yang diikuti oleh gerakan balik ke bawah melalui periode konstruksi
(construction) ke suatu periode depresi (depression).

35
Dengan demikian siklus bisnis (business cycle) adalah suatu fluktuasi
yang berirama dalam kegiatan usaha/bisnis umumnya yang ditandai oleh suatu
terdensi bagi harga, keuntungan, produksi, upah dan kesempatan kerja untuk
bergerak bersama-sama dalam suatu siklus yang lengkap dari puncak ke puncak
selama satu periode.
Business cycle biasanya meliputi empat tingkat yang saling mengikuti
yaitu recovery, expansion (prosperity), pecession dan deperission.
Pada umumnya, fluktuasi yang hebat dan berkala dan kegitan usaha/bisnis
menimbulkan persoalan dan tidak dapat diselesaikan dengan teori-terori yang
ada. Hal ini juga merupakan salah satu akibat dari penerapan sistem ekonomi.
Bila suatu negara menerapkan sistem ekonomi liberal yang sepenuhnya diatur
oleh mekanisme pasar, perkembangan ekonomi di negara tersebut cenderung
labil.
Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan
ekonomi yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat menimbulkan
akibat buruk kepada perekonomian secara keseluruhan dan masyarakat.
Pengangguran dan inflasi bisa saja suatu saat terjadi dan menimbulkan dampak
buruk bagi kehidupan masyarakat.
Untuk menghindari hal ini perlu lah kiranya perekonomian tidak
sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar dan perlu usaha untuk selalu
menstabilkan siklus kegiatan usaha.

III.10.INDEKS HARGA, INFLASI DAN DEFLASI


1. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI)
Laju inflasi biasanya dihitung dari presetase perubahan IHK pada suatu
periode waktu.
Pengertian IHK adalah ukuran rata-rata perubahan harga dari suatu paket
komoditas dalam suatu kurun waktu tertentu atau antar waktu. IHK
menggambarkan perubahan secara umum dari sejumlah (paket) komoditas yang
dikonsumsi rumah tangga di daerah perkotaan. Paket komoditas yang
digunakan dalam menyusun IHK diperoleh dari survey pengeluaran rumah
tangga yang biasa disebut Survey Biaya Hidup (SBH).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka indeks harga adalah angka
yang menunjukkan perbandingan harga dalam dua waktu yang berbeda
sehingga angka indeks harga didefinisikan sebagai angka perbandingan antara
harga komoditas atau kelompok komoditas yang terjadi pada suatu periode
waktu dengan periode yang telah ditentukan. Karena data harga yang digunakan

36
adalah harga konsumen, maka indeks harga yang digunakan adalah indeks
harga konsumen.

Tujuan perhitungan IHK adalah sebagai berikut :


a) Mengetahui perkembangan harga barang dan jasa yang tergabung pada
diagram timbangan indeks harga konsumen.
b) Sebagai pedoman untuk menentukan suatu kebijakan yang akan
datang, terutama dibidang pembangunan ekonomi.
c) Sebagai perhitungan penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK)
d) Mempermudah pemantauan supply dan demand khususnya barang
kebutuhan masyarakat yang ada dipasar

2. INFLASI
Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara
umum atau suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinyu). Inflasi merupakan proses menurunnya nilai uang secara
kontinyu atau proses suatu peristiwa dan bukan akibat tinggi rendahnya tingkat
harga.
Artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum menunjukkan inflasi,
dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus-menerus dan
saling pengaruh-mempengaruhi.
1) Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
a. Tarikan Permintaan (Demand Full Inflation)
Adalah inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang
berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.

37
b. Desakan Biaya (Cost push Inflation)
Biasanya pada batas demand inflation ada kecenderungan
untuk meningkatkan produksinya akibat meningkatnya permintaan
dari masyarakat, akan tetapi kenaikan harga tersebut diikuti dengan
menurunnya omzet penjualan sebagai akibat kelesuan pasar sekalipun
harga meningkat namun pendapatan nyata berkuarang karena
penurunan penawaran agregat.
Inflasinya yang terjadi karena penurunan agregat sering disebut
desakan biaya (cost push inflation).

c. Inflasi Campuran
adalah inflasi yang terjadi disebabkan oleh kombinasi
(campuran) antara unsur inflasi tarikan permintaan dan inflasi
desakan/dorongan biaya.
d. Inflasi Impor atau Imported Inflation
Adalah inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar
negeri. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perdagangan antarnegara.
Pengaruh ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi ekonomi dalam
negeri misalnya suatu negara sedang mengalami inflasi kemudian
barang dari negara tersebut dibutuhkan oleh negara lain dan diimpor
maka barang tersebut menjadi lebih mahal.

2) Cara-cara Mengatasi Inflasi


Usaha mengatasi inflasi haruslah dengan dimulai dari sebab-
sebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya yaitu
bagaimana memecahkan masalah inflasi atau bagaimana
membebaskan masyarakat dari tekanan inflasi.

38
Untuk mencapai sasaran dalam mengatasinya ada 3 (tiga)
kebijakan yang dapat ditempuh yaitu kebijakan fiskal, kebijakan
Moneter dan Kebijakan Nonmoneter atau kebijakan riil.

3) Dampak Inflasi
a) Dampak terhadap perekonomian
 Investasi berkurang
 Mendorong tingkat bunga
 Mendorong tindakan spekulatif
 Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
 Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi masa yang akan
datang
 Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang
 Menimbulkan defisit neraca pembayaran
 Merosotnya kesejahteraan masyarakat

b) Dampak bagi masyarakat


 Masyarakat berpenghasilan tetap
 Kreditor atau defisit
 Memperbesar kesenjangan distribusi pendapatan
 Menguntungkan para spekulasi
 Mempengaruhi para pedagang/pengusaha/industriawan

Beberapa ahli ekonomi, baik dari kaum klasik maupun modern


(Keynes) menyetujui bahwa inflasi tidak hanya ada kaitannya dengan jumlah
uang yang beredar, tetapi juga dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia
dalam perekonomian.
Oleh karena itu, untuk menanggulangi inflasi yang utama ialah
bagaimana menekan laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar pula
mengurangi jumlah uang yang beredar.

3. DEFLASI
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Deflasi ditandai oleh kegiatan
produksi yang merosot, kesempatan kerja berkurang, harga-harga secara
keseluruhan turun dan nilai uang naik.

39
Jadi deflasi ialah suatu keadaan yang menunjukkan harga barang-
barang turun secara terus menerus atau suatu keadaan yang menyatakan nilai
uang meningkat. Dalam keadaan deflasi, arus uang lebih sedikit (berkurang)
jika dibandingkan dengan arus barang sehingga harga barang secara
keseluruhan turun.
 Deflasi memberikan dampak perekonomian sebagai berikut :
a) Pengusaha kurang berminat untuk memproduksi barang karena harga
yang terus turun.
b) Kesempatan kerja berkurang disebabkan terjadinya pemutusan
hubungan kerja.
c) Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh negara.
d) Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.

Cara mengatasi deflasi adalah dengan jalan menambah uang yang beredar
dimasyarakat dengan cara sebagi berikut :
 Pemerintah menambah pembelanjaan.
 Masyarakat menambah pengeluarannya baik untuk konsumsi maupun
untuk investasi.

III.11 KEBIJAKAN FISIKAL DAN MONETER


III. 11. 1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal yang kerapkali disebut politik fiskal, merupakan
tindakan pemerintah dalam mengatur keuangan negara baik dalam hal alokasi
pengeluaran maupun penerimaan negara khususnya dibidang perpajakan, yaitu
tinggi rendahnya pajak, jenis jenis pajak dan pembebasasn pajak untuk
menunjang tercapainya tujuan nasional seperti pengendalian inflasi, kestabilan
ekonomi, perataan pendapatan, peningkatan produksi dan kesempatan kerja.
Selain dengan peraturan-peraturan, pemerintah dapat secara nyata
mempengaruhi kehidupan ekonomi nasional dengan jalan menambahkan
pengeluaran Negara untuk bidang/sektor tertentu dengan
menaikkan/menurunkan tarif-tarif serta memberikan subsidi-subsidi.
Kebijakan fiskal oleh para pakar ekonomi sudah diakui kekuatannya,
namun demikian untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan sebaiknya
kebijakan fiskal tersebut diikuti oleh kebijakan moneter. Jadi pusat perhatian

40
pemerintah ditujukan kepada ketercapaian keseimbangan antara jumlah barang
dan jasa dengan jumlah uang yang beredar.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat melaksanakan alternative-
alternatif pemecahan masalah inflasi tersebut, yaitu:
a) Penurunan pengeluaran pemerintah
b) Menaikkan pajak
c) Mengadakan pinjaman pemerintah

III. 11. 2. Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan seperangkat tindakan pemerintah dalam
mengatur keuangan dan jumlah uang yang beredar, batas pemberian kredit,
tinggi rendahnya tingkat bunga, kredit murah untuk sektor-sektor yang
diproritasakan dan lain sebagainya termasuk paket-paket deregulasi pasar
modal.
Bentuk kebijakan moneter yang dilaksanakan pemerintah melalui Bank
Sentral (Bank Indonesia) adalah sebagai berikut :
a) Politik Cash Ratio
Bank Indonesia mengatur tinggi rendahnya persentase cadangan kas bank
bank. Cash Ratio adalah perbandingan antara uang tunai (kas) bank-bank
ditambah demand deposit bank-bank pada Bank Indonesia terhadap demand
deposit masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
Menaikkan cash ratio atau reserve requerements dari bank-bank merupakan
suatu tindakan anti inflasi.
Conto sebelum inflasi:
Cash Ratio dari bank-bank di Indonesia ditentukan Bank Indonesia
sebesar 10% atau 1/10. Bila jumlah reserve (uang kas ditambah tagihan bank-
bank di Bank Sentral) dari seluruh bank berjumlah Rp 25 juta dan simpanan
masyarakat (demand Deposit) seluruhnya Rp 200 juta, maka kemampuan bank-
bank memberikan kredit potensial sebesar :
Rp 25.000.000 - (10% x Rp 200.000.000,-) = Rp 5.000.000,-.
Bila terjadi inflasi, bank sentral menetapkan Cash Ratio 11% dan
kemampuan bank-bank untuk memberikan kredit potensial menjadi :
Rp. 25.000.000 - (11% x Rp. 200.000.000,-) = Rp. 3.000.000
Artinya, kalau semula bank dapat memberikan kredit potensial sampai
dengan Rp. 5.000.000,-, dengan naiknya Cash Ratio dari 10% ke 11% maka
bank hanya dapat memberikan kredit potensial sebesar Rp. 3.000.000,-.

41
Hal ini memperkecil jumlah uang yang beredar di masyarakat atau
tekanan inflasi dapat diperkecil.

b) Politik Diskonto
Adalah politik menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga yang
dilakukan bank sentral terhadap bank-bank. Bila bank sentral menaikkan
tingkat suku bunga kredit atau tabungan, bank-bank akan ikut menaikkan
tingkat suku bunga kredit atau tabungan kepada masyarakat.
Naiknya suku bunga kredit menyebabkan berkurangnya minat masyarakat
untuk meminjam kepada bank, sebaliknya bila suku bunga tabungan naik,
masyarakat terdorong untuk menabung di bank-bank, hal ini akan
menekan/menurunkan laju inflasi.

c) Pembatasan Kredit
Selain melalui politik Cash Ratio, pemerintah dan bank sentral dapat
menentukan batas maksimum (ceiling) kredit yang boleh diberikan oleh dunia
perbankan selama jangka waktu tertentu. Agar pembatasan ini tidak
menghambat produksi maka kredit yang diberikan harus selektif dan ditentukan
menurut skala proritas, misalnya kredit investasi bagi seorang pengusaha harus
dilayani tetapi permohonan kredit konsumtif seperti KPR (Kredit Pemilikan
Rumah) sementara dibatasi.

d) Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation)


Politik pasar terbuka untuk mengatasi inflasi disebut sebagai tight money
policy yaitu suatu kebijakan bank sentral untuk menjual surat-surat berharga
seperti obligasi negara kepada bank-bank dan masyarakat. Apabila pemerintah
memerlukan pinjaman uang, bank sentral dapat mengeluarkan surat-surat
berharga (kertas perbendaharaan negara, obligasi/bond, SUN/Surat Utang
Negara, dll).
Surat-surat berharga ini oleh Bank Indonesia dapat diperjualbelikan
keppada bank-bank yang mencari objek investasi yang aman (resiko kecil) dan
pembayarannya melalui rekening-rekening bank-bank pada Bank Indonesia.
Bila bank-bank membeli surat berharga kepada Bank Indonesia maka rekening
bank-bank tersebut berkurang di Bank Indonesia.
Sebaliknya, bila Bank Indonesia membeli kembali surat-surat berharga
dari bank-bank tersebut maka rekening bank-bank tersebut di Bank Indonesia

42
bertambah, artinya menambah besar cadangan kas bank-bank tersebut, yang
berarti kemampuan bank-bank memberikan kredit semakin besar.

III.12. LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK DI


INDONESIA

1. LEASING
Istilah leasing berasal dari bahasa Inggris, to lease yang berarti
menyewakan.
Perizinan usaha Leasing diatur dengan Surat Keputusan Bersama Menteri
Keuangan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, tertanggal 7 januari
1974 dan kemudian berdasarkan Surat Keputuan Menteri Keuangan RI
tertanggal 20 Desember 1988 dipertegas bahwa lembaga pembiayaan adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat.
Dalam SK ini diatur pula jumlah modal disetor atau simpanan wajib dan
modal, sbb :
1) Perusahaan Swasta Nasional sebesar RP 3 Milyar
2) Perusahaan Patungan Indonesia dengan pihak asing sebesar Rp 10 Milyar
3) Koperasi sebesar Rp 3 Milyar

o MEKANISME TRANSAKSI LEASING


a) Pihak yang menikmati barang tersebut (LESSEE) menghubungi
Supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi,
harga, jangka waktu penagihan dan jaminan purna jual atas barang
yang akan di-lease.
b) Lessee berunding dengan pihak yang memberikan jasa pembiayaan
(Lessor) mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal, lesse dapat
meminta lease quatation (syarat-syarat pokok pembiayaan leasing)
yang berisi antara lain keterangan barang, harga barang, cash security
deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan, uang
sewa (lease rental) dan persyaratan-persyaratan lainnya.
c) Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada
lessee yang berisi syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai

43
barang modal yang dibutuhkan Lessee. Bila setuju dengan
commitment letter lalu ditanda tangani oleh lesse dan dikembalikan
kepada lessor.
d) Penandatanganan kontrak leasing dilakukan setelah semua persyaratan
dipenuhi lessee. Persetujuan atau kontrak tersebut mencakup pihak-
pihak yang terlibat hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi
lesse, penutupan asuransi, tanggung jawab atas objek leasing,
perpajakan, jadwal pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.
e) Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman
barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang
telah disetujui.
f) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee serta
menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar yang
selanjutnya diserahkan kepada supplier.
g) Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan
bukti-bukti kepemilikian barang lainnya.
h) Pembayaran oleh lessor kepada supplier.
i) Pembayaran sewa (Lease Payment) secara berkala oleh Lessee kepda
lessor selama masa leasing yang seluruhnya mencakup pengembalian
jumlah yang dibiayai beserta bunganya.

2. MODAL VENTURA
Modal ventura adalah badan usaha yang bergeak dalam bidang
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
Ketentuan modal minimum disetor untuk pendirian modal ventura diatur
dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan RI, tertanggal 20 Desember 1988,
sbb:
1) Perusahaan Swasta Nasional sebesar Rp 3 Milyar
2) Perusahaan Patungan Indonesia dengan asing sebesar Rp 10 Milyar
3) Koperasi sebesar Rp 3 Milyar

o Modal Ventura digolongkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:


a) Leverage Venture Capital (LVC)

44
Adalah perusahaan modal ventura yang dananya diperoleh dengan
cara meminjam sejumlah uang, baik dari pemerintah maupun dari
swasta.

b) Equity Venture Capital (EVC)


Adalah perusahaan modal ventura yang dananya diperoleh dari
pemegang saham yang akan digunakan untuk melakukan penyertaan
pada suatu perusahaan.

o Perusahaan Modal Ventura dapat dibagi berdasarkan kepemilikan, yaitu:


a) Perusahaan Publik (Public Company)
Setiap perusahaan modal ventura yang telah Go Public
b) Perusahaan Privat (Private Company)
Perusahaan yang belum Go Public yang dibentuk oleh sejumlah
lembaga keuangan seperti dana pensiun, asuransi yang menempatkan
dananya pada perusahaan modal ventura untuk diinvestasikan
c) Perusahaan Afiliasi Bank
Bank-bank yang kelebihan dana mendirikan anak perusahaan ventura
yang beroperasi secara terpisah dengan usaha bank
d) Perusahaan Modal Ventura Pemlik Dana Besar
Sejumlah perusahaan besar di beberapa Negara industri melakukan
penyertaan pada salah satu atau beberapa perusahaan modal ventura
sebagai subsidiary.

3. PERUSAHAAN ASURANSI
Menurut undang undang N0. 2 tahun 1992, asuransi adalah usaha yang
memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian,
kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
 Ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi, yaitu :
1) Penanggung atau insurer adalah badan yang memberikan proteksi.
2) Tertanggung atau insured adalah penerima proteksi.
3) Peristiwa atau accident yang tidak terduga atau tidak diketahui
sebelumnya atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian.
4) Kepentingan atau interest yang diasuransikan, yang mungkin akan
mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa itu.

45
 Secara umum, jenis usaha asuransi terdiri dari :
1) Asuransi harta atau Property Insurance.
2) Asuransi tanggung-gugat atau Liabelity Insurance.
3) Asuransi jiwa atau Life Insurance.
4) Asuransi kerugian atau General Insurance.

Selama menjalankan usaha asuransi dikenal adanya istilah polis asuransi.


Polis asuransi pada hakikatnya ada 2 macam yaitu polis perjalanan dan
polis waktu, dan polis asuransi jiwa termasuk polis waktu (jangka
panjang).
Manfaat polis asuransi adalah :
a) Sebagai perjanjian pertanggungan.
b) Sebagai bukti jaminan dari penanggungan akibat peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya.
c) Sebagai bukti pembayaran premi asuransi (hadiah/sumbangan /ekstra)
oleh tertanggung kepada penanggung sebagai balas jasa atas jaminan
penanggung.

4. PEGADAIAN
Pegadaian merupakan lembaga yang menyalurkan pinjaman dengan
pengikatan hukum gadai.
Dasar hukum pegadaian adalah Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990,
yang meningkatkan eksistensi pegadaian dari sebuah perusahaan jawatan
(Perjan) menjadi perusahaan umum (perum). Tugas pokok Perum
Pegadaian adalah untuk menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan
memberi uang pinjaman berdasarkan hukum gadai.
Perum pegadaian merupakan satu-satunya lembaga di Indonesia yang
diberi izin untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat berdasarkan
hukum gadai tersebut.

 Pembinaan dan pengawasan lembaga-lembaga keuangan bukan bank


meliputi lembaga pembiayaan (Leasing, modal ventura, pembiayaan
konsumen, dan kartu kredit), usaha perasuransian, dana pensiun, pasar
modal dan pegadaian dilakukan oleh Departemen keuangan cq.Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan yang memiliki wewenang tunggal terhadap
masalah yang menyangkut kebijakan perizinan, pembinaan dan
pengawasan operasional lembaga-lembaga keuangan bukan bank.

46
IV. WIRAUSAHA, KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN
IV.1 Deskripsi Wirausaha
Deskripsi wirausaha menurut pendapat-pendapat para ekonom adalah
sebagai berikut :
1. Menurut Schumpeter, Entrepreneur merupakan pengusaha yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bentuk praktik secara teknis
dan komersial.
Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan
kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang perekonomian.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain :
a) Memperkenalkan produk baru.
b) Pelaksanaan dari suatu metode produksi baru.
c) Membuka suatu pemasaran baru.
d) Pembukaan suatu sumber dasar baru/bisa dikembangkan.
e) Pelaksanaan organisasi baru (misal MLM).

2. Menurut Filion, wirausaha adalah orang yang imajinatif, ditandai oleh


kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-
sasaran tersebut.
Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan
membuat keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko
moderat.

3. Menurut Deskripsi Umum (Kamus), wirausaha adalah orang yang pandai


atau berbakat mengenali produk baru, menemukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan
operasi serta memasarkannya.
Berdasarkan deskripsi tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Wirausaha adalah tokoh-tokoh bisnis, bukanlah sekedar pengusaha
melainkan pengusaha yang sukses dan memiliki ciri-ciri serta
kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru.
 Wirausaha adalah orang yang menciptakan kemakmuran bagi dirinya
maupun bagi orang lain, yang menemukan cara-cara atau teknik yang
lebih baik dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil pemborosan

47
serta menghasilkan produk atau jasa dalam upaya memuaskan kebutuhan
orang lain.

IV.2 Ciri-Ciri Dan Watak Wirausaha


Ciri-ciri Watak
1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, optimisme

2. Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,


hasil ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan
inisiatif.

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang


wajar dan suka tantangan.

4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan


orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6. Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

IV.3 Karakteristik dan Syarat-Syarat Wirausaha


IV.3.1 Karakteristik :
Karakteristik dan sifat yang umum harus dimiliki oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :
a. Memiliki tanggung jawab pribadi.
b. Dinamis dan mampu memimpin.
c. Mempunyai sikap optimis atas suatu peluang.
d. Mampu mengantisipasi resiko.
e. Ulet, gigih, energik, cerdas melihat peluang serta kreatif dan inovatif.
f. Kebutuhan untuk berprestasi, berinisiatif untuk maju.
g. Mampu mempengaruhi dan tidak tergantung pada orang lain.
h. Bersikap positif terhadap setiap perubahan.

48
i. Terbuka atas saran dan kritik yang membangun.
j. Selalu mengarahkan orientasi ke masa depan.
k. Cepat dan tangkas dalam menangkap peluang.
IV.3.2. Syarat-syarat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin
menjadi wirausaha, yaitu sebagai berikut :
a. Semangat kerja tinggi (besar)
b. Tingkat pengalaman cukup baik/memadai
c. Memiliki kemampuan/keahlian tertentu
d. Penentuan pilihan dan cara yang tepat
e. Disiplin, keberanian, dan merdeka lahir batin
f. Inovatif dan kreatif
g. Modal kerja (milik sendiri atau gabungan dari orang lain atau kredit
usaha)
h. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

IV.4 Peran Wirausaha dalam Perekonomian Nasional


Dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi makro dan fungsi mikro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai
penggerak, pengendali dan pemacu perekonomian suatu bangsa.
Di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara di Asia, kewirausahaan
menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu sehingga kemudian menjadi
kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan inovasi.
Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi baru dalam
produk barang dan jasa-jasa yang berskala global. Semua itu merupakan hasil
dari proses dinamis wirausaha yang kreatif, bahkan mereka berhasil
menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan dan ekonomi.
Wirausahalah yang berani mengambil resiko, memimpin dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tanpa dorongan, energi dan dedikasi para pengusaha, maka pembentukan
(formasi) investasi pada perusahaan-perusahaan baru tidak akan pernah
terjadi.

49
Secara Mikro, peran wirausaha adalah penanggung resiko dan
ketidakpastian, mengekombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru
dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah serta usaha-usaha baru.
Dalam fungsi mikro, ada 2 peran yang dimiliki wirausaha yaitu sebagai
penemu (inovator), sebagai perencana (planner) dari strategi perusahaan
(corporate strategy). Sebagai inovator, wirausaha berperan dalam menemukan
dan menciptakan produk baru, teknologi baru/tepat guna, ide-ide baru
(realistis) dan pengorganisasian perusahaan (corporate organization).
Disamping hal tersebut diatas, secara kualitatif, peranan wirausaha
melalui usaha kecil tidak diragukan lagi yakni pertama, usaha kecil dapat
memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha
seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasaran bagi
hasil produk-produk industri baru. Usaha kecil berfungsi sebagai
transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan ataupun ke
belakang.
Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khusus
dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena
dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal dan meningkatkan
sumber daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh.
Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian
pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan
karena jumlahnya tersebar di perkotaan dan di pedesaan.

IV.5 Sektor yang Dimasuki Wirausaha


Ada empat sektor yang dapat dimasuki wirausaha yaitu bidang karir
dan jabatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang multi bidang
usaha.

1. Bidang Karir dan Jabatan


Setiap orang mempunyai ambisi dalam bidang karir atau jabatan baik
dalam instansi pemerintah maupun swasta.
Karir dan jabatan dalam suatu instansi pemerintah biasanya dipegang dan
dikembangkan oleh para pegawai negeri termasuk guru/dosen, para
pemimpin departemen dan pejabat.
Agar pekerjaan mereka produktif dan efisien diperlukan kualitas
pribadi yang tinggi dengan mengembangkan sifat-sifat kewirausahaan.

50
Demikian pula dikalangan swasta yang penuh dengan tantangan dan
persaingan. Hal ini menuntut mereka memiliki sikap mental dan
kepribadian yang kuat untuk maju dan berprestasi.

2. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendesak bagi setiap manusia
baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pokok
permasalahan pada kewirausahaan bidang pendidikan adalah terletak pada
belajar mandiri yang ditandai oleh sikap mental wirausaha.

3. Bidang Ekonomi
Setiap usaha yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas ekonomi
guna mencapai keberhasilan, membutuhkan kualitas pribadi yang kuat.
Dalam bidang usaha ekonomi ada dua kegiatan ekonomi yang dimasuki
wirausaha yaitu sektor formal dan sektor nonformal.
a. Sektor Formal
Sektor formal adalah sektor yang terdaftar resmi dan mendapat
izin resmi dari pejabat yang berwenang. Sektor usaha formal di
Indonesia adalah BUMN, BUMS, dan Koperasi.
Ciri-ciri usaha wirausaha sektor dalam sektor formal, yaitu :
 Memiliki izin resmi dari pemerintah.
 Kegiatan yang dilakukan dikenakan pajak.
 Memerlukan modal yang cukup besar.
 Secara umum berada didaerah perkotaan.
 Melaksanakan sistem pembukuan dengan baik.
Kegiatan wirausaha sektor formal ini bergerak dan bergerak dan
bernaung dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa perusahaan
atau badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan
jasa.

b. Sektor Nonformal
Sektor usaha nonformal adalah unit usaha atau kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang
sifatnya masih sederhana, modal lemah dan usahanya belum luas. Baik
di kota maupun di desa, sektor usaha nonformal ini sering dilakukan
51
dan tumbuh kembangnya sesuai dengan perkembangan kepadatan
penduduk.
Sebagian besar dijalankan angkatan kerja berpendidikan
rendah dan tidak memiliki keterampilan khusus.
Usaha-usaha nonformal sebenarnya banyak menyerap tenaga
kerja seperti pedagang kaki lima, asongan, pedagang keliling dan
sebagainya, namun ada kalanya dalam menjalankan usaha sering
melanggar aturan dan tidak heran apabila mereka dikejar-kejar petugas
ketertiban.
Usaha Non formal ini sebaiknya dibina, dikembangkan dan
dipadukan dengan usaha formal agar saling mengisi dan meramaikan
dunia usaha.
Contoh usaha non formal adalah sebagai berikut :
 Usaha perdagangan makanan dan minuman, alat tulis kantor,
mainan, alat rumah tangga dan barang bekas.
 Usaha bahan bangunan seperti batu, pasir dan bata.
 Usaha-usaha jasa, antara lain penjahit, tukang cukur, tukang patri,
tukang sol sepatu, reparasi radio, TV, arloji, sepeda motor,
(bengkel) dan usaha pembuat spanduk dan sejenisnya.
 Bidang transportasi/angkutan seperti ojek, becak, delman, gerobak,
dan angkutan pedesaan.

IV.6. Menerapkan Sikap dan Jiwa Wirausaha


1. Sumber Ide Bisnis (Usaha)
a. Pekerjaan yang ditekuni dan keterampilan yang sudah lama
dikembangkan akan membentuk naluri bisnis/ide-ide bisnis yang tepat.
b. Minat dan hobi cukup efektif untuk membangun keyakinan dan
motivasi kuat untuk mandiri.
c. Pengalaman diri sendiri atau orang lain bisa menjadi guru yang baik
dan sumber ide bisnis.
d. Dari pengamatan
Mengamati sesuatu yang ada disekitar kita bisa menjadi peluang
bisnis. Pengamatan ini diperlukan bagi mereka yang ingin mandiri,
baik sebagai usaha pokok atau usaha sampingan.

2. Peluang Usaha

52
Ada tiga alternatif yang dapat dijadikan dasar dalam melihat peluang
usaha, yaitu :
a) Menghasilkan barang/jasa yang masih baru.
b) Menghasilkan barang yang sama jenisnya, tetapi modelnya baru
dan disesuaikan dengan selera konsumen.
c) Menghasilkan barang/jasa tiruan yang baru, tetapi tidak baru
dipasar (telah dilakukan berbagai modifikasi terhadap barang
tersebut).
Namun, untuk dapat menghasilkan barang/jasa tersebut diperlukan
penelitian, inovasi dan kreatifitas dalam memanfaatkan peluang usaha
tersebut.
Sebelum menentukan bidang usaha yang akan dikembangkan
maka terlebih dahulu dianalisis apakah bidang usaha yang dipilih
tersebut telah ada atau belum serta bagaimana prospeknya. Dari
analisis peluang usaha tersebut di atas, satu sama lainnya
berhubungan, namun proyeksi pasar dan permintaan dimasa akan
datang, memegang peranan penting dan menentukan usaha yang
dipilih, ditekuni lebih lanjut.

3. Perencanaan Usaha
a) Persiapan Awal :
Dalam hal ini perlu dipikirkan beberapa permasalahan sbb :
 Masalah diri pribadi.
 Masalah kesempatan/peluang usaha.
 Masalah permodalan.
 Masalah organisasi dan manajemen.
 Masalah lingkungan.
 Masalah hukum dan perundang-undangan.

b) Langkah-langkah menyusun perencanaan usaha :


 Menentukan bentuk perusahaan seperti perorangan, persekutuan
dan cabang dari perusahaan lain.
 Pengurusan perizinan, apabila mendirikan perusahaan baru.
 Pengendalian modal perusahaan.
 Jenis perusahaan (dagang, jasa atau manufaktur).
 Pengorganisasian masing-masing bidang usaha.

53
 Pengetahuan peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan
dengan usaha yang akan dijalani.

c) Menjalankan Usaha :
 Tujuan usaha.
 Gambaran tentang bentuk dan sifat usaha.
 Mengelola tenaga kerja; berkaitan dengan jabatan, persyaratan
karyawan, sumber-sumber tenaga, jumlah tenaga kerja dan
jaminan para pekerja/karyawan.

d) Pemilikan Alat-alat dan Bahan :


Pemilihan peralatan memerlukan pertimbangan teknis dan
ekonomis. Pertimbangan dan pemilihan peralatan adalah alat-alat yang
mudah digunakan dengan tepat dan cepat namun tidak mudah rusak,
murah perawatan dan murah biayanya.
Bahan-bahan yang diperlukan membutuhkan pertimbangan
sebagai berikut :
 Kemungkinan cara membeli, apakah tunai atau kredit.
 Asal usul bahan (import, pabrik, pedagang besar, perantara atau
pengecer).
 Kemungkinan pengangkutan dan penyimpanan.
 Jumlah pembelian bahan.
e) Modal kerja (modal sendiri, modal pinjaman/asing).
f) Prinsip kerja sama dan keuntungan.
g) Proses perencanaan usaha/produk antara lain :
Membuat model produk, merancang produksi dan merancang sarana
produksi.
h) Rencana pembelian dan penjualan.
i) Lokasi/tempat usaha
 Rencana tempat kerja, seperti penentuan lokasi, gedung dan
ruangan tempat usaha serta tersedianya sarana yang diperlukan.
 Rencana pengadaan sarana pembantu seperti persediaan air, listrik
dan sarana transportasi/angkutan dan sebagainya.
j) Perencanaan pengelolaan usaha

54
Langkah utama dari suatu pengelolaan usaha adalah
perencanaan, pelaksanaan, pemasaran produk/usaha dan pengawasan
serta penilaian hasil usaha.
Untuk menghindari ketidak jujuran, petugas pelaksana dan
pengawas tidak dilakukan oleh satu orang tetapi minimal dua orang
atau lebih tergantung kegiatannya. Kontrol atau pengawasan dilakukan
pada waktu proses berjalan, sedangkan evaluasi/penilaian dilakukan
setelah peoses selesai.

IV.7. PENGERTIAN KESEMPATAN KERJA, TENAGA KERJA DAN


PENGANGGURAN
1. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia
bagi masyarakat baik yang telah ditempati (Employment) maupun
jumlah lapangan kerja yang masih kosong (vacancy).
Kesempatan kerja menggambarkan tersedianya lapangan kerja di
masyarakat, oleh karena itu sering diartikan sebagai permintaan akan
tenaga kerja di pasar tenaga kerja (demand for labour force).
Kesempatan kerja erat hubungannya dengan kemampuan
perusahaan-perusahaan dalam menampung atau menyerap sumber
daya manusia dalam kaitannya dengan proses produksi.

2. Angkatan Kerja
Di Indonesia, penduduk (angkatan kerja) dibagi atas dua golongan
yaitu golongan produktif dan non produktif.
Golongan produktif adalah usia penduduk yang termasuk usia
kerja yaitu berada sekitar 10-65 tahun sedangkan golongan yang
nonproduktif adalah penduduk yang berumur 0-10 tahun dan diatas
usia kerja yaitu berusia di atas 65 tahun.
Penduduk golongan produktif yang berusia 10-65 tahun ada yang
termasuk golongan angkatan kerja dan sebagian lagi termasuk bukan
golongan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah mereka yang aktif ikut serta menyumbang
tenaganya dalam kegiatan produksi maupun mereka yang sedang
mencari pekerjaan atau menganggur yang sewaktu-waktu siap untuk
bekerja.

55
Golongan yang termasuk bukan golongan angkatan kerja yaitu
mereka yang bersekolah, yang mengurus rumah tangga atau penerima
pendapatan tidak tetap.
Golongan yang bekerja adalah orang yang aktif dalam kegiatan
yang menghasilkan barang dan jasa.
Angkatan kerja yang bekerja digolongkan menjadi yang bekerja
penuh dan yang tidak bekerja penuh.
Golongan yang tidak bekerja penuh disebut pengangguran
tersamar atau terselubung dan bisa juga disebut setengah
pengangguran.
Sebagian lain tergolong pada kelompok yang siap bekerja dan
sedang berusaha mencari pekerjaan, dinamakan pencari kerja atau
penganggur.

Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan


(demand) dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh
kegiatan ekonomi dan tingkat upah.
Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan
dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Seseorang dalam
pasar kerja berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi.

3. Tenaga kerja :
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja yang
telah mencakup orang yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang
mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
atau mengurus rumah tangga.

o Angkatan kerja :
a) Golongan yang bekerja
b) Golongan yang menganggur dan
Klasifikasi tenaga kerja mencari pekerjaan

o Kelompok bukan angkatan kerja


a) Golongan yang bersekolah
b) Golongan yang mengurus rumah tangga.

56
c) Golongan lain-lain atau penerima
pendapatan tidak tetap.

4. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau
sedang mencari kerja atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu
sebelum pemecatan dan berusaha memperoleh pekerjan.
Tingkat pengangguran adalah perbandingan dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.

Jumlah penganggur
 Tingkat pengangguran = x 100%
Jumlah penduduk usia kerja

Untuk melihat partisipasi angkatan kerja digunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah angkatan kerja


 Tingkat Partisipsi Angkatan Kerja =
(TPAK) Jumlah penduduk

4.1. Jenis dan Sebab Pengangguran


Pengangguran merupakan masalah yang sering kali menjadi masalah
dalam perekonomian.
Hal ini didasarkan kenyataan bahwa tidak semua angkatan kerja yang bisa
diserap oleh lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
 Menurut jam kerja pengangguran dibedakan sebagai berikut
- Pengangguran terbuka.
- Setengah pengangguran (terpaksa dan sukarela) atau setengah
terbuka.
- Pengangguran bruto.

57
 Berdasarkan penyebabnya pengangguran dibedakan sebagai berikut
- Pengangguran normal atau friksional,
- Pengangguran siklikal,
- Pengangguran struktural, dan
- Akibat faktor teknologi.

 Pengangguran menurut cirinya dapat pula digolongkan sebagai


berikut :
- Pengangguran terbuka,
- Pengangguran tersembunyi,
- Pengangguran bermusim, dan
- Setengah menganggur, berarti pekerja bekerja tetapi tidak secara
penuh.

Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran, antara lain:


a. Penduduk yang relatif banyak sedangkan lapangan kerja sedikit,
akibatnya berkurang permintaan tenaga kerja.
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah sehingga tidak mampu
bersaing dan tersisih.
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang
diminta oleh dunia kerja.
d. Teknologi yang semakin modern yang belum terimbangi oleh
kemampuan.
e. Pengusaha yang salalu mengejar keuntungan dengan cara menerapkan
penghematan-penghematan seperti melakukan rasionalisasi.
f. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musim.
g. Ketidakstabilan perekonomian, akibat krisis ekonomi, politik dan
keamanan suatu negara.

4.2. Dampak Pengangguran


Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai
maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.
Pengangguran berdampak mengurangi pendapatan masyarakat dan hal ini
juga mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai

58
Nyatalah bahwa pengangguran sangat buruk efeknya kepada
perekonomian dan masyarakat.
Ada beberapa cara-cara mengatasi pengangguran (mengurangi dampak
atau efek pengangguran) sebagai berikut :
- Memperbaiki pasar tenaga kerja
- Menyediakan program latihan
- Menciptakan program padat karya
Disamping itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan perluasan
kesempatan kerja yaitu salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi
pengangguran terdiri dari :
a. Kebijakan perluasan kesempatan kerja yang bersifat umum
ditunjukkan pada stabilitas yang dinamis dalam bidang ekonomi,
kegiatan usaha bagi pelaku-pelaku ekonomi.
b. Kebijakan perluasan kesempatan kerja yang bersifat khusus atau
sektoral (sektor pertanian, industri perdagangan, pendidikan) dll.

1V.8. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja.


Masalah sumber daya manusia dan teknologi menjadi dua dimensi
yang sangat penting dalam upaya memperkokoh ketahanan
perekonomian.
Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja di
perusahaan dengan memahami strategi sumber daya manusia meliputi
hal berikut :
- Pengembangan kemampuan,
- Pengelolaan prestasi, dan
- Pengelolaan fungsi SDM.
Ketiga hal tersebut di atas dinilai sangat dibutuhkan dalam rangka
merumuskan dan menerapkan alih teknolgi yang akan efektif jika SDM
yang tersedia memenuhi kualitas yang layak dan berada dalam situasi
kondusif untuk mengembangkan dirinya.
 Usaha meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja (SDM)
perusahan dapat disinergikan dengan berbagai program pemerintah
sebagai berikut :
a. Menyiapkan tenaga ahli dan trampil dengan menyiapkan
pendidikan formal bagi penduduk.

59
b. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras dan
produktif dengan meningkatkan kesehatan melalui perbaikan
gizi penduduk, memberikan jaminan sosial yang memadai dan
menjamin kesehatan yang baik.
c. Mengadakan latihan-latihan atau job training bagi tenaga kerja.
d. Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk memberikan
keterampilan kepada tenaga kerja melalui balai latihan kerja
(BLK), agar dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai dengan
permintaan pasar tenaga kerja disamping memenuhi
persyaratan yang diminta oleh dunia usaha.
e. Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri untuk memperluas ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja.

IV.9. Sistem Upah yang Berlaku di Indonesia


Pada dasarnya, penentuan upah ditentukan oleh hukum permintaan dan
penawaran.
Di negara yang memberlakukan mekanisme pasar yang terkendali,
penentuan upah pada umumnya dilakukan di bawah pengawasan
pemerintah. Pengawasan tersebut terutama ditujukan untuk melindungi
tenaga kerja sebagai pihak yang lemah, misalnya melalui peraturan tentang
jaminan sosial, upah minimum dan asuransi tenaga kerja.
Upah atau gaji adalah sejumlah uang yang di bayarkan kepada
seseorang yang telah bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa.
Dalam hal ini David Ricardo (dalam Slamet Sukanto, 2006)
menganggap upah sebagai harga dari tenaga yang telah dikorbankan untuk
keperluan produksi.
Hal yang penting bagi pekerja bukan semata-mata tingginya upah
melainkan berapa banyak barang yang dapat dibeli (diperoleh).
Dalam hal ini upah dapat dibedakan menjadi:
a. Upah nominal, yaitu upah yang dinyatakan dengan uang, dan
b. Upah riil yaitu jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah
nominal.
Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah yaitu sbb:
 Sistem upah menurut waktu (jam, hari, minggu, bulanan)

60
 Sistem upah menurut satuan hasil, misalnya : (per potong barang, per

satuan panjang, persatuan berat, per ).

 Sistem upah borongan, misalnya:


memperbaiki mobil rusak, membangun rumah dan sebagainya.
 Sistem bonus
 Sistem mitra usaha.

Di Indonesia, pemerintah menetapkan upah minimum yang harus


dibayarkan oleh perusahaan.
Upah minimum di tingkat provinsi/kabupaten tiap-tiap daerah berbeda-
beda sebab tiap daerah memiliki keragaman sumber daya, kebiasaan (adat-
istiadat), kebudayaan dan perbedaan struktur ekonomi, serta kinerja
perekonomian.

V. Penelitian Sederhana (Dasar Terapan) Terhadap Keberhasilan atau


Kegagalan Wirausaha di Lingkungan Setempat.
Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki tekad dan semangat
yang tidak ada habisnya. Karakteristik ini akan sangat membantu dalam
merintis dan memajukan usaha karena ada kalanya wirausaha mengalami
kegagalan dalam menjalani usahanya.
Seorang wirausaha yang tangguh tidak akan mengalah terhadap
kegagalan yang di alaminya. Kegagalan tersebut dijadikan modal dan
pelajaran berharga dan tidak menjadikannya putus asa.
Untuk dapat melihat bagaimana seorang wirausahawan dalam
menghadapi kegagalan, tengoklah cerita Nirmayati. A. Chalik Lubis. Ia
seorang petani bunga yang berhasil menunaikkan ibadah haji berkat
usahanya dalam berjualan bunga.
Nirmayati dikenal sebagai peserta beromzet terbesar dalam pameran
bunga yang diadakan di Medan tahun 2001.
Kesuksesan yang diperoleh tidak dilalui tanpa kegagalan. Menjadi
petani bunga yang sukses tidak diraih dengan gampang. Sebelum berjualan
tanaman dalam rumah, Nirmayati telah merasakan sakitnya gagal menjadi
petani Anggrek. Kegagalan di anggrek itu terjadi setelah sepuluh tahun ia
menggeluti bisnis tanaman tersebut.
Pada saat itu ada pedagang dari Batam yang menjual Anggrek
dendrobium seperti yang di jualnya seharga Rp.500,00 sebatang tanpa

61
menghitung jumlah kuntum bunga yang ada pada barang tersebut. Padahal,
ketika itu harga bunga tersebut dia tawarkan Rp. 150,00 per kuntum. Dapat
dibayangkan, para peminat bunga berlomba-lomba memborong bunga yang
dijual pedagang tersebut dan melupakan bisnis anggrek milik Nirmayati
yang tergolong pemasok anggrek nomor satu di Medan saat itu.
Karena sudah tidak kuat lagi menutupi biaya perawatan anggrek yang
tergolong mahal, Nirmayati memilih menjual seluruh anggrek yang

ditanam di atas lahan seluas 4.000 . Anggrek-anggrek tersebut di jual

Rp.5000,00 sebatang tanpa melihat jumlah kuntumnya hingga seluruh


koleksinya habis.
Setelah kejadian tersebut, Nirmayati berpikir untuk apa lahan yang di
milikinya tersebut kalau tidak bisa menghasilkan pendapatan baginya,
apalagi di atas lahan tersebut sudah dibangun naungan dan rak-rak tempat
pot bunga yang menghabiskan uang sebanyak Rp. 25 juta.
Akhirnya ia melirik tanaman dalam ruangan yang mulai diminati di
sekitar tahun 1994.
Nirmayati mengaku tidak kapok (putus asa) berbisnis bunga. Ia
berubah haluan ke bisnis tanaman bunga dalam ruangan ini karena jenis
tanaman ini tidak rentan penyakit, pemupukannya lebih gampang dan
kadang tidak perlu disiram.
Dari satu bibit bunga philondenma yang ia beli Rp 150.000,00
Nirmayati mampu membuat anaknya hingga ratusan. Ia menyebutkan
bahwa asal telaten mau belajar dan sepenuh hati mengerjakannya tanaman-
tanaman tersebut akan terus menghasilkan.
Jika kita teliti, apa faktor yang memungkinkan ibu Nirmayati
mencapai sukses? Faktor utama adalah tidak mudah putus asa. Kegagalan
yang dialaminya tidak membuat frustasi atau kalah. Ia malah mencari
alternatif usaha yang lain, yang tidak jauh dari hobi yaitu tanaman bunga
(hias) dalam ruangan. Dengan demikian, akhirnya ia dapat mencapai
kesuksesan.

62
 DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Abdul Karim Sahidu, 1987, Motivasi, Pokja Pengembangan


Administrasi Perguruan Tinggi. Ditjen Dikti, Depdikbud,
Jakarta.
2. Anonim, 1989, Gugus Kendali Mutu. Penerbit P.T Pustaka BP,
Jakarta.
3. F.X. Djumialdji, 2005, Perjanjian Kerja. Penerbit Sinar Grafika
Offset, Jakarta.
4. Kunawinaya, Putu, 1989, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Badan Penerbit Universitas Udayana, Denpasar.
5. Keppres No 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penerbit CV. Catur
Utama, Jakarta.
6. Rianto. B, Adiharjo, 2001, Administrasi Proyek, Penerbit
FTSP-ITS, Surabaya.
7. Slamet Sukanto, dkk, 2006, Ilmu Ekonomi. Penerbit PT. Ghalia
Indonesia Printing, Bandung.
8. Sriyono, 1994, Dasar-Dasar Manajemen. Penerbit PT. Pabelan,
Surakarta.
9. Sondang. P. Siagian, 1987, Sistem Informasi Untuk
Pengambilan Keputusan. Penerbit, CV. Masagung, Jakarta.

63

Anda mungkin juga menyukai