Anda di halaman 1dari 8

Termodinamika

Termodinamika berasal dari Bahasa Yunani, therme (kalor) dan dynamis (gaya). Pada
abad ke-19 kajian termodinamika mengenai pergerakan daya dari kalor (heat), yaitu
kemampuan benda panas untuk menghasilkan kerja (work). Secara luas, termodinamika juga
mempelajari system pada aliran materi.
Dalam termodinamika terdapat istilah sistem, lingkungan dan batas sistem. Sistem
adalah Komponen yang saling berinteraksi atau bekerja sama membentuk satu kesatuan. Lingkungan
adalah Segala sesuatu yang berada di luar sistem. Sedangkan batas sistem adalah Pemisah sistem dan
lingkungan, dapat berada dalam kondisi diam atau bergerak.

Sistem sendiri terbagi menjadi 2 yakni sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup atau
Atau sistem terisolasi (isolated system), sistem yang tidak berhubungan dan tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Berisi materi yang sama, sehingga tidak memungkinkan adanya perpindahan massa.
Sedangkan sistem terbuka adalah Sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

Kajian termodinamika dijelaskan berdasarkan Hukum Termodinamika. Hukum termodinamika


sendiri terbagi menjadi Hukum ke-0, ke-1 dan ke-2 Termodinamika.

Hukum ke-0 Termodinamika


Kesetimbangan termal merupakan keadaan yang dicapai oleh dua atau lebih sistem
yang saling berinteraksi melalui dinding.
Bunyi hukum ke-0 Termodinamika :
“Dua buah sistem, yang dalam kesetimbangan termal dengan sistem yang ketiga, harus
dalam kesetimbangan termal satu sama lainnya”.
Artinya sistem memiliki temperatur yang sama. Temperatur menunjukkan besaran yang
dimiliki suatu sistem sebagai penetu apakah sistem dalam keadaan kesetimbangan termal atau
tidak.
Apaila sistem mengalami perubahan secara spontan atau karena pengaruh luar, maka
sistem mengalami “Perubahan keadaan”. Namun, apabila sistem tidak mengalami perubahan,
maka sistem disebut sebagai “sistem terisolasi”. Sistem akan berada dalam keadaan
kesetimbangan apabila kesetimbangan mekanis, kimia dan termal dapat tercapai.

Hukum ke-1 Termodinamika


Hukum ke-1 termodinamika merupakan bentuk lain dari hukum kekekalan energi yang
diaplikasiakan pada perubahan energi dalam yang dialami suatu sistem. Hukum tersebut
menyatakan bahwa jika panas Δ Q mengalir ke dalam suatu sistem maka energi ini harus
tampak sebagai peningkatan energi dalam Δ U dari sistem dan usaha Δ W yang dilakukan
oleh sistem pada lingkungan.
Hukum kekekalan energi berbunyi “energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya”.
Bunyi hukum ke-1 termodinamika adalah “jika suatu sistem menerima aliran kalor,
maka jumlah tenaga internal sistem dan usaha luar pada sistem sama dengan kalor yang
masuk”.
Secara matematis hukum ke-1 termodinamika :
Δ Q=ΔU + Δ W
( 1)
Δ U =ΔQ−ΔW
( 2)
Keterangan :
U =energi internal sistem ( energi dalam )( Joule )
Q=kalor ( Joule )
W =usaha yang dilakukan(J )
Q bernilai positif jika sistem memperoleh kalor dan bernilai negatif jika kehilangan kalor.
Usaha W bernilai positif jika usaha dilakukan oleh sistem dan bernilai negatif jika usaha
dilakukan pada sistem.
Hukum ke-1 termodinamika diaplikasikan pada energi dalam, kalor, dan usaha.

1. Sistem Terhadap Lingkungan


a. Energi Dalam
Energi dalam merupakan energi luar (external energy) atau energi potensial dan
energi kinetik suatu benda untuk melakukan usaha. Dalam termodinamika, energi dalam
suatu sistem berubah dari nilai U 1 ke nilai akhir U 2 sehubungan dengan kalor Q dan
usaha W. Perubahan energi merupakan besaran yang tidak dapat diukur secara langsung.
Secara matematis perubahan energi dalam dituliskan dengan
Δ U =U 2−U 1
(3)
Dimana :
U =N . E k
( 4)
3
Karena N . E k = PV , maka
2
3
U = PV
2
(5)
Dengan PV =nRT (persamaan gas ideal)
3
U = nRT
2
( 6)
Berdasarkan persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu sistem gas akan
mengalami perubahan energi dalamnya jika mengalami perubahan suhu.

b. Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan
suhu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan suhu yang lebih tinggi ke
suhu yang lebih rendah jika kedua benda dipertemukan atau bersentuhan. Kalor yang
diserap atau diberikan oleh sistem secara matematis dituliskan pada persamaan berikut.
Q=mc Δ T atau Q=C Δ T
(7 )
Dengan c adalah kalor jenis dan C adalah kapasitas kalor.
Kalor jenis adalah kapasitas kalor tiap satuan massa. Secara matematis dituliskan
dengan.
C
c=
m
(8 )
Kalor jenis molar adalah kapasitas kalor tiap moal, dinyatakan dalam
¿ C
c=
n
(9 )
Untuk kalor jenis molar, persamaan matematis diformulasikan sebagai berikut.
Gas monoatomik
3 3
U = NkT = nRT
2 2
( 10 )
Gas diatomik
5 5
U = NkT = nRT
2 2
( 11 )
Dengan R adalah konstanta gas umum, k adalah konstanta boltzman, N adalah
banyaknya partikel gas, dan n adalah jumlah mol gas.
Kapasitas kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sutau zat
sebesar 1 Kelvin sehingga dapat dituliskan dengan
Q
C=
ΔT
( 12 )
Kapasitas kalor pada gas berupa kapasitas pada tekanan tetap dan kapasitas kalor
pada volume tetap. Kapasitas kalor pada tekanan tetap ( C P ) didefinisikan sebagai kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhunya pada tekanan tetap. Sedangkan kapasitas
kalor pada volume tetap ( C V ) didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhunya pada volume tetap. Kapasitas kalor pada tekanan dan volume tetap
dapat dituliskan sebagai berikut.
QP QV
CP= danC V =
ΔT ΔT
( 13 )
Selisih C P dan C V bernilai nR atau konstan.
C P −CV =nR
( 14 )
J
Dengan R=8,3 dan n= jumlah mol gas .
mol . K

c. Usaha
Usaha yang dilakukan pada (atau oleh) sistem
merupakan ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke
lingkungan atau sebaliknya. Energi mekanik sistem
merupakan energi yang dimiliki sistem akibat gerak dan
koordinat posisinya. Usaha serupa dengan usaha, yakni
hanya muncul jika terjadi perpindahan energi antara sistem
dan lingkungan. Gambar disamping menunjukkan suatu gas
di dalam silinder tertutup dengan piston (penghisap) yang
dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai,
piston akan bergerak naik sejauh s. Apabila luas piston A maka usaha yang dilakukan
gas untuk menaikkan piston adalah gaya F dikalikan dengan jarak s. Gaya yang
dilakukan oleh gas merupakan hasil kali tekanan P dengan luas piston A sehingga
dirumuskan sebagai berikut.
W =F . s
( 15 )
W =P. A . s
( 16 )
Karena A . s=ΔV , maka
W =P. Δ V
( 17 )
Dengan PV =nRT
W =nR ΔT
( 18 )
Berdasarkan persamaan (14), maka
W =QP −QV =( C P−C V ) Δ T
( 19 )
Keterangan :
W =usaha ( J )
P=tekanan
( mN )
2

Δ V = perubahan volume ( m ) =V 2−V 1


3

Persamaan (12) berlaku apabila tekanan gas konstan.


 Apabila V 2 >V 1 maka usaha akan bernilai positif ( W >0 ). Hal ini berarti sistem
melakukan usaha dari lingkungan.
 Apabila V 2 <V 1 maka usaha akan bernilai negatif (W < 0). Hal ini berarti sistem
menerima usaha dari lingkungan.
Apabila gas mengalami perubahan volume dengan tekanna tidak konstan maka usaha
yang dilakukan sistem terhadap lingkungan dirumuskan sebagai berikut.
dW =PdV
V2

W =∫ P dV
V1
( 20 )
 Jika gas memuai dan perubahan volumenya bernilai positif, maka sistem melakukan
usaha yang menyebabkan volumenya bertambah. Dengan demikian, usaha W sistem
bernilai positif.
 Jika gas dimampatkan atau ditekan dan perubahan volumennya bernilai negatif,
maka sistem diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem berkurang. Dengan
deikian, usaha W pada sistem bernilai negatif.

2. Proses Dalam Termodinamika


a. Isobarik
Isobarik merupakan proses perubahan keadaan sistem
pada tekanan tetap. Berdasarkan persamaan gas ideal
(PV =nRT ) dan tekanan pada sistem tetap, diperoleh
persamaan
V1 V2
=
T1 T2
( 21 )
Usaha yang dilakukan oleh sistem yang mengalami proses isobarik dirumuskan
W =P ΔV =P ( V 2−V 1 )
( 22 )
Perubahan energi dalam Δ U pada proses isobarik dirumuskan
Δ U =Q−W
Δ U =Q−P ( V 2−V 1)
( 23 )
Keterangan :
V 1=V 2 =Volume awal dan volume akhir ( m )
3

T 1=T 2=Suhu awal dan suhu akhir (K )


P=Tekanan 2
( )
N
m

b. Isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan
sistem pada suhu konstan (T 2=T 1). Proses tersebut sesuai
dengan hukum Boyle, yaitu PV= konstan, karena suhu (T)
tetap maka perubahan persamaan sebagai berikut.
P1 V 1=P2 V 2
( 24 )
Usaha yang dilakukan sistem pada proses isotermal dituliskan sebagai berikut.
V2
W =nRT ln
V1
( 25 )
Perubahan energi dalam ΔU pada proses ini sama dengan nol sehingga persamaannya
menjadi
Δ U =Q−W
0=Q−W
Q=W
( 26 )
Keterangan :
n= jumlah mol
J
R=8,314
mol K

c. Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan
sistem pada volume konstan. Persamaan gas pada proses
isokhorik dituliskan dengan
P 1 P2
=
T1 T 2
( 27 )
Usaha yang dilakukan sistem pada proses isokhorik sama dengan nol sehingga
persamaannya dapat dituliskan
W =P ΔV =P ( 0 )=0
( 28 )
Perubahan energi dalam Δ U pada proses ini dapat dituliskan
Δ U =Q−W
ΔU =Q−0
ΔU =Q
( 29 )

d. Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan
keadaan sistem tanpa adanya pertukaran kalor antara
sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik dapat
terjadi jika sistem terisolasi dengan baik atau proses
terjadinya dengan sangat cepat sehingga kalor yang
mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk
mengalir masuk atau keluar sistem. Hubungan
tekanan dan volume pada proses adiabatik dituliskan dengan
γ γ
P1 V 1=P2 V 2
( 30 )
Pada gas ideal, berlaku PV =nRT
γ −1 γ−1
T 1 V 1 =T 2 V 2
( 31 )
Usaha pada proses adiabatik merupakan luas di bawah grafik P−V . Usaha yang
dilakukan dalam proses adiabatik hanya untuk mengubah energi dalam (Δ U ).
Besarnya usaha apda proses adiabatik dituliskan dengan
1
W= ( P V −P2 V 2 )
γ −1 1 1
( 32 )
W =−ΔU =−n c ¿V ( T 2−T 1 )
( 33 )
Keterangan :
cP
γ=Konstanta ℒ =
cV

Anda mungkin juga menyukai