Anda di halaman 1dari 8

Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Hukum I Termodinamika & Konsep Dasar

1. Eksperimen Joule
Adapun eksperimen yang dilakukan Joule adalah energi dalam bentuk kerja diberikan pada fluida
melalui pengadukan. Perpindahan kerja ini menyebabkan kenaikan temperatur fluida. Jumlah
perpindahan kalor dari sistem sama dengan peningkatan energi fluida. Aliran panas dan usaha yang
dialami sistem dapat menyebabkan sistem memperoleh atau kehilangan energi. Kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan
energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi,

2. Energi dalam
Berdasakan eksperimen Joule, energi diberikan pada fluida dalam bentuk kerja yang diubah
menjadi panas. Energi antara ketika terdapat penambahan dan perubahan panas dari fluida disebut
energi dalam. Energi dalam mengacu energi total molekul internal antara lain energi kinetik
translasi, rotasi dan vibrasi serta energi potensial yang dihasilkan oleh ikatan antara molekul.

3. Hukum I Thermodinamika
Hukum I termodinamika menyatakan:
Energi terdapat dalam banyak bentuk namun jumlah total energi selalu tetap, dan ketika
energi hilang dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain secara simulatn akan muncul dalam
bentuk lain.
Pada proses, hukum pertama dinyatakan dengan
∆(Energi sistem) + ∆(Energi lingkungan) = 0
Dimana “Δ” merupakan jumlah perubahan yang terjadi. Perubahan energi sistem meliputi
perubahan energi dalam, energi potensial dan energi kinetik.

4. Kesetimbangan Energi Sistem Tertutup


Sistem tertutup tidak mengalami transfer materi dari sistem menuju lingkungan dan sebaliknya
namun memungkinkan adanya perpindahan energi. Seluruh perubahan energi antara sistem
tertutup dengan lingkungannya dinyatakan dengan panas (Q) dan usaha (W). ∆(Energi
lingkungan) = ±Q ± W
Panas (Q) dan usaha (W) selalu mengacu pada sistem dan tanda bergantung pada arah transfer
energi, jika menuju sistem maka nilai Q dan W adalah positif begitu juga sebaliknya. Qsurr and Wsurr.
Secara berurutan merupakan panas lingkungan dan usaha lingkungan yang bernilai negatif. Qsurr =
-Q dan Wsurr=-W
Sehingga perubahan energi total sistem tertutup dinyatakan dengan:
∆(Energi sistem) = Q + W
Sistem tertutup umumnya mengalami perubahan energi dalam yang dipengaruhi oleh panas dan
usaha.

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 1
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

∆Ut = Q + W
Dimana ∆Ut adalah energi dalam sistem. Perubahan diferensial energi dalam:

dUt = dQ + dW
Total volum Vt dan total energi dalam Ut bergantung pada jumlah material dalam suatu sistem.
Vt = mV or Vt = nV
Ut = mV or Ut = nV
Dimana V dan U menyatakan nilai satuan volum dan energi dalam sejumlah material. Perhitungan
energi dalam pada sejumlah mol tertentu dinyatakan dengan:
∆(nU) = n∆U = Q + W d(nU)
= ndU = dQ + dW
Persamaan energi dalam untuk 1 mol senyawa adalah:
∆U = Q + W
dan dU = dQ + dW

5. Keadaan Termodinamik dan Fungsi Keadaan


Perubahan yang umum terjadi pada keadaan termodinamika antara lain suhu, tekanan dan
densitas.
Misalkan Gas N2 pada suhu 300 K dan tekanan 105 kPa (1 bar) dengan volum atau kepadatan
tertentu.
 Fungsi keadaan tidak bergantung pada proses, contoh P, V, U, H dan G
 Fungsi proses bergantung pada prose yang berlangsung, contoh Q dan W
Turunan fungsi keadaan mewakili perubahan yang sangat kecil. Nilai integrasi hasil dferensial
tersebut merupakan perbedaan antara dua nilai.

and
Integral persamaan diferensial panas dan usaha tidak memiliki batasan perubahan namun lebih
kepada batasan jumlah.
∫ dQ = Q and ∫ dW = W
6. Kesetimbangan
Kesetimbangan menunjukkan keadaan statis, dimana tidak ada perubahan berarti pada skala
makrokopis. Reaksi kimia umumnya tidak menjadi perhatian dalam kondisi kesetimbangan
termodinamik. Misalny campuran gas hidrogen dengan gas oksigen menghasilkan air. Umumnya
rekasi ini merupakan rekasi satu arah namun dapat diubah menjadi reaksi reversibel dengan
mengatur keadaan termodinamikanya. Dengan kata lain kesetimbangan yang dicapai merupakan
kesetimbangan termal.

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 2
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

7. Aturan Fasa
Perhitungan derajat kebebasan sistem berdasarkan aturan fasa adalah:
F=2−π+N
Dimana:
π = jumlah fasa
N = jumlah senyawa kimia
F = derajat kebebasan sistem
Nilai minimum F (derajat kebebasan sistem) adalah nol.

8. Proses Reversibel
Rangkuman proses reversibel
 Tidak ada gesekan
 Tidak pernah berpindah dari kesetimbangan
 Bergerak kea rah kesetimbangan
 Digerakkan oleh gaya yang ketidakseimbangannya merupakan perubahan diferensial pada
kondisi internal
 Jalur proses akan berbalik
 Persamaan yang digunakan untuk mengukur usaha dipengaruhi oleh tekanan dan volum
dW = −PdVt
Bentuk integral persamaan diatas menyatakan perubahan volume dikalikan dengan tekanan :

9. Proses Konstanta V dan Konstanta P


Neraca energi sistem tertutup n mol fluida homogeny adalah:
d(nU) = dQ + dW
Nilai Q dan W mewakili total panas dan usaha dengan sejumlah mol (n). Usaha untuk mechanical
reversible proses sistem tertutup diberikan dengan persamaan :
dW = −Pd(nV)
Gabungan dua persamaan tersebut adalah:
d(nU) = dQ − Pd(nV)
Neraca energi untuk n mol fluida homogen sebuah sistem tertutup yang berlangsung secara
reversibel mekanik.

Proses Volum Konstan


Jika proses berlangsung pada volum total konstan, usaha bernilai nol. Persamaan tersebut adalah:
dQ = d(nU) (const V)
Perolehan panas:
Q = n∆U (const V)

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 3
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Transfer panas pada reversibel mekanik, volum konstan, proses sistem tertutup setara dengan
perubahan energi dalam sistem.

Proses Tekanan Tetap


Nilai Q diperoleh dari persamaan :
dQ = d(nU) + Pd(nV)
Tekanan tetap untuk perubahan keadaan:
dQ = d(nU) + d(nPV) = d[n(U + PV)]
Penentuan entalphi dinyatakan dengan:
H ≡ U + PV
Dimana H, U dan V merupakan nilai molar atau satuan massa. Neraca energi dapat ditulis dengan :
dQ = d(nH)
Perolehan integral :
Q = n∆H

10. Enthalpi
Neraca energi diperlukan dalam perhitungan panas dan usaha pada alat Heat Exchanger,
evaporator, kolom destilasi, pompa, kompresor, turbin mesin dan lain-lain. Persamaan perhitungan
entalphi:
dH = dU + d(PV)
atau
∆H = ∆U + ∆(PV)

11. Kapasitas Panas


Kapasitas panas adalah besaran terukur yang menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur suatu zat sebesar tertentu. Semakin kecil perubahan temperatur
akibat adanya transfer panas maka semakin besar kapasitas panas yang dihasilkan. Kapasitas panas
didefinisikan sebagai C = dQ⁄dT.

Kapasitas Panas Volume Tetap


Kapasitas panas volum tetap didefinisikan sebagai :

Persamaan ini mengakomodasi baik kapasitas panas mola dan kapasitas panas spesifik. Bergantung
apakah energi dalam yang digunakan adalah energi dalam spesifik atau energi dalam molar. dU =
CvdT (V tetap)
atau (V tetap)
Persamaan transfer panas proses volume tetap dinyatakan dengan :

(V tetap)

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 4
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Kapasitas Panas Tekanan Tetap


Kapasitas panas tekanan tetap didefinisikan sebagai

Kapasitas panas yang digunakan dapat berupa kapasitas panas spesifk atau kapasitas panas molar
bergantung pada nilai H yang digunakan apakah entalphi spesifik atau entalpi molar. Kapasitas
panas ini berkaitan dengan tekanan tetap, proses sistem tertutup yang ditulis dengan:
dH = CpdT (P tetap)

Ketika (P tetap)
Sehingga persamaan transfer panas yang dihasilkan:

Karena H, Cp dan T adalah fungsi keadaan pada tekanan tetap perhitungan panad dan usaha adalah:
Q = n∆H
Q = n ∫ CpdT
W = −Pn∆V

12. Kesetimbangan Energi dan Massa Sistem terbuka


Hukum konservasi massa dan energi berlaku untuk semua proses, sistem terbuka dan tertutup.
Pada sistem terbuka terdapat empat aliran yang umum diukur :
• Laju alir massa, m
• Laju alir molar, n
• Laju alir volumetric, q
• Kecepatan, u
Pengukuram aliran saling berkaitan
m = Mn
dan
q = uA
Dimana M adalah massa molar, dimana laju alir massa dan molar berhubungan dengan kecepatan:
m = uAρ n
= uAρ
Dimana:
A = Luas penampang
ρ = kerapatan spesifik atau molar
u = kecepatan rata-rata aliran
Aliran m, n, dan q mewakili ukuran kuantitas per satuan waktu.

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 5
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Neraca Massa untuk Sistem Terbuka


Wilayah ruang yang akan diidentifikasi untuk analisa disebut volume kontrol yang dibatasi dari
lingkungan oleh permukaan kontrol. Fluida dalam volum kontrol merupakan sistem termodinamika
dengan neraca massa dan energi tertulis. Dua laju alir m1 dan m2 menuju volum kontrol dan laju alir
m3 menuju keluar volum sistem. Massa dipertahankan maka laju perubahan massa sama dengan
laju alir massa menuju volum sistem.

Gambar 1 Skema volum sistem


Kesetimbangan massa dinyatakan dengan

Total volume kontrol


∆(m)fs = m3 − m1 − m2
Tanda “Δ” menyatakan perbedaan arus keluar dan masuk dan istilah “fs” menyatakan seluruh arus
yang mengalir. Laju alir massa dinyatakan dengan:
dm

Dalam bentuk ini persamaan keseimbangan massa sering disebut persamaan kontinuitas. Dalam
keadaan steady state nilai , sehingga
∆(ρuA)fs = 0
Istilah “steady state” tidak selalu berarti laju alir konstan, namun menyatakan aliran masuk sama
dengan aliran keluar. Jika terdapat 1 aliran masuk dan satu aliran keluar maka laju alir kedua aliran
tersebut dinyatakan dengan:
ρ2u2A2 − ρ1u1A1 = 0
atau
m = const = ρ2u2A2 = ρ1u1A1
Karena volume spesifik berbanding terbalik dengan massa jenis. Persamaan kontinuitas yang sering
digunakan.

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 6
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Neraca Energi Umum


Neraca energi dan massa nilainya konstan, maka laju perubahan energi dalam volum sistem sama
dengan laju perpindahan energi ke dalam volume sistem. Aliran yang mengalir masuk dan keluar
volume sistem meliputi energi dalam, potensial dan kinetik dan semua perubahan energi dalam
sistem

Gambar 2. Volume sistem dengan 1 masukan dan 1 keluaran


Parameter yang diukur dalam neraca energi meliputi P, V, U, H dll. Laju alir masuk dan keluar
sistem harus sama agar perubahan laju pada sistem tidak berubah. Persamaan neraca energi
dinyatakan dengan:

Persamaan H = U + PV disubstitusikan pada:

Dapat ditulis ulang dengan:

Pada beberapa proses perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan sehingga persamaan
menjadi:

Neraca Energi untuk Proses Aliran Steady State Neraca


energi yang digunakan :

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 7
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4

Adapun makna “steady state” bukan berarti aliran yang masuk ataupun keluar nilainya selalu tetap.
Steady state yang dimaksud adalah perubahan energgi dalam sistem bernilai nol atau .
Sehingga persamaan neraca energi menjadi:

Jika persamaan dibagi dengan ṁ maka:

atau

Persamaan ini secara matematik menyatakan hukum termodinamika I pada keadaan steady state.
Ketika satuan neraca energi diubah dari satuan SI menjadi satuan british maka diperlukan
pembagian menggunakan konstanta gc yang dituliskan dengan:

Satuan ∆H dan Q adalah (Btu) sedangkan energi kinetic, energi potensial dan usaha menggunakan
satuan (ft lbf). Oleh karena itu faktor 778,16 (ft lbf)/(Btu) harus digunakan agar satuan menjadi
konsisen dalam bentuk (ft lbf) ataupun (Btu).

Daftar Pustaka
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M., (2005). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 7th Edition. McGraw-Hills Chemical Engineering Series.

MMK/2020/TB/TERMOKIM Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai