Anda di halaman 1dari 5

2.

Deret Fourier

Pada bab ini kita akan membahas deret Fourier dari fungsi periodik. Pendekatan yang
dipilih dalam diktat ini sama dengan pendekatan dalam buku “Fourier Analysis and Its
Applications” karangan G.B. Folland (Wadsworth 1992).
Untuk kemudahan kita akan lebih banyak bekerja dengan fungsi eksponensial kom-
pleks eiθ daripada fungsi trigonometri cos θ dan sin θ. Ingat bahwa fungsi-fungsi ini terkait
oleh rumus
eiθ = cos θ + i sin θ
1 iθ 1 iθ
cos θ = (e + e−iθ ) dan sin θ = (e − e−iθ ).
2 2i
Kelebihan fungsi cosinus dan sinus adalah bahwa mereka bernilai real dan mempunyai sifat
simetri, sementara kelebihan fungsi eksponensial adalah rumus turunan (eiθ )′ = ieiθ dan
rumus jumlah ei(θ+ϕ) = eiθ eiϕ yang relatif lebih sederhana.

2.1 Deret Fourier dari fungsi periodik

Misalkan f (θ) adalah sebuah fungsi bernilai kompleks yang terdefinisi pada R sede-
mikian sehingga
f (θ + 2π) = f (θ) ∀ θ ∈ R,

yakni f periodik dengan periode 2π. Asumsikan pula bahwa f terintegralkan Riemann pada
sebarang interval terbatas (ini dipenuhi bila, misalnya, f terbatas dan kontinu kecuali di
sejumlah terhingga titik pada sebarang interval terbatas).
Kita ingin mengetahui kapankah f dapat diuraikan sebagai deret
∑∞
1
f (θ) = a0 + (an cos nθ + bn sin nθ).
2 n=1

Di sini 12 a0 merupakan koefisien fungsi konstan 1 = cos 0θ, dan faktor 1


2 sengaja diikutser-
takan untuk kemudahan yang akan kita lihat nanti. Tidak ada b0 karena sin 0θ = 0.

11
Menggunakan rumus di atas, persamaan tadi dapat dituliskan sebagai


f (θ) = cn einθ
n=−∞

dengan
1 1 1
c0 = a0 ; cn = (an − ibn ) dan c−n = (an + ibn ), n∈N
2 2 2
atau
a0 = 2c0 ; an = cn + c−n dan bn = i(cn − c−n ), n ∈ N.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mencoba terlebih dahulu mencari syarat
perlunya. Jika kita mempunyai persamaan di atas, bagaimana koefisien cn dapat dihitung
dalam f ? Dengan mengalikan kedua ruas dengan e−ikθ (k ∈ Z, kemudian integralkan dari
−π sampai π, kita peroleh (dengan menganggap bahwa integral deret sama dengan deret
integral)
∫ π ∞
∑ ∫ π
−ikθ
f (θ)e = cn ei(n−k)θ dθ.
−π n=−∞ −π

Tetapi untuk n ̸= k
∫ π π
1 i(n−k)θ
e i(n−k)θ
dθ = e = 0,
−π i(n − k) −π

sementara untuk n = k ∫ ∫
π π
i(n−k)θ
e = dθ = 2π.
−π −π

Jadi satu-satunya suku yang bertahan dalam deret tadi adalah suku ke-k, sehingga kita
dapatkan ∫ π
f (θ)e−ikθ dθ = 2πck .
−π

Dengan menamai kembali k sebagai n, kita peroleh rumus untuk koefisien cn , yakni
∫ π
1
cn = f (θ)e−inθ dθ, n ∈ Z.
2π −π

Dari sini kita peroleh ∫ π


1
a0 = 2c0 = f (θ)dθ
π −π

12
dan untuk n = 1, 2, 3, . . .
∫ π
1
an = cn + c−n = f (θ) cos nθdθ
π −π
∫ π
1
bn = i(cn − c−n ) = f (θ) sin nθdθ.
π −π
1
Perhatikan bahwa rumus untuk an berlaku pula untuk n = 0 karena faktor 2 yang sengaja
telah kita ikutsertakan sejak awal.

Definisi. Misalkan f periodik dengan periode 2π dan terintegralkan pada [−π, π]. Bilang-
an cn , atau an dan bn , sebagaimana dirumuskan di atas, disebut sebagai koefisien Fourier
dari f , sementara deret

∑ ∑∞
inθ 1
cn e atau a0 + (an cos nθ + bn sin nθ)
n=−∞
2 n=1

disebut sebagai deret Fourier dari f .

Catat bahwa yang telah kita dapatkan saat ini baru syarat perlunya saja, belum
syarat cukup. Yakni, jika kita mempunyai sebuah fungsi f yang periodik dengan periode
2π dan terintegralkan pada [−π, π], maka kita dapat menghitung koefisien-koefisien Fourier
dan deret Fourier dari fungsi tersebut. Namun pertanyaan apakah f sama dengan deret
Fouriernya, atau apakah deret Fourier dari f konvergen (titik demi titik) ke f , sama sekali
belum terjawab.

2.2 Contoh dan Ketaksamaan Bessel

Sebelum kita menjawab pertanyaan penting tadi, kita tinjau terlebih dahulu dua buah
contoh berikut.

Contoh 1. Misalkan f periodik dengan periode 2π dan

f (θ) = |θ|, −π ≤ θ ≤ π.

Maka, dengan mengingat bahwa f merupakan fungsi genap, kita peroleh a0 = π, an =


2 (−1) −1
n

π n2 dan bn = 0 untuk setiap n ∈ N. Perhatikan bahwa (−1)n − 1 = 0 bila n genap,


dan (−1)n − 1 = −2 bila n ganjil. Dengan demikian deret Fourier dari f adalah
π 4 ∑ 1
− cos nθ.
2 π n=1,3,5,... n2

13
Contoh 2. Misalkan g periodik dengan periode 2π dan

g(θ) = θ, −π < θ ≤ π.

(−1)n+1
Maka c0 = 0 dan cn = in untuk setiap n ̸= 0. Jadi deret Fourier dari g adalah
∑ (−1)n+1
einθ
in
n̸=0

einθ e−inθ
atau, mengingat (−1)n = (−1)−n dan in + −in = 2
n sin nθ,

∑∞
(−1)n+1
2 sin nθ.
n=1
n

Mari kita lihat apakah deret Fourier dari masing-masing fungsi tersebut konvergen
titik demi titik ke fungsi semula, dengan mengamati kecenderungan beberapa jumlah par-
sial pertamanya.

[Gambar 2.2a: Fungsi f dan deret Fouriernya]

[Gambar 2.2b: Fungsi g dan deret Fouriernya]

Ketaksamaan berikut memberikan suatu hampiran untuk koefisien Fourier, yang kelak
diperlukan dalam pembahasan kekonvergenan deret Fourier.

Ketaksamaan Bessel. Jika f periodik dengan periode 2π dan terintegralkan Riemann


pada [−π, π], maka koefisien Fourier cn yang ditentukan oleh rumus di atas memenuhi
ketaksamaan ∫

∑ π
1
|cn | ≤
2
|f (θ)|2 dθ.
n=−∞
2π −π

Catatan. Mengingat |a0 |2 = 4|c0 |2 dan |an |2 + |bn |2 = 2(|cn |2 + |c−n |2 ) untuk n ≥ 1, kita
peroleh
∞ ∞ ∫ π
1 1∑ ∑ 1
|a0 | +
2
(|an | + |bn | ) =
2 2
|cn | ≤
2
|f (θ)|2 dθ.
4 2 n=1 n=−∞
2π −π

14
Bukti. Karena |z|2 = z z̄, maka untuk setiap θ ∈ [−π, π] dan N ∈ N berlaku


N ∑
N ∑
N
|f (θ) − cn e inθ 2
| = |f (θ)| −
2 ¯ inθ − c̄n f (θ)e−inθ ] +
[cn f (θ)e cm c̄n ei(m−n)θ .
n=−N n=−N m,n=−N

Bagi kedua ruas dengan 2π dan integralkan pada [−π, π], dengan mengingat rumus koe-
fisien cn pada §2.1:
∫ π ∑
N ∫ π ∑
N
1 1
|f (θ) − cn e | dθ =
inθ 2
|f (θ)|2 dθ − |cn |2 .
2π −π 2π −π
n=−N n=−N

Karena integral di ruas kiri tak mungkin negatif, maka


∫ π ∑
N
1
|f (θ)|2 dθ ≥ |cn |2 ,
2π −π n=−N

dan ini berlaku untuk setiap n ∈ N. [QED]

Akibat (Lemma Riemann-Lebesgue). Koefisien Fourier cn menuju 0 bila |n| → ∞.


Koefisien Fourier an dan bn menuju 0 bila n → ∞.

Bukti. |an |2 , |bn |2 , dan |cn |2 merupakan suku ke-n deret yang konvergen, dan karenanya
mereka menuju 0 dan demikian pula halnya dengan an , bn , dan cn . [QED]

2.3 Soal Latihan

1. Verifikasi hubungan antara an , bn , dan cn yang dibahas pada 2.1.


2. (a) Verifikasi perhitungan koefisien an dan bn pada Contoh 1.
(b) Verifikasi perhitungan koefisien cn pada Contoh 2.
3. Verifikasi hubungan antara |an |, |bn |, dan |cn | yang dinyatakan sebagai Catatan pada
2.2.

15

Anda mungkin juga menyukai