Anda di halaman 1dari 84

1

PERUBAHAN KEADAAN
PADA VOLUME TETAP
&
PENENTUAN
EKSPERIMEN JOULE
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
2

Jika volume sistem tetap maka dv=0, dan hukum


pertama termodinamika menjadi
dU = dQv … (7.15) Notes:
Hk. 1 Termodinamika
dU = δQ + δ W

Untuk kerja yang reversibel:


δW = − P dV

Jika kedua persamaan digabung


dU = δ Q − P dV

Sehigga apabila nilai dV = 0 maka


dU=dQv
7.11 PERUBAHAN KEADAAN PADA
VOLUME TETAP
3

◻ Pada volume konstan persamaan 7.14 menjadi

Notes:
…(7.16) Persamaan 7.14

yang menunjukan bahwa


kalor ditarik dari lingkungan, Persamaan diatas berasal dari
dQv, untuk peningkatan suhu
W = − P dV
(dT) sistem pada volume
konstan.
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
4

Rasio dQv/dT panas yang ditarik dari lingkungan ke sistem


dengan suhu sistem adalah Cv atau kapasitas panas sistem pada
volume konstan.
Demikian, mengikuti pers 7.16 oleh dT, didapatkan persamaan

…(7.17)

persamaan (7.17) merupakan persamaan definisi untuk Cv, hal


terpenting mengenai pers (7.17) adalah identifikasi turunan parsial Notes:
dengan kuantitas pengukuran yang mudah. menggunakan Cv pada
Persamaan 7.13
pers 7.13 dan volume konstan maka didapat persamaan

….(7.18)

….(7.19)
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
5

Dan data integrasi 7.15 maka didapat rumus


…(7.20)

Kapasitas panas per mol ( v )adalah kuantitas yang


dapat ditentukan dari tabel data eksperimen. Jika
kapasitas panas sistem volume konstan dalam
temperatur berbeda maka
……(7.21)
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
6
Penentuan Eksperimen Joule
7

Percobaan Joule
Dua labu A dan B dihubungkan oleh pipa yang
dilengkapi keran dimasukkan ke dalam bejana
berisi air yang dilengkapi dengan pengaduk dan
termometer. Semula labu A diisi dengan gas, yang
bersifat ideal, dengan tekanan P, sedangkan labu B
dihampakan. Alat ini kemudian direndam dalam
bejana. Setelah suhunya berkesetimbangan dengan
air, keran dibuka dan gas memuai hingga mengisi
labu A dan B secara merata. Setelah menuggu
beberapa lama, hingga sistem kesetimbangan lagi
dengan air, suhu air dibaca lagi. Joule mengamati
ternyata tidak ada perbedaan suhu air sebelum dan
sesudah keran dibuka
Penentuan Eksperimen Joule
8

◻ Interprestasi terhadap percobaan tersebut dapat diungkapkan


sebagai berikut : gas memuai terhadap tekanan hampa, P1= 0, berarti tidak
ada kerja yang dilakukan sistem
sehingga dU=dQ.
Oleh karena suhu sistem tidak berubah, dT = 0
Maka dQ=0 sehingga dU=0 Apabila data eksperimen ini diterapkan

Dalam percobaan tersebut volum sistem berubah, yang berarti


maka
Ket :Jika turunan energi terhadap volume adalah nol, maka
..(7.22) energi tidak dipengaruhi volume. hal itu berarti bahwa
energi gas merupakan fungsi dari suhu. itu berlaku pada
huum Joule yang dinyatakan oleh persamaan 7.22 atau
dengan U=U(T)
Penentuan Eksperimen Joule
9

Kemudian percobaan, terutama eksperimen Joule-Thomson, telah


menunjukkan bahwa Hukum Joule tidak tepat benar untuk gas
nyata.
pada persamaan Joule kapasitas panas dari tank air dan kapasitas
panas kecil gas mengurangi besar pengaruh dibawah pengamatan.

Percobaan joule tidak bekerja baik pada gas ideal dan benar-benar
tidak cocok untuk cairan dan padatan. Sebuah keadaan
mengintervensi untuk menyederhanakan permasalahan untuk
cairan dan padatan. Tekanan yang sangat besar diperlukan untuk
memberikan efek pada perubahan volume sekecil apapun pada
liquid atau pun padatan dengan penjagaan temperatur. perubahan
energi yang menyertai perubahan isotermal dalam volume liquid
atau solid diakukan dengan integrasi persamaan 7.13 dengan dT=0
Penentuan Eksperimen Joule
10

Persamaan 7.13 Namun…


Walaupun hasil derivatif cukup besar, hasil
∆V sangat kecil, persamaan 7.23
memberikan hasil mendekati nol. Akibatnya,
untuk pendekatan energi yang baik semua
Hasil integrasi dT=0 zat dianggap sebagai fungsi temperatur.
Penyataan tersebut tepat hanya untuk gas
ideal. Untuk menghindari error pada
…. (7.23)
penurunan, maka dilakukan penurunan
bersama. Telah diidentifikasi sebelumnya
bahwa
= Cv
Sehingga total derivatif U pad pers 7.13
menjadi

… (7.24)
11

PERUBAHAN PADA
KEADAAN TEKANAN
TETAP
12
Illustration
◻ Piston atau Torak bergerak naik-turun didalam
silinder sebuah mesin tujuannya mengubah volume
dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan
karena piston mendapat tekanan dari isi silinder (P)
atau sebaliknya piston menekan isi silinder (Pop).
Piston akan bergerak pada kondisi Pop = P tercukupi,
artinya tekanan pada sistem sesuai pada harga yang
tetap (Constant).
The First Law of
13
Thermodynamics

14
Energy and The First Law of
Thermodynamics Equations


15

HUBUNGAN ANTARA CP
DAN CV
Apa itu Cp?, apa itu Cv?
16

◻ Hubungan antara panas yang diserap dari


lingkungan untuk menaikkan temperatur sistem
pada tekanan konstan, rasio dQp/ dT adalah Cp
(Kapasitas panas pada temperatur konstan).
17

◻ Rasio meningkatnya energi terhadap meningkatnya


temperatur dalam suatu sistem pada volume
konstan adalah Cv (Kapasitas panas pada volume
konstan).
18

◻ Pada sistem yang perubahannya ditentukan yang memiliki


perubahan temperatur pasti dan terkait dengan dT, panas yang
diserap dari lingkungan memiliki nilai yang berlainan.
◻ Nilai yang berlainan tergantung pada jalur perubahannya.
◻ Perubahan sistem memiliki banyak nilai (jenis) kapasitas panas
◻ Hanya dua yang paling penting, CP dan CV
◻ CP dan CV tidak sama
◻ Karena tidak sama dicari apa hubungan keduanya
19
20

◻ Hubungan lain dari Cp dan Cv yang berguna adalah


persamaan berikut :

◻ Persamaan diatas adalah persamaan “Rasio Kapasitas


Panas”

◻ Selain itu ada hubunagan antara Cp dan Cv dengan


konstanta gas :

◻ Perbedaan kapasitas panas pada padatan dan cairan


biasanya sangat kecil sehingga umumnya dianggan :
21

PERHITUNGAN DAN
PERCOBAAN
JOULE-THOMSON
Joule Experiment
22

Mengukur hubungan energi dalam suatu zat


terhadap volume yang ditempati dengan
mengamati perubahan temperatur gas jika gas
memuai ke ruang hampa udara. Pada dua labu
logam yang dimasukkan ke dalam bak air. Satu
labu diisi dengan udara bertekanan tertentu dan
labu yang lain dibuat hampa udara. Koreksi oleh
Kapasitas kalor bak air dan labu logam sangat Thomson
besar, sehingga perubahan temperatur gas
yang sesungguhnya menjadi terlalu kecil
untuk diukur dan tidak teratur.
Joule-Thomson
23 Experiment
24

W1 = p1 dV W2 = p2 dV
V2 = 0 V1 = 0
W1 = - p1 V1 W2 = p2 V2
Wtotal = - p1 V1 + p2 V2
Sistem dalam Hk. termodinamika
keadaan adiabatik pertama
ΔU = W ΔU = Q + W
Q=0
U2 - U1 = - p1 V1 + p2
V2
Entalpi sistem konstan Definisi : H = U + pV
dH = 0
25

U2 - U1 = - p1 V1 + p2
V2
U1 + p1 V1 = U2 + p2 V2
H1 = H2
Refrigeration Cycle
26
27

PERUBAHAN
KEADAAN DALAM
SISTEM ADIABATIK
28
Adiabatis adalah perubahan keadaan dimana tidak ada panas yang
mengalir, sehingga nilai dari δQ = 0.
Berdasarkan hukum termodinamika pertama:

dU = δQ + δ W

Karena nilai δQ = 0, maka:

dU = δ W
29

Perubahan keadaan Adiabatis bahwa dalam proses:


◻ Ekspansi, nilai dV (+) , nilai dU (-), Temperatur

turun, dan Energi menurun


◻ Kompresi, nilai dV (-), nilai dU (+), Temperatur

naik, dan Energi meningkat


Perubahan Keadaan Adiabatis pada
30
Gas Ideal
Menurut hukum Joule pertama, untuk gas ideal:

Sehingga:

Pada keadaan adiabatis reversibel untuk gas ideal,


nilai Pop = p
Sehingga:
31

Gas Ideal: p V = n R T

Maka:
32
33

A NOTE ABOUT PROBLEM


WORKING
APLIKASI HUKUM
TERMODINAMIKA 1
7.17 A Note About Problem Working

34
Persamaan Fundamental :
Contoh:
Sebuah gas ideal, Cv = 2/5R, diekspansikan secara adiabatik melawan tekanan konstan
2 atm hingga volumenya menjadi dua kali volume awal. Temperatur awal adalah 25OC
dan tekanan awal 5 atm. Hitung T2, Q, W, ΔU, ΔH per mol gas yang dipindahkan ?
35
36
7.18 Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika

37

Conto
h

P konstan ΔH= Qp

Adiabatik (QP)= 0, ΔH= 0


38

ΔH = Hfinal - Hinitial
39

REAKSI
PEMBENTUKAN
Reaksi Pembentukan
40


Entalpi molar
41


42


43

NILAI ENTALPI MOLAR


PENENTUAN KALOR
PEMBENTUKAN
▪ Entalpi Standar
44

Agregasi setiap
unsur pada
keadaan stabil

T = 298 P = 1 atm
Karena pada keadaan tekanan konstan :

45

Maka:

Persamaan di atas dapat diaplikasikan pada unsur ataupun senyawa


46

PENENTUAN PANAS
PEMBENTUKAN
1. Penentuan Panas Pembentukan Secara Langsung

47

2. Penentuan Panas Pembentukan Secara Tidak Langsung

Panas pembentukan dari suatu senyawa dapat dihitung dari


pengukuran panas pembakaran suatu senyawa.
48

Pengukuran panas pembentukan atau adalah sebesar -890.36


kJ/mol.
49

HUKUM HESS
7.22. HESS‘ LAW
50

◻ Hess’s Law − if we transform a specified set of


reactants to a specified set of products by more than
one sequence of reactions, the total enthalpy change
must be the same for every sequence.

enthalpy is a function of the state


The Enthalpy Change (cont’d)
51

◻ Example of how Hess’s Law can be used to figure out the ΔH


for a nearly impossible reaction to do in the lab forming
diamonds from ordinary graphite.

C (s, graphite) ---> C (s, diamond) ΔH° = ??? kJ


◻ Hess' Law offers a way out. If we could show this reaction as
the sum of a sequence of other reactions, then we can add their
enthalpies to get what we want. Here are two known reactions
we can “add”:
C (s, graphite) + O2(g) ---> CO2(g) ΔH° = -394 kJ
C (s, diamond) + O2(g) ---> CO2(g) ΔH° = -396 kJ
Termochemical’s equation
52

C (s, graphite) + O2(g) ---> CO2(g) ΔH° = -394 kJ

CO2(g) ---> C (s, diamond) + O2(g) ΔH° = +396 kJ

C (s, graphite) ---> C (s, diamond) ΔH° = (-394 kJ) + (+396 kJ)

C (s, graphite) ---> C (s, diamond) ΔH° = +2 kJ


Termochemical’s equation
53

we compare two different methods of synthesizing sodium


chloride from sodium and chlorine.
Termochemical’s equation
54

CH2=CHCH3(g) + H2 (g) -> CH3CH2CH3 (g) ΔH⁰= -124 kj/mol


CH3CH2CH3 (g) + 5O2 (g) -> 3CO2(g) + 4H2O(l) ΔH⁰= -2220 kj/mol

C3H6(g) + 9/2O2 (g) -> 3CO2 (g)+ 3H2O(l)


Δ H⁰/(kJ/mol)
C3H6 (g) + H2 (g) -> C3H8(g) -124
C3H8 (g) + 5O2 (g) -> 3CO2 (g) + 4H2O(l) -2220
H2O(l) -> H2 (g) + O2 (g) + 286

C3H6 (g) + 9/2O2 (g) -> 3CO2 (g)+ 3H2O(l) -2058


55

PANAS PELARUTAN
DAN PENGENCERAN
56

◻ HCl (g) + 10 Aq → HCl. 10 Aq ΔH1= -69,01


kJ/mol
◻ HCl (g) + 25 Aq → HCl. 25 Aq ΔH2= -72,03
kJ/mol
◻ HCl (g) + 40 Aq → HCl. 40 Aq ΔH3= -72,79
kJ/mol
◻ HCl (g) + 200 Aq → HCl. 200 Aq ΔH4= -73,96
kJ/mol
◻ HCl (g) + ∞ Aq → HCl. ∞Aq ΔH5= -74,85 kJ/mol
57

◻ ΔH tergantung pada jumlah solven :

HCl (g).10 Aq + 15 Aq → HCl. 25 Aq


ΔH2-1 = -3,02 kJ/mol (panas pengenceran)
58

KALOR PADA VOLUME


KONSTAN
59

Jika reaktan maupun produk dari kalorimetri adalah


gas, sangat dibutuhkan untuk melakukan reaksi dalam
bomb tertutup. Dalam kondisi ini, volume awal dan
volume akhir dalam keadaan tetap. Nilai kalornya sama
dengan naiknya energi dibandingkan dengan naiknya
entalpi

Perubahan keadaan yang terjadi adalah


60

Dimana

Dengan mengurangi keduanya maka didapatkan

Apabila gas yang terlibat adalah gas ideal maka tekanannya


adalah
61

Maka dari itu persamaan perubahan entalpi menjadi

Perubahan entalpi diatas berlaku untuk sistem


volume konstan. Untuk merubahnya ke nilai
perubahan tekanan tetap yang lebih tepat, harus
ditambahkan perubahan entalpi dari proses tersebut.
62

Untuk perubahan tekanan dalam temperatur


konstan, perubahan entalpinya mendekati nol.
Maka dari itu secara praktis ΔH pada (7.72) sama
dengan ΔH untuk proses pada tekanan tetap,
dimana ΔU merupakan perubahan volume konstan.
Sehingga persamaan 7.72 menjadi
63

KETERGANTUNGAN
ENTALPI REAKSI PADA
TEMPERATUR
64

◻ Nilai Entalpi suatu reaksi dinyatakan dengan


persamaan

Persamaan 1

Untuk mengetahui pengaruh kuantitas entalpi tersebut terhadap


temperature, maka harus di turunkan terhadap fungsi “temperature”

Persamaan 2
Dengan definisi , maka
65
persamaan (2) menjadi :

Persamaan 3
Dengan mengintegralkan persamaan 3
66
terhadap temperatur dari T0 sampai T,
maka diperoleh :

Persamaan 4
67
Contoh soal
Hitunglah ∆H0 untuk reaksi dibawah ini pada temperature 85 0C,
apabila diketahui ∆H0 298 = -33.29 kJ/mol;
Pertama, hitung nilai ∆Cp
68

◻ Kemudian selesaikan menggunakan persamaan 4


Namun jika interval temperature sangat tinggi, maka kapasitas panas
(Cp) harus dinyatakan dalam fungsi temperature, yaitu :
69
0
Hitung ∆H reaksi berikut pada 1000 C !
70
71
72

ENTALPI IKATAN
73

Suatu persamaan reaksi

Hal ini dapat dipandang bahwa entalpi ikatan O2


adalah 498.34 kJ/mol.
74

Suatu persamaan reaksi lain

½ (926.98 kJ/mol)= 463.49 kJ/mol


Ini merupakan rata-rata entalpi ikatan O-H.
Metode seperti ini hanya dapat dilakukan untuk
molekul yang mempunyai ikatan yang sama seperti
H2O, NH3, dan CH4.
75

Bagaimana untuk molekul dengan 2 ikatan berbeda


seperti H2O2?

Diasaumsikan ikatan O-H pada H2O2 sama dengan


O-H pada H2O. Jika kita mengurangkan
1070.6kJ/mol – 927.0kJ/mol=143.6kJ.mol
Inilah kekuatan ikatan O-O.
76

Untuk mencari energy ikat, harus diasumsikan bahwa


molekul tersebut merupakan gas ideal. Dan
digunakan persamaan berikut

Pada tabel diperoleh bahwa ΔHf O=149.17 kJ/mol


Sehingga
77

Pada T=25oC, ada kemungkinan molekul tereksitasi


secara vibrasional dan rotasional. Sehingga
dibutuhkan lebih sedikit energi untuk memutus
ikatan. Pada T= 0 K, semua molekul dalam keadaan
dasar (Ground State) dan mempunyai energy yang
sama untuk memutus ikatan.
Bagaimana caranya untuk mencari energi ikatan pada
0 K?
78

Diketahui bahwa Cv (O, g)= 3/2 R dan Cv (O2, g)=


5/2 R. Sehingga
ΔCv=2(3/2R)-5/2R
ΔCv=1/2R
79

CALORIMETRIC
MEASUREMENT
CALORIMETRIC
80
MEASUREMENTS
✔ Pengukuran kuantitas panas reaksi
(perubahan panas) dalam percobaan
kalorimetri

✔ Dalam Hukum pertama


termodinamika, ditunjukkan
hubungan antara perubahan energi
dalam suatu proses termodinamika
dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada sistem dan jumlah kalor yang
dipindahkan ke sistem.
Hukum Pertama Untuk Transformasi
81
Dalam Kalorimeter
82
Catatan Tambahan
83

◻ Wel merupakan kerja dalam bentuk arus listrik yang


dialirkan melalui pemanasan dalam kalorimeter
Pertanyaan
84

◻ Apakah penerapan percobaan Joule-Thomson


hanya pada kulkas saja?

Anda mungkin juga menyukai