PERUBAHAN KEADAAN
PADA VOLUME TETAP
&
PENENTUAN
EKSPERIMEN JOULE
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
2
Notes:
…(7.16) Persamaan 7.14
…(7.17)
….(7.18)
….(7.19)
PERUBAHAN KEADAAN PADA VOLUME
TETAP
5
Percobaan Joule
Dua labu A dan B dihubungkan oleh pipa yang
dilengkapi keran dimasukkan ke dalam bejana
berisi air yang dilengkapi dengan pengaduk dan
termometer. Semula labu A diisi dengan gas, yang
bersifat ideal, dengan tekanan P, sedangkan labu B
dihampakan. Alat ini kemudian direndam dalam
bejana. Setelah suhunya berkesetimbangan dengan
air, keran dibuka dan gas memuai hingga mengisi
labu A dan B secara merata. Setelah menuggu
beberapa lama, hingga sistem kesetimbangan lagi
dengan air, suhu air dibaca lagi. Joule mengamati
ternyata tidak ada perbedaan suhu air sebelum dan
sesudah keran dibuka
Penentuan Eksperimen Joule
8
Percobaan joule tidak bekerja baik pada gas ideal dan benar-benar
tidak cocok untuk cairan dan padatan. Sebuah keadaan
mengintervensi untuk menyederhanakan permasalahan untuk
cairan dan padatan. Tekanan yang sangat besar diperlukan untuk
memberikan efek pada perubahan volume sekecil apapun pada
liquid atau pun padatan dengan penjagaan temperatur. perubahan
energi yang menyertai perubahan isotermal dalam volume liquid
atau solid diakukan dengan integrasi persamaan 7.13 dengan dT=0
Penentuan Eksperimen Joule
10
… (7.24)
11
PERUBAHAN PADA
KEADAAN TEKANAN
TETAP
12
Illustration
◻ Piston atau Torak bergerak naik-turun didalam
silinder sebuah mesin tujuannya mengubah volume
dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan
karena piston mendapat tekanan dari isi silinder (P)
atau sebaliknya piston menekan isi silinder (Pop).
Piston akan bergerak pada kondisi Pop = P tercukupi,
artinya tekanan pada sistem sesuai pada harga yang
tetap (Constant).
The First Law of
13
Thermodynamics
◻
14
Energy and The First Law of
Thermodynamics Equations
◻
15
HUBUNGAN ANTARA CP
DAN CV
Apa itu Cp?, apa itu Cv?
16
PERHITUNGAN DAN
PERCOBAAN
JOULE-THOMSON
Joule Experiment
22
W1 = p1 dV W2 = p2 dV
V2 = 0 V1 = 0
W1 = - p1 V1 W2 = p2 V2
Wtotal = - p1 V1 + p2 V2
Sistem dalam Hk. termodinamika
keadaan adiabatik pertama
ΔU = W ΔU = Q + W
Q=0
U2 - U1 = - p1 V1 + p2
V2
Entalpi sistem konstan Definisi : H = U + pV
dH = 0
25
U2 - U1 = - p1 V1 + p2
V2
U1 + p1 V1 = U2 + p2 V2
H1 = H2
Refrigeration Cycle
26
27
PERUBAHAN
KEADAAN DALAM
SISTEM ADIABATIK
28
Adiabatis adalah perubahan keadaan dimana tidak ada panas yang
mengalir, sehingga nilai dari δQ = 0.
Berdasarkan hukum termodinamika pertama:
dU = δQ + δ W
dU = δ W
29
Sehingga:
Gas Ideal: p V = n R T
Maka:
32
33
34
Persamaan Fundamental :
Contoh:
Sebuah gas ideal, Cv = 2/5R, diekspansikan secara adiabatik melawan tekanan konstan
2 atm hingga volumenya menjadi dua kali volume awal. Temperatur awal adalah 25OC
dan tekanan awal 5 atm. Hitung T2, Q, W, ΔU, ΔH per mol gas yang dipindahkan ?
35
36
7.18 Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika
37
Conto
h
P konstan ΔH= Qp
ΔH = Hfinal - Hinitial
39
REAKSI
PEMBENTUKAN
Reaksi Pembentukan
40
◻
Entalpi molar
41
◻
42
◻
43
Agregasi setiap
unsur pada
keadaan stabil
T = 298 P = 1 atm
Karena pada keadaan tekanan konstan :
45
Maka:
PENENTUAN PANAS
PEMBENTUKAN
1. Penentuan Panas Pembentukan Secara Langsung
47
HUKUM HESS
7.22. HESS‘ LAW
50
C (s, graphite) ---> C (s, diamond) ΔH° = (-394 kJ) + (+396 kJ)
PANAS PELARUTAN
DAN PENGENCERAN
56
Dimana
KETERGANTUNGAN
ENTALPI REAKSI PADA
TEMPERATUR
64
Persamaan 1
Persamaan 2
Dengan definisi , maka
65
persamaan (2) menjadi :
Persamaan 3
Dengan mengintegralkan persamaan 3
66
terhadap temperatur dari T0 sampai T,
maka diperoleh :
Persamaan 4
67
Contoh soal
Hitunglah ∆H0 untuk reaksi dibawah ini pada temperature 85 0C,
apabila diketahui ∆H0 298 = -33.29 kJ/mol;
Pertama, hitung nilai ∆Cp
68
ENTALPI IKATAN
73
CALORIMETRIC
MEASUREMENT
CALORIMETRIC
80
MEASUREMENTS
✔ Pengukuran kuantitas panas reaksi
(perubahan panas) dalam percobaan
kalorimetri