Anda di halaman 1dari 15

Konduksi unsteady state

Jika suatu benda padat tiba-tiba diubah suhunya, benda itu


memerlukan waktu untuk mencapai steady state.

Pada pemanasan atau pendinginan transient yang berlangsung sebelum steady


state tercapai, suhu benda juga merupakan fungsi waktu, dan kondisi batas
disesuaikan dengan keadaan fisik yang menampakkan perpindahan panas
unsteady state.
Infinite plate seperti gambar (4-1)
dengan tebal 2L mula-mula bersuhu Ti,
dan pada waktu 0 tiba-tiba suhunya
diubah menjadi T1. Persamaan
diferensialnya adalah:
 2T 1 T
 ………. (4-1)
x 2  
1 cp

 k
Gambar 4-1. Infinite plate yang kedua
permukaannya mengalami mendinginan mendadak.
Jika  = T – T1,

 2 1  ………. (4-2)

x 2  
dengan kondisi batas:  = Ti – T1 pada  = 0, 0 ≤ x ≤ 2L (a)
=0 pada x = 0,  > 0 (b)
=0 pada x = 2L,  > 0 (c)
Dianggap suatu penyelesaian (x, ) = X(x)H() menghasilkan PD ordiner
d2X
 2 X  0
dx 2
d 2
 2 H  0
d 2
di mana 2 adalah konstanta pemisahan dan nilainya lebih besar dari pada 1,
sehingga penyelesaiannya berbentuk
 2
  (C1 cos x  C 2 sin x)e
Dari kondisi batas (b), C1 = 0 untuk  > 0, sedangkan dari kondisi batas (c)
sin 2L = 0, atau
n
 n = 1, 2, 3, ….
2L
Bentuk deret dari penyelesaian adalah

n 2 L  
2 nx
   Cn e sin
n 1 2L

Persamaan di atas dikenal sebagai ekspansi fungsi sinus dalam deret Fourier. Cn
bisa dihitung dari kondisi batas (a):
1 2L nx 4
Cn  
0 i sin dx  i n = 1, 3, 5, …
L 2L n
Oleh karena itu, penyelesaian akhirnya menjadi:

 T  T1 4  1 nx
  C n e n 2 L  
2
 sin n = 1, 3, 5, …
 i Ti  T1  n 1 n 2L
………. (4-3)
4.1. Sistem lumped heat capasity
Analisis pada sistem
di mana suhu padatan
seragam
Contoh:
bola baja i
gradien suhu selalu ada
yang kecil d
metoda pada benda
dimasukkan e
lumped heat capasity jika ada panas konduksi
ke dalam a
yang masuk atau keluar
air yang dingin. l
Suhu bola
dianggap mendekati kenyataan
seragam jika
selama
proses ukuran benda
pendinginan semakin kecil,
atau h<<<k,
atau
hV A ………. (4-6)
 0,1
k
Adanya panas yang hilang karena konveksi menurunkan tenaga dalam:
dT
q  hA(T  T )  cV ………. (4-4)
d

di mana A adalah luas perpindahan panas konveksi dan V adalah volum.


Kondisi awal:
T = T0 pada  = 0

sehingga penyelesaian untuk persamaan (4-4) adalah:


T  T
 e hA cV  ………. (4-5)
T0  T
4.2. Aliran panas transient dalam padatan semi infinit
Jika padatan semi infinit pada gambar 4-3 mula-mula bersuhu Ti tiba-tiba
permukaannya diturunkan suhunya dan dipertahankan tetap pada T0,
persamaan diferensial untuk distribusi suhu T (x, ) adalah:
 2T 1 T
 ………. (4-5)
x 2  

Kondisi awal dan batasnya:

T(x, 0) = Ti
T(0, ) = T0 untuk  > 0
Dari tranformasi Laplace diperoleh:
T x,   T0 x ………. (4-8)
 erf
Ti  T0 2 
dengan
Gambar 4-3. Notasi untuk aliran panas transient
dalam padatan semi infinit x 2 x 2   2
erf  0 e d
2  
Jika fungsi error dimasukkan ke persamaan (4-8) akan diperoleh
T x,   T0 2 x 2   2
 0 e d ………. (4-10)
Ti  T0 

Aliran panas pada berbagai posisi x dihitung dengan


T
q x   kA
x
Berdasarkan persamaan (4-10),
T 2  x 2 4   x 
 Ti  T0  e  
x  x  2  


Ti  T0  e  x 2
4 ………. (4-11)


Pada permukaan, aliran panasnya adalah:


kAT0  Ti  ………. (4-12)
q0 

Distribusi suhu pada padatan semi infinit bisa dilihat pada gambar 4-4,
sedangkan fungsi error dapat dibaca pada Appendix A.

Gambar 4-4. Distribusi suhu pada


padatan semi infinit.
4.3. Aliran panas yang konstan pada padatan semi infinit

Pada padatan yang semula suhunya seragam, permukaannya juga dapat


dikenai flux panas sebesar q0/A.

Kondisi awal dan batasnya:

T(x, 0) = Ti
q0 T untuk  > 0
 k
A x x 0
Penyelesaiannya:
2q0     x2  q x  
T  Ti  exp   0 1  erf x  ………. (4-13)
kA  4 
  kA  2  
Silahkan baca contoh soal 4-3 tentang perhitungan suhu pada slab
setelah dikenai sinar laser pada edisi 10.

Anda mungkin juga menyukai