kontur dan grafik dua dimensi distribusi suhu dalam keadaan tunak. Perubahan dinding bata merah setebal 0,25 m dan
suhu disetiap titik pelat ditunjukkan oleh perubahan warna. Warna merah konduktivitas termal k=0,7, maka dengan
menunjukkan suhu yang paling tinggi, sedangkan warna biru menunjukkan suhu menerapkan persamaan distribusi suhu di
terendah. atas diperoleh hasil distribusi suhu pada
dinding bata seperti Gambar 2.3. Hasil
Kata kunci: Distribusi Suhu, Keadaan Tunak, Pelat Logam, Metode Analitik visualisasi distribusi suhu menunjukkan
terjadi penurunan suhu menuju ke bagian
permukaan dinding yang bersuhu 40 oC.
nπy
B. Distribusi Suhu Dua Dimensi dalam Keadaan Tunak 2 (−1)n+1 +1 nπx sinh( L )
yaitu T = (T2 − T1 ) ∑∞
n=1 sin ( ) nπW + T1 . Jika terdapat pelat
π n L sinh( )
Distribusi suhu dua dimensi dapat ditinjau dari L
sebuah pelat logam persegi panjang yang tiga logam yang ketiga sisinya memiliki suhu konstan pada T1 = 70 o C dan sisi
sisinya dijaga pada suhu 0, dan sisi atas keempat suhunya T2 = 200 o C serta ketebalan pelat tersebut W = L = 2 ft, maka
mempunyai distribusi suhu tertentu (Gambar bagaimana distribusi suhu yang terjadi pada pelat untuk n = 1, 2, 3, ...., 19? Dengan
nπy
2.5). Pada distribusi suhu dua dimensi dalam 2 (−1)n+1 +1 nπx sinh( L )
menerapkan persamaan T = (T2 − T1 ) ∑∞
n=1 sin ( ) nπW + T1
π n L sinh( )
keadaan tunak berlaku persamaan Laplace: L
∂2 T ∂2 T lalu memasukkan nilai x, y, dan n diperoleh hasil distribusi suhu seperti Tabel 2.6
+ = 0. Persamaan tersebut dapat
∂x2 ∂y2
berikut. Visualisasi dengan program MATLAB seperti Gambar 2.8 dan 2.9).
diselesaikan secara analitik dengan menganggap konduktivitas termal tetap.
Dengan menggunakan metode pemisahan variabel solusi persamaan Laplace
tersebut dapat dianggap mempunyai bentuk hasil perkalian yaitu T = XY dimana
X = X(x) Y = Y(y). Setelah dilakukan perhitungan diperoleh penyelesaian akhir
yaitu T = XY = (Acos λx + Bsin λx)(Ce−λy + Deλy ). Untuk memudahkan
penyelesaian matematik disubstitusikan θ = T − T1 , syarat batas yang harus
dipenuhi: θ = 0 pada y = 0; θ = 0 pada x = 0; θ = 0 pada x = L; dan θ =
πx
Tm sin ( ) pada y = W. Dengan memasukkan syarat-syarat batas tersebut Berdasarkan gambar 2.8 dan 2.9, perubahan suhu T dipengaruhi oleh nilai x dan y.
L
nπx nπy Grafik kontur menunjukkan kondisi permukaan pelat akibat proses konduksi.
diperoleh θ = T − T1 = ∑∞
n=1 Cn sin ( ) sinh ( ). Kondisi batas yang
L L
Perubahan suhu di setiap titik pada pelat ditunjukkan oleh perubahan warna kontur.
selanjutnya harus dipenuhi: T = T1 pada y = 0; T = T1 pada x = 0; T=
Warna merah menunjukkan suhu tertinggi dan warna biru menunjukkan suhu
πx
T1 pada x = L; dan T = Tm sin ( ) + T1 pada y = W. Dengan memasukkan terendah. Sesuai Gambar 2.8, suhu yang lebih tinggi berada di daerah atas pelat
L
nπx nπW dengan berbagai variasi gradasi suhu. Hal ini karena sisi atas pelat dapat dianggap
syarat-syarat batas tersebut diperoleh T − T1 = ∑∞
n=1 Cn sin ( ) sinh ( )
L L
sebagai sumber kalor bagi daerah sekitarnya mengingat bahwa sisi atas pelat
2 1 (−1)n+1 +1
dengan Cn = (T2 − T1 ) nπW . Sehingga persaman akhir untuk memiliki suhu tertinggi dibanding tiga sisi yang lain yaitu sebesar 200 oC. Gradasi
π sinh( ) n
L
mengetahui distribusi suhu pada pelat logam dua dimensi dalam keadaan tunak suhu juga menunjukkan daerah yang bersuhu lebih tinggi berada di daerah tengah,
sedangkan daerah kanan, kiri, dan bawah bersuhu lebih rendah.