Anda di halaman 1dari 96

PERPINDAHAN PANAS

(HEAT TRANSFER)

DR.IR.AIDA SYARIF, MT
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
REFERENSI
1. Kern, D.Q., “Process Heat Transfer”, International
Student Edition, McGraw Hill Kogakusha, Ltd.,
New York.
2. Holman, J.P., “Heat Transfer”, sixth edition,
McGraw Hill, Ltd., New York, 1986.
3. Mikheyev, M., “Fundamentals of Heat Transfer”,
John Willey & Sons Inc., New York, 1986.
4. Incopera De Witt, “Fundamentals of Heat
Transfer”, John Willey & Sons Inc., New York,
1981.
5. Ozisik, “Heat Transfer, a basic approach”, 1984.
6. McAdams, W.H., “Heat Transmision”, 3rd edition,
McGraw Hill Book Company, Inc., New York.
MATERI KULIAH
1. Dasar-dasar perpindahan panas
(Konduksi, Konveksi, Radiasi).
2. Aplikasi perpindahan panas dalam Industri

Dasar-dasar mempelajari perpindahan panas:


• Persamaan differensial biasa/parsial
• Mekanika fluida
• Konsep neraca energi thermodinamika
Definisi :

Ilmu yang mempelajari tentang laju perpindahan


panas diantara material/benda karena adanya
perbedaan suhu (panas dan dingin)

Panas akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi


ke tempat yang suhunya lebih rendah
KEGUNAAN ILMU PERPINDAHAN
PANAS
Untuk merencanakan alat-alat penukar panas
(heat exchanger).
Untuk menghitung kebutuhan media pemanas/
pendingin pada suatu reboiler atau kondensor
dalam kolom destilasi.
Untuk perhitungan furnace/dapur. radiasi
Untuk perancangan ketel uap/boiler.
Untuk perancangan alat-alat penguap
(evaporator). Untuk perancangan reaktor kimia
– Eksotermis butuh pendingin
– Endotermis butuh pemanas
MEKANISME
PERPINDAHAN PANAS
1. Konduksi (hantaran)
2. Konveksi
3. Radiasi (sinaran)
1. KONDUKSI
Adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir
dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang
suhunya lebih rendah, dengan media penghantar panas
tetap.
Dasar : Hukum Fourier
q
q = k A− dT atau
k
= k − dT
k dx A dx
Contoh perpindahan panas konduksi

Perpindahan panas konduksi pada bahan dengan ketebalan berbeda,


mana yang lebih lama naik suhunya ?
Perpindahan panas konduksi pada bahan dengan panjang berbeda,
mana yang lebih lama panasnya ?
Perpindahan panas konduksi pada bahan dengan ∆ suhu
berbeda, mana yang lebih cepat konduksinya ?
2. KONVEKSI
Yaitu perpindahan panas yang terjadi antara
permukaan padat dengan fluida yang mengalir di
sekitarnya, dengan menggunakan media penghantar
berupa fluida (cairan/gas)

Dasar : Hukum Newton

q =h A T −T qc = h T −T
atau
c c w s c w s
A
Contoh peristiwa perpindahan secara konveksi

Pergerakan udara pada peristiwa perpindahan konveksi dengan


sumber panas pada salah satu sudutnya
Macam-macam Konveksi :
1. Konveksi bebas/konveksi alamiah
(free convection/natural convection)
perpindahan panas yang disebabkan oleh beda suhu dan
beda rapat saja dan tidak ada tenaga dari luar yang
mendorongnya.
Contoh : plat panas dibiarkan berada di udara
sekitar tanpa ada sumber gerakan dari luar
2. Konveksi paksaan (forced convection)
perpindahan panas aliran gas atau cairan yang
disebabkan adanya tenaga dari luar
Contoh : plat panas dihembus udara dengan kipas/blower
3. RADIASI

Adalah perpindahan panas yang terjadi karena


pancaran/sinaran/radiasi gelombang elektro-
magnetik, tanpa memerlukan media perantara

Dasar : Hukum Stefan-Boltzman


4
qr = εσAT
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI, KONVEKSI, RADIASI
Perpindahan panas konveksi
Panas yang dipancarkan dan Panas radiasi dari alami dan/atau konveksi
dipantulkan matahari paksaan

Perpindahan panas konduksi ke tanah melalui blok


beton
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI, STEADYEADY
STATE (TUNAK), KOORDINAT SATU
DIMENSIMENSI

 Meliputi : - bidang datar (x, y, z)


- silinder (r, z, θ)
- bola (r, θ, φ)

Hukum Fourier untuk perpindahan panas konduksi :


dT
q = −k A dx
¾ arah x: Koordinat Cartesian ¾ arah z :
dT dT
qx = −kA dx qz =−kA dz
¾ arah y:
dT
qy = −k A dy

¾ arah r : ¾ arah z :
dT
Koordinat Silinder
qr = −k A dT
dr qz = −kA dz
¾ arah θ:
k dT
qθ = − r A dθ

¾ arah r : Koordinat Bola ¾ arah φ :


dT
qr = −k A dr
¾ arah θ: q = − k A dT
k dT φ r sin θ dφ
qθ = − r A dθ
Konduktivitas Thermal (Daya Hantar Panas)

Adalah sifat bahan yang menunjukkan seberapa cepat


bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi

Pada umumnya nilai k dianggap tetap, namun sebenarnya


nilai k dipengaruhi oleh suhu (T).
Konduktor → bahan yang mempunyai konduktivitas
yang baik
Contoh : logam
Isolator → bahan yang mempunyai konduktivitas
yang jelek
Contoh : asbes
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI PADAADA
BIDANG DATAR

1. Perpindahan Panas Konduksi Pada Satu Bidangang


DatarDatar (Slab)
q

profil suhu
∆T
q

∆x

dT ∆T ∆T
Hk. Fourier : q = −kA dx = −kA ∆x q = − ∆x kA
Laju perpindahan panas, q → aliran

Temperatur → potensial

konduktivitas thermal, k
tebal bahan, ∆x tahanan luas
permukaan, A

Analogi listrik (Hk. Ohm) → Aliran = potensial


tahanan

V ≅ q = − ∆T
I =R ∆x kA
Bila aliran panas dinyatakan dengan analogi listrik menjadi :

→q T −T
∆T 2 1
T1 T2 q=− =−
R ∆x
∆T T1 − T2
kA
q= =

R ∆x
kA
Contoh Soal :

Salah satu permukaan sebuah plat tembaga


yang tebalnya 3 cm mempunyai suhu tetap
o
400 C, sedangkan suhu permukaan yang
sebelah lagi dijaga tetap 100oC. Berapa
panas yang berpindah melintas lempeng
itu?
2. Perpindahan Panas Konduksi Pada Satutu
SeriSeri Bahan

 Aliran panas dilewatkan pada bidang datar


yang disusun berlapis-lapis dengan bahan
yang berbeda-beda.
 Aliran panas masuk dengan suhu T1 dan keluar
dengan suhu T4. Suhu antar muka masing-
masingnya adalah T2 dan T3.
 Contoh : pada konstruksi furnace, boiler,
dll.
A B C
T1
T2
q k q
A

T3
kB
k
C T4

∆xA ∆xB ∆xC

Analogi listrik bahan yang disusun secara seri :

q
T1 T T T
2 3 4

R
RA RB C
Persamaan aliran panas untuk seluruh bidang datar adalah :
∆T

q= menyeluruh

Rth adalah jumlah tahanan thermal.


Untuk bahan yang disusun seri : Rth = RA + RB + RC + …
Persamaan aliran panas untuk bidang yang disusun seri adalah :
∆T
q= menyeluruh = ∆T

∑R th RA +RB +RC
T1 − T 4
q = ∆x A ∆x ∆x
+ B+ C
kAA k BA kCA
Pada keadaan steady state, panas yang masuk pada sisi muka
sebelah kiri harus sama dengan panas yang meninggalkan sisi
muka sebelah kanan,
q =q
input output

sehingga,

q = q A = q B = qC

q = ∆T = ∆TA = ∆TB = ∆TC


∑ R th RA RB RC
T −T T −T T −T
1 2 2 3 3 4

qA = qB = qC = ∆x
∆x ∆x C
A kAA B kBA k CA
Contoh Soal:

Dinding furnace dilapisi oleh 3 lapisan : firebrick


dengan ketebalan 6 in (k=0.95 Btu/h.ft.oF), insulating
brick (k=0.4 Btu/h.ft.oF) dan common brick (k=0.8
Btu/h.ft.oF). Suhu masuk firebrick, T1 = 1800oF, suhu
maksimum insulating brick, T2 = 1720oF dan suhu T3 =
280oF .
 Hitunglah ketebalan lapisan insulating brick !
 Jika common brick tebalnya 9 in, hitunglah suhu
keluar !
3. Perpindahan Panas Konduksi Melalui Bahann
yangyang Disusun Seri dan Paralel

Dinding yang terdiri atas beberapa macam bahan yang


dihubungkan seri dan paralel dialiri panas. Perpindahan panas
konduksi dianggap berlangsung hanya satu arah (arah x).

T0 T1 T2 T3 T4

4a
2a

4b
q 1 3 q

2b 4c

∆x1 ∆x2 ∆x3 ∆x4


Analogi listrik untuk susunan seri dan paralel :

R R R R
2a k1 k2 4a
R
T0 T T2 T 4b T
1 3 4

R1 R3
R
2b
R
4c

Untuk menyelesaikan susunan di atas, maka tahanan yang


disusun paralel harus diselesaikan lebih dahulu sehingga pada
akhirnya akan terbentuk susunan seri.
1 1 1 1
Untuk susunan paralel : R = R +R +R + .....
1 2 3
Persamaan aliran panas untuk susunan di atas adalah :

q = ∆T = ∆T

∑R th R1 + Rk1 + R3 + Rk2
∆x1 ∆x2
Rk1 =
R 1 = k1A 1 k2aA2a + k2bA2b
∆x
∆x3 R = k A + k A4 + k A
R3 = k A k2 4a 4a 4b 4b 4c 4c
3 3

Penyelesaian persamaan aliran panas untuk susunan seri dan


paralel adalah :

T0 −T4
q = ∆x ∆x ∆x ∆x
1 + 2 + 3 + 4
kA k A +k A k A k A +k A +k A
1 1 2a 2a 2b 2b 3 3 4a 4a 4b 4b 4c 4c
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI PADAADA
SILINDER
1. Perpindahan Panas Konduksi pada Silinder BeronggaBerongga
Suatu silinder panjang berongga dengan jari-jari dalam ri, jari-
jari luar ro dan panjang L dialiri panas sebesar q. Suhu
permukaan dalam Ti dan suhu permukaan luar To.
L

T
o ro

r
i

Ti

Analogi listrik :
→q
T T
i o

R
Aliran panas hanya berlangsung ke arah radial (arah r) saja.
Luas bidang aliran panas dalam system silinder ini adalah :
Ar = 2πrL
Sehingga hukum Fourier menjadi :
dT dT
q = kAr − dr = −k2πrL dr
Kondisi batas (Boundary Condition, BC) :
(i) r = ri T = Ti
(ii) r = ro T = To

Dengan kondisi batas di atas, persamaan aliran panas untuk


koordinat silinder adalah :

2πkL T −T π −
q= i o atau q= 2 kL Ti T
o
ln r r 2,3 log r r

o i o i
q = ∆T = Ti − To ln r r
R r o i
th
ln r
o i
Rth = π 2 kL

D
2πkL = o
Dalam hal ini tahanan thermalnya adalah : D
ro i
Jika D adalah diameter silinder maka : r
i
2πkL T − T 2πkL T
−T
i o i o
q= atau q=
ln D D 2,3 log D D

o i o i
Jika diameter dalam silinder (Di) > 0,75 diameter luar (Do), aliran panas bisa dicari
dengan :
T −T
q= i o

D−D 2
o i
πkL D + D 2
i o
2. Perpindahan Panas Konduksi pada Dinding
LapisLapis Rangkap Berbentuk Silinder

Sebuah silinder yang suhu permukaannya relatif tinggi dapat


diisolasi dengan beberapa macam bahan yang disusun seri.
L

k T
C kB 1

k T
A r1 r2 2

A
r3 T3
B
r4
C T4

q
T1 T2 T3 T4
Analogi listrik :
RA RB RC
Persamaan aliran panas untuk dinding lapis rangkap berbentuk
silinder adalah :
∆T
q= menyeluruh = ∆T

∑R th RA +RB +RC
ln(r r ) ln(r r ) ln(r r )
43
RA= π2 1 RB= π
32
RC= π

2 kAL 2 kBL 2 kCL

sehingga,

T −T1 4
2πL T −T
1 4
atau
( ) ( ) ( )
q= ln r r ln r r ln r r q= ln r r ln r r ln r r
2 1 + 3 2 + 4 3 (2 1) + ( 3 2) + (4 3)

2πkAL 2πkBL 2πkCL kA kB kC


q =q
input output

sehingga,

q = ∆T =
∆T
A =
∆T
B =
∆T
C

∑ R th RA RB RC

T −T
q= 1 4 = T1 −T2 = T2 −T3 = T3 −T4
ln r r ln r r ln r r
(2 1 ) (3 2) (4 3)

∑ R th
2πkA L 2πkBL 2πkCL
Contoh soal :

Sebuah pipa uap panas mempunyai suhu dalam


250oC. Diameter dalam pipa adalah 8 cm, tebalnya
5,5 mm. Pipa itu dilapisi dengan lapisan isolasi yang
mempunyak k = 0,5 W/m.oC setebal 9 cm, diikuti
dengan lapisan lain dengan k = 0,25 W/m.oC setebal
4 cm. Suhu luar isolasi adalah 20oC. Hitunglah
kehilangan kalor per satuan panjang andaikan k = 47
W/m.oC untuk pipa !
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI PADAA BOLABOLA

1. Perpindahan Panas Konduksi pada Bola Beronggaongga


Suatu bola berongga dengan jari-jari dinding dalam ri, jari-jari
dinding luar ro dan panjang L dialiri panas sebesar q. Suhu
permukaan dalam Ti dan suhu permukaan luar To.
T
o

r
o

T
ri i

→q
Analogi listrik : Ti To

R
Aliran panas hanya berlangsung ke arah radial (arah r) saja.
Luas bidang aliran panas adalah :
Ar = 4πr2
Sehingga hukum Fourier menjadi :
dT 2 dT
q = kAr − dr = −k4πr dr
r
Kondisi batas (Boundary Condition, BC) :
(i) r = ri T = Ti
(ii) r = ro T = To
Dengan kondisi batas di atas, persamaan aliran panas untuk
koordinat bola adalah :
4πk T −T ∆ T−T

q= i o q= T = i 1
o
1− 1 R 1r − r
r
ri o th i o
4πk
1 −1
r ro − ri
Dalam hal ini tahanan thermalnya adalah : i ro

Rth = 4πk =
4πkri ro
2. Perpindahan Panas Konduksi pada Dinding
LapisLapis Rangkap Berbentuk Bola
T
4

r
4 T3 Sebuah bola yang suhu
permukaannya relatif tinggi
r3
dapat diisolasi dengan
T
r2 2
beberapa macam bahan.
T
r1 1

k
1

k2 Analogi listrik :

k3

q
T1 T T T
2 3 4

R
R1 R2 3
Persamaan aliran panas untuk dinding lapis rangkap berbentuk
bola adalah : ∆T
q= menyeluruh = ∆T

sehingga, ∑R th R1+R2 +R3


T −T 4πT −T
q= 1 4 atau q= 14
1
1r − 1r 1r − 1r 1r − 1r 1r − r 1r − 1r 1r − 1r
1 2
+ 2 3
+ 3 4 1 2 + 2 3
+ 3 4

4πk1 4πk2 4πk3 k1 k2 k3


q =q
input output

q = ∆T = ∆T1 = ∆T2 = ∆T3


∑ R th R1 R2 R3

q = T1 −T4 = T1 −T2 = T2 −T3 = T3 −T4


∑ R th 1r − 1r 1 r − 1r 1r − 1r
1 2 2 3 3 4

4πk1 4πk 2 4πk3


Contoh Soal :

Sebuah bola lowong terbuat dari


o
alumunium (k = 202 W/m. C) dengan
diameter dalam 4 cm dan diameter luar
o
8 cm. Suhu bagian dalam adalah 100 C
o
dan suhu luar 50 C. Hitunglah
perpindahan kalornya !
PERPINDAHAN PANAS
KONDUKSI DAN KONVEKSI
SECARA SIMULTAN
KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS
MENYELURUH (OVERALL HEAT TRANSFER
COEFFICIENT, U)

Adalah merupakan aliran panas menyeluruh


sebagai hasil gabungan proses konduksi dan
konveksi.

Koefisien perpindahan panas menyeluruh


dinyatakan dengan W/m2.oC (Btu/h.ft2.oF)
1. KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS
MENYELURUHLURUH PADA BIDANG BATAR
Suatu bidang datar, salah satu sisinya terdapat fluida panas A dan
sisi lainnya terdapat fluida B yang lebih dingin.
TA
T
1

Fluida A Fluida B

k h2

q
h1
T2

TB

q
TA T T T
Analogi listrik : 1 2 B

R
RA R12 B
Perpindahan panas menyeluruh dinyatakan dengan :

TA − T B AT −T
A B
q= 1 + ∆x +1 = 1 + ∆x +1
hA kA h A h k h
1 2 1 2

q = UA ∆T
Selain itu menyeluruh
sehingga koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat
dinyatakan dengan :

1
U = 1 + ∆x + 1
h1 k h2
Untuk bidang datar yang disusun seri,

T AT −T
A − TB A B
q= 1 + ∑ ∆x +1 = 1 + ∑ ∆x +1
h h
h1 A kA h 2A 1 k 2

sehingga koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat


dinyatakan dengan :
1
U= 1 + ∑ ∆x +1
h1 k h2
1
U=
AR C
+ ∑ R k +R C
1 2
2. KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS
MENYELURUHURUH PADA SILINDER
Suatu silinder berongga terkena lingkungan konveksi di permukaan bagian
dalam dan luar oleh fluida A dan fluida B. Suhu kedua fluida, TA dan TB. Zat
alir mengalir melalui pipa pada suhu TA. Perpindahan panas dari zat alir ke
pipa secara konveksi diteruskan lewat pipa secara konduksi dan
selanjutnya ke zat alir yang ada di luar pipa pada suhu TB secara konveksi.
L

r1
r2

TA
Analogi listrik :

T1
q
TA T T T
1 2 B
T T2
R R R
TB C1 k C2

r
Perpindahan panas menyeluruh dari zat alir di dalam pipa ke zat
alir di luar pipa adalah

q= TA −TB
ln r r
1 + 2 1+ 1
hA 2πkL h A
1 1 2 2

Luas permukaan untuk perpindahan panas zat alir :


‰ di dalam pipa, A1 = 2πr1L
‰ di luar pipa, A2 = 2πr2L
sehingga,

− T 2πL T −T
q= TA B = A B
ln r r ln r r
1 + 2 1 + 1 1 + 2 1 + 1
h 2πr L 2πkL h 2πr L hr k h r
1 1 2 2 11 22
Koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat didasarkan atas bidang
dalam atau bidang luar tabung.
‰ Bidang dalam,
2πr L T − T
q= A1(TA − TB ) = 1 A B
A ln r r A r ln r r r
1 1 2 1 1 1 1 2 1 1
h + 2πkL +h A h + k +h r
1 2 2 1 22
1
U1 =
r ln r r
1 1 2 1 r1
h + k +h r
1 22
‰ Bidang luar,
2πr L T − T
q= A2 (TA − TB ) = 2 A B
A ln r r r 2ln r r
A2 + 2 2 1 + 1 r2 + 2 1+ 1
hA 2πkL h hr k h
1 1 2 11 2
1
U2 = r ln r r
r2 + 2
2 1+ 1
hr k h
11 2
3. KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS
MENYELURUHLURUH PADA BOLA

Analogi listrik :
T1
r1
q
TA r2 T2 TA T T T
1 2 B

R R RB
A 12
TB

Perpindahan panas menyeluruh dari zat alir di dalam pipa ke zat alir
di luar pipa adalah
q= TA −TB
1 −1
1 + r1 r2 + 1
hA 4πk h A
1 1 2 2
Koefisien perpindahan panas menyeluruh,
‰ Bidang dalam,
2
− 4πr T − T
q= A1(TA TB ) = 1 A B

A 1r − 1r A r2 1r −
1
r r 2
1 1 1 2 1 1 1 1 2 1
h + 4πk +h A h + k +h r 2
2

1 2 2 12
1
U1 =
r2 1 r − 1r r 2
1 1 1 2 1
h + k +h r 2
1 22
‰ Bidang luar,
(T − 4πr 2T −T
q= A 2 A TB ) = 2 A B
1 1 2 1 1
A A r − r r 2 r r − r
2 + 2 1 2+ 1 2 + 2 1 2+ 1
2
hA 4πk h hr k h
1 1 2 11 2
1
U2 = 1
2 r 2 1 −
r r r
2 + 2 1 2 1
h r k +h
1

1 2
Contoh soal :

¾ Sebuah bola lowong terbuat dari alumunium (k = 202


W/m.oC) dengan diameter dalam 4 cm dan diameter luar 8
cm. Suhu bagian dalam adalah 100oC dan suhu luar 50oC.
Hitunglah perpindahan kalornya!
¾ Jika bola di atas dilapisi dengan bahan isolasi yang
mempunyai k = 50 mW/m.oC setebal 1 cm. Bagian luar
isolasi ini bersentuhan dengan lingkungan yang
mempunyai h = 20 W/m2.oC dan Ts = 10oC. Bagian
dalam bola tetap mempunyai suhu 100oC, hitunglah
perpindahan kalor dalam kondisi ini!
TEBAL ISOLASI KRITIS
1. SILINDER TERISOLASI
Sebuah pipa bundar dipasang selapis isolasi di sekelilingnya.
Suhu dinding dalam isolasi adalah Ti sedang suhu luarnya terkena
konveksi sebesar Ts.

h, Ts

ri
T
Ti rc
Analogi listrik untuk pipa terisolasi adalah

ln r r
q c i
T Rk = 2πkL
Ti T s

Rk Rh R = 1
h
2πrcLh
Persamaan perpindahan panas untuk pipa terisolasi adalah :
∆T
menyeluruh Ti − Ts
q= ∑R = ln r r
th c i + 1
2πkL 2πr Lh
c
2πL T − T
i s
q = ln r r
c i+ 1
k rh
c
Untuk menentukan jari-jari kritis isolasi (rc) agar perpindahan
panasnya maksimum dapat dicari dengan 2 cara, yaitu

dq = 0 atau dR = 0
drc drc
Jari-jari kritis diperoleh : k
r =
c h
Artinya, perpindahan panas maksimum dari pipa terjadi ketika jari-
jari kritis sama dengan ratio konduktivitas thermal isolasi dengan
koefisien perpindahan panas permukaan.

Jika rc <
k
perpindahan panas meningkat dengan
h penambahan tebal isolasi.

rc > k perpindahan panas menurun dengan


h penambahan tebal isolasi.
2. BOLA TERISOLASI
Sebuah bola dipasang selapis isolasi di sekelilingnya. Suhu
dinding dalam isolasi adalah Ti sedang suhu luarnya terkena
konveksi sebesar Ts.

Analogi listrik untuk bola terisolasi


h, Ts
adalah
q
r r
i
c T
T i T Ts
Ti
Rk Rh

1r − 1r
i c 1
Rk = 4πk Rh = 4πr 2h
c
Persamaan perpindahan panas untuk bola terisolasi adalah :
∆T
menyeluruh Ti − Ts
q= ∑ R th = 1r − 1r 1
i c + 2
4πk 4πr h
c
4πT−T
i s
q = 1 − 1r
ri c + 1
k r 2h
c
Untuk menentukan jari-jari kritis isolasi (rc) agar perpindahan
panasnya maksimum dapat dicari dengan 2 cara, yaitu
dq dR

drc = 0 atau drc = 0


2 k
Jari-jari kritis diperoleh : rc = h
Contoh soal :

Sebuah benda berbentuk pipa berdiameter 5 cm dan


bersuhu 200oC diisolasi dengan menggunakan asbes (k
= 0,17 W/m.oC). Benda tersebut terkena udara kamar yang
suhunya 20oC dengan h = 3,0 W/m2.oC.
‰ Turunkan persamaan untuk jari-jari kritis isolasi
tersebut !
‰ Hitunglah jari-jari kritis isolasi asbes !
‰ Hitung panas yang hilang pada jari-jari kritis !
‰ Hitung panas yang hilang jika tanpa isolasi !
PERPINDAHAN PANAS
KONVEKSI
Cara-cara meramalkan nilai koefisien
perpindahan kalor konveksi, h
KONVEKSI PAKSA (FORCED
CONVECTION FLOW SYSTEM)
ALIRAN DI ATAS PLAT RATA
Daerah laminar Daerah transisi Daerah turbulen

U∞
U

U
U

Berbagai daerah aliran lapisan batas di atas plat rata

Pengelompokan aliran yang mengalir di atas plat diketahui dari


bilangan Reynolds
U .x ρ.U .x
Re = ∞ = ∞

υ µ
dimana : U∞ = kecepatan aliran bebas
x = jarak dari tepi depan
υ = µ/ρ = viskositas kinematik
Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi bila Re > 5.105
Untuk aliran sepanjang plat rata, lapisan batas selalu turbulen untuk
Re ≥ 4. 106

ALIRAN DALAM TABUNG

Aliran berkembang
penuh

Untuk aliran turbulen biasanya


U .d U .d.ρ
Red = m = m > 2300
υ µ
LAPISAN BATAS PADA PLAT RATA
Lapisan Batas Termal
Daerah dimana terdapat gradien suhu dalam aliran akibat proses
pertukaran kalor antara fluida dan dinding
Lapisan Batas Hidrodinamik
Daerah aliran dimana gaya-gaya viscous dirasakan
T∞

Tw = suhu dinding
δt T∞ = suhu fluida di luar lapisan batas termal
δt = tebal lapisan termal

Tw

qw dT
= −k
A dy w
Angka Prandtl
Parameter yang menghubungkan ketebalan relatif antara lapisan batas
hidrodinamik dan lapisan batas termal
υ µρ Cp.µ
Pr = = =
α k ρCp k
h x .x
Angka Nusselt : Nu x =
k
Untuk plat yang dipanaskan pada keseluruhan panjangnya :
Nu x = 0,332 Pr1 3 Rex1 2
berlaku untuk fluida yang mempunyai angka Prandtl antara 0,6 – 50.
Untuk angka Prandtl yang rendah : Nux = 0,530 Pr1 2 Rex1 2
Untuk Angka Prandtl yang tinggi :

0,3387 Rex 12 Pr1 3


Nu x = 14
1+ 0,0468 23
Pr
Koefisien perpindahan kalor rata-rata dan angka Nusselt bisa diperoleh
dengan :
h = 2h x
12 13 ρ.U∞ .L
Nu L = 2 Nu x = 0,664 ReL Pr dimana ReL = µ
Analisa di atas didasarkan atas pengandaian bahwa sifat-sifat fluida
konstan di seluruh aliran. Jika terdapat perbedaan menyolok antara
kondisi dinding dan kondisi aliran bebas, sifat-sifat tersebut
dievaluasi pada suhu film, Tf yaitu rata-rata aritmatik antara suhu
dinding dan suhu aliran bebas.

T = Tw + T ∞
f 2

Beda suhu rata-rata sepanjang plat dapat dihitung dengan :

qw L k
Tw − T∞ =
0,6795 ReL 1 2 Pr1 3
ALIRAN TURBULEN DALAM TABUNG
Untuk aliran turbulen yang sudah jadi atau berkembang penuh :
ρ Um d
Bilangan Reynolds : Red =
µ
hd
Bilangan Nusselt : Nud =
k

Nud = 0,023 Red 0,8 Pr n


Nilai n : n = 0,4 untuk pemanasan
n = 0,3 untuk pendinginan

Perpindahan kalor per satuan panjang :

q
L = h πd (Tw − Tb )
Contoh Soal :
o
Udara pada 27 C dan 1 atm mengalir di atas
sebuah plat rata dengan kecepatan 2 m/s. Jika
plat dipanaskan keseluruhan panjangnya
o
hingga mencapai suhu 60 C, hitunglah panas
yang dipindahkan pada (a)
20 cm pertama plat, dan (b) 40 cm pertama
plat.
KONVEKSI BEBAS
(NATURAL CONVECTION)

Konveksi yang terjadi karena proses


pemanasan yang menyebabkan fluida berubah
densitasnya (kerapatannya) dan bergerak naik

Gerakan fluida dalam konveksi bebas terjadi karena gaya bouyancy


(apung) yang dialaminya apabila kerapatan fluida di dekat
permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai akibat proses
pemanasan.
PLAT/SILINDER VERTIKAL
3
g.β(T −T )L
w ∞
2
Bilangan Grashoff : GrL = υ
dimana : g = percepatan gravitasi
ϑ = viskositas kinematik
β = 1/T = koefisien ekspansi volume (K-1)
Koefisien perpindahan kalor dievaluasi dari :
qw = h A (Tw − T∞ )

Koefisien perpindahan kalor konveksi bebas rata-rata untuk berbagai


situasi dinyatakan dalam bentuk :
m h L
Nuf = C(Grf Prf ) = k

f menunjukkan bahwa sifat-sifat untuk gugus tak berdimensi dievaluasi


pada suhu film :
T + T
T = w ∞

f 2
Gr.Pr = Ra (Bilangan Rayleigh)
Harga C dan m dapat dilihat pada tabel :
Jenis Gr.Pr (Ra) C M
Aliran
Laminar 104 – 109 0,59 ¼
109 – 1013 0,10 1/3

Korelasi yang lebih rumit diberikan oleh Churchill dan Chu :

0,670 Ra1 4
Nu = 0,68+ untuk 10-1 < RaL < 109
[1+ (0,492 / Pr)9 16 ]4 9

12 0,387 Ra1 6
Nu = 0,825 + untuk 10-1 < RaL < 1012
[1+ (0,492 / Pr)9 16 ]8 27
PLAT HORISONTAL
Plat horisontal dengan permukaan panas menghadap ke atas :
Nu L = 0,13 (GrL Pr)1 3 untuk GrL.Pr < 2 x 108

Nu L = 0,16 (GrL Pr)1 3 untuk 2 x 108 < GrL.Pr < 1011

Plat horisontal dengan permukaan panas menghadap ke bawah :

Nu L = 0,58 (GrL Pr)1 5 untuk 106 < GrL.Pr < 1011

hL
Jangan lupa bahwa : Nu L = k

q = h A (T w − T ∞ )
SILINDER HORISONTAL
3
Gr = gβ(Tw −T∞ )d Nud = 0,53 (Grd Pr)1 4
2
d υ
q k Nud
= h πd (Tw − T∞ ) h=
L d
KONVEKSI BEBAS DARI BOLA
Nilai Nusselt rata-rata untuk bola isotermal ke udara :

Nuf = h d = 2 + 0,392 Grf 14 untuk 1 < Grf < 105


kf
Dengan memasukkan angka Prandtl diperoleh :
14
Nu =2+0,43 (Gr Pr )
f f f
Untuk rentang yang lebih tinggi :
Nu = 2 + 0,50 (Gr Pr )
14
untuk 3 x 105 < Gr Pr < 8 x 108
f ff
PERPINDAHAN PANAS
RADIASI
Radiasi ≅ pancaran ≅ sinaran ≅ ilian

Radiasi thermal → radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda


karena suhunya.
Radiasi selalu merambat dengan kecepatan cahaya, 3 x 1010 cm/s.
Kecepatan ini sama dengan hasil perkalian panjang gelombang
dengan frekuensi radiasi :
c = λν
dimana : c = kecepatan cahaya
λ= panjang gelombang ( = 10-8 cm) ν =
frekuensi
Perambatan radiasi thermal berlangsung dalam bentuk kuantum dan
setiap kuantum mengandung energi sebesar
E = hν
h = konstanta Planck, 6,625 x 10-34 J.s
Setiap kuantum dianggap sebagai suatu partikel yang mempunyai
energi, massa dan momentum seperti molekul gas → photon Sehingga,
pd hakekatnya radiasi merupakan pancaran yg disebabkan oleh gas
photon yang mengalir dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan teori relatifitas dan thermodinamika statistik maka akan
diperoleh suatu rumus yang disebut Hukum Stefan-Boltzmann
dimana energi total yang dipancarkan oleh suatu benda sebanding
dengan pangkat empat suhu absolut :

4
Eb =σT

Dilihat dari daya emisinya, benda terbagi ke dalam 3 macam :


1. Benda putih sempurna (absolutely white)
→ menyerap sinar, tanpa mengemisikan
kembali. Emisivitas (ε) = 0
2. Benda abu-abu (gray body)
0<ε<1
3. Benda hitam (blackbody)
→ menyerap 100%, mengemisikan 100%.
Emisivitas (ε) = 1
SIFAT-SIFAT RADIASI
Sifat-sifat benda yang menerima energi radiasi :
radiasi datang dipantulkan/refleksi (ρ)

diserap/absorpsi (α)

diteruskan/transmisi (τ)

ρ= faktor refleksi (refleksivitas)


α = faktor absorpsi (absorpsivitas)
τ = faktor transmisi (transmisivitas)
ρ+α+τ=1

Kebanyakan benda padat tidak meneruskan radiasi thermal, τ = 0,


sehingga
ρ+α =1

Sifat-sifat radiasi benda,


1. Benda yang sifatnya dapat menyerap energi yang datang
seluruhnya (100%) disebut benda hitam (blackbody)

α=1 ; ρ=0 Emisi


benda hitam, ε = 1 → ε = α = 1
2. Benda yang dapat memantulkan energi yang datang 100%
disebut benda putih sempurna (absolutely white)
ρ=1 ; α=0
3. Benda yang diantara black body dan white body disebut benda
abu-abu (grey body)
0<ε<1
IDENTITAS KIRCHHOFF

Emisivitas (ε) suatu benda sama dengan absorpsivitas (α)-nya


pada suhu yang sama

Emisivitas suatu benda (ε) → perbandingan antara energi yang


E dapat dipancarkan oleh benda itu
ε=
pada suhu T dibandingkan dengan
Eb energi yang dipancarkan oleh
benda hitam pada suhu yang sama

Energi yang dipancarkan oleh suatu benda selalu lebih kecil dari
energi yang dipancarkan oleh benda hitam sehingga harga ε ≤ 1.
FAKTOR PANDANGAN (Fm-n)

‰ Faktor bentuk (shape factor)


‰ Faktor pandang (view factor)
‰ Faktor sudut (angle factor)
‰ Faktor konfigurasi (configuration factor)
‰ Faktor geometris (geometry factor)
E
b1

E
b2

T1
T2
A A2
1
Pertukaran energi antara dua permukaan yang mempunyai suhu yang berlainan

Permukaan 1 dan permukaan 2 saling meradiasi energi di


permukaan 1 bisa sampai di permukaan 2 dan sebaliknya.
F1-2 = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan diterima
oleh permukaan 2.
F2-1 = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 dan diterima
oleh permukaan 1
Fm-n = fraksi energi yang meninggalkan permukaan m dan diterima
oleh permukaan n
Energi yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai di permukaan
2 adalah : Eb1A1F12
Energi yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai di permukaan
1 adalah : Eb2A2F21

Pertukaran energi nettonya adalah :

q =E AF -E AF
1-2 b1 1 12 b2 2 21

Pada 2 permukaan m dan n berlaku hubungan resiprositas

A F =AF
m mn n nm

Sehingga pertukaran kalor nettonya menjadi :

q1-2 = A1F12(Eb1-Eb2) = A2F21(Eb1-Eb2)


HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR BENTUK

Benda-benda tidak bisa memandang dirinya sendiri :


F11=F22=F33=…=0
Jika Fij adalah fraksi energi total yang meninggalkan permukaan i
dan sampai di permukaan j maka :
n
=
∑ Fij 1
j=1

Untuk lengkung tiga permukaan dapat kita tuliskan :


F11+F12+F13=1
F11=0 F13=1–F12
F21+F22+F23=1
F22=0 F23=1–F21
Dari hubungan resiprositas : A1F12 = A2F21
PERTUKARAN KALOR ANTARA BENDAA
TAKTAK HITAM
Pada perpindahan kalor radiasi antara permukaan hitam, semua
energi radiasi yang menimpa permukaan itu diserap.
Pada benda tak hitam, tidak seluruh energi yang jatuh di permukaan
diserap; sebagian dipantulkan kembali ke permukaan lain dalam
system dan sebagian mungkin dipantulkan keluar system.
Diandaikan semua permukaan bersifat difus (baur, menyebar) dan
mempunyai suhu seragam, emisivitas dan refleksivitas konstan di
seluruh permukaan.
Didefinisikan :
G = iradiasi
panas radiasi total yang menimpa suatu permukaan sebuah benda per
satuan waktu per satuan luas
J = radiositas
panas radiasi total yang meninggalkan suatu permukaan sebuah benda
per satuan waktu per satuan luas
Dianggap seluruh permukaan mempunyai G dan J yang sama.
Radiositas → jumlah energi yang dipancarkan (emisi) dan energi yang
dipantulkan (refleksi) apabila tidak ada energi yang diteruskan
(transmisi, τ = 0)
α +ρ=1
ρ =1-α=1-ε
sehingga
J = εEb + ρG = εEb + (1 - ε)G
J−εE
b

G = 1−ε
Energi netto yang meninggalkan permukaan adalah :

q
A =J−G
= εEb + (1 − ε)G − G
= εEb − εG
Masukkan persamaan G, akan diperoleh :
εA
q = 1− ε Eb − J

Dari persamaan di atas diperoleh

E b −J beda potensial
q= ≅ Arus =
1− ε tahanan permukaan
εA

Jaringan permukaan :
→q
Eb J

1−ε
εA
Pertukaran energi radiasi antara permukaan A1 dan A2

A A
1 2

J1

J
2
F
F 12
21

Energi yang meninggalkan permukaan 1 dan mencapai permukaan


2 adalah : J1A1F12
Energi yang meninggalkan permukaan 2 dan mencapai permukaan
1 adalah : J2A2F21
Pertukaran kalor netto antara kedua permukaan adalah
q =JAF –JAF
12 1 1 12 2 2 21
Dari hubungan resiprositas : A1F12 = A2F21
Sehingga : q12 = A1F12(J1 – J2) = A2F21(J1 – J2)

q = (J1 −J2) ≅ Arus = beda potensial


1 tahanan ruang
AF
1 12
Jaringan ruang
→q
J
J1 2

1
AF
1 12
Jaringan radiasi merupakan gabungan antara jaringan permukaan
dan jaringan ruang. Kedua unsur jaringan itu merupakan pokok-
pokok metode jaringan radiasi (radiation network method).
PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTARA
DUADUA PERMUKAAN
Perpindahan panas antara dua permukaan dan tidak ada permukaan
lain di lingkungannya

q
E
b1 J1 J2 Eb2

1− ε 1 1− ε 2
1

AF
ε1A1 1 12 ε2A2
Pertukaran panas nettonya adalah :
4 4
σT −T
q = E b1 − E b2 E b1 − E b2 q 1 2
net = 1−ε net = 1− ε 1 1− ε 2
∑R 1+ 1 + 1−ε2 1
+ +

AF AF
ε1A1 1 12 ε2A2 ε1A1 1 12 ε2A2
Contoh Soal :

Dua buah piring sejajar berdiameter 60 cm,


terpisah pada jarak 15 cm. Suhu pada
permukaan bagian atas adalah 250 K dan suhu
pada permukaan bagian bawah adalah 300 K.
Andaikan semua permukaan hitam, berapakah
laju perpindahan kalornya ?
PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTARA
TIGATIGA PERMUKAAN

q
J E
Eb1 J1 2 b2

1− ε 1 1− ε 2
1

εA AF
1 1 1 1 12 1 ε2A2

AF AF
1 13 2 23

J3

1−ε3
εA
3 3

E
b3
Untuk menghitung perpindahan panas antara tiga benda ini dapat
diselesaikan dengan menerapkan hukum arus Kirchhoff : Jumlah
semua arus yang memasuki suatu node ialah nol.
E −J J −J J −J
b1 1+ 2 1+ 3 1=0
Node I :
1−ε1 1 1
ε1A1 A1F12 1 13
AF

Node II : J −J E −J J −J
1 2 + b2 2+ 3 2=0

1 1−ε2 1
AF A F
1 12 ε2A2 2 23
Node III: E −J
J1 − J3 + J2 − J3 + b3 3= 0
1 1 1− ε
3

AF AF
1 13 2 23 ε3A3
PERPINDAHAN PANAS RADIASI ANTARA DUADUA
BIDANG DATAR YANG DIHUBUNGKAN DENGANNGAN
BIDANG YANG TIDAK DAPAT
MENGHANTARKANARKAN PANAS TETAPI DAPAT
MEMANTULKAN SEMUAEMUA PANAS YANG DITERIMA
q
J E
Eb1 J1 2 b2

1− ε 1 1− ε 2
1

AF
ε1 A 1 1 1 12 1 ε2A2

AF AF
1 13 2 23

J=E
3 b3

J3 tidak dihubungkan dengan tahanan permukaan radiasi karena


permukaan 3 tidak bertukaran energi, sehingga
J3 = Eb3 = σ T34
Contoh : Dua buah plat yang berada dalam ruangan yang besar.
Karena luas ruang A3 sangat besar maka tahanan ruang
1− ε
3 = 0 sehingga E = J3
ε3 A 3 b3

Untuk menghitung aliran panas pada masing-masing permukaan,


kita cari radiositas J1 dan J2 dengan menggunakan hukum arus
Kirchhoff.
E
b1 − J1 + J2 − J1 + J3−J1 =0
Node J1 : 1− ε 1 1
ε
1 AF A 1−F

A
1 1 1 12 1 12
E E
J1−J2 + b2 − J2 + b3 − J2 = 0
Node J2 : 1 1− ε 2 1
AF ε A 1−F

A
1 12 2 2 2 21
Panas total yang dilepas plat 1 : E −J
b1 1
q =
1 1− ε
1

εA
1 1
E −J
Panas total yang dilepas plat 2 : q = b2 2
2 1−ε2
εA
2 2
Panas yang diterima dinding kamar :

q3 = q1 + q 2

J1 −J3 J2 −J3 J1 − E b3 J 2 − E b3
atau q3 = + = +
1 1 1 1
AF AF
1 13 2 23 A1(1− F12 ) A2(1− F21)
Contoh Soal :

Dua buah plat sejajar, ukuran 0,5 x 1,0 m berjarak 0,5


m satu sama lain. Plat yang satu dipelihara pada suhu
1000oC dan yang satu lagi pada 500oC. Emisivitas plat
itu masing-masing 0,2 dan 0,5. Kedua plat itu terletak
di dalam sebuah ruang yang sangat besar yang
dinding-dindingnya dipelihara pada suhu 27oC.
Kedua plat itu saling bertukaan kalor satu sama lain.
Tentukan perpindahan netto ke setiap plat dan ke
ruang !

Anda mungkin juga menyukai