Anda di halaman 1dari 8

Jika pada sebuah alat pertukaran panas suhu keluar

tidak diketahui LMTD tidak dapat dihitung


dilakukan iterasi sebagai berikut.

1. Diumpamakan suhu fluida dingin keluar dari alat


pertukaran panas, Tc2.
2. Suhu fluida panas keluar dari alat pertukaran panas
dihitung dengan neraca panas.
3. Hitung LMTD.
4. Hitung R dan S, baca FT, selanjutnya Tom=FT Tol
dapat dihitung.
5. Hitung q=UA Tom q q
6. Hitung Th2=Th1- Wh Cp h atau Tc2=Tc1+ WcCp c

7. Bandingkan Th2 terhitung dengan Th2 perumpamaan,


dan Tc2 terhitung dengan Tc2 perumpamaan. Jika
selisihnya besar, perhitungan diulangi.

Untuk menghindari iterasi, dipakai cara -NTU


(Number of Transfer Unit) atau  (faktor keefektifan
alat pertukaran panas).
8.7. Cara penyelesaian dengan  dan NTU

Faktor keefektifan, , didefinisikan sebagai:


q
ε
q maks .

dengan q dan q maks. berturut-turut adalah kecepatan


perpindahan panas yang sesungguhnya dan
kecepatan perpindahan panas yang mungkin
terjadi antara fluida panas dengan fluida
dingin
dengan:
qmaks.= (WCp)min(Thi-Tci) …………….……. (8-63),

(WCp)min= hasil perkalian kecepatan aliran massa


fluida dengan panas jenis fluida yang
nilainya lebih kecil
Thi = suhu fluida panas masuk
Tci = suhu fluida dingin masuk

q =  (WCp)min(Thi-Tci) ……………….……. (8-64).

Untuk menentukan yang mana di antara (WhCph) atau


(WcCpc) yang minimal, harus dilakukan perhitungan
dulu.
8.7.1. Cara menentukan 

Dari persamaan (8-64) dapat dituliskan:

q ……….. (8-65).
ε
( WCp )min (Th i  Tc i )

Persamaan untuk menghitung perpindahan panas, q:

q=WhCph(Thi-Tho)=WcCpc(Tco-Tci) ……. (8-66).

Jika persamaan (8-66) dimasukkan ke persamaan


(8-65), maka diperoleh persamaan (8-67):

Ch (Th i  Tho ) …………. (8-67a)


ε
Cmin (Th i  Tci )
atau
Cc (Tco  Tci ) …………. (8-67b)
ε
Cmin (Th i  Tci )
Jika didefinisikan,
Ch=WhCph; Cc=WcCpc ……………… (8-68)

Cmin yang lebih kecil di antara Ch atau Cc, maka


langkah selanjutnya, harus mengeliminasi rasio
beda suhu yang dapat dilakukan dengan
menuliskan persamaan:
To …………. (8-69).
ln  BU m A
TL

Kalau aliran paralel, maka:

To= Thi-Tci …………… (8-70a)


TL= Tho-Tco …………… (8-70b)

Persamaan (8-69) dapat ditulis dalam bentuk


eksponensial menjadi persamaan (8-71):

Th o  Tco
 e
-BAUm

Th i  Tc i

Suhu fluida panas keluar dari HE dihitung dengan


persamaan (8-67):

Cc
Tho  Th i  (Tco  Tci )
Ch

Nilai Tho yang diperoleh dimasukkan ke persamaan


(8-71), diperoleh persamaan (8-73a) dan (8-73b):

Tco  Tci Cc e-BAUm


1 (1  ) ……………. (8-73a)
Th i  Tci Ch
atau

Tco  Tci 1  e  AUmB ……………. (8-73b)



Th i  Tci C
1 c
Ch
Persamaan (8-73b) dimasukkan ke persamaan (8-
67b), diperoleh nilai faktor keefektifan

1  e  BAUm ………… (8-74a)


ε
Cmin Cc  Cmin Ch

dengan B didefinisikan dalam persamaan (8-74b):


1 1
B 
Ch Cc

8.7.2. Hubungan  dengan NTU

Jika didefinisikan Number of Transfer


Unit, NTU, atau disingkat N:
AU m ………… (8-75a),
N
Cmin

persamaan (8-74a) dapat diubah menjadi persamaan


(8-76):

1  exp N(Cmin Cc  Cmin Ch )….. (8-76).


ε
(Cmin Cc  Cmin Ch )
Jika C = Cmin/Cmaks ……………………..(8-77),

maka persamaan (8-76) untuk aliran paralel dapat


dituliskan:
1  exp N1  C
ε ………….. (8-78a)
1  C
Persamaan (8-78) memberikan hubungan antara 
dengan N dan (Cmin/Cmaks) atau C untuk alat
pertukaran panas dengan aliran paralel.
Dengan cara yang sama dapat dijabaran
nilai  dengan N dan C untuk aliran :
- berawanan (8-78b)
- silang, fluida tidak tercampur (8-78c)
- silang, salah satu fluida tercampur (8-78d/e)

Hubungan  dengan N dan (Cmin/Cmaks) juga


digambarkan dalam bentuk grafik pada gambar 8-17
sampai 8-21.
8.7.3. Kondenser dan Penguap

Pada kondenser dan penguap, salah satu fluida


tidak mengalami perubahan suhu. Oleh karena itu, 
pada persamaan (8-67):
Ch (Th i  Th o )
ε 0
Cmin (Th i  Tci )
karena (Thi-Tho)  0. Oleh karena itu, Ch harus
merupakan bilangan tertentu. Hal ini juga berarti
untuk kondensor atau penguap, Cmaks ,
sehingga:
C ………. (8-79).
C  min  0
Cmaks

Pada keadaan ini nilai  yang terdapat pada daftar 8-2


dapat dituliskan menjadi:

 = 1- e-N untuk C 0

dengan: N = A Um/Cmin …………….. (8-80).


8.7.4. Arti fisis N
AU m kapasitas panas HE, W/oC
N 
Cmin kapasitas panas aliran, W/oC

Pada nilai Um/Cmin tertentu, N merupakan ukuran luas


permukaan untuk perpindahan panas A, atau besarnya
alat pertukaran panas.

makin besar N ukuran alat pertukaran panas


makin besar

Gambar 8-17 sampai 8-21:

Pada  < 40%, rasio (Cmin/Cmaks) tidak begitu


berpengaruh lagi pada nilai . Pada N dan C tertentu,
sebuah alat pertukaran panas dengan aliran
berlawanan akan mempunyai nilai  yang tetinggi
dibanding HE dengan tipe aliran yang lain.

HE dengan aliran berlawanan

unjuk kerjanya maksimal

Anda mungkin juga menyukai