Hukum
Termodinami
ka Pertama;
Termokimia
1. Farah Ghezi
Athaya
2. Puspa Nindro M.
3. Hanifah
4. Elfiana Zagoto
5. Arbela Dani B
6. Hermawan Ari
Aji
Perubahan
keadaan
pada
volume
konstan
( isokhorik
)
Proses ini dapat
terjadi karena gas
berada pada
volume
konstan (V=0)
Gas tidak melakukan
usaha (W=0) dan
kalor yang diberikan
sama dengan
perubahan energi
dalamnya.
Kalor disini dapat
dinyatakan sebagai
kalor gas pada
volume
konstan Qv= V
Hanifah
2
Volume konstan :
Hanifah
3
Dari
persama
an
muatan
yang
terbatas
kita
dapat
menghit
ung dari
sifat
sifat
sistem.
rumus tersebut kita
integrasikan menjadi
Persamaan - persamaan tersebut
mengungkapkan perubahan energi
dalam pada
volume konstan. Persamaanpersamaan ini juga berlaku
untuk sistem apapun: padatan,
cairan, gas, campuran, dan
sebagainya.
Hanifah
4
Hanifah
5
Proses Isokhorik
Selama proses volume sistem
tidak mengalami perubahan
Disebut juga proses: volume
konstan, isometrik, isovolumik
Proses ini terjadi pada
sistem yang
mempunyai volume
(wadah) yang kuat,
tertutup dan tidak
dapat berubah
V=0,
jadi W
=0
H
k
.
k
e
-
1
:
U
=
Q
W
=
0
U = Q
Hanifah
6
Pene
ntua
n
(U/
V)T
;
Eksp
erim
en
Joule
Arbela Dani B.
7
W = 0 sehingga dU =
Q
Suhu
konstan; dT
= 0 (hanya
berlaku untuk
GAS
IDEAL)
dU = Q = (U/V)T dV =
0
dV 0
(U/V)T = 0
Padat dan Cair
U = (U/V)T dV 0
dV ,
dV = 0
U = f(T,V) maka
Persamaan Umumnya
dU = Cv dT + (U/V)T
Arbela Dani B.
8
PERUBAH
AN PADA
TEKANAN
KONSTAN
Aditya Prasetyo
9
Aditya Prasetyo
10
P=
p
TT
Ve
k
a
n
a
n
l
u
a
r
=
T
e
k
a
n
a
n
s
i
s
t
M
=
Beba
n
mass
a
em
Temperatur
= Volume
P
e
r
s
a
m
a
a
n
e
k
s
p
a
n
si
H
u
k
u
m
T
e
r
m
o
di
n
a
m
ik
a
P
e
rt
a
m
a
(
E
k
s
p
a
n
si
)
Pe
rt
a
m
a
dii
nt
eg
ral
ka
n
te
rle
bi
h
da
hu
lu.
Ke
m
ud
ia
n
di
su
su
n
ul
an
g.
Nil
ai
p
da
pa
t
di
ga
nti
ka
n
de
ng
an
p1
da
n
p2
ka
re
na
p1
=
p2
=
p.
Be
nt
uk
lai
n
da
ri
pe
rs
a
m
aa
n
di
at
as
.
V dan p adalah sebuah
fungsi keadaan sehingga
nilainya bergantung pada
keadaan dari sistem. U, V,
dan p sendiri adalah
variabel
dari
keadaan
sebuah sistem
Aditya Prasetyo
12
H
a
d
a
l
a
h
e
n
t
a
l
p
i
s
i
s
t
e
m
.
P
a
n
a
s
y
a
n
g
d
i
s
e
r
a
p
p
a
d
a
s
i
s
t
e
m
d
a
l
a
m
t
e
k
a
n
a
n
k
o
n
s
t
a
n
s
e
b
a
n
d
i
n
g
d
e
n
g
a
n
p
e
r
u
b
a
h
a
n
e
n
t
a
l
p
i
p
a
d
a
s
i
s
t
e
m
.
Persamaan di atas
didapatkan
berdasarkan prinsip
aljabar.
Untuk perubahan
dH merupakan diferensial
eksak (fungsi keadaan)
dengan T dan p
sebagai variabel yang
memenuhi
Aditya Prasetyo
13
C
p
e
t
a
p
t
e
h
a
,
m
a
k
a
p
e
r
s
a
m
a
a
n
(
7
.
3
6
)
m
e
n
j
a
d
i
(
7
.
3
7
)
Hubungan Cp
dan Cv
Pada
persamaa
n (7.17)
diketahui
persamaa
n
Cv(Kapasi
tas Kalor
bervolum
e tetap)
Persamaan
(7.33)
diketahui Cp
( kapasitas
kalor
tekanan tetap
)
Hubungan Cp dan Cv
Di turunkan
S
u
b
s
t
i
t
u
s
i
P
e
r
s
a
m
a
a
n
dT = 0
Dibagi dp
Koefisien Joule-Thomson
didefinisikan sebagai pembatasan
nilai ratio ini sebagai p
pendekatan nol:
Elfiana Zagoto
27
Penurunan nilai
T(Joule-Thomson)
adalah dengan mudah
terukur
dalam percobaan
ini terutama jika beda
tekanan besar.
Hubungan antara
JT dan derivative:
Misalnya,
dp = 0
Elfiana Zagoto
28
ADIABATIC
CHANGES IN
STATE
If no heat flows
during a
change in
state, dQ = 0
For an adiabatic
change in state, since
dQ = 0, the first law
statement is
dU = - dW,
(7. 51)
or, for a finite change in
state
If only
pressure-vo
lume work is
involved,
Eq. (7. 51 )
becomes
Puspa Nindro M.
29
Adiabatic Changes
in State in the Ideal
Gas
Because of Joule's
law we have for
the ideal gas dU =
Cv dT.
Using this relation
in Eq. (7 .5 3), we
obtain
For a reversible
adiabatic change in
state of the ideal gas,
Pop = p,
and Eq. (7. 54)
becomes
Cv dT = - p d V
(7. 55)
from the ideal gas
law,p=nRT/V Equation (7 .55)
becomes
Dividing by T to separate
variables,and using Cv =
Cv/n,we have
Puspa Nindro M.
30
If Cv is a
constant, it
can be
removed from
the integral.
Integration
yields
Puspa Nindro M.
31
Sistem
2
T2,P2,2
V1
Peks = 1 atm Mol
gas = konstan
dU = dQ Peks dV
Pada kondisi adiabatis dQ = 0
sedangkan dU = Cv dT maka Cv
dT = Peks dV
3
3
Sedangkan
Sehingga T2 dapat
dicari
Dengan mensubtitusi
nilai T2 maka nilai
dapat dicari
Karena dalam
keadaan adiabatis
dimana dQ = 0 maka
W=-
Maka W = 500 J/mol
Teguh Budi Utomo
35
Aplikasi Hukum
Termodinamika 1
Hukum termodinamika 1
adalah tentang prinsip
konservasi
(kekekalan) energi Bahwa
energi tidak dapat diciptakan
dan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi
energi dapat berubah bentuk
Selama
berinteraksi antara sistem
dan sekeliling, jumlah energi
yang
didapat dari sekeliling harus
sama dengan energi yang
dilepas oleh
sistem atau sebaliknya.
Farah Ghezi A.
37
Aplikasi Hukum
Termodinamika I
Mesin Pendingin (AC dan
Refrigerator)
Motor Bakar
Termos
Tubuh Manusia
Farah Ghezi A.
38
Refrigerator
Kompresor (tenaga
penggerak)-memberikan
tekanan pada bahan
pendingin (refrigerant)-bahan
berwujud gas bertekanan dan
bersuhu
tinggi-mengalir ke kondensorfilter-mengembun pada titik
kondensasi-cair-karena
bertekanan tinggi refrigerant
cair mengalir
menuju pipa kapilerevaporator-menguap-gas
tekakan dan suhu
rendah-udara sekitar suhu
nya ikut menurunterkondensasi menjadi
cair-pada kondisi berulang
udara tersebut membeku dan
menjadi
butiran butiran es
Farah Ghezi A.
39
Mesin kendaraan
bermotor
Pada mesin kendaraan
bermotor terdapat aplikasi
termodinamika
dengan sistem terbuka.
Dimana ruang didalam
silinder mesin
merupakan sistem, kemudian
campuran bahan bakar dan
udara
masuk kedalam silinder, dan
gas buang keluar sistem
melalui knalpot.
Farah Ghezi A.
40
Termos
Pada alat rumah tangga
tersebut terdapat aplikasi
hukum I
termodinamika dengan
sistem terisolasi. Dimana
tabung bagian
dalam termos yang
digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari
lingkungan luar karena
adanya ruang hampa udara
di antara tabung
bagian dalam dan luar. Maka
dari itu, pada termos tidak
terjadi
perpindahan kalor maupun
benda dari sistem menuju
lingkungan
maupun sebaliknya.
Farah Ghezi A.
41
Tubuh Manusia
Energi(Makanan) masuk ke
tubuh, U bertambah, Tubuh
bergerak =
Tubuh melakukan kerja (W),
setelah melakukan kerja,
energi dibuang
keluar tubuh dalam bentuk
panas/kalor (badan terasa
panas dan
berkeringat.
Farah Ghezi A.
42
Pertanyaan
Rio : Pada isokhorik, apakah
berlaku
untuk cair dan padat,
berikan alasannya!
nilai
Pe
bernilai positif
rs
Proses isokhorik
a
m
aa
n
da
n
pa
da
t
a
Untuk gas
tidak ideal
berlaku
adalah nol.
untuk gas
tidak
ideal, gas
samadengan
tidak ideal
nol dan
uk
gas
biasanya
ideal nilai
Pada padatan dan
cairan berlaku proses
isokhorik karena
berefek sangat kecil
43
44
=
nilai
koevisien
postif jika volume gas (V) besar,
dan interaksi antara molekulmolekul
( ) gas kecil, sehingga tidak
saling meniadakan, jika volume
gas kecil
maka akan bernilai negatif.
hidrogen dan helium memiliki
interaksi
antar molekul-molekul gas yang
lemah sehingga nilai koevisien
joule
thomson kecil.
46