-rA1 -rA2
V1 V2
Gambar 1. Dua CSTR disusun seri
Konsentrasi campuran reaktan A dari CSTR pertama bisa dicari dengan persamaan berikut:
𝐶𝐴0
𝐶𝐴1 =
1 + 𝜏1 𝑘1
Diketahui τ = 𝑉1 /𝑣0, maka didapatkan volume reaktor kedua:
𝐹𝐴1 − 𝐹𝐴2 𝑣0 (𝐶𝐴1 − 𝐶𝐴2 )
𝑉2 = =
−𝑟𝐴2 𝑘2𝐶𝐴2
Konsentrasi keluar reaktor kedua diperoleh dari persamaan :
𝐶𝐴1 𝐶𝐴0
𝐶𝐴2 = =
1 + 𝜏2 𝑘2 (1 + 𝜏2 𝑘2 )(1 + 𝜏2 𝑘2 )
Jika ukuran kedua reaktor sama (𝜏1 = 𝜏2 = 𝜏 ) dan beroperasi pada suhu yang sama (𝑘1 = 𝑘2 = 𝑘 ), maka:
𝐶𝐴0
𝐶𝐴2 = 2
1 + 𝜏𝑘
Jika ada sejumlah n CSTR disusun seri (𝜏1 = 𝜏2 = ⋯ = 𝜏𝑛 = 𝜏𝑖 = (𝑉𝑖/𝑣0)) dan beroperasi pada suhu yang sama
(𝑘1 = 𝑘2 = ⋯ = 𝑘𝑛 = 𝑘 ), maka konsentrasi yang keluar dari reaktor terakhir dapat dihitung dengan:
𝐶𝐴0 𝐶𝐴0
𝐶𝐴𝑛 = 𝑛
= 𝑛
1 + 𝜏𝑘 1 + 𝐷𝑎
Dengan mensubtitusi 𝐶𝐴𝑛 = 𝐶𝐴0 1 − 𝑋 maka persamaan berubah menjadi:
𝐶𝐴𝑛
𝐶𝐴0 1 − 𝑋 = 𝑛
1 + 𝐷𝑎
Sehingga konversi untuk n buah reaktor CSTR seri dapat dihitung:
1 1
𝑋 =1− 𝑛
=1− 𝑛
1 + 𝐷𝐴 1 + 𝜏𝑘
C. Rangkaian CSTR disusun paralel
Ada tiga buah CSTR yang disusun paralel dengan ukuran yang sama, sebagai berikut
FA01 X1
Volume satu reaktor bisa dihitung dengan rumus:
𝑋𝑖
𝑉𝑖 = 𝐹𝐴0𝑖
−𝑟𝐴𝑖
Jika ukuran reaktor, suhu operasi dan laju umpan identik,
maka nilai konversi akan sama di setiap reaktor.
FA0 FA02 𝑋1 = 𝑋2 = ⋯ = 𝑋𝑛 = 𝑋
X2 Kecepatan reaksi pada masing-masing reaktor adalah:
−𝑟𝐴1 = −𝑟𝐴2 = ⋯ = −𝑟𝐴𝑛 = 𝑟𝐴
Volume masing-masing reaktor (𝑉𝑖) dan volume total (𝑉)
saling terkait pada semua reaktor.
𝑉
FA0n 𝑉𝑖 =
Xn 𝑛