Anda di halaman 1dari 6

PROSES KUASI-STATIK

Sistem dalam kesetimbang termodinamik memenuhi persyaratan yang ketat sebagai


berikut:
1. Kesetimbangan mekanis. Tidak terdapat gaya takberimbang yang beraksi pada bagian
mana pun dari sistem atau pada sistem secra keseluruhan.
2. Keseimbangan termal. Tidak ada perbadaan temperatur antar bagian sistem atau
antara sistem dengan lingkungannya.
3. Kesetimbangan kimia. Tidak ada reaksi kimia dalam sistem dan tidak ada
perpindahan unsur kimia dari satu bagian sistem ke bagian sistem yang lain.
Sekali sistem dalam kesetimbangan termodinamik dan lingkungannya dibuat tidak
berubah, tidak ada gerak yang terjadi dan tidak ada kerja yang dilakukan. Namun, jika jumlah
gaya eksternal diubah sehingga terjadi gaya berhingga yang takberimbang beraksi pada
sistem,maka persyaratan kesetimbangan mekanis tidak lagi dipenuhi dan keadaan berikut ini
timbul :
1. Gaya takberimbang dapat terbentuk dalam sistem akibatnya, timbul
turbulensi,gelombang, dan seterusnya. Selain itu, sistem secara keseluruhan dapat
melakukan gerak dipercepatatau yang sejenis;
2. Sebaga akibat turbulensi,percepatan, dan seterusnya ini, distribusi temperatur tak
serba sama dapat timbul, atau dapat juga timbul perbedaan temperatur antara sistem
dengan lingkungan;
3. Perubahan gaya dan temperatur yang mendadak dapat menimbulkan reaksi kimia atau
perpindahan unsur kimia.
Jadi, gaya tak berimbang yang berhigga dapat mengakibatkan sistem mengalami keadaan tak
setimbang. Jika kita ingin memberikan setiap keadaan sistem selama berlangsungnya proses
dengan koordinat sistem yang berhubungan dengan sistem secara keseluruhan, maka proses itu
tidak boleh diakibatkan oleh gaya tak berimbang yang berhingga. Jadi, kita didorong untuk
menerima keadaan ideal dengan hanya mengubah sedikit saja gaya eksternal yang beraksi pada
sistem sehingga gaya tak berimbanginya sangat kecil.

KERJA ADIABAT
Gambar (a) dan (b) menunjukkan bahwa sistem yang sepenuhnya dilingkungi oleh
penutup adiabat masih dapat tergandeng dengan lingkungannya sehingga kerja bisa dilakukan. 3
contoh sederhana yang lain dari adiabat diperhatiakan dalam gambar (c) pengalaman
menunjukan bahwa keadaan sistem dapat diubah dri keadaan awal tertentu ke kekeadaan akhir
tertentu dengan melakukan kerja adiabat saja.

(c)
Tinjaulah sistem gabungan yang terdiri atas fluida hidrostatik dan hambat yang terbenam
pada sisi dinding diaterm dibawah ini.

sistem ini dapat mengalami antara aksi adiabat dengan lingkungan menurut dua cara.
Antaraaksi ini dapat dilakukan dengan menggerakkan satu atau dua piston kedalam atau keluar
secara perlahan – lahan (proses kuastitatik) sehingga W = -⎰P dP, dengan P = harga
kesetimbangannya atau secara tepat (proses nonkuasistatik) sehingga tekanan pada permukaan
piston kurang dari pada harga kesetimbangannya . jika piston ditarik keluar dengan kelajuan
yang lebih besar daripada kecapatan molekul fluida; fluida tidak akan melakukan kerja pada
piston itu. Proses sperti itu disebut pemuaian bebas. Salah saatu car amelakukan kerja adalah
dengan meggerakkan salah satu atau dua piston secara lambat atau cepat kedalam atau keluar.
Selain itu kerja dapat dilakukan pada sistem dengan disifasi energi listrik dalam hambat dengan
arus yang dipertahankan supaya terus mengalir oleh pembangkit listrik yang digerakakan oleh
benda yang sedang turun. (efek yang tepat sama dapat ditimbulkan oleh disifasi energi mekanis
dalam fluida oleh pengadukkan fluida dengan roda bersudut yang diputar oleh benda yang
sedang turun).
Koordinat bebas yagn paling enak dipakai dari sistem ini adalah Ѳ, temperatur bersama
dan kedua volume V dan V’ . keadaan i dan f dari sistem yng diperlihatkan dari diagram Ѳ VV’
dalam gambar dibawah

dipilih secara sembarang dan kebetulan saja f bersesuian dengan temperatur yagn lebih
tinggi daripada i. Dalam lintasan iaf kurvadengan garis putus – putus ia menggambarkan
pemamfatan tanpa gesekan , yagn adiabat kuasistatik oleh salah satu piston itu. Kurva ini
digambarkan pada permukaan yagn memotong kedua bidang isoterm. Keberadaan permukaan
adiabat terbalikkan itu akan dibuktikan dlam pasal 8.7 tetapi perlu diperhatikan bahwa karena ia
dipacai hanya melalui gerak lambat tanpa gesekan dari piston maka proses itu bisa dilaksanakan
baik dalam arah ia maupun ai.
Kurva af mengambarkan disipasi adiabat energi listrik dalam hubunganya dengan gerak
piston yagn menjaga sistem itu supaya temperaturnya tetap dengan perkataan lain, garis af
menggambarkan proses yag adiabat dan isoterm namun terdapat perbedaan jelas antara proses ini
dan yagn sebelumnya proses af hanya bisa berlangsung satu arah saja. Kita dapat memberikan
energi dengan memakai arus dalam hambat, tetapi tidak bisa menarik energi.
Lintasan ibf mengambarkan cara adiabat yagn lain utnuk mengubah sistem dari i ke f. Kurva ib
menggambarkan proses disipasi yang dicapai dengan memakai hambat, dan kurva bf
mengambarkan proses kuasi-statik yang dicapai dengan piston tanpa gesekan saja. Seperti
sebelumnya , bf dapat dilintasi dalam dua arah, tetapi ib hanya satu saja.
Tentu saja, ada banyak lintasan adiabat yang menghubungkan if seperti icdf. Disini
proses cd adalah pemuaian nonkuasi-statik yang dicapai dengan gerak cepat ke luar dari satu atau
dua piston; proses df dilaksanakan dengan menjaga supaya kedua piston tidak bergerak dan
dengan mendisipasikan energi listrik dalam salah satu atau kedua hambat itu. Lintasan adiabat
lain yang mungkin adalah gerak cepat piston keluar, sehingga menimbukan pemuaian nonkuasi-
statik , serta yang diikuti disipasi isovolum dari energi listrik eb, diikuti dengan pemampatan
kuasi-statik bf. Walaupun pengukuran yagn diteliti dari kerja adiabatik sepanjang lintasan yang
berbeda antara kedua keadaan yagn sama belum pernah dilakukan, percobaan tidak langsung
menunjukkan bahwa kerja adiabatnya sama sepanjang semua lintasan seperti itu, perampatan
hasil dikenal sebagai hukum pertama pertama termodinamika;
Jika suatu sistem diubah dari keadaan mula ke keadaan akhir hanya secara adiabat, maka kerja
dilakukan sama besar untuk semua lintasan adiabat yang menghubungkan kedua keadaan ini.
Bilamana suatu kuantitas tenyata hanya tergantung pada keadaan mula dan akhir saja,
dan tidak tergantung pada lintasan yang menghubungkannya, maka kesimpulan penting dapat
ditarik. Mungkin dapat diingat dalam mekanika bahwa untuk memindahkan benda dari suatu
titik dalam medan gravitasi ke titik lainnya , tanpa gesekan, maka kerja yang dilakukan hanya
bergantung pada kedudukan titik dan titik pada lintasan yagn dilalui oleh benda itu. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa terdapat fungsi koordinat ruang dari benda, yang bila harga akhirnya
dikurangi dengan harga mula sama dengan kerja yang dilakukan. Funsi ini disebut fungsi energi
–potensial. Demikian juga, kerja yang dilakukan untuk memindahkan muatan listrik dari suatu
titik dalam medan listrik ke titik lain juga tak bergantung pada lintasan, sehingga juga bisa
diungkapkan sebagai harga suatu fungsi ( fungsi potensial - listrik) pada keadaan akhir dikurangi
harga fungsi pada keadaan mula. Jadi dari hukum pertama termodinamik dapat diketahui
terdapat suatu fungsi koordinat dari suatu sistem termodinamik yang harganya pada keadaan
awal sama dengan kerja adiabat untuk pergi dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Fungsi ini
dikenal sebagai fungsi energi – internal
Fungsi energi-internal ini diberi lambang U sehingga W i → f adiabat = U f - U i
Dengan tanda sedemikian sehingga jika kerja positif dilakukan pada sistem , mka energinya
bertambah.

PROSES ADIABAT KUASI-STATIK


Bila gas ideal megalami proses adiabat kuasi-statik, maka teakanan, volum dan
temperatur berubah dengan cara yang diberikan oleh hubungan antara P dan V ,θ dan V , atau P
dan θ. Supaya bisa menurunkan hubungan antara P dan V , kita mulai dengan persamaan berikut
dQ = C v dθ + P dV
dQ = C p dθ - P dV
dan
karena dalam proses adiabat dQ = 0 maka
V dP = C p dθ
P dV = - C v dθ
dan
Dengan membagi persamaan pertama dengan kedua kita dapatkan
dP C p dV
=-
P Cv V
Dan dengan menyatakan nisbah kapasitasss kalor dengan lambang γ maka
dP dV
= -γ
P V
Persamaan ini tidak dapat diintegrasikan sebelum menggetahui kelakuan γ . ᵞγ tetap , untuk gas
ekaatommik sedangkan untuk gas dwiatomik dan poliatomik, γ dapat berubah menurut
temperatur. Namun diperlukan perubahan temperatur yang sangat besar menimbulkan perubahan
γ yang cukup berpengaruh . misalanya, dalam hal karbon monoksida, penaikan temperatur dari 0
hingga 2000o C menimbulkan penurunan γ dari 1,4 menjadi 1,3. Sebagian besar proses adiabat
yang menyangkut perubahan temperatur yang tidak begitu besar, bisa mengabaiakan perubahan
kecil dalam γ . Jadi, dengan menganggap γ tetap, kemudian melakukan integrasi, didapatkan
ln P = - γ ln V + ln tetap
Atau
PVᵞ = tetap (2.3.1)
Persamaan ini berlaku untuk semua keadaan setimbang yang dilalui oleh gas selama proses
adiabat kuasi-statik. Penting bagi kita untuk mengerti bahwa pemuaian bebas merupakan proses
adiabat, tetapi tidak kuasi-statik.jadi,kita akan keliru jika memakai persamaan (2.3.1) untuk
keadaan yang dilewati oleh gas ideal selama pemuaian bebas.
Suatu rumpun kurva yang menggambarkan proses adiabat kuasi-statik dapat dirajah pada
diagram PV dengan memilih harga tetapan yang berbeda-beda dalam persamaan (2.3.1).
Kemiringan kurva adiabatik manapun aialah
∂P
( ) ∂V
S = - tetapan V--1

P
= - ,
V
Dengan tikalas S menandai proses adiabat.
Proses isoterm kuasi – statik ditunjukkan oleh rumpun hiperbola ekuilateral yang diperoleh
dengan memberikan harga  yang berbeda –beda dengan persamaan PV=nR.
Karena,
∂P P
( ) ∂V
 =-
V
Maka kurva adiabatik mempunyai kemiringan negativ yang lebih curam dari pada kurva
isotermal pada titik yang sama.
Kurva isotermal dan kurva adiabatik gas ideal dapat diperlihatkan dengan jelas pada permukaan
P,v, dan  dirajah sepanjang sumbu cartesis, permukaan yang dihasilkan diperlihatkan, dalam
gambar dibawah disini dapat terlihat bahwa kurva adiabatik memotong kurva isotermal.

Anda mungkin juga menyukai