Abstrak
Keywords: Dewasa ini Indonesia telah dilanda krisis moral. Hal ini terlihat dari
PJOK, Moral, banyaknya kasus kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar dan tawuran
Pendidikan Moral. antar pelajar. Hal ini mengindikasikan kurang sempurnanya pelaksanaan
pendidikan dalam mengembangkan moral peserta didik. Pendidikan jasmani
sebagai suatu wadah pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan
peserta didik seutuhnya memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan
nilai moral pada pesertai didik. Domain pendidikan jasmani, olaharaga,
dan kesehatan (PJOK) yang tidak hanya fisik saja melainkan mencakup
kognigtif, afektif, dan juga sosial dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan
moral. Selain itu, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
berbasis teori dan praktik memodalisasi pelaksanaan pendidikan moral
sebagi suatu pendidikan yang bersifat abstrak. Pengalaman peserta didik
secara langsung dalam menerima pendidikan moral saat pelaksanaan
pembelajaran PJOK membantu peserta didik untuk lebih memahami dan
menerima nilai-nilai yang diajarankan. Terdapat tiga pendekatan yang
digunakan guna optimalisasi pendidikan moral dalam pelaksanaan PJOK.
Tiga pendekatan tersebut yaitu: pendekatan belajar sosial, perkembangan
struktural, dan pendekatan sosial psikologikal.
ISSN 2407-9189 1
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
pada norma yang berlaku di masyarakat. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga, dan
Pendidikan secara luas memberikan kontribusi kesehatan yang baik dan benar dapat menjadi
yang cukup besar pada konsep penanaman nilai- solusi dalam menyelesaikan permasalah moral
nilai, sikap, dan moral pada diri seseorang. Salah yang terjadi. Melalui tulisan ini akan dibahas
satu wadah pendidikan yang dapat ditempuh mengenai pendidikan jasmani, olahraga, dan
guna menanamkan nilai, sikap, dan moral adalah kesehatan sebagai sarana pendidikan moral.
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Implementasi pendidikan moral dalam 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan 2.1. Moral
kesehatan diyakini efektif dalam menanamkan
Secara etimologis moral berasal dari bahasa
nilai, sikap, dan moral pada siswa karena proses
latin yaitu mos yang memiliki arti kebiasaan.
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
Moral diyakini sebagai persepsi seseorang yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan
menuntun pada sesuatu yang diterima dan tidak
mengembangkan kemampuan siswa melalui
diterima[7]. Moral sebagai sesuatu nilai yang
aktivitas jasmani sehingga fokus
diterima dan tidak diterima dalam suatu
pembelajarannya adalah tujuan pendidikan secara
kumpulan orang atau masyarakat memberikan
umum, yaitu pengembangan sikap, kepribadian,
batasan pada seseorang mengenai apa yang
perilaku, dan intelektual siswa melalui aktivitas
seharusnya dilakukan.
jasmani.
Moral berkaitan dengan alasan atau motif
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
untuk melakukan suatu perbuatan[8], sedangkan
sebagai wadah penyempurnaan kepribadian dan
mengartikan moral dengan bagaimana seseorang
sarana pengembangan sikap, kepribadian, dan
harus berperilaku yang dianggap baik oleh orang
perilaku meletakan landasan nilai moral yang
lain[5]. Pengertian tersebut merujuk pada baik
kuat melalui nilai-nilai yang dikandungnya
buruknya seseorang sebagai manusia. Dapat
seperti sportivitas, kejujuran, kedisiplinan,
disimpulkan bahwa moral merupakan suatu
bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan
ketentuan baik buruknya seseorang dalam
demokratis. Tujuan penjasorkes menurut
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang
depdiknas yaitu meletakkan dan mengembangkan
berlaku di lingkungannya.
1) landasan karakter melalui internalisasi nilai, 2)
Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur
landasan kepribadian (cinta damai, sosial,
dalam menentukkan benar tidaknya perilaku dan
toleransi dalam kemajemukan budaya etnis dan
tindakan seseorang berdasarkan pada baik-
agama, 3) berpikir kritis, 4) sikap sportif, jujur,
buruknya seseorang sebagai manusia. Seseorang
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya
yang menerima dan mengikuti norma-norma
diri, dan demokratis, 5) keterampilan gerak,
yang berlaku di lingkungannya atau masyarakat
teknik, strategi berbagai permainan dan olahraga,
maka dapat dianggap bermoral. Moral sebagai
senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan
suatu nilai dapat diajarkan dan dikembangkan.
luar kelas, 6) keterampilan pengelolaan diri,
Pengembangan moral dapat dilakukan melalui
pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup
suatu proses pendidikan moral.
sehat, 7) keterampilan menjaga keselamatan diri
2.2. Pendidikan Moral
sendiri dan orang lain, 8) konsep aktivitas
jasmani untuk mencapai kesehatan, kebugaran Pendidikan moral erat kaitannya dengan
dan pola hidup sehat, serta 9) mengisi waktu kerangka pembelajaran psikologi. Pendidikan
moral mengajarkan etika, ideologi dan politik[11].
luang yang bersifat rekreatif. Penjelasan tersebut
Hal ini berarti dalam pendidikan moral siswa
menunjukkan bahwa pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan erat kaitannya dengan diajarkan mengenai nilai-nilai dan batasan dalam
bersikap. Pendidikan moral sebagai suatu proses
penanaman nilai moral. Diharapkan dengan
40 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
ISSN 2407-9189 41
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
Kewajiban mematuhi hukum dan tata tertib yang 2.3. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
berlaku adalah mutlak untuk menghormati Kesehatan
otoritas dan memelihara ketertiban sosial. Pendidikan jasmani adalah suatu proses
3. Postkonvensional pendidikan seseorang sebagai perorangan atau
Tingkatan terakhir dalam perkembangan anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar
moral adalah pasca konvensional. Pada tingkatan dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani
ini seseorang berupaya memperoleh penalaran untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
moral dan merumuskan prinsip-prinsip yang sah. kesehatan jasmani, kemampuan dan ketrampilan,
Tahapan ini jarang muncul sebelum masa kuliah. kecerdasan dan perkembangan watak serta
Terdapat dua tahapan dalam tingkatan ini. Tahap kepribadianyang harmonis dalam rangka
kontrak sosial memahami peraturan yang ada pembentukan manusia[2]. Pendidikan jasmani
sebagai representasi dari persetujuan masyarakat bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan
mengenai suatu tindakan yang dianggap benar. fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada
Peraturan dipandang sebagai mekanisme yang dalam konteks pendidikan secara umum (general
bermanfaat untuk memelihara keteraturan social education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan
dan melindungi hak-hak individu, alih-alih sebgai dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik
perintah yang bersifat mutlak yang harus dipatuhi antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang
semata-mata karena merupakan “hukum”. telah ditetapkan.
Berbeda dengan tingkat konvensional yang kaku, Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
pada tahap ini seseorang memahami fleksibilitas pada hakikatnya merupakan suatu proses
sebuah peraturan; peraturan yang tidak lagi pendidikan melalui aktivitas fisik untuk
mengakomodasi kebutuhan terpenting menyempurnakan manusia seutuhnya. Hal ini
masyarakat bisa dan harus dirubah. sesuai dengan tujuan akhir dari pendidikan
Tahap terakhir dari perkembangan moral jasmani dan olahraga yang terletak pada
yaitu prinsip etika universal. Orientasi perannya sebagai wadah unik penyempurnaan
pemahaman moral berdasarkan pada prinsip etis karakter dan sebagai wahana membentuk
yaitu keadilan, kesetaraan, hak asasi, kepribadian yang kuat berhati mulia [6].
menghormati nilai manusia sebagai pribadi. Sependapat dengna hal tersebut menurut
Penentuan benar tidaknya suatu tindakan Sukintaka pendidikan jasmani dan olahraga
berdasarkan pada keputusan hati nurani. merupakan proses interaksiantara peserta didik
Seseorang pada tahap ini sangat mengikuti hati dan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang
nurani, oleh karena itu bisa saja melawan disusun secara sistematik untuk menuju manusia
peraturan yang bertentangan dengan prinsip- Indonesia seutuhnya[9].
prinsip etis mereka sendiri. Secara terminologi pendidikan jasmani dan
Dari keseluruhan enam tahapan yang sudah olahraga bermakna pendidikan untuk jasmani dan
dijelaskan tersebut, Kohlberg meyakini bahwa pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan
perkembangan moral tidak akan meloncat dan untuk jasmani bertujuan untuk mengembangkan
akan berkembang sesuai dengan tahapannya. fisik dan keterampilan siswa dengan
Dalam mengajarkan moral sebaiknya dilakukan menggunakan olahraga untuk mencapai tujuan
atau dipraktekan secara langsung. Pendidikan pendidikan jasmani. Sesuai dengan tujuan
jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan pendidikan jasmani dan olahraga menurut
mata pelajaran yang menginmplementasikan Depdiknas yang telah dibahas sebelumnya bahwa
pendidikan moral dengan praktik langsung. terdapat sembilan tujuan pendidikan jasmani dan
olahraga, yaitu: meletakkan dan mengembangkan
1) landasan karakter melalui internalisasi nilai, 2)
landasan kepribadian (cinta damai, sosial,
42 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
ISSN 2407-9189 43
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
44 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
ISSN 2407-9189 45
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
[2] Cholick Mutohir. Gagasan-gagasan tentang [8] Rachels, J. The elements of moral philosophy
Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (5th ed). New York: McGraw-Hill. 2007.
Surabaya: Unesa University Press. 2002. [9] Sukintaka. Teori pendidikan jasmani:
[3] Freeman, William H. Physical Education and Filosofi, pembelajaran dan masa depan.
Sport in A Changing Society. (6thed.). Boston. Bandung: Penerbit Nuansa. 2004.
Allyn and Bacon. 2001. [10] Weinberg, R. & Gould, D. Foundations
[4] Kirk, D., Macdonald, D. & O’Sullivan, M. of Sport and Exercise Psychology (4th ed).
The handbook of physical education. Champaign, IL: Human Kinetics. 2003.
London: Sage Publication Ltd. 2006. [11] Xionghuai, G. Exploration on effective
[5] Loland, S. Fair play in sport: a moral norm ways of moral education in university
system. New York: Routledge. 2002. physical education class. Journal of
[6] Lutan, Rusli. Olahraga dan Etika Fair Play. Pingdingshan Institute of Education, 7, 1-6.
Direktorat Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan 2014.
dan Teknologi Olahraga, Direktorat
Olahraga Depdiknas: Jakarta. 2001.
[7] Park, S. Moral education and sport.
Dissertation. Human Ecology and Education
Program, Ohio State University. 2010.
46 ISSN 2407-9189