Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH PEMANFAATAN BATUBARA

“PENGOLAHAN BRIKET BATUBARA “

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR PEMANFAATAN


BATUBARA

OLEH :

NAMA : MHD.FIRDAUS
NIM : 19137055

DOSEN PENGAMPU :
HERI PRABOWO S.T, M.T.

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

T.A 2021 / 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak


kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan Makalah
ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati..

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan laporan
ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari
bahwa hasil penyusunan laporan ini jauh dari sempurna karena kurangnya
kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Padang, 12 Desember
2021

MHD. Firdaus
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1. Latar Belakang ............................................................................................
2. Maksud dan Tujuan.....................................................................................
3. Batasan Masalah .........................................................................................
BAB II STUDI PUSTAKA ..........................................................................................
1. Briket ..........................................................................................................
BAB III METODOLOGI .............................................................................................
1. Studi litelatur ..............................................................................................
2. Metode bimbingan ......................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................
1. Briket Batubara ...........................................................................................
2. Teknik Pembriketan Batubara .....................................................................
3. Komposisi Briket Batubara..........................................................................
4. Dampak Lingkungan Pembakaran Briket Batubara ......................................
5. Langkah Kerja Pembuatan Briket ................................................................
BAB V PENUTUP .......................................................................................................
1. Kesimpulan .................................................................................................
2. Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka ..............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang


memiliki riwayat pemanfaatan yang sangat panjang. Penyediaan BBM
mulai kritis karena cadangannya terbatas sedangkan sumber kayu bakar
juga kritis karena luas kawasan hutan (terutama jawa) sudah berkurang
dari persyaratan ideal. Jadi salah satu sumber energi alternatif adalah
batubara. Akhir-akhir ini harga bahan bakar minyak dunia meningkat
pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak
termasuk Minyak Tanah di Indonesia.
Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi
beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai
subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 triliun rupiah per tahun
dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk
mengurangi beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha
mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi subsidi langsung kepada
masyarakat miskin.

Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini


Minyak Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah
didapat. Briket batubara merupakan salah satu bahan bakar padat
alternatif yang terbuat dari batubara, bahan bakar padat ini merupakan
bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah yang mempunyai
kelayakan teknis untuk digunakan Sebagai bahan bakar rumah tangga,
industri kecil ataupun menengah. Hal yang mendorong pemanfaatan
briket batubara untuk masyarakat dan Industri kecil di Indonesia antara
lain :

4
 Potensi batubara Indonesia yang sangat besar.
 Batubara Indonesia mudah pecah dan bernilai kalori tinggi.
 Adanya endapan batubara dengan cadangan terbatas (10 juta ton)
yang dapat dimanfaatkan secara skala kecil untuk daerah sekitar.
 Briket Batubara juga mempunyai keuntungan ekonomis karena
dapat diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi,
dan ketersediaan batubara cukup banyak di Indonesia sehingga
dapat bersaing dengan bahan bakar lain.

1.2 Maksud dan Tujuan

Teknologi pembuatan briket batubara dari batubara bubuk


bertujuan untuk mengatasi kesulitan pada pengangkutan batubara bubuk.
Briket Batubara juga mempunyai keuntungan ekonomis karena dapat
diproduksi secara sederhana, memiliki nilai kalor yang tinggi, dan
ketersediaan batubara cukup banyak di Indonesia sehingga dapat bersaing
dengan bahan bakar lain.

1.3 Batasan Masalah

Dalam makalah ini, penyusun hanya membahas menyangkut


mengenai batubara, yaitu : Pengolahan briket dari batubara.

5
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 BRIKET

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu,
yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan
menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatan.
Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga
harus memenuhi kiteria sebagai berikut :
1. Mudah dinyalakan
2. Tidak mengeluarkan asap
3. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun
4. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu
lama
5. Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu
pembakaran) yang baik. (Nursyiwan dan Nuryei, 2005)
6. Briket batubara memiliki keungggulan sebagai berikut:
7. Murah
8. Panas yang tinggi dan kontinu sehingga sangat baik untk pembakaran yang
lama
9. Tidak beresiko meledak atau terbakar
10.Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga, dan sumber batubara
berlimpah.
Briket adalah teknologi yang menggunakan proses basah atau kering untuk
mengkompresi bahan baku ke dalam beberapa bentuk. Proses briket kering
memerlukan tekanan tinggi dan tidak memerlukan pengikat. Proses tersebut mahal
dan direkomendasi hanya untuk produksi level tinggi. Sedangkan proses basah
hanya memerlukan tekanan rendah tetapi memerlukan binder (Assureira, 2002).

Beberapa tipe/bentuk briket yang umum dikenal adalah, antara lain : bantal
(oval), sarang tawon (honey comb), silinder (cylinder), telur (egg), dan lain-lain.
Kemudian adapun faktor-faktor yang mempengarhui sifat briket adalah berat jenis
bahan bakar atau berat jenis bahan baku, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi, dan

6
tekanan pada saat dilakukan pencetakan. Selain itu, pencampuran formula dengan
briket juga mempengaruhi sifat briket.

(a) (c)
(b)

(d) (e) (f)

Gambar diatas merupakan Bentuk-bentuk Briket : (a) Sarang Tawon Bulat (b) Sarang Tawon
Kotak (c) Silinder Pejal (d) Tablet (e) Hexagonal (f) Silinder Berlubang
(sumber : www.arangbriketindonesia.com )

7
BAB III
METEDOLOGI

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :

a. Studi Literatur
Merupakan cara analisis dengan mencari data-data yang diperlukan dari
buku-buku referensi ataupun suatu website untuk menambah wawasan
teori yang lebih mendalam dan luas.

b. Metode Bimbingan
Dalam makalah ini memerlukan bimbingan dan pengarahan dari dosen
pembimbing sebagai koreksi terhadap penyusunan makalah ini.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Briket Batubara


Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu,
yang tersusun dari butiran batubara dengan sedikit campuran seperti jerami,
ampas tebu, dan molases yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya
tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan
menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. Briket Batubara mampu
menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak tanah seperti untuk pengolahan
makanan, pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Bahan baku utama briket
batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun.

Teknologi pembuatan briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan


oleh masyarakat maupun pihak swasta dalamwaktu singkat. Briket batubara
dipilih oleh masyarakat sebagaibahan bakar alternatifkarena dilihat dari segi
keunggulannya. Adapun keunggulan briket batubara adalah:
1. lebih murah
2. nilai kalor yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk
pembakaran yang lama
3. tidak beresiko meledak/terbakar
4. tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga
5. sumber batubara melimpah.
Ada 4 dasar pemikiran mengapa briket perlu mendapat perhatian yang serius
dalam pengembangan diversifikasi energi di Indonesia yaitu :

1. Makin menipisnya cadangan minyak bumi;

2. Potensi dan kualitas batubaranya cukup tersedia dan dapat


menghasilkanbriket yang mempunyai persyaratan;

3. Tersedianya teknologi sederhana yang memungkinkan batubara dapat


dibentuk menjadi briket

4. Dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang sangat meningkat


konsumsinya dan berpotensi merusak ekologi hutan.

9
Adapun manfaat briket batubara adalah :

1. Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk


Rumah Tangga dan Industri Kecil.
2. Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam Jangka Panjang.
3. Pengganti BBM / Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga.
4. Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik
dipabrik briketnya, distributor, industri tungku, dan mesin briket.
5. Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada
daerah-daerah terpencil.
6. Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku
briket seperti batubara, tanah liat, kapur, serbuk biomas.
7. Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga
kerjaIndonesia baik langsung maupun tidak langsung.
8. Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan
terus meningkat setiap tahunnya

Beberapa parameter dalam pembuatan briket batubara antara lain :


1. Ukuran butir batubara.
2. Tekanan mesin pada waktu pembriketan.
3. Kadar air yang terkandung dalam batubara

Briket batubara memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal


memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah
sebagaipenyalaan awal, briket batubara hanya efisien jika digunakan untuk
jangka waktu diatas 2 jam. Tabel dibawah merupakan Perbandingan Pemakaian
Minyak Tanah dengan Briket

10
No Penggunaan Minyak Tanah Briket penghematan

1 Rumah Tangga 3 Rp 9000/hari Rp.5400/hari Rp 3600

Ltr/hari
2 WarungMakan 10 Rp.30.000 Rp.18.000 Rp.3600

Ltr/hari
3 Industri Kecil 25 Rp.75.000 Rp.45.000 Rp.3.600

Ltr/hari
4 Industry Menengah Rp.2.000.000 Rp.1.502.450 Rp.3.600

1000 Ltr/hari

Tabel di bawah merupakan Perbandingan antara Minyak Tanah dan Briket.

No Parameter Minyak Tanah Briket

1 Nilai Kalori 9000 kkal/ltr 5.400 kkal/ltr

2 Ekivalen 1 ltr 1,60 kg

3 Biaya Rp.2.800 Rp.1300

11
4.2 Teknik Pembriketan Batubara

A. Sifat Briket yang Baik


Sifat briket yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran.
- Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu
diangkat dan dipindah-pindah.
- Mempunyai suhu pembakaran yang tetap ( ± 350 0C) dalam jangka
waktu yang cukup panjang (8-10 jam).
- Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga
mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku masak.
- Gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida
yangtinggi.

B. Proses Pembuatan Briket Batubara


Terdapat tiga cara pembuatan briket batubara yaitu: Teknologi
dengan karbonisasi, Teknologi tanpa karbonisasi dan Teknologi
biobatubara (biocoal). Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai
kadar air 10 %, ditambahkan biomasa (berupa bagas, serbuk gergaji)
kemudian dicetak pada tekanan pembriketan 2-3 ton/cm2
1. Karbonisasi (super)
Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum
menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang
terkandung dalam briket batubara tersebut diturunkan serendah mungkin
sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya
produksi menjadi meningkat karena pada batubaratersebut terjadi
rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untukkeperluan
rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya. Pembuatan briket
batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini.

12
Gambar diatas merupakan pembuatan briket batubarasecara
berkarbonisasi (super).

2. Non Karbonisasi (biasa)


Jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses
menjadi briketdan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya
masih terkandung dalam briket batubara maka pada penggunaannya lebih
baik menggunakan tungku (bukankompor) sehingga akan menghasilkan
pembakaran yang sempurna dimana seluruhzat terbang yang muncul dari
briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini
umumnya digunakan untuk industri kecil. Pembuatan briket batubara
berkarbonisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

13
Gambar di atas merupakan pembuatan briket batubara non karbonisasi

3. Teknologi biobatubara (biocoal)

Batubara halus - 3 mm dikeringkan sampai kadar air 10 %,


ditambahkan biomasa (berupa bagas, serbuk gergaji) kemudian dicetak
pada tekanan pembriketan 2-3 ton/cm2.
Produsen terbesar briket batubara di Indonesia saat ini adalah PT.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai
3 pabrik yaitu di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan
Gresik Jawa Timur dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun.
Disamping PT.BA terdapat beberapa perusahaan swasta lain yang
meproduksi Briket Batubara namun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding
PT. BA dan belum berproduksi secara kontinyu.
Kenaikan BBM khususnya minyak tanah dan solar, tentunya
penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri
kecil/menengah akan lebihekonomis dan menguntungkan, namun
demikian kemampuan produksi dari PT. BA masih sangat kecil, untuk
mengatasi kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan
pihak swasta untuk memproduksi dan mensosialisasikan
penggunaanbriket batubara disetiap daerah.

14
Batubara dipanaskan pada temperatur 700 0C selama 3 - 4 jam,
didinginkan, digerus sampai -3 mm. Selanjutnya dilakukan pekerjaan
seperti no. 1 di atas.

Gambar di atas adalah Diagram Penggunaan Briket Batubara Di Indonesia

15
4.3 Komposisi Briket Batubara

Proses pembriketan batubara dapat didefinisikan sebagai suatu proses


pengolahan batubara, dimana briket yang dihasilkan mempunyai bentuk,
ukuran fisik, sifat kimia tertentu dengan menggunakan teknik yang tepat,
komposisi briket batubara diantaranya :

1. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.


 Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
 Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat
yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit
 Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan
semakin panas dan semakin lama
 Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile
matternya akan semakin sedikit
 Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang
dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah
juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap
dan panas yang berkurang. Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi
kadar air) dan dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)
2. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan
memudahkan proses pembakaran
 Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah terbakar
dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
 Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran
menjadi semakin berkurang
 Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan bakar
dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
 Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO dan
polusi HC akan semakin berkurang

16
3. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
 Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur yang
mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
 Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
 Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin sedikit
 Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang
terbaik untuk tanah liat adalah 10%

4. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama


 Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan daya
rekat yang kuat dan tidak mudah hancur
 Pembuatan “adonan perekat” dari tepung tapioka dengan air juga harus
diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi
sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar
kental dan rekat
5. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan
mengurangi bau belerang
 Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
 Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak akan
membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang.

4.4 Dampak Lingkungan Pembakaran Briket

Nilai strategis dan ekonomis pemanfaatan batubara sebagai bahan


bakar sering terkendala oleh dampak lingkungan yang berasal dari emisi
dan sisa pembakaran,yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh
kepada kesehatan manusia.Selain itu, pembakaran batubara dengan
jumlah yang sangat banyak akan mempengaruhi kondisi lingkungan,
antara lain berupa gasrumah kaca seperti CO2 dan lain-lain.
Secara umum polutan yang timbul akibat pembakaran batubara
antara lain partikel halus, belerang, NOx, dan trace element (seperti
flourin, selenium, dan arsen) serta bahan-bahan organik yang tidak
terbakar secara sempurna. Unsur-unsur ini terbentuk pada saat

17
pembentukan sebagai proses alam. Dengan demikian sederhana untuk
mendapatkan kondisi pembakaran
yang bersih, semua zat pengotor tersebut harus ditiadakan paling
tidak dicegah agar tidak merebak menjadi polutan yang teremisikan. ada
tiga factor utama yang mempengaruhi lingkungan akibat dari
pembakaran briket batubara :
1. Jenis bahan baku (batubara)
Jenis bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan harus
menggunakan bahan yang bersih dari polutan. Semakin baik bahan yang
digunakan, semakin sedikit emisi yang ditimbulkan. Emisi berbahaya,
seperti gas SOx dan NOx pada dasarnya ditimbulkan dari batubara yang
memiliki kadar pengotor yang tinggi. Bahan pengikat yang berasal dari
lempung yang tidak mengandung zat-zat yang berbahaya.

2. Tungku
Tungku yang digunakan hendaknya mampu memfasilitasi
pembakaran yang sempurna, artinya dapat menyeimbangkan aliran udara
(oksigen) dengan baik.Tungku dengan penutup pengurang emisi yang
dikembangkan oleh tekmira ternyata sangat membantu mengurangi emisi
secara signifikan.

3. Ruangan (dapur) tempat memasak


Ruangan tempat memasak hendaknya memiliki ventilasi yang baik,
artinya udara segar dapat bersirkulasi dengan cepat. Kondisi ini akan
sangat membantumenghindari dampak langsung dari polusi kepada
kesehatan pemasak.Dengan memperhatikan ketiga faktor diatas, secara
teoritis dapat dihindari berbagai dampak negatif atas penggunaan briket
batubara dari pengukuran emisi (SOx, NOx, dan CO) yang dilakukan
tekMIRA, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan briket batubara secara
umum masih aman dengan kadar emisi masih jauh dibawah ambang batas
yang diperkenankan oleh kementrian lingkungan hidup.
Pembakaran briket batubara pada menit pertama diawali pembakaran

18
biasa yang memiliki kadar CO yang mencapai 1000 ppm, SOx 250 ppm
dan NOx mencapai 100 ppm. Selang 10 menit kemudian terutama jika
pembakaran sempurna emisi ini boleh dikatakan sudah tidak terdeteksi.
Kondisi yang terbaik jika menggunakan tungku dengan penutup pengurang
emisi (PPE) dan dapur mempunyai ventilasi yang baik.

4.5 Langkah kerja Pembuatan Briket


1. Tanpa Karbonisasi
 Batubara ukuran 170 mesh ditimbang sebanyak 50 gr dan ditampung di dalam
beaker glass 500ml
 Sekam padi ditimbang sebanyak 5 gr, lalu dicampurkan dengan beaker glass
yang sama dengan batubara
 Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak 30ml
dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
 Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
 Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi maka
briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.

2. Dengan Karbonisasi
 Batubara ukuran 170 mesh ditimbang sebanyak 50 gr dan dimasukkan ke dalam
krusibel
 Krusibel tersebut dipanaskan di dalam oven pada suhu 110 oC selama 2 jam
 Krusibel dikeluarkan dari dalam oven lalu selanjutnya batubara hasil pemanasan
tersebut ditimbang sebanyak 50 gr dan ditempatkan pada beaker glass
 Sekam padi ditimbang sebanyak 5 gr, lalu dicampurkan dengan beaker glass
yang sama dengan batubara
 Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak 30ml
dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.

19
 Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
 Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi maka
briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.

2. Percobaan kadar air (moisture)


 Memanaskan cawan porselen pada 104-110oC, mendinginkan selama 15-30
 menit dalam desikator.
 Memasukkan 1 gram sampel kedalam cawan.
 Panaskan kedalam oven pada suhu 104-110oC.
 Mengeluarkan cawan dari oven, mendinginkan dalam desikator dan kemudian
ditimbang.

3. Pengujian kadar abu (ash)


 Menimbang cawan porselen.
 Memasukkan 1 gram sampel kedalam cawan, kemudian ditimbang.
 Menempatkan cawan (tanpa tutup) berikut sampel kedalam furnace, panaskan
perlahan-lahan hingga suhu 450-500oC selama 1 jam. Menaikkan suhu 700-
750oC sampai 1 jam, lanjutkan pemanasan selama 1 jam.

 Mendinginkan cawan dan kemudian ditimbang.

20
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran batubara dengan sedikit campuran
seperti jerami, ampas tebu, dan molases yang telah mengalami proses
pemampatan dengan daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut
lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam
pemanfaatannya.
2. Adapun keunggulan briket batubara adalah lebih murah ; nilai kalor
yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang
lama ; tidak beresiko meledak/terbakar;tidak mengeluarkan suara
bising serta tidak berjelaga dan sumber batubara melimpah.
3. Terdapat tiga cara pembuatan briket batubara yaitu: teknik
berkarbonisasi,teknik nonkarbonisasi dan Teknologi biobatubara
(biocoal)
4. Terdapat beberapa bentuk briket batubara yaitu Sarang Tawon Bulat,
Sarang Tawon Kotak, Silinder Pejal, Tablet, Hexagonal, Silinder
Berlubang

5.2 SARAN
Indonesia memiliki kekayaan alam batubara yang sangat banyak
dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Terutama bagi
masyarakat Indonesia dengan kehidupan agraris. Batubara jika diolah dan
menjadi briket dapat digunakan untuk alternatif pengganti bahan bakar
minyak.
Alangkah lebih baik jika kekayaan alam Indonesia dipergunakan
oleh rakyat Indonesia sendiri sehingga semua hasil sumber daya alamnya
dapat benar- benar mensejahterakan kehidupan rakyat, bahkan dalam
pemanfaatan batubara sumber terbesar alam Indonesia, untuk
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai