KELOMPOK 1
BERAT (gram)
No KETERANGAN
WADAH 1 WADAH 2
1 Berat Uji Semula 500 500
2 Berat Tertahan Saringan No. 200 486 486
Sumber: Praktikan, 2022
B. PENGOLAHAN DATA
Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum kadar lumpur di atas, maka
dapat ditentukan Jumlah bahan yang melewati saringan No. 200 dengan rumus
berikut.
𝑾𝟏 −𝑾𝟒
Kadar lumpur = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝟏
𝑊1 −𝑊4
Kadar lumpur = 𝑥 100%
𝑊1
500−486
Kadar lumpur = 𝑥 100% = 2,8%
500
C. ANALISIS
Analisis Praktikum
Praktikum ini membutuhkan beberapa peralatan, peralatan yang
digunakan sebagai berikut. Saringan no.16 dan no.200. Saringan no.16
digunakan untuk memisahkan agregat kasar dan agregat halus, sedangkan
saringan no.200 digunakan untuk memisahkan agregat halus dan bahan lainnya
(lumpur) yang lebih kecil dari 0,075 mm. Kemudian, Wadah pencucian agregat
berkapasitas cukup besar agar agregat dan air pencuci tidak tumpah saat proses
pembersihan agregat.
D. KESIMPULAN
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan uji, masih dapat digunakan
sebagai bahan campuran beton dengan kadar lumpur sebesar 2,8%, karena
agregat halus tidak boleh mengandung kadar lumpur lebih dari 5% sesuai dengan
SNI S-04-1989-F, apabila agregat halus mengandung lebih dari 5% lumpur
dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dari beton itu sendiri.
E. REFERENSI
Departemen Teknik Sipil UI (2008) ‘Pedoman Praktikum: PEMERIKSAAN
BAHAN BETON DAN MUTU BETON’. Depok: Universitas Indonesia.
SNI 03-4142-1996. Metoda Uji Kadar Bahan Lolos no. 200 (0,075 mm).
SNI S-04-1989-F. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam).
F. LAMPIRAN