(0,075 mm) dengan cara pencucian, sehingga berguna bagi perencana dan
2. Teori Dasar
pada agregat seperti butiran yang lewat saringan No.200, yaitu adanya lempung,
beton aspal berkualitas rendah sebagai akibat dari butiran halus tersebut
stabilitas rendah dan mudah lepasnya ikatan antara aspal dengan material.
dipisahkan dengan jauh lebih efisien dan sempurna dari partikel yang lebih besar
dengan cara penyaringan basah daripada penyaringan kering. Karena itu, untuk
menentukan bahan yang lebih halus dari saringan 0.075 mm (No.200) dalam
agregat halus atau kasar dengan akurasi yang tinggi, maka hasil uji metode ini
lebih diutamakan daripada penyaringan kering. Jumlah total dari bahan yang
lebih halus dari 0.075 mm dengan pencucian, di tambah dengan hasil yang
penambahan bahan yang lebih halus dari 0.075 mm yang diperoleh pada proses
proses pencucian harus diperiksa. Hal ini dapat menjadi indikasi dari degradasi
agregat.
3. Tabel Data
4. Perhitungan
Diketahui data-data sebagai berikut :
W1 = Berat kering benda uji + wadah
= 500 + 68,03
= 568,03 gram
W2 = Berat wadah
= 68,03 gram
= W1-W2
= 568,03 – 68,03
= 500 gram
= 548,03 gram
= W4 – W2
= 548,03 – 68,03
= 480 gram
= W3 – W5 x 100%
W3
500
= 4,16 %
= W3 – W5 x 100%
W3
500
= 4,16 %
Dengan demikian material yang lolos saringan Nomor 200 adalah 4,16 % dari
total berat keseluruhan material pada saat awal sebelum di cuci sehingga
sampel material yang diuji memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yaitu batas
maksimumnya 10 %.
Spesifikasi
Jenis Cara Hasil Bina Marga Satuan Ket.
pemeriksaan pemeriksaan pengujian Min Max
Material
lolos SNI ASTM-
saringan 4,16 % - 10 % % Memenuhi
C117-2012
no.200
Sumber:Hasil Pengujian Labolatorium Aspal
Pembahasan
1) Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm)
adalah banyaknya bahan yang lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)
pada agregat.
3) Suspensi adalah bahan halus lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm) yang
ini, agregat yang lolos saringan nomor 200 adalah agregat yang terbebas
ini berguna untuk memperoleh persentase jumlah bahan dalam agregat yang
lolos saringan Nomor 200 (0,075 mm), sehingga berguna bagi perencana dan
5.2 Kesimpulan
agregat yang lolos saringan nomor 200 (0,075 mm) yang diperoleh adalah
nilai maksimal 10 %.
5.3 Saran
kelompok.
percobaan ini.
dibersihkan kembali.
kebersihan laboratorium.
Gambar 1.1 Saringan No. 4 (diatas) dan Saringan No. 200 (dibawah)
7. Daftar Pustaka
Tabel SNI ASTM - C117 - 2012 : Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam
Makassar