Analisa Saringan Agregat

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN – PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
Subjek : Analisa Saringan Agregat
Sesi Praktikum : Selasa (16.00)
Metode : SNI 03-6288-2002 Kelompok :3
BAB X
ANALISA SARINGAN AGREGAT
( SNI 03-6288-2002 )
( AASHTO T-164 )
( ASTM C-136-2012 )
9.1 MAKSUD DAN TUJUAN

9.1.1 Pemeriksaan ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar
dengan menggunakan saringan diameter tertentu.
9.1.2 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran

atau jumlah presentase butiran baik agregat halus maupun agregat
kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel
dan grafik.
9.2 DASAR TEORI

Analisa saringan adalah pengelompokan besar butir analisa agregat kasar
dan agregat halus menjadi komposisi gabungan yang ditinjau berdasarkan
saringan. Analisa saringan akan menentukan persentase berat butiran yang
digambarkan pada grafik pembagian butir.
Modulus kehalusan butir (MHB) adalah jumlah persen tertinggal kumulatif

pada tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding dua
kali lipat, dibagi 100. Makin besar nilai MHB suatu agregat berarti semakin besar
butiran agregatnya/semakin kasar.
MHB pasir = 1,50 – 3,8
MHB kerikil = 5,0 – 8,0
MHB campuran agregat = 5,0 – 6,0
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 1

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.3 ALAT DAN BAHAN

9.3.1 Alat Praktikum
Gambar 9.3.1.a. (timbangan)
Gambar 9.3.1.b (1set saringan)
Gambar 9.3.1.c (sieve shaker)
Gambar 9.3.1.d (talam)

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.3.2 Bahan Praktikum
Gambar 9.3.2.a (agregat kasar)
Gambar 9.3.2.b (agregat halus)

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

9.4.1 Agregat Kasar
1. Menyiapkan alat dan bahan dalam keadaan baik dan bersih.
2. Menimbang talam.
3. Kemudian, memasukkan dan menimbang agregat kasar sebanyak 2 kg.
4. Agregat kasar dimasukkan ke dalam saringan lalu di tutup.
5. Saringan di pasangkan dengan mesin Sieve Shaker lalu di kencangkan agar

saringan tidak terlepas saat alat bekerja.

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
6. Mesin dinyalakan selama 15 menit.

7. Dimatikan mesin Sieve Shaker dan dilepaskan saringan dari mesin.
8. Hasil dari tiap saringan diletakkan di kertas yang telah di timbang
beratnya, lalu diberikan identitas.
Saringan 1½ Saringan 1”
Saringan ½”
Saringan ¾ ”
Saringan 3/8” Saringan No.4

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
Pan
9. Setiap hasil saringan di timbang beratnya.
10. Di catat hasil timbangan setiap saringan.
9.4.2 Agregat Halus

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
1. Di timbang talam.
2. Dimasukkan dan menimbang agregat halus sebanyak 1 kg.
3. Agregat halus dimasukkan ke dalam saringan lalu di tutup.
4. Saringan di pasangkan dengan mesin Sieve Shaker lalu di kencangkan agar

saringan tidak terlepas saat alat bekerja.
5. Mesin dinyalakan selama 15 menit.

6. Dimatikan mesin Sieve Shaker dan dilepaskan saringan dari mesin.
Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
7. Hasil dari tiap saringan diletakkan di kertas yang telah di timbang beratnya,
lalu diberikan identitas.
Saringan No.4 Saringan No.8
Saringan No.30
Saringan No.20

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
Saringan No.200 Pan
8. Setiap hasil saringan di timbang beratnya.
9. Di catat hasil timbangan setiap saringan.
9.5 RUMUS PENGUJIAN
Presentase Tertahan (PT) = Berat Tertahan

×100 %
Jumlah Berat Keseluruhan
Kumulatif Presentase
Tertahan (KPT) =
PT1 + PT2
Presentase Lolos (PL) = 100% - KPT
Modulus Halus Butir (MHB) = Kumulatif % Tertahan

% Tertahan
9.6 TABEL DATA

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.6.1 Agregat Kasar
SARINGAN BERAT TERTAHAN SATUAN

1½“ 170
1“ 227
¾“ 877
½“ 585
gr
3/8 “ 84
No.4 37
Pan 20
TOTAL 2000
9.6.2 Agregat Halus
SARINGAN BERAT TERTAHAN SATUAN

No.4 3
No.8 252
No.20 378
No.30 100
No.40 77
No.50 135 gr
No.80 32
No.100 7
No.200 5
Pan 20
TOTAL 1000

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.7 HITUNGAN
9.7.1 Agregat Kasar
NO BERAT % KUMULATIF %
% LOLOS
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN
170 x 100 % 100 % -
8,50 %
1½“ 170 gr 2000 8,50 %
= 8,5 % = 8,5 % = 91,5 %
227 x 100 % 100 % -
8,50 % + 11,35 %
1“ 227 gr 2000 19,85 %
= 11,35 % = 19,85 % = 80,15 %
877 x 100 % 100 % -
19,85 % + 43,85 %
¾“ 877 gr 2000 63,70 %
= 43,85 % = 63,7 % = 36,3 %
585 x 100 % 100 % -
63,70 % + 29,25 %
½“ 585 gr 2000 92,95 %
= 29,25 % = 92,95 % = 7,05 %
84 x 100 % 100 % -
92,95 % + 4,20 %
3/8 “ 84 gr 2000 97,15 %
= 4,2 % = 97,15 % = 2,85 %
37 x 100 % 100 % -
97,15 % + 1,85 %
No.4 37 gr 2000 9,00 %
= 1,85 % = 99 % = 1,00 %
20 x 100 % 100 % -
99,00 % + 1,00 %
Pan 20 gr 2000 100 %
= 1,00% = 100 % =0%
 2000 gr 100 % - -
Modulus Halus Butir (MHB) =
381,15 %
=
100 %
= 3,812

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.7.2 Agregat Halus
NO BERAT % KUMULATIF %
% LOLOS
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN TERTAHAN
3 x 100% 100 % -
0,30 %
No.4 3 gr 1000 0,30 %
= 0,3 % = 0,3 % = 99,7 %
252 x 100% 100 % -
0,30 % + 25,20 %
No.8 252 gr 1000 25,50 %
= 25,2 % = 25,5 % = 74,5 %
378 x 100% 100 % -
25,50 % + 37,80 %
No.20 378 gr 1000 63,30 %
= 37,8 % = 63,3 % = 37,7 %
100 x 100% 100 % -
63,30 % + 10 %
No.30 100 gr 1000 73,30 %
= 10 % = 73,3 % =26,7 %
77 x 100% 100 % - 81
73,30 % + 7,70 %
No.40 77 gr 1000 %
= 7,7 % = 81 % = 19 %
135 x 100% 100 % -
81 % + 13,5 %
No.50 135 gr 1000 94,50 %
= 13,5 % = 94,5 % = 5,5 %
32 x 100% 100 % -
94,50 % + 3,20 %
No.80 32 gr 1000 97,70 %
= 3,2 % = 97,7 % = 2,3 %
7 x 100% 100 % -
97,70 % + 0,70 %
No.100 7 gr 1000 98,40 %
= 0,70 % = 98,4 % = 1,6 %
5 x 100% 100 % -
98,40 % + 0,50 %
No.200 5 gr 1000 98,90 %
= 0,5 % = 98,9 % = 1,1 %
11 x 100% 100 % - 100
98,90 % + 1,10 %
Pan 11 gr 1000 %
= 1,10 % = 100 % =0
 1000 gr 100 % - -
9.7.2 A
9.7.3 gregat Halus

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
534 %
Modulu s Halus B (MHB) =
100 %
= 5,34
= 5,34
9.8 GRAFIK
9.8.1
GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR 9.8.1
100.00 9.8.1
90.00 9.8.1
80.00 9.8.1
9.8.1
70.00
Kumulatif % Lolos
9.8.1
60.00
9.8.1
50.00
9.8.1
40.00 9.8.1
30.00 9.8.1
20.00 9.8.1
10.00 9.8.1
0.00
9.8.1
1.00 10.00 100.00 9.8.1
Diameter Ayakan (mm) 9.8.1
9.8.1
Agre
gat Kasar

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.8.2
GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS 9.8.2
100 9.8.2
90 9.8.2
80 9.8.2
9.8.2
70
Kumulatif % Lolos
9.8.2
60
9.8.2
50
9.8.2
40 9.8.2
30 9.8.2
20 9.8.2
10 9.8.2
0 9.8.2
0.01 0.10 1.00 10.00 9.8.2
Diameter Ayakan (mm) 9.8.2
9.8.2
Agregat Halus
9.9 TABEL REKAPITULASI

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.9.1 Agregat kasar

9.9.1 Agregat K
NO % KUMULATIF % % MHB
SATUAN
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
1½“ 8,50 8,50 91,50 3,812
1“ 11,35 19,85 80,15
¾“ 43,85 63,70 36,30
½“ 29,25 92,95 7,05
%
3/8 “ 4,20 97,15 2,85
No.4 1,85 99,00 1,00
Pan 1,00 100 0
TOTAL 100 - -
9.9.2 Agregat Halus

NO % KUMULATIF % %
SATUAN MHB
SARINGAN TERTAHAN TERTAHAN LOLOS
No.4 0,30 0,30 99,70
No.8 25,20 25,5 74,50
No.20 37,80 63,30 36,70
No.30 10,00 73,30 26,70
No.40 7,70 81,00 19,00
No.50 13,50 94,50 5,50 % 5,34
No.80 3,20 97,70 2,30
No.100 0,70 98,40 1,60
No.200 0,50 98,90 1,1
Pan 1,1 100 0
TOTAL 100 -
Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
9.10 KESIMPULAN
Analisa Saringan dipengaruhi oleh persentase agregat yang lolos, yang

tertahan, dan besar diameter saringan yang digunakan.
Dari pengujian ini kami mendapatkan nilai persentase agregat tertahan
yaitu:
Agregat Kasar
1. Persentase terbesar dengan nomor saringan ¼” sebesar 43,85 %.
2. Persentase terkecil dengan nomor saringan 4 sebesar 1,85 %.
3. Nilai Modulus Halus Butir sebesar 3,812
Agregat Halus
1. Persentase terbesar dengan nomor saringan 20 sebesar 37,80 %.
2. Persentase terkecil dengan nomor saringan 4 sebesar 0,30 %.
3. Nilai Modulus Halus Butir sebesar 5,34

Telp : (021) 5840816
No. Form : F-A9
JENIS PENGUJIAN SATUAN METODE PENGUJIAN MIN MAX

Penetrasi mm SNI 06-2456-1991 60 79
Berat Jenis Aspal gr/cc SNI 06-2441-1991 1,0 -
Titik Lembek °C SNI 06-2434-2011 48 58
Visositas cst SNI 03-6721-2002 300 -
Titik Nyala °C SNI 06-2439-2011 200 -
Titik Bakar °C SN I 06-2439-2011 500 -
Kelekatan % SNI 06-2439-2011 95 100
Daktilitas cm SNI 06-2432-2011 100 -
Berat Jenis Agregat Kasar - SNI – 1969-2008 2,7 2,9
Penyerapan Agregat Kasar % SNI – 1969-2008 - 5
Agregat kasar
1,5 3,8
Modulus Halus Butir - SNI 03-6288-2002
Agregat halus
5 8
Keausan Agregat % SNI 03-2417-2008 40

Analisa Saringan Agregat

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Analisa Saringan Agregat

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

LABORATORIUM PERKERASAN JALAN – PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

9.1 MAKSUD DAN TUJUAN

9.1.2 Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran

9.2 DASAR TEORI

Modulus kehalusan butir (MHB) adalah jumlah persen tertinggal kumulatif

MHB pasir = 1,50 – 3,8

MHB kerikil = 5,0 – 8,0

MHB campuran agregat = 5,0 – 6,0

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 1

9.3 ALAT DAN BAHAN

Gambar 9.3.1.a. (timbangan)

Gambar 9.3.1.b (1set saringan)

Gambar 9.3.1.c (sieve shaker)

Gambar 9.3.1.d (talam)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2

9.3.2 Bahan Praktikum

Gambar 9.3.2.a (agregat kasar)

Gambar 9.3.2.b (agregat halus)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 3

9.4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

3. Kemudian, memasukkan dan menimbang agregat kasar sebanyak 2 kg.

4. Agregat kasar dimasukkan ke dalam saringan lalu di tutup.

5. Saringan di pasangkan dengan mesin Sieve Shaker lalu di kencangkan agar

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 4

6. Mesin dinyalakan selama 15 menit.

Saringan 3/8” Saringan No.4

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 5

9. Setiap hasil saringan di timbang beratnya.

10. Di catat hasil timbangan setiap saringan.

9.4.2 Agregat Halus

2. Dimasukkan dan menimbang agregat halus sebanyak 1 kg.

3. Agregat halus dimasukkan ke dalam saringan lalu di tutup.

4. Saringan di pasangkan dengan mesin Sieve Shaker lalu di kencangkan agar

5. Mesin dinyalakan selama 15 menit.

Saringan No.4 Saringan No.8

Saringan No.40 Saringan No.50

Saringan No.80 Saringan No.100

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 8

Saringan No.200 Pan

8. Setiap hasil saringan di timbang beratnya.

9. Di catat hasil timbangan setiap saringan.

9.5 RUMUS PENGUJIAN

Presentase Tertahan (PT) = Berat Tertahan

Presentase Lolos (PL) = 100% - KPT

Modulus Halus Butir (MHB) = Kumulatif % Tertahan

9.6 TABEL DATA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 9

9.6.1 Agregat Kasar

SARINGAN BERAT TERTAHAN SATUAN

9.6.2 Agregat Halus

SARINGAN BERAT TERTAHAN SATUAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 10

Modulus Halus Butir (MHB) =

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 11

9.7.2 Agregat Halus

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 12

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 13

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 14

9.9 TABEL REKAPITULASI

9.9.1 Agregat kasar

9.9.2 Agregat Halus

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS MERCU BUANA 17