Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia masa sekarang melaju begitu cepat. Hal ini ditandai
dengan kemajuan teknologi yang pesat, membuat manusia berusaha sebaik mungkin
untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat dengan berpatok pada nilai guna serta
efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Salah satu teknologi yang semakin di
kembangkan adalah teknologi dalam pengolahan baja.
Material baja sebagai bahan material konstruksi semakin banyak digunakan
oleh para pelaku dunia konstruksi karena baja memiliki beberapa kelebihan dan
keunggulan dibandingkan dengan material konstruksi lainnya, yaitu waktu
pelaksanaan konstruksi lebih singkat karena dapat di pabrikasi, memiliki kekuatan
per satuan berat cukup tinggi sehingga berat konstruksi secara keseluruhan lebih
ringan, serta materialnya sangat daktail sehingga mampu menahan deformasi (beban
tarik) yang besar atau sebelum batas leleh atau terjadi keruntuhan.
Salah satu pembangunan konstruksi dengan menggunakan baja adalah
jembatan. Selain karena daya tahan yang cukup kuat, dapat lebih mudah mengikuti
bentuk arsitektur serta keunggulan lainnya, pertimbangan lain dari pemilihan baja
dalam konstruksi jembatan karena perkembangan jenis dan tipe jembatan yang
semakin hari semakin baik. Tipe jembatan mengalami perkembangan yang sejalan
dengan sejarah peradaban manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang
kompleks, dengan material yang sederhana sampai dengan material yang modern.
Jenis jembatan yang terus berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang
perencana harus tepat memilih jenis jembatan yang sesuai dengan tempat tertentu.
Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam
menentukan jenis jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan
metode pelaksanaan apa yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat,
praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat
biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.

1
1.2 Maksud Dan Tujuan
 Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Struktur Baja I mengenai jenis konstruksi baja dengan objeknya adalah
jembatan.
 Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah agar pembaca mengetahui secara
lebih rinci mengenai jenis konstruksi baja pada jembatan.

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari material baja dan jembatan ?
b. Apa saja jenis konstruksi baja pada jembatan ?
c. Metode apa saja yang digunakan dalam pemasangan jembatan ?

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari karya tulis ini adalah diharapkan dapat
menambah pengetahuan di bidang konstruksi dengan memanfaatkan baja sebagai
bahan material khususnya mengenai jenis konstruksi baja pada jembatan serta
diharapkan menjadi referensi para praktisi dalam pemilihan jenis baja.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Definisi
2.1.1. Baja
Baja adalah logam paduan logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen
lainnya termasuk karbon. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras
dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal atom besi. Baja merupakan
komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan
senjata. (wikipedia)
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitasnya. Jadi
tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi bangunan (jembatan)
maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja volumenya tidak harus mendominasi.
Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan daktilitas sangat cocok dipakai
mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi perlu diingat bahwa selain
kondisi tadi akan ada pengaruh lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan hidup
struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi tertentu, suatu bangunan bahkan dapat
mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan beban sekalipun (belum berfungsi).
Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap lingkungan sekitarnya adalah
penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.

2.1.2. Jembatan

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah, di mana rintangan ini biasanya jalan berupa
lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas biasa (Struyk, 1995). Jembatan memiliki arti
penting bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda tiap orangnya
(Supriyadi, 2000). Menurut Dr. Ir. Bambang Supriyadi, jembatan bukan hanya
konstruksi yang berfungsi menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat
terhalangnya suatu rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem transportasi,
jika jembatan runtuh maka sistem akan lumpuh.

2.1.3. Konstruksi Jembatan Rangka Baja

 Jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian
batang-batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.
 Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan
batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, di mana setiap
pertemuan beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan
menggunakan alat penyambung (baut, paku keling, dan las lumer).

Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan disalurkan
kepada batang-batang baja struktur tersebut, sebagai gaya-gaya tekan dan tarik,
melalui titik-titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas yang
dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral

3
tiap-tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu
titik saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder.

Dengan demikian ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi
rangka baja yaitu :

 Mutu dan dimensi tiap-tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul.
Batang-batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh
karena itu batang-batang rangka jembatan harus dijaga selama pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasangan.
 Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang disambung
(Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).
 Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen
sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus berpotongan
melalui satu titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang tepat).

Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas, Biasanya
panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan linking steel bila
diperlukan

2.2. Pembagian Jembatan


Jenis jembatan dapat dibagi berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur, yaitu :
1. Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
 Jembatan jalan raya (highway bridge),
 Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
 Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
2. Berdasarkan lokasi, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :
 Jembatan di atas sungai atau danau,
 Jembatan di atas lembah,
 Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
 Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
 Jembatan di dermaga (jetty).
3. Berdasarkan bahan konstruksi, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
 Jembatan kayu (log bridge),
 Jembatan beton (concrete bridge),
 Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
 Jembatan baja (steel bridge),
 Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis material, yaitu
baja dan beton secara bersama-sama memikul lentur dan geser.

4
4. Berdasarkan tipe struktur, khusus jembatan baja dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
 Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge),
 Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge),
 Jembatan gelagar kotak (box girder bridge),
 Jembatan rangka (truss bridge),
 Jembatan pelengkung (arch bridge), Jembatan gantung (suspension bridge),
 Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge)

2.3. Keuntungan Baja sebagai Material Jembatan


Keuntungan:
• Baja mempunyai kekuatan yang tinggi,
• Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
• Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab dengan
kekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.
• Rendahnya biaya pemasangan.
• Jadwal konstruksi yang lebih cepat.
• Tingkat keselamatan kerja tinggi.
• Mudah dalam pemasangan.
• Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran.
• Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.
• Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.
• Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.
• Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Jenis Konstruksi Baja pada Jembatan


 Jenis-jenis jembatan dengan konstruksi baja, sebagai berikut:
a. Jembatan Balok ( the beam bridge )
Jembatan ini biasanya terletak di antara dua tumpuan dan lantai kendaraan langsung
berada di atas gelagar memanjang. Biasanya digunakan untuk bentang kecil yaitu
15 - 36 m.
b. Jembatan Baja Dinding Penuh ( The plate girders bridge )

Jembatan ini terdiri dari gelagar memanjang , gelagar melintang dan juga gelagar
induk, sedangkan lantai kendaraan umumnya terletak lebih rendah, jembatan baja
jenis biasanya digunakan pada bentang 24 sampai 45 m.
c. Jembatan Rangka Sederhana ( Simple truss Bridge )

Jembatan rangka sederhana terdiri dari gelagar induk, gelagar melintang dan
gelagar memanjang, sedangkan untuk sisi kanan dan kiri jembatan berupa rangka
baja. jembatan rangka baja sederhana ini masuk dalam kategori jembatan menengah
yaitu dengan bentang 45 m - 180 m.

6
d. Jembatan rangka Menerus ( Continous Bridge Trusses )

Jembatan ini terdiri dari rangka ( truss) yang menerus di mana tumpuan berada pada
tengah bentang rangka yang tidak terpisah. Jembatan ini biasa digunakan pada
bentang 45 m - 180 m.
e. Jembatan Kantilever ( Cantilever Bridge )

Ciri-ciri dari jembatan ini yaitu terdiri dari dua batang kantilever dengan satu
bentang lain di antaranya, di mana bentang tersebut ditumpu pada ujung-ujung
kantilever. jembatan ini biasanya digunakan pada bentang 75 m- 540 m.
f. Jembatan Lengkung ( Steel Arches Bridge )

Konstruksi jembatan ini terdiri dari batang penggantung, batang lengkung, dan
gelagar pengaku. Jembatan ini biasa digunakan pada bentang 30 - 540m. Tipe
struktur adalah pelengkung tiga sendi, di mana sendi ketiga terletak pada puncak
atas. Keistimewaan dari struktur pelengkung tiga sendi ini adalah momen yang

7
terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh adanya gaya horizontal pada per-letakan
yang menghasilkan momen negatif.
g. Jembatan gantung ( Suspension Bridge )

Hampir menyerupai jembatan kantilever tetapi jembatan baja tipe ini mempunyai
bentang paling panjang daripada jembatan - jembatan baja yang di uraikan di atas.
jembatan biasanya dengan bentang 120 - 3000 m. Sedangkan konstruksi utama
jembatan ini terdiri dari kabel yang terbentang di atas menara atau tiang penegak,
kabel penggantung / hanger, alok penegar-penegar, gelagar dan angker. Pada
jembatan gantung semua gaya-gaya vertikal disalurkan melalui kabel-kabel
penggantung ke tiang (pylon) dan perletakan ujung. Jembatan gantung yang pernah
dibangun dengan bentang terpanjang sejak tahun 1998 adalah jembatan Akashi
dengan panjang bentang utama 1991 meter ( ± 2 km).
h. Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), tersusun dari beberapa gelagar I
canai panas, panjang bentang berkisar 10 meter sampai dengan 30 meter. Jembatan
gelagar ini dapat bersifat komposit atau non komposit, tergantung penggunaan
penghubung geser (shear connector), juga tergantung kepada penggunaan bahan
untuk lantai jembatan misal dari kayu (jembatan konvensional) atau beton.
i. Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga disebut jembatan
dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat
baja dan baja siku yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang
berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.
j. Jembatan gelagar kotak (box girder bridge), terbuat dari pelat-pelat berbentuk kotak
empat persegi atau berbentuk trapesium, umumnya digunakan dengan panjang
bentang 30 meter sampai dengan 60 meter. Jembatan dapat terdiri dari gelagar kotak
tunggal maupun tersusun dari beberapa gelagar.

8
k. Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan satu
sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las. Batang-
batang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik, tidak
seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur dan
gaya lintang.
Untuk jembatan rangka baja, ada beberapa type yang digunakan antara lain :

l. Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge), Pada jembatan struktur kabel (cable
stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertikal dipikul oleh tiang (pylon) yang
disalurkan melalui kabel-kabel penggantung. Jembatan struktur kabel terpanjang
yang dibangun adalah jembatan Sutong yang melintasi sungai Yangtze, RRC.,
dengan bentang 1088 meter, selesai dibangun tahun 1998, dengan memiliki 2 (dua)
pylon.

9
3.2. Metode Pemasangan
Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan pemasangan/penyetelan
perangkat jembatan rangka baja yaitu :
1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara kantilever (pemasangan konsol sepotong demi
sepotong.
3. Pemasangan dengan cara peluncuran.
a. Bentang tunggal.
b. Bentang lebih dari satu.

4. Kombinasi dari ketiga cara di atas.

3.3. Kriteria Pemilihan Metode


Dari berbagai cara tersebut perlu dipilih cara yang paling sesuai dengan keadaan
pekerjaan yang akan dihadapi.
Ada beberapa hal yang dipertimbangkan pada waktu menentukan cara
pemasangan jembatan yang paling sesuai, yaitu :
a. Kondisi/sungai di tempat jembatan akan dibangun, misalnya lebar, sempit,
dalam, dangkal, berarus deras, banyak mengandung batu/karang, berpasir
dan sebagainya.
b. Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata, miring,
berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada di atas timbunan,
tinggi, rendah, dan sebagainya.
c. Apakah material, mesin-mesin/peralatan, dan tenaga kerja cukup tersedia di
sekitar lokasi jembatan, atau harus didatangkan dari tempat yang cukup
jauh.
d. Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.
e. Jumlah bentang rangka baja yang akan dipasang.

10
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan materi di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa dalam


konstruksi jembatan dengan menggunakan material baja terdapat beberapa jenis konstruksi
struktur, di antaranya jembatan balok ( the beam bridge ), jembatan baja dinding penuh (
The plate girders bridge ), jembatan rangka sederhana ( Simple truss Bridge ), jembatan
rangka menerus ( Continous Bridge Trusses ), jembatan kantilever ( Cantilever Bridge ),
jembatan lengkung ( Steel Arches Bridge ), Jembatan gantung ( Suspension Bridge ),
jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), jembatan gelagar pelat (plate girder bridge),
jembatan gelagar kotak (box girder bridge), jembatan rangka (truss bridge), jembatan
struktur kabel (cable stayed bridge). Adapun metode pemasangan baja, namun dalam
penggunaan metode perlu dilihat kriteria pemilihan metode yang sesuai dengan fungsi
jembatan yang ingin di bangun.

11
DAFTAR PUSTAKA

Website:

https://khammal.blogspot.com/2013/12/jembatan-rangka-baja.html

https://www.sarjanasipil.my.id/2017/04/macam-macam-kontruksi-jembatan-baja.html

https://sustersexy.blogspot.com/2014/11/tugas-makalah-struktur-baja-i-jembatan.html

Lampiran:

12

Anda mungkin juga menyukai