Anda di halaman 1dari 12

BAB V

DAKTILITAS BAHAN – BAHAN BITUMEN


(DUCTILITY OF BITUMINOUS MATERIALS)

5.1 Pendahuluan

Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak
padat, dan bersifat termoplatis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai
temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Adhesi adalah
kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan kohesi adalah
kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adhhesi dan kohesi
aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal karena sifat
ini mempengaruhi kenerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah
suatu ujian kuantatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat daktilitas aspal keras. Aspal keras dengan daktilitas yang
rendah adalah aspal yang memili daya adesi yang kurang baik dibandingkan
dengan aspal yang memiliki nilai daktilitas yang tinggi.

5.2 Tujuan Percobaan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekenyalan aspal yang dinyatakan


dengan panjang pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus.

KELOMPOK 11
5.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

5.3.1 Alat

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Cetakan kuningan

Gambar 5.1. Cetakan Kuningan


2. Pelat alas cetakan

Gambar 5.2. Pelat Alas Cetakan


3. Bak perendam

Gambar 5.3. Bak Perendam

KELOMPOK 11
4. Mesin uji daktilitas

Gambar 5.4. Mesin Penguji Daktilitas


5. Kompor

Gambar 5.5. Kompor


6. Teko

Gambar 5.6. Teko

KELOMPOK 11
7. Saringan

Gambar 5.7. Saringan


8. Ember

Gambar 5.8. Ember

5.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
kasar adalah sebagai berikut :
1. Aspal

Gambar 5.9. Aspal

KELOMPOK 11
2. Gliserin

Gambar 5.10. Gliserin


3. Air garam

Gambar 5.11. Air Garam

5.4 Teori Dasar

Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap


retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas
rendah akan mengalami retak – retak dalam penggunaannya karena lapisan
perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal
perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
terbentuk dari bahan bitumen pada cetakan kuningan, akibat penarikan dengan
mesin uji, sebelum bahan bitumen tersebut putus. Pemeriksaan dikalukan pada
suhu 25 ± 0,5 ˚C dan dengan kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan
toleransi 0,5%). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat
mekanik bahan bitumen yaitu kekenyalan yang diwujudkan dalam bentuk

KELOMPOK 11
kemampuannya untuk ditarik yang memenuhi syarat tertentu (dalam pemeriksaan
ini adalan 100 cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah
melewati jarak 100 cm, maka dianggap bahan ini mempunyai sifat daktilitas yang
tinggi. Mesin uji biasanya mempunyai alat ukur sampai dengan 100 cm. Hal yang
sering terjadi dalam pemeriksaan daktilitas adalah bahwa jarak penarikan sampel
umumnya selalu diatas 100 cm yang menunjukkan bahwa sampel ini mempunyai
daktilitas tinggi. Permasalahan yang timbul adalah akibat keterbatasan mesin uji
dalam mengukur jarak putus sampel, kita tidak mengetahui seberapa besar
daktilitas yang dimiliki benda uji. Oleh karena itu, masih diperlukan jenis
pemeriksaan lain yang dapat mengukur daktilitas maksimum bahan bitumen yang
melewati jarak 100 cm.

5.5 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan berat jenis penyerapan agregat kasar sebagai berikut :

1. Susun bagian-bagian cetakan kuningan, lalu lapisi bagian atas dan bawah
cetakan serta seluruh permukaan pelat alas cetakan dengan gliserin

Gambar 5.12. Menyusun Cetakan Kuningan


2. Panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang

KELOMPOK 11
Gambar 5.13. Memanaskan Sampel Bitumen

KELOMPOK 11
3. Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati kedalam cetakan daktilitas dari
ujung ke ujung hingga penuh berlebihan

Gambar 5.14. Menuangkan Sampel kedalam Cetakan


4. Dinginkan cetakan pada suhu ruangan 30 sampai 40 menit

Gambar 5.15. Mendingkan Cetakan


5. Sampel didiamkan pada suhu 25˚C dalam bak perendam selama 15 menit,
kemudian lepaskan cetakan sampel dari alasnya dan lepaskan bagian
samping dari cetakan

Gambar 5.16. Mendiamkan Sampel dalam Bak Perendam

KELOMPOK 11
6. Angkat sampel dari bak perendaman

Gambar 5.17. Mengangkat Sampel


7. Lepaskan kunci cetakan kuningan lalu dorong sampel dari cetakan

Gambar 5.18. Melepaskan dan Mendorong Sampel dari Cetakan Kuningan


8. Pasang cetakan beserta sampel pada mesin daktilitas dan jalankan mesin uji
sehingga akan menarik sampel secara teratur dengan kecepatan 5 cm/menit
sampe sampel putus

Gambar 5.19. Memasang Cetakan beserta Sampel di Mesin Daktilitas

KELOMPOK 11
9. Bacalah jarak antara pemegang cetakan pada saat sampel putus (dalam mm)

Gambar 5.20. Membaca Jarak pada Saat Sampel Putus

5.6 Data Hasil Percobaan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.1. Data Hasil Percobaan


Daktilitas pada 25˚C, 5 cm/menit
1 1275 mm
Pengamatan 2 1333 mm
3 1340 mm
Rata-rata 1316 mm

KELOMPOK 11
5.7 Analisis

Dari hasil percobaan nilai daktilitas yang diperoleh adalah sebesar 1275 mm, 1333
mm, dan 1340 mm serta rata-rata 1316 mm. Hal ini menunjukkan bahwa sifat
kohesi dari pengujian benda uji tersebut sangat tinggi atau nilai daktilitasnya
tinggi, besarnya sifat kohesi sangat baik untuk bahan campuran perkerasan jalan.
Karena dengan kondisi tersebut bahan tidak mudah pecah atau rusak, akan
membentuk ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Berdasarkan standar
minimal untuk daktilitas adalah 1000 mm sesuai dengan SNI 06-2432-1991.

5.8 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :


1. Dari pengujian daktilitas bahan-bahan bitumen diperoleh nilai panjang
pengukuran saat sampel putus sebesar 1275 mm pada pengamatan pertama,
1333 mm pada pengamatan kedua, dan 1340 mm pada pengamatan ketiga.
2. Nilai daktilitas aspal sesuai dengan SNI 06-2432-1991 yaitu tidak kurang
dari 100 cm atau 1000 mm.

5.9 Saran

Dari praktikum yang telah dilakukan disarankan, bahwa :


1. Ketelitian harus diperhatikan pada saat praktikum sehingga meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam praktikum.
2. Pada saat melepaskan cetakan kuningan dari alasnya lebih hati-hati agar
sampel tetap rata atau tidak menggumpal.
3. Harap memperhatikan kebersihan dan kondisi alat sebelum dan setelah
kegiatan praktikum berlangsung.
4. Sebelum praktikum terlebih dahulu membaca modul agar lebih memahami
pelaksanaan praktikum.

KELOMPOK 11
DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Inti Jalan Raya. 2019 Modul Daktilitas Bahan-bahan


Bitumen. Lampung Selatan:ITERA
SNI 06-2432-1991. Metode Pengujian Daktilitas Bahan-Bahan Aspal.
Tim Teknik Sipil. 2018. Pedoman Kerja Praktik dan Tugas Akhir.
Lampung Selatan:ITERA
Saddoen, Arifin. 2018. 13+ Contoh Daftar Pustaka, Panduan Cara
Menulis, Tata Cara, Buku, Karya Ilmiah. https://moondoggiesmusic.com/contoh-
daftar-pustaka/ (diakses tanggal 27 Februari 2019)

KELOMPOK 11

Anda mungkin juga menyukai