NIM : H061201001
Mata Kuliah : Pengantar Meteorologi
• Geostatistik
Menurut Oliver dan Carol, Geostatistik adalah metode statistik
yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang diukur pada
titik tertentu dengan variabel yang sama diukur pada titik dengan jarak
tertentu dari titikpertama (data spasial) dan digunakan untuk
mengestimasi parameter di tempatyang tidak diketahui datanya.
Menurut Carr (1995), geostatistik merupakan suatu disiplin yang
menerapkan bermacammacam metode kriging (teknik perhitungan untuk
menghitung estimasidari suatu variabel teregional yang menggunakan
pendekatan bahwa data yang dianalisis dianggap sebagai suatu
realisasi dari suatu variable acak, dan keseluruhan variable acak
yang dianalisis akan membentuk suatu fungsi acak dengan
menggunakan model structural variogram) untuk interpolasi
spasialoptimal.
Geostatistika merupakan suatu jembatan antara statistika dan Geographic
Information System (GIS). Analis geostatistik merupakan teknik
geostatistika yang terfokus pada variable spasial, yaitu hubungan antara
variable yang diukurpada titik tertentu dengan variable yang sama diukur
pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama. Dalam geostatistika
terbagi beberap hal yang dibahas yaitu :
1. Teori Acak Wilayah
Peubah acak wilayah adalah peubah acak yang tersebar dalam ruang.
Diberikan data spasial { Z(s1 ),...,Z(sn ) } pada lokasi spasial {s1 ,...,
sn }. Jika dua peubah acak sembarang Z(s) dan Z(s + h) saling
berautokorelasi dan bergantung secara parsial pada verktor h dalam
jarak dan arah, maka ragam antara nilai - nilai Z di lokasi s dan s+h
adalah Var[Z(s)-Z(s+h)]. Ragam ini dalam statistik analisis 5 deret
waktu dan fungsi struktur peluang disebut
sebagai Beda Kuadrat Tengah.
Jika E[Z(s)] = m, dan untuk semua himpunan peubah acak Z(s) dan
Z(s+h) terdapat kovarians dan hanya bergantung pada vector h, dan
Cov[Z(s),Z(s+h)]=C(h) untuk semua s dan h, maka Z(s) disebut
second order stasionary. Jika Z(s) adalah second order stasionary
maka E[Z(s)Z(s+h)] = 0 dan Var[Z(s)-Z(s+h)] = E[{Z(s)-Z(s+h)}2].
Jika {Z(s)|s D} memenuhi E[Z(s)] = μ dan Var[Z(s1),Z(s2)] = 2 (s1
– s2) dan var[Z(s1)-Z(s2)] = E[{Z(s)-Z(s+h)}2] , maka Z() disebut
intrinsic stasionary. Dan jika 2 (s1 – s2) = 2 (||s1 – s2||) hanya berupa
fungsi ||s1 – s2||, maka 2 () disebut isotropik.
2. Autokorelasi Spasial
Autukorelasi spasial mendeskripsikan hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Salah satu alat yang digunakan untuk
mendeskripsikan kontinuitas spasial adalah h-scatterplot. h-
scatterplot menunjukkan semua pasangan nilai-nilai data yang
lokasinya dipisahkan oleh jarak tertentu dalam arah umum. Lokasi
untuk sembarang titik dapat digambarkan dengan suatu vektor yang
memisahkan antara dua titik sembarang.
Penerapan geostatistik secara praktis saat ini dapat dikatakan tak terbatas.
Setiap eksperimen yang dibuat dalam kerangka ruang (seperti data dalam
koordinat ruang dan nilai) dapat menggunakan geostatistik sebagai alat bantu
untuk mengolah dan menginterpretasikannya. Yang membuat geostatistik sangat
berguna adalah kemampuannya untuk mengkarakterisasi dalam artian penerapan
struktur spasial dengan model probabilistik secara konsisten. Struktur spasial ini
dikarakterisasi oleh variogram. Secara mendasar, ada dua macam metode yang
didasarkan pada variogram dan covariance yang tersedia:
• untuk pemetaan dan estimasi, variogram dapat digunakan untuk
menginterpolasi antara titik data (kriging).