Anda di halaman 1dari 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL

A. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

diterapkan di PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor - Gold Mining Business

Unit menganut pada sistem OHSAS 18001:2007, dalam penerapan sistem

OHSAS 18001:2007 telah dilakukan evaluasi berupa audit baik internal

maupun eksternal perusahaan. Audit internal perusahaan dilakukan oleh tim

auditor yang telah ditunjuk dan disebut sebagai audit Sistem Manajemen

Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sedangkan untuk audit

eksternal dilaksanakan oleh badan auditor yang telah ditunjuk yaitu SAI

Global. Selain OHSAS 18001: 2007 PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor-

Gold Mining Business Unit juga telah bersertifikasi ISO 9001:2008 (Quality

Management) dan ISO 14001:2004 (Enviromental Management). Sertifikat

bukti penerapan standar diatas terlampir dalam Lampiran 2. Saat ini

perusahaan sedang melaksanakan penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara melalui self assessment

terhadap pemenuhan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral

(ESDM) nomor 38 tahun 2014 tentang Sistem Manajemen Keselamatan

Pertambangan Mineral dan Batubara.

commit to user

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

B. Hasil Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara

(SMKP Minerba), adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara

keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko keselamatan pertambangan

yang terdiri atas keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, dan

keselamatan operasi pertambangan (Pasal 1 Ayat 1 Permen ESDM No.38

Tahun 2014), penerapan sistem ini dimulai dengan self assessment pada

bulan Februari - Maret 2016 dan kemudian direncanakan untuk audit

internal pada bulan April 2016. Adapun hasil dari penerapan SMKP

Minerba ini akan dilaporkan kepada Kementerian ESDM untuk kemudian

diproses sebagai syarat untuk mengajukan audit eksternal. Audit tersebut

dilakukan oleh badan auditor yang ditunjuk oleh kementerian ESDM. Nilai

prosentase yang tercantum dalam penilaian ini diperoleh dari nilai sub

elemen yang dicapai PT Antam

(Persero) Tbk. Pongkor – Gold Mining Business Unit dibagi dengan nilai

sub elemen yang telah disyaratkan dalam Permen ESDM nomor 38 tahun

2014 tentang penerapan SMKP Minerba dan kemudian dikali dengan bobot

nilai elemen sesuai dengan penerapan oleh perusahaan, dimana hasil akhir

dari penilaian tersebut dikali dengan 100%. Berikut hasil pelaksanaan self

assessment SMKP Minerba yang dilaksanakan pada periode 15 Februari –

11 Maret 2016 :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

1. Elemen I (Kebijakan)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen I yaitu

kriteria Kebijakan :

Tabel 1. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen I


Kriteria Nilai Nilai Sub Nilai Sub
Bobot Elemen Elemen
Elemen (Berdasarkan (Pencapaian
Permen Pongkor)
ESDM)
Kebijakan 200 34 34
I.1 Penyusunan Kebijakan 6 6
I.2 Isi Kebijakan 14 14
I.3 Penetapan Kebijakan 10 10
I.4 Komunikasi Kebijakan 2 2
I.5 Tinjauan Kebijakan 2 2
Prosentase Pencapaian : 100 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

a. Penyusunan Kebijakan (Klausul I.1)

PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor - Gold Mining Business

Unit telah menyusun kebijakan yang mempertimbangkan beberapa

aspek dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 38 tahun 2014

seperti : tinjauan awal kondisi keselamatan pertambangan, kinerja

manajemen keselamatan pertambangan dan masukan dari pekerja

tambang.

b. Isi Kebijakan (Klausul I.2)

Kebijakan tersebut disebut sebagai PONGKOR PEDULI, isi

dari kebijakan memuat mengenai visi misi dan tujuan perusahaan,

komitmen dan tekat melaksanakan kebijakan, kerangka dan


commit to user
program kerja, komitmen K3 pertambangan, komitmen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

Keselamatan Operasi (KO) pertambangan dan komitmen untuk

mendorong keterlibatan pekerja tambang.

c. Penetapan Kebijakan (Klausul I.3)

Penetapan kebijakan di PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor -

Gold Mining Business Unit disahkan oleh pimpinan tertinggi yaitu

General Manager (GM) Pongkor, telah tertulis, tertanggal, dan

ditandatangani, menyatakan tujuan dan sasaran keselamatan

pertambangan, terdokumentasi dan terpelihara dengan baik serta

bersifat dinamis.

d. Komunikasi Kebijakan (Klausul I.4)

Kebijakan tersebut dikomunikasikan dengan baik dengan

cara menjelaskan dan menyebarluaskan kebijakan PONGKOR

PEDULI kepada seluruh pekerja. Dengan cara di sosialisasikan saat

meeting dan ditempel pada area perusahaan

e. Tinjauan Kebijakan (Klausul I.5)

Kebijakan diatas juga telah mengalami beberapa kali tinjauan

yang dilakukan secara berkala. Semua dokumen maupun hal

penting lainnya yang terkait dengan penerapan elemen 1 SMKP

Minerba secara keseluruhan telah terpenuhi dengan prosentase

pencapaian 100 %. Data yang berkaitan dengan elemen 1 terlampir

di Lampiran 3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

2. Elemen II (Perencanaan)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen II yaitu

kriteria Perencanaan :

Tabel 2. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen II


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Perencanaan 200 234 227
II.1 Penelaahan Awal 8 8
II.2 Manajemen Risiko 162 155
II.3 Identifikasi dan 28 28
kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan
perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang
terkait
II.4 Penetapan Tujuan, 22 22
Sasaran dan Program
II.5 Rencana Kerja dan 14 14
Anggaran Keselamatan
Pertambangan
Prosentase Pencapaian : 97 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

a. Penelaahan Awal (Klausul II.1)

PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor-Gold Mining Business

Unit telah melakukan penelaahan awal terhadap seluruh bisnis

proses atau kegiatan yang ada di area perusahaan dengan

mempertimbangkan interaksi antar bureau, sebagai upaya

identifikasi terhadap kemungkinan bahaya yang mungkin timbul.

Perusahaan telah melaksanakan pemenuhan terhadap

peraturan perundang – undangan yang diperlukan pada seluruh


commit to user
kegiatan dan kepentingan bisnis proses perusahaan. Penelaahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

awal yang dilakukan perusahaan juga telah mencakup evaluasi

kebijakan keselamatan pertambangan seperti halnya yang telah

tercantum dalam hasil elemen I.

b. Manajemen Risiko (Klausul II.2)

Perusahaan telah melaksanakan proses manajemen risiko

yang melibatkan semua bagian mulai dari area kantor administrasi,

pengolahan maupun area kantor tambang. Proses manajemen risiko

meliputi penetapan faktor internal dan penetapan faktor eksternal

yang terdokumentasi dalam dokumen Risk and Control Self

Assesment (RCSA). Faktor internal diambil dari kegiatan atau

aktifitas kerja perusahaan baik yang rutin maupun yang tidak rutin,

namun dalam penerapannya belum mencantumkan aspek evaluasi

laporan hasil kajian teknis pertambangan yang dimaksud hasil

kajian teknis pertambangan ini adalah dokumen Management Of

Change (MOC), dokumen MOC sudah ada namun belum

dimasukkan kedalam dokumen RCSA, hal tersebut dikarenakan

belum ada sistem yang mengatur mengenai pemuatan MOC

kedalam dokumen RCSA.

Faktor eksternal diambil dari penilaian terhadap risiko

eksternal perusahaan yang mungkin timbul, namun dalam

penetapan faktor eksternal belum mencantumkan penilaian dari

aspek :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

1) Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam

dan lingkungan yang kompetitif secara lokal, nasional,

regional, dan internasional

2) Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak

terhadap tujuan organisasi

3) Persepsi dan nilai – nilai dari para pemangku kepentingan

eksternal

Hal tersebut dikarenakan aspek faktor eksternal di atas belum

dinilai secara mendetail oleh bagian terkait seperti yang telah diatur

dalam Permen ESDM nomor 38 Tahun 2014 .Selain diambil dari

faktor internal dan eksternal perusahaan, proses manajemen risiko

juga dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan sumber daya yang

akan digunakan beserta penetapan tanggung jawab dan wewenang

yang diperlukan dan juga penetapan kriteria untuk evaluasi risiko

yang telah dimuat dalam dokumen RCSA.

Proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko sudah

dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi di seluruh area

perusahaan dan dimuat dalam dokumen Identifikasi Aspek

Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (IALK3), dimana

proses ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal

penting seperti yang terlampir dalam Lampiran 3, namun dalam

dokumen IALK3 belum secara detail memuat aspek faktor personal

pekerja yang secara langsung berkaitan dengan kondisi fisik


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

pekerja dan aspek desain area kerja, proses, instalansi, peralatan,

prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk kemampuan

adaptasi manusia, dimana aspek tersebut merupakan faktor

ergonomi kerja. Hal tersebut dikarenakan perusahaan belum

melakukan evaluasi terhadap dua aspek diatas sehingga belum

mencantumkan nya didalam dokumen IALK3.

Pengendalian risiko telah dilakukan dengan menggunakan

hirarki pengendalian risiko yang meliputi : rekayasa, administrasi,

praktek kerja, dan Alat Pelindung Diri (APD). Pemantauan

terhadap pengendalian risiko telah dilakukan secara periodik atau

apabila terjadi kecelakaan, perubahan dalam peralatan,instalansi,

ataupun apabila ada kegiatan baru. Pemantauan tersebut diatur

dalam dokumen SOP pembuatan IALK3, namun belum

mencantumkan pemantauan yang berkaitan dengan Penyakit

Akibat Kerja (PAK), hal tersebut dikarenakan dalam diagnosis

suatu penyakit dapat digolongkan sebagai PAK atau tidak harus

melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi

pekerjaan serta lingkungannya.

c. Identifikasi dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang terkait (Klausul

II.3)

Elemen perencanaan juga mengatur bahwa identifikasi dan

kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang – undangan dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

persyaratan lainnya yang terkait seperti ketentuan perijinan

merupakan hal yang penting dan mandatory untuk dilaksanakan.

Ketentuan perundangan telah di inventarisasi, disosialisasikan dan

juga telah dievaluasi secara berkala guna menjamin relevansinya.

Sedangkan untuk ketentuan perijinan dapat diakses oleh pihak

terkait yang membutuhkan serta telah dikaji ulang akurasi dan

relevansinya secara berkala.

d. Penetapan Tujuan, Sasaran, dan Program (Klausul II.4)

Perusahaan juga telah memiliki tujuan, sasaran, program

keselamatan pertambangan serta rencana kerja dan anggaran

keselamatan pertambangan yang secara spesifik diatur dalam

dokumen Rencana Kerja Tahunan Teknis dan Lingkungan

(RKTTL). Penyusunan program keselamatan pertambangan

mempertimbangkan beberapa hal seperti : skala prioritas, upaya

pengendalian risiko, tersedianya sumber daya, jangka waktu

pelaksanaan, dan lain – lain yang termuat dalam dokumen Rencana

Jangka Panjang (RJPP).

e. Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan (Klausul

II.5)

PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor-Gold Mining Business

Unit sudah menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran

Keselamatan Pertambangan yang telah mendapat persetujuan dari

direktur jenderal atas nama menteri. Dokumen tersebut telah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

memuat : skala prioritas sasaran dan program Keselamatan

Pertambangan, kebutuhan untuk perbaikan dan peningkatan

Keselamatan Pertambangan yang berkelanjutan, pemenuhan

terhadap peraturan perundang – undangan dan persyaratan lainnya

yang terkait. Semua dokumen maupun hal penting lainnya yang

terkait dengan penerapan elemen II SMKP Minerba belum

terpenuhi secara keseluruhan dengan prosentase pencapaian 97 %.

Data yang berkaitan dengan elemen II terlampir di Lampiran 4.

3. Elemen III (Organisasi dan Personel)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen III yaitu

kriteria Organisasi dan Personel :

Tabel 3. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen III


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Organisasi dan Personel 150 176 138
III.1 Penyusunan dan 14 13
Penetapan Sruktur
Organisasi, Tugas,
Tanggung Jawab dan
Wewenang
III.2 Penunjukkan KTT, 14 14
Kepala Tambang Bawah
Tanah, dan/atau Kepala
Kapal Keruk untuk
perusahaan pertambangan
III.3 Penunjukkan PJO 4 4
untuk perusahaan jasa
pertambangan

commit to user Bersambung……


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Sambungan……
III.4 Pembentukan dan 34 31
Penetapan Bagian K3
Pertambangan dan KO
Pertambangan
III.5 Penunjukkan 26 26
Pengawas Operasional dan
Pengawas Teknik
III.6 Penunjukkan Tenaga 6 6
Teknik khusus
Pertambangan
III.7 Pembentukan dan 30 29
Penetapan Komite
Keselamatan
Pertambangan
III.8 Penunjukkan Tim 10 9
Darurat
III.9 Seleksi dan 4 4
penempatan personel
III.10 Penyelenggaraan dan 30 28
Pelaksanaan Pendidikan
dan Pelatihan serta
Kompetensi Kerja
III.11 Penyusunan, 4 4
penetapan, dan penerapan
komunikasi Keselamatan
Pertambangan
III.12 Pengelolaan 14 14
Administrasi keselamatan
pertambangan
III.13 Penyusunan, 2 2
penerapan dan
pendokumentasian
prosedur partisipasi,
konsultasi, motivasi dan
kesadaran penerapan
SMKP Minerba
Prosentase Pencapaian : 96 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

a. Penyusunan dan Penetapan Struktur Organisasi, Tugas, Tanggung

Jawab, dan Wewenang (Klausul III.1)

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

Mineral dan Batubara harus disertai dengan penyusunan personel

dalam suatu susunan organisasi yang sistematis guna memenuhi

kebutuhan implementasi sistem tersebut. PT ANTAM (Persero)

Tbk Pongkor-Gold Mining Business Unit dijalankan oleh sumber

daya manusia yang handal dan berkelas di bidangnya masing –

masing melalui suatu struktur organisasi yang kemudian disebut

Bagan Struktur Organisasi (BSO). Struktur organisasi tersebut

mengatur pemetaan personel guna menjalankan tugas di

perusahaan mulai dari General Manager (GM) hingga staff atau

spesialis. Namun, struktur organisasi tersebut belum secara spesifik

memetakan bagian K3 pertambangan dan bagian Keselamatan

Operasi (KO) pertambangan hal tersebut dikarenakan secara

spesifik belum diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan

Pertambangan Mineral dan Batubara oleh corporate Antam.

Pimpinan perusahaan dan manajemen harus memiliki

komitmen terhadap keselamatan pertambangan, komitmen tersebut

telah dilakukan dengan upaya memastikan ketersediaan dan

kecukupan sumber daya dan memasukkan keselamatan

pertambangan dalam tugas dan tanggung jawab pimpinan dan

jajaran manajemen perusahaan. Pimpinan perusahaan dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

manajemen juga telah menetapkan tugas, wewenang, tanggung

jawab, dan akuntabilitas untuk memfasilitasi penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara.

b. Penunjukan Kepala Teknik Tambang, Kepala Tambang Bawah

Tanah, dan/atau Kepala Kapal Keruk untuk Perusahaan

Pertambangan (Klausul III.2)

Pimpinan perusahaan telah menunjuk Kepala Teknik

Tambang (KTT) yang juga telah mendapatkan pengesahan dari

Kepala Inspektur Tambang (KAIT). Bersamaan dengan hal diatas

maka telah ditunjuk pula Kepala Teknik Tambang Bawah Tanah

(KTBT) yang berperan dalam membantu tugas KTT.

c. Penunjukan PJO untuk Perusahaan Jasa Pertambangan (Klausul

III.3)

Selain dikelola oleh PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor -

Gold Mining Business Unit sendiri, perusahaan juga menggunakan

jasa kontraktor atau mitra kerja. Mitra kerja telah memiliki

Penanggung Jawab Operasional (PJO) yang ditunjuk oleh pimpinan

perusahaan dan terdokumentasi dalam Sertifikat PJO.

d. Pembentukan dan Penetapan Bagian K3 Pertambangan dan KO

Pertambangan (Klausul III.4)

Meskipun perusahaan belum memiliki struktur organisasi

yang secara spesifik mencantumkan K3 pertambangan dan KO

pertambangan namun secara tertulis telah ada rincian tugas - tugas


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

dan tanggung jawab pengawas operasional yang dilakukan oleh

bagian Mine Operation dan juga rincian tugas dan tanggung jawab

pengawas teknik yang dilakukan oleh bagian maintenance.

e. Penunjukan Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik (Klausul

III.5)

Pengawas operasional dan pengawas teknik perusahaan telah

memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan adanya penunjukan

langsung oleh pimpinan perusahaan kepada para pengawas dan

temuat dalam surat penunjukan pengawas operasional. Adapun

rincian tugas dan kompetensi pengawas telah termuat dalam

dokumen job description mine operation dan job description

maintenance.

f. Penunjukan Tenaga Teknik Khusus Pertambangan (Klausul III.6)

Perusahaan telah menunjuk tenaga teknik khusus

pertambangan yang memiliki kompetensi khusus sesuai dengan

persyaratan dalam ketentuan perundangan. Tenaga teknik khusus

pertambangan yang di miliki PT Antam (Persero) Tbk. Pongkor –

Gold Mining Business Unit antara lain adalah :

1) Juru ledak

2) Juru Ukur

3) Juru Las

4) Juru Bor

5) Juru Derek
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

6) Juru Rawat atau Paramedis

7) Juru Langsir

8) Petugas Proteksi Radiasi

9) Ahli Listrik

10) Petugas atau juru ventilasi dalam hal kegiatan penambangan

dilakukan dengan menggunakan sistem dan metode tambang

bawah tanah

11) Petugas pertolongan pertama pada kecelakaan atau first aider

12) Petugas pemadam kebakaran

13) Anggota tim tanggap darurat

14) Petugas industrial hygiene

15) Loading atau berthing master

16) Petugas bahan kimia

17) Rigger

18) Operator pesawat angkat angkut

19) Petugas bahan peledak

g. Pembentukan dan Penetapan Komite Keselamatan Pertambangan

(Klausul III.7)

Perusahaan juga telah memiliki komite keselamatan

pertambangan yang disebut dengan Panitia Pembina Keselamatan

Kesehatan Kerja Lingkungan Pertambangan (P2K3LP) yang

diketahui dan disahkan oleh KAIT. Adapun deskripsi dan rincian

tugas P2K3LP telah dimuat dalam Surat Keputusan (SK)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

penunjukan anggota P2K3LP. Komite keselamatan pertambangan

diatas juga melaksanakan pertemuan secara berkala untuk

membahas hal yang berkaitan dengan kondisi keselamatan,

kesehatan ataupun lingkungan pertambangan, namun perusahaan

belum secara rutin melakukan distribusi dokumen hasil pertemuan

P2K3LP kepada seluruh pihak yang berwenang, hal tersebut

dikarenakan tidak konsisten nya pengelola K3 dalam

mendistribusikan hasil dari pertemuan P2K3LP.

h. Penunjukan Tim Tanggap Darurat (Klausul III.8)

Elemen organisasi dan personel ini juga mengatur mengenai

penunjukan tim tanggap darurat, perusahaan telah memiliki tim

tanggap darurat yaitu tim Emergency Response Group (ERG) yang

memadai, berkompeten, terampil dan juga selalu siap siaga setiap

saat. Namun berkaitan dengan tim tanggap darurat, pihak

perusahaan belum melaporkan struktur organisasi tim ERG kepada

KAIT, hal tersebut dikarenakan belum diterapkan Sistem

Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara oleh

corporate Antam.

i. Seleksi dan Penempatan Personel (Klausul III.9)

PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor - Gold Mining Business

Unit telah memasukkan persyaratan keselamatan pertambangan ke

dalam proses seleksi dan penempatan personel. Hal tersebut

dilakukan dengan menyelenggarakan serta melaksanakan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

pendidikan dan pelatihan baik kepada pekerja tambang, pengawas

operasional maupun pengawas teknis.

j. Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan serta

Kompetensi Kerja (Klausul III.10)

Training, pelatihan ataupun pendidikan mengenai

keselamatan pertambangan secara khusus, merupakan bukti

legalitas dari kegiatan tersebut adalah sertifikat kompetensi baik

sertifikat Pengawas Operasional Pratama (POP), Pengawas

Operasional Madya (POM), dan Pengawas Operasional Utama

(POU). Namun dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diatas

belum secara langsung diketahui dan disetujui oleh KAIT hal

tersebut karena perusahaan belum melaporkan kurikulum

pendidikan dan pelatihan kepada KAIT. serta belum dilaksanakan

evaluasi terhadap berjalannya program pendidikan dan pelatihan

hal tersebut dikarenakan perusahaan belum merencanakan program

evaluasi terhadap pendidikan dan pelatihan.

k. Penyusunan,Penetapan, dan Penerapan Komunikasi Keselamatan

Pertambangan (Klausul III.11)

Perusahaan sudah menyusun, menetapkan dan menerapkan

mekanisme untuk mengkomunikasikan hal – hal yang memiliki

dampak terhadap keselamatan pertambangan kepada pihak – pihak

terkait. Hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan pertemuan

safety commite tiap satu bulan sekali baik secara internal pongkor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

ataupun eksternal dengan mitra kerja, safety meeting tiap satu

minggu sekali, dan safety talk tiap hari kepada seluruh karyawan.

Pertemuan diatas membahas hal – hal penting yang berkaitan

dengan K3.

l. Pengelolaan Administrasi Keselamatan Pertambangan (Klausul

III.12)

Buku tambang adalah buku rekaman yang memuat suatu

larangan, perintah, petunjuk, serta pemberitahuan dari KAIT dan

Inspektur tambang yang harus dilaksanakan oleh KTT. Buku

kecelakaan tambang adalah buku rekaman kecelakaan di area

tambang, dimana setiap kecelakaan yang berakibat cidera, ringan,

berat dan mati harus didaftarkan kedalam buku tersebut.

Perusahaan telah memiliki buku tambang dan buku daftar

kecelakaan tambang yang ukuran dan bentuknya sesuai dengan

yang diatur oleh KAIT dan telah diisi sesuai dengan format dan

ketentuan yang diatur juga oleh KAIT. Buku tambang dan buku

kecelakaan tambang sekalu tersedia di kantor, dan untuk buku

tambang dapat dibaca dan dipelajari oleh pekerja. Berkaitan dengan

administrasi keselamatan pertambangan, perusahaan telah

melaporkan laporan berkala pengelolaan keselamatan

pertambangan (III-i – XIV-i) kepada kementerian ESDM tiap 3

bulan sekali.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

m. Penyusunan, Penerapan, dan Pendokumentasian Prosedur

Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran Penerapan SMKP

Minerba (Klausul III.13)

Perusahaan sudah melaksanakan program partisipasi,

konsultasi, motivasi, dan kesadaran menerapkan SMKP Minerba

yaitu dengan memberikan pemahaman kepada pekerja tambang

tentang bahaya fisik, kimia, ergonomi, biologi, radiasi, electrical,

lingkungan sekitar dan tingkah laku serta psikologi yang mungkin

dapat mengganggu keselamatan ataupun kesehatan. Namun

perusahaan belum memilki prosedur untuk melaksanakan program

partisipasi, konsultasi, motivasi, dan kesadaran menerapkan SMKP

Minerba. Hal tersebut dikarenakan secara spesifik belum

diterapkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral

dan Batubara oleh corporate Antam.

Semua dokumen maupun hal penting lainnya yang terkait

dengan penerapan elemen III SMKP Minerba belum terpenuhi

secara keseluruhan dengan prosentase pencapaian 96 %. Data yang

berkaitan dengan elemen III terlampir di Lampiran 5.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

4. Elemen IV (Implementasi)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen III yaitu

kriteria Implementasi :

Tabel 4. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen IV


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Implementasi 200 284 266
IV.1 Pelaksanaan 14 13
Pengelolaan Operasional
IV.2 Pelaksanaan 14 14
Pengelolaan Lingkungan
Kerja
IV.3 Pelaksanaan 4 4
Pengelolaan Kesehatan
Kerja
IV.4 Pelaksanaan 34 31
Pengelolaan KO
Pertambangan
IV.5 Pengelolaan Bahan 54 49
Peledak dan Peledakan
IV.6 Penetapan Sistem 10 9
Perancangan dan Rekayasa
IV.7 Penetapan Sistem 12 12
Pembelian
IV.8 Pemantauan dan 10 10
Pengelolaan Perusahaan
Jasa Pertambangan
IV.9 Pengelolaan Keadaan 50 47
Darurat
IV.10 Penyediaan dan 6 5
Penyiapan P3K
IV.11 Pelaksanaan 4 4
Keselamatan di Luar
Pekerjaan (Off The Job
Safety)
Prosentase Pencapaian : 95 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

a. Pelaksanaan Pengelolaan Operasional (Klausul IV.1)

PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor - Gold Mining Business

Unit telah menyusun, menetapkan, menerapkan,

mendokumentasikan, dan mengevaluasi prosedur operasi atau

kerja. Prosedur operasi atau kerja yang dimiliki perusahan disebut

sebagai dokumen Standart Operating Procedure (SOP) dan Work

Instruction (WI). Seluruh SOP dan WI untuk setiap pekerjaan di

tiap bureau telah disusun dan didaftar dalam Daftar Induk

Dokumen Internal serta telah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang – undangan, sesuai dengan kebijakan operasional

PONGKOR PEDULI, dikomunikasikan kepada pihak – pihak

terkait, diberi nomor, didokumentasikan dan ditinjau ulang secara

berkala. SOP sudah disahkan oleh KTT, namun WI baru disahkan

oleh manager dari departemen terkait. Hal tersebut dikarenakan

pada sistem OHSAS 18001 yang sebelumnya digunakan oleh

perusahaan WI boleh disahkan oleh wakil manajemen sebagai

perpanjangan tangan KTT dalam penerapan sebuah sistem.

Selain SOP dan WI perusahaan juga memiliki Job Safety

Analysis (JSA) untuk setiap pekerjaan di tiap bureau. JSA tersebut

telah ditinjau ulang secara berkala. Sebagai sistem proteksi,

perusahaan memberlakukan izin kerja khusus untuk pekerjaan yang

tidak rutin. Selain itu, perusahaan memiliki Alat Pelindung Diri

(APD) sebagai upaya pengendalian bahaya yang diperlukan dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

proses pekerjaan terutama bagi pekerjaan tambang, semua hal yang

berkaitan dengan APD telah diatur dalam Manajemen APD.

b. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Kerja (Klausul IV.2)

Pengelolaan lingkungan kerja meliputi pengukuran faktor

fisik seperti : penerangan, kebisingan, getaran, iklim kerja, dan

radiasi UV, faktor kimia seperti : debu, gas emisi, gas, silica (amorf

dan crystalline), metal fume, dan pemantauan faktor biologi yaitu

dengan pemberantasan nyamuk, binatang pengerat dan serangga.

Pemantauan dilakukan oleh ahli industrial hygiene, hasil dari

pemantauan pengelolaan lingkungan kerja telah didokumentasikan

serta digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko.

Setiap alat pemeriksaan, uji dan ukur lingkungan kerja

memiliki sertifikat kalibrasi sebagai bukti bahwa alat tersebut telah

dikalibrasi. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan juga mencakup

mengenai tata graham (housekeeping), perusahaan sudah memiliki

prosedur untuk melaksanakan housekeeping namun belum

ditemukan laporan hasil pamantauan pengelolaan housekeeping.

Hal ini dikarenakan perusahaan beleum mendokumentasikan

pelaksanaan housekeeping di area kerja.

c. Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja (Klausul IV.3)

Perusahaan memiliki prosedur pengelolaan kesehatan kerja

dalam rangka mencegah terjadinya penyakit akibat kerja serta

menciptakan budaya hidup bersih dan sehat (higienis dan sanitasi).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Adapun pengelolaan kesehatan kerja yang telah dilakukan oleh PT

Antam Persero Tbk. Gold Mining Business Unit meliputi :

1) Pendekatan promotif dengan melakukan penyuluhan

kesehatan, pendidikan melalui training kesehatan kepada

pekerja dan juga seminar kesehatan dengan narasumber dokter

perusahaan.

2) Pendekatan preventif dengan melakukan pemeriksaan

kesehatan baik pemeriksaan kesehatan awal (pra employee),

pemeriksaan kesehatan berkala yaitu medical check up kepada

pekerja 2x setahun. Satu kali untuk pekerja dengan risiko

tinggi (mine production, process plant production) dan satu

kali untuk pekerja non risiko tinggi (administration) serta

pemeriksaan kesehatan khusus apabila diperlukan.

3) Pendekatan kuratif yang dilakukan apabila terdapat gangguan

kesehatan yang dialami pekerja, hal tersebut dilakukan dengan

upaya pengobatan oleh klinik Medika Yakespen Utama

(MYU) yang bekerjasama dalam bidang kesehatan dengan

perusahaan dan juga bekerjasama dengan rumah sakit rujukan

terpadu seperti Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong, Rumah

Sakit Karya Bakti Pratiwi, Rumah Sakit Ibu dan Anak

Hermina,

4) Pendekatan rehabilitatif yang dilakukan apabila pekerja

memerlukan perawatan lanjutan pasca sakit, hal tersebut juga


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

dilakukan oleh klinik MYU ataupun rujukan rumah sakit

lainnya.

5) Pengelolaan keselamatan makanan yaitu dengan dibentuknya

komite kantin yang bertugas melakukan sidak makanan dan uji

sample makanan

6) Pengelolaan kesesuaian tempat kerja, peralatan, dan

lingkungan tempat kerja dengan postur tubuh pekerja, hal

tersebut dilakukan melalui upaya penyesuaian : desain

ketinggian area kerja, layout stasiun kerja, desain terhadap

sikap kerja duduk, desain untuk sikap kerja berdiri, desain

untuk sikap kerja duduk dan berdiri bergantian.

7) Perusahaan memiliki dokter perusahaan yang telah

bersertifikasi Hiperkes

8) Pemantauan terhadap kelelahan pekerja (fatigue manajemen)

yang dilakukan secara continue kepada pekerja, terutama

terhadap pekerja mine production

9) Catatan kesehatan pekerja didokumentasikan dan dipelihara

dengan baik di kantor puskes

d. Pelaksanaan Pengelolaan KO Pertambangan (Klausul IV.4)

Pengelolaan KO pertambangan dilakukan oleh bagian

maintenance perusahaan yaitu mine maintenance, hal tersebut

diatur dalam prosedur pemeliharaan dan perbaikan peralatan

tambang. Adapun pengelolaan KO pertambangan yang telah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

dilakukan perusahaan antara lain : pemeriksaan dan perawatan

secara berkala, pengamanan instalansi (listrik, sarana pemadam,

penyalur petir), serta kelayakan sarana, prasarana, instalansi dan

peralatan tambang.

Sebagai upaya penerapan kelayakan sarana dan peralatan

tambang perusahaan melaukan program uji emisi terhadap alat

berat dalam tenggang waktu 3 bulan sekali dan juga

memberlakukan aturan Pemeriksaan Perawatan Harian (P2H) pada

awal pekerjaan. Dalam pelaksanaan program diatas perusahaan

selalu mempertimbangkan kompetensi tenaga teknik yang akan

digunakan, dimana tenaga teknik yang ditunjuk untuk

melaksanakan program pengelolaan KO pertambangan telah

mengikuti training dan bersertifikasi sesuai bidangnya.

e. Pengelolaan Bahan Peledak dan Peledakan (Klausul IV.5)

Sebagai perusahaan pertambangan berbasis underground

yang mengeksploitasi batuan dengan langkah awal peledakan maka

PT Antam Persero Tbk. Pongkor – Gold Mining Business memiliki

gudang bahan peledak yang telah berijin dari kepolisian dan

kementerian ESDM. Ijin tersebut tiap 3 tahun sekali diperbaharui.

Gudang bahan peledak telah disesuaikan dengan isi dan

kapsitasnya yang terdiri dari 3 gudang yaitu : detonator, anfo dan

dinamit.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

Upaya pengamanan pada gudang handak juga telah dilakukan

dengan penyediaan personel dari team security untuk melakukan

penjagaan terhadap gudang handak, selain itu dari segi safety telah

dilaksanakan pemeriksaan terhadap penyalur petir yang ada di

gudang bahan peledak. Bahan peledak diangkut sesuai dengan WI

pengangkutan bahan peledak.

Perusahaan sudah memiliki WI yang mengatur mengenai

tatacara penyimpanan bahan peledak yang termuat WI

penyimpanan bahan peledak. Setiap pelaksanaan pengangkutan,

pengisian maupun penggunaan bahan peledak hal tersebut telah

dicatat dan didokumentasikan dalam dokumen administrasi bahan

peledak harian. Pelaksanaan pengangkutan bahan peledak belum

menggunakan kendaraan khusus, namun dilaksanakan dengan

menggunakan kendaraan bak terbuka yang diberi tanda bendera

putih sebagai tanda pengenal pengangkutan bahan peledak.

Hal terkait kendaraan pengangkut tersebut belum secara

spesifik diatur dalam suatu prosedur penetapan kendaraan untuk

mengangkut, memindahkan, dan mengirim bahan peledak. Hal

tersebut dikarenakan perusahaan belum memiliki kendaraan yang

secara khusus digunakan untuk mengangkut bahan peledak, selama

ini perusahaan menggunakan kendaraan biasa (bak terbuka) yang

hanya diberi tanda bendera putih pada kendaraan tersebut. Karena

perusahaan belum memiliki kendaraan khusus untuk pengangkutan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

bahan peledak maka evaluasi terhadap kendaraan untuk

mengangkut dan memindahkan handak belum dilaksanakan.

Setiap pekerjaan peledakan (blasting) dilakukan oleh pekerja

yang telah memiliki kompetensi yaitu Juru Ledak (JL) dan

dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Ijin Meledakkan (KIM).

Pekerjaan peledakan tersebut diatur dalam WI peledakan. Selain

peledakan normal perusahaan juga telah mempersiapkan

kemungkinan apabila terjadi peledakan mangkir atau peledakan

yang tertunda akibat adanya suatu masalah. Namun, belum

ditemukan pendokumentasian hasil pemeriksaan peralatan

peledakan baik pada blasting ohm meter maupun pada blasting

mesin, hal tersebut dikarenakan perusahaan belum mencatat,

mendokumentasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan pada

peralatan peledakan.

f. Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa (Klausul IV.6)

Kegiatan penambangan dan pengolahan bijih emas tidak

pernah luput dari upaya perancangan ataupun rekayasa terhadap

alat berat ataupun mesin produksi. Berkaitan dengan perancangan,

perusahaan telah memiliki SOP pelaksanaan perancangan dan

modifikasi. Hal tersebut dilaksanakan oleh tim uji kelayakan yang

bertugas untuk melaksanakan perancangan, dan dipimpin oleh

ketua tim uji kelayakan sebagai orang yang bertanggung jawab

untuk memberikan persetujuan, sekaligus memantau


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

pendokumentasian dan pelaksanaan tinjauan ulang. Salah satu

perancangan yang pernah dilakukan adalah modifikasi terhadap

mesin wheel loader, namun modifikasi tersebut belum ditinjau

ulang guna memastikan keselamatan penggunaan alat berat, hal

tersebut dikarenakan belum terlaksananya program tinjauan ulang

terhadap alat yang telah mengalami modifikasi maupun

perancangan ulang.

g. Penetapan Sistem Pembelian (Klausul IV.7)

Perusahaan memiliki sistem prosedur pembelian yang

terdokumentasi dalam WI Pengadaan Barang dan Jasa. Setiap

pembelian barang atau penggunaan jasa maka spesifikasi teknik,

persyaratan keselamatan pertambangan serta ketentuan

perundangan menjadi pertimbangan utama. Pembelian barang

dilakukan melalui purchase order baik melalui email maupun

secara langsung ke procurement bureau.

Pertimbangan kebutuhan pelatihan, pasokan APD, alat

keselamatan dan perubahan terhadap prosedur juga menjadi

pertimbangan sebelum melakukan pembelian barang, sarana

tambang maupun pembelian Bahan Kimia Berbahaya (BKB).

Selain hal tersebut perusahaan juga memberikan penjelasan kepada

semua pihak terkait yang akan menggunakan barang yang telah

dibeli tersebut mengenai identifikasi penilaian, dan pengendalian

risiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

h. Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa Pertambangan

(Klausul IV.8)

Hasil di point g memberikan gambaran penetapan sistem

pembelian yang lebih spesifik kepada barang. Sedangkan pada

bagian ini akan lebih spesifik memberikan gambaran mengenai

bagaimana penggunaan jasa dari pihak luar perusahaan. Mengingat

PT Antam Persero Tbk. Pongkor – Gold Mining Business Unit

merupakan perusahaan yang menggunakan jasa mitra kerja untuk

melaksanakan sebagian proses kerjanya,dimana sampai saat ini

perusahaan memiliki 15 perusahaan jasa pertambangan (mitra

kerja), maka dibuat prosedur pengelolaan perusahaan jasa

pertambangan yang mengatur mengenai persyaratan dan seleksi

saat mitra kerja akan dikontrak, serta tanggung jawab, pemantauan

dan pelaporan dari mitra kerja setelah dikontrak.

Saat mitra kerja tersebut telah dikontrak perusahaan telah

melakukan evaluasi secara berkala mengenai kinerja keselamatan

pertambangan melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan

audit untuk menentukan apakah perusahaan jasa pertambangan

tersebut masih bisa melanjutkan kontrak kerja dengan Pongkor.

Syarat lain yang harus dipenuhi dalam perpanjangan kontrak adalah

pembuatan laporan kinerja keselamatan pertambangan tiap akhir

tahun.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

i. Pengelolaan Keadaan Darurat (Klausul IV.9)

PT Antam Persero Tbk. Pongkor – Gold Mining Business

merupakan perusahaan tambang yang memiliki potensi keadaan

darurat yang besar. Sehingga perusahaan membuat Prosedur

Tanggap Darurat untuk melakukan antisipasi sebelum adanya

keadaan darurat, penanganan keadaan darurat dan juga penanganan

pasca keadaan darurat. Keadaan darurat disini telah dikategorikan

sesuai dengan hasil identifikasi dan penilaian risiko yang dibedakan

menjadi 3 tingkatan darurat yaitu darurat 1, darurat 2 dan darurat 3

(data terlampir pada Lampiran 6). Berikut upaya kesiapan

perusahaan dalam penanganan darurat :

1) Personel tanggap darurat yang memadai, memiliki kompetensi

yang baik dan selalu siap siaga saat keadaan darurat.

Perusahaan juga telah menyusun jadwal piket ERG sesuai

dengan kebutuhan.

2) Sarana dan prasarana keadaan darurat seperti APAR, hydrant,

fire truck, titik kumpul, jalur evakuasi. Namun dalam hak

pengecekan sarana pemadam berupa APAR dan hydrant belum

secara konsisten dilakukan. Hal tersebut dikarenakan kurang

konsistennya petugas yang melaksanakan pengecekan APAR

dan hydrant.

3) Akses bantuan dari pihak luar apabila diperlukan dalam

penanganan keadaan darurat. Perusahaan memiliki beberapa


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

kerjasama dengan pihak luar seperti koramil Nanggung, Polsek

Leuwiliang, Mapolres Bogor, Dinas Pemadam Kebakaran

Kabupaten Bogor.

4) Ruang pusat kendali darurat yang dilengkapi dengan peta

evakuasi, papan tulis, daftar nama, nomor telepon anggota

personel keadaan darurat dan peralatan komunikasi dua arah.

Namun belum dilengkapi dengan nomor telepon pihak luar

yang dapat dihubungi ketika terjadi keadaan darurat dan

tingkatan siaga dalam keadaan darurat. Hal tersebut

dikarenakan belum dipasangnya nomor telepon pihak luar

yang dapat dihubungi ketika terjadi keadaan darurat dan

tingkatan siaga dalam keadaan darurat pada ruang kendali

darurat.

j. Penyediaan dan Penyiapan P3K (Klausul IV.10)

Sebagai upaya penanganan keadaan darurat perusahaan juga

memiliki dan menyediakan fasilitas kotak P3K beserta isinya baik

di front kerja underground maupun di area perkantoran. Mengenai

pengisian dan pengecekan kotak P3K telah diatur dalam WI

pengisian kotak dan tas P3K. Namun, dalam hal penyediaan dan

pengisian kotak P3K tersebut masih ditemukan kotak P3K yang

kosong tanpa isi, kotak P3K yang kondisinya tidak terawat di

dalam area tambang. Selain itu, juga masih ditemukan kotak P3K

yang tidak dilengkapi dengan form pengambilan isi kotak P3K,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

sehingga penggunaan P3K tidak bisa terpantau dengan baik. Hal

tersebut dikarenakan masih lemahnya sistim yang mengatur

mengenai P3K di tempat kerja sehingga fasilitas P3K masih belum

maksimal.

k. Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan (Off The Job Safety)

(Klausul IV.11)

Sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap K3,

diwujudkan tidak hanya didalam perusahaan namun juga diluar

perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan safety goes

to school ke beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di

Bogor. Selain itu perusahaan juga memberikan pengenalan

mengenai safety kepada istri pekerja tambang dengan mengadakan

acara tahunan berupa pengenalan underground kepada para istri

pekerja tambang, dengan tujuan supaya istri pekerja dapat lebih

mengerti seperti apa kondisi pekerjaan yang dijalani suami nya.

Semua dokumen maupun hal penting lainnya yang terkait

dengan penerapan elemen IV SMKP Minerba belum terpenuhi

secara keseluruhan dengan prosentase pencapaian 95 %. Data yang

berkaitan dengan elemen IV terlampir di Lampiran 6.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

5. Elemen V (Evaluasi dan Tindak Lanjut)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen V yaitu

kriteria Evaluasi dan Tindak Lanjut :

Tabel 5. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen V


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Evaluasi dan Tindak 150 256 238
Lanjut
V.1 Pemantauan dan 136 132
pengukuran kinerja
V.2 Inspeksi pelaksanaan 30 30
keselamatan pertambangan
V.3 Evaluasi kepatuhan 8 8
terhadap ketentuan
peraturan perundang-
undangan dan persyaratan
lainnya yang terkait
V.4 Penetapan Tujuan, 22 22
Sasaran dan Program
V.5 Evaluasi pengelolaan 32 32
administrasi keselamatan
pertambangan
V.6 Audit internal 14 14
penerapan SMKP Minerba
V.7 Tindak lanjut 12 12
ketidaksesuaian
Prosentase Pencapaian : 93 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

a. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja (Klausul V.1)

Elemen V ini memberikan gambaran hasil dari evaluasi dan

tindak lanjut yang dilakukan perusahaan terhadap implementasi

program K3 pertambangan maupun KO pertambangan. Adapun

evaluasi dilakukan terhadap implementasi program :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

1) Pengelolaan lingkungan kerja

Evaluasi dilaksanakan terhadap hasil pemantauan

lingkungan kerja, apabila ditemukan hasil pengukuran

lingkungan kerja tidak sesuai dengan standar atau NAB yang

berlaku maka akan dilakukan perbaikan segera, kemudian

setelah perbaikan dilaksanakan maka evaluasi akan kembali

dilakukan untuk memastikan bahwa lingkungan kerja dalam

kondisi yang aman untuk pekerja.

2) Pengelolaan Kesehatan Kerja

Evaluasi terhadap pengelolaan kesehatan kerja

dilaksanakan apabila ditemukan : PAK, hasil MCU yang

kurang baik, hasil uji sample makanan yang mengandung zat

berbahaya seperti rodamin - b, boraks, formalin dan pestisida

serta hasil pengukuran fatigue yang melebihi standar. Apabila

ditemukan hal seperti diatas maka perusahaan melakukan

perbaikan dan pemantauan terhadap masalah dari kesehatan

kerja tersebut.

3) Pengelolaan KO Pertambangan

Evaluasi KO pertambangan dilakukan terhadap sistem

dan pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan oleh bagian

maintenance yang meliputi : jadwal pemeliharaan/perawatan,

peralatan untuk pelaksanaan pemeliharaan/perawatan serta

evaluasi terhadap hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

4) Pengamanan Instalansi

Evaluasi pengamanan instalansi dilakukan terhadap hasil

pengamanan instalansi seperti : trafo listrik, sarana pemadam,

penyalur petir.

5) Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalansi, dan Peralatan

Pertambangan

Evaluasi kelayakan sarana dan peralatan tambang

dilakukan terhadap program P2H dan uji emisi yang

dilaksanakan pada alat operasional perusahaan. Apabila

ditemukan masalah dalam P2H maka pihak maintenance akan

melakukan perbaikan sebagai upaya pencegahan penggunaan

sarana atau peralatan kerja yang tidak layak digunakan.

6) Kompetensi Tenaga Teknik

Evaluasi sudah dilakukan terhadap penunjukan tenaga

teknik yang berkompeten untuk melaksanakan

pemeliharaan/perawatan, pengamanan instalansi, pengujian

kelayakan dan juga melakukan kajian terhadap perubahan

teknis pertambangan

7) Pengelolaan Bahan Peledak dan Peledakan

Evaluasi telah dilakukan terhadap pengelolaan bahan

peledak dan juga proses peledakan. Evaluasi dilakukan dengan

penilaian inspeksi oleh tim ESDM maupun tim internal

Pongkor. Dalam evaluasi tersebut ditemukan bahwa


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

perusahaan belum mencantumkan perizinan gudang bahan

peledak pada gudang bahan peledak, hal tersebut dikarenakan

secara spesifik belum diterapkan Sistem Manajemen

Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara oleh

corporate Antam.

b. Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan (Klausul V.2)

PT Antam Persero Tbk. Pongkor – Gold Mining Business

Unit telah memiliki prosedur untuk melaksanakan inspeksi

pelaksanaan pertambangan yang dimuat dalam SOP dan WI

inspeksi K3 dan lingkungan kerja pertambangan, dalam dokumen

tersebut telah diatur bagaimana tatacara melaksanakan inspeksi K3

dan mencakup hal – hal berikut :

1) Tujuan Inspeksi

2) Jenis Inspeksi

3) Pelaksana Inspeksi

4) Objek Inspeksi

5) Jadwal dan Frekuensi Inspeksi

6) Form Pelaksanaan Inspeksi

7) Peralatan Inspeksi

8) Metode atau Tata Cara Inspeksi

9) Pelaksanaan Inspeksi

10) Klasifikasi Bahaya

11) Laporan Inspeksi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

12) Tindak Lanjut Inspeksi

13) Evaluasi Hasil Tindak Lanjut Inspeksi

14) Dokumentasi Hasil Inspeksi

c. Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang -

undangan dan Persyaratan Lainnya yang Terkait (Klausul V.3)

Perusahaan telah memiliki prosedur dalam melaksanakan

evaluasi kepatuhan peraturan perundang undangan yang termuat

dalam dokumen SOP Identifikasi dan Evaluasi Peraturan dan

Persyaratan Lainnya. Selain hal tersebut, perusahaan juga telah

melakukan audit berkala terhadap peraturan perundangan ataupun

persyaratan lainnuya yang terkait secara berkala dan hasil dari audit

tersebut didokumentasikan dalam dokumen Rekap Evaluasi

Peraturan Perundangan.

d. Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya dan Penyakit

Akibat Kerja (Klausul V.4)

Perusahaan telah menetapkan SOP dan WI investigasi insiden

sebagai dasar dalam pelaksanaan investigasi insiden. Prosedur

tersebut berisi :

1) Tata cara pelaporan awal suatu insiden

2) Pengamanan lokasi dan barang bukti di tempat kejadian

3) Daftar tim pelaksana investigasi

4) Form pelaksanaan investigasi

5) Pelaksanaan penyelidikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

6) Tindak lanjut hasil penyelidikan

7) Pelaporan dan dokumentasi hasl penyelidikan

8) Komunikasi dengan pihak terkait mengenai hasil penyelidikan

e. Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan Keselamatan

Pertambangan (Klausul V.5)

Evaluasi terhadap isi buku tambang telah dilaksanakan

dengan melaksanakan peninjauan terhadap pelaksanaan perintah,

larangan, petunjuk, serta pemberitahuan dari KAIT dan Inspektur

Tambang serta pendaftaran terhadap pelimpahan wewenang KTT

ataupun pendaftaran tenaga teknik khusus pertamabangan. Evaluasi

juga dilaksanakan terhadap buku daftar kecelakaan tambang,

dimana buku daftar kecelakaan tamabng yang dimiliki perusahaan

telah memuat mengenai :

1) Nomor urut kecelakaan tambang untuk satu korban dengan

satu penomoran

2) Waktu, hari, dan jam kecelakaan

3) Tempat kecelakaan

4) Nama, jenis kelamin, dan umur dari korban kecelakaan

5) Jabatan dan berapa lama dipegang oleh orang yang mendapat

kecelakaan

6) Sifat kecelakaan

7) Pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat kecelakaan

8) Saksi – saksi kecelakaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

9) Uraian tentang kecelakaan dan sebab – sebabnya yang dibuat

dan ditanda tangani oleh KTT atau orang yang ditunjuk KTT

10) Waktu dilaporkan kepada KTT

Selain buku tambang dan buku daftar kecelakaan tambang,

perusahaan juga telah melaksanakan pelaporan pengelolaan

keselamatan pertambangan kepada ESDM tiap triwulan paling

lambat pada tanggal 7, isi laporan merupakan pelaporan kecelakaan

yang terjadi di perusahaan.

f. Audit Internal Penerapan SMKP Minerba (Klausul V.6)

Pelaksanaan audit internal PT Antam Persero Tbk. Pongkor –

Gold Mining Business Unit dilaksanakan berdasarkan SOP Audit

Internal dan didukung oleh WI Jaminan Kualitas Audit Internal.

Dokumen tersebut berisi :

1) Ruang lingkup audit

2) Frekuensi pelaksanaan audit

3) Metodologi pelaksanaan audit

4) Kompetensi auditor yang berwenang melaksanakan audit

5) Tanggung jawab dan persyaratan pelaksanaan audit dalam

jaminan kualitas audit internal

6) Pelaporan hasil audit kepada bagian terkait yang membutuhkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

g. Tindak Lanjut Ketidaksesuaian (Klausul V.7)

Perusahaan telah melaksanakan tindak lanjut terhadap suatu

ketidaksesuaian dari hasil evaluasi, adapun prosedur tindak lanjut

yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi ketidaksesuaian

2) Analisis penyebab ketidaksesuaian

3) Evaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah ketidaksesuaian

tersebut

4) Hasil catatan dan komunikasi atas tindakan perbaikan dan

pencegahan yang dilakukan

5) Evaluasi terhadap efektifitas tindakan perbaikan dan

pencegahan yang dilakukan

Semua dokumen maupun hal penting lainnya yang

terkait dengan penerapan elemen V SMKP Minerba belum

terpenuhi secara keseluruhan dengan prosentase pencapaian 93

%. Data yang berkaitan dengan elemen V terlampir di

Lampiran 6.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

6. Elemen VI (Dokumentasi)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen VI yaitu

kriteria Dokumentasi :

Tabel 6. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen VI


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Dokumentasi 50 68 61
VI.1 Penyusunan Manual 10 10
SMKP Minerba
VI.2 Pengendalian 28 28
Dokumen
VI.3 Pengendalian 16 16
Rekaman
VI.4 Penetapan Jenis 14 7
Dokumen dan Rekaman
Prosentase Pencapaian : 90 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

a. Penyusunan Manual SMKP Minerba (Klausul VI.1)

Perusahaan masih dalam tahap menyusun dan melaksanakan

SMKP Minerba, sehingga manual SMKP Minerba masih menjadi

satu dengan Manual Kebijakan Operasional Perusahaan, dimana

ketika perusahaan telah menerapkan SMKP Minerba maka manual

booknya akan terintegrasi dan menjadi satu dalam Manual

Kebijakan Operasional Perusahaan.

b. Pengendalian Dokumen (Klausul VI.2)

PT Antam Persero Tbk. Pongkor - Gold Mining Business

Unit telah memiliki prosedur untuk pengendalian dokumen

keselamatan pertambangan, dokumen disini merupakan SOP, WI


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

ataupun daftar pertauran perundangan yang terkait dengan

perusahaan hal tersebut diatur dalam SOP Pengendalian Dokumen

yang dilengkapi dengan form perubahan dokumen sebagai bukti

keterangan yang menginformasikan kepada pihak terkait dalam hal

terjadinya perubahan suatu dokumen.

c. Pengendalian Rekaman (Klausul VI.3)

Selain melakukan pengendalian terhadap dokumen,

perusahaan juga melakukan pengendalian rekaman keselamatan

pertambangan yang dimaksud rekaman disini adalah notulensi atau

absensi pertemuan keselamatan pertambangan, hal tersebut juga

diatur dalam SOP Pengendalian Dokumen. Rekaman tersebut

didokumentasikan dengan tujuan agar tetap bisa dibaca.

d. Penetapan Jenis Dokumen dan Rekaman (Klausul VI.4)

Perusahaan belum melaksanakan penetapan jenis dokumen

dan rekaman sesuai dengan elemen – elemen SMKP Minerba, hal

tersebut dikarenakan perusahaan dalam proses pengumpulan dan

pemenuhan dokumen SMKP Minerba

Semua dokumen maupun hal penting lainnya yang terkait

dengan penerapan elemen VI SMKP Minerba belum terpenuhi

secara keseluruhan dengan prosentase pencapaian 90 %. Data yang

berkaitan dengan elemen III terlampir di Lampiran 7.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

7. Elemen VII (Tinjauan Manajemen)

Berikut hasil self assessment SMKP Minerba Elemen VII yaitu

kriteria Tinjauan Manajemen :

Tabel 7. Hasil self assessment SMKP Minerba elemen VII


Kriteria Nilai Nilai Sub Elemen Nilai Sub
Bobot (Berdasarkan Elemen
Elemen Permen ESDM) (Pencapaian
Pongkor)
Tinjauan Manajemen 50 16 30
Tinjauan Manajemen 16 30
dilakukan secara berkala
dan terencana
Prosentase Pencapaian : 50 %
Sumber : PT ANTAM (Persero) Tbk Pongkor GMBU, 2016

Elemen VII ini membahas mengenai tinjauan manajemen

yang harus dilaksanakan perusahaan setelah melakukan audit

internal maupun audit eksternal. Namun perusahaan belum

melaksanakan kegiatan ini karena belum melakukan audit, baik

audit internal maupun eksternal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

C. Penjelasan Kriteria Tidak Berlaku (Not Aplicable)

Berikut merupakan penjelasan kriteria yang tidak dapat diaplikasikan

dalam penerapan SMKP Minerba:

Tabel 8. Penjelasan Kriteria Not Aplicable


No. Kriteria Tidak Berlaku Alasan

III.2.3 Penunjukan Kepala Kapal PT Antam (Persero) Pongkor – Gold


Keruk dan Kepala Gilir Mining Business Unit merupakan
Kerja oleh KTT Pemenuhan unit pertambangan underground dan
1. kualifikasi yang ditetapkan tidak memiliki site kerja berupa
KTT untuk Kepala Kapal tambang terbuka yang memerlukan
Keruk dan Kepala Gilir Kepala Kapal Keruk, sehingga
Kerja kriteria ini tidak relevan.

III.10.1.1 Mata pelajaran program PT Antam (Persero) Pongkor – Gold


pendidikan dan pelatihan Mining Business Unit merupakan unit
pekerja tambang terbuka pertambangan underground dan tidak
2.
memiliki site kerja berupa tambang
terbuka, sehingga kriteria ini tidak
relevan.

IV.5.1 Persetujuan gudang bahan PT Antam (Persero) Pongkor – Gold


peledak yang terletak di luar Mining Business Unit tidak memiliki
Wilayah Izin Usaha gudang bahan peledak yang berada di
3 Pertambangan/ Wilayah Izin luar Wilayah Izin Usaha
Usaha Pertambangan Pertambangan/ Wilayah Izin Usaha
Khusus Pertambangan Khusus, sehingga
kriteria ini tidak relevan.

IV.5.2 Pelaporan KTT tentang Sampai saat ini PT Antam (Persero)


berhentinya kegiatan Pongkor – Gold Mining Business
4 pertambangan Unit masih melakukan kegiatan
penambangan , sehingga kriteria ini
tidak relevan.

5 V.1.5.1.d Tercantum di nomor 3 Tercantum di nomor 3

6 V.1.5.2.h Tercantum di nomor 4 Tercantum di nomor 4

V.4 Waktu penyelidikan penyakit Sampai saat ini di PT Antam


akibat kerja pada (Persero) Pongkor – Gold Mining
7 penyelidikan kecelakaan, belum pernah ada riwayat PAK yang
kejadian berbahaya, menjadi penyebab kecelakaan
penyakit akibat commit
kerja to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

commit to user

Anda mungkin juga menyukai