PROCESS SAFETY MANAGEMENT (PSM)

(MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES

(MKP)

Disampaikan Oleh :
Putut Suprijadi, ST., MT.
NIP. 195203031975031001

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
STEM Akamigas

MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES (MKP)

MERUPAKAN PEDOMAN YANG TERINTEGRASI

DAN TERPADU DALAM MENERAPKAN PENGELOLAAN
KESELAMATAN KERJA DI UNIT OPERASI GUNA
MENCEGAH TERJADINYA INCIDENT

ELEMEN MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES

PEDOMAN ELEMEN MKP DIBAGI 3 (TIGA)
KOMPONEN POKOK SEBAGAI BERIKUT :
1. TEKNOLOGI DAN PROSES
INFORMASI KESELAMATAN PROSES
ANALISIS BAHAYA PROSES
KETERPADUAN MEKANIK
REVIEW KESELAMATAN PRE-START-UP

2. KESELAMATAN KERJA
PENANGANAN KESELAMATAN KERJA
KONTRAKTOR
IJIN KERJA AMAN
PROSEDUR OPERASI
PELATIHAN KARYAWAN
PARTISIPASI KARYAWAN

3. MANAJEMEN
MANAJEMEN PERUBAHAN
PENANGGULANGAN
KEADAAN
DARURAT
AUDIT MANAJEMAN KESELAMATAN
PROSES
PENYELIDIKAN KECELAKAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

KEBIJAKAN
(Memorandum Direktur Pengolahan No. 1414/ E0000/ 95-SO, Tanggal 14 September 1995)

1. Menciptakan keadaan kerja yang bebas

insiden dan menekan potensi dampaknya.
2. Membudayakan dan membina karyawan
Mitra Kerja serta masyarakat tentang
keselamatan kerja/ pencegahan kebakaran).
3. Menerapkan MKP yang baik.
4. Berupaya memenuhi ketentuan/ peraturan
perlindungan KK

TUJUAN
MKP
SUATU
KONSEP
TERPADU
PENGELOLAAN
K-3
DI
PENGILANGAN
DENGAN TUJUAN :
MEYAKINKAN BAHWA FASILITAS
INDUSTRI
PERMINYAKAN TELAH DIRANCANG,
DIOPERASIKAN DAN DIPELIHARA
DENGAN
MEMPERHATIKAN ASPEK KESELAMATAN
KERJA SECARA MENYELURUH TERMASUK
PENANGANAN, PENGGUNAAN,
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
9

MENCEGAH DAN MENGURANGI POTENSI

YANG
TIMBUL
DALAM
OPERASI
PENGOLAHAN MINYAK DAN PETROKIMIA
YANG
MENCAKUP
UNSUR
MANUSIA,
FASILITAS & PERALATANNYA, METODE KERJA
DENGAN LINGKUNGAN SEKITARNYA, KARENA
SETIAP KEJADIAN YANG MERUGIKAN YANG
TERJADI DALAM UNIT OPERASI KILANG AKAN
MEMBAWA PENGARUH YANG SANGAT BESAR
TERHADAP PERUSAHAAN.

10

DAPAT
DIWUJUDKAN
KEGIATAN
PENGOLAHAN MIGAS & PETROKIMIA YANG
AMAN, HANDAL, EFISIEN DAN SELARAS
DENGAN LINGKUNGAN, SEHINGGA DAYA
SAING PENGUSAHA DAPAT DITINGKATKAN

11

RUANG LINGKUP
BERLAKU UNTUK SELURUH KEGIATAN
PENGOLAHAN MIGAS DAN PETROKIMIA DALAM
LINGKUP UNIT-UNIT OPERASI PENGOLAHAN
PERTAMINA
PENGERTIAN MKP
PROGRAM MKP MERUPAKAN PROGRAM TERPADU
PENGELOLAAN K-3 DALAM UNIT OPERASI KILANG
DAN JUGA MERUPAKAN PENERAPAN DARI SUATU
MANAJEMEN SISTEM DALAM MENGIDENTIFIKASI,
MEMAHAMI DAN MENGENDALIKAN,
MENGONTROL BAHAYA PROSES DARI SUATU UNIT
OPERASI GUNA MENCEGAH TIMBULNYA BAHAYA,
KECELAKAAN ATAU KERUGIAN BERBAGAI ASPEK,
BAIK TERHADAP MANUSIA, PERALATAN MAUPUN
LINGKUNGAN SEKITARNYA

12

PELAKSANAAN
1. DIREKTORAT PENGOLAHAN (KANTOR PUSAT)
Kecelakaan, Kebakaran, ledaKan, pencemaran,
penghentian pabrik darurat. merupakan kejadian
yang merugikan perusahaan dari segi ekonomis
financial maupun sosial (citra perusahaan), oleh
sebab itu merupakan tanggung jawab manajemen
dan seluruh karyawan Direktorat Pengolahan untuk
menciptakan Pengolahan Migas dan Petrokimia yang
aman, handal, efisien dan selaras lingkungan
melalui Penerapan Manajemen Keselamatan Proses
(MKP) yang harus dilaksanakan sesuai Kebijakan KKLL (Memorandum Direktur Pengolahan No. 1414 E0000/95-SO tanggal 14 September 1995).
13

2. UNIT-UNIT PENGOLAHAN

Pimpinan Unit Pengolahan Manager Unit bertanggung jawab untuk

1. Membuat Keputusan Pelaksanaan Manaiemen
Keselamatan Proses
(MKP) dan pengangkatan Tim/Komite Manajemen
Keselamatan
Proses di Unit-unit masing-masing.
2. Memberi dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan
Manajemen Keselamatan Proses (MKP).
3. Mereview laporan hasil kerja Tim yang mengarah pada
perbaikan.
4. Memantau, memonitor kemajuan (progress) pelaksanaan
Manajemen Keselamatan Proses (MKP) serta pelaksanaan
perbaikannya.
5. Melaporkan hasil pelaksanaan Manajemen Keselamatan
Proses
(MKP) di Unit masing-masing kepada Direktur Pengolahan
14
dengan

TATA CARA PELAKSANAAN

1. Pimpinan Unit Pengolahan masing-masing Unit membuat
Surat
Keputusan pelaksanaan Manajemen Keselamatan Proses
(MKP).
2. Pembentukan Organisasi/Tim/Komite
Sebagai gambaran lihat lampiran 1.
Terdapat 3 komisi sebagai berikut :
A. Komisi Teknologi & Proses
Menitikberatkan pada elemen-elemen sebagai berikut :
- Informasi Keselamatan Proses
- Analisa Bahaya Proses
- Keterpaduan mekanik
- Penelaahan KK Awal Operasi / Pre Start Up Safety Review
15

B. Komisi Keselamatan Kerja

Menitikberatkan pada elemen-elemen sebagai berikut :
- Penanganan Keselamatan Kerja Kontraktor
- Cara Kerja aman
- Prosedur Operasi
- Pelatihan Karyawan
- Partisipasi Karvawan

C. Komisi Manajemen
Menitikberatkan pada elemen-elemen sebagai berikut :
Manajemen Peruhahan
Rencana Tanggap Darurat / Keadaan Darurat
Audit Manajemen Keselamatan Proses
Penyelidikan Kecelakaan

16

UNSUR TIM

TIM melibatkan beberapa bagian dari

fungsi terkait seperti Bagian Operasi,
Teknologi / Engineering, Teknik
Pemeliharaan dan Keselamatan Kerja &
Lindungan Lingkungan.

17

3. Tugas dan Tanggung Jawab TIM MKP

A. Koordinator MKP
MKP merupakan suatu sisten yang terpadu, oleh
karena itu tugas utama koordirnator MKP adalah
mengkoordinir komisi-komisi agar saling selaras
satu terhadap yang lain.
Koondinator MKP secara berkala ( 3 bulan sekali)
mengadakan rapat bersama semua anggota
komisi untuk membahas perkembangan masingmasing program dari keselarasan satu terhadap
lainnva.
18

B. Ketua Komisi
Ketua masing-masing komisi bertugas mengkoordinir
penerapan
dari masing-masing unsure MKP yang ada dalam
tanggung
Ketua tim bertugas
jawabnya.
Bersama anggota komisi melakukan penilaian
terhadap keadaan unsur MKP yang ada diunit saat
ini (Baseline PSM Audit).
Bersama anggota komisi menentukan rencana kerja,
pelatihan, langkah dan jadwal penerapan unsur MKP
yang dipilih.
Mengkoordinir upaya penerapan dan unsur MKP
yang telah direncanakan untuk diterapkan dan
mengadakan rapat secara berkala ( 1 bulan sekali)
untuk membahas penerapan unsur tersebut.
Memantau perkembangan penerapan masingmasing unsure MKP dan melaporkannya kepada
koordinator MKP.
19

C. Anggota Komisi
Anggota komisi dipilih dari petugas yang paling banvak
terlibat dengan unsur MKP terkait, seperti misalnya
anggota komisi yang bertanggung jawab untuk
menerapkan prosedur operasi sebaiknya dipilih dari
pengawas senior kilang, sedangkan anggota komisi yang
bertanggung jawab untuk rnenerapkan Informasi
Keselamatan Proses sebaiknya dipilih dari pengawas
senior dibidang Engineering yang menangani informasi
tentang proses.
Anggota Tim bertugas :
- Bersama ketua komisi melakukan penilaian tentang
keadaan
saat ini dari penerapan unsur MKP yang menjadi
tanggung
jawabnya.

20

- Merencanakan dan menyusun jadwal pelaksanaan dari

penerapan unsur MKP yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Mengadakan rapat dengan semua pihak terkait dalam
rangka
pengumpulan informasi, penvusunan kesisteman,
menyusun
manual atau prosedur; kebijaksanaan, diagram aliran
dan
penerapan dari kesisteman tersebut.
- Memantau pelaksanaan dari kesisteman dan
melaporkan
perkembangannva kepada masing-masing ketua komisi

21

4. PENJELASAN ELEMEN - ELEMEN MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES (MKP)

Terdapat 13 buah elemen dari Manajemen Keselamatan

Proses (MKP) yang dibutuhkan agar operasi kilang dapat
dilakukan secara aman, handal, efisien dan bewawasan
lingkungan. Manajemen Keselamatan Proses (MKP)
dilaksanakan secara terpadu, yaitu sejak tahap konsep,
disain rekayasa konstruksi, start-Up & commissionng,
operasi, pemeliharaan dan decommissioning.
Dalam suatu kegiatan operasi (kilang) dengan ukuran yang
berskala kecil, atau besar, memakai proses sederhana atau
dengan kompleksitas tinggi menggunakan 3 (tiga)
komponen pokok Manajemen Keselamatan Proses (MKP),
yakni : Teknologi & Proses; Keselamatan Kerja dan
Manajemen. Manajemen Keselamatan Proses (MKP)
rnemberikan pendekatan yang terpadu, dengan
memasukkan unsur keselamatan kerja melalui 13 elemen
yang berhubungan dengan teknologi, personalia atau
22

ELEMEN - ELEMEN MANAJEMEN KESELAMATAN (MKP) TERSEBUT

ADALAH :

1. Teknologi & Proses

- Informasi Keselamatan Proses
- Analisa Bahaya Proses
- Keterpaduan mekanik
- Penelaahan Keselamatan Kerja awal operasi (Pre-Start-up
Safety
Review)
- Keselamatan Kerja

23

2. Keselamatan Kerja Kontraktor

- Cara Kerja Aman
- Prosedur Operasi
- Pelatihan Karyawan
- Partisipasi Karyawan
3. Manajemen
- Manaiemen Perubahan
- Rencana Tanggap Darurat Keadaan
Darurat
- Audit Manajemen Keselamatan Proses
(MKP)
- Penyelidikan Kecelakaan
24

1. TEKNOLOGI DAN PROSES.

1.1 INFORMASI KESELAMATAN PROSES
(PROCESS SAFETY INFORMATION)
INFORMASI KESELAMATAN PROSES MERUPAKAN
LANDASAN PERTAMA DALAM PENERAPAN
KESELAMATAN PROSES. BANYAK KECELAKAAN
DALAM INDUSTRI MINYAK ATAU KILANG KARENA
KURANGNYA DATA INFORMASI YANG TERSEDIA
ATAU DATA TIDAK LAGI AKURAT SEHINGGA
MENIMBULKAN KEKELIRUAN ATAU KESALAHAN
PADA OPERATOR ATAU UNSUR TEKNIS LAINNYA.

25

SEMUA BAHAYA DALAM UNIT PROSES, BAIK YANG

MENYANGKUT BAHAN KIMIA, PROSES TEKNOLOGI
DAN PERALATAN PROSES HARUS DIINFORMASIKAN
KEPADA KARYAWAN UNTUK TERCAPAINYA
KESELAMATAN UNIT PROSES.
UNTUK ITU, PERLU DISIAPKAN INFORMASI YANG
LENGKAP DAN AKURAT MENGENAI :
a). BAHAYA-BAHAYA PADA BAHAN-BAHAN KIMIA
YANG
DIGUNAKAN, YANG MELIPUTI :
- TOKSITAS (TOXICITY)
- BATAS PEMAPARAN YANG DIPERKENANKAN
(PERMISSIBLE EXPOSURE LIMITS)
- DATA FIGIK (PHYSICAL DATA)
- DATA REAKTIVITAS (REACTIVITY DATA)
26

a). BAHAYA-BAHAYA PADA BAHAN-BAHAN KIMIA

YANG
DIGUNAKAN, YANG MELIPUTI :
- DATA KOROSIVITAS TERHADAP PERALATAN
(CORROSIVITY TO EQUIPMENT DATA)
- DATA KESTABILAN KIMIAWI DAN PANAS
(CHEMICAL AND THERMAL STABILITY DATA)
- BAHAYA-BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI
AKIBAT
TERCAMPUR DENGAN BAHAN-BAHAN LAIN
(HAZARDOUS EFFECTS OF INADVERTENT OF
DIFFERENT MATERIALS THAT COULD
POSSIBLY
OCCUR)
27

b). PROSES TEKNOLOGI YANG MELIPUTI :

- GAMBAR DIAGRAM PROSES
(SIMPLE PROCESS FLOW DIAGRAM)
- URAIAN PROSES KIMIA (PEOCESS CHEMISTRY)
- INVENTARISASI BAHAN KIMIA MAKSIMUM YANG
DIPEKENANKAN (MAXIMUM INTENDED
INVENTORY)
- NERACA MASSA DAN ENERGI
- BATASAN TEMPERATUR, TEKANAN, LAJU ALIR
ATAU
KOMPOSISI OPERASI YANG AMAN
- KONSEKWENSI DARI PENYIMPANGAN KONDISIKONDISI OPERASI
28

C). INFORMASI PERALATAN DAN SARANA YANG

MELIPUTI :
- KONSTRUKSI MATERIAL
- DIAGRAM PERPIPAAN DAN INSTRUMENTASI (P
& ID)
- KLASIFIKASI AREA LISTRIK
(ELEKTRIK AREA CLASSIFICATION)
- DISAIN SISTEM PENGAMAN GAS BERTEKANAN
(RELIEF SYSTEM DESIGN)
- DESIGN SYSTEM VENTILASI
- STANDAR DESIGN
- SISTEM KESELAMATAN
(CONTOH : INTERLOCKS, DETECTION)
29

1.2 ANALISA BAHAYA PROSES

(PROCESS HAZARD ANALYSIS)
UNTUK MENCEGAH KEJADIAN-KEJADIAN YANG TIDAK
DIINGINKAN, BAIK BERUPA KEBAKARAN, LEDAKAN,
PENYEBARAN UAP BERACUN DAN KEGAGALAN-KEGAGALAN
OPERASI LAINNYA, MAKA ANALISA BAHAYA PROSES
MERUPAKAN CARA YANG EFEKTIF UTNUK DAPAT MELAKUKAN
IDENTIFIKASI, EVALUASI DAN PENGENDALIAN TERHADAP
POTENSI BAHAYA YANG TERDAPAT PADA UNIT PROSES
DENGAN CARA :
- MEMPERGUNAKAN PENDEKATAN DENGAN METODE
TERTENTU SECARA KONSISTEN (TERTIB DAN
TERARAH)
- BERUPAYA MENEMUKAN DAN MENCAPAI KONSENSUS
MULTI DISIPLIN
- MENCATAT HASIL ANALISA BAHAYA TERSEBUT DALAM
BENTUK DOKUMEN, SEHINGGA BERMANFAAT DIMASA
MENDATANG UNTUK DITINDAKLANJUTI, SELAIN ITU JUGA
BERGUNA BAGI PELATIHAN KARYAWAN. DENGAN
DEMIKIAN
30
DAPAT DICEGAH KEJADIAN/ PROSES YANG AKAN

METODE PENDEKATAN DHA

1.2.1 METODOLOGI
BERBAGAI METODE-METODE YANG TERATUR DAN
SISTEMATIS
UNTUK
MENGIDENTIFIKASI
DAN
MENGANALISA POTENSI BAHAYA DALAM UNITY PROSES
YANG DAPAT DIGUNAKAN ANTARA LAIN :
- HAZOPS, WHAT IF, CHECK LIST
- INSPEKSI RUTIN
- INSPEKSI BERSAMA PIHAK ASURANSI
- ANALISA KESELAMATAN PEKERJAAN (JOB SAFETY
ANALYSIS)
- PEMERIKSAAN KEGIATAN PROYEK (PROJECT REVIEWS)
- AUDIT KESELAMATAN

31

1.2.2 PENAKARAN (ASSESSMENT)

PENAKARAN DALAM ANALISA BAHAYA PROSES, ANTARA
LAIN DIARAHKAN PADA :
- BAHAYA DARI PROSES
- IDENTIFIKASI INSIDEN YANG LALU, YANG BERPOTENSI
DAPAT MENIMBULKAN KONSEKWENSI MALAPETAKA DI
TEMPAT KERJA
- PENERAPAN PENGAWASAN ADMINISTRATIF DAN
ENJINIRING
TERHADAP BAHAYA
- TATA LETAK FASILITAS (CONTROL ROOM, BENGKEL DAN
LAIN-LAIN)
- FAKTOR SUMBER DAYA MANUSIA (HUMAN FACTORS)
- EVELUASI KUALITATIF ATAS KEGAGALAN PENGAWASAN
YANG
BERDAMPAK
BAGI
KESEHATAN
DAN
KESELAMATAN
KERJA DITEMPAT KERJA
32

1.2.3 TIM ANALISIS

ANALISIS BAHAYA PROSES HARUS DILAKSANAKAN OLEH
TIM BERPENGALAMAN DALAM BIDANG OPERASI,
ENJINIRING DAN PROSES YANG SPESIFIK. PALING TIDAK,
SALAH SATU ANGGOTA TIM TELAH BERPENGALAMAN
DALAM PELAKSANAAN ANALISA BAHAYA PROSES

1.2.4 TEMUAN DAN REKOMENDASI

SELURUH TEMUAN DAN HASIL REKOMENDASI DARI
KEGIATAN ANALISA BAHAYA PROSES SEHARUSNYA
DITINDAKLANJUTI
PADA
WAKTUNYA
DAN
DIDOKUMENTASIKAN SEHINGGA BERMANFAAT DIMASA
YANG AKAN DATANG

33

1.3. KETERPADUAN MEKANIK (MECHANICAL INTEGRITY)

KETERPADUAN MEKANIK/ MECHANICAL INTEGRITY DISINI

MENCAKUP SEPANJANG USIA FASILITAS, DIMULAI SAAT
AWAL
PEMBANGUNANNYA
HINGGA
MASA
PENGGUSURANNYA.
KETERPADUAN
MEKANIK/
MECHANICAL
INTEGRITY
DIARAHKAN UNTUK MENJAMIN SISTEM SECARA UTUH
DIMANA KANDUNGAN MATERIAL YANG BERBAHAYA
(HAZARDOUS MATERIALS) DAPAT DIKELOLA SEPANJANG
USIA FASILITAS TERSEBUT.
HAL-HAL POKOK DALAM MECHANICAL INTEGRITY ADALAH
SEBAGAI BERIKUT :
- PROSEDUR PEMELIHARAAN
- PELATIHAN KARYAWAN PEMELIHARAAN
- QUALITY ASSURANCE
- INSPEKSI DAN PENGUJIAN PERALATAN, TERMASUK
PEMELIHARAAN PREDIKTIF DAN PREVENTIF SERTA
RELIABILITY ENGINEERING
34

a. PROSEDUR PEMELIHARAAN
PROSEDUR PEMELIHARAAN TERTULIS HARUS TELAH
DISIAPKAN DAN DITERAPKAN UNTUK MENJAMIN
INTEGRITAS PERALATAN PROSES YANG ADA
b. PELATIHAN KARYAWAN PEMELIHARAAN
HAL INI UNTUK MENJAMIN BAHWA PEMELIHARAAN
PERALATAN PROSES HARUS DISETIFIKASI SESUAI
KEBUTUHAN
CODE/
STANDARD
DAN
DALAM
PELATIHANNYA MENCAKUP UNSUR SEBAGAI BERIKUT :
- GARIS BESAR (OVERVIEW) PROSES DAN BAHAYANYA
- PROSEDUR TERAPAN UNTUK PENUGASAN KARYAWAN

35

C. QUALITY ASSURANCE
TERUTAMA DALAM KEGIATAN KONSTRUKSI PERALATAN
BARU, MAKA HARUSLAH DILAKUKAN SEBAGAI BERIKUT :
- FABRIKASI SESUAI DENGAN PROSES YANG AKAN
DIPERGUNAKAN
- PEMERIKSAAN, INSPEKSI DAN PEMASANGAN HARUS
SESUAI
DENGAN SPESIFIKASI RANCANGANNYA DAN BUKU
PETUNJUK MANUFAKTURER
- MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN MATERIAL,
SUKUCADANG
DAN PERALATAN YANG SESUAI DENGAN SPESIFIKASI
RANCANGANYA
- DIDIRIKAN PADA LOKASI YANG TEPAT

36

D. INSPEKSI DAN PENGUJIAN PERALATAN

PELAKSANAAN PROGRAM INSPEKSI DAN PENGUJIAN
PERALATAN HARUS MENCAKUP :
- PENERAPAN REKAYASA SECARA BAIK DAN SESUAI
DENGAN
REKOMENDASI DARI MANUFAKTURER
- MENYIAPKAN DOKUMENTASI HASIL INSPEKSI DAN
PENGUJIAN
- MEMBUAT PROSEDUR UNTUK MEMPERBAIKI
KELEMAHAN/
KEKURANGAN ATAU PENGOPERASIAN DILUAR
KETENTUAN
BATASAN YANG DIPERKENANKAN.

37

UNTUK EFEKTIFITAS PENERAPANNYA MAKA KEGIATAN YANG

MENYANGKUT PROGRAM KWALITAS DAN KETERPADUAN
MEKANIK INI , YANG PERLU DIYAKINKAN KETERPADUAN
MEKANIKNYA
TERUTAMA
ADALAH
PERALATAN
YANG
BERSIFAT KRITIS.
ADAPUN PERALATAN KRITIS TERSEBUT ANTARA LAIN :
- PRESSURE VESSEL DAN TANKI PENAMPUNGAN
- SISTEM PERPIPAAN (TERMASUK KOMPONEN PIPA :
KERANGAN)
- SISTEM PENGHENTIAN DARURAT (EMERGENCY
SHUTDOWN)
- CONTROLS, TERMASUK PERANGKAT MONITORING, SENSOR,
ALARM DAN INTERLOCK
- POMPA-POMPA

38

1.4. PENELAAHAN KESELAMATAN KERJA AWAL OPERASI

(PRE STARTUP SAFETY REVIEW)

DENGAN PENELAAHAN KESELEMATAN KERJA AWAL

OPERASI PRE STARTUP SAFETY REVIEW, AKAN DILAKUKAN
PEMERIKSAAN AKHIR (FINAL CHECK POINT) PADA
PERALATAN BARU ATAUPUN YANG SUDAH DIMODIFIKASI,
UNTUK MENJAMIN BAHWA SELURUH ELEMEN MANAJEMEN
KESELAMATAN PROSES (MKP) TELAH DAPAT DIPENUHI

39

ADA 4 LANGKAH POKOK DALAM KEGIATAN PENELAAHAN

- BAHWA FASILITAS FISIK TELAH BENAR-BENAR SESUAI
KESELAMATAN KERJA AWAL OPERASI (PRE STARTUP SAFETY
DENGAN
REVIEW), YAITU :
SPESIFIKASI RANCANGAN DAN PEMASANGANNYA TELAH
SESUAI
DENGAN REKOMENDASI MANUFAKTURER.
- BAHWA SELURUH ELEMEN MANAJEMEN KESELAMATAN
PROSES
(MKP) TELAH DITERAPKAN SECARA MEMADAI ANTARA LAIN
DALAM
ASPEK KESELAMATAN KERJA, OPERASI, PEMELIHARAAN DAN
PROSEDUR KEADAAN DARURAT.
- BAHWA UNSUR DARI ASPEK KESELAMATAN KERJA KESEHATAN
DAN
LINDUNGAN LINGKUNGAN TELAH DIAMATI DENGAN MEMAKAI
DAFTAR PERIKSA YANG TEPAT.
- BAHWA DARI UPAYA PENAKARAN DAN HASIL KESIMPULAN
DAPAT
DINYATAKAN BAHWASANYA FASILITAS TERSEBUT AMAN
UNTUK
DIOPERASIKAN (START-UP)
40
- SELEKSI TENDER (PRE-BID SELECTION PROCESS)

2. KESELAMATAN KERJA.
2.1 KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR (CONTRACTORS)
BANYAK KONTRAKTOR YANG BEKERJA DALAM
KEGIATAN UNIT PROSES. UNTUK ITU PIHAK
PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN JASA
KONTRAKTOR HARUS MELAKUKAN SELEKSI YANG
DIDASARKAN ATAS . UNTUK ITU PIHAK PERUSAHAAN
YANG MENGGUNAKAN JASA KONTRAKTOR HARUS
MELAKUKAN SELEKSI YANG DIDASARKAN ATAS BAGAI
FAKTOR, TERMASUK KINERJA PIHAK KONTRAKTOR
TERSEBUT DALAM HAL PENGENDALIAN BAHAYA,
PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM KESELAMATAN
KERJA DAN DATA-DATA KECELAKAAN YANG PERNAH
DIALAMI.
PERSYARATAN KESELAMATAN KERJA HARUS
DIMASUKKAN DALAM KEGIATAN-KEGIATAN KONTRAK,

41

SECARA GARIS BESAR PERAN PERUSAHAAN DAN

KONTRAKTOR DALAM UPAYA PENERAPAN MANAJEMEN
KESELAMATAN PROSES (MKP) ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
a. PENERAPAN MENAJEMEN KESELAMATAN PROSES
(MKP)
KETENTUAN YANG ADA DALAM MANAJEMEN
KESELAMATAN PROSES (MKP) BERLAKU BAGI
SELURUH KONTRAKTOR YANG MENANGANI
PEKERJAAN PEMELIHARAAN PERBAIKAN,
TURNAROUND, PEKERJAAN RENOVASI BESAR ATAU
PEKERJAAN YANG BERSIFAT KHUSUS SPESIAL.
KEGIATAN KONTRAKTOR SEPERTI PELAKSANA
KEBERSIHAN KANTOR, PELAYANAN MAKAN DAN
MINUM KARYAWAN, TIDAK TERMASUK DALAM
KEGIATAN PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN
PROSES (MKP)
42

b. TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA PERUSAHAAN

TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANTARA LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
- MENGADAKAN EVALUASI MENGENAI UPAYA DAN HASIL
UNJUK KERJA KONTRAKTOR DIBIDANG KESELAMATAN
KERJA
DAN DIJADIKAN ACUAN DALAM PENYUSUNAN
PEMILIHAN
PROGRAM PELATIHAN.
- MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA KONTRAKTOR
MENGENAI
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN, PELEDAKAN DAN
BAHAYA
PENYEBARAN GAS BERACUN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN
PROSES PEKERJAAN.
- MENJELASKAN KEPADA KONTRAKTOR MENGENAI
LANGKAH/
TINDAKAN TERENCANA DALAM KEADAAN DARURAT
(EMERGENCY ACTION PLAN)
- MELAKSANAKAN CARA KERJA AMAN (SAFE WORK

43

c. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR ANTARA LAIN SEBAGAI
BERIKUT :
- MEYAKINKAN BAHWA BAHWA SETIAP KARYAWAN TELAH
MENGIKUTI PELATIHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAANNYA UNTUK MENDAPATKAN CARA KERJA YANG
AMAN
- MEYAKINKAN BAHWA SETIAP KARYAWAN TELAH MENERIMA
PETUNJUK TENTANG POTENSI BAHAYA KEBAKARAN,
PELEDAKAN ATAU PENYEBARAN GAS BERACUN PADA
KEGIATAN PROSES DAN MENGETAHUI ATURAN/ TATA TERTIB
ACARA DALAM KEADAAN DARURAT
- MEMPERHATIKAN CATATAN PELATIHAN TERHADAP PEGAWAI
KONTRAKTOR
- MEMPERHATIKAN BAHWA SETIAP KARYAWAN TELAH
MEMATUHI KETENTUAN PENERAPAN ASPEK KESELAMATAN
KERJA
- MEMPERHATIKAN BAHWA SETIAP KARYAWAN TELAH
MEMATUHI KETENTUAN KESELAMATAN KERJA, TERMASUK
TATA CARA BEKERJA DENGAN AMAN (THE SAFE WORK
PRACTICES)

44

2.2 IJIN KERJA PANAS & CARA KERJA AMAN

( HOT WORK PERMIT & SAFE WORK PRACTICE)
PEDOMAN PELAKSANAAN INI HARUS DIBERLAKUKAN
UNTUK PEKERJAAN PANAS DAN PRAKTEK KERJA AMAN,
SEPERTI : KERJA DINGIN, KERJA MASUK RUANGAN
TERBATAS, KERJA LISTRIK INSTRUMEN, KERJA RADIASI,
KERJA PENGGALIAN ATAU PERGERAKAN ALAT BERAT
SEHINGGA DAPAT MEMBANTU PARA PENGAWAS DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN SEHINGGA
PEKERJAAN PANAS DAN KERJA YANG MEMPUNYAI
RESIKO TINGGI LAINNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN
AMAN

45

2.3 PROSEDUR OPERASI (OPERATING PROCEDURES)

DALAM PROSEDUR OPERASI INI HARUS DAPAT
MEMBERIKAN PENGERTIAN SECARA JELAS DARI
RINCIAN PARAMETER DAN BATASAN OPERASI YANG
MERUPAKAN KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI BAGI
FIHAK YANG MELAKUKAN TUGAS MENJALANKAN
(MENGOPERASIKAN) SUATU PROSES

46

PROSEDUR OPERASI MERUPAKAN CATATAN DOKUMEN DISETIAP

PROSES SERTA DIHARAPKAN SELALU DAPAT DISESUAIKAN DENGA
KEADAAN YANG MUTAHIR.
ADAPUN PROSEDUR OPERASI HENDAKNYA MENCAKUP HAL-HAL
SEBAGAI BERIKUT :

a. TAHAP OPERASI TERDIRI ATAS

:- CARA MENGHIDUPKAN UNIT PROSES (INITIAL START-UP)
- CARA MENJALANKAN UNIT PROSES DALAM KEADAAN
NORMAL OPERASI
- PENGOPERASIAN DARURAT (TEMPORARY OPERATIONS)
- PENYETOPAN UNIT PROSES SECARA AMAN DALAM
KEADAAN
DARURAT (EMERGENCY SHUTDOWN)
- PENGOPERASIAN UNIT PROSES DALAM KEADAAN
DARURAT
(EMERGENCY OPERATIONS)
- PENYETOPAN UNIT PROSES DALAM OPERASI NORMAL
(NORMAL
SHUTDOWN)
- MENGHIDUPKAN UNIT PROSES SETELAH PERBAIKAN ATAU 47

b. BATASAN OPERASI (OPERATING LIMITS) :

DALAM PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASI HARUS
DICANTUMKAN BATASAN OPERASI, DISERTAI KETERANGAN
MENGENAI KONSEKWNSI KEMUNGKINAN AKAN TERJADINYA
PENYIMPANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS
DIAMBIL UNTUK MENGATASI, MEMPERBAIKI KEADAAN
TERSEBUT ATAU UPAYA UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA
PENYIMPANGAN

48

c. PERTIMBANGAN KESEHATAN & KESELAMATAN :

PROSEDUR HARUS MENCAKUP HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :
- DATA SIFAT DAN BAHAYA YANG TERKANDUNG DALAM
BAHAN
KIMIA YANG DIPAKAI DALAM PROSES
- TINDAKAN PENCEGAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
MENGHINDARI PEMAPARAN
- UPAYA PENGENDALIAN YANG HARUS DILAKUKAN APABILA
TERJADI KONTAK FISIK ATAU BILA TERJADI PEMAPARAN
PENCEMARAN DIUDARA
- PENGENDALIAN KUALITAS BAHAN BAKU DAN
PENGAWASAN
JUMLAH PERSEDIAAN DARI BAHAN KIMIA YANG
BERBAHAYA
DAN BERACUN
- HAL KHUSUS YANG BERKAITAN DENGAN BAHAYA YANG
TERTENTU
49

d. PERUBAHAN
PROSEDUR HARUS DAPAT MENGKAJI UNTUK MENUNJUKKAN
CARA PENERAPANNYA DALAM OPERASI, TERMASUK BILA
TERJADI PERUBAHAN OLEH ADANYA :
- PERUBAHAN PROSES KIMIA
- PERUBAHAN TEKNOLOGI
- PERUBAHAN PERALATAN
- PERUBAHAN FASILITAS

50

e. PENERAPAN KESELAMATAN KERJA

PENERAPAN KESELAMATAN KERJA BAGI KARYAWAN DAN
KONTRAKTOR HARUS MENCAKUP :
- PROSEDUR PENGAMANAN DENGAN KUNCI DAN LABEL
(LOCKOUT/ TAGOUT)
- IZIN MASUK RUANG TERTUTUP TERBATAS
- IZIN MEMBUKA PERALATAN PROSES PERPIPAAN
- PENGAWASAN KARYAWAN YANG MASUK KEDALAM
FASILITAS
LINGKUNGAN OPERASI, OLEH KARYAWAN PEMELIHARAAN,
TENAGA KONTRAKTOR, LABORATORIUM ATAU TENAGA
BANTU
- SEDANGKAN
LAINNYA. IZIN KERJA KERJA HARUS MENDAPAT

PERHATIAN,
TERUTAMA PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA PANAS DAN SURAT
IZIN MEMASUKI RUANG TERTUTUP TERBATAS HARUS
MEMILIKI
PROSEDUR YANG JELAS.
51

DALAM SISTEM DAN FORMULIR IZIN PANAS INI HARUS

BERISI :
- TANGGAL SAAT IZIN KERJA PANAS DIPERKENANKAN
- URAIAN PEKERJAAN TENTANG SASARAN PELAKSANAAN
KERJA
PANAS TERSEBUT
- PENYIMPANAN BERKAS IZIN KERJA PANAS DALAM FILE
HINGGA
PEKERJAAN TERSEBUT SELESAI DILAKSANAKAN
- TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK MEMBATASI SEBARAN
BUNGA
API
- TINDAKAN PENCEGAHAN KEBAKARAN, TERMASUK
DIPERLUKAN
PERTUGAS/ PENJAGA API ATAU FIRE WATCHER
- IZIN KERJA PANAS, DIKELUARKAN OLEH PETUGAS YANG
DIBERI
WEWENANG OLEH PIMPINAN PERUSAHAAN

52

2.4 PELATIHAN (TRAINING)

PELATIHAN MERUPAKAN HAL YANG SANGAT PENTING
BAGI KARYAWAN UNIT PROSES KARENA MERUPAKAN
SYARAT UTAMA UNTUK DAPAT MENGOPERASIKAN UNIT
PROSES SECARA AMAN.
MATERI YANG PERLU DIBERIKAN PADA KARYAWAN UNIT
PROSES MELIPUTI :
- URAIAN PROSES
- PROSEDUR-PROSEDUR OPERASI
- BAHAYA-BAHAYA KHUSUS DI UNIT PROSES YANG
DITANGANI
- PROSEDUR KERJA AMAN
- TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT, TERMASUK
PENYETOPAN UNIT PROSES SECARA AMAN DAN
TINDAKAN
PENYELAMATAN (EMERGENCY RESPONS INCLUDING
SHUTDOWN AND AVECUATION)
53

PROGRAM PELATIHAN YANG DIBERIKAN BAGI

KARYAWAN UNIT PROSES MELIPUTI :

a. PELATIHAN AWAL (INITIAL TRAINING) :

PELATIHAN AWAL DIBERIKAN PADA SETIAP
KARYAWAN OPERATOR BARU, TERUTAMA
PELATIHAN YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK
TERAPAN DAN ASPEK KESELAMATAN YANG
BERGUNA UNTUK KEPENTINGAN TUGASNYA.
SEPERTI YANG TERCANTUM DALAM PROSEDUR
OPERASI

54

b. PELATIHAN PENYEGARAN (REFRESHER TRAINING) :

PELATIHAN PENYEGARAN PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN,
DIMANA MATERI MAUPUN JADWAL PELATIHAN YANG AKAN
DIBERIKAN MERUPAKAN HASIL PEMBAHASAN ATAU TELAH
DIBICARAKAN ANTARA BAGIAN PELATIHAN DENGAN BAGIAN
OPERASI TERKAIT DIMANA KARYAWAN BERSANGKUTAN
BEKERJA.
ADAPUN FREKWENSI PELATIHAN PENYEGARAN, AGAR
DIATUR PALING TIDAK DILAKSANAKAN SETIAP 3 (TIGA)
TAHUN

55

c. PENCATATAN (RECORDS) DOKUMENTASI PELATIHAN

KEGIATAN PELATIHAN TERSEBUT DIATAS TADI (PELATIHAN
AWAL DAN PELATIHAN PENYEGARAN) HARUS BERISI
KETERANGAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :
- IDENTITAS KARYAWAN
- TANGGAL PELAKSANAAN PELATIHAN
- CATATAN TANTANG KECAKAPAN KEMAMPUAN
KARWYAWAN DALAM PELATIHAN

56

2.5 PARTISIPASI KARYAWAN (EMPLOYEE

PARTICIPATION)

SUKSESNYA OPERASI SUATU PROSES DITENTUKAN

OLEH UNSUR MANUSIA YANG MENJALANKAN SEPERTI :
PEKERJA/ OPERATOR, PENGAWAS DAN JAJARAN
MANAJEMEN. UNTUK ITU KETERTIBAN SELURUH
KARYAWAN AKAN MENENTUKAN KEBERHASILAN
KEGIATAN MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES (MKP)

57

CONTOH-CONTOH PARTISIPASI KARYAWAN DALAM

PELAKSANAAN MENEJEMEN KESELAMATAN PROSES (MKP)
ANTARA LAIN :
RAPAT KEGIATAN OPERASI (SAFETY MEETING), PEMERIKSAAN
KEGIATAN PROYEK (PROJECT REVIEW), PENYELIDIKAN
KECELAKAAN (INCIDENT INVESTIGATION), PEMAHAMAN
PROSEDUR-PROSEDUR KERJA AMAN (SAFE WORK
PROCEDURE), ANALISA BAHAYA-BAHAYA PROSES (PROCESS
HAZARD ANALYSIS). MANAJEMEN PERUBAHAN (MANAGEMEN
OF CHANGE), IDENTIFIKASI BAHAYA/ SARAN-SARAN
KESELAMATAN KERJA (HAZARD IDENTIFICATION SFAETY
SUGGESTION), KOMITE KESELAMATAN KERJA (SAFETY
COMMITTEE), LATIHAN PENANGGULANGAN KEADAAN
DARURAT (EMERGENCY DRILLS).
SELURUH KAGIATAN PERTISIPASI KARYAWAN DALAM
PELAKSANAAN MANAJEMEN KESELAMATAN PROSES (MKP)
TERSEBUT PERLU DIDOKUMENTASIKAN

58

3. MANAJEMEN
3.1 MANAJEMEN PERUBAHAN
(MANAGEMENT OF CHANGE)
PERUBAHAN FASILITAS DILAPANGAN WALAUPUN
BAGAIMANA KECILNYA DAPAT SAJA MENIMBULKAN
SUATU BENCANA YANG DAHSYAT. MANAJEMEN
PERUBAHAN INI DITUJUKAN AGAR DALAM
PENGELOLAAN PERUBAHAN-PERUBAHAN TERSEBUT
DILAKSANAKAN SESUAI ATAU KONSISTEN DENGAN
DOKUMEN TEKNOLOGI PROSES, DIMANA PERLU
DILAKUKAN KAJIAN YANG SEKSAMA DAN MENDAPAT
PERSETUJUAN YANG BERWENANG BERKENAAN
DENGAN MODIFIKASI TERSEBUT. TETAPI BUKAN UNTUK
KEGIATAN PENGGANTIAN YANG PERSIS SAMA
(REPLACEMENT-IN-KIND)
59

BEBERAPA BENTUK FASE FORMULIR YANG PERLU

DIKEMBANGKAN UNTUK KEPERLUAN MANAJEMEN
KESELAMATAN PROSES (MKP) TERSEBUT, MENCAKUP
HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT :
- DISKRIPSI DAN TUJUAN PERUBAHAN
- BASIS TEKNIK ATAS PERUBAHAN
- DAMPAK PERUBAHAN TERHADAP KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
- EVALUASI BAHAYA (HAZARD EVALUATION)
- PERSETUJUAN DAN KEWENANGAN (BAGI SETIAP
BENTUK
PERUBAHAN)
- PROSEDUR PERUBAHAN YANG MENYANGKUT BIDANG :
OPERASI, PEMELIHARAAN, INSPEKSI/ TESTING
- PEMUTAKHIRAN P & ID (BILA PERLU)
- PEMUTAKHIRAN KLASIFIKASI ELECTRICAL AREA (BILA
PERLU)
- PEMUTAKHIRAN INFORMASI DAN JALUR KOMUNIKASI
- PENELAAHAN KESELAMATAN KERJA AWAL OPERASI
(PRE-

60

3.2 RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

(EMERGENCY PLANNING AND RESPONSE)
- RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
UNTUK
MENANGGULANGI TUMPAHAN BESAR DAN KECIL
- KECELAKAAN-KECELAKAAN KHUSUS UNTUK SETIAP
LOKASI
- FASILITAS PENANGULANGAN KEBAKARAN/ KESIAGAAN
PERALATAN
- KOORDINASI DENGAN MASYARAKAT DAN INDUSTRI
SEKITAR/ PETUGAS-PETUGAS YANG TERLIBAT
- INVENSTASI SEMUA KEADAAN DARURAT YANG
TIMBUL
DALAM OPERASI KILANG, PROSEDUR DALAM
MENANGGULANGI KEADAAN DARURAT

61

SELANJUTNYA LAPORAN DARI HASIL PENYELIDIKAN

KECELAKAAN TERSEBUT, PALING TIDAK MEMUAT
KETERANGAN SEBAGAI BERIKUT :
- TANGGAL KEJADIAN KECELAKAAN
- TANGGAL PELAKSANAAN PENYELIDIKAN
- URAIAN KEJADIAN KECELAKAAN
- FAKTOR YANG TURUT MEMUNGKINKAN TERJADINYA
INSIDEN
- REKOMENDASI, FAKTOR, MANAJEMEN
KESELAMATAN
PROSES (MKP) MANA YANG PERLU DITINGKATKAN /
DIPERKUAT
62