Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

Irene Trisya Maghfira


Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pertambangan
(SMKP) Terhadap Sumber Daya Manusia Di Pit Muara Tiga Besar, PT. Bukit
Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Irene Trisya Maghfira
1704108010038

Pembimbing I Pembimbing II

Febi Mutia, S.T., M.Sc Dr. T Andika Rama Putra, ST, M. Sc


NIP. 19870204 201903 2 011 NIP. 19720925 199903 1 002

Pembahas I Pembahas II
Yeossi Oktarini, S.T., M.T Moehammad Ediyan Raza Kamel, B.Sc(Huns), M.Si
NIP. 19891010 201692101 NIP. 19890226 201903 1 006
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
OUTLINE

01 02 03
PENDAHULUAN TINJAUAN METODOLOGI
PUSTAKA PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Bukit Asam merupakan perusahaan pertambangan yang bergerak
dibidang penambangan batubara, perusahaan ini dikelola oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pertambangan merupakan salah satu industri dengan
risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Oleh karena itu, setiap bidang
pengerjaannya terdapat aturan-aturan yang wajib diterapkan oleh semua
perusahaan tambang yang beroperasi di indonesia. Sistem ini disusun
menjadi satu kesatuan yang disebut dengan Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja Pertambangan (SMKP).
RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana efektivitas penerapan SMKP dapat


mengurangi risiko kecelakaan kerja?
2.Bagaimana peran SMKP terhadap
penanggulangan kecelakaan dan meminimalisir
dampaknya?
3.Bagaimana penerapan SMKP memberi
dampak terhadap kinerja sumber daya
manusia?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui efektivitas SMKP dalam mengurangi risiko


kecelakaan di Pit. Muara Tiga Besar, PT. Bukit Asam,
Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
2. Untuk mengetahui peran penting SMKP dalam
menanggulangi kecelakaan dan meminimalisir dampaknya di
Pit. Muara Tiga Besar, PT. Bukit Asam, Tanjung Enim,
Sumatera Selatan.
3. Untuk mengetahui dampak penerapan SMKP terhadap
kinerja sumberdaya manusia di Pit. Muara Tiga Besar, PT.
Bukit Asam, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
(SMKP)

Sistem manajemen keselamatan dan Sistem ini merupakan bagian dari


kesehatan kerja adalah kebijakan nasional sistem manajemen perusahaan
sebagai pedoman perusahaan untuk secara keseluruhan dalam rangka
penerapan K3 yaitu keselamatan dan pengendalian risiko keselamatan
kesehatan kerja yang merupakan kegiatan pertambangan. SMKP bermanfaat
untuk menjamin dan melindungi sebagai pedoman untuk
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja menjalankan operasional
melalui upaya pencegahan kecelakaan perusahaan pertambangan dan
kerja dan penyakit akibat kerja (PP No. 50 mendukung agar kegiatan kerja
Tahun 2012). aman dan nyaman.
TUJUAN PENERAPAN SMKP

1. Meningkatkan efektivitas keselamatan


pertambangan yang terencana,terukur,ter
struktur dan terintegrasi
2. Mencegah kecelakaan tambang,penyakit
akibat kerja dan kejadian berbahaya
3. Menciptakan kegiatan operasional tambang
yang aman.efisien dan produktif
4. Menciptakan tempat kerja yang
aman,sehat,nyaman dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas
PROSEDUR OPERASI STANDAR PENERAPAN SMKP

Kebijakan Penyusunan kebijakan

Isi kebijakan
Penetapan kebijakan
Komunikasi kebijakan
Tinjauan kebijakan

Perencanaan Hasil penelaahan awal


Manajemen risiko
Identifikasi dan kepatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Penetapan tujuan, sasaran dan program
Rencana kerja, anggaran dan biaya
Penyusunan dan penetapan struktur organisasi, tugas,
Organisasi dan personel tanggung jawab dan wewenang
Penunjukkan KTT
Penunjukkan PJO
Pembentukan dan penetapan bagian K3
dan KO pertambangan
Penunjukkan pengawas operasional
pertambangan dan pengawas teknik
Pembentukan dan penetapan komite
keselamatan pertambangan
pembentukan tim tanggap darurat
Seleksi dan penempatan personel
Penyelenggaraan dan pelatihan serta kompetensi
kerja
Penyusunan, penetapan dan penerapan
komunikasi keselamatan pertambangan
IMPLEMENTASI Pelaksanaan pengelolaan operasional
pelaksanaan pengelolaan lingkungan kerja
Pelaksanaan pengelolaan kesehatan kerja
Pelaksanaan pengelolaan KO pertambangan
Pengelolaan bahan peledak dan peledakan
Penetapan sistem perancangan dan rekayasa
Penetapan sistem pembelian
Pemantauan dan pengelolaan perusahaan jasa pertambangan
Pengelolaan keadaan darurat
Penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan

Pelaksanaan keselamatan diluar pekerjaan


Pemantauan, evaluasi dan Pemantauan dan pengukuran kinerja
tindak lanjut
Inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan
Evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya yang terkait
Hasil laporan dari penyelidikan kecelakaan, kejadian
berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja dan data
rekaman penyakit tenaga kerja
Evaluasi pengelolaan administrasi keselamatan
pertambangan
Audit internal penerapan SMKP minerba
Rencana perbaikan dan tindak lanjut
DOKUMENTASI Penyusunan manual SMKP
Pengendalian dokumen

Pengendalian rekaman
Penetapan jenis dokumen dan rekaman

TINJAUAN MANAJEMEN DAN Hasil dari tindak lanjut dapat digunakan menjadi
PENINGKATAN KERJA dasar manajemen
Tinajuan manajemen dipimpin oleh manajemen
tertinggi pemegang izin

Dilakukan secara berkala paling kurang 1 (satu)


tahun sekali dan hasilnya didokumentasikan.
KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja Hal penting dalam penerapan keselamatan kerja


dibuat dan dilaksanakan untuk
mencegah kecelakaan,
Pencegahan Peringatan Pengawasan APD
kejadian berbahaya, kebakaran
kecelakaan
dan kejadian lain yang
berbahaya serta menciptakan Label
Rambu
budaya keselamatan kerja Pelatihan
(Kepmen ESDM 1827
K/30/MEM/2018). Pemakaian warna
KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja merupakan suatu bidang ilmu yang


penerapannya untuk meningkatkan kualitas hidup
tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan.
Kesehatan di lingkungan kerja merupakan salah satu
faktor penentu produksi dapat berjalan dengan baik.
Tenaga kerja yang sehat secara jasmani dan rohani
dapat bekerja dengan efektif dan pekerja yang sehat
memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih
baik bila dibandingkan dengan pekerja yang
terganggu kesehatannya.
Fungsi dari keselamatan kerja

1. Melakukan identifikasi terhadap resiko kesehatan


di tempat kerja
2. Mengelola tindakan P3K dan tindakan darurat
3. Merancang desain pengendalian bahaya, metode
penerapannya, prosedur pelaksanaan dan
program kerja
4. Menerapkan desain pengendalian bahaya dan
program kerja yang sudah dirancang
5. Melakukan survei kesehatan kerja kepada para
pekerja
6. Meninjau kembali keefektifan desain pengendalian
bahaya yang sudah di terapkan
KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang


terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk kecelakaan kerja yang terjadi
dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya.
(Permenaker No. 7 tahun 2017 Tentang
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Indonesia).
Kriteria Terjadinya Kecelakaan Kerja Tambang

1. Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak


direncanakan dan tanpa unsur kesengajaan
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang
yang diberi izin oleh kepala teknik tambang (KTT)
atau penanggungjawab teknik dan lingkungan
(PTL)
3. Akibat usaha kegiatan pertambangan atau
pengolahan dan/atau pemurnian atau akibat
kegiatan penunjang lainnya
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha
pertambangan.
Berdasarkan PERMENAKER No.03/MEN/1998
tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan terdapat standar perhitungan statistik
angka kecelakaan kerja.

Severity Rate
Frequency Rate
(SR)
(FR)

FR = Jumlah SR = Jumlah
Korban Hari yang
Kecelakaan / Hilang / Jumlah
Jumlah Jam Kerja Jam Kerja Per
Per Orang X orang X
1.000.000 1.000.000
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

TEMPAT PENELITIAN ALAT YANG DIGUNAKAN


WAKTU PENELITIAN

PT. Bukit Asam 1. Kamera ponsel


±2 Bulan
(Persero) Tbk, 2. Laptop
Tanjung Enim,
3. Software microsoft
Sumatera Selatan.
word
DATA PRIMER
BAHAN YANG DIGUNAKAN DATA SEKUNDER

1. Data jumlah accident


1. Data K3 selama penelitian 1. Data kecelakaan yang
perusahaan 2. Dokumentasi alat-alat pernah terjadi
2. Data jumlah 3. Wawancara dengan 2. Data jumlah pekerja
pekerja pekerja 3. Data kelengkapan APD
3. Jam kerja dan
pergantian shift
Skema Prosedur Penelitian

Mulai

Rumusan Masalah

Studi Pustaka

Analisis Data
Data Primer Data Sekunder
1. Wawancara 1. Data kecelakaan
dengan pekerja yang pernah terjadi Pengolahan Data
2. Mengamati 2. Data jumlah pekerja
kegiatan pekerja 3. Data kelengkapan
3. Mengamati sistem APD
keamanan Kesimpulan
dilingkungan kerja
Matriks Holistic Evaluasi SOP
Implemeantasi SMKP SMKP

Data Sekunder

Data Primer 1. Data jumlah pekerja Evaluasi


2. Data kecelakaan yang pernah
1. Wawancara dengan pekerja
terjadi
Contoh kuesioner wawancara: 3. Pembagian jam kerja
4. Data kelengkapan APD
a) Saya merasa lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan pekerjaan
setelah penerapan SMKP.
b) Dengan diterapkannya SMKP saya mempu bekerja lebih maksimal.
c) Sebagai pekerja saya merasa penerapan SMKP memberikan dampak

Standar referensi dan konfirmasi


positif terhadap kinerja pekerja.

2. Mengamati kegiatan para pekerja

d) poin pengamatan:Kelengkapan APD selama drilling, blasting,

Validasi
loading, hauling dan dumping.

e) Kedisiplinan karyawan dalam menerapkan SMKP di semua kegiatan


drilling, blasting, loading, hauling dan dumping.

3. Mengamati sistem keamanan lingkungan kerja tambang

f) Mengamati sistem monitoring yang digunakan


g) Mengamati bagaimana proses pengangkutan dilakukan.

Efektif Peran Dampak


A

Positif Negative

Efektif Peran Dampak

Standar referensi dan konfirmasi


Validasi
Positif Negative

Efektif Peran Dampak

Positif Negative

Yes No
A

Solusi
Clausa

internal K3
Analisis audit

Validasi

Standar referensi dan konfirmasi


KUESIONER PENELITIAN

Struktur Pertanyaan SS S TS STS


faktor
Motivasi Saya akan bekerja lebih
personal man lagi bila manajemen
untuk mendengarkan pendapat
bertingkah saya dan pekerja lain.
laku
Saya akan bekerja lebih
selamat.
aman bila saya
mendapatkan pelatihan
mengenai penerapan
SMKP lebih sering.
Saya akan bekerja lebih
aman lagi bila rekan
kerja yang lain lebih
mendukung budaya
SMKP.
Praktik keselamatan yang Saya mendapat pelatihan kerja        
positif. yang cukup di tempat kerja
saya.
Pihak manajemen di tempat        
kerja saya memperhatikan
keselamatan pekerjanya, sama
seperti memperhitungkan
keuntungan perusahaan.

Setiap orang bekerja dengan        


hati-hati di tempat kerja saya.
Justikasi resiko Ketika saya bekerja secara tidak        
aman, itu karena saya tidak
mendapatkan pelatihan yang
sesuai.
Ketika saya bekerja secara tidak        
aman itu karena saya tidak
memahami apa yang saya
lakukan.
Ketika saya bekerja tidak aman,        
itu disebabkan karena saya
harus menyelesaikan tugas saya
sesegera mungkin.
Fatalism SMKP akan berlaku sampai        
ada prioritas lain yang lebih
utama.
Jika saya terlalu cemas        
terhadap keselamatan kerja
setiap waktu, saya tidak akan
pernah selesai bekerja.
Saya tidak bisa berbuat apa-        
apa untuk meningkatkan SMKP
di tempat kerja.
Optimisme Suatu hal yang tidak mungkin        
bahwa saya akan tertimpa
kecelakaan karena saya adalah
orang yang berhati-hati.

Tidak semua kecelakaan dapat        


dihindari, beberapa orang
celaka karna sedang tidak
beruntung.
Orang-orang yang mengkuti        
prosedur K3 akan selalu
bekerja aman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai