Anda di halaman 1dari 17

Kisah Putri Duyung

Jauh... jauh... jauh... di dasar samudra, terdapat sebuah kerajaan bawah laut yang luar biasa
indah. Lengkap dengan kastil berhias mutiara dan raja duyung yang gagah. Raja duyung
memiliki putri duyung yang cantik jelita dan bersuara merdu. Namanya Putri Ariel.

Ariel adalah putri yang punya rasa ingin tahu besar. Ia ingin tahu soal dunia manusia, soal
kehidupan di permukaan laut dan soal kehidupan di atas daratan.

Pada suatu malam, ia menyelinap ke permukaan samudra dan melihat dunia di atas laut untuk
pertama kalinya. Kebetulan, saat itu sebuah kapal pesiar mewah melintas di hadapannya. Di
kapal itu, seorang pangeran tampan sedang merayakan ulang tahunnya. Dengan mata berbinar
takjub, Ariel mengamati kegembiraan mereka dari jauh.

Sayangnya, kegembiraan itu segera berubah. Badai hebat menerjang dan memadamkan lampu-
lampu kapal. KRAK! Kapal menabrak karang dan terbalik! Ariel bertindak cepat. Dengan gesit,
ia menyelamatkan sang Pangeran. Ia menarik Pangeran yang tak sadarkan diri ke sebuah pantai.
Ariel menyanyikan lagu untuknya. Pelan-pelan, Pangeran mulai siuman sambil mendengarkan
nyanyian itu. Namun, saat ia sepenuhnya sadar, Ariel telah kembali ke laut. Pangeran bertekad
untuk menemukan putri bersuara indah yang telah menyelamatkannya.

Setelah kejadian itu, hari-hari berlangsung seperti biasa di Kerajaan Bawah Laut. Namun tidak
bagi Ariel. Ia tak bisa berhenti memikirkan Pangeran dan dunia manusia yang dilihatnya. Di
balik bayang-bayang ganggang laut, si Penyihir Laut tersenyum licik. Ia tahu hati Ariel telah
terpikat pada Pangeran dari dunia manusia. Ia menawarkan mengubah ekor Ariel menjadi
sepasang kaki manusia. Sebagai gantinya, Ariel harus menyerahkan suaranya.

Jika dalam tiga hari Ariel berhasil merebut hati Pangeran, Ariel bisa menjadi manusia
selamanya. Namun jika gagal, Ariel akan berada di bawah kekuasaan Penyihir Laut! Tanpa pikir
panjang, Ariel setuju dengan perjanjian itu. Dalam sekejap mata, Ariel mendapati dirinya
terdampar di pantai, di dekat istana Pangeran. Ekor ikannya telah berubah menjadi sepasang
kaki.
Tak lama, Pangeran muncul dan menyapanya. Ariel yang kini bisu, tak bisa menjawab. Pangeran
lalu mengajak Ariel yang sebatang kara di dunia untuk tinggal di istana.

Meskipun tak bisa bicara, Ariel dan Pangeran segera menjadi akrab. Ariel sangat senang, tetapi
Penyihir Laut menjadi kesal. Ia ingin menguasai Ariel. Dengan sihirnya, Penyihir Laut
mengubah dirinya menjadi putri cantik. Ia pergi ke istana Pangeran sambil bernyanyi
menggunakan suara Ariel yang ia simpan.

Ketika mendengar nyanyian itu, Pangeran tertarik menemuinya. Penyihir Laut langsung
menyihir Pangeran. Seketika itu juga, Pangeran jadi melupakan Ariel. Kini ia jatuh cinta pada
Penyihir Laut dan melamarnya! Ariel sangat sedih.

Hewan-hewan laut teman Ariel tidak diam saja. Mereka berusaha menggagalkan pernikahan
Pangeran dan Penyihir Laut. Di tengah keributan, kerang tempat Penyihir Laut menyimpan suara
emas Ariel, terjatuh dan pecah. Suara Ariel kembali. Pangeran pun terbebas dari sihir. Usaha
Penyihir Laut menguasai putri kerajaan laut pun gagal. Ariel dan Pangeran kini hidup bahagia
bersama.
Kisah Putri Duyung

Jauh... jauh... jauh... di dasar samudra, terdapat sebuah kerajaan bawah laut yang luar biasa
indah. Lengkap dengan kastil berhias mutiara dan raja duyung yang gagah. Raja duyung
memiliki putri duyung yang cantik jelita dan bersuara merdu. Namanya Putri Ariel.

Ariel adalah putri yang punya rasa ingin tahu besar. Ia ingin tahu soal dunia manusia, soal
kehidupan di permukaan laut dan soal kehidupan di atas daratan.

Pada suatu malam, ia menyelinap ke permukaan samudra dan melihat dunia di atas laut untuk
pertama kalinya. Kebetulan, saat itu sebuah kapal pesiar mewah melintas di hadapannya. Di
kapal itu, seorang pangeran tampan sedang merayakan ulang tahunnya. Dengan mata berbinar
takjub, Ariel mengamati kegembiraan mereka dari jauh.

Sayangnya, kegembiraan itu segera berubah. Badai hebat menerjang dan memadamkan lampu-
lampu kapal. KRAK! Kapal menabrak karang dan terbalik! Ariel bertindak cepat. Dengan gesit,
ia menyelamatkan sang Pangeran. Ia menarik Pangeran yang tak sadarkan diri ke sebuah pantai.
Ariel menyanyikan lagu untuknya. Pelan-pelan, Pangeran mulai siuman sambil mendengarkan
nyanyian itu. Namun, saat ia sepenuhnya sadar, Ariel telah kembali ke laut. Pangeran bertekad
untuk menemukan putri bersuara indah yang telah menyelamatkannya.

Setelah kejadian itu, hari-hari berlangsung seperti biasa di Kerajaan Bawah Laut. Namun tidak
bagi Ariel. Ia tak bisa berhenti memikirkan Pangeran dan dunia manusia yang dilihatnya. Di
balik bayang-bayang ganggang laut, si Penyihir Laut tersenyum licik. Ia tahu hati Ariel telah
terpikat pada Pangeran dari dunia manusia. Ia menawarkan mengubah ekor Ariel menjadi
sepasang kaki manusia. Sebagai gantinya, Ariel harus menyerahkan suaranya.

Jika dalam tiga hari Ariel berhasil merebut hati Pangeran, Ariel bisa menjadi manusia
selamanya. Namun jika gagal, Ariel akan berada di bawah kekuasaan Penyihir Laut! Tanpa pikir
panjang, Ariel setuju dengan perjanjian itu. Dalam sekejap mata, Ariel mendapati dirinya
terdampar di pantai, di dekat istana Pangeran. Ekor ikannya telah berubah menjadi sepasang
kaki.
Tak lama, Pangeran muncul dan menyapanya. Ariel yang kini bisu, tak bisa menjawab. Pangeran
lalu mengajak Ariel yang sebatang kara di dunia untuk tinggal di istana.

Meskipun tak bisa bicara, Ariel dan Pangeran segera menjadi akrab. Ariel sangat senang, tetapi
Penyihir Laut menjadi kesal. Ia ingin menguasai Ariel. Dengan sihirnya, Penyihir Laut
mengubah dirinya menjadi putri cantik. Ia pergi ke istana Pangeran sambil bernyanyi
menggunakan suara Ariel yang ia simpan.

Ketika mendengar nyanyian itu, Pangeran tertarik menemuinya. Penyihir Laut langsung
menyihir Pangeran. Seketika itu juga, Pangeran jadi melupakan Ariel. Kini ia jatuh cinta pada
Penyihir Laut dan melamarnya! Ariel sangat sedih.

Hewan-hewan laut teman Ariel tidak diam saja. Mereka berusaha menggagalkan pernikahan
Pangeran dan Penyihir Laut. Di tengah keributan, kerang tempat Penyihir Laut menyimpan suara
emas Ariel, terjatuh dan pecah. Suara Ariel kembali. Pangeran pun terbebas dari sihir. Usaha
Penyihir Laut menguasai putri kerajaan laut pun gagal. Ariel dan Pangeran kini hidup bahagia
bersama.
Kisah Putri Duyung

Jauh... jauh... jauh... di dasar samudra, terdapat sebuah kerajaan bawah laut yang luar biasa
indah. Lengkap dengan kastil berhias mutiara dan raja duyung yang gagah. Raja duyung
memiliki putri duyung yang cantik jelita dan bersuara merdu. Namanya Putri Ariel.

Ariel adalah putri yang punya rasa ingin tahu besar. Ia ingin tahu soal dunia manusia, soal
kehidupan di permukaan laut dan soal kehidupan di atas daratan.

Pada suatu malam, ia menyelinap ke permukaan samudra dan melihat dunia di atas laut untuk
pertama kalinya. Kebetulan, saat itu sebuah kapal pesiar mewah melintas di hadapannya. Di
kapal itu, seorang pangeran tampan sedang merayakan ulang tahunnya. Dengan mata berbinar
takjub, Ariel mengamati kegembiraan mereka dari jauh.

Sayangnya, kegembiraan itu segera berubah. Badai hebat menerjang dan memadamkan lampu-
lampu kapal. KRAK! Kapal menabrak karang dan terbalik! Ariel bertindak cepat. Dengan gesit,
ia menyelamatkan sang Pangeran. Ia menarik Pangeran yang tak sadarkan diri ke sebuah pantai.
Ariel menyanyikan lagu untuknya. Pelan-pelan, Pangeran mulai siuman sambil mendengarkan
nyanyian itu. Namun, saat ia sepenuhnya sadar, Ariel telah kembali ke laut. Pangeran bertekad
untuk menemukan putri bersuara indah yang telah menyelamatkannya.

Setelah kejadian itu, hari-hari berlangsung seperti biasa di Kerajaan Bawah Laut. Namun tidak
bagi Ariel. Ia tak bisa berhenti memikirkan Pangeran dan dunia manusia yang dilihatnya. Di
balik bayang-bayang ganggang laut, si Penyihir Laut tersenyum licik. Ia tahu hati Ariel telah
terpikat pada Pangeran dari dunia manusia. Ia menawarkan mengubah ekor Ariel menjadi
sepasang kaki manusia. Sebagai gantinya, Ariel harus menyerahkan suaranya.

Jika dalam tiga hari Ariel berhasil merebut hati Pangeran, Ariel bisa menjadi manusia
selamanya. Namun jika gagal, Ariel akan berada di bawah kekuasaan Penyihir Laut! Tanpa pikir
panjang, Ariel setuju dengan perjanjian itu. Dalam sekejap mata, Ariel mendapati dirinya
terdampar di pantai, di dekat istana Pangeran. Ekor ikannya telah berubah menjadi sepasang
kaki.
Tak lama, Pangeran muncul dan menyapanya. Ariel yang kini bisu, tak bisa menjawab. Pangeran
lalu mengajak Ariel yang sebatang kara di dunia untuk tinggal di istana.

Meskipun tak bisa bicara, Ariel dan Pangeran segera menjadi akrab. Ariel sangat senang, tetapi
Penyihir Laut menjadi kesal. Ia ingin menguasai Ariel. Dengan sihirnya, Penyihir Laut
mengubah dirinya menjadi putri cantik. Ia pergi ke istana Pangeran sambil bernyanyi
menggunakan suara Ariel yang ia simpan.

Ketika mendengar nyanyian itu, Pangeran tertarik menemuinya. Penyihir Laut langsung
menyihir Pangeran. Seketika itu juga, Pangeran jadi melupakan Ariel. Kini ia jatuh cinta pada
Penyihir Laut dan melamarnya! Ariel sangat sedih.

Hewan-hewan laut teman Ariel tidak diam saja. Mereka berusaha menggagalkan pernikahan
Pangeran dan Penyihir Laut. Di tengah keributan, kerang tempat Penyihir Laut menyimpan suara
emas Ariel, terjatuh dan pecah. Suara Ariel kembali. Pangeran pun terbebas dari sihir. Usaha
Penyihir Laut menguasai putri kerajaan laut pun gagal. Ariel dan Pangeran kini hidup bahagia
bersama.
Bawang Putih Bawang Merah

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan
Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah
meninggal lama, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang
Putih rajin, baik hati, jujur dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga
dan iri. Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya.
Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan
semua pekerjaan di rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan
dilakukan sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk
diri mereka sendiri, karena ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang
Putih.

Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi. Dia selalu melayani ibu
tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju
ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong
kain milik ibunya hanyut oleh sungai. Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak
dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir
dari rumah.

Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di
sepanjang sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang
pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu.
Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua.
Anehnya, ada seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita
tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya.

Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang
Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu. Bawang Putih terbiasa
bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore hari dan
Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu. Wanita itu
menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah
labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk
memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih
yang lebih kecil.

Setelah itu Bawang Merah kembali ke rumah. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah
karena Bawang Putih terlambat. Dia pun menceritkan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah
karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil, jadi ibunya membanting
labu itu ke tanah.

Prakk” dan labunya pecah, tapi aneh ternyata di labu ada perhiasan emas yang indah dan
berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka akan menjadi sangat kya
dengan perhiasan yang begitu banyak. Tapi mereka serakah, mereka malah berteriak pada
Bawang Putih dan membentak kenapa Bawang Putih tidak mengambil labu yang besar. Dalam
pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang lebih besar diambil, mereka pasti
mendapatkan lebih banyak perhiasan.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang


diceritakan oleh Bawang Putih. Dia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang
sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat wanita tua itu tinggal.
Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak perintah wanita tua itu untuk
bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan wanita tua itu untuk memberinya labu yang
lebih besar. Wanita tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang Besar
untuk Bawang Merah.

Bawang Merah dengan senang hati membawa labu yang diberikan wanita tua itu, sambil
membayangkan berapa banyak perhiasan yang akan ia dapatkan. Sekembalinya ke rumah, sang
Ibu menyambut putri kesayangannya. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah,
tetapi alih-alih perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu.
Bawang Merah dan Ibunya akhirnya menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah
salah dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.
Bawang Putih Bawang Merah

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan
Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah
meninggal lama, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang
Putih rajin, baik hati, jujur dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga
dan iri. Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya.
Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan
semua pekerjaan di rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan
dilakukan sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk
diri mereka sendiri, karena ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang
Putih.

Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi. Dia selalu melayani ibu
tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju
ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong
kain milik ibunya hanyut oleh sungai. Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak
dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir
dari rumah.

Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di
sepanjang sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang
pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu.
Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua.
Anehnya, ada seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita
tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya.

Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang
Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu. Bawang Putih terbiasa
bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore hari dan
Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu. Wanita itu
menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah
labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk
memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih
yang lebih kecil.

Setelah itu Bawang Merah kembali ke rumah. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah
karena Bawang Putih terlambat. Dia pun menceritkan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah
karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil, jadi ibunya membanting
labu itu ke tanah.

Prakk” dan labunya pecah, tapi aneh ternyata di labu ada perhiasan emas yang indah dan
berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka akan menjadi sangat kya
dengan perhiasan yang begitu banyak. Tapi mereka serakah, mereka malah berteriak pada
Bawang Putih dan membentak kenapa Bawang Putih tidak mengambil labu yang besar. Dalam
pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang lebih besar diambil, mereka pasti
mendapatkan lebih banyak perhiasan.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang


diceritakan oleh Bawang Putih. Dia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang
sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat wanita tua itu tinggal.
Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak perintah wanita tua itu untuk
bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan wanita tua itu untuk memberinya labu yang
lebih besar. Wanita tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang Besar
untuk Bawang Merah.

Bawang Merah dengan senang hati membawa labu yang diberikan wanita tua itu, sambil
membayangkan berapa banyak perhiasan yang akan ia dapatkan. Sekembalinya ke rumah, sang
Ibu menyambut putri kesayangannya. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah,
tetapi alih-alih perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu.
Bawang Merah dan Ibunya akhirnya menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah
salah dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.
Bawang Putih Bawang Merah

Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan
Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah
meninggal lama, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang
Putih rajin, baik hati, jujur dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga
dan iri. Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya.
Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan
semua pekerjaan di rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan
dilakukan sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk
diri mereka sendiri, karena ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang
Putih.

Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi. Dia selalu melayani ibu
tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju
ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong
kain milik ibunya hanyut oleh sungai. Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak
dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir
dari rumah.

Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di
sepanjang sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang
pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu.
Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua.
Anehnya, ada seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita
tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya.

Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang
Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu. Bawang Putih terbiasa
bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore hari dan
Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu. Wanita itu
menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah
labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk
memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih
yang lebih kecil.

Setelah itu Bawang Merah kembali ke rumah. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah
karena Bawang Putih terlambat. Dia pun menceritkan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah
karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil, jadi ibunya membanting
labu itu ke tanah.

Prakk” dan labunya pecah, tapi aneh ternyata di labu ada perhiasan emas yang indah dan
berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka akan menjadi sangat kya
dengan perhiasan yang begitu banyak. Tapi mereka serakah, mereka malah berteriak pada
Bawang Putih dan membentak kenapa Bawang Putih tidak mengambil labu yang besar. Dalam
pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang lebih besar diambil, mereka pasti
mendapatkan lebih banyak perhiasan.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang


diceritakan oleh Bawang Putih. Dia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang
sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat wanita tua itu tinggal.
Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak perintah wanita tua itu untuk
bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan wanita tua itu untuk memberinya labu yang
lebih besar. Wanita tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang Besar
untuk Bawang Merah.

Bawang Merah dengan senang hati membawa labu yang diberikan wanita tua itu, sambil
membayangkan berapa banyak perhiasan yang akan ia dapatkan. Sekembalinya ke rumah, sang
Ibu menyambut putri kesayangannya. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah,
tetapi alih-alih perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu.
Bawang Merah dan Ibunya akhirnya menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah
salah dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.
Kisah Nabi Sulaiman: Memiliki Mukjizat Bisa Memindahkan Istana Ratu Balqis

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis diceritakan secara lengkap dalam Al-Quran. Dalam Al-
Quran disebutkan, Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu Balqis untuk datang menemui
beliau. Nabi Sulaiman mengirim burung Hud-Hud untuk menyampaikan suratnya kepada Ratu
Balqis.

Surat tersebut tertuang dalam Al-Qur’an, surat An Naml ayat 28, isi surat itu memiliki arti
sebagai berikut:

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku,
Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi
daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Selanjutnya Ratu Balqis menerima surat dari Nabi Sulaiman. Penerimaan itu disebutkan Al-
Quran Surat An Naml ayat 29 berikut ini.

“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku


sebuah surat yang mulia.“ (QS. An Naml: 29)

“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu,
(‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).” (QS. An Naml:
30).

Selanjutnya terjadi kesalahpahaman karena para pembesar Ratu Balqis menanggapi surat itu
sebagai tantangan perang. Ratu Balqis pun mengangkat senjata dan menemui Nabi Sulaiman.
Kepergiannya itu tertuang dalam surah Al-Quran berikut ini.

“Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua belas ribu pasukannya; menurut pendapat
yang lain disebutkan bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada saat itu sangat banyak,
sehingga dari jarak satu farsakh dapat terdengar suara gemuruhnya.” (QS. An Naml: 37).

Untuk menghadapi hal tersebut, Nabi Sulaiman mengambil langkah akurat. Nabi Sulaiman
meminta Jin Ifrit memindahkan istana Ratu Balqis ke kerajaannya. Jin Ifrit menyanggupi
permintaan Nabi Sulaiman untuk mendatangkan istana Ratu Balqis.

“(Ifrit dari golongan jin berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras (“Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu) dari
majelis tempat ia melakukan peradilan di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai
tengah hari (dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat
dipercaya.”) atas semua permata dan batu-batu berharga lainnya yang ada pada
singgasananya itu. Maka Nabi Sulaiman berkata, “Aku menginginkan yang lebih cepat dari
itu”.” (QS. An Naml: 39).
Ketika Ratu Balqis tiba, ia terkejut melihat istana Nabi Sulaiman sangat mirip dengan Istana
miliknya di negeri Saba’. Peristiwa ini membuat Ratu Balqis takjub. Ratu negeri Saba’ ini
kemudian menikah dengan Nabi Sulaiman A.S.
Nabi Yusuf AS, Kesabaran, dan 'Luapan' Ujian Berat

Ketampanan tak lantas membuat Nabi Yusuf jumawa. Dia tetap melalui ujian berat yang
diberikan Allah dengan kesabaran. Kisah Nabi Yusuf AS mengajarkan manusia tentang
pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian berat yang diberikan Allah SWT.

Nabi Yusuf AS merupakan nabi dan rasul ke-11 yang patut diimani. Yusuf adalah adalah dari
Nabi Yakub AS. Allah SWT mengisahkan Nabi Yusuf dalam Alquran melalui surat Yusuf.

Suatu hari, Yusuf kecil bermimpi dan bercerita tentang mimpinya kepada sang ayah. "Wahai
ayahku! Sungguh, aku [bermimpi] melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat
semuanya sujud kepadaku," kata Yusuf sesuai dengan surat Yusuf.

Mendengar ucapan itu, Nabi Yakub meminta Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi itu kepada
saudara-saudaranya. Melalui mimpi itu, Nabi Yakub mengetahui bahwa kelak Yusuf dewasa juga
akan diangkat menjadi seorang rasul Allah.

Yusuf besar bersama 11 saudaranya yang lain. Karunia wajah tampan dan rupawan yang dimiliki
Yusuf menimbulkan rasa iri dalam diri saudara-saudaranya.

Rasa iri itu pula yang membuat saudara-saudaranya membuang Nabi Yusuf ke sebuah sumur
tanpa sepengetahuan Nabi Yakub. Mereka mengatakan pada sang ayah bahwa Yusuf telah
dimakan serigala.

Yusuf yang terperangkap di dalam sumur diselamatkan oleh musafir yang lewat. Para musafir itu
membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya dengan harga murah.

Yusuf lalu bekerja sebagai pelayan di rumah Al-Aziz, orang kaya di Mesir. Dia besar menjadi
seorang yang pandai dan berilmu. Allah SWT memberikan Nabi Yusuf keahlian mengartikan
mimpi.

"Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri [Mesir], dan
agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi," bunyi firman Allah dalam surat Yusuf ayat 21.

Pada suatu hari, Zulaikha, istri majikan tempat Yusuf bekerja, mencoba menggodanya. Zulaikha
tertarik pada ketampanan Nabi Yusuf.

Saat Yusuf pergi, Zulaikha menarik baju Yusuf dari belakang. Zulaikha mengadu kepada
suaminya dan menyebut bahwa Yusuf menggodanya. Berkat seorang saksi, Yusuf tak jadi
dihukum karena tak terbukti menggoda Zulaikha.

Namun, gosip dengan cepat bertebaran di Mesir. Kabar Zulkaikha menggoda pelayan terdengar
ke seantero negeri. Zulaikha yang tak senang dengan kabar itu mengundang para perempuan itu
ke rumahnya.

Dia memberikan pisau beserta jamuan untuk para tamunya. Zulaikha lalu memanggil Yusuf
untuk keluar bertemu dengan tamunya. Tak ayal, para tamu pun terpana dengan ketampanan
Yusuf dan melukai tangannya sendiri saat memotong jamuan. "Mahasempurna Allah, ini
bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia," kata para perempuan itu tercengang.

Namun, ketampanan Yusuf justru membuatnya mesti dihukum. Sang majikan, Al-Aziz,
menjebloskan Yusuf ke dalam penjara.

Yusuf dipenjara bersama dua pemuda lain. Dua pemuda itu meminta Yusuf untuk mengartikan
mimpinya. Yusuf mengartikan mimpi itu sambil berdakwah menyiarkan agama Allah.

Kala itu, Yusuf berhasil mengartikan mimpi bahwa salah seorang pemuda itu akan terbunuh.

Setelah bertahun-tahun dipenjara, Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang
gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan
tujuh tangkai lainnya yang kering.

Namun, tak seorang pun dapat mengartikan mimpi tersebut. Hingga salah seorang pemuda yang
selamat teringat pada Yusuf yang pada akhirnya berhasil mengartikan mimpi sang Raja Mesir.

"Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit," kata Yusuf mengartikan mimpi
tersebut.

Keberhasilan Yusuf mengartikan mimpi itu membuat Raja Mesir menginginkan Yusuf menjadi
salah seorang terdekatnya. Yusuf pun meminta untuk menjadi bendahara, seseorang yang
berkedudukan tinggi di Mesir.

Suatu waktu, 10 saudara yang membuang Nabi Yusuf datang dari Palestina untuk meminta
persediaan makanan ke Mesir. Nabi Yusuf langsung mengenali saudara-saudaranya itu. Saat itu
Nabi Yusuf berpesan untuk datang kembali sambil membawa Bunyamin, saudaranya yang baik
yang saat itu tinggal bersama Nabi Yakub.

Sepuluh saudara itu datang membawa Bunyamin. Kepada Bunyamin, Yusuf memberitahu bahwa
dia adalah saudaranya yang dibuang. Yusuf memerintahkan saudaranya untuk membawa bajunya
dan mengusapkannya pada wajah ayahnya.

Saat anak-anaknya datang membawa baju tersebut, Yakub dapat mencium bau Yusuf dari
kejauhan. Anak-anaknya mengusap baju Yusuf kepada ayahnya yang sudah menua dengan
penglihatan yang mulai kabur. Pakaian itu membuat Yakub bisa melihat kembali dengan jelas.

Nabi Yakub pun pergi bersama anaknya menuju Mesir untuk bertemu dengan Yusuf. Pertemuan
itu dipenuhi dengan haru dan bahagia.

"Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah
menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari penjara," ucap Yusuf sesuai surat Yusuf ayat 100.

Pengasuh Taman Belajar Al-Afifiyah KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi mengatakan bahwa Nabi
Yusuf merupakan salah satu nabi yang ujian yang berat.

"Nabi Yusuf itu berat sekali ujiannya. Dia pernah menjadi budak, pernah menjadi OB, kalau
kondisi saat ini," kata Wahyul kepada CNNIndonesia.com.

Kendati terus dirongrong oleh ujian berat, Yusuf tetap bersabar menjalani kehidupan. Yusuf
berpegang teguh pada Allah SWT. Dia meyakini bahwa Allah punya rencana yang baik untuk
hamba-Nya.

"Ketika dipenjara bukan karena bersalah, tapi dia tetap bersabar, tetap yakin bahwa maksud
Allah tetap baik," ucap Wahyul.

Setelah sabar menanti, Allah akhirnya memberikan kedudukan yang baik untuk Nabi Yusuf di
Mesir dan mempertemukannya kembali dengan saudara dan ayahnya.

Dari kisah Nabi Yusuf AS ini dapat diambil bahwa kesabaran dan keteguhan hati pada Allah
SWT saat dihadapkan dengan ujian berat kelak akan membuahkan hasil yang setimpal.

Anda mungkin juga menyukai