Disusun Oleh:
REZZA CATUR KURNIAWAN
NIM. 101211132086
Jakarta,
Maret 2016
Jakarta,
Maret 2016
Surabaya,
Maret 2016
Mengetahui
Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan syukur kehadirat Allah Swt atas segala berkah, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan pelaksanaa magang di
Pertamina EP dengan judul Penerapan Contractor Safety Management System Tahap
Prakualifikasi di Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project. Dalam
laporan magang ini dijabarkan bagaimana kegiatan magang ini dilakukan secara umum dan
khusus berdasarkan topik yang diangkat oleh penulis yaitu Penerapan Contractor Safety
Management System Tahap Prakualifikasi di Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada ibu Meirina Ernawati, drh., M.Kes selaku dosen pembimbing
departemen dan segenap Bagian HSE Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development
Project yang telah memberikan arahan, bimbingan serta saran terkait dengan pelaksanaan
kegiatan magang hingga terwujudnya laporan ini. Terimakasih dan penghargaan penulis
sampaikan pula kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya kegiatan magang
ini.
Penulis sadar bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun laporan
pelaksanaan magang yang dibuat oleh penulis, baik dalam hal isi maupun penulisannya.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan penulisan laporan pelaksanaan kegiatan yang selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
BAB 2
i
ii
iii
iv
vi
vii
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
1.2.2
Tujuan Khusus
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat bagi Mahasiswa
1.3.2
Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
1.3.3
Manfaat bagi PT. Pertamina EP
1
1
4
4
4
4
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Lingkungan
2.2
Contractor Safety Management System (CSMS)
6
6
8
2.2.1
2.3
2.4
2.5
BAB 3
4
5
8
8
9
13
14
15
16
16
16
16
16
16
17
18
BAB 4
BAB 5
BAB 6
19
19
19
22
23
24
26
28
PEMBAHASAN
Penerapan Pengendalian Kontraktor atau Pihak Ketiga PT.
Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project
Identifikasi Prosedur Pengendalian Kontraktor Tahapan
Perencanaan PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project
34
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
6.2
Saran
69
69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
34
36
70
71
DAFTAR TABEL
Nomor
3.1
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
5.12
5.13
Judul Tabel
Jadwal Kegiatan Magang
Matriks Penilaian Resiko
Penilaian SMHSE Kontraktor
Perbandingan Pengendalian Kontraktor PT. Pertamina
EP dengan Prosedur CSMS
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT.
GATRAMAS INTERNUSA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT.
GUNANUSA UTAMA FABRICATORS
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. IKPT
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT.
PETROFAC
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. RAGA
PERKASA EKAGUNA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. PUNJ
LLOYD INDONESIA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. WIJAYA
KARYA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. TECHNIP
INDONESIA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. SULUH
ARDHI ENGINEERING
Laporan Hasil Pra-Kualifikasi PT. JGC INDONESIA
Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualfikasi PT.
REKAYASA INDUSTRI
Perbandingan Hasil Akhir Pra-Kualifikasi
Halaman
16
29
33
35
39
41
44
46
48
51
53
55
57
60
62
65
DAFTAR GAMBAR
No
4.1
4.2
5.1
5.2
Judul Gambar
Proses Produksi Gas di Fungsi Matindok Gas Development
Project
Tahapan Pelaksanaan Sistem Manajemen HSSE
Form Job Safety Analysis (JSA) PT. Pertamina EP
Contoh Form Job Safety Analysis (JSA) yang digunakan oleh
kontraktor/sub-kontraktor di Fungsi Matindok Gas Development
Project
Halaman
26
27
37
38
BAB 1
PENDAHULUAN
pengusaha bertanggung jawab menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat
kerjanya, baik pekerja perusahaan itu sendiri, kontraktor, tamu atau pihak lainnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa yang bertanggung jawab atas keselamatan setiap orang di
tempat kerja adalah pengelola. Oleh sebab itu pengelola juga bertanggung jawab
menjamin keselamatan tenaga kerja termasuk jaminan kecelakaan kerja bila terjadi.
Kerjasama dengan kontraktor sebagai mitra kerja yang akan bekerja di lingkungan
kerja perusahaan harus dinilai terlebih dahulu kesiapaannya untuk melaksanakan
pekerjaan secara menyeluruh terutama masalah yang berhubungan dengan K3. Komitmen
K3 di sebuah kontraktor merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penilaian karena
akan mempengaruhi budaya keselamatan kerja di tempat kerja.
PT. Pertamina EP merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi di bidang minyak
dan gas bumi khususnya mempunyai peranan penting yang besar dalam tercapainya
keselamatan dan kesehatan kerja di wilayah kerja yang dimiliki PT. Pertamina EP. PT.
Pertamina EP melaksanakan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di sektor hulu
dengan kegiatan pertambangan tersebut sehingga memiliki potensi bahaya dan risiko
yang cukup tinggi untuk para pekerja di wilayah kerja PT. Pertamina EP.
Potensi bahaya dan risiko yang cukup tinggi dapat diminimalkan atau dikendalikan
dengan perhatian yang besar terhadap pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan kerja tersebut. Dalam implementasi mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Pertamina EP juga merupakan persyaratan untuk
pihak klien yang ingin menjadi mitra kerja (main contractor) yang dimasukkan dalam
prosedural Contractor Safety Management System yang dimiliki PT. Pertamina EP.
Contractor Safety Management System (CSMS) merupakan dokumen standart yang
dibutuhkan baik bagi kontraktor sebagai pemberi kerja maupun dari sisi mitra kerja
sebagai penyedia tenaga kerja. Tujuan dari dokumen standart yaitu agar sistem bisa
berjalan dan angka kecelakaan kerja bisa diturunkan. Dokumen standart terkait
Contractor Safety Management System (CSMS) dibuat oleh Badan Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) dalam buku Pedoman Tata Kerja Nomor
Kpts- 13/BP00000/2006-S8 tentang Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan Kontraktor.
Dalam implementasinya kontraktor selalu berupaya untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan cepat karena adanya terget pekerjaan yang harus dicapai.
Penyelesaian pekerjaan dengan cepat ini seringkali mengabaikan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, jika keselamatan diabaikan maka peluang untuk terjadinya
kecelakaan bisa meningkat. Contractor Safety Management System (CSMS) sebagai
sistem pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja untuk kontraktor yang
memiliki tujuan untuk mengurangi angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
meningkatkan profit perusahaan dan membangun citra positif dari perusahaan. Dengan
cara menyeleksi para mitra kerja agar mitra kerja tidak hanya memikirkan masalah harga,
kemampuan teknis, reputasi dan kemampuan apa saja yang diperlukan, akan tetapi juga
memikirkan terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang juga harus diperhatikan bahkan
diutamakan.
Contractor Safety Management System (CSMS) terdapat beberapa tahapan
diantaranya tahap penilaian risiko, tahap pra-kualifikasi, tahap seleksi, tahap aktifitas
awal pekerjaan, tahap pekerjaan berlangsung dan tahap evaluasi akhir. Pada tahap prakualifikasi merupakan langkah untuk menilai seberapa jauh Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan Kontraktor diterapkan di perusahaan sehingga dari
hasil prakualifikasi dapat dilakukan tinjauan ulang serta perbaikan dan peningkatan.
Sehingga berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil judul
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk mengetahui tahap pra-kualifikasi
Contarctor Safety Management System dan mengetahui hasil penilaian berdasarkan
BP Migas KPTS-13/BP00000/2006-S8 di PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project.
1.2.2 Tujuan Khusus
a
Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan kepada mahasiswa
dalam penerapan Contarctor Safety Management System tahap pra-kualifikasi di
Perusahaan serta meningkatkan kompetensi mahasiswa di dunia kerja.
1.3.2 Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Sebagia upaya link and match antara dunia akademis dan dunia kerja dalam
mempercepat kerjasama antara PT. Pertamina EP dengan Fakultas Kesehatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kesenjangan
antara
kontraktor,
sub-kontraktor
dan
Seleksi adalah kegiatan untuk memilih dan menentukan salah satu dari
kontraktor yang memenuhi persyaratan K3L yang diminta disamping
persyaratan administrasi, teknis dan komersil.
4. Kegiatan Pra Pekerjaan
Tahap pekerjaan sedang berjalan adalah tahap untuk menjamin agar
pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencan. Selama pra-pekerjaan, semua
aspek yang ada hubungannya dengan penilaian risiko kontrak dan aspek
K3L lainnya harus dikomunikasikan sehingga dapat dipahami oleh semua
pihak sebelum pelaksanaan kontrak dimulai. Yang termasuk dalam
kegiatan ini adalah rapat awal, pemeriksaan dan audit, orientasi lokasi
kerja, pelatihan K3L dan rapat K3L.
a. Rapat Awal
Rapat awal dipimpin oleh pemrakarsa pekerjaan segera setelah
persetujuan kontrak dan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Rapat awal
dilakukan untuk mengenal lokasi kerja, fasilitas, personil yang
berhubungan dengan pekerjaan dan informasi kerja lainnya.
b. Pemeriksaan dan Audit
Perwakilan departemen pemrakarsa, dengan bantuan staff bagian K3LL
yang ditunjuk (jika diperlukan) melakukan pemeriksaan dan audit,
dengan menggunakan prosedur audit awal pekerjaan yang telah
tersedia.
c. Pelatihan K3L
Kontraktor bertanggung jawab atas pelatihan dan persiapan pekerjanya
untuk menghadapi semua potensi bahaya dan maslaah lain yang
berkaitan dengan pekerjaan. Kontarktor KKS bertanggungjawab untuk
digunakan
untuk
mengkomunikasikan
rencana
K3LL.
Pertemuan
menyempurnakan
implementasi
K3LL,
bersamaan
dengan
tujuan
keselamatan
demi
kontraktor,
c. Mengevaluasi deprtemen keamanan kontraktor,
keamanan
kinerja
2.3 Dasar Hukum Pelaksanaan Contractor safety Management Systems (CSMS) menurut
International Labour Organization (ILO)
Dalam dokumen guideline on Occupational Safety Management System, pada BAB
Perencanaan dan Implementasi yaitu pada nomor 14 mengenai kontrak tentang
2.4 Dasar Hukum Pelaksanaan Contractor safety Management Systems (CSMS) menurut
OHSAS 18001:2007
Menurut OHSAS 18001:2007 pada klausul 4.4.6 tentang Pengendalian Operasional
menjelaskan bahwa setiap organisasi harus mengidentifikasi kegiatan operasi dan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bahaya-bahaya yang teridentifikasi, dimana
kendali pengukuran perlu dilakukan untuk mengendalikan risiko-risiko. Untuk kegiatan
operasi dan kegiatan-kegiatan
1. Kendali-kendali operasional, sesuai keperluan organisasi dan aktivitasaktivitasnya; organisasi harus mengintegrasikan kendali-kendali operasionalnya
ke dalam sistem manajemen K3 secara keseluruhan.
2. Pengendalian terkait pembelian material, peralatan dan jasa.
3. Pengendalian terkait para kontraktor dan tamu-tamu lain ke tempat kerja.
4. Mendokumentasikan
prosedur-prosedur, mencakup
situasi-situasi
dimana
2.5 Dasar Hukum Pelaksanaan Contractor safety Management Systems (CSMS) menurut
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Pada Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 pasal 11 ayat 1 menjelaskan bahwa
dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan
persyaratan K3. Selain itu, pada pasal 11 ayat 2 huruf a menjelaskan mengenai tindakan
pengendalian meliputi pengendalian terhadap kegiatan produk barang dan jasa yang dapat
menimbulkan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja sekurang-kurangnya mencakup
pengendalian terhadap bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat pekerjaan dan
proses kerja.
Pada Pemerintah No. 50 Tahun 2012 dalam lampiran 1 juga menjelaskan bahwa
perusahaan yang akan menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lain harus menjamin bahwa perusahaan lain tersebut memenuhi persyaratan K3.
Verifikasi terhadap persyaratan K3 tersebut dilakukan oleh personal yang kompeten dan
berwenang serta mempunyai tanggung jawab yang jelas. Kegiatan tersebut merupakan
persyaratan minimal dalam kegiatan perencanaan K3.
BAB 3
METODE KEGIATAN MAGANG
Lokasi Magang
Kegiatan magang dilakukan di bagian HSSE PT. Pertamina EP Fungsi Matindok
Gas Development Project, jalan Dr. Satrio No. 164, Jakarta Selatan, Jakarta.
3.1.2
Waktu Magang
Kegiatan berada dalam bimbingan Departemen Disiplin HSSE yang dilaksanakan
kurang lebih enam minggu dimulai tanggal 2 Februari 15 Maret 2016. Jam kerja
selama kegiatan magang adalah pukul 07.00 16.00 WIB. Waktu kerja yang
berlaku selama menjadi peserta magang di Departemen Disiplin HSSE adalah hari
Senin sampai hari Jumat.
Kegiatan
Februari
II II IV
I
1.
2.
3.
Development Project.
Studi literature.
Observasi perusahaan yang
berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan
4.
Kerja.
Pengenalan pelaksanaan dan
Maret
II III IV
menyusun Management
Systemn terkait kegiatan
pengendalian kontraktor di
5.
perusahaan.
Pengumpulan data di PT.
Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development
Project yang meliputi
observasi atau pengamatan
6.
di lapangan.
Konsultasi kepada
7.
pembimbing.
Supervisi Dosen
8.
Pembimbing.
Penulisan Laporan Kerja
Praktik.
3.2.2
BAB 4
HASIL KEGIATAN MAGANG
jasa pemboran, dan pengelolaan portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud
implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina
(Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya
sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan
dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT
Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama
(KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17
September 2003 atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang
dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT
Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT
Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku
sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT
Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui
TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body
Enhanced Oil Recovery).
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 113,613.90 kilometer persegi merupakan
limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT
PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan
dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk
kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan 39 area
kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 24 kontrak Technical Assistant Contract
(TAC), 15 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat dari rentang
geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke.
WK Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset terbagi ke
dalam 19 Field, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba di Asset 1,
Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera di Asset2 , Subang, Jatibarang dan Tambun
di Asset 3, Cepu dan Poleng di Asset 4 serta Sangatta, Bunyu, Tanjung,
Sangasanga, Tarakan dan Papua di Asset 5.
4.1.2 Visi, Misi dan Nilai Dasar Perusahaan
Sebagai perusahaan besar milik Negara PT. Pertamina EP memiliki visi dan misi.
Visi PT. Pertamina EP yaitu menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak
dan gas bumi kelas dunia. Adapun misinya yaitu melaksanakan pengusahaan sektor
hulu minyak dan gas dengan penekanan pada aspek komersial dan operasi yang
baik serta tumbuh dan berkembang bersama lingkungan hidup.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut PT. Pertamina EP memiliki tata nilai yang
diterapkan, yaitu:
1. Clean (Bersih)
Dikelola
secara
profesional,
menghindari
benturan
kepentingan,
tidak
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemmapuan riset dan
pengembangan.
4.1.3
Lokasi Perusahaan
Kantor pusat Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project, berlokasi
di jalan Dr. Satrio No. 164, Jakarta Selatan, Jakarta. Batasan-batasan kantor pusat
PT. Pertamina EP,yaitu:
1. Utara :
2. Barat :
3. Selatan
4. Timur :
2. Barat
3. Selatan
Laut Malaka
4. Timur
Kecamatan Kintom
PT. Pertamina EP yang terletak di Jakarta berlokasi di jalan Dr. Satrio No. 164,
Jakarta Selatan, PT. Pertamina EP ini memiliki beberapa pola pengusahaan yang
lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek yang diantaranya
yaitu Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah
Development Project di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project di Jawa
Tengah dan Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah.
sedangkan gas yang memiliki tekanan tinggi akan disalurkan terlebih dahulu ke booster
compressor, di dalam booster compresssor gas yang memiliki tekanan tinggi akan
dinaikkan tekanannya lagi menjadi 900.
Proses kedua yaitu Unit Proses atau GPF (Gas Processing Facility), dalam proses
ini gas yang dari booster cmopressor selanjutnya dikirim ke Acid Gas Removal Unit
bersama gas yang bertekanan rendah. Di dalam Acid Gas Removal Unit akan dilakukan
pembuangan atau penyerapan karbondioksida, penyerapan gas CO dan HS di dalam
absorber dan melepaskannya lagi di dalam menara stripper atau column, sehingga
diperoleh sweet gas dengan kandungan CO dan HS yang rendah. Namun dari proses
Acid Gas Removal Unit tidak hanya menghasilkan sweet gas, Acid Gas Removal Unit
juga menghasilkan acid gas, low pressure fuel gas dan sweet gas. Acid Gas Removal Unit
yang menghasilkan acid gas akan disalurkan ke dalam Sulfur Recovery Unit. Sulfur
Recovery Unit akan menghilangkan kandungan HS dari gas bumi dengan proses
produksi sulfur hanya sebagai hasil dari proses lanjutan yang harus dilakukan. Acid Gas
Removal Unit yang menghasilkan low pressure fuel gas akan dimasukkan ke dalam
tangki penampung bahan bakar (fuel) gas sebagai bahan bakar dari proses produksi. Acid
Gas Removal Unit yang menghasilkan sweet gas akan disalurkan ke dalam Dehydration
Unit. Di dalam Dehydration Unit akan mengeringkan gas, untuk menyempurnakan
pengurangan air yang terikat di dalam gas. Hasil dari Dehydration Unit adalah gas yang
sudah memenuhi syarat untuk di kirim ke konsumen. Setalah gas keluar dari unit
dehidrasi, gas masuk ke unit Dew Point Control Unit. Dew Point Control Unit akan
menjaga agar cairan tidak timbul selama pengiriman gas akibat turunnya temperatur
udara. Gas yang yang sudah memenuhi syarat sebagian kecil disalurkan ke dalam tangki
penampung bahan bakar (fuel) gas dan sebagian besarnya di dijual kepada konsumen.
Gambar 4.1 Proses produksi Gas di Fungsi Matindok Gas Development Project
4.3 Sistemn Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) PT. Pertamina
EP Fungsi Matindok Gas Development Project
Dalam menjalankan proses produksinya, PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project berpedoman pada peraturan dan persyaratan yang berlaku. Untuk
mendukung hal tersebut, maka PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development
Project menerapkan Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE).
Pedoman HSSE tersebut dirumuskan dan dijalankan dengan mengacu pada beberapa
Standar Internasional, diantaranya Standar ISO 14001 tentang Sistem Manajemen
Lingkungan, Standar OHSAS 18001 tentang Sistem Manajemen K3, Standar ISO 9001
tentang Sistem Manajemen Mutu, ISRS-7 (International Sustainability Rating System),
NFPA, OSHA, OGP, NORSOK, Standar SNI ISO 28000:2009 tentang Spesifikasi Sistem
Manajemen Pengaman pada Rantai Pasokan, Standar ISO 31000 tentang Manajemen
Risiko, ASME (American Society of Mechanical Engineer), ASTM (American Society of
Testing Material), ANSI (American National Standard Institute) dan API (American
Petroleum Institute).
Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) PT. Pertamina
EP merupakan sistem yang bersifat dinamis, yang penerapannya dipimpin oleh pemimpin
tertinggi (Direktur) dan melibatkan seluruh karyawan PT. Pertamina EP. Penerapan
Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE) ini berbasis pada
kehendak Top Management yang didukung oleh seluruh karyawan untuk melakukan
peningkatan dan perbaikan yang terus menerus (continuous improvement) dalam siklus
berkesinambungan dan fleksibel, sehingga dapat tercapai suatu Kinerja HSSE sesuai
dengan Visi, Misi dan Tata Nilai Unggulan yang diharapkan. Model siklus atau tahapan
SMHSSE dapat berbentuk seperti:
2. Pra-Kualifikasi
Kontraktor atau mitra kerja PT. Pertamina EP yang belum pernah mengkikuti prakualifikasi atau baru, diharuskan mengisi daftar kuesioner sebagai persyaratan ikut
serta tahap pra-kualifikasi.
Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi maka pra-kualifikasi dilakukan oleh Tim
Evaluasi (Tim Tender yang terdiri dari wakil Fungsi terkait) yang ditunjuk.
Tim Evaluasi menilai hasil keuseioner SMK3 Kontraktor sesuai Kriteria Evaluasi
Pra-Kualifikasi PT. Pertamina EP dan melakukan klarifikasi melalui kegiatan
inspeksi dan audit.
Jika tidak ada satupun kontraktor yang lolos tahap pra-kualifikasi, sedangkan
pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah penerimaan bersyarat.
Pada kondisi seperti ini, persyaratan-persyaratan khusus harus diterapkan tanpa
mengurangi unsur HSE, tindakan pengawasan yang ketat untuk risiko relatif harus
dikenakan pada kontraktor.
Kontraktor yang lolos bersyarat sesuai kondisi yang dapat diterima, kemudian
dimasukkan dalam calon peserta lelang.
Nilai
96 100
86 95
76 85
56 75
Hasil evaluasi SMHSE bagi kontraktor dengan nilai Excellemt, Very Good dan Good
dapat mengikuti lelang tanpa tahapan pra-kualifikasi SMHSE Kontraktor. Bagi
kontraktor dengan nilai Average dan Poor maka sertifikat pra-kualifikasi SMHSE
Kontraktornya dinyatakan tidak berlaku dan diwajibkan untuk mengikuti proses prakualifikasi kembali apabila ingin mengikuti proses pengadaan.
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Penerapan Pengendalian Kontraktor atau Pihak Ketiga PT. Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development Project
PT. Pertamina
EP Fungsi
Matindok
Gas
Development
Project
dalam
mengidentifikasi aktivitas yang berkaitan dengan proses konstruksi dan aspek lingkungan
serta K3 yang telah diidentifikasi sesuai dengan kebijakan, sasaran dan target Sistem
Manajemen Health Safety Security and Environment. Dalam melakukan aktivitas
tersebut, agar sesuai dengan kondisi yang ditentukan, maka PT. Pertamina EP
menetapkan:
a. Prosedur terdokumentasi untuk mengatasi situasi ketiadaan prosedur yang dapat
membawa perubahan kebijakan, sasaran dan target Sistem Manajemen Health
Safety Security and Environment.
b. Kriteria operasi prosedur.
c. Prosedur yang berkaitan dengan proses operasi dan aspek lingkungan dan K3
yang dapat diidentifikasi dari barang dan jasa yang digunakan oleh PT.
Pertamina EP dan menglkomunikasikan prosedur maupun persyaratan yang
relevan bagi supplier dan sub-kontraktor.
Berdasarkan Sistem Manajemen Health Safety Security and Environment (HSSE)
PT. Pertamina EP, yang memiliki tanggung jawab dalam melakukan pengendalian
kontraktor adalah Departemen Pengadaan. Departemen Pengadaan melakukan kerjasama
Prosedur
Contractor
Safety
Management System (CSMS)
Penilaian Resiko
Pra-Kualifikasi
Seleksi
Aktivitas Awal Pekerjaan
Pemeriksaan Pekerjaan Berlangsung
Evaluasi Akhir Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa tahapan dari Contractor Safety
Management System (CSMS) yang ada di PT. Pertamina EP telah sesuai dengan prosedur
Contractor Safety Management System (CSMS) yang ditetapkan oleh BPMIGAS. PT.
Pertamina EP telah melakukan sepenuhnya tahapan pengendalian kontraktor yang ada di
dalam prosedur Contractor Safety Management System (CSMS). Pelaksanaan tahapan
Contractor Safety Management System (CSMS) mulai dari Penilaian Risiko sampai
Evaluasi Akhir sudah sepenuhnya diterapkan.
Berdasarkan data sekunder dan wawancara dengan pengawas PT. Pertamina EP Fungsi
Matindok Gas Development Project, kepatuhan dalam pembuatan Job Safety Analysis
(JSA) dari tiap kontraktor/sub-kontraktor untuk setiap pekerjaan sudah baik. Namun
penggunaan Form Job Safety Analysis yang digunakan Fungsi Matindok Gas
Development Project tidak mengacu terhadap Form Job Safety Analysis yang dibuat
oleh PT. Pertamina EP karena kurangnya komponen yang diperlukan dalam Form Job
Safety Analysis, sehingga dalam Form Job Safety Analysis yang ada di Matindok Gas
Development Project lebih kompleks. Berikut Form Job Safety Analysis (JSA) yang
digunakan oleh kontraktor/sub-kontraktor:
Gambar 5.2 contoh Form Job Safety Analysis (JSA) yang digunakan oleh
kontraktor/sub-kontraktor di Fungsi Matindok Gas Development Project
2. Pra-Kualifikasi
Pra-kualifikasi merupakan langkah yang penting untuk menyaring kontraktor yang
berkompeten. Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 pada Lampiran II
poin A kriteria 5.1.3 menyebutkan bahwa penanggung jawab kontrak harus
berkonsultasi dengan pihak K3 perusahaan sebelum meberikan keputusan atau
sebelum memilih kontraktor yang akan diberi pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk
menetapkan persyaratan K3 yang dicantumkan dalam pra-kualifikasi.
Berdasarkan data sekunder dan wawancara yang dilakukan, untuk tahap awal dalam
mendapatkan mitra kerja untuk pekerjaan proyek dengan batasan waktu tertentu
adalah PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project mengundang
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
x 1/6
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
4
24
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
12
4
x 1/7
x 1/3
32
x 1/5
6,4
x1
x1
x1
28
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
0
12
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
10
45,4
Sub
Total
Fakt
or
Total
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
45,4. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
x1
12
12
x1
12
x 1/6
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
Subtotal
48
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
12
12
12
8
x 1/7
6,87
x 1/3
40
x 1/5
x1
x1
48
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
8
24
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
10
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
0
66,8
7
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
66,87. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan lulus tahap pra-kualifikasi karena
total nilai lebih dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
12
Sub
Total
12
12
12
12
12
12
8
32
Subtotal
Fakt
or
Total
x 1/6
5,33
x 1/7
x 1/3
5,33
12
12
12
12
12
12
12
0
28
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
8
16
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
Sub
Total
12
12
Subtotal
0
20
x 1/5
x1
x1
x1
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
Total
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Fakt
or
10
Subtotal
48,6
7
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
48,67. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
12
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x 1/6
4,67
x 1/7
6,86
x 1/3
12
12
12
12
12
12
8
28
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
12
12
12
8
48
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
12
Sub
Total
12
12
12
12
12
Subtotal
0
16
x 1/5
3,20
10
x1
10
x1
x1
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
Total
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Fakt
or
10
Subtotal
59,7
2
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
59,72. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
x 1/6
5,33
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
8
32
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
12
12
12
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
40
x 1/7
7,71
x 1/3
6,67
24
x 1/5
4,80
x1
x1
x1
12
12
12
8
20
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
53,5
1
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
53,51. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
Tabel 5.7 Laporan Hasil Evaluasi Pra-Kualifikasi PT. PUNJ LLOYD INDONESIA
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
x 1/6
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
8
24
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
12
12
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
8
x 1/7
5,71
x 1/3
5,33
28
x 1/5
5,60
x1
x1
x1
40
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
8
16
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
51,6
5
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
51,65. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
12
x1
12
x 1/6
5,3
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
4
32
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
12
12
12
x 1/7
9,7
x 1/3
9,3
44
x 1/5
8,8
x1
x1
x1
68
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
12
8
28
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
62,1
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
62,1. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan lulus tahap pra-kualifikasi karena
total nilai lebih dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
x1
12
12
x1
12
x 1/6
8,7
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
12
8
52
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
8
x 1/7
x 1/3
12
48
x 1/5
9,6
10
x1
10
x1
x1
56
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
12
12
12
36
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
80,3
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
80,3. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan lulus tahap pra-kualifikasi karena
total nilai lebih dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
x 1/6
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
24
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
12
12
12
0
x 1/7
x 1/3
2,67
16
x 1/5
3,2
x1
x1
28
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
4
8
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
7
44,8
7
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
44,87. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
Tabel 5.11 Laporan Hasil Pra-Kualifikasi PT. JGC INDONESIA
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
x1
x 1/6
6,33
12
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
12
Subtotal
38
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
12
12
12
12
12
12
8
x 1/7
7,43
x 1/3
9,33
32
x 1/5
6,4
10
x1
10
x1
52
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
12
8
28
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Subtotal
10
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
x1
3
63,4
9
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
63,49. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan tidak lulus tahap pra-kualifikasi
karena total nilai kurang dari 56.
12
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Subtotal
Sub
Total
Fakt
or
Total
12
x1
12
x1
12
Sub
Total
12
12
12
12
12
12
12
12
Fakt
or
Total
x 1/6
8,7
x 1/7
8,57
x 1/3
52
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
12
12
12
12
12
8
60
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
8
24
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
Sub
Total
12
12
12
12
12
Subtotal
0
40
x 1/5
x1
x1
x1
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
Total
10
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
Fakt
or
10
Subtotal
68,2
7
Berdasarkan tabel 5.2, total nilai yang didapatkan dari hasil pra-kualifikasi adalah
68,27. Berdasarkan standar batas minimum penilaian BP Migas Kpts No.
13/BP00000/2006-S8
mengenai
Contractor
Safety
Management
System,
perusahaan dapat lulus tahap pra-kualifikasi karena total nilai yang didapatkan
lebih dari 56. Sehingga dalam hal ini perusahaan lulus tahap pra-kualifikasi karena
total nilai lebih dari 56.
i. PT. TRIPATRA
PT. Tripatra, tidak ada data HSE. Sehingga PT. Tripatra di diskualifikasi.
Berdasarkan data yang di dapat diatas, maka dapat disimpulkan perbandingan dari
hasil akhir pra-kualifikasi, bahwa:
Tabel 5.13 Perbandingan Hasil Akhir Pra-Kualifikasi
No.
1.
2.
48,67
59,72
3.
PT. IKPT
PT. PETROFAC
Konsorsium PT. KHARISMA HYDRO dan PT. FERROSTAL
PT. KHARISMA HYDRO
PT. FERROSTAL
Konsorsium PT. RAGA PERKASA EKAGUNA dan PT. PUNJ
LLOYD INDONESIA
PT. RAGA PERKASA EKAGUNA
PT. PUNJ LLOYD INDONESIA
Konsorsium PT. WIJAYA KARYA dan PT. TECHNIP
0
0
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PT. TRIPATRA
45,4
66,87
53,51
51,65
62,1
80,3
44,87
63,49
*) klarifikasi
68,27
0
Dari Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa hasil akhir pra-kualifikasi yang memenuhi nilai
minimal terdapat 2 bidder, yaitu TP. Konsorsium Wijaya Karya dan PT. Technip serta
PT. Rekayasa Industri. Maka 2 bidder tersebut yang dapat mengikuti tahap
selanjutnya. Hal tersebut telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh
BPMIGAS dalam Pedoman Tata Kerja No. Kpts-13/BP00000/2006-S8 tentang
Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan dan Lindungan Lingkungan Kontraktor.
3. Seleksi
Dalam pelaksanaan tahap seleksi PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas
Development Project telah menyeleksi calon rekan kerja (kontraktor). Dalam tahap
seleksi ini PT. Pertamina Fungsi Matindok Gas Development Project memperhatikan
dari berbagai aspek yang dinilai, diantaranya:
a. Administrasi
b. Paket B (Pengelolaan Proyek)
c. Paket C (Teknis)
Dari hasil seleksi tersebut didapat pemenang bidder adalah Konsorsium Wijaya Karya
dan PT. Technip. Seleksi tersebut telah sesuai dengan mengacu pada pedoman
BPMIGAS.
5. Pekerjaan Berlangsung
Dalam pelaksanaan tahap pekerjaan berlangsung PT. Pertamina EP Fungsi Matindok
Gas Development Project yang sebagai pemilik pekerjaan telah melakukan audit K3,
berupa:
a
Inspeksi Health Safety Environment yang meliputi kebersihan tempat kerja, alat
pelindung diri, pencegahan dan perlindungan kebakaran, tanda-tanda, sinyal dan
tanda peringatan, komunikasi bahaya, bahan berbahaya, peralatan tangan dan
listrik, keamanan elektrikal, welding cutting and grinding, gas bertekanan, tempat
tertutup, tangga, perancah atau penahan, penggalian, peralatan angkut, cranes dan
hoist, pembukaan dinding serta sistem komunikasi.
Program Kerja Health Safety Environment yang meliputi pertemuan safety, inspeksi
HSE, promosi HSE, komunikasi supervisor pekerja,
6. Evaluasi Akhir
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project telah melakukan
kegiatan pengendalian kontraktor hingga tahap Pekerjaan Berlangsung, untuk penilaian
akhir belum dilakukan. Pengendalian Kontraktor yang dilakukan oleh pihak PT.
Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project talah sesuai dengan prosedur
Contractos Safety Management System yang ditetapkan oleh BPMIGAS dalam Pedoman
Tata Kerja No. Kpts-13/BP00000/2006-S8 tentang Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan
dan Lindungan Lingkungan Kontraktor.
6.2 Saran
Sebaiknya PT. Pertamina EP Fungsi Matindok Gas Development Project,
khususnya disiplin Health Safety Security and Environment memberikan masukan
terhadap Health Safety Security and Environment pusat terkait komponen dan pengisian
di Form Job Safety Analysis agar nantinya arsip atau data dalam perusahaan tidak
berbeda dan dapat dipahami oleh semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2007. OHSAS 18001:2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Persyaratan.
Boediono, S. dan Jusuf. M.S. 2005. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
BPMIGAS. 2006. Pedoman Tata Kerja BPMIGAS. No. Kpts 13/BP00000/2006-S8 tentang
Pengelolaan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan Kontraktor.
Depnakertrans R.I., 2009. Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja :
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Falenshina, Nizhenifa, 2012. Implementasi Contractor Safety Management System (CSMS)
Terhadap Kontraktor Project TA Unit CD III PT Pertamina RU III Palembang.
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
HSSE. 2014. Pedoman Sistem Manajemen HSE Kontraktor. No. A-002/A3/EP8000/2014-S0.
Jakarta; PT. Pertamina EP
HSSE. 2014. Tata Kerja Organisasi. Prakualifikasi SMHSE Kontraktor. No. B011/A3/EP8000/2014-S0. Revisi 1. Jakarta; PT. Pertamina EP
HSSE. 2014. Tata Kerja Individu. Penilaiaan Prakualifikasi SMHSE Kontraktor. No. C018/A3/EP8000/2014-S0. Revisi 1. Jakarta; PT. Pertamina EP
HSSE. 2014. Tata Kerja Individu. Pelaksanaan Inspeksi dan Evaluasi HSE Kontraktor. No.
C-020/A3/EP8000/2014-S0. Revisi 1. Jakarta; PT. Pertamina EP
HSSE. 2015. Pedoman Sistem Manajemen HSSE. No. A-001/A3/EP8000/2015-S0. Revisi 2.
Jakarta; PT. Pertamina EP
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2002. Manajemen SDM (Buku 2). Jakarta; Salemba
Empat
Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Jakarta; Dian Rakyat
Sumamur, P.K, 2009. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung. Cetakan XII
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 3
No.
Jenis Pekerjaan
7. Downhole DST
T*
Keseluruha
n Tingkat
Risiko
Relatif
T*
T*
T*
3. Jasa penyelaman
T
T (S)
T (S)
T*
T atau S
Pelayanan Katering
1. Pelayanan katering (on shore)
S (R)
T (S)
Survey Seismik
1. Pekerjaan survey geoteknik
3. Seismic aquisition
Kontrol Hama
1. Perjanjian servis kontrol hama
Penanganan Limbah
1. Jasa penanganan limbah
Catatan :
T* = Resiko sangat tinggi
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 6
Kriteria Sistem Evaluasi Manajemen HSE Kontraktor
Check List Sistem Rating Pra Kualifikasi
Tanggal
Kontraktor
PERTAMINA EP, yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan, melakukan perbaikan terus
menerus terhadap keselamatan, kesehatan dan lingkungan tempat kerjanya untuk
kepentingan para pekerja, kontraktor dan penduduk sekitar. Hanya kontraktor yang
memiliki kepemimpinan dan sistem manajemen yang menghasilkan kinerja keselamatan,
kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (HSE) yang baik yang akan diikutsertakan ke
dalam daftar kontraktor lulus pra kualifikasi. Harap formulir pra kualifikasi ini dilengkapi
dan dikembalikan sesuai dengan instruksinya jika anda ingin dimasukkan ke dalam daftar
kontraktor lulus pra kualifikasi tersebut.
Tanggal
Jam
KETERANGAN UMUM
1. Nama Perusahaan :
Alamat :
Telepon / Fax :
2. Pejabat
Pimpinan
Nama
Lama Bekerja di
Perusahaan
Wakil
Pimpinan
3. Berapa tahun organisasi Anda berusaha dengan nama Perusahaan
yang sekarang?
Kota
Negara
Kode Pos
Anak Perusahaan :
Kota
Negara
Kode Pos
Fax
7. Penanggung Asuransi
Nama
Jenis Asuransi
Telepon
Ya
Tidak
Fax
Nama :
Tanda tangan
Jabatan
Telepon
ORGANISASI
Fax
Firma
Perseroan Terbatas
Lain-lain
12. Uraikan jenis pekerjaan lain dalam kelompok jasa yang biasa Anda
lakukan yang Anda
subkontakkan kepada pihak lain :
Telepon
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Nama Perusahaan
Nama Pekerjaan
b)
c)
b)
c)
b)
b)
c)
d)
b)
c)
d)
b)
b)
c)
a)
3.7. Standar
a) Apakah Anda memiliki Standard HSE ? Lampirkan bukti
b) Bagaimana cara Anda memastikan bahwa standar HSE tersebut
dilaksanakan ? Lampirkan bukti/prosedur
c)
Lampirkan bukti/prosedur
c)
c)
f)
Lampirkan bukti/prosedur
i)
c)
c)
Pengaturan
apa
yang
dipunyai
perusahaan
Anda
untuk
menyampaikan setiap hasil dan temuan dari pengawasan dan
pemantauannya kepada :
i) Manajemen pusat Anda ?
ii) Karyawan lapangan ?
Lampirkan bukti/prosedur
b)
c)
c)
Tidak
c)
menindaklanjuti
hasil
audit
Lampirkan
Tidak
Apakah Anda mempunyai Organisasi Keadaan Darurat ?
Ya Tidak
Berikan daftar prosedur dan organisasi keadaan darurat.
Jelaskan bagaimana kesiapan darurat dijaga dan bagaimana struktur
komando dalam keadaan darurat.
industri,
perdagangan,
dan
b) Apakah perusahaan Anda mempunyai ciri atau aturan HSE lain yang
tidak dicantumkan di dalam tanggapan Anda terhadap kuesioner.
Lampirkan
LAMPIRAN 7
Kriteria Penilaian Pra kualifikasi
Sistem Manajemen HSE Kontraktor
A
B
C
Elemen 1 : Kepemimpinan dan Komitmen
Disiplin
HSE
diberikan
pada
tingkat
manajer
tidak
langsung
melibatkan
Manajemen senior
Bukti
manajemen
senior yang aktif
terlibat
didalam
kegiatan HSE
Keterlibatan dan
komitmen
dari
manajemen
terhadap
HSE
hanya pada waktu
tertentu, seperti
pada
saat
pertemuan/ rapat
HSE
Keterlibatan
dan
komitmen
umum
manajemen
terhadap
HSE.
Pertemuan
HSE
dilakukan
secara
teratur pada tingkat
manajemen
dan
Penyelia/pengawas
Keterlibatan
dan
komitmen
umum
manajemen
terhadap
HSE.
Karyawan
ditugaskan
secara
bergiliran
untuk
membahas topik HSE
dalam rapat
C
D
terbatas pada staf berhubungan
dengan
tertentu.
pekerjaan tersebut.
ada Program
formal
dibuat
untuk
meningkatkan
pengetahuan
karyawan
mengenai
HSE.
Instruksi-instruksi
lisan
mengenai
prosedur
perusahaan
hanya
diberikan
kepada sebagian
karyawan. Bukubuku
panduan
hanya
diberikan
pada
karyawan
baru tetapi tidak
pada
saat
orientasi
pekerjaan.
Karyawan
diberi
buku panduan dan
acuan,
penyelia/pengawas
menjelaskan
dan
mendemonstrasika
n pekerjaan para
karyawan baru
Dibuat
program
penilaian
/
evaluasi
yang
standar
bagi
subkontraktor,
yang
hanya
mencakup
wilayah tertentu
saja
Program penilaian
dan standar bagi
sub
kontraktor
telah dibuat dan
dilaksanakan
B
C
Tidak
ada Ada standar dasar Kontraktor memiliki
standar HSE
HSE
peraturan standar
HSE yang meliputi
seluruh
kegiatan
operasi berbahaya
D
Kontraktor
memiliki
sistim
untuk
menspesifikasi,
memantau kesesuaian
dan
memperbaharui
standar
Sistim
HSE
milik
Kontraktor mempunyai
metode yang lengkap
untuk
mengevaluasi
semua
bahaya
dan
dampak
HSE
dan
menerapkan
pada
seluruh
dokumen
kontrak
Kontraktor
memberitahu
pekerja mengenai
bahaya
besar
(major
hazard)
yang
mungkin
mengancam
namun demikian
Kontraktor hanya
melakukan
pemantauan
secara acak
Kontraktor
mempunyai metode
yang tepat untuk
memantau paparan
bahaya besar
Kontraktor mempunyai
seperangkat
metode
untuk
memonitor
paparan
bahaya
yang
bisa
diperkirakan
(berhubungan dengan
metode
evaluasi
bahaya
dan
dampaknya)
dan
menulis semua itu di
dalam kontrak
Potensi Bahaya (bahaya kimia, fisika, dan biologi seperti suara bising, radiasi,
uap, asap, suhu yang terlalu tinggi, dll.): Butir 4(3)
Kontraktor
tidak membuat
ketentuan
khusus untuk
memberitahu
pekerja
mengenai
sifat-sifat
bahaya
yang
potensial
Kontraktor
menyediakan
informasi
bagi
pekerja di tempat
kerja
mengenai
sifat-sifat bahaya
yang
potensial
tapi
tidak
ada
tindak lanjut
Kontraktor
memberikan
informasi
kepada
karyawan
pada
awal
keterlibatannya di
lapangan
Kontraktor menyimpan
data base mengenai
sifat-sifat
bahaya
potensial
yang
ada
didalam kontrak dan
mempunyai
metode
pendistribusian
informasi secara formal
kepada
semua
karyawan dan melatih
D
karyawannya
menangani
tersebut.
dalam
hal
Secara
formal
persyaratan PPE
diperiksa,
tapi
hanya
sedikit
usaha
untuk
meyakinkan
penggunaan yang
benar.
Kontraktor
mempunyai
prosedur
pembuangan
limbah
sesuai
dengan kategorinya
tapi tidak membuat
peraturan
untuk
meminimalisasi
dampak lingkungan
Kontraktor mempunyai
suatu sistim yang tepat
untuk
mengelola
limbah
(termasuk
identifikasi,
minimalisasi
dan
klasifikasi), yang secara
aktif
berusaha
mengurangi
dampak
lingkungan
Kontraktor
mempunyai
prosedur
umum
mengenai
pengelolaan
limbah
Ada
peraturan
mengenai alkohol
dan
obat
terlarang
tetapi
tidak
banyak
didistribusikan
Peraturan
mengenai
alkohol
dan obat terlarang
termasuk juga yang
mengatur tanggung
jawab dan risiko,
dan didistribusikan
Peraturan
obat
terlarang dengan jelas
mengatur
mengenai
tanggung jawab, risiko,
dan
hukuman
didistribusikan kepada
semua karyawan; dan
C
secara luas
D
bisa dilihat di papan
pengumuman
Kontraktor
mempunyai
prosedur/
manual
HSE yang tertulis
mencakup
semua
operasi
yang
membahayakan
Kontraktor mempunyai
prosedur
yang
mencakup
semua
tindakan
pencegahan
/manual
HSE,
persyaratan
rencana HSE dengan
sistim updating dan
penyebaran
kepada
karyawan
Rencana
tergantung pada
sumber
luar,
seperti
perusahaan
inspeksi.
Pengawasan
pemeriksaan dari
peralatan
diserahkan
kepada pekerja di
lapangan.
Memiliki
program
tertulis
pedoman
pengawasan,
tanggung
jawab,
frekwensi
dan
tindak lanjut.
Tambahan
dari
C,
inspeksi
berkala
dilakukan
oleh
manajemen atas atau
oleh tim spesialis.
Pentingnya
keselamatan
transportasi darat
diakui
tetapi
diserahkan
kepada manajer /
penyelia
/
pengawas bisnis
inti
untuk
melaksanakan
secara individual
Kontraktor
mempunyai
strategi
pengelolaan umum
dengan
beberapa
prosedur
yang
membahas bagianbagian
dari
keselamatan
transportasi darat
Kontraktor mempunyai
strategi yang lengkap
dan
seperangkat
perencanaan
dan
prosedur
meliputi
kendaraan,
pengendara,
dan
pengelolaan operasi
B
Tidak
ada Melakukan
sistim
untuk pemantauan
memantau
kinerja HSE di
kinerja HSE
beberapa wilayah
C
Kontraktor
mempunyai suatu
sistim
untuk
memantau kinerja
HSE pada area-area
penting
D
Kontraktor mempunyai
sistim
pemantauan
kinerja yang lengkap
dengan umpan balik
kepada pemberi kerja
untuk perbaikan dan
telah
menerima
penghargaan
atas
prestasinya
ada Pertemuan/rapat
yang rutin membahas
keselamatan kerja
hanya
untuk
operasi tertentu.
Pertemuan
membahas
keselamatan kerja
dilakukan
berdasarkan jadwal
rapat yang rutin
oleh
penyelia/pengawas
atau
perwakilan
dari
bagian
keselamatan kerja.
Rapat
mengenai
keselamatan
kerja
dilakukan secara rutin
dan
topik
yang
dibicarakan
adalah
mengenai
karyawan
dan dilakukan secara
bergantian
Satu
kejadian
kecelakaan serius
pada lima tahun
terakhir
Kejadian
hanya Tidak
ada
kejadian
berhubungan
dalam
lima
tahun
dengan kecelakaan Terakhir
kecil
Rasio
kecelakaan
menunjukkan perbaikan
yang tetap lebih dari
20% setahun
Temuan
Temuan
Seperti
pada
A
penyelidikan
kecelakaan
pada
umumnya
tidak
dikomunikasik
an
B
dikomunikasikan
secara
terbatas
kepada
personil
kunci
/
utama
melalui
memo
internal
perusahaan atau
media
yang serupa
C
dikomunikasikan
kepada
seluruh
karyawan
melalui
papan
pengumuman
D
ditambah
dengan
keterangan
implikasi
terinci untuk keperluan
peningkatan
kinerja
HSE
Dokumen
HSE
Kontraktor
menyertakan
acuan mengenai
audit
tanpa
rincian
khusus
mengenai
penjadwalan dan
ruang lingkup
Dokumen
HSE
Kontraktor
menyertakan
rincian
mengenai
pelaksanaan audit
sesuai
dengan
jadwal
/
ruang
lingkup
untuk
tempat-tempat
yang penting
prosedur Prosedur
darurat
untuk
skenario
utama
dibuat
secara
tertulis,
misalnya
kebakaran/ledakan,
H2S,
evakuasi,
penyebaran racun
atau bahan-bahan
yang
mudah
terbakar. Tidak ada
persyaratan
yang
dilakukan
untuk
frekuensi latihan.
Prosedur
keadaan
darurat ditulis untuk
skenario
utama,
misalnya
kebakaran,
ledakan, H2S, evakuasi,
menyebarnya
racun
atau bahan-bahan yang
mudah terbakar dan
penyakit yang darurat.
Prosedur ditulis dalam
manual
prosedur
darurat
yang
didistribusikan
secara
luas. Frekuensi latihan
telah ditentukan.
B
C
anggota satu
satu asosiasi HSE
asosiasi
yang
tidak menonjolkan
HSE
D
minimal satu asosiasi
HSE
LAMPIRAN 8
Perusahaan
___________________
Alamat
__________________________
Tanggal
____________________________
_____________________
Telepon
_______________________________
Lingkari nomor yang paling baik mewakili evaluasi ini berdasarkan kriteria tujuan rating yang terlampir.
12
x1
Subtotal
ELEMEN 2 TUJUAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Sub Fakto
Total
Total
r
12
x1
Subtotal
ELEMEN 3 ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB,
SUMBERDAYA, STANDAR DAN DOKUMENTASI
ELEMEN 3 ITEM 3 (1)
12
12
12
12
12
12
x
1/6
Subtotal
ELEMEN 4 PENANGANAN BAHAYA DAN
DAMPAK
ELEMEN 4 ITEM 4 (1)
12
12
12
12
12
12
12
Sub Fakto
Total
Total
r
x
1/7
Subtotal
TOTAL (SECT 1-SECT 4)
ELEMEN 5 PERENCANAAN DAN PROSEDUR
ELEMEN 5 ITEM 5 (1) (A) AND (B)
12
12
12
x
1/3
SUBTOTAL
ELEMEN 6 PEMANTAUAN IMPLEMENTASI DAN
KINERJA
ELEMEN 6 ITEM 6 (1) AND 6 (3)
12
12
12
12
12
x
1/5
Subtotal
ELEMEN 7 AUDIT DAN PENINJAUAN
10
x1
Subtotal
ELEMEN 8 PROSEDUR TANGGAP DARURAT
8
x1
Subtotal
ELEMEN 9 MANAJEMEN HSE CIRI TAMBAHAN
10
x1
Subtotal
TOTAL RATING (SECT 1 SECT 9)
LULUS / LULUS BERSYARAT / TIDAK LULUS
REKOMENDASI
PENERIMAAN BERSYARAT
1
2
3
4
5
Panitia Pengadaan
Ketua
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
LAMPIRAN 9
Sekretaris
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Perusahaan
___________________
Alamat
__________________________
Tanggal
____________________________
_____________________
Telepon
_______________________________
N
o
1
Elemen
Elemen 1 :
Kepemimpinan
dan Komitmen
Elemen 2 :
Tujuan-tujuan
Kebijakan dan
Strategi
Elemen 3 :
Organisasi,
Tanggung
jawab, Sumber
Daya, Standar
dan
Dokumentasi
Elemen 4:
Penanganan
Bahaya dan
Dampak
Elemen 5:
Perencanaan
dan Prosedur
Elemen 6:
Penerapan dan
Pemantauan
Kinerja
Elemen 7: Audit
dan Kaji Ulang
Hasil Verifikasi
Hal Positif
Kesenjangan (Gap)
Nila
i
Elemen 8:
Prosedur
Tanggap
Darurat
Elemen 9:
Manajemen
HSE ciri
tambahan
Panitia Pengadaan
Ketua
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Sekretaris
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
Anggota
Tanggal
Nama Jelas
LAMPIRAN 10
Gambar 5. Tata Kerja Individu Pelaksanaan Inspeksi dan Evaluasi HSE Kontraktor
LAMPIRAN 12
Nama Kontraktor
: _______________________________________________
Alamat
: _______________________________________________
Nomor Kontrak
: _______________________________________________
Jenis Pekerjaan
: _______________________________________________
Tingkat Risiko
: _______________________________________________
Jumlah Pekerja
: _______________________________________________
Periode Kontrak
: _______________________________________________
Lokasi Pekerjaan
: _______________________________________________
Tanggal Evaluasi
: _______________________________________________
User
: _______________________________________________
Wakil Kontraktor
Nama/Tanggal
Wakil Perusahaan
Nama/Tanggal
Instruksi Kerja
1.
Tuliskan nilai yang diberikan pada masing-masing pokok bahasan dalam daftar periksa inspeksi HSE
dan program HSE terakhir
2.
Tuliskan pada kolom Komentar, jika terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian.
3.
Tuliskan data-data kinerja HSE pada tabel Kinerja HSE berdasarkan laporan Kontraktor
4.
Lakukan perhitungan frekuensi dan severity rate
5.
Konversi frekuensi rate menjadi nilai sesuai dengan tabel nilai
6.
Apabila terdapat kecelakaan yang menyebabkan hari hilang maka nilai kinerja HSE menjadi 0
7.
Masukkan total nilai Inspeksi HSE, Program HSE dan Kinerja HSE pada tabel
8. Nilai maksimal dari nilai elemen inspeksi HSE dan program HSE disesuaikan dengan jumlah elemen
yang sesuai (tidak N/A) dan yang ditambahkan sebelumnya dalam daftar periksa Inspeksi dan
Program HSE
9.
Lakukan perhitungan berdasarkan bobot masing-masing elemen
10.
Konversikan nilai akhir menjadi poor, average, good, very good atau excelent
11. Lampirkan formulir E-03/C/EP5000/2009-S0 Temuan Inspeksi dan Audit HSE Kontraktor dan
laporan dari Kontraktor sebagai berikut :
Laporan kecelakaan, penyakit akibat kerja, pencemaran, kerusakan aset dan kejadiankejadian lain.
EVALUASI AKHIR
REKAPITULASI DAFTAR PERIKSA INSPEKSI KESELAMATAN KERJA
No.
POKOK BAHASAN
1.
Kebersihan
2.
3.
4.
5.
6.
Bahan-bahan berbahaya
7.
8.
Keselamatan Listrik
9.
10.
Gas bertekanan
11.
Memasuki ruangTerbatas
12.
Tangga
13.
Perancah
14.
Penggalian
15.
Perlengkapan angkut
16.
17.
Pembukaan Dinding
18.
Lain-lain
TOTAL NILAI
PENILAIAN
KOMENTAR
No.
POKOK BAHASAN
PENILAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peyelidikan/Pelaporan Kecelakaan
7.
Lain-lain
KOMENTAR
TOTAL NILAI
KINERJA HSE
No.
KRITERIA
1.
Jumlah Manhours
2.
3.
Jumlah Pelanggaran
HASIL
KETERANGAN
Jumlah tenaga kerja x jam kerja
Ketentuan K3
4.
a.
Ringan
b.
Sedang
c.
Berat
d.
Fatal
Jumlah kejadian ( 2 + 3 + 4 )
Hari Hilang (lost time)
Jumlah kejadian x 1.000.000
5.
Jumlah Manhours
Hari Hilang x 1.000.000
Jumlah Manhours
Lihat tabel di bawah
Tabel Nilai :
Nilai
Rate Kecelakaan
Kerja
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
10
Keterangan :
*) Faktor pekerjaan Risiko Tinggi = 1; Risiko Sedang = 0.8; Risiko Rendah = 0.6
Kecelakaan yang menyebabkan fatal / lost time, maka nilai kinerja Keselamatan Kerja sama dengan 0 ( nol )
No.
ELEMEN
NILAI
(%)
Bobot
1.
0.3
2.
0.2
3.
0.5
NILAI AKHIR
Wakil Kontraktor:
Wakil Perusahaan:
Nama
: ___________________________
Nama
: ___________________________
Jabatan
: ___________________________
Jabatan
: ___________________________
Tanggal
: ___________________________
Tanggal
: ___________________________
Keterangan :
Nilai AKhir
Excellence 96 - 100
Very Good 86 - 95
Good
76 - 85
Average
56 - 75
Poor
00 55
Lampirkan :
1. Formulir E-03/C-003/EP5000/2009-S0 Temuan Inspeksi dan Audit HSE Kontraktor
2. Laporan dari Kontraktor sebagai berikut :