Anda di halaman 1dari 32

PSM GUIDE

Elemen - 0

FUNGSI :

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

I.

SUBJECT
(PERIHAL)

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

UMUM
1.1.

Maksud dan Tujuan


Pedoman ini mempunyai tujuan :
Meyakinkan bahwa fasilitas kilang di PT Arun telah dirancang, dioperasikan dan
dipelihara dengan memperhatikan aspek Keselamatan Kerja secara menyeluruh
termasuk penanganan, penggunaan, pengelolaan bahan kimia berbahaya.
Mencegah dan mengurangi potensi bahaya yang timbul dalam operasi pengolahan
minyak yang mencakup unsur manusia, fasilitas dan peralatan, metode kerja dengan
lingkungan sekitarnya, karena setiap kejadian yang merugikan yang terjadi di PT
Arun akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perusahaan.
Mewujudkan kegiatan pengolahan migas yang aman, handal, efisien dan selaras
lingkungan, sehingga daya saing perusahaan dapat ditingkatkan.

1.2.

Ruang Lingkup
Pedoman ini berlaku di lingkungan PT Arun Ngl Co.

1.3.

Pengertian dan Batasan


Program Process Safety Management (PSM) merupakan program terpadu
pengelolaan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan dalam Unit
Operasi Kilang, serta merupakan penerapan dari suatu sistim manajemen didalam
mengidentifikasi, memahami, mengendalikan dan mengontrol bahaya proses dari
suatu unit operasi guna mencegah timbulnya bahaya, kecelakaan atau kerugian
berbagai aspek baik terhadap manusia, peralatan maupun lingkungan sekitarnya.

II. LANDASAN KEBIJAKAN


1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Hal 1 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

2. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian
dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

III. MANAJEMEN KEPEMIMPINAN, KOMITMEN DAN PERTANGGUNGAN JAWAB


Manajemen membuat kebijaksanaan, menyiapkan perspektif, menyusun target-target
capaian, dan menyiapkan sumbersumber tenaga untuk mengsukseskan operasi. Menjamin
suatu sistim keterpaduan operasi seperti yang diiginkan oleh manajemen kepemimpinan dan
komitmen yang nyata terhadap organisasi dan pertanggung jawaban pada semua lini
manajemen.
TARGET PENCAPAIAN DAN GARIS PEDOMAN
3.1.

Pelaksanaan PSM
Suatu sistim proses safety manajemen operasi terpadu dibuat, dikomunikasikan, dan
mendapat dukungan dari semua lini tingkatan manajemen dari organisasi PT.Arun.

3.1.1

PSM akan diterapkan di seluruh lini tingkatan manajemen mulai dari unit kerja
lapangan

sampai ke manajemen puncak organisasi organisasi PT.Arun. Ini menjadi

komponen utama dari upaya-upaya manajemen terhadap keselamatan,


kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (SHE) di dalam organisasi
3.1.2

Masing-masing organisasi operasi menjaga/merawat suatu terbitan kebijaksanaan


tentang

keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan secara konsisten

sesuai dengan harapan PSM


3.1.3

Manajemen mengkomunikasikan prinsip-prinsip PSM dan keberhasilan kepada


semua karyawan dan melakukan transaksi dengan kontraktor kontraktor, dan

bisnis terkait, pemerintah serta dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Hal 2 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0
3.1.4

SUBJECT
(PERIHAL)

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

Manajer menjamin bahwa objektif bisnis adalah konsisten dan sesuai dengan
harapan-harapan PSM.

3.1.5

Sistim-sistim dibuat yang meliputi target-target capaian dari PSM.

3.2

Partisipasi Manajemen
Demonstrasi komitment-komitmen manajemen yang aktif menyeluruh dan partisipasi
nyata di sistim proses safety operasi terpadu.

3.2.1

Manajer memasukkan pertimbangannya keselamatan , kesehatan kerja dan


lindungan lingkungan keputusan memajukan bisnis strategi, perencanaan dan
pelaksanaan.

3.2.2

Manajer mendiskusikan komitmennya tentang proses manajemen operasi terpadu


dengan karyawan dan kontraktor dengan penekanan khususnya pada unit tertentu
dan fasilitas baru.

3.2.3

Keputusan manajer dan tindakan demontrasi komitmen terhadap pelaksanaan PSM.

3.2.4

Manajer, dalam kedudukannya sebagai pengawas personel berpatisipasi nyata


Dalam audit PSM dari kepemilikannya dan inspeksi unit-unit yang lain di lapangan.

3.2.5

Manajer

memelihara

komitmen

dan

pengetahuannya

tentang

Keselamatan,

kesehatan kerja dan lindungan lingkungan pada tingkatan pelaksanaan sesuai


dengan tugas tanggung jawabnya masing-masing.
3.3

Langkah Penerapan
Manajemen operasi harus membuat batasan, prioritas, dan langkah-langkah sistim
penerapan mengingat kerumitan dan resiko yang terlibat dalam tahapan operasi dan
produk yang dihasilkan.

3.3.1

Manajer membuat skala prioritas dalam implementasi PSM dan tindakan perbaikan
berbasiskan pada tingkatan keterpaparan resiko, alokasi sumber tenaga, dan

Hal 3 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

membuat jadwal penyelesaian.


3.3.2

PSM adalah suatu proses yang berkelanjutan. Pengembangan organisasi sebagai


suatu rencana tahunan untuk pencapaian sasaran PSM secara konsisten dengan
ketersediaan segala sumber dan keterlibatan semua tingkatan organisasi.

3.4

Peranan tugas, Tanggung jawab, kewenangan .


Tugas, tanggung jawab, kewenangan dan pertanggung jawaban terhadap sistim
harus diketahui dan dilaksanakan.

3.4.1

Lini manajemen organisasi operasi mempunyai tugas tanggung jawab utama


terhadap

3.4.2

Tanggung

PSM dan keterlibatan karyawan dan kontraktor pada semua tingkatan.


jawab

antar

organisasi-organisasi

dalam

perusahaan

dengan

keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan adalah diberikan definisi


dan dipertimbangkan dalam penerapan PSM.
3.4.3

Memberikan tanggung jawab

harus didokumentasikan dan dapat diterima oleh

pemegang jabatan tersebut.


3.4.4

Manajer bertanggung jawab, pada pekerjaan baru yang mengandung resiko tinggi
atau mengandung bahaya seperti operasi ekplorasi, operasi driling pembangunan
projek-projek modifikasi dan bisnis di luar operasi yang telah ada harus bertanggung
jawab. Pada tahap awal pembuatan dan penerapan program PSM, dan
menyesuaikan dengan sistim operasi yang ada saat ini atau dengan pekerjaan yang
mengandung resiko/bahaya.

3.4.5

Manajer bertanggung jawab untuk bisinis-bisinis operasi yang bekerja sama dengan
pihak lain dan mengandung resiko tinggi, mengkomuniasikan program PSM ini

3.4.6

kepada semua karyawan dan juga perlu menyesuaikan sistim PSM dengan
kemampuan mereka untuk memenuhi harapan-harapan keterpaduan operasi.

Hal 4 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

3.5

SUBJECT
(PERIHAL)

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

Tujuan dan Keberhasilan


Tujuan dan keberhasilan yang jelas harus dibuat sedemikian sehingga program PSM
dan kinerjanya dievaluasi dibandingkan dengan tujuan dan keberhasilan yang
diharapkan.

3.5.1

Keberhasilan dan tujuan penerapan dan perbaikan PSM adalah dibuat dan
kinerjanya dievaluasi internal dilakukan secara periodik dan merupakan bahagian
dari pekerjaan pengelolaan, perencanaan dan pengangaran budget secara berkala.

3.5.2

Tanggung jawab menetapkan keberhsilan, tujuan dan pencapaian kinerja indikator


kunci harus ditunjukkan dan diberi tanggung jawab.

3.6

Prosedur dan penerapan Praktis.


Sistim menjamin bahwa harapan-harapan dapat diterjemahkan kedalam prosedur
kerja dan penerapan praktis dapat dilaksanakan.

3.6.1

Manajemen menjamin bahwa prosedur-prosedur tersedia dan dapat diterapkan


dalam praktek pekerjaan se-hari-hari, serta mencakupi semua harapan-harapan
PSM.

3.6.2

Manajemen menjamin bahwa revisi prosedur dibuat dan praktis dalam penerapannya
dan mencakupi semua perubahan.

3.6.3

Karyawan terbiasa dengan pekerjaan dan resiko yang ada, membuat prosedur
mempraktekkannya, dimana dikaji ulang oleh level manajemen yang sesuai.

3.6.4

Penilaian harus diarahkan pada prosedur dan pada praktek-praktek di lapangan dan
termasuk penilaian teknik dan kajian ulang manajemen yang sesuai.

Hal 5 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0
3.7

SUBJECT
(PERIHAL)

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Keterlibatan karyawan.
Sistim menjamin bahwa keterlibatan aktif karyawan dan partisipasinya dalam proses
PSM dan pengetahuan tentang PSM didiskusikan antar karyawan di dalam
organisasi.

3.7.1

Informasi yang relefan berhubungan dengan keselamatan, kesehatan kerja, dan


lindungan lingkungan, status, perencanaan, kemajuan dan hasilnya dikomunikasikan
dan didiskusikan dengan karyawan.

3.7.2

Proses untuk kelangsungan keterlibatan karyawan dan diskusi mangenai pokok


persoalan PSM dilakukan dan manaruh perhatian; keputusan-keputusan yang
diambil didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada karyawan pada waktu yang
tepat.

3.7.3 Setiap organisasi mempunyai prosedur untuk mengenal dan mengiformasikan


pembelajaran yang penting, termasuk best praktce dari industri, di dalam dan antara
unit-unit dan dengan badan hukum yang lain.
Manajemen menghargai individu-individu dan kelompok-kelompok organisasi, yang
ikut kontribusi dalam merealisasikan terselenggarakannya program dan harapan PSM.
3.8

Penilaian VS Harapan-harapan

Sistim menjamin bahwa kinerja dievaluasi dan tingkat pemenuhan pencapaian terhadap
target / harapan-harapan dinilai. Hasil penilaian ini untuk dipedomani bagi manajemen
corporate.

1. Dapat diukur / menjadi indikator bagi kinerja keterpaduan operasi, dibuat dan dikaji
ulang di masing-masing unit

Hal 6 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

2. Hasil dari internal dan ekternal PSM audit dilaporkan setiap tahun melalui proses
pengurus bisnis corporate yang ada.

IV. KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN


4.1.

Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan kegiatan pengolahan migas yang aman, handal, efisien
dan selaras dengan lingkungan, PT Arun Management dengan intruksi President
Director No. 04 /PS/MI/2002 ,bertekad menciptakan keadaan kerja yang bebas
insiden dan menekan potensi dampaknya.
1. Membudayakan dan membina pekerja, mitra kerja serta masyarakat tentang
Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kebakaran.
2. Menerapkan Pengelolaan Keselamatan kerja dan Lindungan Lingkungan yang
baik dengan melaksanakan sistim Manajemen Keselamatan Proses.
3. Berupaya memenuhi Ketentuan / Peraturan Perundangan KK.

4.2.

Pelaksanaan
Vice President Director bertanggung jawab untuk :
1. Membuat Keputusan Pelaksanaan Process Safety Management (PSM) dan
pengangkatan Tim Manajemen Keselamatan Proses yang disetujui oleh
President Director.
2. Memberi dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan Process Safety
Management (PSM).
3. Mereview laporan hasil kerja Tim yang mengarah pada perbaikan.
4. Memantau / memonitor kemajuan (progress) pelaksanaan Process Safety
Management (PSM) serta pelaksanaan perbaikannya.
5. Melaporkan hasil pelaksanaan Process Safety Management (PSM) di PT Arun
kepada President Director dan Producer.

4.3.

Tata Cara Pelaksanaan

Hal 7 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

A.

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

Vice President Director PT Arun membuat Surat Keputusan pelaksanaan


Process Safety Management (PSM).

B.

Pembentukan Tim PSM.


Membentuk Tim PSM yang terdiri dari 14 Elemen, yaitu :

1. Process Safety Information.(PSI).


2. Process Hazard Analysis (PHA).
3. Mechanical Integrity (MI).
4. Pre Start Up Safety Review (PSSR).
5. Contractor Safety (CS.
6. Safe Work Procedure (SWP).
7. Operating Procedure (OP).
8. Employee Training (ET).
9. Employee Participation (EP).
10. Management Of Change (MOC).
11. Emergency Response Preparedness (ERP).
12. Environmental Control (EC)
13. Accident Investigation (AI).
14. Process Safety Management Audit (PSMA).
Tim melibatkan semua bagian dari fungsi terkait seperti Operations, Maintenance,
Engineering, Procurement, Warehouse, Marine & FSHE, dan lain lain yang
dipandang perlu.

4.4. Tugas dan Tanggung Jawab Tim PSM


Koordinator PSM
PSM merupakan suatu sistim yang terpadu, oleh karena itu tugas utama koordinator
PSM adalah mengkoordinir elemen-elemen agar saling selaras satu terhadap yang

Hal 8 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

lain. Koordinator PSM secara berkala ( 1 bulan sekali) mengadakan rapat bersama
semua anggota elemen untuk membahas perkembangan masing-masing program
dan keselarasan satu terhadap yang lainnya.
Disamping itu koordinator PSM memberikan arah, prioritas dan dukungan bagi kerja
masing-masing tim. Secara berkala koordinator PSM melaporkan tugas tim kepada
Vice President Director.
Ketua Komisi
Ketua masing-masing komisi bertugas mengkoordinir penulisan / meneleiiti ulang
dokumen PSM dan penerapan dari masing-masing elemen PSM yang ada dalam
tanggung jawabnya.
Ketua Elmen
Ketua masing-masing elemen bertugas mengkoordinir penerapan dari masingmasing unsur PSM yang ada dalam tanggung jawabnya.
Ketua Elemen bertugas :
1. Bersama anggota elemen melakukan penilaian terhadap keadaan unsur PSM
yang ada

di Unit saat ini (Baseline PSM Audit).

2. Bersama anggota elemen menentukan rencana kerja, pelatihan, langkah dan


jadwal penerapan unsur PSM yang dipilih.
3. Mengkoordinir upaya penerapan dari unsur PSM yang telah direncanakan untuk
diterapkan dan mengadakan rapat secara berkala ( 1 minggu sekali) untuk

membahas penerapan unsur tersebut.


4. Memantau

perkembangan

penerapan

melaporkannya kepada koordinator PSM.

Hal 9 dari 32

masing-masing

unsur

PSM

dan

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Anggota Elemen
Anggota elemen dipilih dari petugas yang paling banyak terlibat dengan unsur PSM
terkait, seperti misalnya anggota elemen yang bertanggung jawab untuk menerapkan
prosedur operasi yang sebaiknya dipilih dari pengawas senior kilang, sedangkan
anggota elemen yang bertanggung jawab untuk menerapkan Informasi Keselamatan
Proses sebaiknya dipilih dari pengawas senior di bidang Engineering yang
menangani informasi tentang proses.
Tugas Anggota Elemen :
1. Bersama ketua elemen melakukan penilaian tentang keadaan saat ini dari
penerapan unsur PSM yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Merencanakan dan menyusun jadwal pelaksanaan dari penerapan unsur PSM
yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Mengadakan rapat dengan semua pihak terkait dalam rangka pengumpulan
informasi,

penyusunan

kesistiman,

menyusun

manual

atau

prosedur,

kebijaksanaan, diagram aliran dan penerapan kesistiman tersebut.


4. Memantau pelaksanaan dari kesistiman dan melaporkan perkembangannya
kepada masing-masing ketua elemen.
4.5. Penjelasan Elemen-Elemen Process Safety Management (PSM)
Terdapat 14 Elemen dari Process Safety Management (PSM) yang dibutuhkan agar
operasi kilang dapat dilakukan secara aman, handal, efisien dan berwawasan
lingkungan. Manajemen Keselamatan Proses dilaksanakan secara terpadu, yaitu
sejak tahap konsep, disain rekayasa, konstruksi, Start-up dan commisioning, operasi,
pemeliharaan dan decommissioning.
Dalam suatu kegiatan operasi (kilang) dengan ukuran yang berskala kecil atau besar,

Hal 10 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

memakai proses sederhana atau dengan kompleksitas tinggi, menggunakan 3 (tiga)


komponen pokok PSM yakni : Teknologi, Keselamatan Kerja dan Manajemen.
Manajemen Keselamatan Proses memberikan pendekatan yang terpadu, dengan
memasukkan unsur keselamatan kerja melalui 14 elemen yang berhubungan dengan
teknologi, SDM, dan fasilitas.
A.1 . Teknologi dan Proses :
A.1.1 Proses Safety Information (PSI)
Informasi Keselamatan Proses merupakan landasan pertama dalam penerapan
Keselamatan Proses. Banyak kecelakaan dalam industri minyak atau kilang
karena kurangnya data informasi yang tersedia atau data tidak lagi akurat
sehingga menimbulkan kekeliruan atau kesalahan pada operator atau unsur teknis
lainnya.
Semua bahaya di unit proses, baik yang menyangkut bahan kimia, proses
teknologi dan peralatan proses harus diinformasikan kepada pekerja untuk
tercapainya keselamatan unit proses.
Untuk itu perlu disiapkan informasi yang lengkap dan akurat mengenai :
A.1.1.1 Bahaya-bahaya pada bahan-bahan kimia yang digunakan yang meliputi
:
- Toksisitas (Toxicity).
- Batas pemaparan yang diperkenankan (Permissible Exposure Limits).

- Data Fisik (Physical Data).


- Data Reaktivitas (Reactivy Data).
- Data korosivitas terhadap peralatan (Corrosivity to Equipment Data).
- Data kestabilan kimiawi dan panas (Chemical and Thermal Stability Data).

Hal 11 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

- Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tercampur dengan bahanbahan lain (Hazardous Effects of Inadvertent Mixing of different materials that
could possibly occur).
A.1.1.2 Teknologi Proses yang meliputi :
-

Gambar diagram proses (Simple process flow diagram).

Uraian proses kimia (Process chemistry).

Inventarisasi bahan kimia maksimum yang diperkenankan (Maximum intended


inventory).

Neraca massa dan energi.

Batasan temperatur, tekanan, laju alir atau komposisi operasi aman.

Konsekuensi dari penyimpangan kondisi-kondisi operasi.

A.1.1.3 Peralatan dan Sarana yang meliputi :


-

Konstruksi material.

Diagram perpipaan dan instrumentasi (P&ID).

Klasifikasi area listrik (Electrical Area Classification).

Disain sistim pengaman gas bertekanan (relief system design).

Disain sistim ventilasi.

Standard disain.

Sistim keselamatan (contoh : interlocks, detection).

Informasi-informasi tersebut di atas merupakan tanggung jawab bagian-bagian

terkait sesuai dengan penugasan yang telah ditentukan.


A.2. Process Hazard Analysis (PHA)
Untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, baik berupa kebakaran,
ledakan, penyebaran uap beracun dan kegagalan-kegagalan operasi lainnya, maka

Hal 12 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

analisa bahaya proses merupakan cara yang efektif untuk dapat melakukan
identifikasi, evaluasi dan pengendalian terhadap potensi bahaya yang terdapat pada
unit proses dengan cara :
-

Mempergunakan pendekatan dengan metode tertentu secara konsisten (tertib


dan terarah).

Berupaya menemukan dan mencapai konsensus multi disiplin.

Mencatat hasil analisa bahaya tersebut dalam bentuk dokumen, sehingga


bermanfaat di masa mendatang untuk ditindaklanjuti, Hal itu juga berguna bagi
pelatihan pekerja.

Dengan demikian dapat dicegah kejadian / proses yang akan menimbulkan cidera
dan atau kecelakaan.
A.2.1. Metodologi
Berbagai metode-metode yang teratur dan sistimatis untuk mengidentifikasi dan
menganalisa potensi bahaya dalam unit proses yang dapat digunakan antara lain :
-

Hazops, what-if, check list.

Inspeksi rutin.

Inspeksi bersama pihak asuransi.

Analisa Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis).

Pemeriksaan kegiatan proyek (Project Review).

Audit Keselamatan (Safety Audit).

A.2.2. Penakaran (Assessment)


Penakaran dalam Analisa Bahaya Proses, antara lain diarahkan pada :
-

Bahaya dari proses.

Identifikasi insiden yang lalu, yang berpotensi dapat menimbulkan konsekuensi


malapetaka di tempat kerja.

Hal 13 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Penerapan pengawasan administratif dan enjiniring terhadap bahaya.

Konsekuensi kegagalan pengawasan administratif dan enjiniring.

Tataletak fasilitas (control room, bengkel dan lain-lain).

Faktor Manusia (Human Factors).

Evaluasi kualitatif atas kegagalan pengawasan yang berdampak bagi kesehatan


dan keselamatan kerja di tempat kerja.

A.2.2.1 Tim Analisis


Analisa Bahaya Proses harus dilaksanakan oleh Tim berpengalaman dalam
bidang operasi, enjiniring dan proses yang spesifik. Paling tidak, salah satu
anggota Tim telah berpengalaman dalam pelaksanaan Analisa Bahaya Proses.
A.2.2.2 Temuan dan Rekomendasi
Seluruh temuan dan hasil rekomendasi dari kegiatan Analisa Bahaya Proses,
seharusnya ditindaklanjuti pada waktunya dan didokumentasikan sehingga
bermanfaat di masa yang akan datang.
A. 3.

Mechanical Integrity (MI)


Keterpaduan Mekanik (Mechanical Integrity) disini mencakup sepanjang usia fasilitas,
dimulai saat awal pembangunannya hingga masa penggusurannya.

Keterpaduan mekanik diarahkan untuk menjamin sistim secara utuh dimana


kandungan material yang berbahaya (hazardous materials) dapat dikelola sepanjang
usia fasilitas tersebut.
Hal-hal yang pokok dalam Keterpaduan Mekanik adalah :
A.3.1. Prosedur Pemeliharaan
Prosedur pemeliharaan tertulis harus telah disiapkan dan diterapkan untuk

Hal 14 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

menjamin integritas peralatan proses yang ada.


A.3.2. Pelatihan Pekerja Pemeliharaan
Hal ini untuk menjamin bahwa pemeliharaan peralatan proses harus disertifikasi
sesuai ketentuan code / standard dan dalam pelatihannya mencakup unsur
sebagai berikut :
- Garis besar (overview) proses dan bahayanya.
- Prosedur terapan untuk penugasan pekerja.
A.3.3. Quality Assurance
Terutama dalam kegiatan konstruksi peralatan baru, maka haruslah dilakukan
sebagai berikut :
-

Fabrikasi sesuai dengan proses yang dipergunakan.

Pemeriksaan, inspeksi dan pemasangan harus sesuai dengan spesifikasi


rancangannya dan buku petunjuk manufakturer.

Melaksanakan pemeliharaan material, suku cadang dan peralatan yang


sesuai dengan spesifikasi rancangannya.

Didirikan pada lokasi yang tepat.

A.3.4. Inspeksi dan Pengujian Peralatan


Pelaksanaan program inspeksi dan pengujian peralatan harus mencakup :
-

Penerapan rekayasa secara baik dan sesuai dengan rekomendasi dari


manufakturer.

Menyiapkan dokumentasi hasil inspeksi dan pengujian.

Membuat prosedur untuk memperbaiki kelemahan / kekurangan atau


pengoperasian di luar batasan yang diperkenankan.

Selain hal tersebut di atas, kegiatan pemeliharaan prediktif dan preventif ini adalah

Hal 15 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

perlu dan penting untuk menjamin operasi yang handal dan tanpa terjadi kecelakaan
(reliable and no incident).
Dengan melaksanakan program tersebut, akan membantu upaya pencegahan
kegagalan dini (prevent premature failure) dan membantu kesiagaan penyiapan
sistim yang diperlukan dalam pengendalian keadaan darurat.
Untuk efektifitas penerapannya maka kegiatan yang menyangkut program kualitas
dan keterpaduan mekanik ini, yang perlu diyakinkan keterpaduan mekaniknya
terutama adalah peralatan yang bersifat kirits.
Adapun peralatan kritis tersebut antara lain :
-

Pressure vessel dan tangki penampungan.

Sistim perpipaan (termasuk komponen pipa : kerangan)

Sistim penghentian darurat (emergency shutdown).

Controls, termasuk perangkat monitoring, sensor, alarm dan interlocks.

Pompa-pompa.

A. 4. Pre Start Up Review (PSSR)


Dengan penelaahan keselamatan kerja pra start up yang akan merupakan
dilaksanakannya pemeriksaan akhir (final check point) pada
peralatan baru ataupun yang sudah dimodifikasi untuk menjamin bahwa seluruh
elemen Manajemen Keselamatan Proses telah dipenuhi.
Ada 4 langkah pokok dalam kegiatan Pre Start Up Review, yaitu :
-

Bahwa fasilitas fisik telah benar-benar sesuai dengan spesifikasi rancangan dan
pemasangannya telah sesuai dengan rekomendasi manufakturer.

Hal 16 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0
-

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Bahwa seluruh elemen Process Safety Management (PSM) telah diterapkan


secara memadai antara lain dalam aspek keselamatan kerja, operasi,
pemeliharaan dan prosedur keadaan darurat.

Bahwa unsur dari aspek keselamatan kerja, kesehatan dan lindungan lingkungan
telah diamati dengan memakai daftar periksa yang tepat.

Bahwa

dari

upaya

penakaran

dan

hasil

kesimpulan

dapat

dinyatakan

bahwasannya fasilitas tersebut aman untuk dioperasikan (start-up).


B. Keselamatan Kerja :
B.1. Contractor Safety (CS)
Banyak kontraktor yang bekerja dalam kegiatan unit proses. Untuk itu pihak
perusahaan yang menggunakan jasa kontraktor harus melakukan seleksi yang di
dasarkan atas berbagai faktor, termasuk kinerja pihak kontraktor tersebut dalam hal
pengendalian bahaya, pelaksanaan program-program keselamatan kerja dan datadata kecelakaan yang pernah dialami.

Persyaratan keselamatan kerja harus dimasukkan dalam kegiatan-kegiatan kontrak,


seperti :
-

Seleksi pra-tender (Pre-bid selection process).

Program-program orientasi lapangan (Site Plant Orientation Programs).

Standard izin kerja (Work Permit Standard)

Secara garis besar peran Perusahaan dan Kontraktor dalam upaya penerapan
Manajemen Keselamatan Proses adalah sebagai berikut :

a). Menerapkan dan Melaksanakan semua ketentuan yang ada dalam Process
Safety Management (PSM) berlaku bagi seluruh kontraktor yang menangani
pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, turn around, pekerjaan renovasi besar atau
pekerjaan yang bersifat khusus spesial.

Hal 17 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Kegiatan kontraktor seperti pelaksanaan kebersihan kantor, pelayanan makan


dan minum pekerja, tidak termasuk dalam kegiatan penerapan Process Safety
Management (PSM).

b). Tanggung Jawab Perusahaan


Perusahaan bertanggung-jawab, antara lain sebagai berikut :
-

Mengadakan evaluasi mengenai upaya dan hasil kerja kontraktor di bidang


keselamatan kerja dan dijadikan acuan dalam penyusunan / pemilihan program
pelatihan.

Memberikan informasi kepada kontraktor mengenai potensi bahaya kebakaran,


peledakan dan bahaya penyebaran gas beracun yang

berhubungan dengan proses dan pekerjaan.

Menjelaskan kepada kontraktor mengenai langkah / tindakan terencana dalam


keadaan darurat (emergency action plan).

Melaksanakan cara kerja aman (safe work practices).

Mengadakan evaluasi untuk kerja kontraktor secara periodik yang sesuai


tanggung jawab kontraktor.

Mencatat kejadian kecelakaan kontraktor (baik cidera maupun sakit) yang


diakibatkan atau berhubungan dengan pekerjaannya di dalam fasilitas.

C. Tanggung Jawab Kontraktor.


Kontraktor bertanggung jawab, antara lain sebagai berikut :
- Meyakinkan bahwa setiap pekerja telah mengikuti pelatihan yang berhubungan
dengan pekerjaannya, untuk mendapatkan cara kerja yang aman.
-

Meyakinkan bahwa setiap pekerja telah menerima petunjuk tentang potensi


bahaya kebakaran, peledakan atau penyebaran gas beracun pada kegiatan
proses dan mengetahui aturan / tertib acara dalam keadaan darurat.

Hal 18 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

- Memperhatikan catatan pelatihan terhadap pekerja kontraktor.


- Memperhatikan bahwa setiap pekerja telah mematuhi ketentuan penerapan
aspek keselamatan kerja.
- Memperhatikan bahwa setiap pekerja telah mematuhi ketentuan keselamatan
kerja, termasuk tata cara bekerja dengan aman (the safe work practices).
Memberikan saran kepada pimpinan perusahaan atas setiap bahaya yang khas
(unique hazard) yang dialami kontraktor ketika melaksanakan pekerjaan
tersebut.
B.2

Safe Working Procedure (SWP)


Pedoman pelaksanaan ini harus diberlakukan untuk pekerjaan, seperti : kerja panas,
kerja dingin, kerja masuk ruangan terbatas, kerja listrik / instrumen, kerja radiasi,
kerja penggalian atau pergerakan alat berat sehingga dapat membantu para
pengawas dalam melaksanakan tugas pengawasan sehingga pekerjaan panas dan
kerja yang mempunyai resiko tinggi lainnya dapat dilakukan dengan aman.

B.3 Operating Procedure (OP)


Prosedur operasi ini harus dapat memberikan pengertian secara jelas dari rincian
parameter dan batasan operasi, yang merupakan ketentuan keselamatan operasi
bagi pihak yang melakukan tugas menjalankan (mengoperasikan) suatu proses.
Disamping itu Operating Procedure juga memuat keterangan yang jelas tentang
suatu akibat dari pengoperasian di luar ketentuan atau batasan operasi (operating
limit), serta menguraikan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi dan /
atau menghindarkan terjadinya deviasi tersebut.
Prosedur Operasi merupakan catatan dokumen di setiap proses serta diharapkan
selalu dapat disesuaikan dengan keadaan yang mutakhir.
Adapun Operating Procedure hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut :

a). Tahap Operasi, terdiri atas :


Hal 19 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Cara menghidupkan unit proses (Initial Start-up).

Cara menjalankan unit proses dalam keadaan normal operating.

Pengoperasian darurat (Temporary operations).

Penyetopan unit proses secara aman dalam keadaan darurat (Emergency


Shutdown).

Pengoperasian unit proses dalam keadaan darurat (Emergency operations).

Penyetopan unit proses dalam operasi normal (normal shutdown).

Menghidupkan unit proses setelah perbaikan atau setelah stop darurat (startup following a turn-around or after emergency shutdown).

b). Batasan Operasi (Operating Limits).


Dalam penyusunan prosedur operasi harus dicantumkan batasan operasi, disertai
keterangan mengenai konsekuensi kemungkinan akan terjadinya penyimpangan
dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi / memperbaiki keadaan
tersebut atau upaya untuk menghindari terjadinya penyimpangan.

c). Pertimbangan Kesehatan & Keselamatan


Prosedur harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
-

Data sifat dan bahaya yang terkandung dalam bahan kimia yang dipakai
dalam proses.

Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghindari pemaparan.

Upaya pengendalian yang harus dilakukan apabila terjadi kontak fisik atau

bila terjadi pemaparan / pencemaran di udara.

Pengendalian kualitas bahan baku dan pengawasan jumlah persediaan dari


bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

Hal khusus yang berkaitan dengan bahaya yang tertentu.

d). Perubahan
Prosedur harus dapat mengkaji untuk menunjukkan cara penerapannya dalam
operasi, termasuk bila terjadi perubahan oleh adanya :
- Perubahan proses kimia.

Hal 20 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

- Perubahan teknologi.
- Perubahan peralatan.
- Perubahan fasilitas.
- Perubahan SDM.

e). Penerapan Keselamatan Kerja.


Penerapan Keselamatan Kerja bagi pekerja dan kontraktor harus mencakup :
- Prosedur pengamanan dengan kunci dan label (lockout / tagout).
- Izin masuk ruang tertutup / terbatas.
- Izin membuka peralatan proses / perpipaan.
- Pengawasan pekerja yang masuk ke dalam fasilitas operasi, oleh pekerja
pemeliharaan, tenaga kontraktor, laboratorium atau tenaga bantu lainnya.

Sedangkan izin kerja harus mendapat perhatian, terutama pemberian surat izin kerja
panas dan surat izin memasuki ruangan tertutup / terbatas harus memiliki prosedur
yang jelas.
Seperti ketentuan untuk izin kerja panas (hot work permit) diberlakukan bagi semua
pelaksanaan pekerjaan panas yang dilakukan atau berdekatan dengan kegiatan
proses. Dalam sistim dan formulir izin kerja panas ini harus berisi :
-

Tanggal saat izin kerja panas diperkenankan.

Uraian pekerjaan tentang sasaran pelaksanaan kerja panas tersebut.

Penyimpanan berkas izin kerja panas dalam file hingga pekerjaan tersebut
selesai dilaksanakan.

Tindakanpencegahan untuk membatasi sebaran bunga api.

Tindakan pencegahan kebakaran, termasuk diperlukan petugas / penjaga api


atau fire watcher.

Izin kerja panas, dikeluarkan oleh petugas yang diberi wewenang oleh pimpinan
perusahaan.

Hal 21 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Prosedur-prosedur tersebut harus diperbaharui (review) secara periodik atau


setiap dilakukan modifikasi proses maupun peralatan.
B.4 Employees Participation (EP)
Sukses operasi suatu unit proses ditentukan unsur manusia yang menjalankannya,
seperti : pekerja / operator, pengawas dan jajaran manajemen. Untuk itu keterlibatan
seluruh

pekerja

akan

menentukan

keberhasilan

kegiatan

Process

Safety

Management (PSM).
Contoh-contoh partisipasi pekerja dalam pelaksanaan Process Safety Management
(PSM) antara lain :
Rapat kegiatan keselamatan operasi (Safety Meeting), Pemeriksaan kegiatan

proyek

(Project

Review),

Penyelidikan

kecelakaan

(incident

investigation),

pemahaman prosedur-prosedur kerja aman (Safe Work Procedures), Analisa


Bahaya-Bahaya

Proses

(Process

Hazard

Analysis),

Manajemen

Perubahan

(Management of Change), Identifikasi Bahaya / Saran-saran Keselamatan Kerja


(Hazard Identification / Safety Suggestion), Komite Keselamatan Kerja (Safety
Committee), Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (Emergency Drills).
Seluruh kegiatan partisipasi pekerja dalam pelaksanaan Process Safety Management
(PSM) tersebut perlu didokumentasikan.

C. Manajemen
C.1. Manajemen Perubahan (MP)
Perubahan fasilitas di lapangan walaupun bagaimana kecilnya dapat saja
menimbulkan suatu bencana yang dahsyat. Manajemen Perubahan ini ditujukan agar
dalam

pengelolaan

perubahan-perubahan

tersebut

dilaksanakan

sesuai

atau

konsisten dengan dokumen teknologi proses, dimana perlu dilakukan kajian yang

Hal 22 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

seksama dan mendapat persetujuan yang berwenang berkenaan dengan modifikasi


tersebut. Tetapi bukan untuk kegiatan penggantian yang persis sama (replacement-inkind).
Berkenaan dengan hal tersebut maka prosedur tertulis seharusnya sudah disusun dan
diterapkan guna menilai seluruh perubahan yang terjadi, sehingga dapat diketahui
dampaknya terhadap keselamatan kerja, kesehatan dan lindungan lingkungan.
Dengan kata lain, setiap fasilitas harus memilki prosedur tertulis yang menjelaskan
aturan tertentu mengenai terjadinya perubahan dalam pengelolaan dan wewenang.
Perubahan tersebut termasuk seluruh kegiatan modifikasi pada peralatan, prosedur
(tata kerja), bahan baku dan kondisi operasi, selain penggantian yang persis sama.

Beberapa bentuk berkas formulir yang perlu dikembangkan untuk keperluan Process
Safety Management (PSM) tersebut, mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Deskripsi dan tujuan perubahan.
- Basis teknik atas perubahan.
- Dampak perubahan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
- Evaluasi bahaya (hazard evaluation).
- Persetujuan dan kewenangan (bagi setiap bentuk perubahan).
- Prosedur perubahan yang menyangkut bidang : operasi, pemeliharaan, inspeksi /
testing.
- Pemutakhiran P&ID (bila perlu).
- Pemutakhiran klasifikasi electrical area (bila perlu).
- Pemutakhiran Informasi Keselamatan Proses (Process Safety Information).
- Kebutuhan pelatihan dan jalur komunikasi.
- Penelaahan Keselamatan Kerja Awal Operasi (Pre-Start Up Inspection / Safety
Review).
Batasan waktu untuk kegiatan perubahan yang bersifat sementara (temporary
changes) agar ditetapkan dan harus dipantau dalam pemantauannya. Pengakuan

Hal 23 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

bahwa pekerja adalah suatu unsur pokok yang jelas terlihat dalam seluruh elemen
Process Safety Management (PSM), merupakan hal yang penting.
Pada waktu dilakukan pemindahan pekerja dan perubahan organisasi, seperti halnya
yang dilakukan jika ada perubahan teknologi atau fasiltas tidak akan diselenggarakan
(berlaku) sebelum dilaksanakan penakaran bahaya (hazard assessments). Maka
dalam menghadapi perubahan personalia tersebut, seyogyanya dilakukan /
dipercayakan pada pekerja yang berpengalaman.
Dengan demikian, pergantian pekerja pada seluruh lapisan terlebih dahulu harus
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan ; hal ini untuk menjamin batasan minimum

pengalaman serta pengetahuan dapat terjaga atau terpenuhi.


Jadi setiap fasilitas harus memiliki prosedur tertulis mengenai pengelolaan /
manajemen perubahan dan kewenangannya (authorizing and managing changes).
Untuk pengoperasian unit proses secara aman, maka harus dilakukan manajemen
perubahan untuk setiap perubahan (modifikasi) yang dilakukan pada unit proses.
Untuk itu, diperlukan penilaian terhadap dampak yang mungkin timbul akibat
perubahan-perubahan (modifikasi) yang dilakukan, perubahan seperti

proses

kimia, teknologi, prosedur, fasilitas.


Disamping itu, setiap ada perubahan segera dilakukan perbaikan (update) pada
prosedur operasi, P&ID, dan lain-lain.
Apabila terjadi perubahan pada dokumen teknologi proses, adalah tidak sah atau
tidak berlaku sebelum dilakukan hazard assessment (penakaran bahaya). Sejalan
dengan hal ini, jika terjadi perubahan maka seluruh perubahan teknologi proses yang
akan dipakai pada unit tersebut terlebih dahulu harus diadakan safety review yang
sama bobot atau dengan cara seksama sebagaimana pada proses yang baru.
C. 2. Employee Training (ET)
Pelatihan merupakan hal yang sangat penting bagi pekerja unit proses karena

Hal 24 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

merupakan syarat utama untuk dapat mengoperasikan unit proses secara aman.
Materi yang perlu diberikan pada pekerja unit proses meliputi :
-

Uraian proses.

Prosedur-prosedur operasi.

Bahaya-bahaya khusus di unit proses yang ditangani.

Prosedur kerja aman.

Tindakan dalam keadaan darurat, termasuk penyetopan unit proses secara aman
dan tindakan penyelamatan (emergency response including shutdown and
evacuation).

Program pelatihan yang diberikan bagi pekerja unit proses meliputi :

a). Pelatihan awal (Initial Training)


Pelatihan awal diberikan pada setiap pekerja / operator baru, terutama pelatihan
yang berkaitan dengan aspek terapan dan aspek keselamatan yang berguna
untuk kepentingan tugasnya. Seperti yang tercantum dalam prosedur operasi.

b). Pelatihan penyegaran (Refresher Training)


Pelatihan penyegaran perlu mendapat perhatian, dimana materi maupun jadwal
pelatihan yang akan diberikan, merupakan hasil pembahasan atau telah dibicara
kan antara bagian pelatihan dengan bagian operasi terkait dimana pekerja
bersangkutan bekerja. Adapun frekuensi pelatihan penyegaran, agar diatur paling
tidak dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun.

c). Pencatatan (Records) Dokumentasi Pelatihan


Kegiatan pelatihan tersebut di atas tadi (pelatihan awal dan pelatihan
penyegaran) harus berisi keterangan hal-hal sebagai berikut :
-

Identitas pekerja.

Tanggal pelaksanaan pelatihan.

Hal 25 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0
-

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Catatan tentang kecakapan / kemampuan pekerja dalam pelatihan.

Pencatatan pelatihan ini akan bermanfaat untuk evaluasi dan pengembangan


kegiatan pelatihan secara berencana, tepat guna dan terarah.
Pelatihan-pelatihan yang diikuti pekerja perlu didokumentasi dengan baik. Disamping
itu, secara berkala dilakukan ujian untuk mengetahui tingkat penguasaan pekerja
terhadap pekerjaan yang dilakukan.

C 4.

Emergency Planing & Respone


Rencana penanggulangan keadan darurat hendaknya dipersiapkan untuk berbagai
kejadian yang mungkin timbul di Unit proses, seperti : kebakaran ledakan dan
penyebaran uap beracun.Untuk setiap kejadian, dibuat cara-cara penanggulangan
yang rinci, termasuk kebutuhan personil, peralatan, teknik penanggulangan dan
sebagainya. Selanjutnya dilakukan latihan rutin dan perbaikan (revisi) terhadap
Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat tersebut minimal setiap tahun. Dengan
demikian, rencana penanggulangan keadaan darurat hendaknya mencakup hal-hal
berikut :
-

Rencana penanggulangan keadaan darurat untuk menanggulangi tumpahan

besar dan kecil.

Kecelakaan-kecelakaan khusus untuk setiap lokasi.

Fasilitas penanggulangan kebakaran / kesiagaan peralatan.

Koordinasi dengan masyarakat dan industri sekitar/petugas-petugas yang terlibat.

Inventarisasi semua keadaan darurat yang timbul dalam operasi kilang, prosedur
dalam menanggulangi keadaan darurat.

C.4

Environmental Control (EC)

C.4.1 Maksud dan Tujuan


Pedoman ini disusun sebagai acuan tindak lanjut dari kebijakan perusahaan dalam
bidang lindungan lingkungan, yang meliputi antara lain:

Hal 26 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

1) Mengimplementasikan program lindungan lingkungan sejalan dengan peraturan


pemerintah yang berlaku.
2) Secara kontinu melakukan upaya pengelolaan lingkungan melalui evaluasi dan
kontrol terhadap dampak lingkungan.
3) Monitoring dan mereduksi emisi, buangan limbah dan akibat lingkungan lainnya.
4) Penanganan limbah, termasuk pembuangan bahan berbahaya & beracun (B3)
secara aman.

5) Evaluasi aspek lindungan lingkungan dalam setiap desain dan modifikasi suatu
fasilitas kilang.
6) Menyediakan sistem tanggap darurat penanganan tumpahan dan kebocoran
material B3.
7) Menyediakan sistem penanganan risiko kontaminasi tanah dan air tanah akibat
operasi kilang.
8) Sosialisasi dan pelatihan/ training yang berkaitan dengan program lindungan
lingkungan, baik di lingkungan kerja perusahaan maupun masyarakat sekeliling.
9) Kontrol dokumentasi yang berkaitan dengan program lindungan lingkungan.
C.4.2 Ruang Lingkup
Pedoman ini berlaku di area plantsite maupun perumahan PT. Arun NGL Co., dan
berlaku bagi seluruh karyawan termasuk kontraktor dan pihak ketiga lainnya.
1. Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Adalah semua bahan kimia yang mempunyai potensi atau risiko terhadap terjadinya
bahaya a.l. :
1) Kebakaran/Peledakan
2) Keracunan bagi manusia
3) Kerusakan/pencemaran lingkungan.
2. Limbah B3

Hal 27 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beracun yang karena sifatnya dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain (Ref. PP no 18
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun).
3. Pengelolaan Limbah B3
Adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan,pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3 (Ref. PP no 18
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun).
4. Emisi
Adalah suatu pelepasan material berbentuk gas hasil proses produksi ke lingkungan,
baik yang terjadi dalam operasi normal maupun dalam keadaan darurat.
5. Bocoran Gas
Adalah peristiwa lepasnya gas ke atmosfir dari suatu sistem tertutup dalam instalasi
proses Operasi Kilang ke lingkungannya dan berpotensi menimbulkan bahaya
kebakaran, keracunan dan pencemaran.
6. Tumpahan Minyak atau Bahan Kimia
Adalah keluarnya sejumlah minyak atau bahan kimia dari sistem operasi kilang ke
lingkungannya dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau rusaknya lingkungan.
7. Baku Mutu Lingkungan
8. Nilai Ambang Batas
9. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan /atau kegiatan.(Ref. UU No.23
Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Hal 28 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0
10.

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

Adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap


lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha atau kegiatan. (Ref. PP
No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

11.

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Adalah dokumen yang mengandung upaya pemantauan komponen lingkungan hidup


yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha atau kegiatan. (Ref. PP No.
27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
12.

Audit Lingkungan

Adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan hukum yang
berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh Penanggung
Jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.(Ref. UU No 23 Tahun 1997) .
C 4. Accident Investigation (AC)
Tujuan dari elemen ini adalah mengharuskan pihak perusahaan untuk melakukan
penyelidikan kecelakaan terhadap segala kasus kecelakaan, seperti : kebakaran,
ledakan dan penyebaran uap beracun.
Tujuannya adalah untuk menghindarkan kejadian serupa dikemudian hari.
Penyelidikan harus dilakukan paling lambat 48 jam setelah kejadian.
Adapun kecelakaan / kejadian yang memerlukan penyelidikan, yaitu insiden yang
telah mengakibatkan kecelakaan atau hampir celaka yang potensial menimbulkan
kerugian besar
Adapun kecelakaan / kejadian yang memerlukan penyelidikan, yaitu insiden yang
telah mengakibatkan kecelakaan atau hampir celaka yang potensial menimbulkan
kerugian besar.
Untuk pelaksanaan penyelidikan kecelakaan / kejadian tersebut, maka tim penyelidik

Hal 29 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

Ditetapkan tgl:

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:

harus dibentuk sesegera mungkin dengan anggota yang terdiri dari pekerja yang
menguasai

tentang

proses

terkait

serta

sesuai

dengan

pengetahuan

dan

pengalamannya dalam menangani penyelidikan dan menganalisa kecelakaan.

Selanjutnya laporan dari hasil penyelidikan kecelakaan tersebut, paling tidak memuat
keterangan sebagai berikut :
-

Tanggal kejadian kecelakaan.

Tanggal pelaksanaan penyelidikan.

Uraian kejadian kecelakaan.

Faktor yang turut memungkinkan terjadinya insiden.

Rekomendasi, faktor Process Safety Management (PSM) mana yang perlu


ditingkatkan / diperkuat.

Laporan penyelidikan kecelakaan sangat penting dan tidak ditujukan untuk mencari
kesalahan tetapi untuk mengetahui sebab utama kejadian karena itu menurut
Process Safety Management (PSM), semua kejadian baik yang bersifat kecil, tanpa
cidera atau yang bersifat serius harus diselidiki secara mendalam.
Pelaporan dan Tindak Lanjut
Draft laporan hendaknya dibicarakan bersama dengan VPD sebelum dipresentasikan
di hadapan manajemen Unit dan direview bersama menajemen untuk merevisi
kesalahan pengertian, penentuan prioritas perbaikan dan penyusunan rencana
perbaikan.
-

Monitoring dilakukan terus menerus untuk memantau terhadap sasaran Rencana

Kerja dan apabila ditemukan penyimpangan-penyimpangan dapat lebih dini


dilakukan koreksi.

Kemajuan Progres dilaporkan oleh Tim/Komite kepada Vice President Director


secara berkala setiap 3 bulan sekali.

Vice President Director bertanggung jawab untuk menjaga dan memantau hasil
serta tindak lanjut pelaksanaan Process Safety Management (PSM).

Hal 30 dari 32

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

PT.ARUN NGL

Perubahan ke :0

C. 5.

SUBJECT
(PERIHAL)

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)

Ditetapkan tgl:

Mulai berlaku tgl:

Pemutakhiran / up-dating Pedoman Process Safety Management (PSM)

dilakukan 5 tahun sekali dan apabila diperlukan dapat dilakukan lebih cepat.

Proses Safety Audit (PSMA)


Sebagaimana diketahui auditing adalah suatu cara untuk mengetahui secara
meyakinkan, apakah upaya penerapan keseluruhan Process Safety Management
(PSM) telah terlaksana yaitu melalui pengamatan formal, dengan cara pemeriksaan
audit lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan antara apa yang telah
dilaksanakan / diupayakan dengan memperhatikan persyaratan yang telah
ditetapkan.
Sebagai acuan disini, maka sebaiknya auditing dilakukan :
Setidaknya dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali oleh Perusahaan. Tim Audit
terdiri dari seorang atau lebih pekerja yang berpengalaman dalam proses terkait.
Laporan

Audit

yang

dibuat

berisi

catatan

temuan

serta

kekurangan,

didokumentasikan dan saran tindakan perbaikan.


IV. LAMPIRAN
-

Lampiran 1 : Bagan Organisasi / Komite Process Safety Management (PSM).

Lampiran 2 : Elemen-Elemen Pokok dari Process Safety Management (PSM).

KOORDINATOR PSM

MANAJER DIVISI

AKNASIO SABRI

RZ / ZA / AKN

Hal 31 dari 32

VICE PRESIDENT
DIRECTOR

T. FACHRUDDIN

PSM GUIDE
Elemen - 0

FUNGSI :

Perubahan ke :0
Tgl.

SUBJECT
(PERIHAL)

PT.ARUN NGL

Ditetapkan tgl:
Tgl.

PSM GENERAL GUIDELINE


(PEDOMAN UMUM PROCESS
SAFETY MANAGEMENT)
Mulai berlaku tgl:
Tgl.

Hal 32 dari 32

Anda mungkin juga menyukai