Anda di halaman 1dari 28

TUGAS ACARA II

TUTORIAL PEMBUATAN PERMODELAN BAHAN GALIAN


MENGGUNAKAN SOFTWARE SURPAC 2014 DAN 3DMINE
2014

Disusun Oleh :
Imanuel Ansan
710018242
02

PROGAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2022

Imanuel Ansan/710018242
TUTORIAL PEMBUATAN PERMODELAN BAHAN GALIAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE SURPAC 2014 DAN 3DMINE
2014
1. Buka aplikasi surfac

2. Aktifkan menu display and hide pada toolbar


Arahkan kursor ke atas dan klik kanan > toolbars > display and
hide

Imanuel Ansan/710018242
3. Tampilkan kontur topografi (TOPO.str) dengan cara drag file
topografi.str nya ke lembar kerja

4. Buat DTM topografi dari file topografi.str


Surface > create dtm from layer > object ID ‘8’ > next

Imanuel Ansan/710018242
5. Simpen DTM topografi
Klik kanan pada layer topografi > safe layer > file name ‘
topografi_dtm’ > apply

6. Olah data assay.csv, geology.csv, dan collar.csv untuk


menampilkan lubang bor dan lapisan batubaranya. Klik
database > database > open new > database name ‘database
batubara’ >apply. Maka akan muncul table create definition klik
apply

Imanuel Ansan/710018242
7. Peoses selanjutnya menentukan tipe database seperti gambar di
bawah, pilih database type ‘acces(aaccdb)’

8. Akan muncul table choose optional for new database dan


tambahkan/ketik ‘geology’ pada opsi tersebut lalu klik aplly

Imanuel Ansan/710018242
9. Maka akan muncul table database,kemudian sesuaikan menu
collar, survey, dan geology dengan data collar.csv, syrvey.csv,
geology.csv. Untuk menu collar tambahkan ‘location’ seperti
gambar dibawah ini.

10. Kemudian pilih menu geology sesuaikan dengan file csv nya
dan tambahkan “rock_type” dan seam pada “optional table”.
Untuk menambahkan klik kanan lalu apply

Imanuel Ansan/710018242
11. Selanjutnya import data dengan cara klik database > import
data maka akan table seperti di bawah kasih nama
“database_batubara” > apply> apply dan proses selanjutnya
unchecklist pada “translation” dan “styles” > apply > apply

12. Masukkan data csv kedalam load database tables dan sesuaikan
dengan nama yang diminta > apply. Maka akan muncul file not
tanda load telah selesai. Kemudian klik start/recording an SCL
> file name “run_play_DH” “ play

Imanuel Ansan/710018242
13. Klik “database_batubara” > Drillhole Display Styles > geology
> rock_type > klik kanan pada folder “rock_type” > Add new
style >code “coal” > atur warna “ red” > apply

14. Klik “database_batubara” > display drillhole > atur menu:


• Menu trace : styles table “geology”, field “rock_type”,
cylinder style “fixed width”
• Collar style: Field “Hole_id”
• Geology Patterns: Table “geology”, field “rock_type”
• Labels: table “geology”, field “rock_type”.
➢ Klik Apply

Imanuel Ansan/710018242
15. Selanjutnya buat point “floor_a” batubara dengan klik database
> extract > Zone thickness and Depth.

Imanuel Ansan/710018242
16. Kemudian muncul tabel Zone thickness and depth dan isi
Location “floor_a”, Report file name “floor_a” > pilih bottom >
Apply. Akan muncul tabel define the geology zone is table
“geology”, field “seam” dan specification “A” > Apply > Apply.

17. Maka bentuk “floor_a.str” seperti gambar di bawah dan di


folder penyimpanan sudah muncul file “floor_a.str” Jika ada
string line berwarna biru hapus dengan cara, klik deleted
segment. Lalu klik kanan pada layer > save as > beri nama
“floor_a”

Imanuel Ansan/710018242
Maka bentuk “roof_a” seperti gambar di bawah dan di folder
penyimpanan sudah muncul file “roof_a.str”. Jika ada string
line berwarna biru hapus dengan cara, klik deleted segment. Lalu
klik kanan pada layer > save as > beri nama “roof_a”.

Imanuel Ansan/710018242
18. Reset dan masukan string floor pada layer kerja, kemudian klik
surface > contouring > begin contouring > Apply > Continue.
Kemudian klik surface > contouring > begin contouring >
apply >continue . Lalu buat lagi surface > contouring >
contouring area > Define Extents.

19. Selanjutnya akan muncul tabel Mesh Option > Calculate grid
mesh size > Apply > lalu atur koordinat Y, X dan extend Y, Z >
Apply.

Imanuel Ansan/710018242
20. Simpan “Grid_coverage” dengan klik kanan > save layer >
filename “grid_coverage” > Apply.

Imanuel Ansan/710018242
21. Setelah itu buka aplikasi 3D Mine 2014 dan lakukan pengaturan
penyimpanan kerjaan dalam satu folder file surpac dengan cara
klik kanan folder > dan lakukan refresh pada folder tersebut.

22. Buat kontur dari string “floor_a” dan “grid_coverage” dengan


cara drag file str nya ke lembar kerja > explode > klik point
“floor_a”.

Imanuel Ansan/710018242
23. Selanjutnya klik Surface > DTM contouring > point contouring
> Muncul tabel point contouring lalu atur step 10 > OK.

Imanuel Ansan/710018242
24. Selanjutnya simpan kontur floornya dengan cara klik kanan >
switch to 2D > klik “grid_coverage” > deleted.

25. Lalu klik kanan > save selection > file “ks_floor_a”, Type
“Surpac string file.str” > OK. Lakukan juga untuk “ks_roof_a”.

Imanuel Ansan/710018242
26. Reset dan masukan point of floor_a (sebagai base) buat polygon
radius “254” dengan cara: klik polygon (hidupkan snap) > klik
point floor_a > klik kanan > Confirm Parameters > Radius
“254”, vertices “100” > OK.

Imanuel Ansan/710018242
27. Selanjutnya copykan polygon di point floor bagian luar/sisi
dengan cara blok polygon yang mau di copy > klik copy
selection > klik point > Esc. Maka hasilnya seperti pada gambar
di bawah.

28. Bersihkan polygon bagian dalam dengan cara klik tools >
polygon > unions of polygon > blok polygon > klik kanan.

Imanuel Ansan/710018242
29. Simpan dengan cara klik kanan > save selections > muncul
tabel save a file File “boundary_254m”, types “surpac satring
file.str” > OK.

30. Reset dan buka topografi_dtm dan buat boundary dengan cara
klik DTM > get boundary of DTM >. Dan matikan layer solid
untuk menampilkan boundary nya.

Imanuel Ansan/710018242
31. Simpan boundary dengan cara blok > klik kanan > save
selection > muncul tabel save a file > file “boundary_topo”,
types “surpac string file.str” > OK.

32. Kembali ke software SURPAC


DTM kan data dengan cara > surface > create DTM from layer
> object ID : 3 > Apply.

Imanuel Ansan/710018242
33. Simpan DTM yang sudah jadi dengan cara klik kanan layer >
save layer > file name “ks_floor_a_dtm”, types “dtm” > OK.
Lakukan juga untuk “ks_roof_a.dtm”.

34. Buat data interface dengan cara, buka file “ks_floor_a_dtm”


dan “topografi _dtm” kemudian klik surface > clip of intersect
DTMs > line of intersection between DTMs. Maka akan muncul
tabel dan kasih nama “intersection_batubara” > Apply

Imanuel Ansan/710018242
35. Simpan “intersection_batubara” dengan cara klik kanan pada
layer “intersection_batubara” nya > save layer > file name
“intersection_floor_a” > Apply.

36. Buka 3D mine dan buka file “intersection_seam_a”,


“boundary_254m”, “boundary_topo” kemudian ambil garis
yang bagian dalam dengan cara trim, break at intersection dan
join 2 line kemudian hapus yang tidak perlu.

Imanuel Ansan/710018242
37. Simpan dengan cara blok > klik kanan > save selection >
muncul tabel save a file > file ‘boundary_cut_batubara’, types
“surpac string file.str” > OK

Imanuel Ansan/710018242
Imanuel Ansan/710018242
38. Lalu Kembali ke surpac, dan buka file “topografi_dtm”
“ks_floor_a_” dan “ks_roof_a_dtm” serta
“boundary_cut_batubara.str”

39. Langkah selanjutnya menghitung volume dengan bagian batas


“boundary_cut_batubara” dengan cara klik surface > volume >
cut and fill between DTMs. Maka akan muncul tabel dtm cut
and fill volume sesuaikan file nya sesuai diatas dan beri nama
“Volume_batubara_seam_a” dengan density 1.6 > Apply

Imanuel Ansan/710018242
40. Maka volume dan tonase batubara akan muncul dengan bentuk
file.not seperti di bawah ini.

Imanuel Ansan/710018242
Kesimpulan :
Berdasarkan SNI 2015 5015-2019 halaman 19 dengan data
bahwa batubara dalam kondisi geologi Kompleks didapatkan
bahwa dengan radius yang saya gunakan yaitu 254 meter
termasuk klasifikasi geologi dengan sumberdaya batubara
Tereka.

Imanuel Ansan/710018242
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumberdaya tereka
harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sumberdaya tertunjuk dan terukur, begitu pula sumberdaya
tereka harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sumberdaya terukur. Sumber daya tereka harus
di konversi menjadi cadangan terkira dan terbukti setelah
mempunyai kriteria layak. Tingkat keyakinan geologi tersebut
secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik pengamatan dan
kompleksitas geologi

Imanuel Ansan/710018242

Anda mungkin juga menyukai