Anda di halaman 1dari 31

Desain Program Prospeksi Geokimia

Hendro Purnomo
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN - ITNY
2020
Peran geokimia dalam rangkaian eksplorasi
o Telah terjadi perubahan yang penting dalam penggunaan metode prospeksi dalam penemuan
cebakan mineralisasi, dari hanya menggunakan metode visual prospecting (metode langsung)
ke penggunaan beberapa metode, geologi, geofisika dan geokimia, secara terintegrasi.
o Pada saat ini metode geokimia telah memberikan kontribusi yang besar dalam banyak
program eksplorasi yang telah sukses menemukan cebakan mineralisasi. Menurut Peters
(1978) dari 22 cebakan yang ditemukan dengan metode yang terintegrasi, 7 diantaranya
menggunakan geokimia secara dominan dan 5 lainnya menggunakan metode geokimia
secara minor.
o Penggunaan jenis metode eksplorasi tergantung pada tingkat / tahapan eksplorasinya,
karakteristik daerah, target kedalaman pemboran, dll. Secara umum pada tahap eksplorasi
regional banyak menggunakan metode geokimia selain metode geologi dan geofisika.
Definisi daerah prospektif dan unsur-unsur target

Terdapat dua kondisi ekstrim yang menentukan daerah prospek dimana metode
geokimia dapat di pertimbangkan sebagai alat survey regional, yaitu :
o Perusahaan menentukan lokasi dan luas daerah konsesi dan belum mengetahui
dimana lokasi prospek untuk unsur atau mineral tertentu secara spesifik di daerah
tersebut. Dalam situasi ini team eksplorasi dapat menentukan metode eksplorasi apa
yang digunakan untuk mencari lokasi cebakan mineralisasi
o Perusahaan telah menentukan daerah tertentu untuk dilakukan eksplorasi. Dalam
situasi ini team eksplorasi dapat mencari potensi mineralisasi lain selain mineralisasi
yang utama, misal suatu daerah dengan potensi utama Sn maka perlu
dipertimabangkan kemungkinan adanya asosiasi empiris W dan Mo dengan Sn.
Penentuan endapan bijih yang di cari
Sebelum menentukan Teknik propeksi dengan metode geokimia pada suatu area, perlu diketahui secara khusus tipe
cebakan bijih yang akan di cari. Sebagai contoh program sampling yang sesuai untuk mendeteksi cebakan tipe
porphyry yang berdimensi besar dan kadar Cu yang rendah, akan menjadi tidak cocok untuk diterapkan pada
eksplorasi cebakan tipe vein dengan kadar Cu yang tinggi.
Berdasarkan lingkungan geologi atau genesanya, berikut indikasi dari cebakan bijih:

o Mineral bijih utama (the primary ore mineral)


Mineral primer perlu diketahui kehadirannya dan variasi ukuran pola dispersinya, sebagai contoh pola disperse
hasil dari pelapukan mineral willemite [Zn2SiO4 (Zinc silicate)] akan berbeda dengan pola disperse dari hasil
pelapukan mineral sphalerite [ (Zn Fe)S].
o Asosiasi mineral dan unsur (associated minerals and elements)
o Asosiasi mineral dapat mempengaruhi stabilitas unsur utama bijih dan mobilitas unsur. Sebagai contoh
banyaknya kandungan pyrite atau karbonat pada bijih akan sangat mempengaruhi kondisi pH air tanah yang
masuk dalam cebakan.
o Prediksi asosiasi mineral dan unsur menjadi penting karena dapat digunakan untuk menentukan apakah dapat
menggunakan mineral pathfinder atau unsur pathfinder sebagai ganti unsur targetnya.
o Kemungkinan terdapat struktur local atau tipe batuan (probable localizing structures or rock types)
o Pada area prospek yang luas dengan terdapat struktur local akan memerlukan usaha dan cost yang besar,
mineralisasi dapat dikontrol oleh struktur dan jenis batuan.
Penentuan endapan bijih yang di cari
o Prediksi kadar dan dimensi cebakan (predicted grade and size of the deposit)
o Kadar dan dimensi cebakan dengan jelas mempengaruhi kemungkinan adanya kontras antara anomaly
dan ukuran target cebakan, yang selanjutnya mempengaruhi mengenali anomaly (mempengaruhi
interpretasi), diperlukan presisi secara analitik (mempengarui biaya / cost), dan perlu densitas kerapatan
sample ( mempengaruhi biaya)
o Dalam interpretasi / prediksi harus berdasarkan pada teori genesa pembentukan cebakan.
o Pada beberapa cebakan dengan kadar rendah dan berdimensi kecil yang secara individu bernilai
subeconomic dapat berubah menjadi economic jika digabungkan dengan individu-indvidu lainnya.
o Batas maksimum ketebalan lapisan penutup untuk tetap bernilai economic (maximum depth of cover to
remain of economic interest)
o Batas maksimum ketebalan lapisan penutup ditentukan berdasarkan pertimbangan nilai dari unsur ,
kadar dan ukuran atau dimensi dari cebakan. Hal ini juga mempengaruhi pemilihan material sampling dan
unsur pathfinder.
o Sebagai contoh, apakah bisa melakukan eksplorasi di daerah dengan anomali rendah (weak anomaly)
dengan menggunakan unsur pathfinder (highly mobile pathfinder) dengan harapan dapat menentukan
lokasi dan kedalaman dari cebakan bijih yang di cari ?
Penentuan tipe pola dispersi unsur
o Penentuan pola dispersi dapat ditentukan berdasarkan teori pembentukan (genesa) cebakan
bijih atau kesamaan observasi empiris dengan tipe mineralisasi yang telah diketahui, sejarah
geologi, geomorfologi dan pelapukan di daerah penelitian.
o Dalam implementasi di lapangan lebih dari satu tipe pola disperse dapat di kerjakan dalam
satu periode kegiatan sampling (misalnya, sampling gossan, sampling soil dan bed rock dalam
satu operasi sampling atau stream sediment, air dan bed rock dalam operasi sampling yang
lain).
o Penggunaan tipe pola disperse akan berbeda pada setiap tahapan eksplorasi. Pada tahap
eksplorasi reconnaissance akan sesuai dan lebih ekonomis menggunakan pola disperse yang
terbentuk oleh unsur indicator yang mobile, Sebaliknya pada tahapan eksplorasi rinci
terutama pada tahapan drilling menggunakan pola disperse dengan sebaran unsur yang tidak
jauh dari sumber mineralisasinya.
Pemilihan unsur indikator
o Pada beberapa program eksplorasi (terutama Au) penggunaan unsur pathfinder secara luas telah digunakan
untuk menggantikan target unsur bijih, karena mobilitas unsur nya dan biaya analisis yang lebih economis.

o Umumnya unsur As digunakan sebagai pathfinder untuk mencari bijih Au, tetapi sesungguhnya tidak selalu
unsur Au disertai dengan As, dan tidak selalu unsur As menyertai semua unsur Au. Sehingga akan cukup
beresiko jika hanya menggunakan unsur As sebagai pathfinder untuk menemukan cebakan bijih Au.

o Perlu menggunakan kombinasi beberapa unsur pathfinder (meskipun harus dengan menambah biaya
Analisa). Contoh, Cebakan bijih Ni-Cu di daerah tambang Kalgoorlie (WA) mempunyai anomaly Ni dan Cu
yang tinggi pada soil residunya, tetapi anomaly Cu yang tinggi juga terjadi pada soil hasil pelapukan batuan
pelitic metasediment, dan anomaly Ni yang tinggi bisa berasosiasi soil hasil lapukan batuan ultramafic.
Kombinasi analisa dari Ni, Cu, Zn (merefleksikan metasedimen) dan Cr (refleksi dari ultramafic).

o Pada model cebakan yang besar tetapi dengan kadar Au yang rendah, penggunaan indicator unsur Au, As,
Mo, Cu dan Hg dapat membantu dalam melokalisir daerah anomali.

o Pada model cebakan porphyry copper sering dingunakan unsur Au, Cu dan Mo sebagai indicator pada soil
sampling.
Pemilihan pola sampling dan densitasnya

Pada umumnya dasar pemilihan metode sampling atau pemilihan material sample tergantung
pada pemilihan pola dispersinya, contoh:
o Bedrock sampling sering dilakukan dengan core drilling.
o Stream sediment dan water sampling dilakukan pada program prospeksi / regional survey.
o Soil sampling dilakukan pada eksplorasi semi detail.

Penanganan sample (sample handling) perlu dilakukan sesuai prosedur untuk menghindari
terjadinya kontaminasi.
Pemilihan metode sampling
Pada reconnaissance stream sediment sampling lokasi yang paling efektif dapat
direncanakan berdasarkan lokasi dan ukuran catchment area
Beberapa Aspek dalam Merancang Kegiatan Eksplorasi

o Efektifitas, mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang tepat.


o Efisiensi, dengan usaha, biaya dan waktu yang seminimal mungkin untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
o Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan dengan
memperhitungkan resiko, jika resiko lebih tinggi diharapkan potensi keuntungan juga lebih
tinggi.
Tahapan Penyelidikan

Untuk kepentingan efisiensi dalam waktu, tenaga, dan biaya maka diperlukan beberapa penahapan
dalam survey geokimia:
o Survey Pendahuluan (survey orientasi), merupakan penyelidikan yang pertama kali dilakukan
dalam penyelidikan secara keseluruhan. Pada tahap ini masih meliputi daerah yang sangat luas,
sehingga metode yang digunakan masih bersifat umum dan hasil dengan tingkat ketelitian yang
masih sangat rendah. Metode yang sering digunakan pada tahap ini adalah stream sediment.
o Survey Geokimia Tinjau, tahap ini masih meliputi daerah yang luas dan conto utama yang
dikumpulkan berupa endapan sungai aktif (stream sediment). Tujuan survey geokimia tinjau untuk
menentukan daerah anomaly.
Tahapan Penyelidikan (lanjutan..)

o Survey Geokimia Tidak Lanjut, pada tahap ini conto utama yang dikumpulkan adalah stream
sediment, dengan conto-conto lain missal; endapan danau, endapan daerah mata air dan endapan
sumur (Rose at al, 1979). Tingkat kerapatan conto lebih rapat dibandingkan dengan tahapan
sebelumnya. Pengambilan conto dilakukan pada sungai orde 1, 2, dan 3. Tujuan tahap ini adalah
untuk menentukan batas daerah anomaly yang telah ditemukan pada survey tinaju.
o Survey Geokimia Rinci, pada tahap ini conto yang dikumpulkan meliputi stream sediment, conto
batuan, soil, dan dapat juga tumbuhan. Kerapatan conto stream sedimen semakin rapat, conto soil
dapat dilakukan dengan pola ridge and spur atu grid sampling. Pada tahap ini dapat dipadukan
dengan survey geofisika yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi secara fisik dengan
pembuatan puritan uji atau pemboran.
Pemilihan Metode

o Pemilihan metode yang akan digunakan ditentukan pada mineralogi dan geokimia
daerah target. Komposisi badan tubuh mineralisasi akan menentukan unsur yang dapat
digunakan. Misalnya Cu sangat ideal untuk cabakan tembaga, dan As dapat digunakan
dalam pencarian mineralisasi emas.
o Dispersi Cu bisa hidromorfik dan mekanis, sedangkan disperse timah sangat spesifik,
umumnya selalu mekanis sebagai buturan kasiterit, atau terdapat dalam biotit atau
mineral asesoris lainnya.
Tipe Pola Dispersi atau Migrasi dari deposit cebakan logam
Tipe Pola Dispersi atau Migrasi dari deposit cebakan logam
o Gambar 1; Tubuh cebakan tersingkap di permukaan tanah, dan Sebagian telah
tererosi, sehingga secara teori tubuh cebakan akan mudah dikenali dan ditemukan.
Tetapi dapat juga terkaburkan oleh perubahan komposisi mineralogi, adanya
tumbuhan atau tanah penutup.
o Gambar 2; Tubuh cebakan tidak terpotong oleh zona erosi, atau tidak tersingkap,
tetapi berada pada zona pelapukan. Pola disperse dapat terjadi secara mekanis dan
kimia selama proses pelapukan. Migrasi unsur dari tubuh cebakan terutama terjadi
pada unsur-unsur yang memounyai sifat mobilitas tinggi.
o Gambar 3; Tubuh bijih berada sedikit di bawah zona pelapukan. Untuk mendeteksi
keberadaan tubuh cebakan dapat dilakukan dengan survey batuan dasar. Zona
anomaly dapat terdeteksi jika ada disperse unsur yang terjadi selama proses
pelapukan.
Tipe Pola Dispersi atau Migrasi dari deposit cebakan logam
(lanjutan…)

o Gambar 4; Tubuh cebakan mineralisasi berada jauh di bawah zona pelapukan.


Identifikasi keberadaan tubuh mineralisasi dapat ditentukan dengan metode
geofisika, atau dengan unsur pathfinder, yang mempunyai mobilitas tinggi hingga bias
disperse dapat melewati zona batuan diatasnya. Unsur dengan mobilitas tinggi
misalnya Hg dan Rn.
Parameter Survey

Tantangan dalam survey geokimia adalah bagaimana mendesign program yang efektif,
berikut adalah point point yang perlu diperhatikan:
o Material sample
o Pola penyontoan
o Preparasi conto
o Prosedur analisis
o Kriteria interpretasi hasil.
Beberapa rujukan yang relevan antara lain:

o Dispersi dan karakter mobilitas dari unsur dalam mineral dan batuan induk.
o Pengaruh lingkungan local pada proses disperse.
o Ukuran target, baik ukuran mineralisasi maupun ukuran yang diharapkan dan lingkaran
disperse sekelilingnya.
o Ketersediaan material contoh.
o Kemampuan analitis.
o Kondisi logistik.
Studi Orientasi
Studi orientasi dilakukan sebagai seri percobaan pendahuluan untuk menentukan
kerakter disperse geokimia yang berhubungan dengan mineralisasi pada daerah
tertentu, yang digunakan untuk:
o Mendefinisikan background dan respon geokimia yang abnormal.
o Mendefinisikan prosedur survey yang optimum.
o Mendefinisikan factor-factor yang mempengaruhi disperse dan kriteria
interpretasi hasil survey.
o Mengenali gejala-gejala yang harus di catat dan dilaporkan oleh pengambil
contoh.
Studi Literatur
o Studi literatur sangat diperlukan sebelum melaukan program survey geokimia.
Informasi yang berguna dapat diperoleh dari laporan penyelidikan terdahulu,
dapat berupa paper atau dokumen perusahaan.
o Studi literatur sebaiknya dilakukan dengan diskusi Bersama dengan orang yang
mengetahui kondisi daerak survey dan ahli geokimia yang professional.

Orientasi Teoritis
Pendekatan yang dilakukan dengan mengaplikasikan model teoritis, prinsip-prinsip
dasar geokimia, asumsi-asumsi geologi, geomorfologi dan iklim daerah penelitian.
Batu Hijau

1990
Regional Geology
Batu hijau deposit – Stream sedimen geochemistry

BLEG – Au ppb SS-80# - Cu ppm


Batu hijau district – Surface exploration signatures
Batu Hijau Porphyry Cu-Au Ores

Hypogene Supergene

Malachite

Bornite

Chalcopyrite
1994
Referensi

1.Joyce A.S., 1984, Geochemical Exploration, Australian Mineral Foundation.


2.Govett G.J.S, 1992, Regolith Exploration Geochemistry in Tropical an
Subtropical Terrains, Elsevier Science Publishers B.V.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai