Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mahdum Afdha Sakhi

NIM : 7100190145

Kelas : 02

Tugas Meringkas Webinar

“Pertimbangan Aspek Lingkungan dalam Estimasi Cadangan Mineral dan


Batubara”

1. Eksplorasi

Definisi dari eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk


memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta
informasimengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

- Belum ada kegiatan produksi = belum ada keuntungan dari penjualan


- Lingkungan sosial dan lingkungan hidup tidak bisa terpisahkan

Meskipun belum menghasilkan “keuntungan ekonomi” definisi tersebut telah


mencangkup 3 pilar pembangunan berkelanjutan. Yaitu : Lingkungan, sosial, dan
ekonomi.

Berikut ini adalah contoh data presentasi dari PT. Kelian.

- 1970 – 1992 = Eksplorasi 22 tahun


- 1985 = Kontrak karya ditandatangani (january 21, 1985)
- 1992 - 2005 = Produksi (13 tahun)
- 1998 = Inisiatif awal pengakhiran tambang
- 11998 – 2003 = Proses konsultasi dan penyusunan RPT dan pengakhiran
tambang
- 2005 = Rencana Pengakhiran tambang disetujui
- 2010 = peraturan pengakhiran tambang dikeluarkan oleh
pemerintah

2. Dampak lingkungan dan sosial terhadap industri Pertambangan

Damapak Lingkungan :

- Air : air menjadi asam dan beracun, sedimentasi. Kekurangan akses


- Lahan : keragaman hayati yang terancam
- Udara : Pencemaran udara akibat penggunaan energi dan CO2 dan emisi
nitrigen iksida dan sulfur oksida, dan debu pada jalan
- Sosio ekonomi : Lapangan pekerjaan, pengembangan skill dan edukasi,
infrastruktur dan perumahan
- Keselamatan dan Kesehatan : angka kematian, angka kecelakaan, dan
penyakit
- Kualitas hidup : dampak visual pada lndskap, getaran, dan kebisingan.

3. Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidupp


berdasarkan UU 32/2009

a. KLHS

b. Tata Ruang

c. Baku Mutu LH

d. Kriteria baku kerusakan LH d

e. AMDAL

f. UKL-UPL

g. Perizinan

h. Intrumen ekonomi LH

i. PUU berbasi LH

j. Anggaran berbasis LH

k. Analisis risiko LH

l. Audit LH

m. Instrumen lain sesuai kebutuhan

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala


persoalan lingkungan hidup. Efektivitas sangat ditentukan oleh pengembangan
berbagai instrumen lingkungan hidup lainya.

4. Skema Pembagian AMDAL UKL-UPL, dan SPPL

- Pasal 22-23 UU 32/2009 ; Usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL; kegiatan


berdapak penting terhadap lingkungan hidup

- Pasal 34 UU 32/2009 : Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL/UPL; kegiatan


tidak berdampak penting terhadap LH
- Pasal 35 UU 32/2009 : Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak
penting serta kegiatan usaha mikro dankecil.

Wajib AMDAL hanya kegiatan eksploitasi !!!

5. Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan Hidup

Usaha dan/aau kegiatan wajib AMDAL dan Usaha dan/atau Kegiatan UKL/UPl
Waajib!! Memiliki Izin lingkungan. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib
memiliki AMDAL atau UKL-UPL Wajib memiliki lingkungan hidup.

6. Status Hutan

Indonesia mengakolkasikan 120,6 juta hektar atau sekitar 63% dari luas
daratanya sebagai kawasan hutan. Sedangkan kawasan daratanya sisanya
berupa areal bukan kawan hutan yang dikenal sebagai Areal Penggunaan Lain
(APL)

Kawasan Hutan diklasifikasikanmenjadi 3 fungsi, yaitu ::

- Hutan produksi (HP) meliputi areal seluas 68,8 juta hektar atau 57% dari
kawsan hutan
- Huan konservasi (HK) meliputi areal seluas 22,1 juta hektar atau 18% dari
kawasan hutan (dengan tambahan 5,3 juta hektar dari kawasan konservasi
perairan); dan
- Huttan lindung yang memiliki fungsi perlindungan daerah aliran sngai
(DAS) dan meliputi areal seluas 29,7 juta hektar atau 25%.

7. Penggunaan Kawasan Hutan

1. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di lluar


kegiatan j=kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kwasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung.
2. Penggunaan kawasan hutan dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi
pokok kawasan hutan.
3. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh menteri dengan
mepertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta
kelesarian lingkungan
4. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan
pola pertambangan terbuka.
5. Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat( (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis
dilakukan oleh menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
8. Pelarangan

Setiap orang dilarang :

Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak
sampai dengan :

1. 500 meter dari tepi waduk attau danau.


2. 200 meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa
3. 100 meter dari kiri kanan tepi sungai
4. 50 meter dari kanan tepi anak sungai
5. 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang
6. 123 kali selisih padang tertinggi dan pasang terendah dari tepi panntai

Dan melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan
tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin menteri.

9. Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Pasal 4

(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan


kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis
yang tidak dapat dielakkan.

(2) Kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), meliputi: b. pertambangan meliputi pertambangan mineral, batubara,
minyak dan gas bumi termasuk sarana, prasarana, dan smelter:

Pasal 5

(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan


kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan berdasarkan
IPPKH.

(2) IPPKH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan: #
membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan dan e melakukanpenanaman dalam
rangka rehabilitasi daerah aliran sungai terutama pada kawasan hutan

C. izin pinjam pakai kawasan hutan tanpa kompensasi lahan atau tanpa kompensasi
membayar PNBP penggunaan kawasan hutan dan tanpa melakukan penanaman
dalam rangka rehabilitasi daerah aliran
sungai, dengan ketentuan hanya untuk: d) kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan dan eksplorasi lanjutan,

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

“Permen ESDM N. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksaaan Kaidah Pertama=bangan


Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral Batubara, dan Kepmen ESDM
No. 1827K//30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik”

1. Pokok-Pokok Pengaturan Pengelolaan LH Pertambangan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Eksplorasi : Efisiensi pembukaan lahan, Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan


lingkungan sebelum pengeboran, pembuatan sumur/paritan uji, Kajian geokimia
dalam rangka studi kelayakan

2. Konstruksi : Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan, Pengamanan,


pengelolaan tanah zona pengakaran, Sarana dan prasarana pertambangan
dilengkapi fasilitas pengelolaan lingkungan (drainase, kolam pengendap, oil trap)
3. Penambangan : Penyiapan sarana/fasilitas pengelolaan lingkungan,
Pengamanan, pengelolaan tanah zona pengakaran, Jarak aman
penambangan/penimbunan terhadap fasilitas umum, Pengutamaan backfilling,
Pengelolaan air larian permukaan, air tambang, Integrasi pencegahan dan
penanggulangan AAT penambangan.

Anda mungkin juga menyukai