A. Pendahuluan
Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau lebih
mineral yang terbentuk secara alami di dalam bumi dan mempunyai rumus kimia tertentu.
Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk kulit
bumi. Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
- Batuan yang terkonsolidasi (consolidated rock),
- Batuan yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated rock).
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia,
dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuknya. Batuan adalah proses
terjadinya secara alamiah. Batuan lebih diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang
membentuknya. Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model
geologi. Penjelasan ini dibuat dengan berdasarkan :
1. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu.
3. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4. Proses pembentukan. (Anonim, 2014)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa batuan mempunyai krakteristik
yang berbeda-beda. Meskipun secara deskriptif nama dari batuan tersebut sama misalnya
batugamping di daerah Tanjung dengan batugamping di daerah Bajuin, tetapi antara
batugamping satu dengan yang lain hampir pasti tidak sama persis.
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan
dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi.
b. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan nisbah
Poisson.
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di lapangan (in-
situ).
Massa batuan, karena proses terjadinya secara alamiah.memiliki sifat yang
cenderung unik ( tidak ada kembarannya ).Meskipun secara deskritif namanya sama
misalnya andesit,tetapi antara andesit satu dengan yang lain hampir pasti tidak sama
persis.Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di alam adalah
hetrogen,anisotrop,diskontinu.
Agar dapat dipergunakan dengan baik dan cepat maka klasifikasi massa batuan
harus mempunyai beberapa sifat seperti berikut (Bieniawski, 1989):
Sederhana, mudah diingat dan dimengerti.
Sifat-sifat massa batuan yang penting harus disertakan.
Parameter dapat diukur dengan mudah dan murah.
Pembobotan dilakukan secara relatif.
Menyediakan data-data kuantitatif.
Semakin besar terowongan, semakin singkat waktu yang harus digunakan untuk
pemasangan penyangga. Sebagai contoh, pilot tunnel kecil mungkin saja dikonstruksi
dengan penyangga minimal, sedangkan terowongan dengan span yang lebih besar pada
massa batuan yang sama mungkin tidak mantap jika penyangga tidak seketika dipasang.
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designatio
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah
SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn Menunjukkan struktur massa batuan.
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan diantara bidang kekar stsu
material pengisi.
Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja.
Berdasarkan nilai Q kemudian dapat ditentukan jenis penyanggaan yang dibutuhkan
untuk terowongan.
meliputi semua karakteristik suatu massa batuan yang berhubungan dengan rekayasa
konstruksi. Sehingga menurut Hoek (2006) estimasi kekuatan dan deformasi massa batuan
dibutuhkan untuk estimasi dukungan (support) dan berbagai analisis seperti desain lereng,
fondasi dan penggalian bawah permukaan, West (2010) pekerjaan rekayasa pemotongan
jalan dan bendungan.
Palmstrom (1995) struktur massa batuan yang rumit dengan kekurangannya
aplikasinya yang luas menyebabkan permasalahan dalam rekayasa batuan dan konstruksi.
West (2010) sifat fisik batuan menentukan sifatnya sebagai material konstruksi dan sebagai
struktur fondasi, sehingga kelas dan pengukurannya dapat berupa sifat material yang
diukur menggunakan percontoh kecil di laboratorium, dan sebagai sifat massa batuan yang
membutuhkan skala besar massa batuan untuk menentukan keseluruhan sifatnya. Tipikal
sifat massa batuan adalah dikontrol oleh bidang-bidang lemah pada batuan daripada sifat
padu materialnya. Sehingga menurut Goodman (1989) batuan menjadi tidak ideal dalam
sejumlah hal, dan batuan jarang benar-benar kontinyu, karena pori-pori atau celah biasanya
hadir, seperti microfissure merupakan retakan planar kecil terjadi dalam batuan padu dan
fissure sebagai retakan yang lebih luas.
Secara ideal massa batuan tersusun oleh sistem blok batuan dan fragmen-fragmen yang
terpisahkan oleh diskontinuitas membentuk material dimana semua elemen saling
bergantung sebagai suatu satuan (Matula dan Holer), 1978 dalam Palmstrom, 1995).
Material tersebut dikarakteristiki oleh bentuk dan dimensi blok batuan dan fragmen-
fragmen, oleh pengaturan bersama dalam massa batuan, serta oleh karakter kekar seperti
kondisi bidang kekar dan pengisinya (Palmstrom, 1995).
Oleh karena itulah maka sifat massa batuan di alam adalah sebagai berikut :
1. Heterogen, artinya :
a. Mineralogis, yaitu jenis mineral pembentuk batuan berbeda-beda.
b. Butiran padatan, yaitu ukuran dan bentuknya berbeda-beda.
c. Void, yaitu ukuran bentuk dan penyebarannya berbeda-beda.
2. Anisotrop, artinya mempunyai sifat-sifat yang berbeda pada arah yang berbeda.
3. Diskontinu, artinya massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yang
mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar, sesar, retakan, fissure,
bidang perlapisan. Struktur geologi ini cenderung memperlemah kondisi massa
bantuan.
TERIMA KASIH