2
KARAKTERISTIK BATUAN
Pendahuluan
Metode pengeboran dan penggalian ditentukan
oleh:
Karakteristik batuan utuh & massa batuan
Jenis & Kapasitas mesin gali
Jenis & karakteristik gigi gali
Efek Skala
Sifat batuan
Paramater
Pengaruhnya
Sifat Fisik
Kandungan air
Bobot isi
Porositas
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Kekerasan
Material
Kekerasan Mineralogi
Kekerasan Mohs & Rosival
Koefisien Cementasi
Cone indenter
Uji Dynamic rebound
Shore sclerescope
Schmidt rebound hammer
Modified Schmidt hammer
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Penggalian
Penggalian
Penggalian
Penggalian
Pemboran, Penggalian
Standard
Kuat Batuan
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Penggalian
Perilaku
Konstitutif Uji
UCS
Young's Modulus
Spesifik Fraktur Energi
Toughness Index
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Penggalian
Indeks
Kekuatan
Batuan
Brittleness index
Point Load Index-PLI
Impact Strength Index-ISI
O&K Wedge Test
Hardgroove Grindability Index
Breaking Characteristic
Rock Drillability
Drilling Rate Index
Drillability Barre Granite
Penggalian
Pemboran, Penggalian
Penggalian
Penggalian
Pemboran, Penggalian
Pemboran
Pemboran
Pemboran
Pemboran
Sifat Dinamik
Penggalian
Abrasivitas
Schimazek Factor
Cerchar Abrasivity Index (CAI)
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Uji Cuttability
Core Cuttability
VARI
Penggalian
Penggalian
Sifat Fisik
Batuan Utuh
UCS (MPa)
Klasifikasi
Bieniawski, 1973
Tamrock, 1988
Sangat keras
250 - 700
200 [7]
Keras
100 - 250
Keras sedang
50 - 100
60 120 [4,5-6]
30 60 [3-4,5]
Lunak
25 - 50
10 30 [2-3]
Sangat lunak
1 - 25
- 10
Cukup lunak
Alat Gali
UCS (MPa)
Wedge tooth
Sangat lunak
< 20
Drag/point pick
< 124
Disc cutter
Lunak - keras
5 - 130
Button cutter
> 240
10
2E
x 100
11
Plat tekan
atas
Contoh
Batuan
Plat tekan
bawah
F
12
Brittleness Index
Keterangan
67
78
8 12
12 15
15 20
Sangat brittle
14
Kecepatan Ultrasonik
Uji (ISRM 1981) untuk mengukur cepat rambat gelombang
ultrasonik pada contoh batu sebelum uji UCS.
cepat rambat gelombang primer (VLp)
cepat rambat gelombang sekunder (VLs).
15
16
Parameter Dinamik
Nisbah Possion:
v=
2
V
21 s
Vp
V
s
1 2
Vp
18
19
P
P
L > 0,5D
L
D
D
W2
W1
P
P
L > 0,7D
a. Uji Diametrikal
D/ W =1.0 1.4
b. Uji Aksial
W = (W 1+W 2)/2
20
Breaking Characteristics
21
Rock Drillability
BWI & DRI saling berbanding terbalik. Jika batuan mempunyai BWI rendah
maka DRI-nya tinggi
22
23
24
Penentuan
S20 dan SJ
25
Sangat rendah
21
Sangat tinggi
63
Rendah sekali
28
Tinggi sekali
53
Rendah
37
Tinggi
43
Medium
49
Medium
33
Tinggi
65
Rendah
23
Tinggi sekali
86
Rendah sekali
13
Sangat tinggi
114
Sangat rendah
26
27
Contoh:
Rock drill H L 538
Kinetic out put power = 15,5 KW
Diameter lubang = 89 mm
Kecepatan pengeboran netto = 0,87 m/menit
28
GRANITE GNEISS
AMPHIBOLITE
MICA GNEISS
QUARTZITE
MARBLE
LIMESTONE
DIABASE
PHYLITE
SANDSTONE
PEGMATITE
DIORITE
GABBRO
SLATE SHALE
MONTSONITE
GREYWACKE
NORITE
GNESIS GRANITE
MICA SCHIST
GNESIS
TACONITE
10
20
30
GRANITE
40
50
60
70
80
90
Jenis Batuan
Asal Batuan
DF
Jenis Batuan
Asal Batuan
DF
Andesit
1,27
Magnesite
Vienna, Austria
0,94
Banded gneiss
Soina, Sweden
0,89
Magnesite
Kiruna, Sweden
0,67
Barre granite
1,00
Magnesite
Canada
0,55
Basalt
0,56
Magnesite
Kiruna, Sweden
0,56
Calcite
0,89
Magnesite
0,59
Chalco-pyrite
New Guinea
0,78
Pegmatite
0,67
Diorite
Oregon, USA
0,34
Porphyry
0,82
Dolomite
1,70
Porphyry
0,89
Felsite
0,75
Quartzite
Canada
0,33
Granite
0,67
Quartzite
Minessota, USA
0,56
Granite
0,78
Quartzite
Canada
0,72
Granite
1,05
Quartzite
New Zealand
0,78
Granite
California, USA
1,10
Rhyolite
0,60
Granite gneiss
0,67
Sandstone
0,75
Granite gneiss
0,89
Sandy dolomite
0,60
Hermanite red
Sarajevo, Yugoslavia
1,50
Shale
0,75
Limestone
Washington, USA
0,78
Shale
2,00
Limestone
0,89
Siderite
0,89
Limestone
0,89
Siderite
Sarajevo, Yugoslavia
0,90
Limestone
0,94
Siderite
Sarajevo, Yugoslavia
1,00
Limestone
1,19
Taconite
0,84
Limestone
1,22
Limestone
1,77
Limestone
1,79
30
31
F
L
FA =
Wedge Test
F
A
32
34
36
F C (kN )
1.00
0.50
0.00
0
10
12
14
16
Distance (cm)
37
Mesin
Berat
Mesin
Medium
32 MJ/m3
20 MJ/m3
Mesin hanya dapat memotong batuan ini secara ekonomis bila berbentuk
perlapisan setebal kurang dari 0.3 m. Modifikasi mungkin diperlukan.
25 MJ/m3
15 MJ/m3
Kinerja penggalian buruk. Pergantian pick aus secara regular akan membantu
kebutuhan energi gali & me-ngurangi bagian aus. Lebih baik pakai point attack
pick dengan kecepatan rendah dan besi sangga samping akan memperbaiki
stabilitas.
20 MJ/m3
12 MJ/m3
Kinerja penggalian sedang. Untuk batuan abrasive perlu sering periksa pick,
karena pick tajam akan memperbaiki kinerja.
17 MJ/m3
8 MJ/m3
Kinerja sedang - baik dengan keausan rendah. Pick diganti regular untuk batuan
abrasiv.
8 MJ/m3
5 MJ/m3
Mesin sangat cocok dengan kondisi batuan ini. Kemajuan gali tinggi. Mudstones
pada batas minimum lebih baik digaru, dan laju gali tinggi.
38
Persamaan
Tipe Batuan
c = 24Is(50)
batu pasir
Bieniawski (1975)
c = 23Is(50)
Brook (1985)
c = 22Is(50)
Singh (1981)
c = 18,7Is(50)
c = 12,5Is(50)
shale
batu pasir
c = 17,4Is(50)
batu pasir
Kramadibrata (1992)
c = 11,82Is(50)
c = 16,51s(50) + 51
c = 23Is(54) +13
Kahraman (2001)
c = 8,41Is(50) + 9,51
Tsidzi (1990)
c=
Is(50 )
0,03 + 0,003 Is(50)
batuan metamorf
40
Salah satu alternatif uji indeks yang relatif baru untuk memperkirakan nilai kuat tekan dari
batuan & berguna untuk batuan berfoliasi tipis sehingga sulit untuk mendapatkan contoh
representatif untuk UCS & PLI sekalipun.
Uji BPI dilakukan untuk mengetahui kuat geser secara langsung dari contoh batuan yang
berbentuk silinder tipis.
Diperoleh gaya dikenakan pada contoh batuan menggunakan punch berbentuk empat
persegi. Keruntuhan yang terjadi disebabkan oleh pecahnya contoh batuan karena
ketidakmampuan contoh batu untuk menahan kuat geser, sedangkan kuat tariknya
dieliminir dengan alat penjepit block punch.
K = Lebar BPI = 15 mm t
BPI =
F
2 K 2
4 t r
2
0,5
41
42
Schrier (1988) BPI adalah uji indeks dan bukan untuk mengukur kuat geser
batuan karena kemungkinan dipengaruhi oleh tegangan bending (Everling,
1964).
Uji BPI ekuivalen dengan uji indeks lainnya untuk menduga UCS, & tingkat
akurasinya yang lebih baikdaripada uji PLI.
Rivai (2001): hubungan UCS & BPI dapat dilakukan untuk batuan lunak karena
penekanan yang terjadi pada uji BPI menyangkut suatu luas yang lebih besar
dari point sehingga akan memberikan efek geser.
Referensi
Persamaan
Tipe Batuan
Schrier (1988)
c= 6,1BPI 3,3
c = 5,5BPIc
Rivai (2001)
c = 7,13BPIc
43
Uji ISI sudah tidak direkomendasikan lagi oleh ISRM 1986 Commision
on Testing Methods Groups on Test For Drilling and Boring, sehingga
perkembangan penelitian untuk mengembangkan kegunaannya, baik
untuk memprediksi nilai UCS maupun manfaat lainnya, menjadi kecil.
Kahraman (2001), data hasil uji ISI relatif konsisten daripada UCS dan uji
indeks lainnya.
Referensi
Persamaan
Tipe Batuan
Hobbs (1964)
c* = 53ISI 2509
Goktan (1988)
c = 0,095ISI 3,667
batuan sedimen
Kahraman (2001)
c = 410-10ISI5,87
44
Kekuatan material
ISI
MPa
UCS
MPa
20
200
II
15
150
III
Batu keras
10
100
IV
60
40
VI
20
VIa
15
15
VII
Batu lunak
10
VIIa
Batu lunak
0.8
VIII
Tanah
0.6
IX
Tanah lepas
0.5
Tanah lumpur
45
Ada 2 tipe untuk batu dan beton: L & N. Energi impak (EI)
tipe L = 0,735 J = 1/3 EI tipe N & dimensinya juga lebih
besar.
Schmidt Hammer
Tipe L untuk uji contoh batuan silinder & tipe N untuk contoh
batuan besar; blok batuan / langsung pada massa batuan.
Terdiri dari piston yang dikombinasikan dengan per. Piston
secara otomatis terlepas dan menumbuk permukaan kontak
dengan batuan ketika hammer ditekan ke arah permukaan
batuan. Piston tersebut akan segera memantul kembali ke
arah dalam hammer. Jarak pantul piston yang terbaca pada
indikator dinyatakan sebagai nilai pantul Schmidt Hammer.
Nilai pantul Schmidt Hammer = rata-rata 10 pengujian. Jarak
pantulan ini merupakan fungsi dari jumlah energi impak
yang hilang akibat deformasi plastik dan failure dari batu di
tempat terjadinya impak.
Nilai pantul fungsi orientasi dari hammer. Pengujian dengan
menekan hammer relatif ke arah bawah menghasilkan nilai
pantul < daripada menekan hammer ke arah atas. Gaya
gravitasi akan menghambat pantulan piston pada saat
hammer ditekan ke arah bawah sebab arah pantul dari
piston berlawanan arah dengan gaya gravitasi.
1.
2.
3.
Contoh batuan
Impact plunger
Indikator angka pantul
Persamaan
Tipe Batuan
Tipe
Hammer
1. c = 6,9 10(0,16+0,0087Rn)
1. -
2. Kidybinski, 1968
2. c = 0,477e(0,045Rn+)
2. -
3. c = 12,74e(0,0185Rn)
3. -
4. c = 0.094Rn 0,383
4. batu bara
5.2. karbonat
6. Kahraman, 2001
6. c = 6,97e(0,014Rn
5. sedimen, metamorf
Persamaan
Tipe Batuan
Goktan (1988)
c = 0,036vp* - 31,18
batuan sedimen
c = 0,055vp* - 91,44
Kahraman (2001)
c = 9,95vp1,21
Abrasivitas
Suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor (drill
bit) atau batang bor (drill steel).
Tergantung pada komposisi batuan, sehingga keausan mata bor
sebanding dengan komposisi batuan tersebut.
Kandungan kuarsa dalam batuan dianggap sebagai petunjuk untuk
mengukur keausan batang bor.
Kerusakan pick atau gigi gali sangat dipengaruhi abrasivitas batuan
yang digali.
Uji abrasivitas untuk menduga jumlah keausan pick bila kontak
dengan batuan.
Cerchar Abrasivity Index untuk menduga abrasivitas batuan beku &
metamorf
Schimazek Factor (Gehring 1992) untuk menduga abrasivitas batuan
sedimen
49
1 cm
Rata
Miring
Bergelombang
Lengkung
50
W mm
No
W mm
173-349-115-280
11
661-475-551-404
284-203-279-285
12
382-313-404-303
176-181-175-188
13
255-528-213-548
254-262-244-336
14
134-181-150-295
167-237-200-262
15
386-311-246-384
501-781-469-748
16
297-308-279-297
663-475-551-404
17
173-206-225-197
443-340-444-437
18
173-206-225-197
440-559-653-571
19
189-246-100-376
10
110-302-176-288
20
309-274-190-260
51
Rata
rata
Skala
Rosival
%
Volume
Quartz
65
75
60
60
70
60
75
65
75
55
66
1.0
66
Feldspar
10
15
10
10
15
8.5
0.3
2.7
Hard silica
10
10
0.3
1.2
Lempung
10
10
20
10
15
10
10
20
11
0.04
0.44
Karbonat
10
0.03
0.09
Mat. Organik.
10
1.5
Mat. Volkanik
10
0.5
1.5
Total
71.9
Mineral
Ukuran butir rata2 kuarsa dari sayatan tipis = 0.16 mm, t = 10.2 MPa
t dV
F = 100
= 1.17
53
Batuan
Mudstone
Sandstone
Limestone
Granite
Mineral
Moh
Kekerasan
Rosival
Kekerasan
Quartz
0.65
5.24
120
80
Calcite
0.11
4.5
0.24
1.5
Quartz
0.97
0.03
2.5
Clacite
0.98
Quartz
0.02
Feldspar
0.60
Quartz
0.30
120
Biotite
0.05
2.5
Hornblende
0.03
5.5
20
Magnetite
0.01
5.5
20
Chlorite
0.01
2.5
6.87
120
117
4
3.08
4.5
120
6.25
CAI
Deskripsi
Schimazek F
Deskripsi
0.3 - 0.5
Abrasiv kecil
< 0.01
Tidak abrasiv
0.5 - 1.0
Agak abrasiv
0.01 - 0.05
Abrasiv kecil
1.0 - 2.0
Medium abrasiv-abrasiv
0.05 - 0.1
Abrasiv sedang
2.0 - 4.0
Sangat abrasiv
0.1 - 0.5
Cukup abrasiv
> 4.0
Paling abrasiv
0.5 - 1.0
Abrasiv
1.0 - 2.5
Sangat abrasiv
2.5 - 4.0
Abrasiv sekali
> 4.0
Paling abrasiv
37
57
CAI &
F Schimazek
54
Schimazek Abrasivitas
Laju keausan akibat abrasiv = kehilangan berat pick dan akan naik sesuai
dengan pangkat dua kandungan kuarsanya.
Batu pasir butir kasar dapat menyebabkan keausan pick 50 x lebih besar
daripada batu pasir butir halus.
besi = 7.8 gr/cc dan tungsten carbide = 14.0 gr/cc, keausan besi = 4 x lebih
cepat daripada tungsten carbide.
55
6
Pick tungsten carbide
(batuan sedimen)
0
0
20
40
60
80
Kandungan Kuarsa - Vol. %
100
56
Jenis batuan
Amphibolite
0 - 5
Mica gneiss
0 - 30
Anorthosite
Mica schist
15
Diabase
0 - 5
Norite
0 - 5
Diorite
10 - 20
Pagmatite
15 30
Gabbro
Phylite
10 25
Gneiss
15 - 50
Quartzite
60 100
Granite
20 - 35
Sandstone
25 90
Greywacke
10 - 25
Slate
10 35
Limestone
0 - 5
Shale
0 - 20
0,00
Taconite
0 - 10
Marble
57
10.0
Picks/bcm
Fsch = 0.1
0.1
Fsch = 0.5
Fsch = 0.01
0.01
0.001
20
40
60
80
100
120
160
140
UCS - MPa
58
rock properties
(mineral composition, rock
strength, grain size, grain
shape)
joint features (spacing, orientation,
aperture, roughness)
weathering / alteration of rock
water situation
composition of rock mass (homogenous
/ inhomogenous)
stress situation (stress direction, stress
level)
Tools
Logistics
maintenance
tool handling
supporting methods
59
Panjang semula
252 mm
185 mm
Panjang setelah pemakaian
60
Cutting edge
A
1
6
2
4
Point pick
AL-1
AL-2
AL-3
AL-4
No.Pick
gr/jam
No.Pick
gr/jam
No.Pick
gr/jam
No.Pick
0.018
0.452
0.031
0.031
0.452
0.004
0.004
0.613
0.039
0.229
0.019
0.024
4
Rata
AL-5
gr/jam
No.Pick
gr/jam
0.046
0.046
0.037
0.035
0.031
0.087
0.052
0.021
0.064
0.040
0.339
0.024
0.062
0.251
0.022
0.043
0.024
0.229
0.023
Rata
0.366
Rata
0.022
Rata
0.057
Rata
0.043
61
62
63
Strike
Dip lereng
Bidang
diskontinuiti
Arah dip lereng
64
X 100%
65
66
RQD vs.
67
68
Jarak - mm
> 2000
Widely spaced
Thickly bedded
600 - 2000
Medium bedded
200 - 600
Closely spaced
Thinly bedded
60 - 200
20 - 60
6 - 20
6 - 20
6 - 20
< 20
Thinly laminated (sedimentary)
<6
<6
69
Orientation
71
Orientation
72
Orientasi
Gaya potong
maks. rata-rata,
kN
Gaya potong
rata-rata, kN
Energi
Spesifik
MJ/bcm
0 degree
0.38
0.18
0.22
45 degree
0.38
0.16
0.17
135 degree
0.42
0.20
0.26
90 degree
0.50
0.22
0.29
Orientasi Kekar
vs. Gaya Potong
=0
= 45
= 90
Bidang rekahan
Cleat
= Sudut relative cleat ke arah gali pick
= 135
73
Gelombang Seismik
Seismik Refraksi
Di seismik refraksi hanya Ti first arrival yang masuk masing-masing geofon saja yang diamati.
Ti first arrival yang direkam oleh geofon terdekat kepada sumber energi akan merambat langsung di
permukaan tanah dan sebuah plot dari Ti first arrival serta jarak tempuh atau rambat (X) untuk setiap
geofon memberikan hubungan garis lurus.
Slopenya adalah kebalikan V1. Bila massa batuan dibawahnya V1 mempunyai kecepatan yang lebih
tinggi, V2, gelombang refraksi kritis akan selalu ada dan akan merambat sepanjang permukaan lapisan
massa batuan ke-dua dengan kecepatan V2.
Gelombang tekan refraksi kritis menjadi gelombang pertama yang datang di geofon dengan jarak X.
Kemiringan atau gradien hubungan nilai-nilai T-X memberikan kecepatan rambat gelombang dari
refraktor horizontal.
D1 =
V1 * V2 * T0
2 V2 V1
V2
0.10
0.05
0.00
V1
To
0
100
200
300
400
Jarak - m
Sumber energi
Permukaan S
1
Gelombang
permukaan
Gelombang refraksi
Batuan lapuk
V1 (tanahan) = 500 m/s
Muka
gelombang
Forward
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0.00
40.00
80.00
120.00
WAKTU - milidetik
160.00
200.00
77
Indeks Kecepatan
Gabungan antara sifat dinamik batuan utuh dan sifat dinamik
massa batuan akan memberikan beberapa indeks yang berguna
untuk menganalisa kemampugalian.
Knill (1970): nisbah antara kecepatan gelombang seismik
longitudinal (yang diukur di lapangan VF atau V2) dengan kecepatan
gelombang sonik yang diukur di laboratorium (VLab) sebagai indeks
kualitas massa batuan (F = VF/VLab) dan Fraktur Indeks.
King & McConnel (Braybrooke, 1988) menggunakan sebuah indeks
yang diturunkan dari Fraktur Indeks dan disebut dengan Indeks
Kecepatan (VI).
VField
VI =
VLab
78
Hubungan: VI - RQD - FF
Kualitas massa batuan
RQD (%)
FF (m-1)
Indeks Kecepatan
Very poor
0 - 25
> 15
< 0.2
Poor
25 - 50
15 - 8
0.2 - 0.4
Fair
50 - 75
8-5
0.4 - 0.6
Good
75 - 90
5-1
0.6 - 0.8
Very good
90 - 100
<1
0 - 1.0
Lokasi
Indeks
Kecepatan
RQD1
RQD2
FF1
FF2
m-1
m-1
0.79
99.0
75-90
1.02
5-1
1224
0.83
94.6
90-100
1.37
<1
1380
888
0.41
97.0
75-90
1.11
8-5
1615
1200
0.74
99.0
75-90
0.90
5-1
VLab.
VField
m/s
m/s
AL-2
1515
1351
AL-3
1339
AL-4
AL-5
2.
3.
4.
5.
6.
RMR A
Klasifikasi Parameter & Pembobotan
Parameter
1
Kuat tekan
PLI (MPa)
> 10
4 - 10
2-4
1-2
batuan utuh
UCS (MPa)
> 250
100 - 250
50 - 100
25 - 50
5-25
1-5
<1
Bobot
15
12
RQD (%)
90 - 100
75 - 90
50 - 75
25 - 50
< 25
Bobot
20
17
13
Jarak diskontinuiti
>2m
0.6-2 m
0.2-0.6 m
0.06-0.2 m
< 0.06 m
Bobot
20
15
10
agak kasar.
pemisahan < 1
mm, dinding
agak lapuk
agak kasar.
pemisahan <
1 mm, dinding
sangat lapuk
Slicken-sided /tebal
gouge < 5 mm, atau
pemisahan 1-5 mm,
menerus
30
25
20
10
Aliran/10 m
panjang terowongan (Lt/min)
None
< 10
10 - 25
25 - 125
> 125
Tekanan air
kekar/MaksTegang
an utama
< 0.1
0.1 - 0.2
0.2 - 0.5
> 0.5
Kondiisi umum
Kering
Lembab
Basah
Menetes
Mengalir
15
10
4
Kondisi diskontinuiti
Bobot
Air
tanah
Selang Nilai
Bobot
82
RMR - B
Peubah bobot orientasi diskontinuiti
Sangat menguntungkan
Menguntungkan
Sedang
Tidak
menguntungkan
Sangat tidak
menguntungkan
Terowongan
-2
-5
- 10
- 12
Fondasi
-2
-7
- 15
- 25
Lereng
-5
- 25
- 50
- 60
Bobot
RMR - C
Kelas massa batuan menurut bobot total
Bobot
100 - 81
80 - 61
60 - 41
40 - 21
< 20
No. Kelas
II
III
IV
Description
Batuan
sangat baik
Batuan
baik
Batuan
sedang
Batuan buruk
Batuan sangat
buruk
RMR - D
Arti kelas massa batuan
No. Kelas
II
III
IV
20 th. utk 15 m
span
1 th. utk 10 m
span
1 mgg utk 5
m span
30 min utk 1 m
span
> 400
300 - 400
200 - 300
100 - 200
< 100
> 450
350- 450
250- 350
150 - 250
< 15
83
rough
Stepped
I
smooth
II
slickensided
rough
III
Undulating
IV
Profil kekasaran
(roughness) dan
pemeriannya
(ISRM, 1981)
Panjang profile dalam
selang 1 - 10 m
skala vertikal dan
horizontal sama
smooth
V
slickensided
rough
smooth
VI
Planar
VII
VIII
slickensided
IX
84
Kondisi Kekar
This is a very complex parameter which includes several sub-parameters: (i) roughness;
(Ii) separation; (iii) filling material; (iv) persistence; and (v) weathering of walls.
Roughness / filling
Bieniawski [9] has proposed a roughness scale which is very easy to check in the field.
(i) Very rough. Near vertical steps and ridges occur on the joint surface.
(ii) Rough. Some ridges are visible. Asperities happen. Joint surface feels very abrasive.
(iii) Slightly rough. Some asperities happen. Joint surface feels asperous.
(iv) Smooth. No asperities. Smooth feeling of joint surface.
(v) Slickensided. Visual evidence of polashing exists.
The most important consequence of joint roughness is the display of dilatant behaviour
when close, coupled joints are subject to shearing stresses. The nature of fillings govern
the shearing stress of open, uncoupled joints and is a related parameter to roughness. A
classification of fillings is out of the scope of Ibis chapter. Anyway, for practical purposes it
is necessary lo distinguish between gouge and soft gouge: (i) gouge is no filling or filling
with a material of high friction (calcite, sand, crushed rock, etc.); and (ii) soft gouge is
filling with a material of low friction (clay, mica, platy minerals, etc.).
COMPREHENSIVE ROCK ENGINEERING. Principles, Practice & Projects. Editor-in-Chief JOHN A. HUDSON - Imperial College of Science,
Technology & Medicine, London, UK. Vol 3. ROCK TESTING AND SITE CHARACTERIZATION. Volume Editor. JOHN A. HUDSON - Imperial
College of Science, Technology & Medicine, London, UK. A Geomechanical Classification for Slopes: Slope Mass Rating. M. R.
ROMANA - Universidad Politcnica Valencia, Spain
85
Pengaruh jurus & kemiringan kekar untuk penerowongan Untuk kepentingan kestabilan
Jurus tegak lurus sumbu terowongan
Galian searah
kemiringan
Jurus paralel
Dip 0 - 20o
sumbu terowongan
Tdk tergantung
jurus
kemiringan
45-90o
= 20-450
= 45-900
= 20-450
= 45-900
= 20-450
Sangat
menguntungkan
Menguntungkan
Sedang
Tidak menguntungkan
Sangat tdk
menguntungkan
Sedang
Tdk
menguntungkan
Koreksi orientasi untuk penggalian dengan RMR (Fowell & Johnson, 1991)
Kelas Batuan
II
III
IV
Orientasi jurus
& kemiringan
Sangat menguntungkan
Menguntungkan
Sedang
Tidak
menguntungkan
Sangat tidak
menguntungkan
Bobot untuk
penggalian
-12
-10
-5
-2
86
87
88
89
90
Strike bidang diskontinu sejajar dengan sumbu terowongan dengan arah dip searah penggalian
sebesar 0 20
91
RQD
Jumlah set kekar
Kekasaran kekar atau diskontinuiti utama
Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling
lemah
Aliran air
Faktor reduksi tegangan
92
Q System
RQD Jr
Jw
Q=
x x
Jn
Ja SRF
Jn
Jr
Ja
Jw
93
RQD (%)
A. Very poor
B. Poor
C. Fair
D. Good
E. Excellent
0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 90
90 -100
Jn
1.0
1.22
1.5
1.83
2.24
2.73
3.34
4.09
5.0
Jr
1.0
4.0
3.0
2.0
1.5
1.5
1.0
0.5
Note :
Add 1.0 if the mean spacing of the relevant
joint set is greater than 3 m
2. Jr = 0.5 can be used for planar slickensided
joints the lineations are favorable oriented
.
3. Descriptions B - G refer to small - scale features & intermediate to prevent rock wall contact scale features in that order. b nominal
94
0.75
25-35o
25-30o
20-25o
8-16o
25-30o
16-24o
12-16o
6-12o
E. Softening or low-friction clay mineral coatings, i.e., kaolinite, mica. Also chlorite, talc, gypsum,
& graphite, etc., & small quantities of swelling clays (discontinuous coatings, 1-2 mm or less in thickness)
(b) Rock wall contact before 10 cm shear
J. Swelling clay fillings, i.e., monmorilonite (continuous, < 5 mm in thickness). Value of Ja depends on
percentage of swelling clay sized particles, and acces to water, etc.
(c) No rock wall contact when sheared
K. Zones or bands of disintegrated or crushed rock & clay (see G., H., J., for description of clay condition)
6-8 or 16-24o
8-12
5.0
M. Thick, continuous zones or bands of clay (see G., H., J., for description of clay condition)
10-13 or
13-20 6-24o
Note : Values of fr are intended as an approximate guide to the mineralogcal properties of the alteration products.
95
`SRF
(a) Weakness zones intersecting excavation, which may cause loosening of rock mass when tunnel is excavated
A. Multiple occurences of weakness zonescontaining clay or chemically disintegrated rock,
very loose surrounding rock (any depth)
10.0
B. Single-weakness zones containing clay or chemicallydisintegrated rock (depth of excavation < 50 m)
5.0
C. Single-weakness zones containing clay or chemically disintegrated rock (depth > 50 m)
2.5
D. Multiple-shear zones in competent rock (clay-free), loose surrounding rock (any depth)
7.5
E. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation < 50 m)
5.0
F. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation > 50 m)
2.5
G. Loose open joints, heavily jointed or "sugar cube", etc. (any depth)
5.0
(b) Competent rock, rock stress problems
H. Low stress, near surface
J. Medium stress
K. High-stress, very tight structure (usually favorableto stability, may be
unfavorable to wall stability
L. Mild rock burst (massive rock)
c/
1
>200
200-10
t/
1
>13
13-0.66
2.5
1.0
10-5
< 25
0.66-0.33
< 0.16
0.5-2.0
10-20
(c) Squeezing rock; plastic flow of incompetent rock under the influence of high rock pressures
N. Mild squeezing rock pressure
O. Heavy squeezing rock pressure
5-10
10-20
1.0
<1
0.66
1.0-2.5
0.5
2.5-10.0
0.33
2.5-10.0
0.2-0.1
> 10.0
F. Exceptionally high inflow or water pressure continuing w/o noticeable decay0. 1-0.05
> 10.0
Note :
(i) Factors C-F are crude estimates. Increase Jw if drainage measures are installed.
(ii) Special problems caused by ice formation are not considered.
___________________________________________________________________
a After Barton et.al (1974)
b Nominal
97