LOGO UM
SUGIYANTO
1
Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim
Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE
Tugas Siswa.
2
3. Jelaskan sifat teknis dan sumsi teknik dalam perkerasan beton?
Jawaban :
Standart teknik agar dapat mempunyai usia lawan sesuai dengan rancangan dan
didasarkan pada asumsi :
a). Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam modulus reaksi tanah dasar dalam
kode (k) Satuan kg/m2 dan atau satuan CBR.
b). Jenis material lapisan base dan sub base dan ketebalan lapisan yang diperlukan
untuk melayani beban lalu lintas jenis kendaraan berat.
c). Dalam pemilihan material lapisan pondasi dan material beton mulai dari
pembuatan martal, pemsangan penghamparan saat pelaksanaan lapisan pengecoran,
perawatan beton saat pengerasan dalam suhu tinggi dan pengendalian kelembaban
dan saat menuju perawatan sebelum layak digunakan sebagai jalur lalu lintas.
d). Mengendalikan sistem pemompaan dan perubahan velome tanah dasar, akibat
cuaca dan air permukaan disekitar lapisan pondasi bawah dan lapisan subgrade
agar tidak mengangu pengaruh perubahan kadar air optimum menjadi maksimum
dapat merusak lapisan perkerasan struktur diatasnya.
e). Mengkondisi dan melaksanakan pehamparan material lapisan pondasi untuk
mendapatkan keseragaman daya dukung tanah disepanjang lintasan jalan.
f). Kekuatan bahan beton dalam satuan kuat lentur tarik ( MR ) untuk mengatasi
tegangan yang diakibatkan oleh beban sumbu roda dari lalu lintas, asumsi
rancangan sesuai pertumbuhan kendaraan dari jenis kendaraan tonase berat harian (
JKNH ).
g). Dalam perencanaan kekuatan beton tidak dinyatakan dengan kuat, tapi dalam kuat
lentur tarik, mengingat keruntuhan pada perkerasan beton berupa retakan yang
diakibatkan oleh permukaan penampang beton seakan melanting ke atas sehingga
menimbulkan tegangan lentur yang berlebihan pada bagian penampang.
4. menanggulangi terjadinya penurunan tanah (setlement) dan perubahan lapisan labil
dan sebagai memperkokoh pembuatan landasan jalan dan konstruksi yang ltanahnya
mengalai pergerakan atau jenis tanah ekpansif. Geotekstil
Jawaban :
Untuk menannggulangi terjadinya penurunan tanah dapat menggunakan Geotekstil
dikarenakan geotektile mempunyai berat yang ringan sehingga dalam penggunaannya
dapat diabaikan. namun geotekstil mempunyai kekuatan tarik yang cukup besar untuk
3
menahan dan menyebarkan beban yang diberikan di atasnya pada permukaan lapisan
tanah .
Tes Formatif ( Minggu 5 )
4
5. Perbaikan melalui stabilisir pada lapisan tanah dasar yang dangkal memerlukan
perhatian untuk :
5
e) Makin meningkatkan pembebanan bangunan., modern peralatan untuk stabilisir,
Makin meningkatkan kesadaran pada lingkungan, rendahnya ketrampilan tenaga
kerja
a) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan konsistensi tanah, .
b) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan bahan
Stabilisir.
c) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, konsistensi tanah, bahan stabilisir.
d) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan konsistensi tanah, bahan
distabilisir.
e) Gradasi butiran, dan konsistensi tanah, bahan stabilisir.
9. Metode pencampuran untuk stabilisir dengan bahan butiran halus kapur dan semen antara
lain:
10. Memilih bahan grouting harus memperhatikan tujuan dari perbaikan tanah meliputi:
6
a) Menghentikan rembesan air pada aliran , Mencegah deformasi tanah disekeliling
bangunan, memperbesar kekuatan daya dukung tanah.
b) Menghentikan rembesan air pada aliran , Mencegah deformasi tanah disekeliling
bangunan,
c) Menghentikan rembesan air pada aliran , memperbesar kekuatan daya dukung
tanah.
d) Mencegah deformasi tanah disekeliling bangunan, memperbesar kekuatan daya
dukung tanah.
e) Menghentikan rembesan air pada aliran , Mencegah deformasi tanah disekeliling
bangunan, memperkecil kekuatan daya dukung tanah.
7
Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE
Tugas Siswa.
1. Sebutkan dan jelaskan singkat jenis dari susunan lapisan perkerasan kaku jalan dan
gambar dengan skala horizontal 1 : 50 dan skala vertical 1 : 25 , lenkap dengan
susunan lapisan perkerasan ?
Jawaban :
a. Tanah Dasar ( Subgrade )
Adalah bagian daripermukaan badan jalan yang sudah dikondisikan secara
teknis dipersiapkan untuk menerima lapisan susunan konstruksi perkerasan. Tanah
dasar ini berfungsu sebagai penyaluran penerima beban lalu lintas yang telah
disalurkan / disebabkan pada lapisan diatasnya dari concrete slab dan subbase
course.
b. Pondasi lapisan bawah ( Subbase Course )
Lapis pondasi ini terletak diantara tanah dasar dan pelat beton semen mutu
tinggi. Fungsi utama dari lapisan ini adalah sebagai lantai kerja yang rata dan
uniform. Apabila subbase tidak rata, maka plat beton juga tidak rata yang akan
berpotensi sebagai crack inducer.
c. Plat Beton ( Concrete Slab )
Pelat beton adalah eleman struktural yang menerima beban hidup dan mati yang
selanjutnya akan disalurkan ke lapisan struktur di bawah
Gambar :
8
Jawaban :
a. Pembebanan posisi di tepi konstruksi perkerasan
9
1. Pada bidang perkerasan jalan beton posisi pembebanan yang akan terjadi pada bidang
konstruksi perkerasan beton atau beton kaku yang mengakibatkan tegangan, regangan
dan lendutan pada konstruksi perkerasan beton, posisi pembebanan tersebut adalah :
a) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang, tepi sisi memanjang,
tengah bentang, 2/3 bidang memanjang plat.
b) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tepi sisi
memanjang,
c) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang, tepi sisi memanjang, ,
2/3 bidang memanjang plat.
d) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tengah
bentang, 2/3 bidang memanjang plat.
e) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tengah
bentang,
2. Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau proses penghancuran
menjadi butiran bervariasi, Jenis batuan yang bermutu baik digunakan untuk agregat
memiliki kekerasan tidak mudah aus /rapuh, kompak, kekal dan tidak pipih. Agregat
dari alam diproses menjadi :
a) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.humus
b)Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu, tanah hitam.
c) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.lempung
d) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.Tanah merah
e) Agregat butiran bervariasi, agregat halus, abu batu.
3. Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena keterbatasan
hasil agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze, fly ash, yang berasal dari limbah
a)Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah basah
b) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah lempung
c) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore
10
d) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, pasir besi
e) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah merah
4. Agregat sebagai bahan campuaran dalam pembuatan mortal dapat diperoleh dari hasil
penambangan dan di proses dapat dibedakan menjadi agregat Alam dan agregat
buatanbatu pecah, jika dipakai pada campuran memiliki kesamaan antara lain
a). butiran memiliki kesamaan dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran hampir segaram.
b). Memliki gradasi butiran berbeda karena dalam proses melalui saringan ayakan
permukaan kasar dan tidak rata.
c) memiliki butiran dapat dikendalai kan sesuai dengan jenis pembuatan campuran
memiliki permukaan bahan bervariasi dan lolos uji disain.
d) butiran memiliki kesamaan dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran hamper segaram.
e) Memiliki butiran seragam dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran seragam
5. Gradasi agregat dibedakan menjadi tiga macam, gradasi yang memiliki butiran
bervariasi dari ukuran terkeci hingga besar sesaui gardasi lolos saringan sebagai bahan
campuran perkerasan aspal disebut
a) gradasi rapat
b) gradasi seragam
c) gradasi timpang.
d) Gradasi senjang
e) Gradasi beraturan.
11
Tugas Siswa.
1. Sebutkan dan secara singkat keuntungan dan kelemahan perkerasan kaku dari sisi
teknis ?
Jawaban :
Keuntungan :
Mempunyai kekuatan tekan yang relatif tinggi
Beton segar mudah diangkut dalam proses pembuatan dalam proses dan
pelaksanaan
Dapat dialirkan melalui pemompakan ke tempat – tempat yang dikerjakan
Teahan keausan terhadap gesekan
Kerugian :
Mempunyau kuat tarik yang rendah ( mudah retak ).
Beton segar akan mengesut saat pengeringan berlebihan
Beton segar akan mengembang dan mengesut ketika terjadu perubahan suhu.
2. Sebutkan persyaratan teknik pada pemasangan penulangan pada Menurut NAASRA
lapisan pada perkerasan kaku?
Jawaban :
Menurut pedoman dalam NAASRA ada 2 teknik yaitu :
Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan ( jointed plain concrete
pavement )
Perkerasan beton menerus dengan tulangan ( continously reinforced concrete
pavement )
3. Jelaskan dan gambarlah dalam skala horizontal 1:50 dan skala vertical 1 : 25 pada
penulangan angker pada arah melintang jalan dan memanjang jalan dengan standart
ukuran tulangan dan jarak pada bidang perkerasan kaku?
Jawaban :
1. Tipe Sambungan Tulangan Memanjang
Disebut juga sebagai tie bar, Berfungsi sebagai unsliding device dan rotation
device. Berbentuk deformed atau ulir berbentuk kecil, melekat di kedua sisi beton.
Lokasi tipe sambungan ini yaitu berada di tengah plat beton dan tegak lurus
sumbu jalan, dengan perhitungan rumus tulangan melintang. Gambar :
12
2. Tipe Sambungan Tulangan Melintang
Disebut juga sebagai dowel. Berfungsi sebagai sliding device dan load tranfer
devise. Berbentuk polos, bekas potongan rapi dan berukuran besar. Satu sisi dari
tulangan melekat pada plat beton sedangkan satu sisi lain tidak, berlokasi di
tengah plat sejajar dengan sumbu jalan. Gambar :
4. Jelaskan singkat dan gambarlah dalam skala penempatan tulangan pada pertemuan
simpang jalan dalam entuk sket dan lengkapi unotasi ukuran dan jarak penulangan?
13
Jawaban :
Sambungan yang digunakan untuk persimpangan dan ram tidak perlu diberi ruji tetapi
diberikan penebalan tepi pada plat beton untuk mereduksi tegangan. Setiap tepi
sambungan ditebalkan penambahan dari tebal plat tengah beton 20% dari tebal
perkerasan sepanjang 1.5 meter. Gambar :
4. Karakteristik sifat-sifat beton basah selama proses pelaksanaan perkerasan rigit akan
ditentukan oleh antara lain :
a) Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran Kompaktibilitas,material mahal
b) , Kekentalan campuran, kompaktibilitas, material mahal
c)Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran , material mahal
d) Stabilitas/kekentalan, Mobilitas, kompaktibilitas
e) Stabilitas/kekentalan, Kekentalan campuran Kompaktibilitas,
15
6. Pemasangan penulangan besi pada lapisan perkerasan beton jalan dilakukan antara
lain berguna:
a) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan, mudah dilaksanakan.
b) Membatasi lebar retakan,,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan ,
mudah dilaksanakan.
c) Memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih panjang,mengurangi biaya
pemeliharaan akibat keretakan, mudah dilaksanakan.
d) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan .
e) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mudah dilaksanakan.
9. Posisi penempatan tulangan pada perkerasan jalan dari material plat beton terdiri dari
yaitu;
a) Tulangan sambungan arah melintang, tulangan sambungan memanjang,
memendek pada sisi plat, memanjang pada sisi plat, arah diagonal plat.
b) tulangan sambungan memanjang, memendek pada sisi plat, memanjang pada sisi
plat, arah diagonal plat.
c) Tulangan sambungan arah melintang, tulangan sambungan memanjang,
memanjang pada sisi plat, arah diagonal plat.
d) Tulangan sambungan arah melintang, tulangan sambungan memanjang,
memendek pada sisi plat, arah diagonal plat.
e) Tulangan sambungan arah melintang, tulangan sambungan memanjang.
10. Sambungan pada perkerasan jalan dari beton semen digunakan antara lain, untuk:
a) Membatasi tegangan dan pengendalian retak,memudahkan pelaksanaan,
mengakomodasi gerakan pelat akibat perubahan volume lapisan pondasi,
menghindari kerja lembur, biaya mahal.
17
b) Membatasi tegangan dan pengendalian retak,memudahkan pelaksanaan,
mengakomodasi gerakan pelat akibat perubahan volume lapisan pondasi,
menghindari kerja lembur.
c) Membatasi tegangan dan pengendalian retak,memudahkan pelaksanaan,
mengakomodasi gerakan pelat akibat perubahan volume lapisan pondasi.
d) Memudahkan pelaksanaan, mengakomodasi gerakan pelat akibat perubahan
volume lapisan pondasi, menghindari kerja lembur, biaya mahal.
e) Membatasi tegangan dan pengendalian retak,memudahkan pelaksanaan,
menghindari kerja lembur, biaya mahal.
Tugas Siswa.
18
1. Sebutkan dan secara singkat jenis dari susunan lapisan perkerasan lentur dan gambar
sketsa susunan perkerasan ?
Jawaban :
Susunan lapisan perkerasan kaku terdiri dari 3 lapis yaitu :
a. Lapis atas menggunakan plat beton ( Concrete Slab )
Lapis pondasi atas untuk perkerasan kaku menggunakan plat beton semen yang
mempunyai sifat yang cukup kaku dapat menyebarkan beban pada bidang yang
luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan lapisan bawahnya.
b. Lapis pondasi bawah ( Base Course )
Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen merupakan bagian yang tidak
langsung memikul beban tetapi bagian yang berfungsi sebagai pengendalian
pengaruh kembang susut tanah akibat terjadinya air permukaan tanah tinggi dan
rendah saat perubahan cuaca, memberikan dukungan yang mantap kestabiln dan
seragam pada plat perkerasan pada sisi memanjang longitudinal dan melintang
transversal, dan sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan konstruksi.
c. Lapis tanah pondasi ( Sub Grade )
Lapis tanah pondasi berfungsi sebagai pelindung gejala plumping, mengurangi
kerusakan aibat pembekuan ( frost action), penyedia lapisan yang seragam stabil
dan bersifat tetap / permanent.
Gambar :
19
Susunan lapisan perkerasan kaku terdiri dari 3 lapis yaitu lapis atas menggunakan plat
beton ( Concrete Slab ), Selanjutnya yaitu lapis pondasi bawah ( Base Course ), dan
yang terakhir yaitu lapis tanah pondasi ( Sub Grade ).
3. Jelaskan dan gambarlah perbedaan susunan perkerasan sistem Mac adam dan sistem
Telford ?
Jawaban :
a. System lapisan Mac adam menggunakan prinsip “umpang – tindih” dengan
mempergunakan batu bau pecah yang dipasangkan bersusunan dengan ukuran
batu terbesar terletak di bagian bawah, lapis bagian di atasnya digunakan susunan
batu yang lebih kecil. Bagian tepi jalan berbatasan dengan berm dipasangkan
pasangan batu atau konstruksi massif dari pasangan batu untuk mencegah
terjadinya penggesekan. Gambar :
2. Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton semen dalam
sambungan dapat dilakukan :
a) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus dengan tulangan, sambungan menerus tanpa
tulangan, sambungan dengan pengaspalan sebagai lapis aus.
21
b) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus dengan tulangan, sambungan menerus tanpa
tulangan.
c) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
d) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
e) Sambungan tidak menerus dengan tulangan, sambungan menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
3. Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor yang harus diperhatikan,
antara lain:
a). Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah
jalur dan arah lalu lintas, Umur rencana perkerasan kaku
b). Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur
dan arah lalu lintas.
c). Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, Umur
rencana perkerasan kaku
d) Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, jumlah jalur dan arah lalu lintas,
Umur rencana perkerasan kaku
e) Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur dan arah lalu lintas,
Umur rencana perkerasan kaku
4. Perkerasan kaku plat beton menahan beban, tetapi merupakan bagian yang tidak bisa
diabaikan dengan fungsi
22
a) Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, mencegah intrusi dan
pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat.
b)Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, mencegah intrusi dan
pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat, memberikan dukungan
yang mantap dan seragam pada pelat, perkerasan jalan kerja selama layanan
c) Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan pada tepi-tepi pelat,
memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat perkerasan jalan kerja
selama layanan
d) Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, mencegah intrusi dan
pemompaan pada sambungan, memberikan dukungan yang mantap dan seragam
pada pelat perkerasan jalan kerja selama layanan
e) Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, retakan pada tepi-tepi pelat,
memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat perkerasan jalan kerja
selama layanan
6. VariasiLalu lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kendaraan niaga pada
lajur rencana selama umur rencana, meliputi proporsi sumbu serta distribusi beban
pada setiap jenis sumbu kendaraan. Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal
dikelompokkan dalam interval 10 kN (1 ton) bila diambil survai beban. Penentuan
beban lalu lintas rencana untuk perkerasa beton semen, dinyatakan dalam
a) Jumlah sumbu kendaraan niaga (commerciia vehicle), sesuai dengan konfigurasi
sumbu lajur rencana selama umur rencana.
23
b) Jumlah sumbu kendaraan niaga (commerciia vehicle), sesuai dengan konfigurasi
sumbu , lajur rencana selama umur rencana, pertumbuhan kendaraan.
c) Jumlah sumbu kendaraan niaga (commerciia vehicle), sesuai dengan konfigurasi
sumbu , lajur rencana selama umur rencana, kondisi ekonomi wilayah.
d) Jumlah sumbu kendaraan niaga (commerciia vehicle), sesuai dengan konfigurasi
sumbu , lajur rencana selama umur rencana, sesuai biaya pelaksanaan.
e) Jumlah sumbu kendaraan niaga (commerciia vehicle), sesuai dengan konfigurasi
sumbu , lajur rencana selama umur rencana, lebar perkerasan
7. Perencanaan Tebal Pelat langkah analisis dalam menentukan perencanaan tebal pelat
pada perkerasan kaku dapat dilakukan yang paling utama sebagai berikut :
a) Memilih dan mengasumsikan tebal perkerasan bersasarkan nilai konfigurasi beban
pada suatu tebal pelat dalam nomogram, Pada setiap kombinasi konfigurasi dan
beban sumbu serta suatu harga tanah dukung (k), Tegangan tarik lentur yang terjadi
pada pelat beton ditentukan dengan menggunakan nomogram korelasi beban sumbu
dan harga kekuatan tanah (k),Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi
tegangan tarik lentur yangterjadi pada pelat dengan kuat tarik lentur ijin (MR)
beton.Jumlah pengambilan jumlah pengulangan beban yang diijinkan ditentukan
berdasarkan harga
b) Memilih dan mengasumsikan tebal perkerasan bersasarkan nilai konfigurasi beban
pada suatu tebal pelat dalam nomogram, Pada setiap kombinasi konfigurasi dan
beban sumbu serta suatu harga tanah dukung (k), Tegangan tarik lentur yang terjadi
pada pelat beton ditentukan dengan menggunakan nomogram korelasi beban sumbu
dan harga kekuatan tanah (k),Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi
tegangan tarik lentur yangterjadi pada pelat dengan kuat tarik lentur ijin (MR) beton.
c) Memilih dan mengasumsikan tebal perkerasan bersasarkan nilai konfigurasi beban
pada suatu tebal pelat dalam nomogram, Pada setiap kombinasi konfigurasi dan
beban sumbu serta suatu harga tanah dukung (k),Perbandingan tegangan dihitung
dengan membagi tegangan tarik lentur yangterjadi pada pelat dengan kuat tarik
lentur ijin (MR) beton.
d) Pada setiap kombinasi konfigurasi dan beban sumbu serta suatu harga tanah dukung
(k), Tegangan tarik lentur yang terjadi pada pelat beton ditentukan dengan
menggunakan nomogram korelasi beban sumbu dan harga kekuatan tanah (k),
Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegangan tarik lentur yangterjadi
24
pada pelat dengan kuat tarik lentur ijin (MR) beton.Jumlah pengambilan jumlah
pengulangan beban yang diijinkan ditentukan berdasarkan harga,
e) Memilih dan mengasumsikan tebal perkerasan bersasarkan nilai konfigurasi beban
pada suatu tebal pelat dalam nomogram, Tegangan tarik lentur yang terjadi pada
pelat beton ditentukan dengan menggunakan nomogram korelasi beban sumbu dan
harga kekuatan tanah (k),Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi
tegangan tarik lentur yangterjadi pada pelat dengan kuat tarik lentur ijin (MR)
beton.Jumlah pengambilan jumlah pengulangan beban yang diijinkan ditentukan
berdasarkan harga
8. Beton Serat Polypropylene dari hasil-hasil penelitian beton dengan penambahan serat,
menunjukkan bahwa sifat-sifat beton dapat diperbaiki yaitu dengan meningkatnya:
a) Ketahanan impak (impact resistance), kemampuan untuk menahan tarik dan momen
lentur, ketahanan terhadap lelah (fatique live), ketahanan terhadap pengaruh susutan
(shrinkage), ketahanan terhadap keausan (abrasion), ketahanan terhadap fragmentasi
(fragmentation), dan pengelupasan (spalling).
b) Daktilitas (ductility), ketahanan impak (impact resistance), kemampuan untuk
menahan tarik dan momen lentur, ketahanan terhadap lelah (fatique live), ketahanan
terhadap pengaruh susutan (shrinkage), ketahanan terhadap keausan (abrasion),
ketahanan terhadap fragmentasi (fragmentation), dan pengelupasan (spalling).
c) Daktilitas (ductility), ketahanan impak (impact resistance), kemampuan untuk
menahan tarik dan momen lentur, ketahanan terhadap lelah (fatique live), ketahanan
terhadap pengaruh susutan (shrinkage), ketahanan terhadap keausan (abrasion),
ketahanan terhadap fragmentasi (fragmentation).
d) Daktilitas (ductility), ketahanan impak (impact resistance), kemampuan untuk
menahan tarik dan momen lentur, ketahanan terhadap lelah (fatique live), ketahanan
terhadap pengaruh susutan (shrinkage), ketahanan terhadap fragmentasi
(fragmentation), dan pengelupasan (spalling).
e) Daktilitas (ductility), ketahanan impak (impact resistance), kemampuan untuk
menahan tarik dan momen lentur, , ketahanan terhadap pengaruh susutan
(shrinkage), ketahanan terhadap keausan (abrasion), ketahanan terhadap fragmentasi
(fragmentation), dan pengelupasan (spalling).
25
9. Bahan baku Fibre Reinforced Cement Composites membagi fiber yaitu :
a). Fiber dari metal (metallic fibre).. Fiber dari polimer (polymeric fibre). Fiber dari
bahan mineral (mineral fibre). Fiber dari bahan alami (naturally occurring
fibre).Fiber dari stone (stone fibre)..
b). Fiber dari metal (metallic fibre).. Fiber dari polimer (polymeric fibre). Fiber dari
bahan mineral (mineral fibre). .
c). Fiber dari metal (metallic fibre).. Fiber dari polimer (polymeric fibre). Fiber dari
bahan alami (naturally occurring fibre).
d). Fiber dari polimer (polymeric fibre). Fiber dari bahan mineral (mineral fibre). Fiber
dari bahan alami (naturally occurring fibre).
e). Fiber dari metal (metallic fibre).. Fiber dari polimer (polymeric fibre). Fiber dari
bahan mineral (mineral fibre). Fiber dari bahan alami (naturally occurring fibre).
10. Hasil penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelum meneliti beton serat dengan
menggunakan polypropylene (PPF) dengan panjang serat sekitar 2,5 cm sampai dengan
3 cm, dan konsentrasi serat masing-masing 0,5 %, 0,75 %, 1 %. Diperoleh ;
a) Kuat tarik belah pada umur beton 28 hari adalah berturut-turut 4,791 MPa, 3,324
MPa, 3,020 MPa masih dibawah kuat tarik lentur 5 Mpa.
b) Kuat tarik belah pada umur beton 28 hari adalah berturut-turut 2,791 MPa, 3,324
MPa, 3,020 MPa masih dibawah kuat tarik lentur 5 Mpa.
c) Kuat tarik belah pada umur beton 28 hari adalah berturut-turut 3,791 MPa, 3,324
MPa, 3,020 MPa masih dibawah kuat tarik lentur 5 Mpa.
d) Kuat tarik belah pada umur beton 28 hari adalah berturut-turut 1,791 MPa, 3,324
MPa, 3,020 MPa masih dibawah kuat tarik lentur 5 Mpa.
e) Kuat tarik belah pada umur beton 28 hari adalah berturut-turut 5,791 MPa, 3,324
MPa, 3,020 MPa masih dibawah kuat tarik lentur 5 Mpa.
26
Nama : Maulana Sayyidin Malik Ibrahim
Prodi : D4 Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Bangunan Sipil
Offering : B / 06GE
27
d) Kuat tarik yang rendah (mudah retak). mengembang dan menyusut ketika terjadi
perubahan suhu.pekerjaan sulit dan berat
e) Kuat tarik yang rendah (mudah retak). Beton segar akan mengerut saat pengeringan
berlebihan. mengembang dan menyusut ketika terjadi perubahan suhu.
4. Karakteristik sifat-sifat beton basah selama proses pelaksanaan perkerasan rigit akan
ditentukan oleh antara lain :
a) Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran Kompaktibilitas, material mahal
b) , Kekentalan campuran, kompaktibilitas, material mahal
c)Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran , material mahal
d) Stabilitas/kekentalan, kompaktibilitas
e) Stabilitas/kekentalan, Kekentalan campuran Kompaktibilitas,
6. Pemasangan penulangan besi pada lapisan perkerasan beton jalan dilakukan antara
lain berguna:
a) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan, mudah dilaksanakan.
b) Membatasi lebar retakan,,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan ,
mudah dilaksanakan.
c) Memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih panjang,mengurangi biaya
pemeliharaan akibat keretakan, mudah dilaksanakan.
d) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mengurangi biaya pemeliharaan akibat keretakan .
e) Membatasi lebar retakan,memungkinkan penggunaan pelat prkerasan yang lebih
panjang,mudah dilaksanakan.
28
7. Menurut pedoman dalam NAASRA (National Association of Austalian State Road
Authorities) ada jenis sambungan pada perkerasan kaku, yaitu :
a) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan , perkerasan betonn semen
bersambung tulangan, tulangan rangkap,
b) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan , perkerasan betonn semen
bersambung tulangan.
c) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan , perkerasan betonn semen
bersambung tulangan, tulangan single.
d) Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan , tulangan rangkap,
tulangan single.
e) Perkerasan betonn semen bersambung tulangan, tulangan rangkap, tulangan
single.
9. Karakteristik sifat-sifat beton basah selama proses pelaksanaan perkerasan rigit akan
ditentukan oleh antara lain :
a) Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran Kompaktibilitas, material mahal
b) , Kekentalan campuran, kompaktibilitas, material mahal
c)Stabilitas/kekentalan, kekentalan campuran , material mahal
d) Stabilitas/kekentalan, kompaktibilitas
e) Stabilitas/kekentalan, Kekentalan campuran Kompaktibilitas,
29
10. Kekuatan beton pada perkerasan rigit yang mempengaruhi antara lain :
a) Kekuatan tekan beton ,kekuatan tarik beton, kekuatan lenting, kekuatan cocokan
b) Kekuatan tekan beton , kekuatan lenting, kekuatan cocokan
c) Kekuatan tekan beton ,kekuatan tarik beton, kekuatan cocokan
d) kekuatan tarik beton, kekuatan lenting, kekuatan cocokan
e) Kekuatan tekan beton ,kekuatan tarik beton,
11. Untuk dapat memenuhi fungsi perkerasan kaku dalam memikul beban, maka
perkerasan harus:
a) Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar,direncanakan kuat tarik lentur
plat, mengatasipengaruh kembang susut dan penurunan,mampu terhadap
keretakan
b) Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar,direncanakan kuat tarik lentur
plat, mengatasi pengaruh kembang susut dan penurunan.
c) Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar, mengatasipengaruh kembang
susut dan penurunan, mampu terhadap keretakan.
d) Direncanakan kuat tarik lentur plat, mengatasipengaruh kembang susut dan
penurunan, mampu terhadap keretakan.
e) Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar,direncanakan kuat tarik lentur
plat, mampu terhadap keretakan.
12. Perkerasan kaku merupakan struktur yang terdiri dari pelat beton semen dalam
sambungan dapat dilakukan :
a) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus dengan tulangan, sambungan menerus tanpa
tulangan, sambungan dengan pengaspalan sebagai lapis aus.
a) Sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus dengan tulangan, sambungan menerus tanpa
tulangan.
b) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan tidak menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
30
c) sambungan (tidak menerus) tanpa tulangan, sambungan menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
d) Sambungan tidak menerus dengan tulangan, sambungan menerus dengan
tulangan, sambungan menerus tanpa tulangan, sambungan dengan pengaspalan
sebagai lapis aus.
13. Dalam perencanaan perkerasan kaku ada beberapa faktor yang harus diperhatikan,
antara lain:
a) Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukuran dan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah
jalur dan arah lalu lintas, Umur rencana perkerasan kaku
b).Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur
dan arah lalu lintas.
c)Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, pertumbuhan lalu lintas, Umur
rencana perkerasan kaku
d)Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, ukurandan tekanan beban, jumlah jalur dan arah lalu lintas,
Umur rencana perkerasan kaku
e)Intensitas lalu lintas yang akan dilayani,Volume lalu lintas, konfigurasi sumbu dan
roda beban sumbu, pertumbuhan lalu lintas, jumlah jalur dan arah lalu lintas,
Umur rencana perkerasan kaku
14. Pada bidang perkerasan jalan beton posisi pembebanan yang akan terjadi pada bidang
konstruksi perkerasan beton atau beton kaku yang mengakibatkan tegangan, regangan
dan lendutan pada konstruksi perkerasan beton, posisi pembebanan tersebut adalah :
a) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang, tepi sisi memanjang,
tengah bentang, 2/3 bidang memanjang plat.
b) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tepi sisi
memanjang,
c) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang, tepi sisi memanjang, ,
2/3 bidang memanjang plat.
31
d) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tengah
bentang, 2/3 bidang memanjang plat.
e) Pembebanan pada tepi sudut bidang plat, tepi sisi melintang terpendek, tengah
bentang,
15. Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau proses penghancuran
menjadi butiran bervariasi, Jenis batuan yang bermutu baik digunakan untuk agregat
memiliki kekerasan tidak mudah aus /rapuh, kompak, kekal dan tidak pipih. Agregat dari
alam diproses menjadi :
a) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.humus
b)Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu, tanah hitam.
c) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.lempung
d) Agregat butiran bervariasi, agregat halus,abu batu.Tanah merah
e) Agregat butiran bervariasi, agregat halus, abu batu.
16. Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena keterbatasan
hasil agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze, fly ash, yang berasal dari limbah
a)Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah basah
b) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah lempung
c) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore
d) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, pasir besi
e) Pembangkit tenaga uap, tanah liat yang dibakar, cook breeze limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale), lelite terbuat dari batu
metamorphore, tanah merah
32
17. Agregat sebagai bahan campuaran dalam pembuatan mortal dapat diperoleh dari hasil
penambangan dan di proses dapat dibedakan menjadi agregat Alam dan agregat
buatanbatu pecah, jika dipakai pada campuran memiliki kesamaan antara lain
a). butiran memiliki kesamaan dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran hampir segaram.
b). Memliki gradasi butiran berbeda karena dalam proses melalui saringan ayakan
permukaan kasar dan tidak rata.
c) memiliki butiran dapat dikendalai kan sesuai dengan jenis pembuatan campuran
memiliki permukaan bahan bervariasi dan lolos uji disain.
d) butiran memiliki kesamaan dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran hamper segaram.
e) Memiliki butiran seragam dari ukuran dan bentuk, permukaan halus, lonjong, dan
butiran seragam
18. Gradasi agregat dibedakan menjadi tiga macam, gradasi yang memiliki butiran
bervariasi dari ukuran terkecil hingga besar sesaui gradasi lolos saringan sebagai bahan
campuran perkerasan aspal disebut
a) gradasi rapat
b) gradasi seragam
c) gradasi timpang.
d) Gradasi senjang
e) Gradasi beraturan.
19. Proses stabilitas tanah mengunakan perbaikan gradasi butiran, dipakai bahan
a). Semen (PC), kapur halus, fly ash, abu batu.
b). Semen (PC). kapur halus, fly ash, abu batu, butiran karet.
c). semen (PC). Kapur halus, fly ash, abu batu, butiran aspal
d). Semen (PC),kapur halus, fly ash, abu atu putih, butiran as buton
e). Semen (PC), kapur halus,fly ash, butiran as buton
33
20. Menanggulangi terjadinya penurunan tanah (setlement) dan perubahan lapisan labil dan
sebagai memperkokoh pembuatan landasan jalan dan konstruksi yang tanahnya
mengalami pergerakan atau jenis tanah ekpansif, dpakai bahan paling tepat
a). Geotekstil
b). Lapisan serat goni/ henep
c). Lapisan Policarbonat
d). Lapisan serat karet dan plastic
e). Lapisan komposit Serat goni/henep
21. Perbaikan melalui stabilisir pada lapisan tanah dasar yang dangkal memerlukan
perhatian untuk :
a) kekuatan mendukung beban, kekakuan , penambahan pada pemadatan
b) kekuatan mendukung beban, ,stabilistas, penambahan pada pemadatan
c) kekuatan mendukung beban, kekakuan ,stabilistas,
d) kekuatan mendukung beban, kekakuan ,stabilistas, penambahan pada pemadatan
e) kekakuan ,stabilistas, penambahan pada pemadatan
22. Pelaksanan pemadatan diperlukan penanganan yang serius, terdapat hal perlu
mendapatkan perhatian dalam proses pemadatan tanah untuk
a) Pengendalian melalui drainase.mesin pemadat yang cocok, menghindarkan lokasi
pekerjaaan selama penghamparan dan pemadatan dari pengenangan air.
b) Timbunan tanah secara berlapis-lapis. pengendalian melalui drainase.mesin pemadat
yang cocok
c) Timbunan tanah secara berlapis-lapis. pengendalian melalui drainase. menghindarkan
lokasi pekerjaaan selama penghamparan dan pemadatan dari pengenangan air.
d) Timbunan tanah secara berlapis-lapis. pengendalian melalui drainase.mesin pemadat
yang cocok, menghindarkan lokasi pekerjaaan selama penghamparan dan pemadatan
dari pengenangan air.
e) timbunan tanah secara berlapis-lapis. .mesin pemadat yang cocok, menghindarkan
lokasi pekerjaaan selama penghamparan dan pemadatan dari pengenangan air.
34
23. Pelaksanaan proses stabilisir dilakukan karena.
a) Makin meningkatkan pembebanan bangunan., makin meningkatkan kesadaran pada
lingkungan.
b) Makin meningkatkan pembebanan bangunan., modern peralatan untuk stabilisir,
c) Makin modern peralatan untuk stabilisir, Makin meningkatkan kesadaran pada
lingkungan.
d) Makin meningkatkan pembebanan bangunan., modern peralatan untuk stabilisir,
Makin meningkatkan kesadaran pada lingkungan.
e) Makin meningkatkan pembebanan bangunan., modern peralatan untuk stabilisir,
Makin meningkatkan kesadaran pada lingkungan, rendahnya ketrampilan tenaga kerja
24. Pelaksanaan dan merencanakan pencampuran bahan material sebelum dicampur perlu
dilakukan hal sebagai berikut:
a) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan konsistensi tanah, .
b) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan bahan
Stabilisir.
c) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, konsistensi tanah, bahan stabilisir.
d) Penyelidikan tanah mengenai kadar air, gradasi butiran, dan konsistensi tanah, bahan
distabilisir.
e) Gradasi butiran, dan konsistensi tanah, bahan stabilisir.
35