Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN

METODA BINA MARGA 2002


(Pt T- 01-2002-B)
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
DI INDONESIA
Petunjuk Perencanaan Tebal Jalan Raya Sumber dari AASHTO 1972 ( disesuaikan
Metoda Analisa Komponen 1989 dengan kondisi di Indonesia)

REVISI

PedomanaPerencanaan Tebal Perkerasan Sumber dari AASHTO 1993 (


Lentur Pt.T-01-2002-B )

Manual Desain Perkerasan Jalan 2017


(Nomor 04/SE/Db/2017)
Susunan Lapisan Perkerasan Lentur

SURFACE COURSE

BASE COURSE

SUB BASE COURSE

SUB GRADE
KETENTUAN UMUM
• Uraian deskripsi, ketentuan teknis perencanaan,
metode perencanaan, dan contoh-contoh
perencanaan
• Perencanaan tebal perkerasan hanya berlaku untuk
konstruksi perkerasan yang menggunakan material
bergradasi lepas (granular material dan batu
pecah) dan berpengikat
ACUAN STANDAR

• Perencanaan perkerasan jalan baru


• Perencanaan pelapisan tambah (Overlay)
ISTILAH

Angka yang menyatakan perbandingan tingkat


kerusakan yang ditimbulkan oleh lintasan beban
gandar sumbu tunggal kendaraan terhadap
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu
lintasan beban standar sumbu tunggal seberat
8,16 ton (18.000 lb)
Sumbu beban standar

33 cm

Tekanan angin = 5,5 8,16 ton 11 cm


kg/cm2
ISTILAH

Angka yang dipergunakan untuk menyatakan ketidakrataan


dan kekokohan permukaan jalan yang berhubungan dengan
tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat

Jumlah waktu dalam tahun yang dihitung sejak jalan


tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan
berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan
yang baru
ISTILAH

Salah satu lajur lalulintas dari sistem jalan raya yang menampung
lalu-lintas terbesar. Umumnya lajur rencana adalah salah salah
satu lajur dari jalan raya dua lajur atau tepi luar dari jalan raya
yang berlajur banyak

Kemungkinan (probability) bahwa jenis kerusakan tertentu


atau kombinasi jenis kerusakan pada struktur perkerasan
akan tetap lebih rendah atau dalam rentang yang diizinkan
selama umur rencana
ISTILAH

Indeks yang diturunkan dari analisis lalu-lintas,


kondisi tanah dasar, dan lingkungan yang dapat
dikonversi menjadi tebal lapisan perkerasan
dengan menggunakan koefisien kekuatan relatif
yang sesuai untuk tiap-tiap jenis material masing-
masing lapis struktur perkerasan
ISTILAH

Faktor yang digunakan untuk memodifikasi koefisien kekuatan


relatif sebagai fungsi yang menyatakan seberapa baiknya
struktur perkerasan dapat mengatasi pengaruh negatif
masuknya air ke dalam struktur perkerasan.

8. Falling Weight Deflectometer (FWD)


Alat untuk mengukur kekuatan struktur perkerasan jalan
yang bersifat non-destruktif rencana
ISTILAH

Berdasarkan jenis dan fungsi material lapis perkerasan,


e s t i m a s i ko e f i s i e n Ko e f i s i e n Ke k u a t a n Re l a t i f
dikelompokkan kedalam 5 kategori, yaitu:
• beton aspal (asphalt concrete),
• lapis pondasi glanular (granular base),
• lapis pondasi bawah granular (granular subbase),
cement-treated base (CTB), dan asphalt-treated base
(ATB)

Anda mungkin juga menyukai