Anda di halaman 1dari 71

REKAYASA PERKERASAN JALAN

PEMBANGUNAN JALAN DAN


DRAINASE
Oleh: Ir. Hendi Bowoputro, ST., MT
SISTEM PERKERASAN BERLAPIS

1. Lapis Permukaan (Surface Course)


2. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)
4. Lapis Tanah Dasar (Subgrade)

4
TAHAPAN PEMBANGUNAN JALAN
SISTEM PERKERASAN BERLAPIS

 Persiapan Tanah Dasar


 Pembangunan Lapis Pondasi Bawah
 Pembangunan Lapis Pondasi Atas
 Pembangunan Lapis Permukaan
 Pembangunan Saluran Drainase
Perencanaan
Alinemen Vertikal
Persiapan
Tanah Dasar
Galian
Timbunan
Perbaikan Tanah Dasar
GALIAN
Kemiringan permukaan galian harus + 3 %
Buat saluran di kedua tepi bagian yg digali
Lereng galian yang rawan longsor
 di turap / sheet pile

Muka air 3%
tanah
Shotcrete
Soil Nailing
GALIAN
• Pada peralihan daerah galian dengan timbunan perlu
dibuat saluran pencegat untuk melindungi timbunan
tinggi
• MAT yang tinggi harus diturunkan untuk setiap
tahapan pekerjaan galian  dengan pompa di lubang
drainase pada lembah aliran
• Perlu adanya perhatian terus menerus selama galian
 karena sifat2 tanah tidak dapat dipahami
seluruhnya dari hasil2 survey
TIMBUNAN & LERENG
3
4
5

6
2
1
KONDISI 1
 Seluruh massa timbunan masuk (ambles) ke
dalam tanah dasar
 Karena  ( Bearing Cap. ) permukaan tanah
dasar dilampaui
 Untuk menghindari terjadinya keadaan tersebut
 permukaan dasar timbunan harus dipadatkan
 ada yang mensyaratkan penggantian tanah
dasar timbunan
KONDISI 2
2
 Massa timbunan ( terutama yang di tengah) turun
 Karena trejadinya settlement pada lapisan2 tanah
bawahnya (subsoil layers)
 Agar tidak terjadi  diupayakan konsolidasi dipercepat
Caranya :
- Dengan vertical drain + beban rencana
- Dengan vertical drain + pre loading
 Vertical drain dengan sand, dapat berakibat “mletat-
mletot” karena Beban Lateral
 Sekarang bisa dipakai “Geosyntetic Vertical drain” 
prinsip kerjanya seperti lampu minyak
Vertical Drain

PRE
LOADING

BEBAN
RENCANA
Vertical Drain  Sand Drain

PRE
LOADING

BEBAN
RENCANA
Colbond drain
Aplikasi Colbond Drain
Aplikasi
Colbond
Drain
3

KONDISI 3
 Terjadinya penurunan pada permukaan
tanah timbunan
 Karena kurang padatnya lapisan2 pada
tanah timbunan
 Untuk mengatasi keadaan tsb pada saat
timbunan dilaksanakan  harus
mengikuti prosedur pemadatan
(Kadar air dan jumlah lintasan)
4

KONDISI 4
 Terjadi kelongsoran pada tebing sejajar lereng
dengan ketebalan tertentu
 Karena bagian tepi timbunan dengan ketebalan
tsb kurang padat  akibat proses pemadatan
roller
 Cara mengatasi adalah dengan pemadatan s/d
tepi konstruksi timbunan
Geogrid
5
5
KONDISI 5
 Terjadi kelongsoran pada tebing sejajar lereng
dengan pola kelongsoran melengkung
 Karena kurang padat, timbunan terlalu tinggi
(>Hcr), adanya kandungan mineral
Montmorilionite dalam jumlah besar, atau adanya
bagian2 yang sangat expansif (Highly Expansive
Soil)
 Cara mengatasi
1) Mengganti tanah pada bagian yang longsor
2) dengan “Geosyntetic Slope Protection”  (“Geogrid”)
3) Dengan tanaman penutup
Geogrid
KONDISI 6
6
 Terjadi kelongsoran total termasuk dasar
timbunan
 Karena, antara lain:
• Tanah dasar tidak padat
• DDT dasar kecil
• Kegagalan sistem drainase di bawah konstruksi
timbunan
• Beban timbunan terlalu besar (H tinggi dan Slope
landai)
• dll
CARA MENGATASI . . . .
.
Pelaksanaan konstruksi timbunan harus mengikuti
prosedur yg. ditetapkan pd. spesifikasi, yaitu:
 Persiapan (pemadatan) tanah dasar  sebelumnya dilakukan
dulu pengupasan tanah dasar (TOP SOIL STRIPPING) dan
penggantian tanah dasar yang tidak sesuai (Unsuitable Material)
 Penebaran dan pemadatan dilakukan lapis per lapis dengan
ketebalan tertentu pada kondisi kadar air sekitar OMC (o.m.c -
2% < w < o.m.c +2%) dengan alat pemadatan yang sesuai
dengan berat dan lintasan yang tepat
 Pemadatan harus dilakukan sampai dengan batas bangunan yang
sesuai dengan gambar rencana
PERATAAN TIMB.
PENEBARAN PEMERIKSAAN
MULAI SAMPAI DENGAN KERINGKAN
TANAH TIMB. KADAR AIR
KETEBALAN TTT

tidak tidak
SIRAM o.m.c -2% < w > o.m.c + 2%
W > o.m.c. -2% W > o.m.c. +2%

ya

ya PEMERIKSAAN
SELESAI d > dmax PEMADATAN
PEMADATAN

tidak
PERBAIKAN TANAH

BAHAN ADDITIVE:
KIMIA & CEMENT
PERBAIKAN TANAH
6 TIPE SEMENTASI (GROUTING)
1) Sementasi penembusan (permeation grouting)
2) Sementasi pemadatan (compaction grouting)
3) Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting)
4) Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting)
5) Sementasi isi (fill grouting) dan
6) Sementasi vakum (vacuum grouting)
Sumber: James Warner (2005)
PERBAIKAN TANAH
PERBANDINGAN CAMPURAN CEMENT : WATER
 Tergantung tujuan grout
 C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1.
 Untuk retakan yang relatif besar dipakai C : W= 1 : 0,5,
(bila perlu ditambah pasir).
 Penyerapan grout yang lebih besar dari 30 liter per menit
dan berlangsung selama 20 menit  campuran
dikentalkan

Sumber: James Warner (2005)


PERBAIKAN TANAH

GEOTEXTILE
PERBAIKAN TANAH

GEOTEXTILE
LAPIS PONDASI BAWAH
(SUB BASE)
FUNGSI

Menerima beban
dari lapis pondasi (Base) dan
meneruskannya ke subgrade
KEKUATAN
 Kekerasan material
 CBR
 Abrasi (LAAV)
 Impact
 Compression
 Interlocking (gaya kunci mengunci antar butiran)
 Gradasi
 Texture
 Sand Equivalent
 PI
 Bebas dari bahan organik
CARA PELAKSANAAN
 Dilakukan dulu test lab. (Berdasarkan spec. yang digunakan)
 Bahan sub base dapat berupa:
 Campuran pasir + kerikil (sirtu)
 Batu kapur
 Penebaran bahan sub base
 Perataan bahan sub base termasuk pembentukan Cross
Fall (3 %)
 Pemadatan
 Kalau dpt. dilakukan uji kepadatan  sebaiknya dilakukan
 Kalau sulit  dapat dilakukan Proof Rolling
 Alat pemadat yang paling efektif dan efisien
 Vibrocompactor
PROOF ROLLING
Vibro Roller
LAPIS PONDASI ATAS
(BASE)
FUNGSI

Menerima beban dari


lapis permukaan (Surface Course)
lalu meneruskan ke sub base dan
subgrade
KEKUATAN
 Kekerasan material
 Interlocking  dengan gradasi dan
bentuk butir yang ada bidang pecahnya
 Geseran antar butir
 ditentukan bidang pecahnya
 Ikatan dari partikel lempung
(dalam hal PI > 0)
Cara perataan  dengan blue top

Pemadatan berhasil
kalau kondisi berikut tepat :

 Ketebalan lapisan
 Jenis alat pemadat
 Smooth Drum Steel Wheel Vibro Roller
 Jumlah lintasan  (6 s/d 12 x)
PEKERJAAN BERHASIL DITERIMA
BILA MEMENUHI SYARAT : (dlm. hal
kepadatan)
 Kualitas
Tidak dapat di ukur di lapangan
Material di test secara rutin dari STOCK PILE
Setelah dibawa Dump Truck di test Gradasi
 menghindari SEGRESI
Bisa dengan PROOF ROLLING
Dapat dengan Plate Bearing Test
(sesuai tapak mobil/pesawat)
 Kuantitas
Diukur dengan alat ukur di lapangan (Theodolit/sipat
datar) dan dicocokkan dengan gambar rencana
DRAINASE
LAHAN
Drainase Permukaan
 Pengumpulan dan Penampungan air permukaan
 Pembuangan air yang ditampung

3%
tof
Drainase Buruk

 Waktu Pelaksanaan Proyek Diperpanjang


 Bahan2 untuk pelaksanaan direhabilitasi /
direlokasi
 Biaya Proyek membengkak
Drainase Persiapan
 Massa Tanah yang ada perlu diratakan
dengan alat beratagar sesuai dg drainase
alami
 Gorong2/ saluran2 perlu dibuat untuk
mencegah infiltrasi diluar proyek agar
drainase tidak terganggu
 Perlu memperhatikan dan menjaga daerah
pertanian dan daerah milik pribadi agar tidak
terjadi kerusakan akibat aliran air yang keluar
dari ujung2 lulir atau saluran2
Drainase Urugan
Harus ada Drainase yang layak dan permukaan urugan harus dibuat
datar dan mulus agar curah hujan tidak akan melakukan infiltrasi
secara alami ke dalam urugan
Permukaan urugan harus punya kemiringan 4-5% setiap saat
Hamparan urugan harus dipadatkan sebelum hujan datang
Urugan pertama sangat penting  kemiringan harus >4%
Urugan tanah kohesif harus sebelum hujan datang sudah
diratakanbila tidakpekerjaan harus berhenti dulu sampai
pengeringan selesai
Urugan tanah berpasir/pasir/urugan >5 mharus digali saluran
samping puncak sederhana dg graderkurangi infiltrasi di puncak
Urugan tanah permeabelperlu dipasang cerucuk agar tidak longsor
ditutup vynil / terpal
Material Kasar  Batu Gunung Pecah
kuat terhadap longsoran  Ø tinggi dan
porous
Urugan dengan material berbeda harus
dilindungi bagian sambungannya atau
diberi saluran samping tanpa lapisan
pelindung di dekat puncak
Perlu dibuat drainase di bawah urugan
yang memotong saluran drainase alam
DRAINASE
BAWAH PERMUKAAN
TANAH
Tujuan Drainase Bawah Tanah:
Melindungi Sub Grade dan Base dari
pengaruh yang merugikan dari air
tanahPerkerasan Jalan tetap dalam
kondisi baik
Melindungi dinding penahan tanah dan
lereng2 tanah terhadap kerusakan atau
longsoran tanah terhadap kerusakan
atau longsoran
Air Tanah Pada Perkerasan Jalan

Air HIGROSKOPIK
Air KAPILER
Air TANAH  kondisi permukaan
bebas
 kondisi sumuran Artesis
Air Higroskopik:
Bersifat mirip dengan zat setengah padat (semi
rigid). Air ini melekat pada permukaan partikel
tanah akibat gaya2 elektro kimia. Air ini dapat
dilepaskan dengan pemanasan sampai suhu
tinggi atau dengan Elektro-Osmosis
Air Kapiler
Air yang masuk ke dalam tanah akibat gaya
kapiler pori2 tanah dan gaya gravitasi. Air ini pula
seringkali naik ke permukaan menuju ke sub
grade dan base akibat gaya2 kapiler tsbdaya
dukung & teg tanah subgrade & base berkurang
Air Tanah
Air yang bergerak secara bebas dalam tanah
akibat gaya gravitasites sederhanadg lubang
Augerair tanah dipompa keluar masuk lubang
DRAINASE GALIAN
Kemiringan permukaan galian harus + 3 %
Buat saluran di kedua tepi bagian yang digali
Lereng galian yang rawan longsor  di turap /
sheet pile
Pada peralihan daerah galian dengan timbunan
perlu dibuat saluran pencegat untuk melindungi
timbunantinggi MAT yang tinggi harus diturunkan
untuk setiap tahapan pekerjaan galian  dengan
pompa di lubang drainase pada lembah aliran
Perlu adanya perhatian terus menerus selama
galian  karena sifat2 tanah tidak dapat dipahami
seluruhnya dari hasil2 survey
DRAINASE SUBGRADE
Bertujuan menjaga subgrade dan base agar tetap
memiliki kandungan air yang diinginkan dengan
cara menurunkan muka air tanah di dalam base,
urugan tanah atau tanah sampai 1 m di bawah
permukaan tanah, atau dengan mencegat air dari
daerah sekitar supaya tidak sampai merembes ke
dalam urugan tanah.
Berupa
bangunan drainase tanah alas  perhitungan tebal
sesuai dengan pengalaman pekerjaan yang lalu
Pipa performasi (pipa berlubang2)  diusahakan tidak
ada beban terpusat yang mengenainya
DRAINASE LERENG
Runtuhnya lereng akibat limpasan air hujan pada dinding lereng
dan puncak lereng dari rembesan air di dalam tanah lereng  
kecil
Tidak dapat diramalkan dengan tetap kejadian tsb akibat hujan tsb
Menghentikan air hujan atau aliran permukaan dari lereng atau
Membelokkan aliran permukaan dan bawah lereng
Adanya bocoran lambat patut diperhatikan  membuat bidang
gelincir
Saluran drainase berupa
saluran puncak
Saluran atas lereng
Saluan pencegat
Bangunan pelindung lereng
Grouting semen
Turap
Cerucuk
Penahan kaki lereng
EROSI
• Pengendalian air tanah merupakan
dasar dari perlindungan struktur
jalan dan pelestarian lingkungan,
maka masalah drainase mempunyai
kaitan erat dengan masalah erosi 
desain drainase akan selalu
mengenai erosi air tanah yang akan
mempengaruhi jalan
• Erosi menyebabkan naiknya biaya
pemeliharaan karena kehilangan
tanah akibat erosi harus diganti dan
longsoran tanah harus dibersihkan
dan dibuang dari sarana / saluran
drainase
PROSES EROSI
• Disebabkan oleh butir2 curah hujan
yang melepas partikel2 tanah dari
daerah yang kurang atau tidak
terlindungi kemudian dialirkan oleh
aliran permukaan
• Laju perpindahan partikel2 ts
sebanding dengan:
a. intensitas dan lamanya curah hujan
b. volume dan karakteristik aliran serta sifat2
tanah
KLASIFIKASI PROSES
EROSI

• Proses erosi wajar atau alam


• Proses yang dipercepat
KLASIFIKASI EROSI

• Erosi Lembaran (Sheet Erotion) 


permukaan yang dierosi berketebalan
sama
• Erosi Lembah Sempit (Rill Erotion) 
Erosi bila air mengalir terpusat pada
tempat2 tertentu
• Erosi Jurang (Gullay Erotion)  air
tekumpul dalam suatu garis pada
lereng  membuat saluran yang makin
lama makin dalam
Rill Erotion
Gullay Erotion

Anda mungkin juga menyukai