Anda di halaman 1dari 10

125

Contoh Perhitungan :
Misal pada pias I
1. Mencari H = Elevasi n – Elevasi n-1
= 138,72 – 139,00
= 0,28 m
2. Mencari A = 2,49 m2 (didapat dari gambar)
3. Mencari P = 17,77 m (didapat dari gambar)
4. Mencari R = A /P
= 2,49 / 17,77
= 0,14 m
5. Mencari V = 1⁄𝑛 × 𝑅32 × 𝑆 1/2

= 1 / 0.03 x (0.14) 2/3 x (0.006551) ½


= 0,73 m/dt
6. Mencari Q =VxA
= 0,73 x 2,49
= 1,81 m3/dt
7. Mencari T = lebar pias, didapat dari gambar
= 17,74 m
8. Mencari D =A/T
= 2,49 / 17,74
= 0.14 m
𝑉
9. Mencari Fr =
√𝑔 𝐷
0,73
=
√9.81 . 0,14

= 0,62 < 1 ( Kondisi Aliran Subkritis )


126

Gambar 6.3 Lengkung Debit (Sungai Asli)

Grafik hubungan Q dan H Rencana


5.0

4.0

3.0

2.0

1.0

0.0
-200.0 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0

Dari perhitungan di atas dengan Q50 = 316 m3/dt, diperoleh h = 2.604 m


Keterangan tabel :
1) Daerah piasan pada penampang sungai
2) Kedalaman sungai
3) Luasan sungai dengan menghitung pias-pias sungai,dengan cara :
-.Membagi tiap pias menjadi persegi dan sisanya adalah bagian yang tidak simetris
- Tiap satu sentimeter persegi luasannya 1 m2 (untuk skala 1 : 100)
- Sisa dari pias yang berbentuk asimetri luasannya dihitung dengan menghitung
banyaknya kotak-kotak kecil dalam kertas grafik tersebut
4) Keliling basah (P), pengukuran langsung pada potongan melintang saluran
5) Jari-jari hidrolis (R), didapat : R = A/P
6) Kecepatan aliran (V), dipakai rumus Manning :
V = 1/n . R2/3 . S1/2
Dimana : n = 0.03 (jenis batuan Coarse Sand)
S = Slope asli sungai = 0.006551
7) Debit yang lewat, digunakan rumus :
Q=AxV
+147

+146

+145

+144

106.666 m
+143

74.472 m
+142

52.764 m
+141

30.962 m
+140

17.758 m
+139
+138,72

Nama Section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

12,196 12,196

40,074 14,648

106,666 19,998
8,898

8,478
5,852
7,352

7,154
13,23

8,86
Jarak Section (m)

25,426

47,426

56,286

86,668
65,184

71,036

78,19
Jarak Komulatif (m)

+138,72
+141

+141
+143

+139

+139

+143
+142

+140

+140

+142
Elevasi Sungai (m)

RATING CURVE SUNGAI


SKALA V = 1 : 100 H = 1 : 1000 STUDIO IRIGASI (TKP 61028)
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JUDUL GAMBAR SKALA DISETUJUI


RATING CURVE SUNGAI
V = 1 : 100 Tanggal: 7-10-21
H = 1 : 1000
Catatan: ACC
Direncana : NANDANA INDRA ADIATMA
YUDA FREDERIK PARAF
AGUNG AYU GAYATRI DEVI
MUHAMMAD TAUFIK NURCAHYO
Diperiksa : JEREMI ISHAK SIREGAR
Dosen Dr. Eng. TRI BUDI PRAYOGO, ST., MT.
Pengajar : Dr.Ir. HARI SISWOYO, ST., MT. ASISTEN DOSEN
+147

+146

+145

+144

+143

+142

+141

+140 H = 2,604 m

+139
+138,72

Nama Section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

12,196 12,196

40,074 14,648

106,666 19,998
8,898

8,478
5,852
7,352

7,154
13,23

8,86
Jarak Section (m)

25,426

47,426

56,286

86,668
65,184

71,036

78,19
Jarak Komulatif (m)

+138,72
+141

+141
+143

+139

+139

+143
+142

+140

+140

+142
Elevasi Sungai (m)

POTONGAN MELINTANG SUNGAI STUDIO IRIGASI (TKP 61028)


JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
SKALA V = 1 : 100 H = 1 : 1000 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JUDUL GAMBAR SKALA DISETUJUI


POTONGAN MELINTANG SUNGAI
V = 1 : 100 Tanggal: 7-10-21
H = 1 : 1000
Catatan: ACC
Direncana : NANDANA INDRA ADIATMA
YUDA FREDERIK PARAF
AGUNG AYU GAYATRI DEVI
MUHAMMAD TAUFIK NURCAHYO
Diperiksa : JEREMI ISHAK SIREGAR
Dosen Dr. Eng. TRI BUDI PRAYOGO, ST., MT.
Pengajar : Dr.Ir. HARI SISWOYO, ST., MT. ASISTEN DOSEN
127

6.4.4. Penentuan Lebar Efektif Bendung


6.4.4.1.Definisi Lebar Efektif Bendung
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung dikurangi tebal pilar dan tebal pintu. Lebar
efektif bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang sebenarnya atau lebar
mercu bendung (B) dengan persamaan seperti dijelaskan selanjutnya.
6.4.4.2.Perencanaan Lebar Efektif Bendung
Rumus Lebar Efektif Bendung :
Be = B – 2.(n.Kp + Ka). H1
Dimana :
Be = lebar efektif bendung
B = lebar mercu bendung
n = jumlah pilar
Kp = koefisien kontraksi pilar
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H1 = tinggi energi (m)
Nilai Ka dan Kp dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6.4.Harga Koefisien Kontraksi
Bentuk Pilar Kp
Pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan pada 0.02
jari-jari yang hampir sama dengan 0.1 dari tebal pilar
Pilar berujung bulat 0.01
Pilar berujung runcing 0
Bentuk Tembok Hulu Ka
Pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran 0.20
Pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran 0.10
dengan 0,5 H1> r > 0,15 H1
Pangkal tembok bulat dimana r > 0,5 H1 dan tembok hulu tidak lebih 0
dari 45o ke arah aliran
Sumber : KP 02-Bangunan Utama
128

▪ Data Teknis
Data perencanaan lebar bendung:
▪ Lebar sungai asli (B) = 53,533 m ... (didapat dari gambar)
▪ Lebar sungai rencana (b) = 1.2 x B = 1.2 x 31.637 = 64,240 m
▪ Jumlah pilar (n) =2
▪ Tebal pilar utama =2m
▪ Tebal pilar pembilas =1m
▪ Lebar pintu pembilas (p) = 2,1 m
▪ Interpolasi lebar sungai asli
Diketahui :
Tinggi bendung = 4.280 m
Penentuan lebar sungai asli
Direncanakan 3 buah pintu pembilas dengan lebar masing-masing 2,1 m dengan 3
buah pilar dengan lebar masing-masing 1 m.
Pilar direncanakan dengan: (dari tabel 4.3 KP-02 Bangunan Utama)
Kp = 0.10(pilar berujung bulat)
Ka = 0.10 (pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90o ke arah aliran
dengan 0,5 H1> r > 0,15 H1)
▪ Lebar dinding penahan (l) =4m
Direncanakan di kanan kiri sungai masing-masing dengan lebar 4 m.
Lebar Mercu Bendung :
B = b – (pintu pembilas+pilar) – pilar utama – dinding penahan
= 49,816 m
Lebar Efektif Bendung :
Be = B – 2.(n.Kp + Ka). H1
= 49,816 – 2.( 3 x 0.01 + 0.1). He
= 49,816 – 0,24 He
129

6.4.4.3.Tinggi Energi
6.4.4.3.1. Perhitungan Penentuan Nilai Cd
Langkah-langkah perencanaan Cd :
1. Asumsi Cd.
Menghitung Hd
Q Q
V = =
A Be(P + He )
V2
Hd = He −
2g
2. Co = 1,3 (konstanta)
3. Menghitung P / Hd
4. Menghitung He / Hd
5. Mencari C1 (KP 02 Bangunan Utama grafik 4.10 hal.49)
6. Menghitung P/He
7. Mencari C2 (KP 02 Bangunan Utama grafik 4.7 hal 45)
8. Menghitung Cd = Co . C1 . C2
9. Apabila Cdasumsi = Cd hitung asumsi benar
10. Apabila Qhitung ≥ Qdesign asumsi benar
▪ Perhitungan penentuan nilai Cd :
1. Cd asumsi = 1,26 He = 2,072 m
2. Be = 49,319 m2
3. V = 1,009 m/dt
4. Hd = He – (V2/2g)
= 2,072 – (1,009 2 / 2 . 9,81)
= 2,021 m
5. Co = 1.3 (konstanta)
Gambar 6.4 Harga-Harga Koefisien Co
130

6. P / Hd = 4,280 / 2,020
= 2,12
7. He / Hd = 2,072 / 2,020
= 1,03
8. Dari grafik didapatkan C1 = 0,98
Gambar 6.5 Harga-Harga Koefisien C1

9. P/ He = 4.280 / 2,072
= 2,07
131

10. Untuk kemiringan muka hulu bendung ….. dari grafik didapat C2 = 0,99
Gambar 6.6 Harga-harga Koefisien C2

11. Cd = Co .C1 . C2
=1.3 x 0,98 x 0,99
= 1,26
12. Cd hitung = (1,26) sama dengan Cd asumsi = (1,26) ….. OK !!
13. Q = Cd. 2/3. (2/3.g)0.5. Be .He1.5
= 1.26 x 2/3 x (2/3 x 9.81)0.5 x 49,319 x (0.725)1.5
= 316,32 m3/dt
= Q hit ≥ Q rencana
= 316,31.m3/dt ≥ 316m3/dt .....OK !!
▪ Perhitungan asumsi HE dan Cd
Diketahui:
Cd asumsi = 1,26
Qrencana (Q50) = 316 m3/dtk
Persamaan Beff =49,816 – 0.24He
Perhitungan asumsi:
▪ He = 2,072 m
▪ He1,5 = 2,0721.5
= 2,983
▪ 0.24He = 0.26 x 2,072
= 0,497
132

▪ Beff = 49,816 - ( 0.24 x 2,072 )


= 49,319 m
▪ Q = Cd x 2/3 x √2/3𝑔 𝑥 𝐵𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝐻𝑒 1.5
Q / ( Cd x 2/3 x (2/3xg)0.5) = Beff . He1.5
316 / ( 1.26 x 2/3 x (2/3 x 9.81)0.5 ) = 49,319 x 2,0721.5
147,102 = 147,102
Maka asumsi He dan Cd benar
6.4.4.3.2. Perhitungan H1
Data Teknis:
Cd = 1,26 (asumsi)
Rumus :
Q = Cd. 2/3 . (2/3 .g)0.5. Be .H10.5
316 = 1,26 x 2/3 x (2/3 x 9.81)0.5 x (49,816– 0,24He) x He1.5
316 = 2,148 x (49,816 – 0,24He) x He1.5
147,102 = (49,816 – 0,24He). He1.5
Dengan cara coba-coba didapat H1 =He = 2,072m
▪ Be = 49,816– 0.24He
= 49,816 – 0.26 (0.725)
= 49,319 m
▪ A = Be ( P + H1 )
=49,319 ( 4.280 + 2,072)
= 313,275m2
▪ V =Q/A
316
=
313,275

= 1,009 m/dt
𝑉2
▪ Hd = H1 –
2𝑔2

= 2,072 – (1,009 2 / 2 . 9.81)


= 2,020

Anda mungkin juga menyukai