Beton
26 September 2022
Outline Paparan
• Pendahuluan
• Hal Umum dalam Pekerjaan Beton
• Analisis Hasil Pengujian Agregat
dan Urgensinya dalam Pekerjaan
• Analisis Hasil Pengujian Beton dan
Urgensinya dalam Pekerjaan
Pendahuluan
(Introduction)
BETON
CONCRETE
Semen Portland Pasir/Agregat halus
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air Kerikil/Agregat kasar
ADUKAN
MORTAR
Semen Portland Pasir/Agregat halus
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
ACIAN
PASTA SEMEN
Semen Portland
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
Teknologi Beton Lanjut
• Beton Massa (Mass Concrete)
• Beton Memadat Sendiri (Self Compacted Concrete)
• Beton Cepat Dibuka (Fastrack Concrete)
• Beton Semprot (Shotcrete)
• Beton Ringan (Lightweigt Concrete)
• Beton Serat (Fiber Reinforced Concrete)
• Beton Kedap Air (Watertight Concrete)
• Beton Tahan Api (Fire Resistance Concrete)
• Beton Berat (Heavy Concrete)
• Beton Tanpa Semen (Geopolymer Concrete)
7
Hal Umum
dalam Pekerjaan Beton
KRITERIA MUTU TEKNIS BETON
WORKABILITY
AWAL AKHIR
40
37
0,47 0,49 18
Water to Cement
Ratio / Faktor Air
Semen
(w.c.r atau f.a.s)
f.a.s 0,4
f.a.s 0,6
Pemadatan
Perawatan
Perawatan
30
100% 20
28 Hari
80% 10
60% 0
40% OPC PPC PCC
20%
0% Kuat Lentur 150x150x600
PBI-71 PBI-71
PCC A PCC B PCC D PCC E OPC C OPC D PPC C PPC D
Tipe I Tipe III 9
3 hari 58% 69% 45% 73% 59% 60% 63% 50% 40% 55% 8
pembagian butir.
19,00 3/4" 100 100 100,00
Modulus Kehalusan 2,5
% passing sieve
2.4
1.2
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
00
Digunakan dalam perancangan mutu beton, penentuan jarak penulangan, 0 0.15
Sieve Size
Kesalahan atau pengabaian terhadap gradasi agregat dalam pekerjaan beton dapat
menyebabkan kekuatan beton dan durabilitas tidak tercapai akibat campuran yang sulit untuk
dikerjakan, serta struktur yang keropos akibat bagian bagian tertentu yang tidak terisi oleh
campuran beton segar
27
Pengujian Abrasi Agregat Kasar
Prinsip uji abrasi Los Angeles
adalah menghasilkan aksi
abrasif dengan
menggunakan bola baja
standar yang bila dicampur
dengan agregat dan diputar
dalam drum untuk jumlah
putaran tertentu akan
menyebabkan tumbukan
pada agregat.
Meningkatkan kadar
semen untuk menaikkan
kekuatan beton dapat
menyebabkan beton lebih
rentan terhadap retak susut
akibat panas hidrasi yang
berlebihan.
29
Pengujian bahan yang lolos saringan 200
Prinsip pengujian bahan
yang lebih halus dari 75 mm
dalam agregat adalah
untuk mengetahui berapa
banyak bahan yang halus
seperti clay yang terdapat
di dalam agregat, sebelum
dan setelah pencucian
dengan air bersih.
Jumlah material yang halus
dalam agregat harus
dibatasi, karena semakin
banyak material yang
halus dalam agregat akan
menaikkan kebutuhan air
pencampur dalam
produksi beton.
30
Pengujian bahan yang lolos Common
saringan 200 Mistakes
Kebutuhan air dalam beton, selain untuk merancang kekuatan (nilai f.a.s) juga untuk
kebutuhan kemudahan pelaksanaan (nilai workability) yang harus mencapai optimal
Kelebihan penggunaan air dalam pencampuran beton dapat menyebabkan menurunnya
kekuatan beton, dan terbentuknya lapisan air di permukaan beton segar (bleeding) yang
dapat menyebabkan lapisan yang lemah pada permukaan beton
31
Pengujian gumpalan lempung dan partikel
yang mudah pecah
Gumpalan lembung (Clay lumps)
dan partikel yang mudah pecah
(friable pasticles) adalah material
yang terdapat dalam agregat
alam serta hasil pemecahan
mekanis yang dapat
mengganggu ikatan antara pasta
semen dengan agregat yang
berdampak pada menurunnya
kekuatan beton yang dihasilkan.
Salah satu kriteria kebersihan
agregat adalah batasan
terhadap jumlah gumpalan
lempung dan partikel yang
mudah pecah.
32
Pengujian gumpalan lempung dan partikel
yang mudah pecah Common
Mistakes
Pop-outs atau terlepasnya butiran
agregat dari beton yang telah
mengeras adalah salah satu
bentuk kerusakan pada beton
akibat lemahnya ikatan antara
pasta dengan agregat.
Berlebihannya gumpalan
lempung serta partikel yang
mudah pecah di dalam beton
akan menyebabkan rendahnya
kekuatan beton, serta kerusakan
dini pada permukaan beton,
terutama bagian yang
mengalami gesekan, seperti
permukaan lantai jembatan.
33
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan
Magnesium sulfat atau Natrium Sulfat
Pengujian Soundness (kekekalan
bentuk) agregat dilakukan untuk
melihat keutuhan butiran agregat
setelah direndam di dalam larutan
sulfat, dalam lima siklus basah – kering.
Perendaman di dalam larutan sulfat
dengan kondisi basah-kering selama 5
siklus, akan memaksa garam yang
terbentuk di dalam pori pori agregat
untuk mendorong agar terjadi
disintegrasi/pemecahan pada
agregat.
Agregat yang keras akan memiliki
ketahanan yang baik terhadap gaya
yang mendorong terjadinya
disintegrasi dari dalam.
34
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan
Magnesium sulfat atau Natrium Sulfat Common
Mistakes
Kelembapan (air) yang
terperangkap di dalam agregat,
akan menyebabkan air yang
memiliki sifat anomali pada
temperatur 4oC untuk memuai
dan menyebabkan gaya dorong
ke segala arah.
Salah satu contoh mekanisme
kerusakan pada beton akibat
dorongan dari dalam agregat
yang menyebabkan disintegrasi
dan kerusakan pada beton
adalah mekanisme freeze & thaw
pada beton yang mengalami
pembekuan pada musim dingin
yang panjang.
35
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat
Berat jenis agregat adalah
perbandingan antara berat agregat
(kg) dengan berat air (kg)sebagai
acuan pada volume yang setara.
36
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Common
Mistakes
39
Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara Common
Agregat Mistakes
42
Pengujian Kotoran Organik Agregat Halus
Pengujian dilakukan dengan
membandingkan warna air
rendaman pasir dengan warna
standar pada pelat pembanding
Kotoran organik dalam pasir
umumnya terdiri dari bahan
dalam bentuk karbon atau
bentuk pembusukan tanaman
dan sisa-sisa hewan.
Pada umumnya, pengujian
perbandingan kekuatan mortar
Agregat halus/pasir yang bersih ditunjukkan dengan warna air dengan pasir yang bersih dan
rendaman yang semakin bening atau cerah, sedangkan agregat pasir yang diragukan digunakan
halus/pasir yang kotor ditunjukkan dengan warna air rendaman sebagai pengukur efek
yang semakin gelap atau pekat
berbahaya dari pengotor.
43
Pengujian Kotoran Organik Agregat Halus
Common
Mistakes
44
Analisis Hasil Pengujian Beton
dan Urgensinya dalam Pekerjaan
Pengujian Workability Beton Segar
• Tujuan
• Mengetahui kondisi kelecakan (kaku atau encernya
beton) yang disesuaikan dengan metode kerja yang
digunakan.
• Interpretasi hasil pengujian
• Beton yang kaku diidentifikasi dengan nilai slump
rendah/kecil, sedangkan beton yang encer diidentifikasi
dengan nilai slump yang tinggi/besar.
• Jika beton yang terlalu kaku (nilai slump rendah),
sedangkan beton yang lebih encer yang dibutuhkan, akan
menyebabkan adukan beton sulit untuk dipadatkan.
• Jika beton yang terlalu encer (nilai slump tinggi),
sedangkan beton yang lebih kaku yang dibutuhkan, akan
menyebabkan pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.
https://www.youtube.com/watch?v=jDUQO-bn8pU
Pengujian Slump Beton Segar
Dengan peralatan
yang tersedia,
Slump =...? adukan beton segar
harus memiliki
kelecakan (nilai
slump) yang bisa
dikerjakan tanpa
terjadi segregasi SNI 1972:2008
Slump =...?
Pengujian kemudahan pengerjaan (workability) dibutuhkan untuk menjamin bahwa beton yang
dibuat memiliki keseragaman komposisi dari batch ke batch dan akan mencapai kepadatan
optimum pada saat dilaksanakan.
Nilai slump akan berhubungan langsung dengan metode kerja dari struktur yang akan dibuat
47
Common
Pengujian Slump Beton Segar Mistakes
Seringkali nilai slump dihubungkan terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan. Namun sebenarnya nilai slump
tidak memiliki hubungan langsung dengan kekuatan yang ditargetkan. Sebagai contoh, beton 40 MPa boleh
jadi harus memiliki nilai Slump 180 mm, sedangkan beton 30 MPa harus memiliki nilai slump 60 mm.
Penolakan akibat nilai slump yang tidak sesuai juga jarang dilakukan akibat missleading terhadap pernyataan
diatas.
Padahal akibat pengabaian terhadap nilai slump, dapat menghasilkan mulai dari hal yang kecil seperti beton
yang keropos/kurang padat, kegagalan konstruksi hingga kegagalan struktur.
48
“Tipe” Beton dalam Pekerjaan
49
Common
“Tipe” Beton dalam Pekerjaan Mistakes
Pada pekerjaan beton
untuk fondasi tiang bor,
proses pemadatan
mekanis hampir tidak
mungkin dilakukan,
sehingga membutuhkan
teknik pengecoran yang
khusus dan rancangan
campuran yang khusus,
untuk memastikan risiko
kegagalan pembetonan
yang minimal.
50
Pengujian Waktu Pengikatan Beton Segar
• Tujuan
• Mengetahui kapan pengikatan awal (early setting)
dan pengikatan akhir (final setting) pada beton akan
terjadi.
• Interpretasi hasil pengujian
• Waktu pengikatan awal diperlukan sebagai informasi
untuk batas terakhir pemadatan beton dan
dimulainya perawatan (curing) dan melakukan
pembuatan profil permukaan perkerasan (grooving).
Pemadatan setelah waktu pengikatan awal terjadi
akan menyebabkan kerusakan pada beton dan
grooving yang sangat sulit karena beton sudah terlalu
kaku/keras.
• Waktu pengikatan akhir dipakai sebagai informasi
kapan pemotongan pelat perkerasan harus dilakukan.
Pemotongan yang dilakukan jauh setelah waktu
pengikatan akhir, akan berpotensi menyebabkan
retak susut pada sambungan kontraksi.
https://www.youtube.com/watch?v=1GEBy6qYaBg
Pengujian Waktu Pengikatan BetonFase
SNI ASTM C403/C403M:2012
Pengecoran, Penggergajian /
Pengadukan Pemadatan dan Perawatan Pembukaan Pembebanan
Penyelesaian cetakan
Pengikatan akhir
Penggergajian awal
Panas
Pengikatan awal
52
- Dalam tahap pelaksanaan, pengendalian
beton segar harus dilakukan sebagai berikut,
antara lain :
- Temperatur agregat di jaga di bawah 30oC
- Tingkat penguapan di bawah 1 kg/m2/jam.
- Temperatur maksimum beton harus di bawah
35oC.
53
Common
Retak Akibat Susut Mistakes
• Retak akibat susut pada beton
biasanya terjadi pada permukaan yang
terbuka dari bagian lantai dan pelat
(atau bagian-bagian lain dengan
permukaan yang lebar) dimana akan
terjadi kehilangan banyak kadar air
yang disebabkan oleh kelembaban
yang rendah, angin, dan/atau
temperatur yang tinggi.
• Susut plastis biasanya terjadi sebelum
akhir penyelesaian pekerjaan sebelum
dilakukannya perawatan (curing).
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM DALAM PEKERJAAN Common
JALAN BETON DAN JEMBATAN Mistakes
strength
(fc’)
Margin
Kuat Tekan
Karakteristik
Margin
Kuat Tekan Trial Mix (= 100%)
(Min. 90% Kuat
tekan perlu)
3 7 28
Umur (hari)
Common
Pengujian Kekuatan Beton Mistakes
Sering terjadi kekuatan beton diukur dengan metode yang tidak
sesuai peruntukkannya, sebagai contoh :
1. Kekuatan lentur beton diukur dengan pendekatan dari kekuatan
tekannya
2. Kekuatan pada 28 hari diukur dari konvensi kekuatan dari umur
yang lebih muda.
Kedua hal tersebut dapat menyebabkan missleading terhadap
spesifikasi yang berujung pada usia layan yang lebih rendah
dari rencana
67
Korelasi Kuat Tekan dan Kuat Lentur
Tipikal Komposisi per m3 Kuat Lentur Beton dengan Tailing
beton Fs 4,5 MPa 5,0 4,8
menggunakan Tailing 4,8
1028,0; 44%
640,0; 28%
Air (kg)
OPC (kg)
Tailings (kg)
Batu Pecah (kg)
TERIMA KASIH