Anda di halaman 1dari 49

SHOTCRETE –SPRAYED CONCRETE

OMI FEBRIANTO – RADITYA ERLANGGA


SIKA INDONESIA, PT
Definisi Shotcrete
Shotcrete adalah istilah tunggal yang menggambarkan
berbagai komponen dari teknologi yang lengkap:
• Shotcrete sebagai material
• Shotcrete sebagai proses pengecoran
• Shotcrete sebagai metode konstruksi
Sejarah Shotcrete
• Shotcrete pertama kali digunakan sejak 1914, menggunakan
cement gun /gunite
Penggunaan Shotcrete

Excavation dan stabilisasi Melapisi dinding Stabilisasi di area tambang


dinding di dalam tunnel dan ruangan/chamber di dalam
konstruksi di underground tunnel ,temporary atau
permanent.

Perbaikan concrete seperti Stabilisasi lereng dan galian. Proyek PLTA


penggantian beton lama
ataupun penambahan
perkuatan.
Base Material Shotcrete
1. Semen, bertindak sebagai “lem”yang
mengikat antara partikel-partikel
agregat. Dan sebagai pelumas supaya
memudahkan proses pompa
shotcrete.
Base Material Shotcrete
2. Agregat, 1 m3 beton normal terdiri
atas 75 % agregat. Bahan filler yang
sangat ekonomis, meningkatkan
mechanical properties (tensile
strenght, compressive strenght).
Meningkatkan workability beton.
Base Material Shotcrete
3. Air
Apabila bercampur dengan semen
akan mulai bereaksi (hidrasi) . Air
menentukan plastisitas beton. Air bisa
dipakai untuk campuran beton apabila
bersih dan tidak mengandung oil,
grease, chloride, sulphate, gula dan
garam.
Base Material Shotcrete
4. Fiber
Meningkatkan daktilitas struktur
Secara umum, material cementitious
adalah material yang getas/rigid
Karena kemampuan”crack bridging” dari
Fiber, maka struktur tetap mampu
menahan beban walaupun sudah
mengalami keretakan

Load Load

Deformation Deformation
Shotcrete Admixture
1. Shotcrete accelerator, mempercepat proses setting dan
hardening pada shotcrete, untuk mencapai early strenght
shotcrete. Ditambahkan pada shotcrete menggunakan
nozzle.
Shotcrete Admixture
Jenis liquid alkali free accelerator memiliki banyak kelebihan dan
lebih aman terhadap lingkungan.

+ kelebihan
- kekurangan
Shotcrete Admixture
2. High range water reducer/ HRWR (Superplasticizer), HRWR
sangat membantu menekan penggunaan air di bawah faktor
w/b 0.5, sehingga kualitas shotcrete semakin baik. Selain itu
HRWR juga meningkatkan workability beton, pumpability,
Shotcrete Admixture
3. Set retarder/stabilizer, berfungsi untuk menahan proses
hidrasi setelah beton dibuat. Sehingga workability beton bisa
disesuaikan batasan waktunya (lama perjalanan dari plant ke
site).
Shotcrete Properties pada fresh concrete
1. Slump

X bleeding

√ flowable and homogenity X segregation


Shotcrete Properties pada hardened concrete
1. Early strenght Development, di dalam tunnel, early strenght
menentukan progress dari pekerjaan heading, semakin
cepat early strenght maka development progress semakin
cepat.

Acc A

Acc C

Acc B
Early strenght Shotcrete
Pengujian Initial strenght shotcrete
1. Initial strenght, menggunakan needle penetrometer, nilai
initial strenght diperoleh dari usaha (N) yang diperlukan untuk
penetrasi ujung jarum sedalam 15 mm dipermukaan shotcrete.

Gambar alat Penetrometer

Grafik korelasi antara compressive strenght dengan pembacaan


penetrometer
Pengujian Early strenght shotcrete
2. Early strenght, menggunakan stud driving (Hilti), nilai early
strenght diperoleh dari nilai kedalaman paku yang ditembakkan
ke surface shotcrete.

Gambar alat Hilti stud driving (Sika metode)


Pengujian Early strenght shotcrete
2. Early strenght,

Grafik korelasi antara compressive strenght dengan kedalaman stud


driving
Pengujian Final strenght shotcrete
3. Final strenght, sama seperti concrete, sampel core drill
shotcrete di uji dengan alat compressive strenght pada umur
7 hari, 14 hari dan 28 hari untuk mengetahui strenght
development.
Pengujian Energy absorbtion shotcrete
4. Energy absorbtion, shotcrete adalah material yang getas, kuat
tarik dan lentur yang rendah namun compressive strenght
yang tinggi. Penambahan shotcrete fiber pada campuran
beton akan meningkatkan kuat tarik dan lentur shotcrete
dengan menyerap energi dari luar (beban struktur batuan).
Pengujian Energy absorbtion shotcrete
Energy Absorbtion, menggunakan metode Round Determinate
Panel Test Sistem (ASTM C 1550), sample sprayed shotcrete
berukuran Dia 800 mm dan tebal 75 mm. Di uji pada umur 7 dan
28 hari.
APLIKASI FIBER
KENAIKAN STRENGTH DAN DAKTILITAS STRUKTUR
Force
- Plain concrete without
fibers

- Concrete with macro steel fibers

- Concrete with macro polymer


fibers

Full-format picture

Deformation
Type shotcrete
Ada 2 type proses shotcrete yakni wet mix dan dry mix

- Beton dari readymix plant - Material kering dicampur


- Dipompa dgn piston sistem - Dipompa dengan rotor
- Penambahan air pressure di sistem (air pressure)
Nozzle - Air ditambahkan di nozzle
Type wet mix shotcrete
Penggunaan sistem wet mix :
1. Shotcrete dengan standar spesifikasi yang ditentukan
2. Volume output yang diperlukan sangat banyak
3. Durabilitas shotcrete
4. Tunnel underground
Type wet mix shotcrete
Kelebihan sistem wet mix:
1. Faktor w/b terkontrol
2. Final strength tinggi
3. Dust /rebound sedikit
4. Kebutuhan air pressure rendah

Kekurangan sistem wet mix :


1. Sisa beton tidak bisa digunakan kembali (limbah)
2. Waktu persiapan lama
3. Biaya pengadaan peralatan mahal
4. Perawatan /cleaning rutin.
Contoh mix design wet mix shotcrete
Mix design wet mix shotcrete
Grading optimal agregat pasir dan gravel menurut EN standard
Mix design wet mix shotcrete
Grading optimal agregat pasir dan gravel menurut SNC Lavalin
Composite Grading optimum

100

90

80

70

60
% Passing

50

40

30

20

10

0
Pan 0.15 mm 0.3 mm 0.6 mm 1.2 mm 2.4 mm 4.8 mm 9.6 mm 12.5 mm
Sieve size

SNC min SNC max tested materials


Type dry mix shotcrete
Penggunaan sistem dry mix:
1. Concrete repair
2. Penahan sementara terhadap rembesan air
3. Pekerjaan waterproofing
Type dry mix shotcrete
Kelebihan sistem dry mix:
1. Biaya pengadaan peralatan murah
2. Early strength tinggi
3. Sisa material masih bisa digunakan kembali
4. Proses perawatan/cleaning cepat

Kekurangan sistem dry mix :


1. Dust rebound banyak
2. Final strenght rendah
3. Faktor w/b agak sulit dikontrol
Mix design dry mix shotcrete

Moisture content agregat antara 2 %- 5 %


Jenis Mesin-mesin shotcrete
Quality Assurance shotcrete
Proses Tahap Test Parameter Frekuensi
Material Agregat Moisture content Setiap
Grading kurva penerimaan
Ukuran maksimum agregat material/periodik,

Cement Dokumen pengiriman Setiap


penerimaan
Admixture Dokumen pengiriman Setiap
penerimaan
Concrete Mixing plant Sistem penimbangan, mixer Sesuai jadwal
Production perawatan

Concrete Konsistensi produksi mengikuti mix design Setiap batch


Production beton

Pengujian fresh Water content Periodik


concrete Fresh concrete density
Temperature (concrete / lingkungan)
Konsistensi (slump/flow)
Air content (kandungan udara dlm
concrete)
Quality Assurance shotcrete
Proses Tahap Test Parameter Frekuensi

Transportasi Hauling Maintenance Sesuai jadwal


equipment perawatan

Aplikasi Sprayed Maintenance Sesuai jadwal


concrete unit Maintenance accelerator dosage perawatan

Sprayed Konsistensi Sesuai rencana


concrete Strenght development pengujian
Final Strenght
Durability
Aplikasi spraying shotcrete
1. Cleaning Substrate
/permukaan dengan air
dari atas ke bawah.
Aplikasi spraying shotcrete
2. Mengisi celah-celah dalam
/overbreaks terlebih
dahulu
Aplikasi spraying shotcrete
3. Membuat lapisan pertama,
dari bagian bawah ke atas
Aplikasi spraying shotcrete
4. Membersihkan permukaan
shotcrete dengan air dari
atas ke bawah
Aplikasi spraying shotcrete
5. Membuat lapisan kedua
shotcrete dari bawah ke
atas.
Aplikasi spraying shotcrete
6. Arah memutar nozzle, jarak
nozzle ke substrate yang
benar.
Problem yang terjadi pada shotcrete
Rebound
Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya rebound :
1. Nozzlemen technical skill dan pengalamannya.
2. Spraying direction
3. Parameter alat spray (air pressure, nozzle, spray output)
4. Spraying proses (wet/dry mix)
5. Mix design shotcrete (agregat, semen, accelerator, fiber,
grading curve)
6. Sprayed concrete performance (very early strenght, adhesif
strenght, ketebalan shotcrete)
7. Kondisi substrate
Rebound
Dust
Dust terjadi pada dry mix proses, untuk mengurangi banyaknya
dust sebaiknya :
1. Menggunakan agregat yang sedikit lembab (Mc 2%-5%) atau
kering udara
2. Menutup area feeding agregat conveyor
3. Ajdust dan sinkron parameter alat (air pressure, water,
accelerator)
4. Menggunakan alkali free accelerator,
5. Menggunakan spray manipulator untuk output > 6 m3/jam
Spray Shadow
Celah kosong dibelakang wiremesh (spray shadow)
menyebabkan shotcrete menjadi tidak berfungsi dan malah
menjadi beban bagi struktur wiremesh. Nozzlemen yang sudah
ahli tidak akan meninggalkan celah kosong tersebut, selain itu
sequence spraying yang benar akan meminimalisir spray
shadow.
SIKA PRODUCTS FOR SHOTCRETE AND CONCRETE

Macro Synthetic Fibers – Radmix


2 manufacturing facilities in Perth and
Adelaide

52
LABORATORY TEST TO MEASURE EARLY STRENGTH
 Tested using Minishot and Pulsment

53 November 11, 2018


HUGE RANGE OF TESTS METHODS FOR HARDNESS QUANTIFICATION
ALL IN ONE: WITH PULSMENT
RESULTS OF PULSMENT

SikaGrind SikaGrind SikaGrind SikaGrind SikaGrind SikaGrind Blank Blank


D (500ppm) C (500ppm) B (500ppm) B (500ppm) A (500ppm) A (500ppm)

Sample Name
Initial Set Time (h) 1.04 1.05 1 1.07 1.74 1.7 1.56 1.7
Final Set Time (h) 1.85 1.76 1.7 1.81 2.46 2.52 2.65 2.8

Stenght Perfomance
24.68
21.03 22.41
25 16.99
18.1
16.19 16.13
20 13.72
14.47
Strenght (Mpa)

15 10.97
6.35 7.77 7.88
10
6.01
5.06
5 1.37 8 hour
1.65
1.66 6 hour
0 0.38
0.35 4 hour
SikaGrind
SikaGrind 2 hour
D SikaGrind
C SikaGrind
(500ppm) B Blank
(500ppm) A
(500ppm)
(500ppm)
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai