Anda di halaman 1dari 85

UP-SKILLING DAN RE-SKILLING GURU SMK SE- SUMBAR

Pelaksanaan Dan Pengawasan


Pekerjaan Tiang Pancang

Oleh : Ir. Drs. MAIZIR, MT

Jurusan Teknik Sipil


INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
Biodata
Nama : Ir, Drs Maizir, Dt. Padang Gamuak, MT.
Tempat / Tanggal lahir : Bukittinggi / 29 Mai 1957
Alamat : Jln. Berok Rakik no. 33 RT 02/ RW 03 – Padang
Pendidikan : STM Negeri Bukittinggi, 1975
Sarjana Muda FKT IKIP Padang 1978
S1 FKT IKIP Bandung 1984
S1 Jur. Sipil STT Padang 1993
S2 Insitut Teknologi Bandung (ITB) ; 1995
Pengalaman Jabatan : 1992 s/d 1993; Jur. Sipil STT Padang
1995 s/d1997; Koord. Prog.S1 Jur. Sipil STT Padang
1997 s/d 2001; Ketua Jurusan Sipil STT Padang
2002 s/d 2003; Wakil Rektor III ITP- Padang
2009 s/d 2010 ; Ketua Jurusan Sipil FTSP-ITP
2011s/d 2014 : Dekan FTSP – ITP
2018 sd sekarang : Ketua Senat ITP
Material Fondasi Tiang

Tiang Pancang Kayu

Tiang Pancang Beton P rac eta k

Tiang Pancang Baja


Klasifikasi Fondasi Tiang (…adaptasi dari FHWA)
Klasifikasi Fondasi Tiang

Rangkuman Teknis Fondasi (1/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)


Jenis Tiang Kayu / Bambu Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 12 m
Muka tanah
Beban Tipikal 1 – 20 Ton
Kelemahan • Sambungan sulit dilakukan
• Mudah rusak saat pelaksanaan
• Area fluktuasi muka air perlu Tiang diberi bahan pengawet
perlakuan khusus

Kelebihan • Relatif murah


• Jika konsisten berada di bawah Diameter tipikal: 10 – 30 cm
muka air, relatif kuat
• Mudah pelaksanaannya Potongan Tiang

Catatan Baik digunakan sebagai tiang friksi di


tanah pasir
Klasifikasi Fondasi Tiang

Rangkuman Teknis Fondasi (2/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)


Jenis Tiang Baja Ilustrasi
Panjang Tipikal 5 – 60 m (atau lebih sesuai teknologi)
Muka tanah
Beban Tipikal 100 – 20000 kN (atau lebih)
Kelemahan • Mudah korosi
• Tidak direkomendasikan sebagai
tiang friksi di tanah pasir Tiang diberi anti karat

Kelebihan • Sambungan mudah


• Panjang dan ukuran bervariasi
• Kapasitas beban tinggi
Diameter tipikal: 300 – 2500 mm
• Pergerakan tiang kecil
• Mampu menembus lapisan yang
relatif keras Potongan Tiang
Catatan Kapasitas friksi pada area korosif
sebaiknya dikurangi
Klasifikasi Fondasi Tiang

Rangkuman Teknis Fondasi (3/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)


Jenis Tiang Beton pracetak Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 9 m precast + tulangan ulir
6 – 24 m prestressed Muka tanah

Beban Tipikal 300 – 1000 kN precast + tul. Ulir


700 – 8000 kN prestressed
Kelemahan • Pengangkatan dan
Potongan Tiang
penyambungan relatif rumit
• Pelaksanaan dianggap
mengakibatkan perpindahan
Kelebihan • Kapasitas tiang tinggi Diameter tipikal: 300 – 2500 mm
• Tidak korosif Ujung dapat dihilangkan
• Pemancangan dengan jumlah
pukulan banyak dimungkinkan
Catatan Tiang bentuk silinder relatif baik untuk
mengakomodir bending
Klasifikasi Fondasi Tiang

Rangkuman Teknis Fondasi (4/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)


Jenis Tiang Beton cast-in-situ / bored pile Ilustrasi
Panjang Tipikal > 100 m
Muka tanah
Beban Tipikal Hingga 50000 kN atau lebih
Kelemahan • Pengawasan pekerjaan KETAT
• Prosedur pelaksanaan kritikal
terhadap kualitas Potongan Tiang

Kelebihan • Panjang & diameter variatif


• Daya dukung tinggi
Diameter tipikal: 400 – 2500 mm
• Dapat dilaksanakan dengan
beberapa metode konstruksi
Catatan Perlu perlakuan khusus dalam
pelaksanaan di tanah lempung lunak
dan pasir lepas
Hydraulic Hammer Drop Hammer

Hydraulic Static Pile Driver Diesel Hammer


Peralatan Pemancangan
Konfigurasi Alat Pancang &
‘Drive Cap System’ (Tipikal)

Hammer
Landasan
Drive Cap
Lead System Pelat Landasan

Cushion Hammer

Alat Follower Adaptor Kepala Tiang


Pancang

Topi Tiang

Cushion Tiang

Kepala
Follower / Dolly Tiang

Tiang
Jenis dan Karakteristik Alat Pancang

• Drop Hammer
• Steam Hammer
• Diesel Hammer
• Hydraulic Hammer
• Vibratory Hammer
Drop Hammer
Kabel hoist
• Tipe hammer
konvensional, Hammer
ditemukan berabad
yang lalu.
Hammer
• Prinsip kerja: Topi Tiang
Beban/hammer
diangkat dengan jarak Tinggi Jatuh
tertentu menggunakan
kabel baja kemudian
dijatuhkan ke kepala
Tiang
tiang.
Cushion Tiang
• Energi potensial drop
hammer adalah berat
hammer dikalikan Tiang
dengan tinggi jatuh
Steam Hammer
• Tipe hammer mekanikal sederhana,
ditemukan 1845, James Nasmyth
(Inggris).

• Prinsip kerja: Beban/hammer terdiri dari


palu yang terhubung ke piston di dalam
ruang bakar. Udara/uap digunakan
untuk mengangkat piston dengan
tinggi tertentu. Saat piston berada
pada posisi angkat, saluran buang
terbuka kemudian palu akan jatuh
dengan berat sendiri.

• Energi potensial air/steam hammer


adalah berat sistem hammer dikalikan
dengan tinggi jatuh.
Diesel Hammer
• Ditemukan awal 1950

• Prinsip kerja:
• Free fall and fuel injection,
• Impact & ignition,
Piston = Ram • Exhaust, and
Cylinder
• Air intake.
Port (closed by piston)
• Energi potensial diesel
hammer diperoleh dari berat
Compressive stroke
ram dikalikan dengan tinggi
Fuel pump
Combustion jatuh; dimana tinggi jatuh ini
chamber
adalah suatu fungsi dari
Impact block tahanan tanah, rebound
tiang dan tekanan di ruang
Hammer Cushion;
Helmet bakar.
Diesel Hammer (Chinese Model)

Cylinder = Ram

Cylinder,
Impact block

Hammer Cushion;helmet

Helmet
Hydraulic Hammer

Hydraulic Hammer • Tipe hammer dengan


sumber energi eksternal
untuk mengangkat ram.
Pengarah Hammer
• Prinsip kerja: tekanan hidrolik
Tinggi Jatuh digunakan untuk
mengangkat ram dengan
tinggi jatuh maksimal 1.2 m.
Ram:
A, L for stiffness, mass
• Energi potensial hammer
Hammer base hidrolik adalah berat ram
(assembly bottom mass)
dikalikan dengan tinggi jatuh
yang dapat diatur.
Vibratory Driver / Extractor

• Tipe hammer dengan


sumber energi external
FL untuk mengangkat ram.

• Prinsip kerja: dua beban


m1 eksentris yang digerakkan
motor penggerak dari
pusat rotasinya bergerak
berlawanan arah
menghasilkan getaran
yang bergerak secara
me vertikal
m2 FV
• Pengantar vibrasi
dioperasikan berdasarkan
Clamp amplitudo yang terjadi.
Semakin besar beban,
amplitudo semakin kecil.
Hydraulic Static Pile Driver

• Alat pancang yang


memanfaatkan beban mati.
Tiang dimasukkan secara
perlahan-lahan (kecepatan
sangat rendah) sehingga
diklasifikasikan statis.

• Daya dukung tiang diperoleh


dari pembacaan tekanan vs
luas penampang dongkrak
hidrolis
Rangkuman Hammer
Hydraulic Diesel
Jenis Hammer Drop Vibratory
Single Acting Double Acting Single Acting Double Acting
Besarnya energi
7 - 60 25 - 2162 25 - 2581 9 - 1620 5 - 73 -
(ft-kips)
Kecepatan tumbukan
23 - 33 5 - 18 5 - 23 10 - 16.5 8 - 16.5 -
(ft/sec)
Tingkat pukulan 750 - 2400
4-8 30 - 50 40 - 90 40 - 60 80 - 105
(pukulan/menit) (getaran/meni t)
(berat ram + luas
efekti f kepala (berat ram +
berat ram × ti nggi berat ram × ti nggi berat ram × ti nggi
Energi (per pukulan) piston) × (tekanan tekanan pantulan) -
jatuh pukulan pukulan
efektif fluida) × × pukulan
pukulan
Baja Profil H, Pondasi
Jenis pondasi yang cocok Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang pipa. Cocok untuk
tanah pasir
Tidak memerlukan
sumber energi Dapar digunakan
Dapat digunakan Tidak memerlukan
luar, berat yang untuk menarik dan
Biaya peralatan Energi pukul an pada sumber energi luar
Keuntungan ringan dan mudah memancang.
murah bervariasi pemancangan dan frekuensi
dipindahkan, Pemasangan
bawah air pukulan tinggi
biaya operasi instalasi alat cepat.
yang rendah
Berat palu rel ati f
lebih berat
Gaya tumbuk yang
dibandingkan
dihasi lkan sangat Dal am
Biaya peral atan Biaya peral atan dengan single
besar sehigga pemancangan Tidak
mahal . mahal . acting diesel
dapat lunak dapat direkomendarikan
Kekurangan Membutuhkan alat Membutuhkan alat hammer dan
menyebabkan mogok akibat untuk pemasangan
tambahan untuk tambahan untuk sistem
kerusakan ti ang. rebound yang tiang friksi
pembacaan energi pembacaan energi pembakaran
Produktifitas ti dak mencukupi,
atomisasi dapat
rendah.
menyul itkan untuk
penggunaan.
Hydraulic Hammer Drop Hammer

Hydraulic Static Pile Driver Diesel Hammer


Pelaksanaan Pemancangan(1/15)
Pelaksanaan Pemancangan(2/15)
Heavy Equipment
Work
No Type QTY UNIT Manufactured
Location
A Pile Driving Rig
1 Pile Driver Crane Nisha D 508-95 M (CC 25) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
2 Pile Driver Crane Nisha D 408-90M-M60D (CC 36) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
3 Pile Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 08) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
4 Pile Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 14) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
5 Pile Driver P & H PH 440/85P-60D (CC 32) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile

2 Service Crane
1 Crawler Crane Sumitomo LS 138 RHD-5 (CC 38) 1 UNIT Sumitomo All Area
2 Crawler Crane Link Belt LS 108 BS (CC-09) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Crawler Crane Link Belt LS 108 BSS (CC 58) 1 UNIT Sumitomo All Area

3 Excavator
a Kobelco SK 200 (EXC 23) 1 UNIT Kobelco All Area
Hammer
Alocation
No Type QTY UNIT Manufactured
for
1 KOBE 80 (Diesel Hammer) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd Steel Pile
2 Pileco (D46 - 32) - (Diesel Hammer) 2 UNIT Pileco Steel Pile
3 JWDD 45 (Diesel Hammer) 1 UNIT JWDD PC Pile
4 Twinwood (V 100D) (Hydraulic Hammer) 2 UNIT Twinwood PC Pile
Pelaksanaan Pemancangan(3/15)

 Hammer yang terlalu ringan mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang diinginkan
 Hammer yang terlalu berat selain mahal, dapat merusak tiang

 Pilih hammer yang sesuai dengan kebutuhan pemancangan dan kondisi tanah

Me (?)
Pelaksanaan Pemancangan(4/15)
Kinerja Energi Hammer pada Variasi Tiang

HYDRAULIC HAMMERS ON STEEL HYDRAULIC HAMMERS ON CONC./TIMBER


N = 73; MEDIAN = 79.4% N = 35; MEDIAN = 48.0%

100% 100%

90% 90%

80% 80%

70% 70%
PERCENTILE

PERCENTILE
60% 60%

50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]

DIESEL HAMMERS ON STEEL PILES DIESEL HAMMERS ON CONC./TIMBER PILES


N = 732; MEDIAN = 36.8% N = 394; MEDIAN = 24.9%

100% 100%

90% 90%

80% 80%

70% 70%
PERCENTILE

PERCENTILE
60% 60%

50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
Pelaksanaan Pemancangan(6/15)

Persiapan LAHAN
Pelaksanaan Pemancangan(7/15)

2m
2m

Penentuan BenchMarking
Pelaksanaan Pemancangan(8/15)

Pastikan kecukupan lahan dan area gerak peralatan

Penempatan Peralatan PANCANG


Pelaksanaan Pemancangan(9/15)

1/4L 1/4L

Penempatan Tiang (Stockyard) Pengangkatan Tiang

Wedge
Pelaksanaan Pemancangan(10/15)

Batas Toleransi 7,5 cm dan Vertikalitas 1 : 50


(Spek umum Bina Marga)
X
Y

Penempatan Tiang Kontrol Posisi Tiang


Pelaksanaan Pemancangan(11/15)

Hammer
Hammer
Lead Lead

Alat Alat
Pancang Pancang

Tiang Tiang
Pelaksanaan Pemancangan(12/15)

Penyambungan TIANG
Pelaksanaan Pemancangan(13/15)

Auger pre-drilled & follower / dolly


(jika diperlukan)
Pelaksanaan Pemancangan(15/15)

Pengambilan ‘final-set’ Now


Add-on

Pengamatan Getaran (Jika Diperlukan)


Pengawasan Pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (1/6)

1. Cek lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja


2. Cek semua peralatan pemancangan
3. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya
Persiapan

4. Tidak ada perubahan kesiapan kerja yang diajukan


5. Ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk semua kegiatan dan
untuk mengatasi kondisi kejadian khusus.
6. Adanya pengendalian keselamatan kerja
7. Ada kesiapan penanganan lingkungan
8. Penetapan titik referensi untuk elevasi pemancangan tiang pancang
9. Tentukan lokasi titik tiang pancang yang akan dipancang
10. Adanya pengajuan ijin pekerjaan (request) kepada Pengawas Pekerjaan
11. Cek utilitas bawah tanah tidak terganggu oleh pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (2/6)

1. Cek sertifikat pabrik tiang pancang.


2. Kontrol diameter tiang pancang.
3. Cek jenis tiang pancang.
QC

4. Tentukan tiang yang akan dilakukan pengujian untuk mengetahui


kedalaman dan daya dukung dari fondasi tiang pancang.
5. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji sesuai dengan yang
ditentukan pengawas pekerjaan, mengikuti SNI 8460:2018
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (3/6)
Penyetelan Tiang Pancang
Penempatan dan

1. Cek ketersediaan tiang pancang yang ada dilapangan.


2. Cek penempatan tiang Pancang & posisi pemancangan sesuai gambar
kerja
3. Cek penempatan alat pancang diatas ponton harus pada posisi
pemancangan tiang pancang dilakukan diatas perairan
4. Ada alat keselamatan kerja pada unit mesin pancang dan alat pemadam
kebakaran medium sesuai kebutuhan
5. Posisi tiang pancang (vertikal dan horizontal) tidak berubah arah dan tidak
melampaui batas toleransi (radius 75 mm dan kemiringan 1:50)
6. Palu (hammer), topi baja, bantalan topi, dan tiang pancang harus terletak
sumbu yang sama (termasuk tiang pancang miring)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (4/6)
Tahap Pemancangan

1. Titik pengangkatan tiang pancang sekitar seperempat panjang tiang


2. Penumbukan awal dilakukan dengan palu (hammer) jatuh bebas.
3. Cek jumah pukulan dan panjang pembenaman setiap 1m, 0.5m, 0.25 m
4. Kertas kalendering dipasang pada badan tiang pancang dan dilakukan
pada 1.5 m menjelang akhir pemancangan selesai
5. Catat bila ada kejadian khusus seperti penurunan yang tiba-tiba
6. Catat semua kejadian khusus yang terjadi pada saat pemancangan.
7. Catatan pemancangan harus lengkap sesuai dengan spesifikasi umum.
8. Cek kedalaman setiap tiang pancang yang masuk kedalam tanah.
9. Cek jumlah panjang pemancangan dibawah air (untuk area perairan)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (5/6)
Tahap Perbaikan (jika ada)

1. Cek semua kerusakan atau cacat dalam (internal) tiang pancang,


ketidaksesuaian posisi dan elevasi yang ditunjukkan terhadap gambar.
2. Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat (cacat) dan tidak dapat
diterima oleh pengawas pekerjaan dan harus diperbaiki sehingga
memenuhi ketentuan oleh penyedia jasa DILAKUKAN atas biaya
KONTRAKTOR.
3. Cek perbaikan seperti yang ditentukan oleh pengawas pekerjaan akan
mencakup dan tidak terbatas pada approval pekerjaan.
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (6/6)
(jika masuk dalam lingkup pekerjaan)

1. Beton tiang pancang dikupas sampai pada elevasi yang ditentukan


Pemotongan Kepala Tiang

sehingga beton yang tertinggal akan masuk ke dalam kepala tiang


fondasi (pilecap) sepanjang 5 cm - 10 cm.
2. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal
setelah pengupasan harus cukup panjang sehingga dapat diikat ke
dalam pilecap (umumnya 40 diameter tulangan)
3. Pemotongan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mencegah pecahnya atau kerusakan lainnya pada tiang
pancang.
4. Setiap beton yang retak atau cacat (visual) harus dipotong dan
diperbaiki dengan beton baru dan dipastikan menyatu dengan beton
yang lama.
FAQ (2/8)

Bagaimana Penentuan Jenis Tiang


Pancang (tipikal):

Kondisi 2: terdapat potensi tahanan friksi


negatif dengan tanah konsistensi sedang
hingga keras di lapisan lainnya:

• Gunakan steel-pipe polos atau


precast/prestressed concrete dengan
lapisan bitumen/aspal pada area tanah
yang memungkinkan terjadinya friksi negatif
Tiang Bor
Reverse
PERALATAN Circular
Drilling
Pengeboran

Rotary
Drilled
Peralatan Bor

BAUER Drilling Rig (BG Series)

BG 14 BG 22 BG 28 BG 30 BG 40

Special Thanks to Bauer Indonesia for Great Picture


PERALATAN FONDASI
TIANG BOR

Single Auger Double Auger

Core Barrel

Large Diameter Auger Rock Auger


Drilling Bucket Cleaning Bucket
PERALATAN FONDASI
TIANG BOR

Mata Bor
Cross cutter

Auger
Core barrel

Rock bucket Soil bucket


Jenis Drilling Slurry

• Air saja (water slurry)

• Mineral Slurry :

• Bentonite slurry

• Lumpur tanah merah

• Polymer slurry

• Hybrid slurry
(campuran bentonite dan polymer)
Jenis Drilling Slurry (Bentonite)
Lebih berat dari air :  > 1.03 gr/cm3

 Fresh bentonite slurry :  = 1.03 ~ 1.05 kN/m3


Bekerja pada rentang pH : 8 ~ 11
Viskositas : 30 ~ 50 dtk
Sand content yang disyaratkan (% volume) :

  1% untuk fresh slurry

  4% dalam lubang bor

  2% setelah treatment (desanding)


Filtrasi / fluid loss yang disyaratkan
< 30 mL / 30 menit
Tebal filter cake yang disyaratkan :
 2 mm untuk fresh slurry
 4 mm dalam lubang bor
Jenis Drilling Slurry (Polimer)
Mendekati berat air :   1 gr/cm3
 Slurry head harus lebih tinggi
 Slurry head drop harus dihindari
Bekerja pada rentang pH : 8 ~ 11
Viskositas yang diharapkan > 45 dtk dalam
lubang bor
Sand content < 1%
Tidak membentuk filter cake
 Filtrasi cenderung tinggi
 Harus selalu menambahkan slurry
Breaks down saat terkena beton (pH tinggi)
Tidak dapat terbentuk pada hard water
“Shear sensitive”
Modifikasi Slurry

Kondisi Campuran
Meningkatkan pH Sodium carbonate (soda ash)
Menurunkan pH Sodium bicarbonate (baking soda)
Meningkatkan viskositas Tambahkan polymer
Meningkatkan density (up to > 2.0) Barite (barium sulfate), hematite, pyrite, dll.
Mengurangi fluid loss (polymer) Tambahkan silt atau bentonite
Polymer disposal (breaking down) Bleach (hydrogen peroxide), sodium
hypochlorite
…dan lain-lain… …
Grouting (jika diperlukan)

● Grouting Dasar / Sisi Fondasi Tiang Bor (optional)


a. Flat-jack Method ; b. Tube-a-manchette Method
Peralatan Pendukung
Oscillator

Crawler
crane

Excavator

Casings
Peralatan Pendukung
Pipa Tremie

Saringan
pada Pipa
Tremie

Posisi Tremie di
Plug pada pipa tremie
dasar lubang
MIX DESIGN !!!
Tulangan
Pelaksanaan
Metode Pengeboran Kering
(Dry Method)

Penggalian Pembersihan
Lubang Bor Lubang Bor

Pengecoran Instalasi Baja


Lubang Bor Tulangan

FHWA, 2016
Metode Pengeboran Basah
(Wet Method)

Pengeboran
Awal dan Pengeboran
Pemasangan dengan Slurry
Surface Casing

Pengecoran Installasi Baja


Lubang Bor Tulangan

FHWA, 2016
Metode Pengeboran Menggunakan
Casing (Casing Method)

Pemasangan
Pengeboran
Temporary Casing
dengan Slurry
/ Permanent Sesuai
dan Pemasangan
Kedalaman
Surface Casing
Pengeboran

Pelepasan
Instalasi Baja
Temporary
Tulangan
Casing

Pengecoran
Lubang Bor
FHWA, 2016
Metode Cast-in-Place

Cased Bored Pile Fluid Supported Bored Pile


Setting Out
Penentuan Titik Acuan
Pemasangan Casing
Pemasangan Casing
Penggunaan Casing
Penggunaan Slurry

∆h

Earth and Hydrostatic


water pressure
pressure slurry
Kestabilan Lubang Bor
Sequence of Work
Drilling Sequence with Borehole

• Rotate starter casing (temporary casing) to


required depth
• Remove drilling spoil with drilling tools
attached to kelly bar with borehole
Supported by Slurry

supported by slurry
• Insert reinforcement cage
• Place concrete simultaneously using tremie
pipe
• Withdraw casing after pile completed

Concrete
Kestabilan Lubang Bor (Flow of Slurry)

Supply
to the
pile

Return flow during


pouring concrete
Kestabilan Lubang Bor (Flow of Slurry)
Kestabilan Lubang Bor (Peralatan Uji Slurry)
Kestabilan Lubang Bor (Nilai Slurry)

Rentang Nilai Uji Slurry


at plant: Marsh-Viscosity 55 to 65 sec/l
pH-value 9 to 10
density 1.0 t/m³ (if used 1.01 - 1.10 t/m³)
- every mix

at the shaft: Marsh-Viscosity >50 sec/l


pH-value 9 to 10
density > 1.01 t/m³ (used 1.03 - 1.10 t/m³)
Sand content <1 %
- every 10 m drilling
- when finish drilling
- before concreting
Pembersihan Lubang Bor
Pembersihan Lubang Bor (airlift)

Proses Air-lift

Clean/Fresh Used Slurry


Slurry (input) (mud) (out put)

Compressor
Ground level

Starting Air lift

Air lift pipe

Hose
Compressor

Final depth Finish Air lift


Pembersihan Lubang Bor (cek kemiringan)
Pembersihan Lubang Bor (cek endapan)
Pengangkatan & Pemasukan Tulangan
Pengangkatan & Pemasukan Tulangan
Pengangkatan & Pemasukan Tulangan
(king-post)
Pengecoran

Drill Install cage Immediately Constantly Pour the Pull out the
borehole and long pour a concrete concrete tremie pipe
under fluid tremie pile. continuous pouring and through the and the
overpressur Insert a plug flow of pull out tremie pipe casing
e and clean made from concrete tremie pipe up to cut-off
the borehole styrofoam constant and casing level
base or rubber progressively
Pengecoran

Tuang beton LANGSUNG dari mixer

Tempatkan PEMISAH
untuk memisahkan
beton segar dan
air/lumpur di dasar
lubang Tuang beton dari concrete pump
Penarikan Casing
Sumber Materi :
Dr. Aksan KAWANDA :
Pelaksanaan & Pengawasan Fondasi Dalam. Shortcourse Fondasi Dalam, Sipilpedia Academy, 2021
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai