Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH KONSTRUKSI JEMBATAN

TUGAS PEMBELAJARAN DI RUMAH

DISUSUN OLEH:

Ahmad Ahlan Hidayah 411711001

Muammar Efriansyah 4117110022

M. zakiy Tajudin 4117110017

M. Rafi Rifani 4117110014

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KONSENTRASI JALAN TOL


Jenis bantalan
Bantalan jembatan adalah peralatan atau perangkat struktural yang dipasang antara substruktur
jembatan dan superstruktur untuk mentransfer beban yang diterapkan termasuk beban gempa;
beban angin; beban lalu lintas; dan superstruktur berat badan sendiri.

Bantalan jembatan juga membuat ruang untuk gerakan relatif antara superstruktur dan substruktur,
misalnya, gerakan rotasi dan gerakan translasi dalam arah horizontal dan melintang.

Bantalan yang digunakan dalam konstruksi struktur jembatan dibagi menjadi dua kategori utama
yaitu bantalan ekspansi dan bantalan tetap. Yang pertama memungkinkan gerakan translasi dan
rotasi sedangkan yang kedua memungkinkan gerakan translasi rotasi dan terbatas.

Ada beberapa jenis bantalan jembatan yang telah digunakan dalam konstruksi jembatan yang
dibahas di bawah ini.

Jenis Bantalan Jembatan dan Detailnya

Berbagai jenis bantalan untuk jembatan meliputi:

o Bantalan geser

o Bantalan goyang dan pin

o Bantalan rol

o Bantalan elastomer

o Bantalan melengkung

o Bantalan pot

o Bantalan disk

Jenis Elastomeric Bearing Pad dan Fungsinya
 
Jenis elastomeric bearing pad saat ini ada bermacam-macam, dan tiap jenis elastomeric bearing
pad tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.
Berikut jenis-jenis elastomeric bearing: 
 Laminated Elastomeric Bridge Bearings

Jenis elastomeric bearing pad ini biasanya terdiri dari sejumlah lapisan karet yang dipisahkan oleh
pelat baja, biasanya berbentuk bantalan untuk menampung pergerakan yang ditimbulkan oleh
deformasi geser dan rotasi. Elastomeric bearing pad jenis ini memberikan solusi yang sangat
ekonomi untuk aplikasi di mana gerakan struktur, longitudinal, transversal dan rotasi kecil banyak
terjadi, serta menyediakan isolasi getaran dan umumnya sangat mudah untuk dipasang.

 Laminated Bearings

Jenis elastomeric bearing pad ini jauh lebih mudah untuk dipasang di jembatan dibandingkan
dengan elastomeric bearing pad jenis lain. Keuntungan dari karet Neoprene bantalan jenis polos ini
adalah: kemampuannya untuk mentransfer atau memindahkan beban yang diterimanya dari balok
ke substrukstur jembatan secara merata dan halus serta mampu juga untuk menerima beban rotasi
dari balok jembatan. Dengan kelebihan ini maka gerakan lateral dan longitudinal yang disebabkan
oleh kondisi thermal akan dengan mudah teratasi oleh karet neoprene bantalan jembatan jenis ini.
 Lead Rubber Bearings 

Jenis elastomeric bearing pad dengan satu atau lebih silinder / plug di tengah diberi nama sebagai
inti bantalan karet yang memiliki fungsi sebagai sarana tambahan yang sangat efektif untuk
meredam saat terjadinya goncangan atau getaran yang sangat besar / ekstrim. Elastomeric bearing
pad jenis ini juga sangat membantu untuk mencegah terjadi kerusakan yang parah pada saat terjadi
gempa bumi dan pada saat menahan gelombang pasang maupun banjir. 

 Base Isolation Bearing 

Jenis elastomeric bearing pad ini didesain khusus untuk memenuhi persyaratan yang semakin
dibutuhkan seiring dengan perubahan yang terjadi pada struktur bangunan yang semakin modern.
Perkembangan dalam struktur bangunan seperti semakin besarnya ukuran bentang pada bangunan,
perbedaan suhu internal dan eksternal pada bangunan seiring dengan pemanasan global yang
terjadi saat ini. Beberapa faktor tersebutlah yang membuat desain elastomeric bearing pad semakin
dikembangkan. Elastomeric bearing pad yang didesain khusus dengan tambahan karet
Neoprene, rangkaian baja seperti stainless steel dan teflon menjadi kombinasi yang paling sesuai
saat ini untuk membantu tugas berat menopang bangunan terhadap beban geser yang mungkin
terjadi pada struktur bangunan akibat gempa bumi atau penyebab goncangan yang lainnya

Fungsi Bantalan Jembatan

Bantalan umumnya dipasang pada bawah girder jembatan, diatas pier head, abutmen, maupun
diatas balok corbel. Bantalan jembatan tersebut mempunyai fungsi sebagai media untuk
menyalurkan beban dari bangunan bagian atas (super struktur jembatan) menuju bangunan bawah
(sub struktur jembatan). Dengan cara tersebut, beban dapat disalurkan dari bagian atas jembatan
atau struktur elevated ke bagian bawahnya ketika dilintasikendaraan.
Mengingat fungsinya yang sangat penting, kualitas bantalan karet menjadi prioritas untuk
menjamin keselamatan dan keamanan konstruksi jembatan atau ketika pembangunan maupun
ketika digunakan. Bantalan karet yang digunakan harus memenuhi kriteria dan persyaratan sesuai
dengan pengujian yang dilakukan di laboratorium.

STANDART DAN MUTU BANTALAN

Standard mutu dari Karet Bantalan yang baik dihasilkan setelah melalui legalitas test yang
rumit & dilakukan setelah proses cetak atau fabrikasi selesai.
TECHNICAL DATA

Tinggi daripada bearings ditentukan oleh beberapa jumlah Rubber Layer yang ketebalannya 8,
10, 12 mm, dst – juga beberapa jumlah steel plate dengan ketebalan plate tertentu.

Bearing Pad 450 x 450 x 60 Bearing Pad 300 x 400 x 45


Plat Thickness 3 mm 3 mm
Total Plate 5 pcs 4 pcs
Top 5 mm 5 mm
Bottom 5 mm 5 mm
Internal Layer 8,75 7,7 mm
mm
Side Cover Left 12,5 12,5
mm mm
Side Cover Right 12,5 12,5
mm mm
3 JENIS PERGESERAN PADA BEARING

1. Vertikal
D

2. Rotation

3. Horizontal (Displacement)

ELASTOMERIC BRIDGE BEARING

SPESIFIKASI MATERIAL

1. Elastomer / Karet Pilihan


Pelapisan Karet Bearing di fabrikasi dari karet pilihan, yaitu Karet Alam atau Karet
Sintetis / Neophrene sesuai catalog BS 5400 Section 9 : 1983 dengan nominal
hardness 60 IRHD.
Tabel I : Elastomer Properties

PROPER RUBBER
TY NATUR NEOPHRE
AL NE
Tensile Strength (N/mm2) minimum 15.50 15.50
Ultimate Elongation (minimum) 400% 350%
Ageing Resistance
Maximum change from Initial Value
Hardness (IRHD) 10.00 15.00
Tensile Strength 15% 15%
Elongation at Break 20% 20%
Compression Set 30% 30%

2. Plat Baja
Plat baja disesuaikan dengan ketebalan layer dari Elastomer Bearings sesuai dengan
BS4360 : 1979 atau BS 1449 part 1 : 1972 Design Stress sesuai dengan BS 5400 part 9 :
1983.

Tabel II : Typical Elastomer Modulus

Nominal Shear Bulk


Hardness Modulus Modulus
ISHD G (N/mm)2 Eb (N/mm2)
50 0.6 2000
60 0.9 2000
70 1.2 2000

AMERICAN STANDARDS

Kutipan dari AASHTO Highway, Bridgest Section 25

Tabel A

ASTM Physical Properties 50 60 70


STANDA Duro Duro Duro
RD
D 2240 Hardness 50 ± 5 60 ± 5 70 ± 5
D 412 Tensile Strength, min, psi, (Mpa) 2500 2500 2500
(17.237 (17.237 (17.237
Ultimate Elongation, min, % ) ) )
450 400 400
Head Resistance
D 573 Change in durometer hardness, max, + 10 + 10 + 10
points
70 hr
G 158 F Change in tensile strength, max, % -25 -25 -25
(69.90 C) Change in ultimate elongation, max, % -25 -25 -25

Compression Set
D 395
Method B 22 hours G 1580 F (69.90 C), max, % 25 25 25

Ozone
25 ppm ozone in air by volume No No No
D 1149 20% Strain 1000 F + 20 F (37.7 + 10 C),
48 hours Crack Crack Crack
Mounting procedure D 518, Procedure A s s s

Adhesion
D 429 B Bond during vulcanization, iba, per inc 40 40 40
(kg/cm) (714) (714) (714)

Low Temperature Test


D 746 Brittines at -400 F (-400 C) No No No
Procedure B Failur Failur Failur
e e e
Table B

ASTM Physical Properties 50 60 70


STANDA Duro Duro Duro
RD
D 2240 Hardness 50 ± 5 60 ± 5 70 ± 5
D 412 Tensile Strength, min, psi, (Mpa) 2500 2500 2500
(17.237 (17.237 (17.237
Ultimate Elongation, min, % ) ) )
400 450 300
Head Resistance
D 573 Change in durometer hardness, max, + 15 + 15 + 15
points
70 hr
G 158 F Change in tensile strength, max, % -15 -15 -15
(1000 C) Change in ultimate elongation, max, % -40 -40 -40

Compression Set
D 395
Method B 22 hours G 1580 F (69.90 C), max, % 35 35 35

Ozone
25 ppm ozone in air by volume No No No
D 1149 20% Strain 1000 F + 20 F (37.7 + 10 C),
48 hours Crack Crack Crack
Mounting procedure D 518, Procedure A s s s

Adhesion
D 429 B Bond during vulcanization, iba, per inc 40 40 40
(kg/cm) (714) (714) (714)

Low Temperature Test


D 746 Brittines at -400 F (-400 C) No No No
Procedure B Failur Failur Failur
e e e
INDONESIAN STANDARDS

The following specifications are taken from The SII. 2081 – 87

Hardness Shore A 60 + 10
Tensile Strength Min 15 N / mm2
Elongation 400%
Ageing Resistance
Maximum change from initial values
 Tensile Strength 15%
 Elongation 20%
Compression Set Maximum 15%
Ozone
25 PPHM 20% Strain 400. 48 hours No
cracks
Report of The Result Test Elastomeric Bearings Pad

No Description Test Result American Standars


Natural Neophren
Rubber e
1 Hardness Shore A 62 60 ± 5 60 ± 25
2 Tensile Strength, spi 2759 Min 2500 Min 2500
3 Elongation at Break, 0% 453 Min 400 Min 350
4 Tear Strength ; KN/M 50 - -
5 Compression Set 25% ; % 17.50 Max 25 Max 25
6 Adhesion to Metal, Kg/Inch 30-60 Min 40 Min 40
lb/inch
7 Creep 23 ; 168 hours 8.20 - -
8 Ozone Resistance 25 PPHM
20% strain ; 40 ± 20 C ; 100 hrs No Crack No Crack No Crack
9 Ozone Resistance 100 PPHM
20% strain ; 40 ± 20 C ; 100 hrs No Crack No Crack No Crack
10 Ageing at 700 C ; 168 hrs
- Hardness Shore A 61 -> +2 Max +10 Max +15%
- Tensile Strength, psi 2592 -> 6% Max -25% Max -15%
- Elongation at Break % 153 -> 0% Max-25% Max – 40%
REFERENCE
https://www.industrikaret.com/jenis-elastomeric-bearing-pad.html
https://www.academia.edu/7635733/Spesifikasi_Perletakan_Elastomer_Jembatan_Bantala
n_Karet_Jembatan_?auto=download

Anda mungkin juga menyukai