Anda di halaman 1dari 110

AoG Season 4 : Ep.

003
2024.03.23

Pelaksanaan &
Pengawasan
Fondasi Tiang

(…… dari perspektif seorang Aksan KAWANDA)


Dr. Ir. Aksan KAWANDA, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.
Geotechnical Engineer
Lahir : Makasar, 13 Agustus 1979
Pendidikan : Insinyur, PPI Univ. Katolik Parahyangan
Doktor Geoteknik, Univ. Katolik Parahyangan
Magister Geoteknik, Univ. Katolik Parahyangan
Sarjana Teknik Sipil, Universitas Trisakti
Sertifikasi : Asesor Uji Kompetensi – BNSP – 2022
SKK Ahli Geoteknik Jenjang 9 – BNSP – 2023
Ahli K3 Utama – LPJK – 2020
Certified International Pile Tester, Expert Level - 2014
Asosiasi : Wakil Ketua III - Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI)
International Society of Soil Mechanics & Geotechnical Engineering (ISSMGE)
Soil Mechanics Wakil Ketua III – BK Sipil, Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Foundation Akademis : Dosen KBK Geoteknik – Universitas Trisakti
Associate Editors – Indonesian Geotechnical Journal
Slope Stability
Section Editors – Journal of the Civil Engineering Forum
Soil Improvement Editors – Jurnal Mitra Teknik Sipil
Foundation Testing Pekerjaan : Tenaga Ahli Geoteknik – PT. Geotech Efathama
Tenaga Penilai Ahli – DKI Jakarta
Geotechnical Instrumentation Tim Panel Ahli – IKN
I’m very determined. If I decide that something is worth
doing, then I’ll put my heart and soul to it.
The whole ground can be against me, but if I know it is
right, I’ll do it

~ anonymous
Material Fondasi Tiang

● Ti ang Panc ang Kayu

● Ti ang Panc ang Bet on Prac etak

● Ti ang Panc ang Baja


Klasifikasi Fondasi Tiang (…adaptasi dari FHWA)
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (1/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Kayu / Bambu Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 12 m

Beban Tipikal 1 – 20 Ton


Muka tanah
Tegangan Maksimum saat 3 σa
Pemancangan
Kelemahan • Sambungan sulit dilakukan
• Mudah rusak saat pelaksanaan
Tiang diberi bahan pengawet
• Area fluktuasi muka air perlu perlakuan khusus

Kelebihan • Relatif murah Diameter tipikal: 10 – 30 cm


• Jika konsisten berada di bawah muka air, relatif kuat
• Mudah pelaksanaannya
Potongan Tiang

Catatan Baik digunakan sebagai tiang friksi di tanah pasir


Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (2/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Baja Ilustrasi
Panjang Tipikal 5 – 60 m (atau lebih sesuai teknologi)

Beban Tipikal 100 – 20000 kN (atau lebih)


Muka tanah
Tegangan Maksimum saat 0,9 Fy (tekan dan tarik)
Pemancangan
Kelemahan • Mudah korosi
• Tidak direkomendasikan sebagai tiang friksi di tanah Tiang diberi anti karat
pasir

Kelebihan • Sambungan mudah


• Panjang dan ukuran bervariasi
Diameter tipikal: 300 – 2500 mm
• Kapasitas beban tinggi
• Pergerakan tiang kecil
• Mampu menembus lapisan yang relatif keras
Potongan Tiang
Catatan Kapasitas friksi pada area korosif sebaiknya dikurangi
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (3/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Beton pracetak Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 9 m precast + tulangan ulir
6 – 24 m prestressed
Beban Tipikal 300 – 1000 kN precast + tul. Ulir
700 – 8000 kN prestressed
Muka tanah
Tegangan Maksimum saat 0,85𝑓 (tekan - rebar)
Pemancangan 0,70𝐹 (𝐴 ⁄𝐴 ) (tarik - rebar)
0,85𝑓 − 𝑓 (tekan - prestressed)
𝑓 + 0,25 𝑓 (tarik - prestressed)
Potongan Tiang
Kelemahan • Pengangkatan dan penyambungan relatif rumit
• Pelaksanaan dianggap mengakibatkan perpindahan

Diameter tipikal: 300 – 2500 mm


Kelebihan • Kapasitas tiang tinggi
• Tidak korosif Ujung dapat dihilangkan
• Pemancangan dengan jumlah pukulan banyak
dimungkinkan
Catatan Tiang bentuk silinder relatif baik untuk mengakomodir
bending
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (4/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Beton cast-in-situ / bored pile Ilustrasi
Panjang Tipikal > 100 m
Muka tanah
Beban Tipikal Hingga 50000 kN atau lebih
Kelemahan • Pengawasan pekerjaan KETAT
• Prosedur pelaksanaan kritikal terhadap kualitas
Potongan Tiang

Kelebihan • Panjang & diameter variatif


• Daya dukung tinggi
Diameter tipikal: 400 – 2500 mm
• Dapat dilaksanakan dengan beberapa metode
konstruksi
Catatan Perlu perlakuan khusus dalam pelaksanaan di tanah
lempung lunak dan pasir lepas
Material Tiang Pancang
MARKING DAN IDENTIFIKASI PRODUK
Posisi angkat tambahan untuk
pengangkatan dengan 2 titik
angkat
Pelat Tip
sambung shoe

Sepatu
1m 1/3 L
Posisi angkat penegakan tiang

IDENTIFIKASI PRODUK
Spesifikasi khusus
PC BAR
Marking titik angkat penegakan tiang Diameter PC BAR
Panjang tiang
Logo WIKA BETON Tipe ( B-bottom ; M-middle)
Kelas tiang
Spesifikasi tiang Diameter tiang
Tanggal produksi
Nomor produk
Kode Pabrik
Marking titik angkat di pabrik & stockyard Kode Jalur Nomor urut produksi
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada Sling dikalungkan pada
Saat penegakan tiang,
posisi marking posisi marking
posisi sling angkat pada
pengangkatan dengan posisi pengangkatan dengan posisi
marking segitiga
tiang rata horisontal tiang rata horisontal

Untuk tiang yang diangkat


dengan bantuan roll untuk
Lifting beam
penegakan, posisi sling
diikat pada posisi 2
Min 60°
marking titik angkat
Marking titik angkat
penegakan tiang

(2) tiang diangkat Boom crane dalam radius


sekaligus dengan menjaga operasi dan posisi sling
Penegakan tiang dengan 1 titik
agar saat pengangkatan vertikal terhadap beban angkat
tetap seimbang Radius operasi
maksimum
PASTIKAN KAPASITAS
CRANE DAN SLING
MAMPU UNTUK
MENGANGKAT BEBAN

Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada posisi
marking pengangkatan dengan
posisi tiang rata horisontal

Lifting beam
Handling Produk – DO !

(2) tiang diangkat sekaligus


dengan menjaga agar saat
pengangkatan tetap seimbang

PASTIKAN KAPASITAS
CRANE DAN SLING MAMPU
UNTUK MENGANGKAT BEBAN

Min 60°
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada posisi
marking pengangkatan dengan
posisi tiang rata horisontal

Min 60°
Handling Produk – DO !
Boom crane dalam radius
operasi dan posisi sling
vertikal terhadap beban
Radius operasi
maksimum
Handling Produk – DO !
Saat penegakan tiang,
posisi sling angkat pada
marking segitiga

Untuk tiang yang diangkat


dengan bantuan roll untuk
penegakan, posisi sling
diikat pada posisi 2
marking titik angkat
Marking titik angkat
penegakan tiang

Penegakan tiang dengan 1 titik


angkat

Penegakan tiang dengan 2 titik


angkat menggunakan roll
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada Sling dikalungkan pada
marking Saat penegakan tiang,
posisi posisi marking
pengangkatan dengan posisi posisi sling angkat pada
pengangkatan dengan posisi
tiang rata horisontal tiang rata horisontal
marking segitiga

Untuk tiang yang diangkat


dengan bantuan roll untuk
Lifting beam
penegakan, posisi sling
diikat pada posisi 2
Min 60°
marking titik angkat
Marking titik angkat
penegakan tiang

(2) tiang diangkat


Boom crane dalam radius
sekaligus dengan menjaga
operasi dan posisi sling
agar saat pengangkatan Penegakan tiang dengan 1 titik
vertikal terhadap beban angkat
tetap seimbang
Radius operasi
maksimum
PASTIKAN KAPASITAS
CRANE DAN SLING
MAMPU UNTUK
MENGANGKAT BEBAN

Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat
DILARANG!
Crane beroperasi melebihi
Pemindahan tiang pancang
Tiang diangkat lebih dari 2. pengangkatan tiang atau di radius operasi
diseret dan terbentur.
Resiko slip dan jatuh bawah tiang. Resiko maksimumnya. Resiko
Resiko tiang ditolak
kematian crane rubuh
Radius operasi
maksimum

diseret
terbentur

DILARANG! DILARANG! DILARANG! DILARANG!


Tiang jatuh akibat sling Sling tidak sesuai marking. Tanah dasar crane tidak Sling angkat tidak tegak
putus. Resiko korban jiwa & Resiko tiang jatuh atau cukup kuat. Resiko crane lurus terhadap tiang.
tiang ditolak terbentur rubuh Resiko tiang terayun

POSISI SLING TIDAK


SESUAI MARKING
TITIK ANGKAT
putus

terbentur
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Pemindahan tiang pancang Tiang jatuh akibat sling putus.
diseret dan terbentur. Resiko Resiko korban jiwa & tiang
tiang ditolak ditolak

terbentur
putus
diseret
Handling Produk – DON’T !

DILARANG! DILARANG!
Sling tidak sesuai marking.
Tiang diangkat lebih dari 2.
Resiko tiang jatuh atau
Resiko slip dan jatuh
terbentur

POSISI SLING TIDAK


SESUAI MARKING
TITIK ANGKAT

terbentur
Handling Produk – DON’T !

DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat pengangkatan
tiang atau di bawah tiang. Resiko Tanah dasar crane tidak cukup
kematian kuat. Resiko crane rubuh
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Crane beroperasi melebihi radius
Sling angkat tidak tegak lurus terhadap operasi maksimumnya. Resiko crane
tiang. Resiko tiang terayun rubuh
Radius operasi
maksimum
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat
DILARANG!
Crane beroperasi melebihi
Pemindahan tiang pancang
Tiang diangkat lebih dari 2. pengangkatan tiang atau di radius operasi
diseret dan terbentur.
Resiko slip dan jatuh bawah tiang. Resiko maksimumnya. Resiko
Resiko tiang ditolak
kematian crane rubuh
Radius operasi
maksimum

diseret
terbentur

DILARANG! DILARANG! DILARANG! DILARANG!


Tiang jatuh akibat sling Sling tidak sesuai marking. Tanah dasar crane tidak Sling angkat tidak tegak
putus. Resiko korban jiwa & Resiko tiang jatuh atau cukup kuat. Resiko crane lurus terhadap tiang.
tiang ditolak terbentur rubuh Resiko tiang terayun

POSISI SLING TIDAK


SESUAI MARKING
TITIK ANGKAT
putus

terbentur
Diesel Hammer Hydraulic Static Pile Driver
Peralatan Pemancangan
Drop Hammer Hydraulic Hammer
Konfigurasi Alat Pancang &
‘Drive Cap System’ (Tipikal)

Hammer
Landasan
Drive Cap
Lead System Pelat Landasan

Cushion Hammer

Alat Pancang Follower Adaptor Kepala Tiang

Topi Tiang

Cushion Tiang

Kepala
Follower / Dolly Tiang

Tiang
Jenis dan Karakteristik Alat Pancang

Hammer

Drop Air/Steam Diesel Hydraulic Vibratory

Single Acting Single Acting Single Acting


(Open end)

Double Acting Double Acting Double Acting


(Close-end)

Differential
Drop Hammer
Kabel hoist

Hammer
• Tipe hammer konvensional,
ditemukan berabad yang lalu.
Hammer
• Prinsip kerja: Beban/hammer Topi Tiang
diangkat dengan jarak tertentu
menggunakan kabel baja Tinggi Jatuh
kemudian dijatuhkan ke kepala
tiang.
Tiang
• Energi potensial drop hammer
adalah berat hammer dikalikan Cushion Tiang
dengan tinggi jatuh

Tiang
Steam Hammer

● Tipe hammer mekanikal sederhana, ditemukan


1845, James Nasmyth (Inggris).

● Prinsip kerja: Beban/hammer terdiri dari palu


yang terhubung ke piston di dalam ruang bakar.
Udara/uap digunakan untuk mengangkat piston
dengan tinggi tertentu. Saat piston berada pada
posisi angkat, saluran buang terbuka kemudian
palu akan jatuh dengan berat sendiri.

● Energi potensial air/steam hammer adalah berat


sistem hammer dikalikan dengan tinggi jatuh.

DOWNSTROKE UPSTROKE
Diesel Hammer (single acting)
• Ditemukan awal 1950 • Energi potensial diesel hammer
diperoleh dari berat ram dikalikan
• Prinsip kerja: dengan tinggi jatuh; dimana tinggi
• Free fall & fuel injection, jatuh ini adalah suatu fungsi dari
• Impact & ignition, tahanan tanah, rebound tiang dan
• Exhaust, and tekanan di ruang bakar.
Piston = Ram
Cylinder
• Air intake.

Port (closed by piston)

Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber

Impact block

Hammer Cushion;
Helmet

Tripping Fuel scavenging Compression Explotion Exhaust


injection Impact
Diesel Hammer (double acting)
Sistem double acting bekerja seperti sistem single acting.
Perbedaan utama adanya silinder penutup di bagian atas yang
menyebabkan ketika ram hammer bergerak keatas akan menekan
udara pada ruang atas (bounce chamber) yang mendorong kembali
hammer ke bawah.
Piston = Ram
Cylinder

Port (closed by piston)

Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber

Impact block

Hammer Cushion;
Helmet

Tripping Compression Compression impact Exhaust Scavenging


Diesel Hammer (Chinese Model)

Cylinder = Ram

Cylinder,
Impact block

Hammer Cushion; helmet


Helmet
Hydraulic Hammer • Tipe hammer dengan sumber energi • Energi potensial hammer
eksternal untuk mengangkat ram. hidrolik adalah berat ram
dikalikan dengan tinggi jatuh
• Prinsip kerja: tekanan hidrolik yang dapat diatur.
Hydraulic Hammer
digunakan untuk mengangkat ram
dengan tinggi jatuh maksimal 1.2 m.

Pengarah Hammer

Tinggi Jatuh

Ram:
A, L for stiffness, mass

Hammer base
(assembly bottom mass)

SINGLE ACTING DOUBLE ACTING


Vibratory Driver / Extractor

• Tipe hammer dengan sumber energi


external untuk mengangkat ram.
FL
• Prinsip kerja: dua beban eksentris
yang digerakkan motor penggerak
m1 dari pusat rotasinya bergerak
berlawanan arah menghasilkan
getaran yang bergerak secara
vertikal

• Pengantar vibrasi dioperasikan


me berdasarkan amplitudo yang terjadi.
m2 FV Semakin besar beban, amplitudo
semakin kecil.
Clamp
Hydraulic Static Pile Driver

• Alat pancang yang memanfaatkan beban


mati. Tiang dimasukkan secara perlahan-
lahan (kecepatan sangat rendah) sehingga
diklasifikasikan statis.

• Daya dukung tiang diperoleh dari


pembacaan tekanan vs luas penampang
dongkrak hidrolis
Rangkuman Hammer
Hydraulic Diesel
Jenis hammer Drop Vibratory
Single acting Double acting Single acting Double acting
Energi (ft-kips) 7 – 60 25 – 2162 25 – 2581 9 - 1620 5 – 73 -

Kecepatan tumbukan 23 – 33 5 – 18 5 – 23 10 – 16.5 8 – 16.5 -


(ft/sec)
Tingkat pukulan 4–8 30 - 50 40 - 90 40 – 60 80 - 105 750 – 2400
(pukulan/menit) (getaran/menit)
Energi Berat ram x tinggi jatuh Berat ram x tinggi (Berat ram + luas efektif Berat ram x tinggi (Berat ram + tekanan -
pukulan kepala piston) x (tekanan pukulan pantulan) x pukulan
efektif fluida) x pukulan
Jenis fondasi yang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Baja profil H, fondasi
cocok pipa. Cocok untuk tanah
pasir
Keuntungan Biaya peralatan murah Energi pukulan bervariasi Dapat digunakan pada Tidak memerlukan sumber Tidak memerlukan sumber Dapat digunakan untuk
pemancangan bawah air energi luar, berat yang energi luar dan frekuensi menarik dan memancang.
ringan dan mudah pukulan tinggi Waktu instalasi alat cepat
dipindahkan, biaya operasi
yang rendah
Kekurangan Gaya tumbuk yang Biaya peralatan mahal. Biaya peralatan mahal. Dalam pemancangan lunak Berat palu relatif lebih berat Tidak direkomendasikan
dihasilkan sangat besar Membutuhkan alat Membutuhkan alat dapat mogok akibat dibandingkan dengan single untuk tiang friksi
sehingga dapat tambahan untuk tambahan untuk rebound yang tidak acting dan sistem pembakaran
menyebabkan kerusakan pembacaan energi pembacaan energi mencukupi atomisasi menyulitkan
tiang. Produkti fitas penggunaan
rendah
● Hydraulic Hammer ● Drop Hammer
Pelaksanaan Pemancangan

● Hydraulic Static Pile Driver ● Diesel Hammer


Pelaksanaan Pemancangan

No Type QTY UNIT Manufactured Work Location


A Pile Driving Rig
1 Driver Crane Nisha D 508-95 M (CC 25) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
2 Driver Crane Nisha D 408-90M-M60D (CC 36) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
3 Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 08) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
4 Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 14) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
5 Driver P & H PH 440/85P-60D (CC 32) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile

B Service Crane
1 Crawler - Sumitomo LS 138 RHD-5 (CC 38) 1 UNIT Sumitomo All Area
2 Crawler - Link Belt LS 108 BS (CC-09) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Crawler - Link Belt LS 108 BSS (CC 58) 1 UNIT Sumitomo All Area

C Excavator
1 Kobelco SK 200 (EXC 23) 1 UNIT Kobelco All Area

Hammer
No Type QTY UNIT Manufactured Allocation for
1 KOBE 80 (Diesel Hammer) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd Steel Pile
2 Pileco (D46 - 32) - (Diesel Hammer) 2 UNIT Pileco Steel Pile
3 JWDD 45 (Diesel Hammer) 1 UNIT JWDD PC Pile
4 Twinwood (V 100D) (Hydraulic Hammer) 2 UNIT Twinwood PC Pile
Pelaksanaan Pemancangan

 Hammer yang terlalu ringan mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang
diinginkan
 Hammer yang terlalu berat selain mahal, dapat merusak tiang
 Pilih hammer yang sesuai dengan kebutuhan pemancangan dan kondisi tanah

~ Me (?)
GRLWEAP
INTERMEZZO
(.... Intip sedikit software dan kasus sederhana)
GRLWEAP INTERMEZZO (1/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (2/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (3/10)

HYDRAULIC HAMMERS ON STEEL HYDRAULIC HAMMERS ON CONC./TIMBER


N = 73; MEDIAN = 79.4% N = 35; MEDIAN = 48.0%

100% 100%

90% 90%
Kinerja Energi Hammer pada Variasi Tiang

80% 80%

70% 70%

60% 60%
PERCENTILE

PERCENTILE
50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]

DIESEL HAMMERS ON STEEL PILES DIESEL HAMMERS ON CONC./TIMBER PILES


N = 732; MEDIAN = 36.8% N = 394; MEDIAN = 24.9%

100% 100%

90% 90%

80% 80%

70% 70%
PERCENTILE

PERCENTILE
60% 60%

50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
GRLWEAP INTERMEZZO (4/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (5/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (6/10)

Mawar AREA
Melati AREA
GRLWEAP INTERMEZZO (7/10)

Pile Diameter Design Length Service Load Ultimate Load


Area
(mm) (m) (kN) (kN)
400 18 607 1562
Mawar
600 18 978 2548
400 18 561 1448
Melati
600 18 910 2376

Hammer Parameter
Ram Weight Maximum Stroke Maximum Energy
Hammer Type Pressure (psi) Efficiency
(kN) (m) (kN-m)
JWDD25 24.51 2.4 73.53 9300 0.5 0.85

JWDD32 31.37 2.6 102.93 10000 0.5 0.85

JWDD40 39.22 2.8 109.82 10000 0.5 0.85

JWDD53 51.96 3.0 147.06 10000 0.5 0.85


GRLWEAP INTERMEZZO (8/10)

NSPT qc (MPa)
0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20
22 22
21 21
20 20
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14
13 13
12 12

elevation
11 11
10 10
9 9
Elevation

8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
GRLWEAP INTERMEZZO (9/10)
Bearing Graph at Mawar Area
Mawar Area Ø400 Mawar Area Ø600
2000 2800

1900 2600
1800 2400
1700
2200
1600
2000 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
1500
Capacity (kN)

Capacity (kN)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
1800
1400 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 1600 DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
1300 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
1200 1400 DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
1100 DD 35 U.Bound (Eff. 0.5) 1200
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85
1000 DD 35 L.Bound (Eff. 0.5) 1000 DD 40 U.Bound (Eff. 0.85
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
900 800 DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
800 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85
600
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
blow count (blow/m) blow count (blow/m)
GRLWEAP INTERMEZZO (10/10) Drivability at Mawar Area
Depth vs Total Blow Depth vs. Total Mawar Area Ø600
Mawar Area D400 (1562 kN) (2548 kN) Capacity vs. Depth
22 22 22
Top Elevation +21 Top Elevation +21
20 20 20
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
18 18 DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 18
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5) DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
16 16 16
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85) DD 53 U.Bound (Eff. 0.5) D600
14 DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
14 14 D400
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
12 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85) 12 DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) 12
Elevation

elevation

Elevation
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85)
10 10 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
10

8 8 8

6 6 6
Depth to reach the capacity
4 4 4
Depth to reach the capacity
2 2 2

0 0 0
0 250 500 750 1000 1250
0 500 1000 1500 2000 2500 0 1000 2000 3000 4000
Total Blow Total Blow Capacity (kN)
GRLWEAP
End of INTERMEZZO
(.... Balik ke pelaksanaan pemancangan)
Pelaksanaan Pemancangan

PEMILIHAN TIPE HAMMER DRIVE CAP TIANG MARKING KEDALAMAN

High stroke
Drive cap tiang
impact
Low stroke Cushion
impact
Marking kedalaman
Titik marking tiang
penegakan tiang
Pelaksanaan Pemancangan

Persiapan LAHAN
Pelaksanaan Pemancangan

CenterLine tiang

Posisi tiang #m

Offset 2
#m

Offset 1

Penentuan BenchMarking
Pelaksanaan Pemancangan

Pastikan kecukupan lahan dan area gerak peralatan

Penempatan Peralatan PANCANG


Pelaksanaan Pemancangan

1/4L 1/4L

Penempatan Tiang (Stockyard) Pengangkatan Tiang

Wedge
Penempatan Tiang – DO !

PENEMPATAN TIANG DI LAPANGAN

Tiang diameter ≤ 80cm

Tiang diameter > 80cm


Penempatan Tiang – DON’T !

DILARANG!

TIANG DITUMPUK DIATAS


TIANG LAINNYA

TIANG DITUMPUK TANPA TIANG DIBEBANI BEBAN


KAYU TUMPUAN BERAT

TANAH DASAR TIANG BESAR DILETAKKAN


DIATAS TIANG KECIL TIANG TERENDAM AIR
LUNAK
Pelaksanaan Pemancangan

Sling angkat diikat pada


Tiang diangkat menggunakan
marking, drive cap dan
sling angkat. Pastikan area
cushion dipasang sesuai
kerja steril
ukuran tiang
UMUR BETON MINIMAL 14 HARI NOTES:
ATAU 80% Fc’ JARAK ANTAR TIANG MIN. 2,5 D

PASTIKAN SLING
DALAM KONDISI
LAYAK PAKAI

Sling angkat
Min 1m

X Drive cap & Plywood


Y cushion

Penempatan Tiang
Pelaksanaan Pemancangan

Batas Toleransi 7,5 cm dan Vertikalitas 1 : 50 (Spek umum Bina Marga)


VERTIKALITAS TIANG Sumbu tiang dan hammer
Tiang dan leader di posisi cosentris (berada pada garis
sejajar, dan diukur rutin sumbu yang sama)
dengan waterpass
Kontrol vertikalitas UMUR BETON MINIMAL 14 HARI
dengan waterpass ATAU 80% Fc’

Sling angkat

Drive cap & Plywood


cushion
Kontrol vertikalitas tiang
dengan theodolite & unting-
unting

Kontrol Posisi Tiang


Pelaksanaan Pemancangan

Hammer
Hammer
Lead Lead

Alat Pancang Alat Pancang

Tiang Tiang
Pelaksanaan Pemancangan

CUSHION TIANG PANCANG CUSHION TIANG PANCANG CUSHION TIANG PANCANG


Impact hammer yang digunakan mampu
Gunakan cushion dari Cek kondisi cushion jika
menghasilkan energi yang cukup. Lakukan
multipleks dalam kondisi sudah mampat, hangus, pengamatan tinggi jatuh hammer dan catat
kering dengan dimensi sama terbakar atau jumlah pukulan jumlah pukulan untuk setiap 50 cm penetrasi
tiang.
terhadap tiang >1500 Bad Cushion
cushion
cushion

Pile head

Pile gate
Pelaksanaan Pemancangan

DILARANG! DILARANG!
Pemancangan tidak menggunakan
Posisi tiang yang disambung tidak
cushion atau kondisi cushion sudah
pada satu sumbu yang sama
mampat.
(terdapat eksentrisitas) atau
terdapat gap antar sambungan
Pelaksanaan Pemancangan

Tebal las SAFETY Coating


Las penuh alur pelat sambung Bersihkan terak hasil las
Gunakan peralatan keselamatan sebelum pengelasan lapisan
tiang. Lakukan oleh welder yang
kerja saat pengelasan berikutnya. Pemancangan
berkualifikasi
Sambungan dimulai kembali setelah
las sambungan las dingin alami
pada suhu 200 - 250°C dan
pelat sambung di coating

PERBAIKI LAS JIKA


DITEMUKAN CACAT
Alur/groove 7 Alur/groove >
mm-12 mm 12 mm

Pembersihan Coating pelat


Terak Las sambung
Las 2x jalan Las 3x jalan

Penyambungan TIANG
Pelaksanaan Pemancangan

WELD APPEARANCE

POSISI PENGELASAN

Penyambungan TIANG
SKEMA PENGELASAN
Pelaksanaan Pemancangan

Auger pre-drilled & follower / dolly


(jika diperlukan)
Pelaksanaan Pemancangan

‘kalendering’
Final set atau kalendering
dilakukan setelah rate
penetrasi tiang rendah.

Pengambilan ‘final-set’ Now


Pelaksanaan Pemancangan

Now

Pengambilan ‘final-set’
Pelaksanaan Pemancangan

PEMOTONGAN TIANG PEMOTONGAN TIANG PEMBOBOKAN TIANG


Pasang sling ikat di bagian atas Angkat dan pindahkan bagian Potong melingkar beton bagian
tiang kemudian potong tiang atas tiang pancang yang luar tulangan dengan pile
pada level cut-off level dengan dipotong dengan crane. Sling cutter (pastikan mata gerinda
alat potong tiang (electric pile yang digunakan dalam kondisi tidak lebih lebar dari tebal
cutter). baik. selimut tiang)

Bobok tiang bagian atas sampai


bersih
Pelaksanaan Jacked-In (HSPD)

1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa fondasi lama dan memiliki daya dukung
mencukupi terhadap beban operasi alat HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat
tekan rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal memiliki bobot 2,5 kali dari beban
1
penekanan tiang rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan “alat nivo (level indicator)” pada ruang
operator dan pemeriksaan menggunakan waterpass yang diletakan pada posisi chasis panjang (long-base) alat
2
HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat pada posisi marking 3
untuk penegakan pada tiang pancang. 4
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengecekan vertikalitas per-50cm penekanan tiang dengan waterpass 5
sampai ke kedalaman 2m. 6
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana fondasi secara menerus sampai kriteria penekanan tiang terpenuhi. 7
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
9. Kondisi tiang sambungan consentris terhadap tiang yang akan disambung.
1. Crane
10. Penekanan dihentikan saat nilai penurunan tiang akibat penekanan tiang sebesar 200% dari beban rencana 2(dua) kali
2. Vertical motion mechanism
penekanan ≤ 20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah ditetapkan. 8
3. Piling platform
11. Untuk tiang pancang yang didesain sebagai fondasi tiang friksi, maka pemancangan harus mencapai kedalaman
4. Pile clamping box 9
rencana.
5. Main cabin
12. Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah agar alat tidak membentur
6. Side piling installation set
kepala tiang saat proses perpindahan alat HSPD.
7. Assistant cantilever
8. Cross motion & rotary mechanism / Short base
9. Longitudinal motion mechanism / Long base
Pekerjaan Jacked-in – DO !
CLAMPING PILE BERAT ALAT
Gunakan penjepit
(wedge) tiang minimal 8
pcs dan kondisi grip PASTIKAN TANAH
DASAR CUKUP KUAT
penjepit tidak aus agar DAN RATA

tekanan jepitan lebih


merata dan tidak slip
saat proses penekanan

PENAMPANG TIANG
Berat alat HSPD dan beban counter saat
penekanan minimal 2,5 kali dari beban
rencana penekanan

Dimensi tiang bulat sempurna agar tekanan penjepit dapat


merata
Pekerjaan Jacked-in – DON’T !
DILARANG! DILARANG! DILARANG!
Jumlah penjepit wedge hanya
4. Resiko tiang retak
Berat total HSPD dan beban counter Gaya clamping berlebihan dan atau
melingkar akibat tekanan
penjepitan tidak merata terangkat saat pemancangan. penampang tiang oval
Berbahaya! Resiko tiang pancang
retak karena terpuntir saat alat
HSPD terangkat.

ALAT HSPD
TERANGKAT SAAT
PENGUJIAN

Beban kontra Retak Serpihan beton


tidak cukup horisontal
DILARANG!
Penampang tiang lonjong.
Resiko tiang retak
melingkar akibat tekanan
penjepitan tidak merata

Tiang retak akibat Tiang remuk saat proses


proses clamping yang tekan akibat sudah adanya
tidak sesuai retak pada tiang
Retak pada permukaan
atau tiang tertanam
Pelaksanaan Tiang Metode Inner Bored
1. Aspek Geoteknik, profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari
hasil uji geoteknik untuk menentukan kedalaman tiang pancang.
2. Aspek Material Tiang Pancang :
• Tiang pancang sesuai dimensi, panjang, spesifikasi tiang.
• Toleransi tebal badan tiang maksimal +20 mm.
• Umur beton tiang pancang sudah mencapai minimal 14 hari.
• Aksesoris friction cutter terpasang dengan tebal standar 12mm untuk
mengatasi kondisi tanah N-SPT >30.
3. Pastikan tiang pancang dalam posisi tegak lurus (vertikal) setelah auger
dan screw dimasukkan kedalam badan tiang pancang
Pelaksanaan Tiang Metode Inner Bored
4. Saat pengeboran lakukan monitoring dan pencatatan nilai ampere-meter
motor auger sebagai indikator tahanan tanah. Data ini sebagai acuan yang
harus dikorelasi dengan data N-SPT tanah terdekat.
5. Bersihkan lumpur yang menempel pada screw dengan cara disemprot air yang
bertekanan.
6. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat
sambung.
7. Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang akan disambung.
8. Pekerjaan pengeboran dihentikan setelah proses grouting cement milk pada
bagian ujung bawah tiang sempurna di kedalaman elevasi yang direncanakan.
9. Persyaratan grouting cement milk memiliki kekuatan minimal 15 MPa dengan
rasio air terhadap semen W/C=0,6.
10. Aksesoris Auger dilepas setelah Tiang Pancang ditahan dengan klem
penggantung.
11. Klem penggantung dilepas setelah umur grouting mencapai minimal 2 jam
(set-up).
Add-on

Pengamatan Getaran (Jika Diperlukan)


Pengawasan Pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (1/6)

1. Cek lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja


2. Cek semua peralatan pemancangan
3. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya
Tidak ada perubahan kesiapan kerja yang diajukan
Persiapan

4.
5. Ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk semua kegiatan dan untuk mengatasi kondisi kejadian
khusus.
6. Adanya pengendalian keselamatan kerja
7. Ada kesiapan penanganan lingkungan
8. Penetapan titik referensi untuk elevasi pemancangan tiang pancang
9. Tentukan lokasi titik tiang pancang yang akan dipancang
10. Adanya pengajuan ijin pekerjaan (request) kepada Pengawas Pekerjaan
11. Cek utilitas bawah tanah tidak terganggu oleh pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (2/6)

1. Cek sertifikat pabrik tiang pancang.


2. Kontrol diameter tiang pancang.
3. Cek jenis tiang pancang.
Tentukan tiang yang akan dilakukan pengujian untuk mengetahui kedalaman dan daya dukung dari
QC

4.
fondasi tiang pancang.
5. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji sesuai dengan yang ditentukan pengawas pekerjaan,
mengikuti SNI 8460:2017
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (3/6)
Penempatan dan Penyetelan Tiang

1. Cek ketersediaan tiang pancang yang ada dilapangan.


2. Cek penempatan tiang Pancang & posisi pemancangan sesuai gambar kerja
3. Cek penempatan alat pancang diatas ponton harus pada posisi pemancangan tiang pancang dilakukan
Pancang

diatas perairan
4. Ada alat keselamatan kerja pada unit mesin pancang dan alat pemadam kebakaran medium sesuai
kebutuhan
5. Posisi tiang pancang (vertikal dan horizontal) tidak berubah arah dan tidak melampaui batas toleransi
(radius 75 mm dan kemiringan 1:50)
6. Jarak minimum sisi tiang ke sisi pile cap: 17,5 cm
7. Palu (hammer), topi baja, bantalan topi, dan tiang pancang harus terletak sumbu yang sama (termasuk
tiang pancang miring)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (4/6)

Titik pengangkatan tiang pancang sekitar seperempat panjang tiang


Tahap Pemancangan

1.
2. Penumbukan awal dilakukan dengan palu (hammer) jatuh bebas.
3. Cek jumah pukulan dan panjang pembenaman setiap 1m, 0.5m, 0.25 m
4. Kertas kalendering dipasang pada badan tiang pancang dan dilakukan pada 1.5 m menjelang akhir
pemancangan selesai
5. Catat bila ada kejadian khusus seperti penurunan yang tiba-tiba
6. Catat semua kejadian khusus yang terjadi pada saat pemancangan.
7. Catatan pemancangan harus lengkap sesuai dengan spesifikasi umum.
8. Cek kedalaman setiap tiang pancang yang masuk kedalam tanah.
9. Cek jumlah panjang pemancangan dibawah air (untuk area perairan)
PILING RECORD HSPD 180 T
Hal: .
Project name Pile number:

Segmental stage 1 2 3 4 5
Pile size (mm)

Pile length (m)

Casting date

Driving: installation date

Time (Start)

(Termination

Pile Penetration

No Pressure 2 cylinders 4 cylinders No Pressure 2 cylinders 4 Cylinders

(Mpa) ton Meter’s ton Meter’s (Mpa) Ton Meter’s Ton Meter’s

1 6.00 22.34 44.67 13 18.00 67.02 134.01

2 7.00 26.06 52.12 14 19.00 70.74 141.46

11 16.00 59.57 119.12 23 25.50 94.95 189.85

12 17.00 63.30 126.57 24 26.00 96.61 193.57

Pile Joint Welding Process:

Segmental Stage 1st – 2nd 2nd – 3rd 3rd – 4th 4th – 5th

Time (termination)

(AM/PM) (start)
Nama Proyek:
Kontraktor utama:
Piling subcontractor:
Tanggal pancang:
PILE DRIVING RECORDS
Pile Data Hammer Data
Pile Segment Bot (1) Mid (2) Tops (3) Piling area & Coordinate Maker
Pile dia. (mm) X Model
Pile length (m) Y Weight (ton)
Pile production S/N Z Pile cushion type
Casting Date Cushion thickness
Penetration Total blow Blow count Ram stroke Penetration Total blow Blow count Ram stroke Penetration Total blow count Blow count Ram stroke
Depth (m) count (m) depth (m) count (m) depth (m) (m)
0.5 15.5 31.0
1.0 16.0 31,5
~ ~ ~
2.0 17.0 32,5
2.5 17.5 33,0
Driving Final Set Data Driving dates & times Special Notes
Final Driving Depth (m) Driving date
Pile above ground level (m) Starting time
Final Set (mm/10 blow) Completion time
Rebound (mm/blow)
No hammer No rig:
Piling subcontract QC Officer Main contractor Company

Date: Date: Date: Date:


Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (5/6)
Tahap Perbaikan (jika ada)

1. Cek semua kerusakan atau cacat dalam (internal) tiang pancang, ketidaksesuaian posisi dan elevasi yang
ditunjukkan terhadap gambar.
2. Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat (cacat) dan tidak dapat diterima oleh pengawas pekerjaan dan
harus diperbaiki sehingga memenuhi ketentuan oleh penyedia jasa DILAKUKAN atas biaya KONTRAKTOR.
3. Cek perbaikan seperti yang ditentukan oleh pengawas pekerjaan akan mencakup dan tidak terbatas pada
approval pekerjaan.
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (6/6)

1. Beton tiang pancang dikupas sampai pada elevasi yang ditentukan sehingga beton yang tertinggal
akan masuk ke dalam kepala tiang fondasi (pilecap) sepanjang 15 cm.
(jika masuk dalam lingkup pekerjaan)

2. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup
Pemotongan Kepala Tiang

panjang sehingga dapat diikat ke dalam pilecap (umumnya 40 diameter tulangan)


3. Pemotongan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah pecahnya atau
kerusakan lainnya pada tiang pancang.
4. Setiap beton yang retak atau cacat (visual) harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru dan
dipastikan menyatu dengan beton yang lama.
FAQ
FAQ (1/12)

Bagaimana Penentuan Jenis Tiang Pancang (tipikal):

Kondisi 1: terdapat lapisan keras di elevasi desain ujung tiang:

• Pada umumnya, daya dukung tiang pancang akan diperoleh dari tahanan ujung tiang ditambah
dengan friksi
• Panjang tiang dapat bervariasi, tergantung kedalaman lapisan keras pendukung
• Pilih jenis tiang pancang yang dapat menembus lapisan keras dan tidak mengalami
kerusakan jika harus “hard drive” - beton prestressed atau baja, cek tegangan dengan WEAP
FAQ (2/12)

Bagaimana Penentuan Jenis Tiang Pancang (tipikal):


Urugan Urugan Urugan

Kondisi 2: terdapat potensi tahanan friksi negatif dengan tanah


konsistensi sedang hingga keras di lapisan lainnya: Lempung Lempung Lempung
Lunak Lunak Lunak

• Gunakan steel-pipe polos atau precast/prestressed concrete


dengan lapisan bitumen/aspal pada area tanah yang Lempung Lempung Lempung
memungkinkan terjadinya friksi negatif kaku kaku kaku
FAQ (3/12)

 Dijumpai variasi lapisan tanah keras (suatu gejala geologi)


 Pembagian area/zona
 Pre-drilling (apa perlu pre-drilling??  lebih banyak mendatangkan kesukaran
daripada keuntungan)
FAQ (4/12)

 Hard driving (dapat terjadi oleh tanah yang sangat keras atau hammer yang tidak dapat
menghasilkan cukup energi)
 Jetting (?)
 Pre-drilling
 Lakukan WEA, periksa hammer dan properties tiang
 Jika terjadi akibat adanya lapisan pasir jenuh di ujung tiang, hal ini mungkin terjadi akibat
‘pressure bulb’ di ujung tiang. Lakukan pemancangan bertahap
 Jika terjadi akibat pemancangan kelompok tiang, tinjau ulang tahapan pemancangan
FAQ (5/12)

 Soft driving (terjadi jika elevasi ujung tiang desain telah terpenuhi namun
‘set’/kapasitas desain belum tercapai)
 Re-tap/re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
 Do WEA, check hammer and pile properties

 Overdriving (dapat terjadi karena kontraktor ingin menghindari pemotongan tiang)


 Okay, selama tiang tidak mengalami over-stressed yang dapat mengakibatkan kerusakan
permanen pada tiang.
FAQ (6/12)

 Alignment of piles (dapat terjadi akibat mis-alignment leader)


 Hentikan pemancangan, periksa leader hammer, cabut tiang (jika memungkinkan) kemudian
lanjutkan pemancangan
 Periksa spesifikasi lengkapnya.

 Adanya hambatan/obstruction di sekitar muka tanah


 Gali, pindahkan
 Jika muka air tanah tinggi, pre-drilling (?)
FAQ (7/12)

 Vertikal/heave atau pergerakan lateral terjadi saat pemancangan kelompok


tiang
 re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
 Analisa dan ganti tahapan pemancangan
 Heave selalu perlu dipantau dan re-drive jika melampaui batas tertentu
FAQ (8/12)

 Tiang retak horizontal saat easy-driving/driving


 Periksa alignment hammer & tiang
 PDA+CAPWAP, jika tegangan tarik tinggi, ganti
hammer lebih berat untuk menurunkan tinggi jatuh;
dan jika tegangan tarik rendah, cek mutu tiang

 Kepala tiang pecah


 PDA+CAPWAP, jika tegangan tekan tinggi,
tambahkan cushion; dan jika tegangan tarik rendah,
cek mutu tiang
FAQ (9/12)

 Tiang pancang retak vertikal

DILARANG! PENCEGAHAN
Penggunaan
sepatu (shoe)
masif pada ujung
tiang

Retak vertikal

Air / lumpur Ventilasi untuk


mengurangi
tekanan
Penggunaan tiang dengan tipe
ujung bawah terbuka pada lokasi
tanah sangat lunak dengan muka
air tinggi.
FAQ (10/12)

 Tiang pancang patah di dalam tanah

DILARANG! PENCEGAHAN

Penggunaan tiang
Deteksi dini dengan
dengan tipe sepatu Penyelidikan
pensil pada lapisan Geoteknik yang cukup
tanah keras dengan dan penggunaan tipe
sepatu khusus sepeti
kontur miring
mamira shoe

Hati-hati adanya lapisan


Sepatu tipe
tanah keras dengan kontur Mamira
miring
FAQ (11/12)

 Tiang pancang di lapisan batu

DILARANG! PENCEGAHAN PENCEGAHAN


Buat lubang dengan
Pemancangan pada preboring sampai
Pancang tiang hingga
menembus lapisan
lapisan timbunan kriteria terpenuhi, kemudian
berangkal/batu dangkal
batu di sekitar celah antar rongga
dengan diameter lubang
preboring dan tiang pancang
permukaan tanah lebih besar 2inch (50mm)
diisi dengan material pasir.
dari diameter tiang pancang
FAQ (12/12)

 Tiang pancang kelompok masif


Alt 3
Alt 2

17 16 15 14 13

18 5 4 3 12

Jika ada struktur eksisting,


lakukan pemancangan pada
19 6 1 2 11
tiang terdekat struktur
tersebut
20 7 8 9 10

21 22 23 24 25
PROBLEMS (?)
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Kepala tiang retak merata Konsentrasi tegangan tekan tinggi (overcompression) pada kepala tiang 1. Gunakan cushion dari plywood/ multipleks pada kepala tiang.
akibat: 2. Ganti cushion apabila sudah tidak elastis (highly compressed), sudah
1. Cushion tiang kurang elastik akibat termampatkan dan berubah hangus atau terbakar saat pemancangan
bentuk/terbakar sehingga tidak efektif mereduksi tegangan akibat 3. Gunakan hammer berat dengan tinggi jatuh yang rendah (short
tumbukan hammer stroke) daripada menggunakan hammer yang ringan dengan tinggi
2. Penggunaan hammer dengan energi rendah jatuh hamer yang tinggi (long stroke) untuk mereduksi tegangan
yang terjadi pada tiang

Kepala tiang retak miring Konsentrasi tegangan tekan tidak merata (eksentrisitas) akibat : 1. Drive cap dengan dimensi sesuai dipasang sesuai ukuran kepala tiang
1. Posisi tiang terhadap hammer tidak satu sumbu sehingga terjadi untuk memastikan kelurusan sumbu hammer terhadap sumbu tiang.
eksentrisitas saat pemancangan. 2. Cek ketegakan tiang pancang dan leader hammer dengan waterpass
2. Ketebalan cushion yang tidak rata atau kondisi cushion tidak elastik untuk memastikan posisi sejajar vertikal.
akibat termampatkan, rusak dan terbakar 3. Ganti cushion apabila sudah tidak elastis (highly compression), sudah
hangus atau terbakar.
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Pecah di dasar tiang Konsentrasi tegangan tekan tinggi (over compression) di sepatu tiang 1. Gunakan metode preboring (?)
akibat : 2. Gunakan cushion dari plywood/ multipleks pada kepala tiang untuk
1. Dasar tiang ketemu lapisan tanah keras/boulder/batu mereduksi tegangan pada tiang. Ganti cushion apabila sudah tidak
2. Cushion kurang tebal /tidak elastis akibat termampatkan atau rusak elastis
sehingga tidak efektif mereduksi tegangan akibat tumbukan hammer 3. Gunakan hammer berat dengan tinggi jatuh yang rendah (short
3. Beton sepatu tiang rusak akibat jumlah pukulan yang berlebih stroke) daripada menggunakan hammer yang ringan dengan tinggi
jatuh hammer yang tinggi (long stroke) untuk mereduksi tegangan
pada tiang.
Retak melingkar tiang Tegangan tarik berlebih yang terjadi pada badan tiang akibat : 1. Kurangi tinggi jatuh hammer saat awal di tanah lunak atau saat
1. Pemancangan dengan hammer yang terlalu ringan dengan kecepatan peralihan dari lapisan tanah keras ke lapisan tanah lunak.
jatuh hammer yang tinggi (high stroke) pada kondisi tahanan ujung 2. Pastikan landasan pilling rig stabil saat pemancangan untuk
yang sangat tinggi. mencegah leader berotasi.
2. Pemancangan pada kondisi ujung bebas 3. Pada pemancangan HSPD gunakan wedges/jepitan tiang yang sesuai
3. Kombinasi gaya geser (shear) dan tarik (tension) akibat tiang bentuk tiang
pancang terdorong ke arah horisontal saat pemancangan
4. Pada pemancangan HSPD dengan wedges yang kurang
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Retak diagonal badan tiang Kombinasi tegangan tarik yang tinggi (overtension) dan momen 1. Drive cap tidak boleh sempit agar memungkinkan tiang berotasi bebas
putar/torsi (torsional moment) pada badan tiang akibat : saat tiang penetrasi ke tanah dan antisipasi pergerakan leader alat
1. Driving cap pada kepala tiang terlalu sempit sehingga tiang tidak pancang.
dapat berputar halus saat sudah masuk sebagian ke dalam tanah. 2. Pastikan landasan pilling rig stabil saat pemancangan untuk
2. Driving cap pada kepala tiang pancang terlalu sempit sehingga tiang mencegah leader ber-rotasi.
mengalami puntir saat terjadi pergerakan atau rotasi leader alat
pancang

Retak vertikal badan tiang Tekanan besar pada sekeliling dinding tiang dari bagian dalam rongga 1. Menyiapkan lubang ventilasi sekitar kepala tiang pancang untuk
(internal radial pressure) yang dapat ditimbulkan akibat pemancangan mengurangi tekanan dari dalam rongga tiang pancang saat proses
tiang menggunakan tipe ujung bawah terbuka (open ended) pada lokasi pemancangan.
tanah sangat lunak/rawa. Akibat ruang ‘hampa’ saat proses pemancangan, 2. Penggunaan sepatu masif pada dasar tiang pancang berongga
air akan menekan rongga dalam tiang.
METODE PERBAIKAN TIANG

1. Potong sisi luar beton sedalam selimut beton dibawah posisi retak dengan jarak 40x diameter PC bar
2. Bobok beton pada sisi yang diperbaiki dengan palu.
3. Bersihkan permukaan tulangan PC Bar dan spiral dari debu/ kotoran.
4. Pasang stoper grouting dari kayu di dalam rongga tiang pancang pada kedalaman 2x diameter tiang
5. Setting pelat sambung pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada tiang pancang dengan
memasukan PC Bar dari tiang ke lubang PC bar pada pelat sambung sebagai pengarah.
6. Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai diameter tiang
7. Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat waterpass
8. Aduk grouting sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata & seragam.
9. Tuangkan material grouting kedalam cetakan dan rongga tiang sampai terisi penuh.
10. Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari
11. Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung
12. Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting > kuat tekan beton tiang pancang
METODE PERBAIKAN TIANG
Permukaan sambungan tiang baja
tidak rata dan las tidak
sempurna
Tiang tidak
mencapai
kedalaman
rencana
Tiang Mengalami
Heave
Tiang pada area
Lereng
Jarak antar Tiang
Negative Skin-Friction
Aksan KAWANDA
0811.851.613 aksan.geotech@gmail.com aksankawanda

Anda mungkin juga menyukai