003
2024.03.23
Pelaksanaan &
Pengawasan
Fondasi Tiang
~ anonymous
Material Fondasi Tiang
Sepatu
1m 1/3 L
Posisi angkat penegakan tiang
IDENTIFIKASI PRODUK
Spesifikasi khusus
PC BAR
Marking titik angkat penegakan tiang Diameter PC BAR
Panjang tiang
Logo WIKA BETON Tipe ( B-bottom ; M-middle)
Kelas tiang
Spesifikasi tiang Diameter tiang
Tanggal produksi
Nomor produk
Kode Pabrik
Marking titik angkat di pabrik & stockyard Kode Jalur Nomor urut produksi
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada Sling dikalungkan pada
Saat penegakan tiang,
posisi marking posisi marking
posisi sling angkat pada
pengangkatan dengan posisi pengangkatan dengan posisi
marking segitiga
tiang rata horisontal tiang rata horisontal
Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada posisi
marking pengangkatan dengan
posisi tiang rata horisontal
Lifting beam
Handling Produk – DO !
PASTIKAN KAPASITAS
CRANE DAN SLING MAMPU
UNTUK MENGANGKAT BEBAN
Min 60°
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada posisi
marking pengangkatan dengan
posisi tiang rata horisontal
Min 60°
Handling Produk – DO !
Boom crane dalam radius
operasi dan posisi sling
vertikal terhadap beban
Radius operasi
maksimum
Handling Produk – DO !
Saat penegakan tiang,
posisi sling angkat pada
marking segitiga
Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat
DILARANG!
Crane beroperasi melebihi
Pemindahan tiang pancang
Tiang diangkat lebih dari 2. pengangkatan tiang atau di radius operasi
diseret dan terbentur.
Resiko slip dan jatuh bawah tiang. Resiko maksimumnya. Resiko
Resiko tiang ditolak
kematian crane rubuh
Radius operasi
maksimum
diseret
terbentur
terbentur
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Pemindahan tiang pancang Tiang jatuh akibat sling putus.
diseret dan terbentur. Resiko Resiko korban jiwa & tiang
tiang ditolak ditolak
terbentur
putus
diseret
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Sling tidak sesuai marking.
Tiang diangkat lebih dari 2.
Resiko tiang jatuh atau
Resiko slip dan jatuh
terbentur
terbentur
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat pengangkatan
tiang atau di bawah tiang. Resiko Tanah dasar crane tidak cukup
kematian kuat. Resiko crane rubuh
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG!
Crane beroperasi melebihi radius
Sling angkat tidak tegak lurus terhadap operasi maksimumnya. Resiko crane
tiang. Resiko tiang terayun rubuh
Radius operasi
maksimum
Handling Produk – DON’T !
DILARANG! DILARANG! DILARANG!
Pekerja ikut saat
DILARANG!
Crane beroperasi melebihi
Pemindahan tiang pancang
Tiang diangkat lebih dari 2. pengangkatan tiang atau di radius operasi
diseret dan terbentur.
Resiko slip dan jatuh bawah tiang. Resiko maksimumnya. Resiko
Resiko tiang ditolak
kematian crane rubuh
Radius operasi
maksimum
diseret
terbentur
terbentur
Diesel Hammer Hydraulic Static Pile Driver
Peralatan Pemancangan
Drop Hammer Hydraulic Hammer
Konfigurasi Alat Pancang &
‘Drive Cap System’ (Tipikal)
Hammer
Landasan
Drive Cap
Lead System Pelat Landasan
Cushion Hammer
Topi Tiang
Cushion Tiang
Kepala
Follower / Dolly Tiang
Tiang
Jenis dan Karakteristik Alat Pancang
Hammer
Differential
Drop Hammer
Kabel hoist
Hammer
• Tipe hammer konvensional,
ditemukan berabad yang lalu.
Hammer
• Prinsip kerja: Beban/hammer Topi Tiang
diangkat dengan jarak tertentu
menggunakan kabel baja Tinggi Jatuh
kemudian dijatuhkan ke kepala
tiang.
Tiang
• Energi potensial drop hammer
adalah berat hammer dikalikan Cushion Tiang
dengan tinggi jatuh
Tiang
Steam Hammer
DOWNSTROKE UPSTROKE
Diesel Hammer (single acting)
• Ditemukan awal 1950 • Energi potensial diesel hammer
diperoleh dari berat ram dikalikan
• Prinsip kerja: dengan tinggi jatuh; dimana tinggi
• Free fall & fuel injection, jatuh ini adalah suatu fungsi dari
• Impact & ignition, tahanan tanah, rebound tiang dan
• Exhaust, and tekanan di ruang bakar.
Piston = Ram
Cylinder
• Air intake.
Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber
Impact block
Hammer Cushion;
Helmet
Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber
Impact block
Hammer Cushion;
Helmet
Cylinder = Ram
Cylinder,
Impact block
Pengarah Hammer
Tinggi Jatuh
Ram:
A, L for stiffness, mass
Hammer base
(assembly bottom mass)
B Service Crane
1 Crawler - Sumitomo LS 138 RHD-5 (CC 38) 1 UNIT Sumitomo All Area
2 Crawler - Link Belt LS 108 BS (CC-09) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Crawler - Link Belt LS 108 BSS (CC 58) 1 UNIT Sumitomo All Area
C Excavator
1 Kobelco SK 200 (EXC 23) 1 UNIT Kobelco All Area
Hammer
No Type QTY UNIT Manufactured Allocation for
1 KOBE 80 (Diesel Hammer) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd Steel Pile
2 Pileco (D46 - 32) - (Diesel Hammer) 2 UNIT Pileco Steel Pile
3 JWDD 45 (Diesel Hammer) 1 UNIT JWDD PC Pile
4 Twinwood (V 100D) (Hydraulic Hammer) 2 UNIT Twinwood PC Pile
Pelaksanaan Pemancangan
Hammer yang terlalu ringan mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang
diinginkan
Hammer yang terlalu berat selain mahal, dapat merusak tiang
Pilih hammer yang sesuai dengan kebutuhan pemancangan dan kondisi tanah
~ Me (?)
GRLWEAP
INTERMEZZO
(.... Intip sedikit software dan kasus sederhana)
GRLWEAP INTERMEZZO (1/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (2/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (3/10)
100% 100%
90% 90%
Kinerja Energi Hammer pada Variasi Tiang
80% 80%
70% 70%
60% 60%
PERCENTILE
PERCENTILE
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
PERCENTILE
PERCENTILE
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
GRLWEAP INTERMEZZO (4/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (5/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (6/10)
Mawar AREA
Melati AREA
GRLWEAP INTERMEZZO (7/10)
Hammer Parameter
Ram Weight Maximum Stroke Maximum Energy
Hammer Type Pressure (psi) Efficiency
(kN) (m) (kN-m)
JWDD25 24.51 2.4 73.53 9300 0.5 0.85
NSPT qc (MPa)
0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20
22 22
21 21
20 20
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14
13 13
12 12
elevation
11 11
10 10
9 9
Elevation
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
GRLWEAP INTERMEZZO (9/10)
Bearing Graph at Mawar Area
Mawar Area Ø400 Mawar Area Ø600
2000 2800
1900 2600
1800 2400
1700
2200
1600
2000 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
1500
Capacity (kN)
Capacity (kN)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
1800
1400 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 1600 DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
1300 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
1200 1400 DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
1100 DD 35 U.Bound (Eff. 0.5) 1200
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85
1000 DD 35 L.Bound (Eff. 0.5) 1000 DD 40 U.Bound (Eff. 0.85
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
900 800 DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
800 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85
600
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
blow count (blow/m) blow count (blow/m)
GRLWEAP INTERMEZZO (10/10) Drivability at Mawar Area
Depth vs Total Blow Depth vs. Total Mawar Area Ø600
Mawar Area D400 (1562 kN) (2548 kN) Capacity vs. Depth
22 22 22
Top Elevation +21 Top Elevation +21
20 20 20
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
18 18 DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 18
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5) DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
16 16 16
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85) DD 53 U.Bound (Eff. 0.5) D600
14 DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
14 14 D400
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
12 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85) 12 DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) 12
Elevation
elevation
Elevation
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85)
10 10 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
10
8 8 8
6 6 6
Depth to reach the capacity
4 4 4
Depth to reach the capacity
2 2 2
0 0 0
0 250 500 750 1000 1250
0 500 1000 1500 2000 2500 0 1000 2000 3000 4000
Total Blow Total Blow Capacity (kN)
GRLWEAP
End of INTERMEZZO
(.... Balik ke pelaksanaan pemancangan)
Pelaksanaan Pemancangan
High stroke
Drive cap tiang
impact
Low stroke Cushion
impact
Marking kedalaman
Titik marking tiang
penegakan tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Persiapan LAHAN
Pelaksanaan Pemancangan
CenterLine tiang
Posisi tiang #m
Offset 2
#m
Offset 1
Penentuan BenchMarking
Pelaksanaan Pemancangan
1/4L 1/4L
Wedge
Penempatan Tiang – DO !
DILARANG!
PASTIKAN SLING
DALAM KONDISI
LAYAK PAKAI
Sling angkat
Min 1m
Penempatan Tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Sling angkat
Hammer
Hammer
Lead Lead
Tiang Tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Pile head
Pile gate
Pelaksanaan Pemancangan
DILARANG! DILARANG!
Pemancangan tidak menggunakan
Posisi tiang yang disambung tidak
cushion atau kondisi cushion sudah
pada satu sumbu yang sama
mampat.
(terdapat eksentrisitas) atau
terdapat gap antar sambungan
Pelaksanaan Pemancangan
Penyambungan TIANG
Pelaksanaan Pemancangan
WELD APPEARANCE
POSISI PENGELASAN
Penyambungan TIANG
SKEMA PENGELASAN
Pelaksanaan Pemancangan
‘kalendering’
Final set atau kalendering
dilakukan setelah rate
penetrasi tiang rendah.
Now
Pengambilan ‘final-set’
Pelaksanaan Pemancangan
1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa fondasi lama dan memiliki daya dukung
mencukupi terhadap beban operasi alat HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat
tekan rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal memiliki bobot 2,5 kali dari beban
1
penekanan tiang rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan “alat nivo (level indicator)” pada ruang
operator dan pemeriksaan menggunakan waterpass yang diletakan pada posisi chasis panjang (long-base) alat
2
HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat pada posisi marking 3
untuk penegakan pada tiang pancang. 4
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengecekan vertikalitas per-50cm penekanan tiang dengan waterpass 5
sampai ke kedalaman 2m. 6
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana fondasi secara menerus sampai kriteria penekanan tiang terpenuhi. 7
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
9. Kondisi tiang sambungan consentris terhadap tiang yang akan disambung.
1. Crane
10. Penekanan dihentikan saat nilai penurunan tiang akibat penekanan tiang sebesar 200% dari beban rencana 2(dua) kali
2. Vertical motion mechanism
penekanan ≤ 20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah ditetapkan. 8
3. Piling platform
11. Untuk tiang pancang yang didesain sebagai fondasi tiang friksi, maka pemancangan harus mencapai kedalaman
4. Pile clamping box 9
rencana.
5. Main cabin
12. Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah agar alat tidak membentur
6. Side piling installation set
kepala tiang saat proses perpindahan alat HSPD.
7. Assistant cantilever
8. Cross motion & rotary mechanism / Short base
9. Longitudinal motion mechanism / Long base
Pekerjaan Jacked-in – DO !
CLAMPING PILE BERAT ALAT
Gunakan penjepit
(wedge) tiang minimal 8
pcs dan kondisi grip PASTIKAN TANAH
DASAR CUKUP KUAT
penjepit tidak aus agar DAN RATA
PENAMPANG TIANG
Berat alat HSPD dan beban counter saat
penekanan minimal 2,5 kali dari beban
rencana penekanan
ALAT HSPD
TERANGKAT SAAT
PENGUJIAN
4.
5. Ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk semua kegiatan dan untuk mengatasi kondisi kejadian
khusus.
6. Adanya pengendalian keselamatan kerja
7. Ada kesiapan penanganan lingkungan
8. Penetapan titik referensi untuk elevasi pemancangan tiang pancang
9. Tentukan lokasi titik tiang pancang yang akan dipancang
10. Adanya pengajuan ijin pekerjaan (request) kepada Pengawas Pekerjaan
11. Cek utilitas bawah tanah tidak terganggu oleh pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (2/6)
4.
fondasi tiang pancang.
5. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji sesuai dengan yang ditentukan pengawas pekerjaan,
mengikuti SNI 8460:2017
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (3/6)
Penempatan dan Penyetelan Tiang
diatas perairan
4. Ada alat keselamatan kerja pada unit mesin pancang dan alat pemadam kebakaran medium sesuai
kebutuhan
5. Posisi tiang pancang (vertikal dan horizontal) tidak berubah arah dan tidak melampaui batas toleransi
(radius 75 mm dan kemiringan 1:50)
6. Jarak minimum sisi tiang ke sisi pile cap: 17,5 cm
7. Palu (hammer), topi baja, bantalan topi, dan tiang pancang harus terletak sumbu yang sama (termasuk
tiang pancang miring)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (4/6)
1.
2. Penumbukan awal dilakukan dengan palu (hammer) jatuh bebas.
3. Cek jumah pukulan dan panjang pembenaman setiap 1m, 0.5m, 0.25 m
4. Kertas kalendering dipasang pada badan tiang pancang dan dilakukan pada 1.5 m menjelang akhir
pemancangan selesai
5. Catat bila ada kejadian khusus seperti penurunan yang tiba-tiba
6. Catat semua kejadian khusus yang terjadi pada saat pemancangan.
7. Catatan pemancangan harus lengkap sesuai dengan spesifikasi umum.
8. Cek kedalaman setiap tiang pancang yang masuk kedalam tanah.
9. Cek jumlah panjang pemancangan dibawah air (untuk area perairan)
PILING RECORD HSPD 180 T
Hal: .
Project name Pile number:
Segmental stage 1 2 3 4 5
Pile size (mm)
Casting date
Time (Start)
(Termination
Pile Penetration
(Mpa) ton Meter’s ton Meter’s (Mpa) Ton Meter’s Ton Meter’s
Segmental Stage 1st – 2nd 2nd – 3rd 3rd – 4th 4th – 5th
Time (termination)
(AM/PM) (start)
Nama Proyek:
Kontraktor utama:
Piling subcontractor:
Tanggal pancang:
PILE DRIVING RECORDS
Pile Data Hammer Data
Pile Segment Bot (1) Mid (2) Tops (3) Piling area & Coordinate Maker
Pile dia. (mm) X Model
Pile length (m) Y Weight (ton)
Pile production S/N Z Pile cushion type
Casting Date Cushion thickness
Penetration Total blow Blow count Ram stroke Penetration Total blow Blow count Ram stroke Penetration Total blow count Blow count Ram stroke
Depth (m) count (m) depth (m) count (m) depth (m) (m)
0.5 15.5 31.0
1.0 16.0 31,5
~ ~ ~
2.0 17.0 32,5
2.5 17.5 33,0
Driving Final Set Data Driving dates & times Special Notes
Final Driving Depth (m) Driving date
Pile above ground level (m) Starting time
Final Set (mm/10 blow) Completion time
Rebound (mm/blow)
No hammer No rig:
Piling subcontract QC Officer Main contractor Company
1. Cek semua kerusakan atau cacat dalam (internal) tiang pancang, ketidaksesuaian posisi dan elevasi yang
ditunjukkan terhadap gambar.
2. Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat (cacat) dan tidak dapat diterima oleh pengawas pekerjaan dan
harus diperbaiki sehingga memenuhi ketentuan oleh penyedia jasa DILAKUKAN atas biaya KONTRAKTOR.
3. Cek perbaikan seperti yang ditentukan oleh pengawas pekerjaan akan mencakup dan tidak terbatas pada
approval pekerjaan.
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (6/6)
1. Beton tiang pancang dikupas sampai pada elevasi yang ditentukan sehingga beton yang tertinggal
akan masuk ke dalam kepala tiang fondasi (pilecap) sepanjang 15 cm.
(jika masuk dalam lingkup pekerjaan)
2. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup
Pemotongan Kepala Tiang
• Pada umumnya, daya dukung tiang pancang akan diperoleh dari tahanan ujung tiang ditambah
dengan friksi
• Panjang tiang dapat bervariasi, tergantung kedalaman lapisan keras pendukung
• Pilih jenis tiang pancang yang dapat menembus lapisan keras dan tidak mengalami
kerusakan jika harus “hard drive” - beton prestressed atau baja, cek tegangan dengan WEAP
FAQ (2/12)
Hard driving (dapat terjadi oleh tanah yang sangat keras atau hammer yang tidak dapat
menghasilkan cukup energi)
Jetting (?)
Pre-drilling
Lakukan WEA, periksa hammer dan properties tiang
Jika terjadi akibat adanya lapisan pasir jenuh di ujung tiang, hal ini mungkin terjadi akibat
‘pressure bulb’ di ujung tiang. Lakukan pemancangan bertahap
Jika terjadi akibat pemancangan kelompok tiang, tinjau ulang tahapan pemancangan
FAQ (5/12)
Soft driving (terjadi jika elevasi ujung tiang desain telah terpenuhi namun
‘set’/kapasitas desain belum tercapai)
Re-tap/re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
Do WEA, check hammer and pile properties
DILARANG! PENCEGAHAN
Penggunaan
sepatu (shoe)
masif pada ujung
tiang
Retak vertikal
DILARANG! PENCEGAHAN
Penggunaan tiang
Deteksi dini dengan
dengan tipe sepatu Penyelidikan
pensil pada lapisan Geoteknik yang cukup
tanah keras dengan dan penggunaan tipe
sepatu khusus sepeti
kontur miring
mamira shoe
17 16 15 14 13
18 5 4 3 12
21 22 23 24 25
PROBLEMS (?)
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN
Kepala tiang retak miring Konsentrasi tegangan tekan tidak merata (eksentrisitas) akibat : 1. Drive cap dengan dimensi sesuai dipasang sesuai ukuran kepala tiang
1. Posisi tiang terhadap hammer tidak satu sumbu sehingga terjadi untuk memastikan kelurusan sumbu hammer terhadap sumbu tiang.
eksentrisitas saat pemancangan. 2. Cek ketegakan tiang pancang dan leader hammer dengan waterpass
2. Ketebalan cushion yang tidak rata atau kondisi cushion tidak elastik untuk memastikan posisi sejajar vertikal.
akibat termampatkan, rusak dan terbakar 3. Ganti cushion apabila sudah tidak elastis (highly compression), sudah
hangus atau terbakar.
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN
Retak vertikal badan tiang Tekanan besar pada sekeliling dinding tiang dari bagian dalam rongga 1. Menyiapkan lubang ventilasi sekitar kepala tiang pancang untuk
(internal radial pressure) yang dapat ditimbulkan akibat pemancangan mengurangi tekanan dari dalam rongga tiang pancang saat proses
tiang menggunakan tipe ujung bawah terbuka (open ended) pada lokasi pemancangan.
tanah sangat lunak/rawa. Akibat ruang ‘hampa’ saat proses pemancangan, 2. Penggunaan sepatu masif pada dasar tiang pancang berongga
air akan menekan rongga dalam tiang.
METODE PERBAIKAN TIANG
1. Potong sisi luar beton sedalam selimut beton dibawah posisi retak dengan jarak 40x diameter PC bar
2. Bobok beton pada sisi yang diperbaiki dengan palu.
3. Bersihkan permukaan tulangan PC Bar dan spiral dari debu/ kotoran.
4. Pasang stoper grouting dari kayu di dalam rongga tiang pancang pada kedalaman 2x diameter tiang
5. Setting pelat sambung pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada tiang pancang dengan
memasukan PC Bar dari tiang ke lubang PC bar pada pelat sambung sebagai pengarah.
6. Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai diameter tiang
7. Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat waterpass
8. Aduk grouting sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata & seragam.
9. Tuangkan material grouting kedalam cetakan dan rongga tiang sampai terisi penuh.
10. Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari
11. Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung
12. Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting > kuat tekan beton tiang pancang
METODE PERBAIKAN TIANG
Permukaan sambungan tiang baja
tidak rata dan las tidak
sempurna
Tiang tidak
mencapai
kedalaman
rencana
Tiang Mengalami
Heave
Tiang pada area
Lereng
Jarak antar Tiang
Negative Skin-Friction
Aksan KAWANDA
0811.851.613 aksan.geotech@gmail.com aksankawanda