Anda di halaman 1dari 10

REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A

(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)


A. RAHMI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transportasi memiliki peran yang penting dan strategis dalam


pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangannya perlu
ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk mewujudkan keterpaduan
intra dan antar moda yang lancar dan tertib, diperlukan sebuah terminal dengan
dukungan aksesibilitas dan sistem sirkulasi yang baik secara internal (antar bagian
wilayah kota) ataupun eksternal (antar kota) guna mengatur sistem pergerakan
secara efektif dan efisien.
Terminal merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
transportasi yang berperan sebagai titik penumpang dan barang masuk dan keluar
dari suatu sistem. Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan
untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar
moda transportasi, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Melihat fungsi tersebut, maka terminal penumpang merupakan fungsi
pelayanan publik yang memegang peranan penting dalam pengaturan sirkulasi
kendaraan umum dalam trayek, yang secara luas diperlukan oleh masyarakat.
Secara fungsional, Terminal Regional Daya adalah terminal penumpang
tipe A dan merupakan terminal induk Kota Makassar yang melayani 34 trayek
(rute) dengan rincian 12 trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), 19 trayek
AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), dan 3 trayek ANGKOT (Angkutan
Perkotaan). Keberadaannya sangat vital dalam memberikan kontribusi bagi
efisiensi perjalanan masyarakat Kota Makassar (dalam penggunaan moda
angkutan umum) dan sumbangan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pengelolaan Terminal Regional Daya diserahkan sepenuhnya kepada suatu
Perusahaan Daerah “PD. Terminal Makassar Metro” di bawah naungan
Pemerintah Kota Makassar. Pelimpahan pengelolaan terminal kepada pihak
perusahaan daerah adalah sebagai upaya dalam peningkatan profesionalisme
manajemen pengelolaan terminal. Penyelenggaraan pengelolaan terminal adalah

1
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 2
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

diutamakan dalam rangka menunjang kelancaran mobilitas orang dan barang serta
menjamin keterpaduan intra dan antar moda selain sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun dalam kenyataannya, Terminal Regional Daya terus mengalami
degradasi/penurunan fungsi yang berdampak pada kurang maksimalnya
pemanfaatan fasilitas terminal. Peranan Pemerintah Kota Makassar sebagai
pemilik, memposisikan terminal sebagai salah satu potensi sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD), namun belum menyertakannya dengan penyelenggaraan
terminal yang profesional, sehingga daya tarik terminal dipersepsikan menurun
menghadapi ancaman semakin maraknya terminal liar. Kondisi Terminal
Regional Daya semakin hari kian memprihatinkan, yang ditandai dengan semakin
berkurangnya volume kendaraan dan penumpang yang masuk dan memanfaatkan
terminal tersebut untuk kebutuhan naik/turun penumpang serta fasilitas
perpindahan moda.
Sejumlah permasalahan yang nampak berdasarkan hasil observasi/survey
pendahuluan di lapangan terkait dengan penurunan fungsi Terminal Regional
Daya, secara rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Keberadaan terminal yang jauh dari pusat kota.
2. Sirkulasi kendaraan dalam terminal yang cenderung bercampur (semrawut),
termasuk pula penyalahgunaan fungsi ruang parkir.
3. Penataan layout fasilitas yang kurang tepat.
4. Kondisi fasilitas terminal yang kurang terawat.
5. Keberadaan kios-kios yang lebih mendominasi dan turut menciptakan kesan
kumuh dan semrawut di lingkungan terminal.
6. Minimnya informasi yang ada, baik yang terkait dengan keberadaan fasilitas
maupun kaitannya dengan kebutuhan perjalanan penumpang, dalam hal ini
informasi mengenai rute/trayek, jadwal perjalanan, dan tarif perjalanan.
7. Minimnya ketersediaan rambu-rambu dan penerangan di malam hari.
8. Kurangnya vegetasi di lingkungan terminal, terutama pada areal parkir
kendaraan.
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 3
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

9. Kurangnya pengawasan petugas terhadap aktivitas terminal, yang mana


keberadaan petugas lebih terfokus pada urusan penarikan retribusi.
10. Ketidaknyamanan penumpang terkait dengan keberadaan calo’, buruh angkut,
dan pedagang asongan di sekitar fasilitas terminal.
11. Ketidakdisiplinan para pengemudi/operator yang lebih memilih menaikkan
dan menurunkan penumpang di luar terminal, seperti di terminal bayangan
pada sepanjang ruas Jalan Perintis Kemerdekaan dan di pool-pool agen.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa beberapa alasan yang menyebabkan pemanfaatan Terminal Regional Daya
menjadi kurang maksimal/tidak optimal secara umum dapat ditinjau dari 3 (tiga)
aspek, yakni sebagai berikut :
1. Aspek Perencanaan dan Perancangan, meliputi lokasi, site/tapak, sistem
aksesibilitas dan sirkulasi, serta fasilitas terminal (tata layout, kemudahan
akses, dan kondisi fasilitas).
2. Aspek Manajemen, penyelenggaraan terminal yang tidak maksimal baik
dalam hal pengelolaan, pemeliharaan, maupun penertiban.
3. Aspek Operasional, indisipliner pengemudi/operator dalam menggunakan
terminal sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, dengan
beberapa indikasi diantaranya : fenomena terminal bayangan, fenomena
kendaraan plat hitam yang turut serta mengambil penumpang, dan lain-lain.
Masalah optimalisasi fungsi dan peran dari Terminal Regional Daya
membutuhkan penanganan dan penyelesaian yang bersifat multidimensi dengan
berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, yakni penanganan pada tingkat
kebijakan (policy level), tingkat pengelolaan (managment level), serta tingkat
operasional (operational level), yang mana memposisikan faktor kinerja terminal
menjadi sangat penting dalam konteks keberadaan dan sistem operasional
terminal sebagai bagian dari sistem transportasi terpadu, ditinjau dari aspek teknis
perencanaan terminal serta adanya tuntutan dari pihak pengguna (stakeholders),
dalam hal ini penumpang dan pengemudi/operator (awak angkutan umum).
Melihat fakta yang ada pada Terminal Regional Daya, maka yang
menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah terjadinya penurunan fungsi
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 4
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Terminal Regional Daya dengan berdasarkan pada ketiga aspek tersebut di atas.
Oleh karena itu, penulis beranggapan perlunya dilakukan penelitian dengan judul
“Revitalisasi Terminal Regional Daya” guna mengembalikan peran dan fungsi
terminal yang selama ini terus mengalami penurunan fungsi. Kebutuhan
revitalisasi ini didasarkan pada kondisi Terminal Regional Daya yang tidak lagi
berjalan sebagaimana mestinya, sehingga ke depannya diharapkan dapat
dilakukan perubahan, baik dari aspek fisik terminal terkait dengan fasilitas dan
image/citra kawasan juga perbaikan terhadap manajemen pengelolaan
(manajerial) terminal.
Merevitalisasi atau menghidupkan kembali fungsi Terminal Regional
Daya, harus menyeluruh karena dua alasan. Pertama, Terminal Regional Daya
merupakan salah satu objek vital bagi efisiensi perjalanan masyarakat Kota
Makassar dan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga keberadaannya
harus memudahkan pengguna, baik dalam hal pencapaiannya termasuk pula
sistem pelayanannya. Kedua, penyelenggaraan terminal yang tidak profesional
menyebabkan beberapa pengguna (stakeholders) beralih moda di luar Terminal
Regional Daya yakni di terminal bayangan sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan
(depan Koopsa AURI II, Daya) karena terminal dipandang bukan sebagai tempat
peralihan moda yang semestinya, jauh dari kesan nyaman dan aman, sehingga
perlu dilakukan evaluasi terhadap standar prosedur operasional terminal dan
kebutuhan fasilitas yang sesuai dengan standar perencanaan terminal penumpang
tipe A dan kebutuhan tipikal pengguna (stakeholders). Oleh karena itu, dalam
pengembangan Terminal Regional Daya ke depannya diperlukan visi yang jelas
yang diwujudkan dalam bentuk rumusan konsep pendekatan perancangan untuk
kebutuhan perencanaan revitalisasi terminal guna menyongsong terwujudnya
harapan bersama (pemerintah, pengelola, dan pengguna/stakeholders).
Melalui perencanaan revitalisasi terminal nantinya, diharapkan Terminal
Regional Daya akan dikemas dalam tata ruang yang baik, bersih, nyaman, dan
aman. Pengalaman di terminal tidak akan lagi disuguhi dengan suasana kumuh,
semrawut, kotor, dan minimnya fasilitas dan sistem informasi, keamanan yang
kurang terjamin, dan lain sebagainya. Dengan segudang kelebihan yang
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 5
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

ditawarkan ditambah dengan dukungan manajemen dan sistem informasi yang


tertata apik, tentu saja dengan mudah Terminal Regional Daya akan menarik
perhatian masyarakat dan perlahan akan beralih menggunakan terminal, bukan
lagi terminal bayangan dan secara otomatis juga akan meningkatkan
kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian permasalahan tersebut di atas, beberapa hal pokok yang merupakan
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana meganalisis kinerja Terminal Regional Daya?
2. Bagaimana mengevaluasi kinerja operasional Terminal Regional Daya?
3. Bagaimana merumuskan konsep pendekatan perancangan yang tepat dalam
rangka revitalisasi Terminal Regional Daya sesuai dengan standar
perencanaan terminal penumpang tipe A dan karakteristik/tipikal pengguna?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :


1. Menganalisis kinerja Terminal Regional Daya dengan berdasarkan pada
aspek tata ruang dan tinjauan normatif.
2. Mengevaluasi kinerja operasional Terminal Regional Daya berdasarkan
standar perencanaan terminal penumpang tipe A dan standar prosedur
operasional terminal.
3. Merumuskan konsep pendekatan perancangan yang tepat terkait dengan
revitalisasi Terminal Regional Daya, sesuai dengan standar perencanaan
terminal penumpang Tipe A dan karakteristik/tipikal pengguna.

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara umum signifikasi atau manfaat penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua),
yakni :
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 6
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1. Bagi Kalangan Akademisi :


Sebagai tambahan bahan kajian atau referensi bagi penelitian lebih
lanjut/terkait.
2. Bagi Kalangan Praktisi :
a. Diharapkan dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi
Pemerintah Kota Makassar, khususnya PD. Terminal Makassar Metro
mengenai revitalisasi yang akan diusulkan.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Makassar guna
penyempurnaan implementasi kebijakan terkait dengan fungsinya
sebagai pelayanan publik.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian, maka penelitian ini dibatasi dengan
ruang lingkup sebagai berikut :

1. Lingkup Wilayah Studi/ Spasial

Gambar 1.1
Lingkup Wilayah Studi/Spasial
(Sumber : http://id.www.wikimapia.org)

Lokasi penelitian dilakukan pada daerah lingkungan kerja Terminal Regional


Daya Kota. Sedangkan wilayah sekitar terminal yang merupakan daerah
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 7
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pengawasan terminal hanya menyinggung mengenai kontribusi positif dan


negatif terhadap keberadaan terminal sebagai dasar dalam analisis
aksesibilitas dan sirkulasi yang turut mempengaruhi pemanfaatan terminal.
Secara administratif, Terminal Regional Daya berada di Kelurahan Daya
Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Lingkup Kajian Studi/ Substansial


Substansi pembahasan dibatasi hanya pada kinerja terminal dan kinerja
operasional terminal yang dianggap berpengaruh dalam pemanfaatannya
sebagai input dalam menyusun konsep revitalisasi Terminal Regional Daya
dengan berfokus pada aspek perancangan fisik meliputi : sistem aksesibilitas,
sistem sirkulasi, kebutuhan fasilitas, dan tata layout terminal berdasarkan
prediksi kebutuhan demand 20 tahun ke depan. Adapun hal-hal selain
tersebut di atas yang masih dianggap berkaitan akan dibahas seperlunya.
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 8
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

F. KERANGKA PIKIR STUDI

Gambar 1.2
Kerangka Pikir Studi
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 9
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

G. KEASLIAN PENELITIAN

Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki kesesuaian topik dengan


penulisan, sehingga dijadikan sebagai sumber acuan dalam pengembangan
penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :
Saputra (2010), Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap
Kinerja Pelayanan Terminal Makassar Metro Kota Makassar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kinerja
pelayanan di terminal, atribut pelayanan yang paling berpengaruh, dan korelasi
antara karakteristik pengguna jasa dengan penilaian atribut pelayanan di Terminal
Makassar Metro. Hasil penelitian diperoleh nilai indeks kepuasan pengguna jasa,
atribut pelayanan yang paling berpengaruh untuk ditingkatkan kinerjanya (waktu
menunggu kedatangan/keberangkatan angkutan umum, sistem informasi
pelayanan, penertiban buruh bagasi dan calo’, kondisi jalan, ruang tunggu,
bengkel, ruang istirahat kru angkutan umum, tempat cuci angkutan umum, toilet,
dan penerangan di malam hari), serta korelasi antara karakteristik pengguna dalam
penilaian/persepsi terhadapa atribut-atribut pelayanan yang dirasakan di Terminal
Makassar Metro.
Rusdihanto (2010), Faktor Kinerja Terminal Yang Mempengaruhi
Penumpang Menunggu di Luar Terminal (Studi Kasus : Terminal Penumpang
Tipe A Tirtonadi – Surakarta). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi penumpang menunggu di luar terminal, hubungan
antar kinerja terminal berdasarkan indikator ketersediaan fasilitas terminal dengan
ketepatan penataan fasilitas terminal. Hasil penelitian diperoleh faktor-faktor yang
mempengaruhi penumpang menunggu di luar terminal (meliputi : jarak akses
menuju fasilitas, kurangnya informasi, kapasitas ruang tunggu yang dianggap
kurang, petugas yang tidak tanggap, ketidaktepatan jadwal pemberangkatan,
ketidaktepatan penataan fasilitas, serta ketidaknyamanan penumpang di terminal),
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terminal terkait dengan ketersediaan
fasilitas yang meliputi : indikator ketersediaan akses, informasi, jumlah dan
fasilitas, ketanggapan pelayanan, ketepatan pelayanan, dan profesionalisme
pelayanan terminal.
REVITALISASI TERMINAL PENUMPANG TIPE A
(Studi Kasus : Terminal Regional Daya Kota Makassar)
A. RAHMI 10
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gultom (2002), Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat


Terhadap Ketidakefektifan Terminal Induk Natai Suka di Pangkalan Bun
Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan Terminal
Natai Suka dari persepsi penumpang dan pengemudi. Hasil penelitian meliputi
alasan para pengemudi lebih memanfaatkan terminal bayangan, diantaranya :
aksesibilitas, jumlah penumpang yang lebih banyak, headway yang relatif singkat,
hemat BBM, ketidaktegasan pemerintah menegakkan peraturan, kondisi jalan,
tagihan di luar retribusi, premanisme, kondisi terminal, dan fasilitas terminal.

Anda mungkin juga menyukai