Anda di halaman 1dari 20

METODE PEKERJAAN BANGUNAN STRUKTUR DAN

MANAJEMEN ALAT PADA PELABUHAN

OLEH : KELOMPOK II
Sang Ayu Made Ary Saskarani (1605511067)
Ni Made Werdi Intra Sari (1605511074)
I Nyoman Surya Krisna Dana (1605511087)
Putu Deni Yoga Pratama (1605511088)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Metode Pekerjaan Bangunan Struktur Dan Manajemen Alat Pada
Pelabuhan” tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini memaparkan tentang metode pekerjaan bangunan struktur
pada pelabuhan khusunya metode pengerjaan dermaga beserta manajemen
alatnya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat khususnya pembaca terkait dengan hal tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk dapat penulis
jadikan acuan dalam pembuatan karya tulis yang lebih baik lagi kedepannya.

Denpasar, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Definisi Pelabuhan ................................................................................... 3


2.2 Fungsi Pelabuhan ..................................................................................... 3
2.3 Fasilitas Pada Pelabuhan .......................................................................... 4

2.3.1 Fasilitas pokok pelabuhan ................................................................. 4


2.3.2 Fasilitas Penunjang Pelabuhan .......................................................... 5

2.4 Metode Pekerjaan Dermaga dan Manajemen Alat Pada Pelabuhan ........ 6

2.4.1 Pekerjan Persiapan ............................................................................ 7


2.4.2 Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut dan Pengerukan Kolam
Pelabuhan .......................................................................................... 7
2.4.3 Pekerjaan Konstruksi Jetty ................................................................ 8
2.4.4 Pekerjaan Bangunan Seawall .......................................................... 10
2.4.5 Pekerjaan Dermaga ......................................................................... 11
2.4.6 Pekerjaan Fasilitas Dermaga ........................................................... 14

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16


3.2 Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas


laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang Pantai Indonesia mencapai 95.181 km,
dengan Luas Wilayah Laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas teritorial
Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai
negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan
keanekaragaman hayati dan non-hayati kelautan terbesar (KKP, 2010)
Pelabuhan dalam mempunyai peran penting untuk pertumbuhan industri
dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan
kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa dampak terhadap
pengelolaan segmen usaha pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat
dilakukan secara efektif, efisien dan profesional. Pada dasarnya pelayanan yang
diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap
muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai
transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua
moda angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait.
Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda
lain seperti moda darat ( truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut
dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh
sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan,
perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat
kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai
salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian
suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi
maupun logistik.
Untuk menunjang setiap aktivitas yang dilakukan di pelabuhan dibutuhkan
fasilitas – fasilitas yang mendukung seperti fasilitas utama pelabuhan atau
fasilitas dasar (infrastruktur dasar) adalah sarana yang harus selalu ada dari
kegiatan kepelabuhan, terdiri dari : alur pelayaran, kolam pelabuhan, penahan

1
gelombang (breakwater), pelampung tambat (mooring buoy). Sedangkan fasilitas
penunjang atau disebut dengan suprastruktur adalah struktur konstruksi peralatan
yang menunjang kegiatan pelabuhan yang berada di perairan dan atau daratan
terdiri dari : dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan jalan.
Berdasarkan latar belakang diatas, melalui makalah ini kami ingin
mengidentifikasi fasilitas – fasilitas struktur pada pelabuhan dan mengidentifikasi
metode pekerjaan dermaga pada pelabuhan serta manajemen alatnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah


yang teridentifikasi adalah
1. Apa saja fasilitas – fasilitas struktur pada pelabuhan?
2. Bagaimana metode pekerjaan dermaga pada pelabuhan serta manajemen
alatnya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :


1. Dapat mengidentifikasi fasilitas – fasilitas struktur pada pelabuhan
2. Dapat mengidentifikasi metode pekerjaan dermaga pada pelabuhan serta
manajemen alatnya

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan


penulis dan pembaca mengenai fasilitas – fasilitas pada pelabuhan dan metode
pekerjaan dermaga serta manajemen alatnya

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan


disekitarnya dengan batas – batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Adapun beberapa
jenis pelabuhan dan menurut fungsi masing-masing, meliputi :
1. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan pelayanan masyarakat umum
2. Pelabuhan khusus merupakan pelabuhan yang dibangun dan dijalankan
guna menunjang kegiatan yang bersifat khusus dan pada umumnya untuk
kepentingan individu atau kelompok tertentu
3. Pelabuhan Laut merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan
pelayanan angkutan laut
4. Pelabuhan Penyebrangan merupakan pelabuhan yang digunakan khusus
untuk kegiatan penyebrangan dari satu pelabuhan dengan pelabuhan yang
lainnya yang mempunyai keterkaitan
5. Pelabuhan Sungai Dan Danau merupakan pelabuhan yang melayani
kebutuhan angkutan di sebuah danau ataupun sungai
6. Pelabuhan Daratan adalah suatu tempat tertentu di daratan dengan batas-
batas yang jelas, dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat, lapangan
penumpukan dan gudang serta prasarana dan sarana angkutan barang
dengan cara pengemasan khusus dan berfungsi sebagai pelabuhan umum.

2.2 Fungsi Pelabuhan

1. Sebagai gatewaw (Pintu Gerbang) suatu negara atau daerah, karena suatu
kapal dapat memasuli suatu negara/daerah melalui pelabuhan negara atau
daerah yagng bersangkutan.

3
2. Pelabuhan berfungsi sebagai interface (penghubung), makudnya bahwa
plabuhan dengan segala fasilitasnya yang tersedia dapat melakukan
kegiatan pemindahan muatan dari angkutan laut (kapl) keangkutan darat
atau sebaliknya.
3. Pelabuhan berfungsi sebagai link (mata rantai), maksudnya adalah bahwa
pelabuhan merupakan mata rantai dari proses transportasi (pengangkutan)
muatan dari daerah produsen (asal barang) sampai kedaerah penerima atau
konsumen.
4. Pelabuhan sebagai industry entity (kawasan industri), masudnya adalah
karena perubahan mrupakan lingkungan kerja yang bersifat dinamis, maka
penyediaan berbagai fasilitas pelabuhan perlu dikembangkan termasuk
fasilitas untuk industry.

2.3 Fasilitas Pada Pelabuhan

2.3.1 Fasilitas pokok pelabuhan

1. Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan
masuk dan keluar dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur
pelayaran biasanya ditentukan dengan formula: 1,1 draft kapal penuh + 1
m. Sedangkan lebarnya dapat diestimasi bila satu jalur minimal 4,8 lebar
kapal sedangkan bila dua jalur minimal 7,6 lebar kapal.
2. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan
kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas
kolam:
a. Tambatan tunggal: Lingkarang dengan jari-jari (LOA + 25 m)
b. Tambatan ganda: Segiempat dengan panjang (LOA + 50 m) x lebar
(LOA/2)
3. Penahan Gelombang Berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari
gangguan gelombang air laut. Pada umumnya bertipe miring, tegak
(kaison) dan campuran.

4
4. Mooring Buoy Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak
terjadi pergeseran yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain
itu mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar. Mooring
buoy terbuat dari pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai
antara jangkar dan pelampung.
2.3.2 Fasilitas Penunjang Pelabuhan

1. Dermaga Merupakan bangunan pelabuhan yang berfungsi untuk merapat


dan menambatkan kapal yang melakukan B/M (bongkar/muat) barang dan
naik turunnya penumpang. Pada umumnya, dermaga memiliki tipe dengan
bentuknya yang pararel dengan pantai (tipe terdiri dari on pile, caisson,
turap) serta jetty yang bentuknya menjorok ke laut (tipe jari, miring,
kompleks dan atau ditambah dengan mooring dolphin
2. Gudang dalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk fasilitas
penumpukan dan penyimpanan dengan kondisi tertutup dengan lokasi jauh
ke sisi darat. Pengertian yang lebih detail menjelaskan bahwa gudang
adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang
berasal dari kapal atau yang akan dimuat kekapal. Gudang didalam
pelabuhan dapat dibedakan atau dibagi berdasarkan fungsi dan
kegunaannya. Selain itu gudang juga dapat didibedakan berdasrkan jenis
barang yang disimpan yaitu :
 Gudang transit barang umum (general cargo)
 Gudang pendingin (cold strorage)
 Gudang barang berbahaya
 Gudang untuk biji-bijian
 Gudang bijih tambang
3. Lapangan Penumpukan adalah suatu bangunan atau tempat yang luas dan
terletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang
yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal atau untuk fasilitas
penumpukan dan penyimpanan dengan kondisi terbuka dengan lokasi jauh
ke sisi darat. Lapangan penumpukan harus luas sehingga dapat menerima
beban yang berat dari barang yang ditampungnya Lapangan penumpukan
berfungsi untuk menyimpan barang-barang berat dan besar

5
serta mempunyai ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Barang-
barang yang disimpan dilapangan penulpukan berupa kendaraan berat dan
barang-barang yang terbuat dari baja seperti : tiang listrik, plat baja, baja
profil, baja beton dan sebaginya. pelabuhan yang digunakan. Konstruksi
dari lapangan penumpukannya umumnya mengaplikasikan konstruksi
beton (Rigid pavement), konstruksi lentur (Flexiable pavement),
konstruksi semi kaku (Semi rigid pavement CTB)
4. Terminal adalah suatu tempat untuk menampung kegiatan yang
berhubungan dengan transportsi. Di dalam Terminal terdapat kegiatan
turun naik dan bongkat muat bauk baramg, penumpang atau petikemas
yang selanjutnya akan dipindah ketempat tujuan. Secara teknis, gabungan
dari dermaga yang melayani trafik yang serupa (kontainer saja, atau curah
cair, curah kering, dan lainnya) disebut dengan terminal. Sementara
beberapa jenis terminal yang kemudian menjadikan sebuah fasilitas
pelabuhan. Secara fungsional, terminal mempemudah pelayanan,
pengaturan dan pengawasan kegiatan bongkar muat dan turun naik barang,
penumpang, maupun petikemas. Proses tersebut menyebabkan adanya
pemusatan kegiatan transportasi di dalam terminal.
5. Jalan adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun
pejalan kaki yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Jalan
ini harus disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan
beban dan kecepatan kendaraan yang direncanakan. Untuk melancarkan
kegiatan perpindahan kendaraan yang pada akhirnya akan melancarkan
kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.

2.4 Metode Pekerjaan Dermaga dan Manajemen Alat Pada Pelabuhan

Rencana metode konstruksi yang akan digunakan/dipilih seperti flowchart


sebagai berikut:

6
2.4.1 Pekerjan Persiapan

Adapun pekerjaan persiapan meliputi:


a. Pembersihan lahan, yaitu membersihkan lahan proyek dan lahan disekitar
proyek yang telah dibebaskan dari hal – hal yang akan mengganggu
jalannya proyek secara keseluruhan.
b. Direksi kit, yang berfungsi sebagai tempat untuk keperluan rapat,
konfirmasi antar organisasi atau personil yang terkait, pengawasan dan
lain-lain.
c. Pos jaga, yang berfungsi sebagai tempat pengawasan alat dan material
d. Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan yang akan dipakai.
e. Pembuatan base camp staf proyek dan barak pekerja
f. Pendatangan alat berat seperti crane, ponton, hammer hydraulik untuk
keperluan pemancangan tiang pancang.
2.4.2 Pekerjaan Pengerukan Dasar Laut dan Pengerukan Kolam
Pelabuhan

Pekerjaan pengerukan dasar laut dilakukan untuk membuat alur pelayaran


dan sebagai lokasi pembuatan jetty. Pekerjaan ini menggunakan crane barge yang

7
dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long armdan satu unit
tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Adapun
material–material hasil pengerukan yang berupa batu karang dan pasir/lumpur dan
kemudian dibuang ketempat yang telah ditentukan (dumping area) dengan
menggunakan dump truk.

2.4.3 Pekerjaan Konstruksi Jetty

a. Pemasangan Batu Belah untuk Lapisan Inti dan Perkuatan Kaki


Batu belah yang digunakan untuk lapisan kedua jetty bagian kepala/ujung
memiliki berat 400-410 kg dan pada lapisan inti memiliki berat 20 kg. Untuk jetty
bagian badan/lengan, lapis pelindung kedua memiliki berat 300-320 kg dan pada
lapisan inti memiliki berat 15-20 kg. Lapisan batu ini berguna untuk menahan
datangnya arus gelombang
Pekerjaan perkuatan kaki pada pembangunan jetty B4 ini terbuat dari
tumpukan batu belah yang memiliki berat 250-300 kg.Perkuatan ini berfungsi
melindungi tanah pondasi tehadap gerusan akibat gelombang. Arus dan
gelombang yang besar dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah pondasi.
Oleh sebab itu, diperlukan perkuatan kaki guna mengatasi masalah tersebut.
Pemasangan batu belah pada kedalaman hingga –2,0 meter dilakukan dengan
menggunakan excavator yang diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan
boat penarik. Pada pemasangan batu belah ini digunakan pula alat pelampung dan
sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di bawah air.
Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar rencana,
maka perlu dilakukan pemasangan patok–patok bambu yang telah terlebih dahulu
diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpassdan theodolite.

8
b. Pemasangan Tetrapod
Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang
memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat.
Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus sebagai
pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di lapangan dengan
cetakan yang sesuai dengan desain.
Pemasangan tetrapod dilakukan dengan menggunakan crane yang
diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada
pemasangan batu pecah ini tumpukan batu Tetrapod digunakan pula alat
pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di
bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar
rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok – patok bambu yang telah
terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass
dan theodolite.

9
2.4.4 Pekerjaan Bangunan Seawall

a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana
pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawallakan ditempatkan.

b. Pekerjaan Lapis Pengisi


Setelah pekerjaan galian selesai, pekerjaan berikutnya adalah pelaksanaan
pekerjaan lapis pengisi. Lapis pengisi kedua menggunakan batu belah dengan
berat 40-42 kg.

c. Pekerjaan Lapis Pelindung Utama


Setelah pekerjaan pelindung kaki selesai,langkah berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan lapis pelindung utama. Lapis pelindung utama enggunakan
batu belah dengan berat 400-415 kg.

10
d. Pekerjaan Pelindung Kaki
Setelah pekerjaan lapis pelindung kedua selesai, langkah berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan pelindung kaki. Pelindung kaki menggunakan batu belah
dengan berat 50-60 kg.

2.4.5 Pekerjaan Dermaga

a. Pekerjaan pondasi tiang pancang


Pondasi tiang pancang ini berfungsi untuk memindahkan atau
menstransferkan bebanbeban konstruksi di atasnya (upper structure) ke lapisan
tanah yang lebih dalam. Pemancangan ini dilakukan dengan menggunakan single
acting hammer. Tiang pancang yang dipakai berbentuk bulat berongga yang
mempunyai diameter luar 508 mm dan 609 mm dengan panjang 14 m. Tiang
pancang yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah jenis prestressed concrete
spun pilesdari dengan mutu beton K-600 Pada perencanaan dermaga ini
menggunakan tiang pancang karena pada lokasi, tanahnya bersifat tanah keras.
Pondasi tiang pancang ini dipasang pada kedalaman -8,25 m di bawah permukaan
tanah. Pemancangan tiang pancang ini harus sesuai dengan titik-titik as yang telah
ditentukan sehingga tiang pancang dapat mencapai dasar sesuai dengan gambar
rencana. Alat yang digunakan sebagai palu untuk memukul tiang pancang agar
masuk ke dalam tanah adalah single acting drop hammer.

11
b. Pemasangan Beton Pre-cast dan Penulangan Plat Lantai
Sebelum pekerjaan penulangan plat lantai dilaksanakan dipasang lantai
beton pre-cast terlebih dahulu, sebagai pengganti papan bekisting. Setelah
pekerjaan pemasangan lantai beton pre-cast selesai, dilakukan pekerjaan
penulangan. Pada penulangan balok ini menggunakan baja tulangan dengan Ø 19
mm, Ø 8 mm. Beton decking setebal 4 cm disiapkan dan dipasang setiap jarak
1,5-3 meter. Beton decking ini digunakan sebagai acuan tebal selimut beton dan
pemisah tulangan dengan bekisting, serta tulangan dengan lantai kerja, sedangkan
kawat baja (bendrat) digunakan untuk mengikat tulangan yang telah terpasang.
Pada pekerjaan penulangan plat lant aidermaga, tulangan dirangkai setelah
pembuatan penulangan balok. Pada penulangan plat lantai dermaga ini
menggunakan baja tulangan dengan diameter tulangan 12 mm. Beton decking
yang telah kita persiapkan dipasang pada jarak 1,5-3 meter. Tebal beton decking
pada pekerjaan ini adalah 4 cm. Beton decking ini merupakan acuan tebal selimut
beton dan pemisah tulangan dengan decking serta lantai kerja.

12
c. Pembuatan Bekisting Lantai Dermaga
Bekisting merupakan rangkaian kayu dan papan yang dibuat menjadi satu
bentuk tertentu. Bekisting mencetak beton sesuai dengan bentuk yang
direncanakan. Pekerjaan pemasangan bekisting pada pembuatan plat lantai ini
dilaksanakan bersamaan pada waktu pembuatan bekisting pada balok. Hal ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan dalam perencanaan bekisting
keseluruhan dan pemasangannya, disamping itu dapat mempercepat pekerjaan
dalam pengecoran. Untuk pembuatan bekisting perlu dipertimbangkan bahan-
bahan yang diperlukan, hal ini untuk memenuhi aspek ekonomi dan teknologi,
dengan sasaran kemudahan, aman dan ekonomis.
d. Pengecoran Lantai Dermaga
Mutu beton yang dipakai untuk pengecoran balok dan plat lantai ini adalah
mutu K300. Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengecoran agar
kekuatan beton tidak berkurang atau sesuai dengan spesifikasi/syarat yang
ditentukan antara lain :
 Kebersihan lokasi pengecoran. Lokasi pengecoran harus bersih dari segala
bentuk kotoran yang mengurangi kekuatan beton.
 Pemadatan beton harus menggunakan alat penggetar (vibrator concrete)
sehingga diharapkan dapat menghasilkan beton yang padat dan tidak
berongga sehingga dicapai kekutan beton yang disyaratkan.
 Kontrol terhadap kekuatan beton segar dilakukan dengan uji slump test
dan pengambilan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di
laboratorium. Pada saat pengecoran harus dilakukan penggetaran dengan
alat penggetar beton (vibrator concrete) yang dimaksudkan untuk
memadatkan beton dan tidak terjadi rongga, sehingga kekuatan beton
sesuai dengan yang direncanakan.
e. Perawatan Lantai Dermaga dan Pembongkaran Bekisting
Perawatan beton dimaksudkan untuk mendapatkan mutu beton yang baik.
Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton mulai mengeras dengan cara
menyiram air pada permukaan beton dalam selang waktu tertentu. Tujuan
pemberian air pada beton yaitu :

13
 Menghindari kehilangan zat cair pada awal proses pengerasan beton yang
akan mempengaruhi proses waktu pengikatan awal.
 Mengurangi penguapan air beton yang terlalu besar akibat panas sehingga
dapat menyebabkan terjadinya susut pada beton.
 Perbedaan temperatur pada beton dapat mengakibatkan retak pada beton.
 Perawatan beton dilaksanakan sampai batas yang ditentukan
 Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran seluruh gelagar/
balok dan lantai dermaga selesai dan beton sudah mengeras dengan usia 2
hari.
 Pembongkaran dilakukan terhadap seluruh bagian balok dan lantai
dermaga dandilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada
sruktur balok dan lantai dermaga
2.4.6 Pekerjaan Fasilitas Dermaga

Pekerjaan fasilitas dermaga ini meliputi pemasangan fender, pemasangan


bollard, stopper dan kelengkapan dermaga.
a. Pekerjaan Pemasangan Fender
Fender yang digunakan adalah type V 800H 2000L dengan defleksi 52,5
%, minimum energy absorbtion 50,4 Ton.m dan reaksi maksimum 172 Ton agar
posisi fender tepat sesuai dengan lokasi yang akan dipasang maka pemasangan
anchor menggunakan template yang dibuat terlebih dahulu dimana posisilubang
persis seperti fender aslinya. Pemasangan anchor fender dilaksanakan setelah
pemasangan besi beton dan sebelum pemasangan bekisting samping. Setelah besi
beton terpasang terlebih dahulu dipasang template fender pada sisi luar
dilanjutkan dengan pemasangan baut anchor pada template fender sisi bagian
belakang,kemudian anchor fender di las pada besi beton agar posisi anchor tidak
berubah pada saat pengecoran.
Setelah semua anchor fender terpasang kuat pada besi beton maka
template fender dilepas dan dilanjtkan dengan pemasangan bekisting penutup list
plank. Setelah bekisting terpasang dianjutkan dengan proses pengecoran listplank.
Sedangkan pemasangan fender dilakukan setelah bekisting listplank dibongkar
dan cukup umur.

14
b. Pekerjaan Pemasangan Bollard/bolder
Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-
SC46 (sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton .

15
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Metode konstruksi yang dipilih yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan


pengerukan dasar laut dan kolam labuh, pekerjaan jetty, pekerjaan sea
wall, pekerjaan dermaga, pemasangan alat bongkar muat ( harbor mobile
crane).
2. Material yang diperlukan dalam pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty
adalah Batu Pecah ; Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed
Concrete)dengan mutu beton K-300; Tulangan baja ∅ 8, ∅12, ∅19, ∅25 ;
kawat pengikat tulangan ; papan kayu atau multiplek; kayu; fender type V
– V800H2000L; bollard/bolder kelas 3-SC46.
3. Peralatan-peralatan yang digunakanpada pelaksanaan pekerjaan
pembangunan fasilitas pelabuhan Jetty adalah truk mixer, concrete pump ,
concrete vibrator, bender, bar cutter,theodolite, waterpass , dump truck ,
single acting drop hammer , excavator , kapal tongkang / ponton , boat
penarik (tug boat), crane dan flat bed truck.

3.2 Saran

Dalam pekerjaan pembuatan dermaga di pelabuhan membutuhkan metode


yang tepat dikarenkaan medan yang susah yaitu di laut yang dalam dan
gelombang air laut yang besar sehingga dengan metode yang tepat akan
mengefisienkan waktu pengerjaan, material, alat dan tenaga kerja tanpa
mengabaikan mutu pekerjaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abrar, H. (2010). Manajemen Proyek Perencanaan Penjadwalan & Pengendalian


Proyek. Yokyakarta: Andi.
Alonzo De F. Quin. (1989). Design & Constuction of Port & Marine Structue.
Asiyanto. (2008). Metode Konstruksi Bangunan Pelabuhan. Penerbit Universitas
IndonesiaUI Press.
Imam, S. (1999). Manajemen Proyek Jilid 1. Surabaya: Erlangga.
Soedjono, K. (2002). Perncanaan Pelabuhan. Penerbit ITB.
Susi Fatena, R. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit Rineka
Cipta.
http://irpanmashude.blogspot.com/2013/03/makalah-pelabuhan.html. Diakses
pada tanggal 9 Desember 2018 pukul 16.00 WITA
https://www.academia.edu/11934090/Makalah_Pelabuhan. Diakses pada tanggal
9 Desember 2018 pukul 16.00 WITA
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-pelabuhan/. Diakses pada tanggal 9
Desember 2018 pukul 16.00 WITA

17

Anda mungkin juga menyukai