OLEH : KELOMPOK II
Sang Ayu Made Ary Saskarani (1605511067)
Ni Made Werdi Intra Sari (1605511074)
I Nyoman Surya Krisna Dana (1605511087)
Putu Deni Yoga Pratama (1605511088)
Puji syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Metode Pekerjaan Bangunan Struktur Dan Manajemen Alat Pada
Pelabuhan” tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini memaparkan tentang metode pekerjaan bangunan struktur
pada pelabuhan khusunya metode pengerjaan dermaga beserta manajemen
alatnya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat khususnya pembaca terkait dengan hal tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk dapat penulis
jadikan acuan dalam pembuatan karya tulis yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.4 Metode Pekerjaan Dermaga dan Manajemen Alat Pada Pelabuhan ........ 6
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
gelombang (breakwater), pelampung tambat (mooring buoy). Sedangkan fasilitas
penunjang atau disebut dengan suprastruktur adalah struktur konstruksi peralatan
yang menunjang kegiatan pelabuhan yang berada di perairan dan atau daratan
terdiri dari : dermaga, gudang, lapangan penumpukan dan jalan.
Berdasarkan latar belakang diatas, melalui makalah ini kami ingin
mengidentifikasi fasilitas – fasilitas struktur pada pelabuhan dan mengidentifikasi
metode pekerjaan dermaga pada pelabuhan serta manajemen alatnya.
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Sebagai gatewaw (Pintu Gerbang) suatu negara atau daerah, karena suatu
kapal dapat memasuli suatu negara/daerah melalui pelabuhan negara atau
daerah yagng bersangkutan.
3
2. Pelabuhan berfungsi sebagai interface (penghubung), makudnya bahwa
plabuhan dengan segala fasilitasnya yang tersedia dapat melakukan
kegiatan pemindahan muatan dari angkutan laut (kapl) keangkutan darat
atau sebaliknya.
3. Pelabuhan berfungsi sebagai link (mata rantai), maksudnya adalah bahwa
pelabuhan merupakan mata rantai dari proses transportasi (pengangkutan)
muatan dari daerah produsen (asal barang) sampai kedaerah penerima atau
konsumen.
4. Pelabuhan sebagai industry entity (kawasan industri), masudnya adalah
karena perubahan mrupakan lingkungan kerja yang bersifat dinamis, maka
penyediaan berbagai fasilitas pelabuhan perlu dikembangkan termasuk
fasilitas untuk industry.
1. Alur Pelayaran
Alur pelayaran berfungsi sebagai area lintasan kapal yang akan
masuk dan keluar dari kolam pelabuhan. Besaran kedalaman alur
pelayaran biasanya ditentukan dengan formula: 1,1 draft kapal penuh + 1
m. Sedangkan lebarnya dapat diestimasi bila satu jalur minimal 4,8 lebar
kapal sedangkan bila dua jalur minimal 7,6 lebar kapal.
2. Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan merupakan tempat dimana kapal dapat labuh dengan
kedalaman aman sekitar 1,1 draft (sarat kapal) kapal penuh, dengan luas
kolam:
a. Tambatan tunggal: Lingkarang dengan jari-jari (LOA + 25 m)
b. Tambatan ganda: Segiempat dengan panjang (LOA + 50 m) x lebar
(LOA/2)
3. Penahan Gelombang Berfungsi untuk melindungi daerah perairan dari
gangguan gelombang air laut. Pada umumnya bertipe miring, tegak
(kaison) dan campuran.
4
4. Mooring Buoy Berfungsi untuk mengikat kapal pada saat labuh agar tidak
terjadi pergeseran yang disebabkan oleh angin dan arus gelombang. Selain
itu mooring buoy juga dapat membantu kapal untuk berputar. Mooring
buoy terbuat dari pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai
antara jangkar dan pelampung.
2.3.2 Fasilitas Penunjang Pelabuhan
5
serta mempunyai ketahanan terhadap panas matahari dan hujan. Barang-
barang yang disimpan dilapangan penulpukan berupa kendaraan berat dan
barang-barang yang terbuat dari baja seperti : tiang listrik, plat baja, baja
profil, baja beton dan sebaginya. pelabuhan yang digunakan. Konstruksi
dari lapangan penumpukannya umumnya mengaplikasikan konstruksi
beton (Rigid pavement), konstruksi lentur (Flexiable pavement),
konstruksi semi kaku (Semi rigid pavement CTB)
4. Terminal adalah suatu tempat untuk menampung kegiatan yang
berhubungan dengan transportsi. Di dalam Terminal terdapat kegiatan
turun naik dan bongkat muat bauk baramg, penumpang atau petikemas
yang selanjutnya akan dipindah ketempat tujuan. Secara teknis, gabungan
dari dermaga yang melayani trafik yang serupa (kontainer saja, atau curah
cair, curah kering, dan lainnya) disebut dengan terminal. Sementara
beberapa jenis terminal yang kemudian menjadikan sebuah fasilitas
pelabuhan. Secara fungsional, terminal mempemudah pelayanan,
pengaturan dan pengawasan kegiatan bongkar muat dan turun naik barang,
penumpang, maupun petikemas. Proses tersebut menyebabkan adanya
pemusatan kegiatan transportasi di dalam terminal.
5. Jalan adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun
pejalan kaki yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Jalan
ini harus disusun dengan konstruksi tertentu sehingga dapat menahan
beban dan kecepatan kendaraan yang direncanakan. Untuk melancarkan
kegiatan perpindahan kendaraan yang pada akhirnya akan melancarkan
kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
6
2.4.1 Pekerjan Persiapan
7
dilengkapi dengan grab/clamp shell 10 ton, excavator long armdan satu unit
tongkang 100 feet untuk penempatan material hasil pengerukan. Adapun
material–material hasil pengerukan yang berupa batu karang dan pasir/lumpur dan
kemudian dibuang ketempat yang telah ditentukan (dumping area) dengan
menggunakan dump truk.
8
b. Pemasangan Tetrapod
Tetrapod terbuat dari beton (biasanya readymix) dan tulangan besi yang
memiliki ukuran dan tingkat kekuatan tertentu sesuai dengan desain yang dibuat.
Adapun tulangan besi berguna sebagai penguat struktur sekaligus sebagai
pembentuk tetrapod. Pembuatan tetrapod dilakukan langsung di lapangan dengan
cetakan yang sesuai dengan desain.
Pemasangan tetrapod dilakukan dengan menggunakan crane yang
diletakkan di atas kapal ponton yang ditarik dengan boat penarik. Pada
pemasangan batu pecah ini tumpukan batu Tetrapod digunakan pula alat
pelampung dan sensor serta penyelam yang mengarahkan posisi penimbunan di
bawah air. Untuk kemudahan dalam pemasangan dan sesuai dengan gambar
rencana, maka perlu dilakukan pemasangan patok – patok bambu yang telah
terlebih dahulu diukur dan diatur penempatannya dengan menggunakan waterpass
dan theodolite.
9
2.4.4 Pekerjaan Bangunan Seawall
a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan untuk memperoleh kedalaman tertentu dimana
pelindung kaki dan lapis batu pelindung konstruksi seawallakan ditempatkan.
10
d. Pekerjaan Pelindung Kaki
Setelah pekerjaan lapis pelindung kedua selesai, langkah berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan pelindung kaki. Pelindung kaki menggunakan batu belah
dengan berat 50-60 kg.
11
b. Pemasangan Beton Pre-cast dan Penulangan Plat Lantai
Sebelum pekerjaan penulangan plat lantai dilaksanakan dipasang lantai
beton pre-cast terlebih dahulu, sebagai pengganti papan bekisting. Setelah
pekerjaan pemasangan lantai beton pre-cast selesai, dilakukan pekerjaan
penulangan. Pada penulangan balok ini menggunakan baja tulangan dengan Ø 19
mm, Ø 8 mm. Beton decking setebal 4 cm disiapkan dan dipasang setiap jarak
1,5-3 meter. Beton decking ini digunakan sebagai acuan tebal selimut beton dan
pemisah tulangan dengan bekisting, serta tulangan dengan lantai kerja, sedangkan
kawat baja (bendrat) digunakan untuk mengikat tulangan yang telah terpasang.
Pada pekerjaan penulangan plat lant aidermaga, tulangan dirangkai setelah
pembuatan penulangan balok. Pada penulangan plat lantai dermaga ini
menggunakan baja tulangan dengan diameter tulangan 12 mm. Beton decking
yang telah kita persiapkan dipasang pada jarak 1,5-3 meter. Tebal beton decking
pada pekerjaan ini adalah 4 cm. Beton decking ini merupakan acuan tebal selimut
beton dan pemisah tulangan dengan decking serta lantai kerja.
12
c. Pembuatan Bekisting Lantai Dermaga
Bekisting merupakan rangkaian kayu dan papan yang dibuat menjadi satu
bentuk tertentu. Bekisting mencetak beton sesuai dengan bentuk yang
direncanakan. Pekerjaan pemasangan bekisting pada pembuatan plat lantai ini
dilaksanakan bersamaan pada waktu pembuatan bekisting pada balok. Hal ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memudahkan dalam perencanaan bekisting
keseluruhan dan pemasangannya, disamping itu dapat mempercepat pekerjaan
dalam pengecoran. Untuk pembuatan bekisting perlu dipertimbangkan bahan-
bahan yang diperlukan, hal ini untuk memenuhi aspek ekonomi dan teknologi,
dengan sasaran kemudahan, aman dan ekonomis.
d. Pengecoran Lantai Dermaga
Mutu beton yang dipakai untuk pengecoran balok dan plat lantai ini adalah
mutu K300. Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan
selesai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pengecoran agar
kekuatan beton tidak berkurang atau sesuai dengan spesifikasi/syarat yang
ditentukan antara lain :
Kebersihan lokasi pengecoran. Lokasi pengecoran harus bersih dari segala
bentuk kotoran yang mengurangi kekuatan beton.
Pemadatan beton harus menggunakan alat penggetar (vibrator concrete)
sehingga diharapkan dapat menghasilkan beton yang padat dan tidak
berongga sehingga dicapai kekutan beton yang disyaratkan.
Kontrol terhadap kekuatan beton segar dilakukan dengan uji slump test
dan pengambilan sampel untuk pengujian kuat tekan beton di
laboratorium. Pada saat pengecoran harus dilakukan penggetaran dengan
alat penggetar beton (vibrator concrete) yang dimaksudkan untuk
memadatkan beton dan tidak terjadi rongga, sehingga kekuatan beton
sesuai dengan yang direncanakan.
e. Perawatan Lantai Dermaga dan Pembongkaran Bekisting
Perawatan beton dimaksudkan untuk mendapatkan mutu beton yang baik.
Perawatan beton (curing) dilakukan setelah beton mulai mengeras dengan cara
menyiram air pada permukaan beton dalam selang waktu tertentu. Tujuan
pemberian air pada beton yaitu :
13
Menghindari kehilangan zat cair pada awal proses pengerasan beton yang
akan mempengaruhi proses waktu pengikatan awal.
Mengurangi penguapan air beton yang terlalu besar akibat panas sehingga
dapat menyebabkan terjadinya susut pada beton.
Perbedaan temperatur pada beton dapat mengakibatkan retak pada beton.
Perawatan beton dilaksanakan sampai batas yang ditentukan
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah pengecoran seluruh gelagar/
balok dan lantai dermaga selesai dan beton sudah mengeras dengan usia 2
hari.
Pembongkaran dilakukan terhadap seluruh bagian balok dan lantai
dermaga dandilakukan secara hati-hati untuk mencegah kerusakan pada
sruktur balok dan lantai dermaga
2.4.6 Pekerjaan Fasilitas Dermaga
14
b. Pekerjaan Pemasangan Bollard/bolder
Bollard yang digunakan terbuat dari baja cor (cast steel) kualitas kelas 3-
SC46 (sesuai JIS G5101) dan mampu menahan beban kerja 150 Ton .
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17