Anda di halaman 1dari 143

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

TUGAS AKHIR
DESAIN INTERIOR
COMMUNITY CENTER SUPORTER KLUB SEPAKBOLA AREMA
INDONESIA FC
DI MALANG
Dengan Pendekatan Sporty Modern

Disusun Untuk Memenuh Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa


Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Unversitas Sebelas Maret
Surakarta

Disusun oleh :
RIZQI AMALIA AGUSTA
C0807034

JURUSAN DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan


karunia kepada hamba-Nya.
2. Mama dan Bapak tercinta yang telah
mencurahkan segala kasih sayang yang tak
terbatas agar aku menjadi anak yang berguna
bagiku dan orang-orang di sekitarku.
3. Teman-temanku dan para sahabat yang selalu
mendukungku.

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Do not let anyone pick your path, because your life is yours alone. You are the one who
cope your future. So start dreaming and don't stop believing.

Being the best is not at all importance, Doing the best is all that matters

Things do not change, we change.

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan karunia dan
berkah yang melimpah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
ini.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak
lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Anung B Studyanto,S.Sn, MT, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra
dan Seni Rupa serta Pembimbing II Tugas Akhir.
3. Drs Soepono Sasongko M.Sn, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
4. Mama dan Bapak yang penulis cintai atas segala kasih sayang, dukungan, dan
kesabaran yang tidak pernah habis.
5. Teman-teman kosku Wisma Putri Sari, Dewi, Dwi kecil, Windi, Mbak Dwi, Mbak
Rini, Ririn, Ipung, dan Lena, atas semua kebersamaan kita selama 4 tahun lebih.
6. Lamia, atas segala kebersamaan kita selama ini, susah maupun senang. Ill always
miss you, my friend.
7. Teman-teman seperjuanganku, Fero, Hamidah, Azik, Fira, Nyit-nyit, Danan, Dika,
terimakasih atas pengalaman TA yang tak terlupakan bersama kalian.
8. Tanpit, Om Woto, dan Maira, terimakasih sudah menjadi keluargku di Solo yang
sabar dan pengertian.
9. Sahabat-sahabatku di Malang, Virgo, Yulan, Ninik, dan Puspita, terimakasih telah
menjadi sahabatku selama ini dan selalu pengertian kepadaku walalupun aku jauh
dari kalian.
10. Seluruh staff dosen jurusan Desain Interior Universitas Sebelas Maret, terimakasih
atas semua ilmu dan pengalaman yang telah diberikan kepada kami.
11. Keluarga dan semua orang dekat penulis atas doa, kasih sayang, dorongan serta
perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini masih
terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga dengan sangat terbuka penulis mengharapkan
masukan dan kritikan demi kesempurnaannya.
Wassalamualaikum Wr Wb

Surakarta, Januari 2012

Penulis

DESAIN INTERIOR
COMMUNTIY CENTER SUPORTER KLUB SEPAKBOLA AREMA
INDONESIA FC DENGAN PENDEKATAN KONSEP SPORTY MODERN
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

( Lobby, Sekretariat, Office, Caf, Merchandise Store, Museum)

Rizqi Amalia Agusta1,


Drs. Soepono Sasongko, M.Sn2, Anung B. Studyanto, S.Sn, MT 3

ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana menciptakan
bangunan yang tidak hanya mempunyai fungsi edukatif, tetapi juga memiliki fungsi
entertainment?.(2).Bagaimana mendesain interior Community Center Suporter Klub
Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas yang informatif
dan menghibur dengan menicptakan suasana yang unik dan menarik?. (3). Bagaimana
merancang sebuah interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema
Indonesia FC dengan menerapkan konsep modern sporty?.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : (1) Menciptakan bangunan yang tidak
hanya mempunyai fungsi edukatif, tetapi juga memiliki fungsi entertainment. (2)
Menciptakan mendesain interior Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema
Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas yang informatif dan menghibur
dengan menicptakan suasana yang unik dan menarik. (3) Menciptakan sebuah interior
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan
konsep modern sporty.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa
interaktif, dimana ada 3 tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu : melalui
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Kemudian penyusunan
informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan
sejak awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan
peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1).Perancangan Interior Community
Center yang baik adalah perancangan yang informatif dan menarik minat pengunjung(2).
Penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun suasana para
pengunjung. (3). Karakter ruang sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan
keamanan bagi pengunjung.

1
Mahasiswa, Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807034
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2
INTERIOR DESIGN OF COMMUNITY CENTER FOR THE SUPPORTER OF
AREMA INDONESIA FC FOOTBALL CLUB
USING A SPORTY MODERN CONCEPT APPROACH
(Lobby, Secretariat, Office, Cafe, Merchandise Store, Museum)
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rizqi Amalia Agusta1,


Drs. Soepono Sasongko, M.Sn,2 Anung B. Studyanto S.Sn, MT3

ABSTRACT
The problems addressed in this research are: (1) How to create a building that not only
has educative function but also has entertainment function? (2) How to design an interior
of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club that gives
informative and entertaining facilities by creating a unique and interesting circumstance?
(3) How to design an interior of Community Center for the Supporter of Arema
Indonesia FC football club by applying a sporty modern concept?
The objectives of research are as follows: (1) to create a building that not only has
educative function but also has entertainment function, (2) To create a interior design of
Community Center for the Supporter of Arema Indonesia FC football club that gives
informative and entertaining facilities by creating a unique and interesting circumstance,
(3) to create a interior design of Community Center for the Supporter of Arema Indonesia
FC football club by applying a sporty modern concept.
The method used in discussing problems was an interactive analysis method, in which
there are 3 main stages the author used: selecting, focusing, and simplification and data
abstraction. Then, information organization was done before drawing a conclusion from
the research and since the beginning of data research, the research should had started to
record rules, question pattern, causal direction, and proportions.
From the analysis, the following conclusions could be drawn. (1) A good interior design
of Community Center was an informative one that appealed the visitors interest. (2) The
use of color and shape consistent with the theme would build the visitors circumstance.
(3) The room character was very helpful in creating comfort and safety for the visitors.

DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR ...........................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii

1
Student, Interior Design Department with NIM C0807034
2
First Consultant
3
Second Consultant commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iv


HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... v
HALAMAN MOTTO .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ............................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
D. Tujuan dan Sasaran ................................................................... 4
E. Manfaat ...................................................................................... 5
F. Metode Desain ........................................................................... 5
G. Sistematika Penulisan ................................................................ 8

BAB II. KAJIAN LITERATUR ......................................................... 10


A. Kajian Teori ............................................................................... 10
1. Pengertian Judul .................................................................... 10
2. Tinjauan Umum Community Center ..................................... 12
3. Tinjauan Umum Sepak Bola ................................................. 12
1. Pengertian Sepak Bola ....................................................... 12
2. Sejarah Sepak Bola Indonesia .......................................... 13
3. Perkembangan PSSI ......................................................... 15
4. tujuan permainan Sepak Bola ........................................... 17
4. Tinjauan Area Umum klub Sepak Bola Arema Indonesis FC 18
1. Nama Arema Pada Masa Kerajaan ................................... 18
2. Nama Arema di dekade '80-an .......................................... 19
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Awal Mula Berdirinya PS Arema ..................................... 20


4. Perjalanan Arema di Galatama ......................................... 22
5. Perjalanan arema di Ligina ............................................... 23
6. Perjalanan Arema di ISL .................................................. 24
7. Skuad Arema 2010/2011 .................................................. 24
5. Tinjauan Umum Suporter Arema Indonesia FC ................... 26
1. Sejarah Aremania: Zaman Galatama ................................ 26
2. Sejarah Aremania: Zaman Ligina ..................................... 27
3. Atraksi Pertandingan Arema ............................................ 28
4. Aremanita: Kehadiran Suporter Perempuan ..................... 31
5. Suporter Teladan .............................................................. 31
6. Masalah Dana ................................................................... 32
7. Sejarah Berdirinya Arema Fans Club (AFC) .................... 32
8. Brutalisme ke Hooliganisme ............................................ 33
9. kemunculan Aremania ...................................................... 36
10. Peran Korwil .................................................................... 40
11. Suporter Atraktif .............................................................. 45
6. Tinjauan Umum Museum ..................................................... 47
1. Pengertian Museum ......................................................... 47
2. Tugas, Fungsi, dan Peranan Museum ............................ 48
3. Syarat-syarat Museum ..................................................... 49
4. Persyaratan Koleksi ......................................................... 49
7. Tinjauan Merchandise Store ................................................. 50
1. Pengertian Merchandise Store ......................................... 50
2. Faktor dan proses Merchandise ....................................... 51
3. Interior Display ................................................................ 51
8. Tinjuan Umum Caf ............................................................. 53
1. Pengertian Caf ............................................................... 53
2. Identitas Perusahaan dalam Interior Caf ........................ 54
3. Sistem Penyajian pada Caf ............................................ 57
9. Tinjuan Umum Office ........................................................... 57
10. Tinjuan Umum Sekretariat ................................................... 59
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11. Tinjuan Umum Sekretariat ................................................... 59


B. Pendekatan Desain ..................................................................... 59
1. Hubungan Antar Ruang ......................................................... 59
2. Organisasi Ruang ................................................................... 60
3. Pola Sirkulasi ......................................................................... 72
4. Furniture ................................................................................ 74
5. Warna .................................................................................... 76
6. Elemen Pembentuk Ruang .................................................... 80
7. Interior Sistem ....................................................................... 86

BAB III. STUDI LAPANGAN .......................................................... 98


A. Tinjauan Umum ......................................................................... 98
a. Asumsi Lokasi ....................................................................... 98
b. Letak Geografis Kota Malang .............................................. 99
c. Kadar Udara .......................................................................... 100
d. Keadaan Geologi .................................................................. 100
e. Jenis Tanah ........................................................................... 100
f. Potensi Kota Malang ............................................................. 101
g. Perkembangan Potensi Kota Malang .................................... 102
h. rencana Pemanfaatan Ruang Kota Malang ........................... 103
B. Tinjauan Khusus ........................................................................ 109
a. City of Arema ....................................................................... 110
b. Ongisnade Caf & Store ....................................................... 113

BAB IV. ANALISA DESAIN ............................................................ 116


A. Programming .......................................................................... 116

1. Definisi Proyek ..................................................................... 116


2. Asumsi Lokasi ....................................................................... 116
3. Status Kelembagaan .............................................................. 117
4. Struktur Organisasi ............................................................... 117
5. Program Kegiatan ................................................................. 118
6. Alur Kegiatan ........................................................................ 119
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Program Ruang ..................................................................... 120


8. Besaran Ruang ...................................................................... 121
9. Pembentuk Ruang ................................................................. 125
10. Pengisi Ruang ....................................................................... 131
11. Sistem Interior ....................................................................... 132
12. Sistem Keamanan .................................................................. 135
13. Sistem Organisasi Ruang ...................................................... 137
14. Sistem Sirkulasi .................................................................... 139
15. Pola Hubungan Antar Ruang ................................................ 141
16. Zoning dan Grouping ............................................................ 141
B. Keputusan Desain ................................................................... 144

1. Ide Gagasan .......................................................................... 144

2. Tema .................................................................................... 145

3. Suasana Ruang ..................................................................... 145

4. Pola Penataan Ruang ............................................................. 146

5. Pembentuk Ruang ................................................................. 146

6. Pengisi ruang ......................................................................... 147

7. Sistem Interior ....................................................................... 149

8. Sistem Keamanan .................................................................. 151

BAB V. PENUTUP ............................................................................. 145


A. Kesimpulan ............................................................................. 153

B. Saran ........................................................................................ 154

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 156


LAMPIRAN ......................................................................................... 158

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
halaman
TABEL II.1. Skuad Arema Indonesia FC ................................... 25
TABEL II.2. Geng-geng Malang dan tempat asalnya .................. 34
TABEL IV.1. Analisa Kebutuhan Ruang Pengunjung .................. 120
TABEL IV.2. Analisa Kebutuhan Ruang pengelola ...................... 121
TABEL IV.3. Analisa Kegiatan dan Besaran Ruang ..................... 121
TABEL IV.4. Analisa Penggunaan Material Lantai ....................... 125
TABEL IV.5. Analisa Penggunaan Material Dinding .................... 127
TABEL IV.6. Analisa Penggunaan Material Langit-langit/Ceiling 129
TABEL IV.7. Analisa Pencahayaan Ruang .................................... 132
TABEL IV.8. Analisa Penghawaan Ruang .................................... 134
TABEL IV.9. Alternatif Pengorganisasian Ruang ......................... 137

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
halaman
GAMBAR II.1. Logo Arema Indonesia FC ..................................... 18
GAMBAR II.2. Acub Zainal ............................................................ 21
GAMBAR II.3. Aremania Beratraksi ............................................... 26
GAMBAR II.4. Aremania Beratraksi ............................................... 29
GAMBAR II.5. Interior Display ....................................................... 52
GAMBAR II.6. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 61
GAMBAR II.7. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 62
GAMBAR II.8. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 62
GAMBAR II.9. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 62
GAMBAR II.10. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 63
GAMBAR II.11. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 63
GAMBAR II.12. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 64
GAMBAR II.13. Organisasi Ruang Terpusat .................................... 64
GAMBAR II.14. Organisasi Ruang Linear ........................................ 64
GAMBAR II.15. Organisasi Ruang Linear ........................................ 65
GAMBAR II.16. Organisasi Ruang Linear ........................................ 65
GAMBAR II.17. Organisasi Ruang Linear ........................................ 66
GAMBAR II.18. Organisasi Ruang Linear ........................................ 66
GAMBAR II.19. Organisasi Ruang Radial ........................................ 67
GAMBAR II.20. Organisasi Ruang Radial ........................................ 68
GAMBAR II.21. Organisasi Ruang Cluster ....................................... 68
GAMBAR II.22. Organisasi Ruang Cluster ....................................... 69
GAMBAR II.23. Organisasi Ruang Cluster ....................................... 70
GAMBAR II.24. Organisasi Ruang Cluster ....................................... 70
GAMBAR II.25. Organisasi Ruang Grid ............................................ 70
GAMBAR II.26. Organisasi Ruang Grid ........................................... 71
GAMBAR II.27. Organisasi Ruang Grid ........................................... 72
GAMBAR II.28. Sirkulasi Liniear ..................................................... 73
GAMBAR II.29. Sirkulasi Radial ...................................................... 73
GAMBAR II.30. Sirkulasi Spiral ....................................................... 73
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

GAMBAR II.31. Sirkulasi Linear ...................................................... 74


GAMBAR II.32. Sirkulasi Network .................................................... 74
GAMBAR II.33. Fire Estinguisher .................................................... 95
GAMBAR II.34. Water Sprinkler ...................................................... 96
GAMBAR II.35. Hidrant Kebakaran ................................................. 96
GAMBAR III.1. Peta Kota Malang (Denah Lokasi) .......................... 98
GAMBAR III.2. Peta Kota Malang ................................................... 102
GAMBAR III.3. Main Entrance City of Arema ............................... 109
GAMBAR III.4. Bagian Depan City of Arema ................................ 111
GAMBAR III.5. Interior City of Arema ............................................ 112
GAMBAR III.6. Interior City of Arema ............................................. 112
GAMBAR III.7. Interior City of Arema ............................................. 112
GAMBAR III.8. Tampak Depan Ongisnade Caf & Store ............... 113
GAMBAR III.9. Interior Ongisnade Caf & Store ............................. 115
GAMBAR III.10. Interior Ongisnade Caf & Store ............................. 115
GAMBAR III.11. Interior Ongisnade Caf & Store ............................. 115
GAMBAR IV.1. Peta Kota Malang (Denah Lokasi) ......................... 117
GAMBAR IV.2. Pola Sirkulasi ......................................................... 140
GAMBAR IV.3. Hubungan Antar Ruang .......................................... 141
GAMBAR IV.4. Zoning .................................................................... 143
GAMBAR IV.5. Grouping ................................................................. 143

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan VI.1. Struktur Organisasi ............................................................. 118


Bagan VI. 2. Alur Kegiatan Pengunjung ................................................... 119
Bagan VI .3. Alur Kegiatan Pengelola ...................................................... 120

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sepak Bola adalah permainan bola yang sangat popular dimainkan oleh

dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Menurut Bill

Murray, pakar sejarah sepak bola, dalam bukunya The World Game: A

History of Soccer, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu,

orang orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan

menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Namun FIFA sebagai

badan sepak bola dunia secara resmi menyatakan bahwa sepak bola lahir dari

dataran Cina yang berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai

dengan ke-3 SM. Olah raga ini saat itu dikenal dengan sebutan tsu chu.

Dalam setiap pertandingan sepak bola tidak lepas dari adanya supporter.

Supporter adalah orang yang mendukung satu tim tertentu, dan siap

menyerahkan seluruh tenaganya dalam memotivasi klub kesayangannya

tersebut. Para supporter akan bersedia memberikan dukungan moral maupun

material terhadap klub kesayangan. Supporter yang fanatik akan melakukan

segalanya demi klub kesayangannya sehingga terkadang dukungan mereka

justru menjadi senjata makan tuan bagi klub karena yang mereka lakukan

justru tindakan anarkis demi mendukung klub.

Sepakbola dalam fungsi sebagai sebuah harapan bagi mereka yang

kurang beruntung dan merupakan golongan ekonomi menengah kebawah

perlahan-lahan mempunyai kecenderungan untuk menjadi sebuah paham baru


commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan bahkan menjadi sebuah agama, dalam hal ini adalah keyakinan yang

tertanam kuat.

Seiring dengan perkembangan zaman virus-virus suporter sepakbola

mulai masuk di Asia dan mulai merambah di Indonesia salah satunya adalah

supporter Arema Indonesia FC. Arema Indonesia FC adalah salah satu klub

sepak bola yang memiliki salah satu basis supporter yang besar di Indonesia.

Supporter Arema Indonesia FC ini memiliki sebutan, yaitu Aremania untuk

supporter laki-laki, dan Aremanita untuk supporter perempuan. Keberadaan

mereka cukup disegani oleh supporter klub sepak bola lain. Supporter ini

telah mengalami berbagai masa dimana mereka pernah mengalami

masa-masa yang kelam dengan melakukan tindakan anarkisme dimana-mana,

dan tentunya mengalami masa kejayaan dimana setelah dibina, mereka

akhirnya menjadi supporter percontohan bagi supporter klub lain. Mereka

termasuk salah satu supporter yang sangat fanatic yang memberikan

dukungan dengan bernyanyi dan beratraksi di tribun untuk mendukung klub

kesayangan mereka dengan dipimpin oleh dirijen mereka, yaitu Yuli Soempil.

Meskipun memiliki basis supporter yang cukup besar di Indonesia,

namun aremania maupun aremanita belum memiliki fasilitas yang memadai

untuk mengetahui dan menambah informasi mengenai klub sepak bola Arema

Indonesia FC dan suporternya. Berkaca dari permasaahan tersebut, maka

diperlukan suatu wadah bagi para supporter untuk mendapatkan fasilitas yang

memadai, dimana mereka dapat mendukung, medapatkan informasi,

pembinaan, dan tentunya hiburan yang layak. Fasilitas Community Center

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini nantinya akan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi fasilitas yang

rekreatif sekaligus edukatif sehingga menjadi tempat dimana para supporter

dan juga masyarakat umum bisa berkumpul dan mendapatkan informasi

mengenai klub sepakbola Arema Indonesia FC dan Supporternya.

B. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan yang ada dalam proyek ini dapat lebih terarah dan tidak

meluas keluar dari sasaran yang diinginkan maka secara garis besar

ditetapkan akan adanya batasan-batasan pada fasilitas yang akan dirancang

sebagai berikut:

Menurut Area yang dirancang

- Lobby

- Museum

- Merchandise store

- Caf

- Office

- Sekretariat

Menurut jam operasinya

- Untuk museum dan merchandise store beroperasi setiap hari mulai

pukul 09.00 22.00

- Untuk Caf beroperasi tiap hari mulai pukul 09.00-22.00 (apabila

ada event nonton bareng beroperasi hingga acara selesai)

- Untuk Office dan Sekretariat beroperasi setiap hari mulai pukul

09.00- selesai.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. RUMUSAN MASALAH

Fasilitas apa sajakah yang akan dirancang dalam menciptakan

bangunan yang mempunyai fungsi edukatif dan fungsi entertainment?

Bagaimanakah mendesain interior Community Center Suporter Klub

Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan fasilitas

yang informatif dan menghibur dengan menciptakan suasana yang unik

dan menarik?

Bagaimanakah merancang sebuah interior Community Center Suporter

Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep

modern sporty?

D. TUJUAN DAN SASARAN

Untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya mempunyai fungsi

edukatif, tetapi juga memiliki fungsi entertainment.

Untuk mendesain interior Community Center Suporter Klub

Sepakbola Arema Indonesia FC sehingga dapat memberikan

fasilitas yang informatif dan menghibur dengan menicptakan

suasana yang unik dan menarik.

Untuk merancang sebuah interior Community Center Suporter

Klub Sepakbola Arema Indonesia FC dengan menerapkan konsep

modern sporty.

E. MANFAAT
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Manfaat dari pengerjaan proyek community center ini cukup banyak,

diantaranya adalah:

Bagi desainer interior

Memperoleh proyek yang menarik sehingga dapat menambah

pengalaman serta dapat menuangkan idenya secara maksimal.

Bagi pengguna

1. Memperoleh wadah untuk berkumpul antar sesama supporter klub

sepak bola Arema Indonesia FC.

2. Memperoleh sarana untuk mengenal lebih baik tentang klub sepak

bola Arema Indonesia FC.

Bagi masyarakat

1. Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman

mengenai Arema Indonesia FC dan Supporternya.

2. Memberikan objek hiburan baru di kota Malang dan sekitarnya.

F. METODOLOGI DESAIN

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan :

a. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual

(Nazir, 1983, p.65). Dalam penelitian ini, metode survei digunakan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk mendapatkan data mengenai keadaan kondisi fisik didalam

community center ini.

b. Metode literatur adalah pencarian data sekunder yang akan mendukung

penelitian, juga untuk mengetahui sampai dimana ilmu yang

berhubungan dengan penelitian telah berkembang sehingga terdapat

kesimpulan (Nazir,1983, p. 112). Dalam penelitian ini, metode literatur

digunakan untukmendapatkan data literatur mengenai interior, citra

dan lain sebagainya yangakan digunakan sebagai tolak ukur dalam

penelitian ini.

c. Metode pengamatan adalah cara pengambilan data dengan

menggunakanpengamatan secara langsung dan alat bantu berupa

kamera atau video camera (Nazir, 1983, p. 213). Dalam penelitian ini,

metode pengamatan digunakanuntuk mendapatkan foto-foto dan

gambar yang berguna untuk penelitian ini.

d. Metode wawancara adalah proses memperoleh data atau keterangan

dengancara tanya jawab sambil bertatap muka dengan penjawab

(Nazir, 1983, p.234). Dalam penelitian ini, metode wawancara

digunakan untuk mendapatkandata non fisik dari obyek penelitian,

berupa konsep, data perusahaan dan lain sebagainya. Jadi

metode-metode tersebut diatas dipakai untuk mencari fakta secara

langsung dari obyek yang diteliti, yaitu community center dengan

melihatdan mendokumentasikan dalam foto sebagai data lapangan.

Penelitian ini tidakhanya dengan melihat kondisi riil saja, tapi juga

dilakukan pencarian fakta lainberupa wawancara dengan narasumber

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang bersangkutan, yaitu desainer, staf dan pengunjung community

center ini untuk mendapatkan data secara faktual.

Metode Analisis Data.

Adapun metode yang digunakan adalah :

- Metode diskriptif.

Metode analisis ini dimanfaatkan untuk membuat gambaran mengenai

situasiatau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan

akumulasi data belaka (Nazir, 1983, p. 65).

Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi:

a. Data Literatur

Yaitu data penjelasan mengenai teori-teori yang bersangkutan

denganobyek penelitian yang didapatkan dari literatur yang berupa

buku, jurnal, hasilpenelitian lain, dan internet.

b. Data Lapangan

Data lapangan ini meliputi data fisik dan data non-fisik mengenai

obyekpenelitian.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab 1, diuraikan mengenai latar belakang penelitian, pengertian

judul,perumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, sasaran

pengunjung, manfaatpenelitian, dan metode penelitian yang akan

digunakan.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II KAJIAN LITERATUR

Uraian tentang kajian teori dan pendekatan desain yang dijadikan

untuk mencapai tujuan perancangan. Kajian teori meliputi pengertian

judul, tinjauan sepakbola, tinjauan Arema Indonesia FC, tinjauan

supporter klub sepakbola arema Indonesia FC, tinjauan Hall, tinjauan

Gallery, tinjauan Merchandise Store, tinjauan Caf, dan tinjuan

Perpustakaan. Pendekatan desain meliputi hubungan antar ruang,

organisasi ruang, pola sirkulasi, furniture, warna, elemen pembentuk

ruang,

BAB III STUDI LAPANGAN

Penulis akan menjabarkan tentang data-data Community Center

Supporter Sepak bola Klub Arema Indononesia FC ini, berupa data

fisik dan data nonfisik desain.

BAB IV PROGRAMMING

Penulis akan membahas mengenai analisis data yang didapatkan

seperti yang diulas pada bab 3, dihubungkan dengan kesesuaiannya

dengan data-data literatur, difokuskan pada citra Community Center,

yang diharapkan oleh pihak manajemen Community Center sendiri.

BAB V KESIMPULAN

Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran mengenai hasil

perubahan desain interior Community Center sehubungan dengan

perubahan citra yang ditimbulkannya.

DAFTAR PUSTAKA

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

Berisi tentang skema pola pikir, gambar-gambar terkait, dan tabel

terkait dalam perancangan.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 9
BAB II
KAJIAN LITERATUR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. KAJIAN TEORI

1. PENGERTIAN JUDUL

Pengertian judul Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC

dengan Pendekatan Sporty Modern adalah sebagi berikut :

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 :

138)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimanan titik beratnya

adalah melihat sesuatu persoalan tidak secara tepisah atau tersendiri melainkan sebagi suatu

kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya saling kait mengkait. (Desain Interior, 1999 :

12)

Interior : 1) Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan tata kehidupan

manusia melalui media ruang. (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1991 : 197)

2) Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot (hiasan, dsb) di ruang dalam

gedung. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 483).

Desain Interior : Adalah karya arsitek atau desainer yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu

bangunan. (Desain Interior, 1999 : 11)

Community : Berasal dari bahasa inggris yang berarti komunitas

Center : Pusat atau tempat berkumpul atau terhimpunya beberapa orang atau sejumlah orang yang

mempunyai maksud dan tujuan yang sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau

kesenangan yang sama pula.

(John M. Echols & Hassan Shadily, 1982, hal 273).

Suporter : Seseorang yang memberikan dukungan kepada sebuah kelompok dalam pertandingan.

Klub :Perkumpulan orang-orang yang mempunyai ketertarikan pada hal/sesuatu yang sama

(Microsoft Encarta Reference Library 2003, Encarta Dictionary Tools)

Arema Indonesia : Sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia

commit to user
(http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia)

FC : Berasal dari bahasa inggris yang berarti klub sepak bola (Football Club).

Sporty : Berasal dari kata bahasa inggris, Sport berarti olahraga. Sporty adalah sesuatu yang

berhubungan dengan olahraga.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


(http://www.thefreedictionary.com/)

Modern : Yang terbaru, tidak tradisional, kekinian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 370).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. TINJAUAN UMUM COMMUNITY CENTER

1. Pengertian Community Center

Community Center berasal dari bahasa inggris:

Community : Komunitas

Center : Pusat

Community Center adalah Fasilitas publik dimana anggota dalam sebuah komunitas berkumpul

bersama dalam sebuah akitivas, dukungan sosial, informasi publik, dan keperluan lainnya. Fasilitas ini

terkadang terbuka untuk semua komunitas atau dikhususkan pada suatu grup diantara komunitas yang lebih

besar.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Community_centre)

3. TINJAUAN UMUM SEPAK BOLA

1. Pengertian Sepak Bola

Sepak bola adalah olahraga paling popular yang pernah dikenal umat manusia. Pada saat ini sepak bola

bukan sekedar menjadi olahraga karena perkembangannya sudah melampaui batas-batas. Dalam wujudnya

sekarang ini, sepak bola menjadi salah satu cabang olahraga yang penggemarnya amat luas. Secara

globalisasi, yang paling sukses di sepanjang masa adalah globalisasi sepak bola. Terhadap bola, orang yang

digiring mempunyai ikatan emosional dalam arti demam bola.

(www.x54tall.nl/badjasur/kreasi/no1/sepak bolano.html)

2. Sejarah Sepak bola di Indonesia

Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepak bola sering kali digelar untuk meramaikan pasar

malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda

juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis

olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepak bola paling disukai

commit
karena tidak memerlukan tempat khusus dan to user
pribumi boleh memainkannya.

Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar

pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di

tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu

militer, tapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa.

Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering

mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai

ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond

pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo

Mateng.

Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang

dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925.

Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung

Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy,

Jakpus.

Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu

Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) -yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische

Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936- milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa

Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia.

Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai

menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst

Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.

Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat

mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di

Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan

April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa,

ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan

pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.

Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer

Jepang. Di masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan,

olahraga permainan kembali semarak. commit to user

3. Perkembangan PSSI

Pasca Soeratin ajang sepak bola nasional ini terus berkembang walaupun perkembangan dunia persepak

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


bolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan

tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI

sebagai induk dari sepak bola nasional ini memang telah berupaya membina timnas dengan baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan.

Hal ini disebabkan pada cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Timnas, tidak cukup

hanya membina Timnas itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan

organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal. Padahal di era sebelum tahun

70-an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan

Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani.

Ketua PSSI

1930 1940 Soeratin Sosrosoegondo

1941 1949 Artono Martosoewignyo

1950 1959 Maladi

1960 1964 Abdul Wahab Djojohadikoesoemo

1964 1967 Maulwi Saelan

1967 1974 Kosasih Poerwanegara

1975 1977 Bardosono

1977 1977 Moehono

1977 1981 Ali Sadikin

1982 1983 Sjarnoebi Said

1983 1991 Kardono

1991 1999 Azwar Anas

1999 2003 Agum Gumelar

2003 2010 Nurdin Halid

2011 sekarang Djohar Arifin Husin

4. Tujuan permainan Sepak bola

Dua tim yang masing-masing terdiricommit


dari 11 to userbertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke
orang

gawang lawan (mencetak gol). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam

jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan

pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


penalti yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari

titik penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam

mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka selama masih dalam permainan.

ORGANISASI Sepak Bola

- Fdration Internationale de Football Association (FIFA) (dunia)

- UEFA (eropa)

- CONMEBOL (amerika latin)

- CONCACAF (amerika)

- AFC (asia)

- CAF (afrika)

- OFC (oseania

4. TINJAUAN UMUM KLUB SEPAK BOLA AREMA INDONESIA FC

1.

2. Nama Arema pada masa Kerajaan

Arema Indonesia (dulu: Arema Malang) adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di kota Malang,

Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo

Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Kanjuruhan. Arema Indonesia adalah tim sekota

dari Persema Malang. Sejak berganti pemilik dari PT Bentoel Investama, Tbk ke konsorsium di tahun 2009.

secara resmi Arema Malang, berganti nama menjadi Arema Indonesia.

commitArema
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, to usertelah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota
Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di

setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka

dipanggil Aremania'.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama

tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo

Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan

Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif

Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi.

Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah

hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

3. Nama Arema di dekade '80-an

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu

menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal

Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam subkultur

dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan

eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang

menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah

sebuah keniscayaan.

4. Awal mula berdirinya PS Arema

(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987,

dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya tPersema

Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Kanjuruhan home base klub pemerintah itu selalu

disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas

sepak bola. Ia masih jadi sebuah utopia.

Acub Zaenal yang pertama kali mempunyai andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama.

Jasa Sang Jenderal tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. Saya masih ingat, waktu

itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Kanjuruhan ketika Persema lawan Perseden Denpasar, ujar Ovan.

Melihat penonton membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan

commit
keinginan mendirikan klub galatama. You bikin sajato(klub)
user Galatama di Malang, kata Ovan menirukan ucapan

Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal mendatangi

Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif, katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau

dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. Saya hanya punya pemain, ujarnya. Maka

dipertemukanlah Lucky dengan Dirk Derek Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada 86.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama

Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng.

Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub

Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah

Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86

supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula

berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono

SHalmarhumNo 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar

penetapan (pilihan) secara khusus, ujar Ovan mengisahkan. Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan

Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan

commit
horoscop),imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, to user
Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk

mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.

5. Perjalanan Arema di Galatama

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama Ovan Tobing dan Lucky Acub Zaenal mulai bekerja keras

mengurus segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum

mulai diplaning.Bahkan,gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada),

Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latuperisa yang

kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga

bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul

Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain.

Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di

barak. TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema, papar Ovan.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah

klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas

klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal

pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri,

Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

6. Perjalanan Arema di Ligina

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak

12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun

berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah

dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun

2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang

kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan

musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema

dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan

2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18, Runner Up Piala Jatim Esia[1/6/2008]Pada

Final Melawan Persik Kediri dengan skor 2-1 di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Pada tahun 2006 dan 2007

commitdari
Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan to user
Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.

7. Perjalanan Arema di ISL

Di kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


kompetisi usai tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama,

Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium). Pelepasan Arema ini

adalah dampak dari penjualan saham mayoritas PT Bentoel Investama, Tbk. ke British American Tobacco.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sebelumnya ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang menjadi satu, namun ditolak

oleh Aremania. Arema pada musim kompetisi 2009-10 yang ditukangi olehRobert Rene Alberts meraih gelar

Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.

8. Skuad Arema 2010/2011

Pelatih Manajer: Miroslav Janu

Asisten Pelatih: Joko Susilo

Asisten Pelatih: Tony Ho

Pelatih Kiper: Dwi Sasmianto

NO KWN POS NAMA NO KWN POS NAMA

31 GK Achmad Kurniawan 17 MF Esteban Guillen

45 GK Aji Saka 44 MF Hendra Ridwan

1 GK Kurnia Meiga Hermansyah 77 MF Juan Revi Auriqto

25 GK Syaifudin 5 MF Muhammad Fachrudin

2 DF Purwaka Yudhi 6 MF Muhammad Ridhuan

3 DF Zulkifly Syukur 9 MF Roman Chmelo

4 DF Hermawan 18 MF Ronny Firmansyah

7 DF Benny Wahyudi 11 MF Tommy Pranata

14 DF Wahyu Gunawan 12 FW Noh Alam Shah

22 DF Irfan Raditya 99 FW Ahmad Amirudin

20 DF Johan Ahmad Farizi 15 FW Sunarto

32 DF Leonard Tupamahu 23 FW Yongki Aribowo

24 DF Roman Golian 29 FW Talaohu Abdul Musafri

27 DF Waluyo 41 FW Dendi Santoso

19 MF Ahmad Bustomi

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


5. TINJAUAN UMUM SUPORTER AREMA INDONESIA FC

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Sejarah Aremania: zaman Galatama

o Arema berdiri pada Agustus 1987. Pada waktu itu Liga Indonesia dibagi dua: Liga tim

semi-profesional bernama Galatama dan Liga Perserikatan.

o Selama zaman Galatama beberapa geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema. Selama

zaman itu suporter Arema bukan suporter murni tetapi suporter brutal seperti Hooligan Inggris.

Perilaku geng-geng tersebut berdasarkan pada egoisme yang buruk. Di stadion setiap geng mencoba

membuktikan siapa yang paling keras.

o Selama zaman itu persaingan keras antara suporter Surabaya dan Malang dimulai. Sering terjadi di

Surabaya pengrusakan kendaraan yang berplat N dan di Malang kendaraan yang berplat L mengalami

hal yang serupa. Juga pada tahun 1992 ada semacam sweeping menghadapi orang Surabaya di
commit to user
Malang. Polisi harus melaksanakan operasi agar aksi brutal itu dapat dicegah.

o Yayasan Arema Fans Club (AFC) berupaya untuk merukunkan para suporter Arema. Namun gagal

mengatasi suasana persaingan brutal tersebut. Pada tahun 1994, AFC dibubarkan.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


2. Sejarah Aremania: zaman Ligina

o Sekitar pertengahan tahun 1990-an istilah Aremania mulai dipakai sebagai nama suporter Arema.

Sementara itu geng-geng di Malang mulai luntur.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
o Anggota geng yang pada akhir tahun 1980-an masih muda, di pertengahan tahun 1990-an sudah lebih

dewasa. Munculnya generasi geng baru di Malang tidak terjadi karena faktor perubahan sepak bola di

Indonesia dan upaya pencegahan dari beberapa tokoh Aremania.

o Pada tahun 1990-an pemain asing mulai bermain untuk klub-klub Liga Indonesia. Pada tahun 1994

klub Galatama dan Perserikatan digabungkan menjadi Ligina. Setelah itu klub-klub dibagi menjadi

dua wilayah yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Pada akhir Ligina juara Ligina ditentukan dengan

putaran play-off. Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mulai mendorong perkembangan Liga

yang lebih profesional.

o Nama Aremania serta simbol Singo Edan diciptakan oleh beberapa tokoh Aremania sehingga dapat

mempersatukan suporter Arema. Suporter Arema didorong tokoh Aremania menjadi rukun dan

sportif.

o Namun proses itu mengalami hambatan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya

terjadi sampai sekarang. Konflik antara dua kelompok suporter ini di Malang masih terjadi sampai

tahun 1999.

o Insiden di luar Malang terjadi sampai tahun 2001. Yang paling parah setelah zaman Galatama terjadi

di Sidoarjo pada Mei tahun 2001.

3. Atraksi Pertandingan Arema

Menurut Mas Hilal Lahji dari pembinaan PS Arema ada kira-kira 3 jenis suporter Arema yang

merupakan para suporter Arema. Pertama-tama, ada kelompok yang terutama mementing Arema, yaitu yang

setia pada klub. Yang kedua, ada kelompok yang ikut pertandigan untuk menikmati sepak bola, yaitu pencinta

bola. Yang terakhir, ada kelompok yang menyaksikan pertandingan karena mau menikmati semacam pesta yang

muncul antara suporter Arema. Kelompok pertama dan kedua sudah ada sejak awal pendirian Arema. Soalnya

kelompok kedua masih lemah selama zaman geng-geng tetapi sekarang sekuat kelompok pertama. Yang agak

baru ada kelompok yang terakhir karena muncul dengan tokoh dirigen.

Kelompok yang suka pesta Aremaniacommit to menyaksikan


itu pasti user pertandingan di belakang gawang. Namun

yang mementingkan sepak bola menyaksikan pertandingan di tribun timur atau di tribun VIP. Sebenarnya

kelompok yang mementing klub ada di berbagai tempat di stadion. Memang bisa mementing Arema sambil

menikmati sepak bola dan juga bisa mementing Arema sambil menikmati pesta Aremania. Yang jelas tokoh

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


dirigen menjadi penimpin pesta Aremania itu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Suporter Arema telah membuat atraksi pertandingan selain pertandingan sepak bola itu sendiri. Yang

tersebut dibawah ini adalah hal-hal yang terjadi sebelum dan selama berlangsungnya pertandingan:

12.00 Daerah di sekitar stadion Kanjuruhan kandang tim Singo Edan mulai didekati suporter.

14.00 Sektor ekonomi mulai ramai sekali.

14.30 Tribun VIP mulai ramai.

15.00 Dirigen Aremania tiba di stadion. Di belakang gawang utara dirigennya bernama Yuli. Di

gawang selatan dirigennya bernama Kapet. Mereka memulai semacam latihan sorak-sorai, lagu dan

dansa yang terus berlangsung sampai akhir pertandingan.

15.20 Pemain-pemain masuk lapangan untuk latihan. Nama setiap pemain dipanggil satu persatu oleh

penyiar. Pemain Arema menerima tepuk tangan yang meriah.


commit to user
15.25 Penonton semua berdiri, mengangkat syalnya dan dengan kompak menyanyikan lagu Padamu

Negeri.

15.30 Permulaan pertandingan sepak bola.

Di belakang gawang terjadi semacam pesta suporter. Ada beberapa pemain tambur yang membantu

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


dirigen. Ada bermacam-macam lagu dinyanyikan suporter sambil menirukan gerak-gerik dirigen.

Selama dansa itu, suporter melambaikan tangan dan syal atau bendera sambil melompat-lompat.

17.30 Pertandingan telah berakhir dan Aremania pulang. Walaupun kalah Aremania tidak membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kericuhan. (John Psilopatis.2002:5)

Pertandingan Arema selama Ligina VIII merupakan hasil proses perubahan Arema yang mulai lebih dari

5 tahun yang lalu. Yaitu pertandingan di Malang telah dianggap aman dan pada umumnya tidak ada masalah

serius kalau Aremania ikut pertandingan Away Arema. Lagi pula Aremania menjadi atraksi sendiri selain

pertandingan sepak bola. Ini benar jika Aremania di stadion Kanjuruhan di Malang ataupun di mana-mana di

pulau Jawa. Yang jelas adalah sportifitas dan kreatifitas dipenting oleh Aremania. Suporter Arema telah

terkenal untuk sorak-sorai, lagu dan dansa dipimpin seorang dirigen. Pertandingan Arema itu menjadi bukti

utama bahwa para suporter Arema sudah maju dari hooliganisme.

4. Aremanita: Kehadiran suporter perempuan

Selama ISL 2010 di stadion Kanjuruhan tidak ada masalah yang lebih serius dari lemparan botol plastik.

Sudah begitu aman bagi suporter perempuan untuk hadir. Lagipula mereka berkumpul atas nama Aremanita.

Aremanita berusaha untuk menghapus tanggapan negatif terhadap suporter perempuan di Malang.

5. Suporter Teladan

Aremania sejak beberapa tahun yang lalu mulai diakui sebagai suporter teladan Indonesia. Pernah diakui

oleh PSSI dan suporter klub dari Tangerang sampai Gresik sebagai suporter terbaik maupun guru suporter lain.

Yang kedua mengenai kaos Aremania masih yang paling bagus. Kelihatannya tidak ada batasan mengenai

model potongan kaos Arema. Barangkali ada kira-kira 200 model potongan berbeda.

Yang terakhir, suporter lain sekarang mulai menjadi sportif. Yang berkembang adalah persahabatan

antara suporter dan komunitas suporter yang positif.

6. Masalah dana

Sekarang PS Arema tidak mempunyai sponsor utama, jadi tergantung pada penjualan tiket pertandingan

commit toyang
di Malang. Tiket pertandingan Arema merupakan user paling mahal di Indonesia. Suporter Arema pada

umumnya dari kelas menengah ke bawah.

7. Sejarah berdirinya Arema Fans Club (AFC)

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Pada tahun 1988 yayasan Arema Fans Club (AFC) berdiri. Ketua pertamanya adalah Ir. Lucky Zaenal.

Pada awalnya ada 13 korwil. Setiap korwil adalah pengurus hal suporter Arema di sebuah kampung atau daerah

di Malang. Di artikel Aremania Junjung Sportivitas diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 diceritakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menurut suporter Arema, AFC itu sangat individual, yaitu berkaitan dengan hubungan antara suporter dengan

suporter lain. Akibatnya AFC terhadap kesulitan mendorong kerukunan suporter. AFC pernah dianggap

sebagai yayasan yang terlalu ekslusif maupun kelas menengah untuk diterima oleh kebanyakan suporter Arema.

Sekitar tahun 1994 AFC dibubarkan. Menurut Lucky Zaenal itu karena banyak kesibukan dan soal generasi.

Walaupun keadaan tokoh-tokoh AFC pasti mempengaruhi keruntuhan AFC, harus ditanyakan mengapa

AFC tidak diteruskan oleh kelompok atau orang baru. Mungin itu tidak terjadi karena sudah jelas bahwa AFC

tidak didukung oleh suporter. Barangkali tokoh-tokoh AFC sadar pada fakta itu. Oelh karena itu, mantan-tokoh

AFC langsung terlibat dalam proses mengembangkan nama dan simbol yang akan mempersatukan suporter.

Memang tidak semua inisiatip AFC gagal. Harus diingatkan bahwa dengan AFC mulai sistem organisasi

suporter yang berdasarkan pada korwil. Korwil-korwil tidak hilang dengan kematian AFC tetapi jumlahnya

bertambah. Di samping itu AFC berdiri dalam konteks keras yaitu pada waktu geng-geng pemuda Malang

merupakan para suporter Arema. (John Psilopatis.2002)

8. Brutalisme ke Hooliganisme

Ada dua istilah yang dipakai untuk menggambarkan suporter yang tidak sportif dan membuat kerusuhan:

suporter brutal dan hooligan. Artinya dua istilah hampir sama. Perbedaan antara dua istilah itu hanya soal

konteks. Istilah hooligan itu berasal di luar konteks Indonesia dan bersifat perbandingan. Istilah suporter brutal

lebih sering dipakai dalam konteks Indonesia. Hooligan sama dengan suporter brutal karena yang jelas

kegiatannya berdasarkan pada egoisme buruk. Seorang hooligan mau membuat kerusuhan dan kekerasan untuk

membesarkan egonya. Seorang hooligan tidak ikut pertandingan untuk menikmati sepak bola tetapi untuk

membuat kericuhan. Seorang Hooligan adalah musuh perkembangan sepak bola apalagi komunitas suporter

murni. Akhirnya kalau memakai contoh suporter brutal Arema kelihatannya perbedaan antara dua istilah hanya

soal konteks.

Suporter Arema menjadi terkenal atas brutalisme antara waktu Arema berdiri dan pertengahan tahun

1990-an. Ada kekerasan antara suporter walaupun Arema menang atau kalah. Pada waktu itu beberapa geng

pemuda merupakan para suporter Arema. commit to user memiliki geng sendiri. Yang berikutnya adalah
Setiap kampung

daftar nama geng-geng Malang sama tempat asalnya kalau ada:

Nama Geng Tempat Asal


Aregrek Sekitar Jl. Basuki Rachmat
Arnak (Armada Nakal) Sukun

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Anker (Anak Keras) Jodipan
Argom (Armada Gombal) Kidul Dalem
Arpanja (Arek Panjaitan) Betek
Fanhalen (Federasi Anak Claket
Nakal Halangan)
perpustakaan.uns.ac.id
SAS (Sarang Anak Setan) - digilib.uns.ac.id
Geng Inggris -
Jrot -
Ermera -
Saga (Sumbersari Anak -
Ganas)

Geng-geng ini membuat suasana menakutkan di stadion. Tempat pertandingan menjadi kesempatan untuk

geng-geng tersebut membuktikan siapa yang paling keras. Persaingan keras antara geng-geng terjadi walaupun

semuanya medukung Arema. Jadi semua upaya untuk membuat suporter Arema rukun dan kompak dihalangi.

Tawuran terjadi antara suporter Malang dan suporter dari luar tetapi juga di antara para suporter Arema sendiri.

Bentrokan tidak terjadi karena provokasi tetapi disebab oleh suasana brutalisme ditimbulkan suporter Malang.

Masih diingatkan oleh suporter Arema (dengan malu) bahwa suporter Malang brutal sebelum suporter Surabaya

menjadi brutal. Akhinrya, waktu antara 1987 dan pertengahan tahun 1990-an suporter Arema membuktikan

bahwa mereka bisa mengimbangi egoisme Hooligan Inggris. Suporter Malang menjadi terkenal sebagai

Hooligan Indonesia. Sering selama akhir 1980-an dan awal 1990-an sering ada tawuran antara suporter

Surabaya dan Malang.

Sayangnya persaingan keras itu antara Bonek dan suporter Arema sulit dibatasi. Di Surabaya orang dari

Malang diganggu dan kendaraan yang berplat N (plat Malang) dirusak. Sementara di Malang kendaraan yang

berplat L (plat Surabaya) mengalami hal yang serupa. Pada tahun 1992 ada semacam sweeping menghadapi

orang yang berKTP Surabaya. Polisi terpaksa melakukan operasi untuk menghentikan aski brutal itu. Akhirnya

permusuhan berkembang antara orang kedua kota Jawa Timur tersebut melainkan antara suporter saja. Lagipula

Bonek nama suporter Surabaya menjadi istilah berarti hooligan Indonesia. Jadi kata bonek yaitu yang tidak

pakai huruf besar artinya hooligan walaupun Bonek itu berarti suporter Surabaya. Karena persaingan keras itu

sering Aremania dan Bonek dianggap sama saja. Khususnya di luar Malang banyak orang yang bersikap bahwa

Aremania adalah bonek juga. Banyak orang tidak membedakan antaranya. Selama tahun-tahun itu masyarakat

Malang tutup jendela dan mengunci pintu kalau ada pertandingan Arema. Sekarang suporter Arema telah
commit to user
benar-benar maju tetapi terhadap peringatan masyarakat yang menganggap bahwa mereka masih brutal.

9. Kemunculan Aremania

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Pada pertengahan tahun 1990-an geng-geng Malang mulai luntur. Sementara itu istilah Aremania

muncul sebagai nama para suporter Arema. Sebetulnya dua fenomena tersebut merupakan perubahan total

dalam budaya pemuda Malang yang dikatalisasikan oleh beberapa tokoh. Di artikel Aremania Mengukir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sejarah Baru diterbitkan di Bestari, no. 156, 2001 Gus Nul mantan pelatih Arema menceritakan bahwa

walaupun kurang jelas dari mana istilah Aremania itu muncul, nama itu mempersatukan suporter Arema. Secara

psichologis persamaan dasar antara Arema dan Aremania membuat suporter merasa bersatu. Kata Aremania

bisa dibagi Arema dan Mania. Aremania itu muncul secara spontan dari suporter Malang yang mulai bosan

dengan perkelahian geng-geng tersebut. Ada beberapa alasan untuk perubahan itu. Pertama-tama geng-geng

mulai luntur karena soal generasi. Anggota geng walaupun masih muda selama akhir 1980-an, di pertengahan

1990-an lebih dewasa. Karena sudah lumayan tua mulai bosan dengan kegiatan geng.

Di samping itu, pada 1994 Ligina yang pertama dimulai dan PSSI mulai mendorong sepak bola

Indonesia menjadi lebih profesional. Pemain asing mulai main untuk klub Indonesia. Itu termasuk upaya untuk

menaikkan kualitas liga sepak bola. Pemain asing pernah main untuk Arema. Pernah ada pemain dari Afrika,

Amerika Selatan, Korea Selatan dan juga Australia. Dari semua ini yang paling terkenal ada pemain dari Negara

Chile bernama Rodriguez Paco Rubio. Sekarang menurut suporter Malang dia semacam pahlawan sepak bola

Arema. Paco Rubio menembus gol lawan selama putaran Delapan Besar Ligina VI. Di samping itu, selama

Ligina VII ada pemain dari Afrika namanya Frank Bob Manuel yang dengan sayang dipanggil Bobby (selama

ISL 2010 main untuk klub perserikatan Malang Persema). Selama ISL 2010 Jaime Rojas (mantan pemain

Persema) juga berasal dari Chile masuk klub. Dengan berupaya ke profesionalisme suporter mulai lebih tertarik

pada permainan khususnya karena impor pemain luar negeri. Juga ada pemain lokal yang menjadi bintang.

Misalnya Ahmad Junaedi selama Ligina VI tetapi setelah itu dia pindah ke Persebaya dan menjadi musuh

suporter fanatik.

Dengan impor pemain asing dan perhatian pada pemain profesional orang Indonesia, yang berkembang

antara para suporter Indonesia adalah minat pada sepak bola bukan fanatisme terhadap klub saja. Di artikel

Suporter Bergeser Jadi Football Minded diterbitkan di Jawa Pos 9 Maret 2002 perubahan sikap suporter

digambarkan. Ternyata bahwa para penonton mulai memilih menonton pertandingan menurut suguhan kualitas

sepak bolanya. Yaitu penonton mulai memilih pertandingan dengan lawan kualitas sepak bola tinggi.

Barangkali suporter Indonesia dipengaruhi tayangan sepak bola dari luar negeri. Suporter mulai menuntut

kualitas dari sepak bola Liga Indonesia. commit to user

Di samping itu perubahan suporter Malang didorong beberapa tokoh perintis Aremania. Sebenarnya

munculnya generasi geng dapat dicegah karena upaya tokoh Aremania. Di artikel Aremania Sebuah Gerakan

Rakyat diterbitkan di Kompas, 1 April 2002 diceritakan bahwa suporter didorong oleh tokoh seperti Ovan

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Tobing, Lucky Zaenal, Iwan Kurniawan, Eko Subekti dan Leo Kailolo untuk menjadi suporter bersatu dan

sportif. Pasti mereka sadar bahwa suporter brutal akan merugikan PS Arema, dan kalau klub Arema akan

berusaha ke profesionalisme seharusnya suporter juga. Tokoh yang tersebut membantu membangun simbol klub
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Arema yang telah menjadi simbol suporter juga. Di artikel Aremania junjung sportivitas diterbitkan di Bestari,

no 156 2001 bahwa tokoh perintis ini mengusulkan Aremania dijuluki Macan Putih atau Singa Putih karena

Arema berdiri pada 11 Agustus yang termasuk zodiak Leo. Kemudian secara spontan ada orang antaranya yang

teriak edan. Mungkin itu mucul dari bagian belakang istilah Aremania yaitu mania. Kata mania berarti

edan.

Dari latar belakang nama Aremania dan simbol Singo Edan semacam bahasa Malang berkembang.

Kata-kata bahasa Indonesia dan bahasa Jawa terbalik merupakan bahasa Malang atau fenomena Ngalamania.

Misalnya Singo Edan menjadi Ongis Nade dan Orang Malang menjadi Genaro Ngalam. Di samping itu

arek-arek Malang menjadi Kera-kera Ngalam. Surat kabar Radar Malang itu Jawa Pos-nya Kera Ngalam.

Sekitar pertengahan tahun 1990-an suporter Arema mulai berubah. Citra negatif terhadap suporter Arema ada

sampai sekarang tetapi selama beberapa tahun yang lalu Aremania pernah diakui sebagai suporter Indonesia

terbaik. Pada waktu ribuan suporter ke Jakarta untuk putaran Delapan Besar Ligina VI Ketua Umum PSSI

Agum Gumelar terkesan oleh penampilan suporter Arema di Stadion Senayan. Dia mengakui Aremania sebagai

suporter kreatif, sportif dan atraktif. Di samping itu PSSI pernah mengundang Yuli Sugianto (dirigen suporter

Arema) untuk mewakili suporter Indonesia.

Selama Ligina VII sering diakui oleh suporter klub lain sebagai guru suporter lain. Pada Januari tahun

2001 di Tangerang, suporter mengucapkan selamat datang kepada Aremania dan sesudah ada insiden lemparan

terhadap Aremania mereka mengucapkan termima kasih karena Aremania tidak terpancing oleh oknum

provokator Tangerang. Pada Juli tahun itu diakui oleh suporter Solo sebagai guru hebat.

10.Peran korwil

Sekarang ada kira-kira 183 korwil di Malang. Setiap tokoh korwil adalah pengurus hal suporter di

sebuah kampung atau daerah. Sulit menghitungkan berapa jumlah korwil karena setiap korwil mandiri dalam

commit
pendiriannya. Selain itu ada kelompok yang bukantokorwil
user tetapi menemuhi peran agak seperti korwil. Juga

sistem ketertiban tersebut tidak bergantung pada ketua umum, yaitu Aremania bukan yayasan. Kantor PS

Arema merupakan pusat informasi untuk para tokoh korwil. Kalau ada pertandingan di Malang PS Arema

membagi tiket antara korwil-korwil (tetapi juga antara calo-calo). Akibatnya tidak ada antran suporter untuk

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


membeli tiket. Kemudian korwil menjual tiket pada anggotanya dengan harga loket. Anggota korwil bisa dapat

tiket dengan mudah. Namun dikatakan di artikel Aremanita Menepis Anggapan, Bestari no. 156 2001 bahwa

ruginya, adanya korwil-korwil akan banyak muncul calo-calo muda di stadion yang tidak jelas identitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kalau tiket ekonomi, harganya telah mahal sekali jadi calo-calo pada umumya terpaksa menjual pada harga

loket. Namun masih ada maanfaat sebagai anggota korwil yaitu pasti dapat tiket pada harga loket. Kalau

pertandingan ramai calo-calo bisa menaikkan harga tiket. Misalnya pada pertandingan Arema melawan

Persikota, pada jam 13.00 (permulaian pada jam 15.30) calo-calo minta sampai Rp. 25.000 untuk Ekonomi dan

sampai Rp. 65.000 untuk VIP, walaupun harga loket Rp. 12.000 dan Rp. 35.000. Sampai waktu sebentar

sebelum permulaian pertandingan harga tiket maupun ekonomi atau VIP telah mahal sekali. Katanya sampai Rp

100.000 untuk VIP. Kalau datang pagi-pagi ke stadion bisa dapat tiket dengan harga murah. Anggota korwil

bisa langsung membeli tiket dari tokoh korwil saja. Manfaat lagi adalah bahwa anggota bisa membeli tiket di

kampung sendiri tidak harus sampai stadion. Ini khususya manfaat untuk korwil yang jauh dari Jl. Semeru.

Anggota sebuah korwil membayar iuran setiap bulan dan menerima dua kartu identifikasi. Kartu yang pertama

dipakai di dalam korwilnya saja, yaitu untuk diidentifikasikan dalam kampungnya sebagai anggota korwil

Aremania. Yang kedua untuk penggunaan di luar tempat korwil maupun di luar Malang. Oleh karena itu kartu

itu dapat stempel Polresta Malang. Kalau seorang anggota Aremania terdapat kesulitan selama ikut tur bisa

memakai kartu itu untuk dapat bantuan karena dengan kartu itu diakui sebagai anggota formal Aremania.

Maanfaat untuk para suporter Arema adalah bahwa mereka bisa diatur dengan mudah kalau ada tur. Misalnya

karena sistem organisasi itu 8.000 sampai 10.000 suporter Malang bisa ke Jakarta atau Gresik tanpa ada

kerusuhan atau masalah serius apapun.

Peran tokoh korwil sebetulnya sangat menarik karena itu bersifat informal sambil formal. Tokoh korwil

disukai anggotanya karena dia kawannya. Namun dia bertanggung jawab untuk ketertibannya. Peran tokoh

korwil diakui oleh RT setempat dan Polresta Malang. Memang tokoh korwil mempunyai hubungan dengan PS

Arema, RT dan polisi untuk melancarkan kegiatan suporter. Kalau Aremania mau ikut tur ke kota lawan tim

Singo Edan harus meminta izin terlebih dahulu dari PS Arema. Kemudian korwil-korwil minta izin dari

Polresta Malang. Korwil-korwil Aremania tidak hadir di stadion di kota lawan Arema tanpa memberitahu dan

mohon izin dulu. Bonek musuh Aremania berbeda. Mereka sering hadir di tempat pertandingan tanpa

peringatan dan tanpa undangan apapun. Hubungan Aremania dengan Polresta ternyata melancarkan perjalanan

commit pada
Aremania ke tempat pertandingan Away. Misalnya to user
April 2002 Aremania berangkat ke Jakarta dari stasiun

Kotabaru Malang dan dua kereta api yang disediaka khusus untuk Aremania tidak cukup untuk mengantar

ribuan suporter yang hadir. Namun polisi siap untuk persoalan ini dan mengirim dua truk untuk mengantar

lain-lainnya suporter ke stasiun Jombang. Di Jombang ada kereta api siap untuk sisa perjalanan. Untuk tur yang

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


diberi nama Tur Batavia 2002 tokoh-tokoh korwil menawar supaya Aremania dapat harga tiket kereta api yang

lebih murah daripada harga biasa. Kalau ada tur anggota korwil diminta memberitahu kalau mau ikut kepada

tokoh korwil. Namun disamping jumlah yang sudah memberitahu kepada tokoh korwil ada yang hadir saja pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
waktu keberangakatan. Makanya kendaraan yang disediakan kurang cukup.

Karena kehormatan Aremania terhadap tokoh korwil peran dia secara informal lebih luas dari hal

suporter sepak bola saja. Pak Hazmi korwil Kehitangan daerah sekitar Jl. Basuki Rachmat menceritakan bahwa

di kampung itu pernah ada konflik atas soal minuman keras di kampung. Di kampung ada kelompok yang suka

minuman keras yang terhadap kelompok tidak mau mentoleransikan itu. Akibatnya dua kelompok itu pernah

berkelahi. Diceritakan bahwa dia terlibat dalam peran menengahi masalah itu. Mungkin karena korwil

dihormati oleh orang di kampungnya dai bisa membatasi masalah kampung supaya tidak ada konflik serius.

Meskipun itu, peran utama tokoh korwil adalah pengurusan Aremania.

Kelihatannya korwil muncul dimana-mana secara alami. Misalnya di daerah Batu. Ada korwil dengan

teman-temannya yang berikhtiar mendirikan korwil Bumi Aji. Ini contoh orang pemuda membuat sesuatu untuk

sendiri, yaitu tidak menunggu orang lain tetapi memprakarsai. Juga ada perkumpulan polisi Malang yang

merupakan korwil polisi. Korwil-korwil tidak dibatasi susunan hirarkis dan jumlah tidak terbatas. Karena itu

juga antara 183 korwil kadang-kadang tidak ada kesepakatan. Diceritakan bahwa korwil Pak Marheis yang pada

umumnya beranggota etnis Madura dianggap beberapa korwil lain sebagai kelompok yang merebut Aremania.

Mereka merasa bahwa kelompok Marheis dapat keuntungan dari Aremania. Masalah ini muncul dari hal tiket

bis pada waktu Aremania tur ke Solo. Pada waktu tiket bis diatur, Pak Marheis dapat diskon namun dia tidak

kasih tiket yang lebih murah kepada suporter. Hanya kelompok Pak Marheis dapat keuntungan dari penjualan

tiket. Korwil-korwil lain yang anggotanya pada umumnya orang Jawa tidak mengkritik korwil itu secara

langsung tetapi semuanya mengadu kepada korwil Kehitangan. Contoh ini sangat menarik karena sesuai dengan

ciri-ciri mengenai hubungan antara suku bangsa Jawa dan Madura, yang jelas ini sesuatu konflik yang berasal

dari konteks Jawa Timur. Di seluruh Jawa Timur ada perasaan samar-samar saling tidak percaya antara suku

Jawa dan Madura. Di Malang muncul melalui korwil-korwil Aremania. Akibatnya cerita itu menurut Bpk

Hazmi sendiri adalah bahwa dia dan Marheis itu menjadi semacam musul di dalam Aremania. Pak Hazmi dan

Pak Marheis tidak sampai memakai kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Lagipula tujuan mendukung

Arema cukup untuk mencegah konflik serius antara korwil-korwil.

commit
Di samping korwil-korwil ada semacam to user yang memenuhi peran yang hampir sama dengan
kelompok

korwil namun tidak pakai nama korwil. Kelompok itu adalah semacam korwil informal. Salah satu contoh

adalah kelompok yang bernama Arema Tlogomas. Mereka bukan korwil, apalagi mereka bukan Aremania.

Menurut ketuanya, mereka Arema bukan Aremania karena tujuan mereka mendukung Arema tetapi bukan itu

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


saja. Tujuan yang lebih dipenting adalah mendukung persatuan Indonesia. Di tempatnya ada gambar mantan

Presiden Soekarno dan bendera Indonesia. Upayanya tergantung pada semangat dan sumbangan dari

anggotanya. Selain itu mereka menjual bermacam-macam kerajinan supaya ada sumber dana untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kegiatannya. Kegiatan termasuk perayaan terhadap Indonesia dan Arema setiap Agustus. Ternyata bahwa

mereka tidak diterima di daerah sekitarnya oleh RT. Jadi mereka tidak mempunyai status resmi seperti korwil.

Walaupun jumlah korwil banyak dan ditambah kelompok suporter lain, semuanya muncul rukun sekali di

stadion. Sebenarnya itu karena Arema dan sepak bolanya tetap dianggap sebagai milik seluruh masyarakat

Malang.

11.Suporter Atraktif

Selama pertandingan Aremania menyanyi dan goyang dengan meriah. Si Yuli adalah suporter sepak

bola dari mana-mana. Di suka menonton liga Inggris, Spanyol dan Itali. Dan juga tahu tentang perbedaan gaya

permainan antara negara Amerika Selatan atau permainan liga belum terkenal seperti di Yunani. Soalnya Yuli

juga belajar suporter negara-negara ini. Yang diamati olehnya disesuaikan dengan konteks Malang, Indonesia.

Di Itali dan Spanyol lagu disukai oleh suporter, yaitu semacam musik. Sekarang suporter Arema terkenal atas

berbagai lagunya. Salah satu yang sering dinyanyi suporter begini:

AremaniaSingo edan

Sore ini...kamu harus menang

Bantai lawanmudi kandang Singa

Aremania mendukungmu

Juga Yuli pernah dapat kaset suporter Chile dari pemain asal Chile. Dengan musiknya sebagai contoh

sebuah lagu utama Aremania dibuat:

AyoAyo Arema...

Sore iniKita Harus Menang

Hehhehheh!

commit
Menarik bahwa ada semacam kerjasama to juga
antara user suporter dan klub Arema dengan pemain sepak bola

berasal dari Chile. Sepak bola dan juga supoter Malang agak dipengaruhi negara Chile. Juga dipengaruhi oleh

gaya suporter Brasil. Di bawah tokoh dirigen ada pemain tambur membuat sausana seperti sepak bola di Brasil.

Di Inggris suporter tidak menyanyi tetapi suka teriak kata-kata. Kalau lawan Arema mengambil free-kick

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Aremania teriak:

Tid-ak MungkinTid-ak MungkinTid-ak Mungkin


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Juga kalau Arema kalah dan perlu mencetak gol supaya tidak dikalahkan suporter teriak:

Arema keraskerasArema pisaupisau

Walaupun berdasarkan pada contoh dari luar kadang-kadang ada lagu yang sangat dipengaruhi konteks

suku Jawa. Khususnya konteks ciri-ciri orang Jawa Timur dibandingakan dengan orang Jawa Tengah:

Jangan loyojangan kendo

Kalau Singo Edan loyo

Kalau Singo Edan kendo

Bukan Singo Edan

Tapi putri Solo

Sambil menyanyi lagu-lagu itu dirigen memimpin para penonton dalam dansa. Gerak-gerik tokoh

dirigen ditirukan suporter. Mereka melambaikan tangan dari kiri ke kanan dan melambaikan syal dan bendera.

Mereka goyang dan melompat-lompat. Kalau melihat ini dari tribun timur atau VIP kelihatannya luar biasa,

yaitu para suporter goyang bersama-sama dengan rukun. Ikut dansa merupakan pengalaman luar biasa, yaitu

bisa menikmati suasana pesta Aremania. Di samping itu ada gelombang suporter atau Mexican Wave yang

bagus sekali kalau stadion penuh.

6. TINJAUAN UMUM MUSEUM

1. Pengertian Tentang Museum

Museum memiliki beberapa artian yang di dapat dari berbagai sumber, yaitu antara lain dapat di jelaskan

sebagai berikut:

commit
Museum berasal dari kata MOUSA, to user
yang berarti pengetahuan ruang atas tempat Menyimpan

benda-benda (Corporation of Architects 1968)

Berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, museum adalah institusi

permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada

masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. (museum, par 2)

Museum merupakan suatu badan atau lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, yang bertugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menghimpun, merawat, meneliti, dan menyajikan benda-benda sebagai pembuktian alam, manusia, dan

kebudayaan untuk kepentingan studi, dan rekreasi. (ICOM: International Council of Museum)

Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, merawat benda-benda yang

mempunyai nilai-nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya, dsb. (Kamus Besar Indonesia Kontemporer

664)

2. Tugas, Fungsi, dan Peranan Museum

Beberapa tugas, fungsi, dan peranan museum antara lain:

Mengumpulkan benda-benda untuk koleksi, merawat, dan mengawetkan.

Membantu metodik dan didaktik sekolahan dengan cara kerja yang berfaedah pada setiap kunjungan ke

museum.

Memamerkan benda-benda koleksi dan memasyaratkan

Sarana untuk memamerkan, menyelidiki, dan menerangkan benda-benda koleksi kepada pengunjung

Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan hasil budaya

Sebagai dokumentasi dan penelitian ilmiah

Pusat penyaluran ilmu untuk umum

Pusat peningkatan apresiasi budaya

Media pembinaan sejarah alam, ilmu pengetahuan, dan budaya.

3. Syarat-Syarat Museum

Sebagai sebuah ruang untuk ruang pameran untuk karya seni dan ilmu pengetahuan, museum memiliki
berbagai syarat ruang, yaitu:
Mendapatkan cahaya yang terang merupakan bagian dari pameran yang baik
Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembaban, kering, dan debu.

4. Persyaratan Koleksi
commitbenda-benda
Pengertian koleksi museum adalah sekumpulan to user bukti material manusia dan lingkungannya yang

berkaitan dengan satu

atau berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan. (DPK, 1988 : 19)

Adapun persyaratan koleksi, yaitu:

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


1. Mempunyai nilai sejarah dan ilmiah (termasuk nilai estetika).

2. Dapat diidentifikasikan wujudnya (morfologi), tipenya (tipologi), gayanya (style), fungsinya,

maknanya, asalnya secara historis dan geografi, genusnya (dalam orde biologi) atau dalam geologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(khususnya untuk benda-benda sejarah alam dan teknologi).

3. Harus dapat dijadikan dokumen, dalam arti sebagai bukti kenyataan dan kehadirannya (realitas dan

eksistensinya) bagi

penelitian ilmiah.

4. Dapat dijadikan suatu monumen atau bakal menjadi monumen

dalam sejarah alam dan budaya.

5. Benda asli (realita), replika atau reproduksi yang sah menurut

persyaratan museum. (DPK, 1988 : 20)

7. TINJAUAN MERCHANDISE STORE

1. Pengertian Merchandise Store

Merchandise artinya barang yang diperdagangkan. Merchandising merupakan salah satu bidang yang

berperan dalam menentukan keunggulan bersaing dari retailer. Merchandising juga dapat didefinisikan sebagai

seni atau ilmu pengelolaan merchandise, sehingga di dalam distribusi merchandise tercapai:

1. Produk yang tepat

2. Waktu yang tepat

3. Tempat yang tepat

4. Harga yang tepat

5. Kuantittas yang tepat

6. Kualitas yang tepat

7. Dijual dengan cara yang tepat

2. Faktor dan Proses Merchandise

Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan oleh retailer untuk meningkatkan keunggulan

kompetitifnya dibandingkan retailer lain, yaitu:

commit
1. Variasi kategori barang yang tersedia to user
(breadth)

2. Kedalaman jenis barang yang tersedia per kategori (depth)

3. Keunikan barang

4. Harga

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


5. Mutu

6. Jam buka dan jam tutup took

7. Fasilitas kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Suasana took dan rancangan interior

9. Tata letak took

10. Rancangan exterior took

3. Interior Display

Interior display merupakan suatu kebutuhan yang perlu diperhatikan, khususnya dalam merchandise store.

Dengan adanya display untuk digunakan memajang barang-barang yang dijual, akan membantu dan memudahkan

pengunjung dalam memilih barang-barang sesuai keinginan mereka. Contoh penataan display dalam sebuah

merchandise store berdasarkan barang yang dijual sebagai berikut:

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:

: Jenis barang permintaan

: Jenis barang yang mudah didapat

: Jenis barang mewah

Service dalam merchandise store dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan sevice store, yang dapt

menjalin komunikasi antara pengunjung dengan pegawai. Di sini pengunjung tidak perlu repot mencari barang

yang diinginkan. Biasanya dilakukan pada exclusive shop yang hanya mendisplay barang contoh. Self service,

yang biasanya dilakukan pada merchandise store yang besar. Ini dapat memberikan kebebasan pengunjung untuk

memilih barang yang diinginkannya. (De Chiara, Panero, Zelnik,1992).

8. TINJAUAN UMUM CAFE

1. Pengertian Cafe

Pada dasarnya CAFE mempunyai arti harafiah yaitu restoran kecil yang melayani atau menjual makanan

ringan dan minuman, CAFE biasanya digunakan untuk rileks (Kamus Besar Bahasa Indonesia 432). Tempat

yang biasanya dipakai untuk membuka CAFE adalah sebuah rumah yang didekorasi dan ditata dengan baik, dan

terkadang shoping mall atau sebuah pusat belanja juga untuk sebuah CAFE. Tempat seperti ini biasanya lebih

ramai dibandingkan dengan restoran karena banyak tamu yang keluar masuk.

commit to persyaratan
Sebuah CAFE juga mempunyai beberapa user ruang yang dilihat dari segi keamanan,

keselamatan, kenikmatan, dan kesehatan. Suatu hal yang prinsip pada ruang CAFE yang menyangkut

persyaratannya adalah persyaratan tentang kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada kebutuhan ruang gerak

atau individu. Dengan adanya perkembangan jaman, CAFE ini semakin luas, artinya CAFE tidak saja menjadi

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


tempat menikmati makanan dan minuman, tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi dan mencari teman baru

(Neufert, Data Arsitek Jilid 2 120). Aktivitas dari kegiatan tamu dan karyawan menentukan dekorasi sebuah

ruangan. Kita dapat mengamati bila seseorang tamu berada di restoran, aktivitas- aktivitas yang menonjol adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
duduk, memesan makanan/minuman, saat makan dan minum, mengambil makanan di meja bufet dan

melakukan pembayaran melalui waiter/waitress atau langsung ke counter cashier. Sedangkan aktivitas

waiter/waitress yang menonjol adalah melayani tamu, menyiapkan meja yang bersih untuk tamu, membersihkan

meja setelah digunakan, menerima pembayaran dari tamu, dan supervisor mengawasi jalannya operasional

restoran (Sugiarto dan Sulartiningrum 84). Dalam perancangan interior, desain mebel juga harus dipikirkan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dimensi mebel pun bisa mempengaruhi pengunjung untuk

berlama-lama duduk ataupun datang, duduk, makan, lalu pergi. Sebuah CAFE secara umum harus memiliki

syarat kondisi sebagai berikut:

1. Menarik perhatian dan tidak membuat pengunjung cepat bosan

2. Penghawaan dan sirkulasi yang baik.

3. Pencahayaan dalam ruang yang sesuai, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap (Neufert, Data Arsitek

Jilid 2 120).

2. Identitas Perusahaan dalam Interior CAFE

Wujud identitas perusahaan dapat dideteksi melalui desain interiornya sendiri yang merupakan salah satu

dari elemen tangibles. Desain interior yang sukses didasarkan pada cara kerja yang efektif yang selanjutnya

tergantung pada persepsi konsumen akan tempat tersebut. Desain bagian depan suatu CAFE mempengaruhi

konsumen mulai dari pandangan pertamanya pada signage dan facade, sampai pada menu makanan. Alur ini

dimulai dari eksterior, kemudian berpindah pada area masuk, area makan, bar atau lounge dan toilet. Sebuah

organisasi ruang yang efektif dapat berfungsi untuk membantu menciptakan CAFE yang mudah diingat oleh

konsumen. Desain ruangan seharusnya dapat dirasakan dan diingat oleh sensori pengunjung, serta memperkuat

keputusannya untuk kembali ke sana (Baraban dan Durocher 81). Rahasia untuk mencapai suatu kesesuaian

mulai dengan konsep menu dan desain adalah dengan menghubungkan studi pemasaran yang baik dan teliti pada

analisa menu sebelum memutuskan elemen desain yang baik pada interiornya. Studi pemasaran diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Type of restaurant commit to user

Jenis restoran dapat meliputi klasifikasi segmen pasar seperti restoran cepat saji, coffee shops, hotel dining,

restoran keluarga, entertainment restaurant, dan corporate cafeteria.

2. The market

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Dalam beberapa kasus, memilih lokasi berdekatan dengan pesaing adalah strategi yang baik. Tantangannya

adalah bagaimana menciptakan identitas yang unik untuk tiap restoran. Ada dua macam persaingan:

1. Primary competitors, adalah restoran yang letaknya berdekatan dan menawarkan jenis makanan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jenis pelayanan yang sama.

2. Secondary competitors, adalah restoran dengan jenis berbeda namun lokasinya berdekatan.

3. Concept of development

Sebuah konsep dapat memberikan tema yang kemudian diidentifikasikan menjadi elemen visual. Sebuah

tema memberikan perasaan yang kemudian meninggalkan sesuatu pada imajinasi para pengunjung.

4. Menu

Penawaran menu mempengaruhi perilaku konsumen dan keputusan mereka untuk makan di sana atau tidak,

atau mencari restoran lainnya.

5. General ambience

Tipe restoran yang berbeda menyebabkan perasaan yang berbeda. Hal ini bergantung pada bagaimana

perusahaan mendefinisikan suasana apa yang ingin diberikan sebuah cafe.

6. Management philosophy

Filosofi manajemen memberikan filosofi pada desain, seperti misalnya pada restoran waralaba, pada

umumnya adalah untuk memaksimalkan keuntungan para franchisor.

7. Style of service and service system

Service system didefinisikan dengan bagaimana makanan disiapkan dan sampai pada konsumen.

Jawaban dari pertanyaan ini akan memberikan pertimbangan spesifik dalam rencana perancangan ruang.

8. Speed of service

Kecepatan pelayanan sangat berhubungan dengan rata-rata waktu pergantian. Jika menginginkan

pergantian yang cepat, kursi dengan permukaan keras akan membuat pelanggan berpindah dari ruang makan

secepat mungkin. (Baraban dan Durocher 16-17)

3. Sistem Penyajian pada CAFE

Cara penyajian makanan dalam CAFE terdapat beberapa cara, yaitu :

1. Self Service

commit to user
Di mana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung datang, kemudian

mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan, kemudian menuju ke kasir dan membayar

makanan mereka lalu duduk di tempat yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat.

2. Waiter or Waitress Service to Table

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan, kemudian pramusaji akan melayani mereka,

mengantar menu dan makanan hingga membayar ke kasir, sehingga orang tidak perlu beranjak dari kursinya.

3. Counter Service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Di mana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang ada, biasanya digunakan untuk

pelayanan yang cepat dan service yang tidak formal.

4. Automatic Vending

Sistem ini menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin keluar makanan

yang dipilihnya (Lawson 58).

9. TINJAUAN UMUM OFFICE

Office/ Kantor adalah tempat penyedia informasi dalam rangka memperlancar tugas maupun aktifitas

kerja disegala bidang. Dengan demikian kantor merupakan tempat diselenggarakannya aktifitas-aktifitas yang

berkaitan dengan informasi untuk memperlancar kegiatan diberbagai unit dan merupakan proses untuk

menangani informasi mulai dari penerimaan, mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan mendistribusikan

(mengumpulkan) informasi.(Sukoco, 2009).

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout

saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebaginya didalam ruangan yang tersedia. Ada

beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut :

1. Menurut George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie menyatakan Tata ruang kantor adalah

penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk

menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja

perkantoran dengan biaya yang layak (1988:200).

2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan

perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia (1956:117).

Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor

dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang

baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya:

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya

tidak perlu. commit to user

2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan

untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan memenuhi suatu bagian tertentu.

(The Liang Gie, 1983:162).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10. TINJAUAN UMUM SEKRETARIAT

Sekretariat adalah satuan organisasi yang melakukan rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan

perkantoran dan bantuan lainnya yang dilaksanakan sebagai kegiatan penunjang supaya tujuan organisasi dicapai

dengan lancer.

B. PENDEKATAN DESAIN

1. Hubungan antar ruang

a. Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di

dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi

tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih

besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.

b. Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk

volume berkaitan seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang.

Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.

c. Ruang-ruang yang bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi

dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara

masing-masing simbolisnya.

d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga

yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.

2. Organisasi ruang

commit
Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan to user
tingkat kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis

ruang-ruang tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai jenis organisasi yang harus digunakan

dalam situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti pendekatan fungsional

persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


pemandangan. Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pertumbuhan

organisasi atau yang mungkin merangsang organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu

tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching, 2000, 188)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut :

a. Terpusat

Gambar II. 6 Organisasi ruang terpusat

Sumber : Ching, 2000, hal 189

suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan.

Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder,

dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

Gambar II. 7 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup

besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.

Gambar II. 8 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran,

serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan simetris terhadap dua

sumbu atau lebih.

commit to user

Gambar II. 9 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


kebutuhan -kebutuhan individu akan fungsi, menunjukkan kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya.

Perbedaan antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan

tapaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar II. 10 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah, kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk

harus dikhususkan menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai gerbang masuk.

Gambar II.11 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral.

Walaupun hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.

Gambar II.12 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya relatif padat dan secara geometric teratur

dapat digunakan untuk menetapkan titik-titik atau tempat-tempat di dalam ruangan, menghentikan

kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.

Gambar II.13 Ilustrasi 7 Organisasi


commit to userruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190

b. Linier

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Gambar II.14 Organisasi ruang Linier
perpustakaan.uns.ac.id Sumber : Ching, 2000, hal 189 digilib.uns.ac.id

Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari

sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui

ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan

fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir

sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam kedua

kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.

Gambar II.15 Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat

terjadi di manapun sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya.

Kepentingan juga dapat ditekankan menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2) keluar dari

organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang terpotong-potong

Gambar II.16 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak.

Bentuk ini dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang

pohon, atau mengarahkan ruang- ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan pemandangan. Bentuknya dapat

lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu

kemiringan atau berdiri tegak seperti sebuah menara.


commit to user

Gambar II.17 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: (1)

menghubungkan dan mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, (2)


perpustakaan.uns.ac.id berfungsi sebagai dinding atau
digilib.uns.ac.id

penahan untuk memisahkan ruang menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk

ke dalam sebuah daerah ruang.

Gambar II.18 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Bentuk-bentuk lengkung danbersegmen pada organisasi-organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada

sisii cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke, pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak

menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap lingkungannya.

c. Radial

Gambar II.19 Organisasi ruang Radial


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.

Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri

dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya.

Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke

dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang

keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam meng gabungkan dirinya pads

unsur-unsur atau benda-benda tertentu pada tapaknya.

commit to user

Gambar II.20 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya

bebentuk teratur. Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain

dalam hal bentuk dan paniang dan mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Cluster

Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau

hubungan visual. Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster

mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi

ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang

umum seperti wujud dan orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di dalam komposisinya,

ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan

penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari

konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan

dan perubahan langsungr tanpa mempengaruhi karakternya,

Gambar II.22 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam

bangunan atau sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat jugadikelompokkan berdasarkan luas daerah atau

volume ruang tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang dalarn hal kepadatan dan

keteraturan geometri akhirnya. Ruang-ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam suatu daerah atau

volume ruang yang telah dibentuk.

commit to user

Gambar II.23 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat

kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn polanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi

kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang sekelompok ruang atau dalam organisasi

Gambar II.24 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster


Sumber : Ching, 2000, hal 190

e. Grid

Gambar II.25 Organisasi ruang Grid


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid tiga dimensi lain. Organisasi grid

terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh pola

atau bidang grid tiga dimensi

Gambar II.26 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid


Sumber : Ching, 2000, hal 190

Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola

titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah

menjadi satu set ruang unit modular berulang. Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari

keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-unsur yang diorganisir.pola-pola ini membuat

menjadi satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang dimana ruang-ruang

organisasi grid daerah yang walaupun berbeda dalamtohal


commit ukuran, bentuk, atau fungsi, dapat membagi hubungan
user
bersama.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar II.27 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190

Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok.

Dalam daerah grid ini , ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah-daerah terisolir atau sebagai

pengulangan modul grid. Tanpa melihat penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika dipandang

sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set kedua berupa ruang-ruang negatif.

Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai dimensi ruang-ruangnya atau untuk

menegaskan daerah ruang untuk sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah.

perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu hirarki rnodul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi dan lokasinya.

3. Pola sirkulasi

Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya Bentuk Ruang danSusunannya, adalah :

a. Linear

Gambar II.28 Sirkulasi Linier


Sumber : Ching, 2000, hal 221

semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk

satu deretan ruang. Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-segmen, memotong

jalan lain, bercabang-cabang, membentuk kisaran.

a. Radial

Gambar II.29 Sirkulasi Radial


Sumber : Ching, 2000, hal 221
commit to user
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti sebuah pusat, titik bersama.

b. Spiral

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id Gambar II.30 Sirkulasi Spiral digilib.uns.ac.id
Sumber : Ching, 2000, hal 221

Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar

mengelilinginya dengan jarak yang berubah.

1. Grid

Gambar II.31 Sirkulasi Linier


Sumber : Ching, 2000, hal 221

Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan

menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat

2. Network

Gambar II.32 Sirkulasi Network


Sumber : Ching, 2000, hal 221

Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.

3. komposit

Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan

bisa dicapai dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya.

4. Furniture

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan yang erat hubungannya dengan

pemenuhan kebutuhan hidup, manusia membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan

keperluan sehari-hari. Oleh karenanya Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak

akan memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilangkapi dengan furniture, barulah ruang tersebut
commit to user
dapat berfungsi. Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai sedang

fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui

terlebih dahulu jenis aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat terhadap luasan ruang,

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


system pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi lainnya.

Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas,

fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana

menerjemahkannya dalam desain.

Desain furniture dibagi atas dua kategori :

1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis, lemari buku dan kursi yang tidak

mempunyai pelapis, tipe furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain

bertambah populer.

2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk

perlengkapan-perlengkapan tidur.

(Desain Interior, 1999 : 172)

5. Warna

Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya dalam kehidupan ini. Menurut Helen

Graham (seorang dosen psikologi di Keele University) dalam bukunya Penyembuhan dengan Warna, warna

adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan

kuno dari berbagai kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna dalam penyembuhan

bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari

beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. (Helen Graham, Penyembuhan

Dengan Warna, 1998, hal 4).

Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan oleh warna yang dikemukakan oleh Helen

Graham, Yaitu:

a) Merah

Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul, dasar tulang punggung, prostate, testes,

saluran kemih dan kelamin. Warna ini merangsang aktivitas fisik dan vitalitas, perasaan-perasaan aman,

stabil, percaya diri, dan kehangatan. commit to user

Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam ruang atau gedung dimana

dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak.

Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan orang dewasa yang hiperaktif, yang

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


menggunakan kekerasan dan agresif, atau pada situasi kerja yang menggunakan mesin-mesin yang bisa

berbahaya dan membutuhkan konsentrasi, ruang untuk membaca, atau kamar tidur.

b) Oranye
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas, ginjal, dan kandung kemih. Warna ini

merangsang metabolisme, pencernaan, penghilangan racun, daya tahan terhadp penyakit, energi-energi fisik

dan emosi, seksualitas, penampilan atlet dan selera fisik, mengatur keseimbangan gula dan cairan didalam

tubuh.

Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau

tempat terjadi perkumpulan social. Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat.

c) kuning

kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system saraf simpatik sehingga memberikan energi

pada otot, denyut jantung, pencernaan, dan peredaran darah. Warna ini merangsang saluran pencernaan,

aktivitas mental, kejelasan mental, alasan lisan, dan kekuatan kemauan.

Gunakan warna kuninga di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social dan tempat dimana

diperlukan pembicaraan yang hidup, dan untuk dekorasiruang atau gedung yang digunakan ole hank-anak

yang mengalami kesulitan belajar.

Jangan gunakan warna ini pada ank dan orang dewasa yang hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan

perilaku, dan ruang istirahat.

d) Hijau

Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paru-paru, bronchus, lengan,

tangan, kulit, peredaran darah sirkuler, dan system daya tahan tubuh. Hijau menunjukkan perasaan yang

positif, kasih saying, dan kepekaan.

Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan

ketenangandan kedamaian, diperlukan kepekaan atau aktivitasnya melibatkan sentuhan fisik, serta

ruang-ruang istirahat.

Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau

bagi penderita penyakit auto-imunitas.

e) Biru langit

commit
Memberi energi pada kelenjar tiroid to user
sehingga memberi energi pada metabolisme, pengendalian suhu

tubuh. Warna ini merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab pribadi, dan pendengaran.

Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, setiap ruangan atau bangunan yang

digunakanuntuk prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan dingin, dan bagi mereka yang sedang

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


menderita gangguan insomnia dan mengalami syok.

Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa yang mengalami kedinginan atau menggigil,

dan bagi penderita kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang lambat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f) Biru gelap atau indigo

Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian bawah, system saraf pusat dan

system endokrin terutama hormone serotonin dan melatonin, Karena itu biru gelap merangsang aktivitas

hormonal diseluruh tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan

psikis atau paranormal.

Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi (renungan) dan meditasi.

Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-pusat aktivitas fisik.

g) Ungu atau violet

Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak bagian atas dan system saraf,

kreativitas, ilham, estetika (keindahan), kemampuan artistic, dan cita-cita luhur.

Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan

spiritualitas, memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas, kesadaran dan meditasi, ruang-ruang teater, ruang

kelas anak-anak.

Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita menginginkan

adanya percakapan, atau diruangan dan bangunan yang ditinggali oleh orang yang memiliki gangguan mental,

terutama mereka yang menderita delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau

depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi) atau kecenderungan untuk mengundurkan diri.

6. Elemen pembentuk ruang

a. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati,

bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban

yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus

bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994, hal.6).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah

commit
tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan to user itu harus mampu dan kuat memikul beban mati
kerangka

atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1988, hal.329).

Persyaratan lantai:

1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


2) Mudah dibersihkan

3) Kedap suara

4) Tahan terhadap kelembaban


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya

Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu :

1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang

penyerapan bunyi, sbb:

a) Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada penyerapan bunyi.

b) Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles) memberikan penyerapan yang lebih banyak di

bandingkan dengan tumpukan lembaran (loop piles).

c) Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi

akan bertambah.

d) Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi penyerapan bunyi.

2) Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl, aspal dan cor.

3) Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai sebagai bahan lantai.

4) Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan lantai yang terbuat dari kayu.

Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk arus lalu lintas agar pengunjung tidak

bingung dan dapat melihat seluruh stand partision ataupun barang-barang yang sedang dipamerkan. Pada

ruang-ruang tertentu seperti dapur, pantry, kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai yang kedap air serta warna

pola yang serasi dengan fungsi dan perrawatannya. Pada dareah pertokoan lanati dipasang pada jalur lintas

orang berjalan (hall) dengan motif yang berbeda-beda agar member kesan adanya perbedaan antar

ruang-ruang yang ada di dalam kompleks tersebut. Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan konsentrasi

hendaknya jangan digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna karena dapat mengganggu. ( Pamudji

Suptandar, 1999 ).

b. Dinding

Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang

mempunyai jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap, sehingga struktur

kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan (John F. Pile, 1995, hal.222).

Dinding merupakan unsur pentingcommit to user


dalam pembentukan ruang, baik sebagai unsur penyekat/ pembagi

ruang maupun sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ruang dalam dinding mempunyai

peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata

letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


dinding.

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai

point of interest dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan ruang. Dinding juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan

bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding

berfungsi struktural. ( Pamudji Suptandar, 1999 : 147 )

Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja,

tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun, 1995 : 56).

Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :

1. Struktur, misalnya :

a) Bearing wall : dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari tumpukan/ urugan tanah.

b) Load bearing wals : dinding untuk menyokong/ menopang balok, lantai, atap dan sebagainya.

c) Foundation wall : dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat dan untuk menopang

balok-balok lantai pertama.

2. Non struktural, misalnya :

a) Party wall : dinding pemisah antara dua bangunan yang bersandar pada

masing-masing bangunan.

b) Fire wall : dinding yang digunakan sebagai pelindung dari pancaran kobaran

api.

c) Certain or Panels wall : dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu

konstruksi rangka baja atau beton.

d) Partition wall : dinding yang digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang

yang lebih kecil didalam ruang yang besar.

( Pamudji Suptandar, 1999 : 145 )

c. Langit-langit (ceiling)

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata ceiling, yang berarti melindungi

dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah

sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai

pelindung (penutup) lantai atau atap dancommit to user


sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di

bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen penutup utama pada

bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999 : 161)

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas. Kesan pertama adalah adanya

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio

loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250).

Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah :


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Fungsi langit-langit

Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai pengatur udara dan ventilasi.

2) Penentuan ketinggian

Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang, kegiatan ruang,

konstruksi dan permainan ceiling.

3) Bentuk penyelesaian

Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti melengkung, berpola,

polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 : 72)

Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu pendapat yang membutuhkan konsentrasi,

diusahakan agar ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan mengganggu konsentrasi.

Pada ruang pamer, agar menarik pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk dapat

menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya kemajuan teknologi, dan

penemuan-penemuan baru di bidang industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang

memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang antara lain :

a) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan, dan lain-lain

b) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif

c) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling), kain beludru

d) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks (multipleks), dan berbagai jenis

softboard/akustik tile

e) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed

f) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass sebagai skylight, kaca timah pada

gereja-gereja. (Pamudji Suptandar, 1999 : 166)

7. Interior Sistem

Didalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior maupun arsitek yang baik, ada baiknya selain

commit
memperhatikan keindahan juga memperhatikan to user bangunan yang serba alami. Pencahayaan alami,
perancangan

ventilasi atau penghawaan alami, dan akustik alami. Akan tetapi, tuntutan kehidupan modern dan keterbatasan

potensi alam telah menuntut manusia beralih kehal-hal yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau

penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan, tidaklah keliru jika diterapkan secara benar.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan, adalah

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Sistem Penghawaan

Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita beruntung hidup di Negara tropis lembab

yang nyaman. Dengan melimpahnya flora dan fauna serat masyarakat tidak pernah mengalami musim dingin

dan musim panas seperti didaerah gurun pasir. Tetapi pada kenyataannya bahwa ventilasi alami sulit

diusahakan di iklim lembab seperti di Indonesia. Suhu diiklim tropis lembab pada umumnya antara 24-32

C. Akan tetapi, kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat rendahlah yang menjadi persoalan.

Sebenarnya kita hidup dilingkungan yang tidak nyaman secara thermal.

Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut selalu aktif dan produktif. Mengingat

Negara Indonesia berada pada iklim tropis lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap bangunan perlu

mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa disebut sebagai Air Conditioner (AC). Mengingat bahwa

penghawaan alami tergantung sekali dengan kualitas udara alami di lingkungan bangunan. Kalau kualitas

udara lingkungan tidak sehat dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh pada ventilasi.

1) Pengkondisian udara

Ventilasi buatan atau penghawaan buatan (Artificial ventilation/Forced ventilation/Mechanical

ventilation) adalah penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan buatan sering juga

disebut Pengkondisian Udara (Air Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara didalam bangunan

yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, kebersihan, bau, serta distribusinya untuk

menciptakan kenyamanan bagi penghininya. Dengan demikian, pengkondisian udara tidak hanya berarti

menurunkan suhu (Cooling), tetapi juga menaikkan suhu (Heating). Di daerah tropis lembab yang suhu

rata-ratanya tinggi., pengkondisian udara (atau penghawaan buatan) diasosiasikan dengan penyejukan

udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin pengkondisian udara yang dikenal luas dengan intilah Air

Conditioner (AC). Kipas angin listrik (electric fan) tidak menurunkan udara, tetapi hanya menggerakkan

udara saja. Kipas angin listrik ada diantara penghawaan alami dan buatan.

2) Keuntungan penggunaan AC

Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan benar akan memberikan banyak

keuntungan. Yaitu: commit to user

a) Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur.

b) Kecepatan dan arah angin mudah diatur.

c) Kelembaban mudah diatur.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


d) Kebersihaan udara dapat dijaga.

Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan sampingan yaitu kenyamanan akustik dan

ketenangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion negatife (ionizer) yang dapt membunuh bakteri,

jamur, dan mengikat biang bau, serta memberikan efek segar pada udara ruang.

b) Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan dipertahankan, misalnya dengan

wewangian.

b. Sistem Pencahayan

Cahya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak dapat dibayangkan jika kita hidup tanpa

cahaya. Didalam perancangan sebuah interior, unsur cahaya dianggap hal yang paling penting dalam

penggunaan kebutuhannya. Karena cahaya selain memberi efek terang, juga ditata dengan baik akan

memberikan efek estetik yang akan memberikan keindahan ruang.

Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua macam sumber pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami (natural light)

Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa langsung diasosiasikan dengan cahaya

matahari (daylight). Cahya ini sangat baik bagi manusia. Karena bila mengasingkan manusia dari cahaya

matahari secara total akan membawa dampak merugikan baik secara fisik maupun mental (depresi).

Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita menggunakan sumber cahaya ini yaitu:

a) Cahaya alam murah dan mudah didapat.

b) Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik maupun psikologis.

c) Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas

d) Pencahayaan alami (matahari) mempunyai keterbatasan waktu.

e) Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung dengan musim.

f) Untuk mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan perangkat penghalang.

2) Pencahayaan buatan (artificial light)

Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat yang diciptakan oleh manusia seperti

lampu pijar, lilin, lampu minyak tanah, dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung diasosiasikan

dengan cahaya lampu. commit to user

Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari. Karena cahaya ini dapat menggantikan cahaya

matahari ketika malam hari.meski tidak ekonomis cahaya ini membarikan beberapa keuntungan, yaitu:

a) Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


b) Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya dalam ruang.

c) Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang.

Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita mengenal dua macam arah cahaya yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Pencahayaan langsung (direct lighting)

Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar langsung ke bidang kerja atau obyek.

2. Pencahayaan tak langsung (indirect lighting)

Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar lebih dulu (misalnya ke langit-langit atau kearh

dinding). Pencahayan tak langsung sangat baur sehingga menimbulkan suasana lembut.

Berdasarkan cakupannya dikenal istilah:

1) Pencahayaan umum (general lighting)

Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang

merata, walau mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap.

2) Pencahayaan kerja (task lighting)

Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual tertentu, biasanya disesuaikan dengan standart

kebutuhan penerangan bagi jenis kerja bersangkutan.

3) Pencahayaan aksen (accent lighting)

Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu untuk memperkuat

penampilannya (fungsi estetik).

c. Sistem Akustik

Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting arsitektur maupun interior. Nenek moyang

manusia menjadikan suara bagian penting dari peradapan dan kebudayaan mereka yang tidak hanya di

gunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman,

manusia membutuhkan akan alat yang dapat mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi

sesuai keinginan mereka. Terciptanya alat pengeras suara (loudspeaker) berawal dari keinginan manusia untuk

menciptakan suara yang di inginkan di tengah kegaduhan didalam ruang.

Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki dan mempelajari penghasilan,

pengendalian, penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang

getaran-gataran mekanis dalam udara ataucommit to user


benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang

memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah

mengenai gangguan seperti bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi

maslah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang

berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, 1980, hal. 421).

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian

mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga

kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan

yaitu :

1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai

pendengaran

2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran,

lebih dahulu mengenai bidang pantul

3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi

(Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)

Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

a) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan benda-benda dalam ruang.

b) Konstruksi dan bahan bangunan.

c) Luas dan fungsi ruang.

d) Pengaruh lingkungan.

Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan peredam suara yaitu dengan cara

menggunakan perangkat alat untuk mengurangi arau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling

efektif atau umum untuk meredam kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan bunyi.

Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan

menimbulkan bunyi lain.

d. Sistem Keamanan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan sistem sekuriti, CCTV (

commit
Closed Circuit Television ) dan Heavy duty door to user (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed
contact

Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar

televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan

(biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


khusus.

Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa pengamanan terhadap bahaya

kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :

a) Sistem pendeteksi awal

- Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.

- Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau panas pada suhu 1350C -

1600C

b) Fire extinguisher

Gambar II.33 Fire extinguisher

Sumber : http://www.google.com/products/catalog

c) Sprinkler

Penempatan titik titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran

ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa

cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang pada dinding. Kepala

sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari

dinding.

Gambar II.34 Water Sprinkler


commit to user
Sumber : http://www.safetec.com

d) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan

menggunakan alat baku air.

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar II.35 Hidrant Kebakaran Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Fire_hydrant

Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah

asap. Untuk mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :

a) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar

kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup

pipa-pipa tersebut.

b) Smoke & heat ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap

yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar

dari asap-asap tersebut.

c) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada

tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi

memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.

Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut:

a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang dapat terbakar.

b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar.

c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2.

Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan

meledakkan bahan peledak

2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

commit tomanusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan user (pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV

(Close Circuit Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 97


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

STUDI LAPANGAN

A. TINJAUAN UMUM

a. Asumsi Lokasi

Pertimbangan Perancangan Lokasi Secara Umum

Dalam penentuan lokasi Community Center Supporter Arema Indonesia

diperlukan suatu pertimbangan yang matang dan faktor pendukung antara lain :

1. Lokasi Strategis dan mudah dijangkau

2. Terletak ditengah kota namun tetap mempunyai tingkat ketenangan yang

memadai untuk relaksasi.

3. Lokasi dekat dengan Pusat Kegiatan Masyarakat

Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi yang ditentukan yaitu

di daerah Jl.Semeru, Malang, yang termasuk merupakan kawasan pusat kegiatan

masyarakat yang antara lain terdapat Stadion Gajayana, Mall Olympic Garden,

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lapangan tenis, lapangan basket, lapangan bola voli, kolam renang berstandar

internasional dan Pasar Wisata ( pada hari minggu ).

b. Letak Geografis Kota Malang

Terletak pada ketinggian antara 440 667 dpl, serta 112,06 Bujur Timur dan 7,06

8,02 Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung :

Gunung Arjuno di sebelah Utara

Gunung Tengger di sebelah Timur

Gunung Kawi di sebelah Barat

Gunung Kelud di sebelah Selatan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Daerah yang berbatasan dengan kota Malang antara lain :

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Arah Timur : Kecamatan Paks dan Kecamatan Tumpang

b. Arah Barat: Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau

c. Arah Utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso

d. Arah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

c. Kadar Udara

Berhawa sejuk dan kering, curah hujan rata-rata tiap tahun 1.833 mm dan

kelembaban udara rata-rata 72 %

d. Keadaan Geologi

Keadaan tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang antara lain :

Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri

Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur

Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah

pendidikan

e. Jenis Tanah

Jenis tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang ada 4 macam, antara

lain :

Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan

perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi.

Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif

kemiringan sekitar 15 %.

f. Potensi Kota Malang

Potensi Ekonomi

Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi lima kecamatan

(Kedungkandang, Sukun, Klojen, Blimbing dan Lowokwaru),57 Kelurahan. Kota

ini memiliki jumlah penduduk 756.982 Jiwa (sensus penduduk 2000). Kota

Malang pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi unggulan di sektor

perkebunan. Komoditi yang dihasilkannya antara lain, berupa kelapa dalam

dengan jumlah produksi sebesar 242 ton. Dari segi ekonomi, total nilai PDRB

yang dicapai Kota Malang pada tahun 2006 sebesar 10.739.067,46 (dalam jutaan

rupiah) dengan konstribusi terbesar datang dari sektor pedagangan, hotel, restoran

sebesar, sektor industri pengolahan dan dari sektor jasa. Kota Malang mendapat

julukan Switzerland of Indonesia karena kota ini pernah dianggap mempunyai tata

kota terbaik di antara kota-kota Hindia Belanda.

Pariwisata Kota Malang mampu menarik perhatian tersendiri, dari segi

geografis, Malng diuntungkan oleh keindahan alam daerah sekitarnya seperti Batu

dengan agrowisatanya, pemandian selecta, Songgoriti atau situs-situs purbkala

peninggalan kerajaan Singosari. Di sektor perdagangan mampu mengubah konsep

pariwisata kota Malang dari kota peristirahatan menjadi kota wisata belanja. Selain

perdaganagan, Kota Malang juga terkenal dengan industrinya, berbagai macam

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

industri seperti makan, minuman, kerajinan emas dan perak sampai garmen ,

disamping itu juga terdapat kerajiana keramik yang berada di Dinoyo mulai

berkembang dan mendapatkan tempat di kalangan pecinta keramik di tanah air.

g. Perkembangan Potensi Kota Malang

a. Fasilitas Perdagangan

Kota Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional. Kegiatan

perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok yaitu :

Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan sejenisnya

(pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang. Jenis kegiatan skala besar

(grosir), terpusat di pusat kota. Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan

jasa misalnya showroom) berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat,

dan Jakgung Suprapto dan berkembang sampai Arjosari. Jenis perdagangan jenis

lain tersebar hampir seluruh kawasan. Sektor pergudangan, dimana pada sektor

pergudangan ini Kota Malang tidak mempunyai kawasan tertentu. Lokasi

pergudangan yang ada di Kota Malang bercampur dengan kawasan industri

seperti di kawasan industri Bandulan dan Ciptomulyo. Sektor transportasi,

dimana terdapat dua jenis sistem transportasi yaitu transportasi jalan raya dan

transportasi kereta api. Kedua sistem transportasi tersebut cenderung mengalami

perkembangan pesat, khususnya transportasi kereta api, dimana merupakan

salah satu angkutan alternatif masa depan karena mempunyai keunggulan yaitu

bebas dari kemacetan.

b. Fasilitas Jasa Komersial

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Meliputi fasilitas-fasilitas akomodasi ( hotel, losmen ), jasa keuangan atau

perbankan, serta perkantoran perdagangan.

c. Sarana lain yang cukup penting

Memiliki cukup banyak terminal angkutan darat dan bandara Abdurrahman

Saleh.

h. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Malang

Pembangunan Daerah perlu diarahkan pada pemanfaatan ruang wilayah

secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah

penataan ruang sehingga kualitas ruang wilayah daerah dapat terjaga

keberlanjutannya demi terwujudnya kesejahteraan umum, keadilan sosial, dan

kelestarian lingkungan.

Berdasarkan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Tata Ruang No. 26

Tahun 2007 menunjukkan bahwa setiap RTRW harus ditindaklanjuti dengan

penyusunan RDTRK sebagai perangkat operasional RTRW. Menindaklanjuti hal

tersebut di atas Pemerintah Kota Malang telah membuat Rancangan Peraturan

Daerah Kota Malang tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Malang Tengah

tahun 2012-2032. Sebagai upaya pelibatan peran masyarakat serta dalam rangka

pelaksanaan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang :

Pasal 65 Ayat(1), "Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh

Pemerintah dengan melibatkan peran msyarakat";

Pasal 65 Ayat(2), "Peran masyarakat dalam penataan ruang

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan, antara lain melalui :

a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;

b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang;

c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

Penataan ruang :

Pasal 20, "Prosedur penyusunan rencana tata ruang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (1) meliputi :

a. Proses penyusunan rencana tata ruang;

b. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana

tata ruang; dan

c. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku

kepentingan"

Pasal 61 Ayat (1), "Prosedur penyusunan rancana tata ruang

sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 untuk Rencana Detail Tata

Ruang meliputi :

a. Proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang;

b. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten/kota dalam

penyusunan Rencana Detail Tata Ruang; dan

c. Pembahasan rancangan Rencana Detail Tata Ruang oleh

pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota"

sebagaimana ditambahkan pada penjelasan Pasal 61 Ayat (1)

Huruf b, "Pelibatan peran masyarakat dalam penyusunan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rencana Detail Tata Ruang antara lain dilakukan melalui

penjaringan opini publik, forum diskusi, dan konsultasi publik

pada tingkat kabupaten/kota"

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata

Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang :

a. Pasal 6, "Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata

ruang berupa :

a. masukan mengenai : 1) Persiapan penyusunan rencana

tata ruang; 2) penentuan arah pengembangan wilayah

atau kawasan; 3) pengidentifikasian potensi dan

masalah pembangunan wilayah atau kawasan; 4)

perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau

penetapan rencana tata ruang

b. kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata

ruang.

b. Pasal 7 Ayat (1), "Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah

dalam perencanaan tata ruang dapat secara aktif melibatkan

masyarakat;

c. Pasal 7 Ayat (2), "Masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan

penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan

ruang, dan atau yang kegiatan penataan ruang, yang memiliki

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang kegiatan

pokoknya di bidang penataan ruang.

Pembentukan struktur tata ruang yang ada di wilayah Kota Malang,

terbentuk karena masing-masing kawasan mempunyai potensi. Hal tersebut

dapat dibuktikan dari beberapa sudut pandang salah satunya adalah

berdasarkan fungsi kegiatan yang terbagi atas 2 yaitu :

a. Fungsi Primer

Fungsi primer yang ada di Kota Malang adalah : Sektor

industri, dimana pada kondisi eksisting terdapat 3 lokasi kawasan

industri dan 1 lokasi industri yang berbentuk koridor yang letaknya

menyebar yaitu : Kawasan industri terletak di Jalan Karya Timur yang

berkembang ke arah timur sampai Jalan Simp. Laksda Adi Sucipto

Kawasan industri yang terletak di Jalan Raya Bandulan, Kawasan

industri yang terletak di sebelah selatan yaitu di Kelurahan Ciptomulyo

dimana pada masa mendatang akan dipindahkan. Industri keramik yang

terletak di Dinoyo, dimana letaknya terpencar-pencar dan cenderung

berbentuk linier. Sektor perdagangan, dimana pada sektor ini Kota

Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional. Kegiatan

perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok

yaitu : Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan

sejenisnya (pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang.

Jenis kegiatan skala besar (grosir), terpusat di pusat kota.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan jasa misalnya

showroom) berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat, dan

Jakgung Suprapto dan berkembang sampai Arjosari. Jenis perdagangan

jenis lain tersebar hampir seluruh kawasan. Sektor pergudangan, dimana

pada sektor pergudangan ini Kota Malang tidak mempunyai kawasan

tertentu. Lokasi pergudangan yang ada di Kota Malang bercampur

dengan kawasan industri seperti di kawasan industri Bandulan dan

Ciptomulyo. Sektor transportasi, dimana terdapat dua jenis sistem

transportasi yaitu transportasi jalan raya dan transportasi kereta api.

Kedua sistem transportasi tersebut cenderung mengalami perkembangan

pesat, khususnya transportasi kereta api, dimana merupakan salah satu

angkutan alternatif masa depan karena mempunyai keunggulan yaitu

bebas dari kemacetan.

b. Fungsi Sekunder

Fungsi sekunder yang akan dikembangkan di Kota Malang

adalah sebagai kawasan industri, perdagangan, transportasi, perkantoran,

kesehatan, peribadatan dan olah raga. Pendidikan, dimana Kota Malang

merupakan pusat pendidikan dalam lingkup SWP maupun nasional

(sesuai dengan salah satu semboyan Tri Bina Cita). Hal itu tercermin

dari banyaknya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Khususnya perguruan tinggi mempunyai tingkat pertumbuhan yang

relatif tinggi, baik swasta maupun negeri seperti Unibraw, IKIP Negeri

Malang, ITN, Unmuh, Unmer, ABM, Widya Gama dan IAIN. Kawasan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

militer di Ksatrian, dimana dikawasan militer ini juga terdapat

pendidikan umum. Pariwisata, dimana pada sektor pariwisata Kota

Malang berkembang pada pusat pelayanan sarana wisata terutama pada

akomodasi, berbelanja, dan fasilitas lainnya

Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta

dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat

dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien,

harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang

kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap

kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :

a. Ketersediaan lahan kota.

b. Keterkaitan antar kegiatan.

c. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.

d. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.

e. Karakteristik budaya masyarakat.

f. Peninggalan budaya dan sejarah kota.

Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah

kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di

masa mendatang (2013), yakni :

a. Penyediaan areal pusat pariwisata.

b. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.

c. Penyediaan areal olahraga.

d. Penyediaan areal relokasi industri.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.

f. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan

perbelanjaan.

g. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.

h. Penyediaan areal lingkungan perumahan.

Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun

2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar

faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan,

kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan

ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini ( lembar

berikutnya )

B. TINJAUAN KHUSUS

Tinjuan Lapangan

1. City of Arema

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Lokasi

City of Arema terletak di jalan Trunojoyo Malang (dekat dengan stasiun Kota

Baru) adalah sebuah toko/distro yang khusus menjual berbagai merchendise yang

berhubungan dengan sepak bola,khususnya merchendise klub Arema Indonesia

FC. Distro City of Arema terdiri dari 3 toko yang dijadikan satu, membuat distro

ini cukup luas.

b. Fasilitas dan Tema

City of Arema ini adalah sebuah distro, oleh karena itu fasilitas yang

disediakan adalah berbagai macam produk merchandise yng berhubungan dengan

sepak bola, khususnya Arema Indonesia FC. City of Arema menyediakan berbagai

macam merchendise mulai dari kaos, hem, jaket, boneka, mug, gantungan kunci,

syal dsb yang semuanya berhubungan dengan klub Arema Indonesia FC. Tema

yang dihadirkan sebenarnya tidak terlalu jelas, karena pemilik sepertinya memang

tidak memperdulikan penataan interior distronya, tetapi melihat banyaknya

atribut-atribut arema yang di display, penulis menyimpulkan bahwa pemilik

menginginkan tema tersebut terbentuk dari dominasi atribut Arema, oleh karena

itu tema yang dihadirkan adalah Arema.

c. Elemen Pembentuk ruang

- Dinding

Dinding pada bangunan ini mengaplikasikan perpaduan finising berupa cat,


commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

material kayu dan kaca.

- Lantai

Lantai yang digunakan adalah plester yang di finishing cat berwarna biru,

keramik, dan metal.

- Ceiling

Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing cat plafon

warna putih.

d. Interior Sistem

- Penghawaan

Penghawaan pada toko ini menggunakan penghawaan alami dan buatan(kipas

angin)

- Pencahayaan

Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan alami dari

bukaan jendela serta dinding kaca. Namun tetap menggunakan bantuan

pencahayaan buatan.

- Akustik

Distro ini tidak memiliki akustik yang baik, karena soundsystem untuk pemutar

lagu-lagu arema di letakkan di luar toko.

e. Furniture

Furniture yang digunakan menggunakan material kayu dengan finishing

melamik warna natural agar kesan alami dapat terwujud, dan beberapa diantaranya

adalah menggunakan metal, seperti yang digunakan untuk menggantung pakaian

dan etalase kaca

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Foto Survei lapangan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Ongisnade Caf & Store

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Lokasi

Ongisnade Caf & Store terletak di jalan Ciliwung adalah sebuah ruko yang

menyediakan fasilitas caf dan store. Lokasinya dekat dengan jalan protocol kota

Malang sehingga cukup mudah dalam mencapai lokasinya

b. Fasilitas dan Tema

Ongisnade Caf & Store ini adalah sebuah ruko, Mereka menyediakan

berbagai macam merchandise yang berhubungan dengan klub Arema Indonesia

FC. Ongisnade Caf & Store menyediakan fasilitas untuk nonton bareng.

Ongisnade Caf & Store menyediakan berbagai macam merchendise mulai dari

kaos, hem, jaket, boneka, mug, gantungan kunci, syal dsb yang semuanya

berhubungan dengan klub Arema Indonesia FC. Tema yang dihadirkan adalah

modern karena terlihat dari bentuk-benuk furnishing yang cukup simple.

c. Elemen Pembentuk ruang

- Dinding

Dinding pada bangunan ini mengaplikasikan perpaduan finising berupa cat,

material kayu dan kaca.

- Lantai

Lantai yang digunakan adalah keramik berwarna putih.

- Ceiling

Ceiling yang di gunakan berupa gypsum board dengan finishing cat plafon

abu-abu dan hitam.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Interior Sistem

- Penghawaan

Penghawaan pada toko ini menggunakan penghawaan alami dan buatan(kipas

angin)

- Pencahayaan

Pencahayaan pada siang hari sebagian menggunakan pencahayaan alami dari

bukaan jendela serta dinding kaca. Namun tetap menggunakan bantuan

pencahayaan buatan.

- Akustik

Ongisnade Caf & Store ini menggunakan dinding sebagai peredam suara pada

area nonton bareng.

e. Furniture

Furniture yang digunakan menggunakan material kayu dengan finishing warna

abu-abu, dan beberapa diantaranya adalah menggunakan metal.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
ANALISA DESAIN
A. PROGRAMMING
1. DEFINISI PROYEK

Perancangan sebuah public dan comercial space, dengan keluasan

interior area 1200m2 - 1500m2 (adalah ruang/bangunan yang bediri sendiri tidak

tergabung dalam mall/square). Bangunan pada perancangan kali ini adalah

Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC.

Didirikan dan dibangun di kota Solo dengan

pertimbangan-pertimbangan yang terkait adalah site plan yang berada di kawasan

perkotaan, yang lazim dengan kegiatan bisnis perekonomian dan pariwisata.

Sehingga mendukung kegiatan utama yang dilakukan di dalam bangunan ini.

2. ASUMSI LOKASI
Pertimbangan Perancangan Lokasi Secara Umum

Dalam penentuan lokasi Community Center Suporter Klub Sepakbola

Arema Indonesia FC di Malang diperlukan suatu pertimbangan yang matang

maupun faktor pendukung bagi terlaksananya kegiatan pada Community Center,

antara lain :

a. Lokasi mempunyai akses yang tingggi terhadap fasilitas dan sarana

penunjang operasional.

b. Lokasi merupakan salah satu konsentrasi publik, sehingga mudah

dijangkau.

c. Lokasi tersebut dekat dengan Pusat Kegiatan Masyarakat

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Lokasi dekat dengan Stadion Gajayana sebagai base Arema Indonesia FC

Dengan beberapa pertimbangan di atas, maka lokasi yang ditentukan yaitu di

daerah Jl.Semeru, Malang, yang merupakan salah satu kawasan kegiatan

masyarakat Malang.

3. STATUS KELEMBAGAAN
Status kelembagaan dari Community Center ini adalah milik swasta,

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dimana pengelolaanya secara penuh didukung oleh Departemen Pariwisata dan

dengan perijinan dari PERDA perihal perijinan daerah tentang usaha rekreasi dan

hiburan.

4. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi dari Community Center Suporter Sepakbola Klub Arema

Indonesia FC ini adalah sebagai berikut :

5. PROGRAM KEGIATAN

Jam buka pada Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia

FC ini berbeda-beda:

- Untuk museum beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 22.00

- Untuk Caf beroperasi tiap hari mulai pukul 09.00-22.00 (apabila ada

even nonton bareng beroperasi hingga acara selesai)

- Untuk Office/Kesekretariatan beroperasi setiap hari mulai pukul

09.00- selesai.
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Untuk Merchandise Store beroperasi tiap hari mulai pukul

10.00-22.00.

(1) Kegiatan utama seperti transaksi jual beli, kesekretariatan, melihat

museum, dan nongkrong/nobar.

(2) Kegiatan pengelola seperti administrasi, marketing, pengarsipan,

pengarahan, pemberian informasi, pelayanan serta kegiatan pengelolaan

operasional,

(3) Kegiatan servis yang terdiri dari mecanical electrical, dan maintenence

bangunan serta,

(4) kegiatan penunjang yang terdiri dari kegiatan menunggu, kebutuhan

konsumsi, interaksi, kebutuhan ibadah (mushola) dan kebutuhan lavolatory.

6. ALUR KEGIATAN

Pola Kegiatan
a. Kegiatan Pengunjung

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Kegiatan pengelola

7. PROGRAM RUANG

a. Kelompok Pengunjung

AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

Datang, menyesuaikan diri Lobby


Mencari informasi Resepsionis
Melihat Museum Museum
Melihat-lihat merchandise Merchandise Store

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mencoba merchandise Ruang Pas


Membayar Kasir
Berdiskusi Sekretariatan
Nongkrong Cafe
Kebutuhan Konsumsi Cafe
Aktivitas pribadi Toilet, Mushola

b. Kelompok staff pengelola


AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG
Pengawasan Kantor
Persiapan R. Karyawan
Rapat, koordinasi R. Rapat
Penyimpanan Barang R. Gudang dan produksi
Kebutuhan konsumsi Pantry
Memberikan informasi Lobby
Museum tour Museum
Melayani pengunjung Merchandise Store
Kebutuhan Konsumsi Cafe
Aktivitas pribadi Toilet, Mushola

8. BESARAN RUANG

Besaran ruang pendidikan desain interior disesuaikan menurut kebutuhan dan

standart yang telah ditetapkan berdasarkan ukuran :

a. HD : Dimensi Manusia dan Ruang Interior

b. DA : Data Arsitek

c. TS : Time Saver for interior design

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ruang Keterangan Standart Luas


Kapasitas 20% dari
jumlah pengguna
bangunan per hari =
40-60 orang
Lobby HD
Standart : 0.9
m/orang
Luas : 60 x 0.9 = 54
m 54 m
Literatur Lobby

Zona Sirkulasi
Sumber : Panero, 2003, hal 33

Lebar Lintasan Publik Utama


Sumber : Panero, 2003, hal 201
STANDAR
RUANG KETERANGAN LUAS
T
10% dari
pengunjung, 200
x 10% = 20 staf
Meja kerja
R. Staf bentuk U HD
dengan cabinet :
5.44 m /
staf
Luas : 20 x 5.44 =
108.8 m 108.8 m
Kapasitas 2 orang
R. Direktur Standart area TS
24 m
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kerja : 12m/orang
Luas : 2 x 12 = 24
m
Kapasitas 10
orang
Standart : 0.8 HD
R. rapat
m/orang TS
Luas : 10 x 0.8 =
8 m 8 m
TOTAL 140.8 m
Perhitungan Kebutuhan Ruang 140.8 m + 20%
= 168.96 m

Kursi untuk penggunaan umum


Sumber : Panero, 2003, hal 128
STANDAR
RUANG KETERANGAN LUAS
T
Kapasitas 70% dari
jumlah pengguna
bangunan per hari =
150 orang
Merchandise Store HD
Standart : 0.9
m/orang
Luas : 150 x 0.9 =
135 m 135 m2
Kapasitas asumsi
200 orang
Area makan dan
sirkulasi : 1.96
m/orang
Dapur : 2.57
Cafe m/staf, asumsi 15 HD
staf 15 x 2.57m
= 38.55m
Luas : (150 x
1.96)+38.55
= 294 + 38.55
= 430.55 m 430.55 m
Kapasitas 70% dari
jumlah pengguna
Museum bangunan per hari =
150 orang asumsi
180 m
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Standart : 1.2
m/orang
Museum:150 x 1.2
= 180m
TOTAL 914.51 m
Literatur ruang rileks

Jarak Bersih minimal di belakang kursi makan


Sumber : Panero, 2003, hal 146

Kebutuhan jarak bersih antara meja amkan dan bufet


Sumber : Panero, 2003, hal 145
Asumsi pengguna
100 orang
Luas @loker = 0.3
Loker
m HD
Luas : 100 x 0.3 m
=30 m 30 m
Kapasitas 10 orang
Standart area kerja :
R. Administrasi 2.84m/orang HD
Luas : 10 x 2.84 =
28.4 m 28,4 m
Kapasitas 5
Luas area kerja :
R. Cleaning Servis 1.64m/orang
HD
Luas : 5 x 1.64 =
8.2m 8.2 m
Kapasitas 20 orang
Standart :
R. Toilet, Lavatory 2.42m/orang HD
Luas : 20 x 2.42 =
48.4 m 48.4 m
Mushola
TOTAL 115 m
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LUAS KEBUTUHAN RUANG 1029.51 m

9. PEMBENTUK RUANG

a.Lantai

Analisa Penggunaan Bahan Lantai

Alternatif
Ruang Dasar Pertimbangan Kriteria Bahan
Bahan
Sekretaria a. Efisiensi penggunaan a. Mempunyai sifat a. Keramik
t/ Office bahan akustik tile
b. Aktifitas pengunjung b. Tahan lama b. Granit
c. Lay out c. Mudah perawatan c. Marmer
d. Bentuk ruang dan pembersihan d. Wood
e. Fungsi ruang d. Kuat menahan laminated
f. Besaran ruang beban e. Temperated
g. Sistem sirkulasi e. Tidak licin glass
h. Akustik f. Tahan lembab f. Marmer
i. Dapat menampung pola g. Tahan gores
penataan ruang dan h. Daya pantul sinar
furniture yang dinamis tidak lebih dari
30%
Museum a. Efisiensi penggunaan a. Mempunyai sifat a. Keramik tile
bahan akustik b. Granit
b. Aktifitas pengunjung b. Desain dapat c. Stone/batu
c. Lay out memberikan arahan
d. Bentuk ruang c. Tahan lama
e. Fungsi ruang d. Mudah perawatan
f. Besaran ruang dan pembersihan
g. Sistem sirkulasi e. Kuat menahan
h. Akustik beban
i. Dapat menampung pola f. Tidak licin
penataan ruang dan g. Tahan lembab
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

furniture yang dinamis h. Tahan gores


i. Daya pantul sinar
tidak lebih dari 30%
Merchandise a. Efisiensi penggunaan a. Mempunyai sifat a. Keramik
Store bahan akustik tile
b. Aktifitas pengunjung b. Desain dapat b. Granit
c. Lay out memberikan arahan c. Wood
d. Bentuk ruang (guidance) laminated
e. Fungsi ruang c. Tahan lama d. Parquet
f. Besaran ruang d. Mudah perawatan
g. Sistem sirkulasi dan pembersihan
h. Akustik e. Kuat menahan
i. Dapat menampung pola beban
penataan ruang dan f. Tidak licin
furniture yang dinamis g. Tahan lembab
h. Tahan gores
i. Daya pantul sinar
tidak lebih dari 30%
Cafe d. Efisiensi a. Mempunyai sifat
penggunaan bahan akustik
e. Aktifitas b. Desain dapat
pengunjung memberikan arahan
f. Lay out c. Tahan lama
g. Bentuk ruang d. Mudah perawatan
h. Fungsi ruang dan pembersihan
i. Besaran ruang e. Kuat menahan beban
j. Sistem f. Tidak licin
sirkulasi g. Tahan lembab
k. Akustik h. Tahan gores
l. Dapat i. Daya pantul sinar
menampung pola penataan tidak lebih dari 30%

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ruang dan furniture yang


dinamis

b.Dinding

Analisa Penggunaan Material Dinding

Ruang Dasar Pertimbangan Kriteria Bahan Alternatif Bahan


Sekretariat a. Lay out a. Mendukung akustik a. Gypsumboard
dan Office b. Pola lantai agar suara dari luar b. Karpet wall to
c. Potensi luar ruang ruangan tidak wall
d. Bentuk ruang dan masuk ke dalam c. Partisi kayu
rencana bukaan ruang . d. Kaca
e. Dinding sebagai b. Tahan lama
pembatas visual, c. Tahan gesek
pelindung cuaca, d. Mudah perawatan
pengatur sirkulasi e. Tahan terhadap
udara, pendukung perubahan suhu
estetik dan kelembaban
f. Akustik f. Mendukung
g. Mendukung fleksibilitas ruang
fleksibilitas ruang
h. Mendukung suasana
ruang
i. Fungsi ruang
Museum a. Lay out a. Mendukung akustik a. Gypsumboard
b. Pola lantai agar suara dari luar b. Karpet wall to
c. Potensi luar ruang ruangan tidak masuk wall
d. Bentuk ruang dan ke dalam ruang . c. Partisi kayu

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

rencana bukaan yang b. Tahan lama d. Kaca


ada c. Tahan gesek
e. Dinding sebagai d. Mudah perawatan
pembatas visual, e. Tahan terhadap
pelindung cuaca, perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi kelembaban
udara, pendukung f. Mendukung
estetik fleksibilitas ruang
f. Akustik
g. Mendukung fleksi-
bilitas ruang
h. Mendukung suasana
ruang
i. Fungsi ruang
Merchandise a. Lay out a. Mendukung akustik a. Gypsumboard
Store b. Pola lantai agar suara dari luar b. Partisi kayu
c. Potensi luar ruang ruangan tidak masuk c. Kaca
d. Bentuk ruang dan ke dalam ruang .
rencana bukaan yang b. Tahan lama
ada c. Tahan gesek
e. Dinding sebagai d. Mudah perawatan
pembatas visual, e. Tahan terhadap
pelindung cuaca, perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi kelembaban
udara, pendukung f. Mendukung
estetik fleksibilitas ruang
f. Akustik
g. Mendukung fleksi-
bilitas ruang
h. Mendukung suasana
ruang

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i. Fungsi ruang
Cafe a. Lay out a. Mendukung akustik a. Gypsumboard
b. Pola lantai agar suara dari luar b. Partisi kayu
c. Potensi luar ruang ruangan tidak masuk c. Kaca
d. Bentuk ruang dan ke dalam ruang .
rencana bukaan yang b. Tahan lama
ada c. Tahan gesek
e. Dinding sebagai d. Mudah perawatan
pembatas visual, e. Tahan terhadap
pelindung cuaca, perubahan suhu dan
pengatur sirkulasi kelembaban
udara, pendukung f. Mendukung
estetik fleksibilitas ruang
f. Akustik
g. Mendukung fleksi-
bilitas ruang
h. Mendukung suasana
ruang
i. Fungsi ruang

c.Langit-langit

Analisa Penggunaan Material Langit-langit / Ceiling

Alternatif
Ruang Dasar Pertimbangan Kriteria Bahan
Bahan
Sekretariat a. Lay out a. Mendukung syarat a. Acoustic
dan Office b. Konsep lantai dan akustik board
dinding b. Mempunyai kuat b. Gypsum
c. Fungsi ruang dan yang dapat dukung board
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

aktifitas konstruksi listrik c. Multiplek


d. Struktur serta c. Ringan d. Lumbersserin
konstruksi atap d. Tahan lama g
e. Ketinggian titik e. Mudah perawatan
lampu dan rencana f. Memiliki nilai
instalasi estetis
f. Akustik g. Tahan terhadap
g. Mendukung pada perubahan suhu
suasana ruang
Museum a. Lay out a. Mendukung syarat a. Acoustic
b. Konsep lantai dan akustik board
dinding b. Mempunyai kuat b. Gypsum
c. Fungsi ruang dan yang dapat dukung board
aktifitas konstruksi listrik c. Multiplek
d. Struktur serta c. Ringan d.
konstruksi atap d. Tahan lama Lumberssering
e. Ketinggian titik e. Mudah perawatan
lampu dan rencana f. Memiliki nilai
instalasi estetis
f. Akustik mendukung g. Tahan terhadap
pada suasana ruang perubahan suhu
Merchandise a. Lay out a. Mendukung syarat a. Acoustic
Store b. Konsep lantai dan akustik board
dinding b. Mempunyai kuat b. Gypsum
c. Fungsi ruang dan yang dapat dukung board
aktifitas konstruksi listrik c. Multiplek
d. Struktur serta c. Ringan d.
konstruksi atap d. Tahan lama Lumberssering
e. Ketinggian titik lampu e. Mudah perawatan
dan rencana instalasi f. Memiliki nilai
f. Akustik mendukung estetis

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada suasana ruang g. Tahan terhadap


perubahan suhu
Cafe a. Lay out a. Mendukung syarat
b. Konsep lantai dan akustik
dinding b. Mempunyai kuat
c. Fungsi ruang dan yang dapat dukung
aktifitas konstruksi listrik
d. Struktur serta c. Ringan
konstruksi atap d. Tahan lama
e. Ketinggian titik lampu e. Mudah perawatan
dan rencana instalasi f. Memiliki nilai
f. Akustik mendukung estetis
pada suasana ruang g. Tahan terhadap
perubahan suhu

10. PENGISI RUANG

Furniture menggunakan beberapa macam material seperti kayu, stainless, dsb.

Desain furniture yang digunakan adalah simpel, ringan, dan sedikit ornamen

menyesuaikan tema kontemporer.

Bentuk dan warna sesuai dengan konsep dan tema dari perancangan . Warna

biru tetap menjadi dominan dalam perancangan kali ini, karena dapat menciptakan

suasana dari klub sepakbola Arema Indonesia FC itu sendiri. Selain itu, agar warna

tidak monoton, warna warna lain akan diaplikasikan terutama warna-warna soft

sebagai pendukung tema kontemporer. Bentuk yang digunakan menggunakan

bentuk-bentuk yang simpel dan aman bagi pengunjung dan pengelola.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11. SISTEM INTERIOR

a. Pencahayaan

Analisa Pencahayaan Ruang

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem


Sekretariat Tidak memerlukan bahan Pencahayaan Alami
dan Office daninstalasi khusus dalam Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya
Tidak memerlukan perawatan
khusus
Dapat digunakan di berbagai
tempat,
keadaan, waktu dan model yang
sesuai dengan perancangan yang
diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan
kebutuhan benda yang memerlukan
cahaya
Museum Tidak memerlukan bahan dan Pencahayaan Alami
instalasi khusus dalam Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya
Tidak memerlukan perawatan
khusus
Dapat digunakan di berbagai
tempat,
keadaan, waktu dan model yang
sesuai dengan perancangan yang
diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan
kebutuhan benda yang memerlukan
cahaya
commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Merchandise Tidak memerlukan bahan dan Pencahayaan Alami


Store instalasi khusus dalam Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya
Tidak memerlukan perawatan
khusus
Dapat digunakan di berbagai
tempat,
keadaan, waktu dan model yang
sesuai dengan perancangan yang
diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan
kebutuhan benda yang memerlukan
cahaya
Cafe Tidak memerlukan bahan dan Pencahayaan Alami
instalasi khusus dalam Pencahayaan Buatan
pengoperasiannya
Tidak memerlukan perawatan
khusus
Dapat digunakan di berbagai
tempat,
keadaan, waktu dan model yang
sesuai dengan perancangan yang
diinginkan
Dapat diletakkan sesuai dengan
kebutuhan benda yang memerlukan
cahaya

b. Penghawaan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Analisa Penghawaan Ruang

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem


Sekretariat Tidak memerlukan bahan dan Penghawaan Buatan
dan Office instalasi khusus dalam
pengoperasiannya
Mudah dalam pengoperasiannya
Mampu memberikan derajat
kelembaban sesuai dengan yang
diinginkan pada suatu tempat
Museum Tidak memerlukan bahan dan Penghawaan Buatan
instalasi khusus dalam
pengoperasiannya
Mudah dalam pengoperasiannya
Mampu memberikan derajat
kelembaban sesuai dengan yang
diinginkan pada suatu tempat
Merchandise Tidak memerlukan bahan dan Penghawaan Buatan
Store instalasi khusus dalam
pengoperasiannya
Mudah dalam pengoperasiannya
Mampu memberikan derajat
kelembaban sesuai dengan yang
diinginkan pada suatu tempat
Cafe Tidak memerlukan bahan dan Penghawaan Alami
instalasi khusus dalam Penghawaan Buatan
pengoperasiannya
Mudah dalam pengoperasiannya
Mampu memberikan derajat
kelembaban sesuai dengan yang
diinginkan pada suatu tempat

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Akustik

Dalam sistem akustik, sumber bunyi dari suatu kegiatan (manusia atau mesin)

akan menimbulkan dampak yang enak didengar atau tidak enak didengar (gaduh /

bising). Kebisingan mempunyai pengaruh dalam kenyamanan fisik suatu wadah

kegiatan (bangunan) yang tingkat kebisingannya berbeda antara satu dengan yang

lain, sehingga untuk mengantisipasinya perlu tinjauan konsep perencanaan dan

perancangan arsitektur yang memperhatikan akustik.

12. SISTEM KEAMANAN

a. Dari Ancaman Kebakaran

Suatu perancangan yang baik tentunya memperhatikan masalah keamanan

dari segi fisik bangunn dan terutama yang menyangkut kenyamanan pengunjung

dari hal-hal yang mengganggu serta membahayakan jiwa seseorang. Maka

diperlukan sarana peralatan yang berhubungan dengan keamanan yang dapat

diletakkan paada titik utilitas bangunan.

Peralatan tersebut dapat berupa :

1) Hidran air : pipa dengan kran air dimana tersedia selang dan alat

semprot air dengan lampu kontrol guna mengantisipasi kebakaran.

2) Sprinklers : alat kran air yang dipasang dengan jarak tertentu

dihubungkan dengan pipa air diatasnya, dipasang satu sistem dengan

heat detektor, sehingga jika kondisi panas dengan suhu tertentu atau

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

terjadi kebakaran alat tersebut otomatis menyemprotkan air

3) Tabung gas berisi gas CO2 atau obat kimia anti api yang dilengkapi

dengan alat penyemprot ( liquid foam )

4) Tersedia sign keluar ruangan dan kapak merah apabila diperlukan untuk

memecah dinding kaca

b. Dari Ancaman Kejahatan Manusia

Dasar pertimbangan :

1) Sistem operasionalnya yang mudah dan memiliki kemampuan tinggi untuk

melindungi bangunan

2) Tidak mengganggu penampilan bangunan

3) Bentuk dan luasan bangunan

4) Jenis sistem yang digunakan :

a. Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang digunakan untuk

memantau atau memonitor kegiatan yang sedang berlangsung dengan

menggunakan camera TV sebagai alat monitoring

b. Sistem door and exit control

Merupakan sistem dengan pemakaian pintu sebagai alat untuk

mengatasi bahaya yang datang dari luar bangunan. Pintu-pintu yang

berhubungan dengan luar bangunan diberi dan diawasi oleh seperangkat

alat pendeteksi elektronik.

13. SISTEM ORGANISASI RUANG

Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC, maka

orgaanisasi ruang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Pengelompokan ruang sesuai dengan pengelompokan kegiatan pengunjung.

2. Tingkat efisiensi ruang yang cukup.

3. Pengaturan tingkat kebisingan untuk menciptakan suasana relaksasi.

4. Sirkulasi antar ruang yang nyaman dan terarah.

Alternatif pengorganisasian ruang

Organisasi
Keuntungan Kerugian
Ruang
a) Linier Mudah menyesuaikan Kurang efisien, dan
kondisi butuh banyak ruang
Sirkulasi jelas dan terarah Tidak ada orientasi
Pencapaian mudah utama dari semua
Adanya hirarki ruang ruang
Tidak ada
pengelompokan dan
pemilahan kegiatan
berdasarkan sifat
fungsi kegiatan
Terpusat Memiliki pusat / orientasi Arah sirkulasi terpusat
kegiatan pada satu titik,
Bersifat stabil sehingga perhatian ke
Pencapaian ke titik ter- titik lain berkurang
tentu mudah & langsung
Efisiensi tinggi

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Radial Perpaduan antara organi- Arah sirkulasi terpusat


sasi linier dan radial pada satu titik,
Menghasilkan pola dinamis sehingga perhatian ke
Pencapaian ke titik tertentu titik lain berkurang
mudah dan langsung

Cluster Dapat menerima ruang Tidak ada orientasi


ruang yang berlainan utama pada ruang
bentuknya Kontrol visual kurang
Luwes dan dapat mene- baik
rima pertumbuhan dan
perubahan langsug tanpa
mempengaruhi karakter-
nya

Dari keempat alternatif di atas, penulis menggunakan organisasi ruang radial

pada bangunan utama, sedangkan pada bangunan museum menggunakan oraganisasi

ruang linear.

14. SISTEM SIRKULASI

Terdapat beberapa jenis sistem sirkulasi, yaitu:

1. Linier

Semua jalan pada dasarnya adalah linier. Jalan yang lurus dapat menjadi

unsur pengorganisir utama untuk satu deret ruang-ruang. Di samping itu,

jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain,

bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Radial

Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkermbang dari atau berhenti

pada sebuah pusat, titik bersarna.

3. Spiral (berputar)

Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus, yang

berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah

4. Grid

Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang Saling

berpotonqan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau

kawasan-kawasan ruang segi empat.

5. Jaringan

Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan

titik-titik tertentu di dalam ruang.

6. Komposit (gabungan)

Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat kombinasi dari

pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap pola adalah pusat kegiatan,

jalan masuk ke ruangan atau kamar, serta tempat untuk sirkulasi

vertikal berupa tangga-tangga, landaian, dan elevator. Semua bentuk

titik pusat ini memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan

menyediakan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan menentukan

orientasi. Untuk menghindari timbulnya orientasi yang Membingungkan, suatu

susunan hirarkis di antara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan

membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatannya.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar IV. 2

Ilustrasi Pola sirkulasi

Sumber : cing 2000, hal 221

Berdasarkan beberapa alternatif dalam sistem sirkulasi di atas, penulis

menggunakan sistem sirkulasi radial pada bangunan utama, dan linear pada

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bangunan museum.

15. POLA HUBUNGAN ANTAR RUANG

16. ZONING DAN GROUPING

Pada prinsipnya penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas

pertimbangan sifat dari kegiatan dan kepentingannya. Untuk menentukan

kelompok dari suatu ruang yang harus diperhatikan adalah :

a. Sirkulasi pengunjung, pemain, teknisi dan pengelola.

b. Pola pencapaian aktifitas didalam ruang.

c. Tingkat kegunaan dan sifat ruang.

d. Tingkat privasi, keamanan dan kenyamanan.

Kriteria penentuan tersebut dengan pertimbangan

Zona Publik

a. Untuk umum

b. Mudah dicapai oleh pengunjung

c. Tingkat ketenangan rendah.

Zona Semi Publik

a. Mudah dicapai

b. Diperuntukkan bagi pemain dan teknisi

c. Tingkat ketenangan cukup

d. Efisiensi tinggi

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Zona Privat

a. Digunakan bagi pengelola, pemain, dan teknisi

b. Mudah dicapai oleh pengelola, pemain dan teknisi

c. Tingkat ketenangan tinggi

Zona Servis

a. Sebagai area pelayanan

b. Mudah dicapai dari luar

c. Sebagai pendukung fasilitas utama

d. Mudah dalam pengawasan

e. Tidak menggunakan fasilitas utama

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. KEPUTUSAN DESAIN
1. IDE GAGASAN

Aktivitas utama suporter adalah mendukung tim, oleh karena itu

kebanyakan suporter datang ke stadion untuk melakukan dukungan langsung.

Namun apabila tim sedang away, tentunya menjadi halangan bagi suporter

yang tidak mempunyai cukup waktu dan biaya untuk ikut tur away, sehingga

dibutuhkan tempat dimana mereka tetap melakukan dukungan bagi tim

dengan nonton bareng. Kebutuhan akan atribut adalah temasuk hal yang

penting bagi seorang suporter, apalagi bagi suporter yang fanatik. Selain itu,

Aremania dikenal sebagai suporter fanatik, aktif dan vocal dalam

menyampaikan pendapat, baik kepada kinerja tim, maupun PSSI. Tidak

heran, karena keberadaan aremania adalah suatu faktor dimana klub Arema

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Indonesia FC masih bertahan sampai detik ini, seperti semboyan mereka

Arema tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana.

Keterbatasan fasilitas untuk suporter dan masyarakat dalam

mendapatkan informasi dan hiburan yang memadai mendorong penulis

untuk mendesain suatu fasilitas yang dapat mengakomodasi kebutuhan

supporter dan masyarakat pecinta klub Arema Indonesia FC. Oleh karena itu,

community center ini dirancang untuk memberikan fasilitas dimana supporter

selain dapat memberikan dukungan, melainkan juga mendapatkan informasi

dan bahkan hiburan yang didesain dalam satu bangunan dengan suasana yang

unik dan atraktif. Dalam perancangan ini nantinya akan didesain,Lobby,

Sekretariat, office, museum, merchandise store, dan caf. Fasilitas-fasilitas

tersebut nantinya akan mewadahi beragam aktivitas supporter arema maupun

masyarakat setempat di luar area stadion dengan suasana yang sangat

Arema.

2. TEMA

Tema yang akan digunakan adalah modern kontemporer. Tema

modern kontemporer sangat mendukung untuk menciptakan suasana yang

aktraktif dan dinamis sesuai dengan karakteristik supporter Arema Indonesia

FC. Modern kontemporer tidak terikat dengan aturan-aturan zaman dulu,

melainkan sesuai dengan perkembangan yang ada pada saat ini

Penerapan elemen Arema Indonesia FC, stadion dan modern

kontemporer akan diolah sehingga dapat menyajikan desain yang menarik.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Point of interest sangat berpengaruh dalam perwujudan tema modern

kontemporer. Eksplorasi pada dinding maupun keunikan furniture sangat

berperan dalam tema ini, begitupula dengan penggunaan warna-warna cerah

dan penggunaan cahaya.

3. SUASANA RUANG

Suasana yang akan dibangun pada community center ini adalah terkait

dengan konsep yang dipilih dan juga atmosfer yang akan diciptakan. Konsep

interior yang dipilih adalah sporty modern. Sporty karena bangunan yang

didesain berhubungan dengan salah satu cabang olahraga, yaitu sepak bola.

Sporty sendiri nantinya adalah terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan

dengan sepakbola dan klub Arema Indonesia itu sendiri. Sehingga konsep

community center ini adalah penjabaran dari unsur-unsur yang ada dalam

olahraga sepakbola dan klub Arema Indonesia dan di implementasikan ke

dalam unsur-unsur interior.

4. POLA PENATAAN RUANG

Penataan ruang pada Community Center ini ditekankan pada pola

kegiatan yang ada didalamnya. Untuk memudahkan sirkulasi baik pegawai

maupun pengunjung maka ruangan yang kegiatannya saling berhubungan

didekatkan agar polanya menjadi terarah. untuk ruangan pengelolaan

diletakkan pada sisi samping untuk memudahkan sirkulasi pengelola tanpa

mengganggu sirkulasi pengunjung.

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sirkulasi yang akan digunakan pada penataan ruang adalah sirkulasi

radial. Sirkulasi ini member kebebasan pada pengunjung untuk memilih

alternative arah yang dituju. Sirkulasi ini memiliki arah yang jelas, dan

kembali pada satu titik/ruangan.

5. PEMBENTUK RUANG

1. Lantai

Lantai akan dirancang menyesuaikan dengan konsep dan tema.

Konsep sporty modern akan diterpkan pada lantai melalui unsur-unsur

klub Arema Indonesia FC. Logo klub dan warna biru akan digunakan

pada perancangan. Kombinasi material kayu dan batu alam juga bisa

digunakan untuk menambah keindahan community center ini.

2. Dinding

Dinding akan banyak terpampang klub arema Indonesia FC dan

Aremania. Warna biru akan tetap selalu ada pada setiap ruangan. Gambar

dan warna biru akan menambah kesan bahwa bangunan tersebut memang

tentang Klub kebanggaan Arema Inonesia FC dan tentunya juga

Aremania. Penggunaan material unfinished seperti batu bata ekspose akan

menambah dinamisme ruangan, sehingga ruangan tidak terasa monoton.

3. Ceiling

Ceiling akan dirancang dengan menggunakan material gypsum yang

nantinya akan dikombinasikan dengan material lain, misalnya: kayu.

Ketinggian ceiling akan dirancang sesuai dengan kebutuhan. Apabila

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membutuhkan ruangan yang lebih nyaman dan menciptakan suasana yang

hangat, ketinggian ceiling harus cukup rendah agar suasana tersebut

benar-benar tercipta, dan sebaliknya.

6. PENGISI RUANG

1. Bentuk

Bentuk yang digunakan dalam perancangan community center ini

nantinya akan didesain sesuai dengan ciri khas tema kontemporer.

Bentuk lengkung dan geometri sama-sama berperan dalam

menciptakan tema modern kontemporer.

2. Warna

Warna yang dominan pada perancangan ini nantinya adalah warna

biru, karena warna tersebut adalah warna kebesaran dari klub sepakbola

Arema Indonesia. Warna biru juga menjadi warna dominan pada baju

supporter Arema ketika mendukung kesebelasannya di stadion.

Meskipun warna biru menjadi warna dominan, tetapi warna lain akan

tetap digunakan. Sebagai contoh, warna cokelat dan abu-abu akan digunakan

karena nantinya kayu, dan batu digunakan pula untuk material lantai.

3. Material

Material yang akan digunakan nantinya akan bermacam-macam. Tema

modern kontemporer member kebebasan pada perancang untuk

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan berbagai macam material. Kayu, batu, dan kaca adalah

beberapa diantara material yang digunakan. Penggunaan berbagai macam

material akan menciptakan keunikan dan kreativitas dalam mendesain

community center ini.

4. Finishing

Finishing yang digunakan akan menyesuaikan dengan tema dan

suasana pada community center. Suasana yang sangat kental dengan Arema

tentunya menjadi dominasi pada ruang-ruang yang akan di desain. Misalnya

pemasangan gambar Arema maupun Aremania pada dinding, dan penerapan

cat tembok warna biru sebagai warna identik klub Arema Indonesia FC ini.

5. Furniture

Pertimbangan furniture yang akan digunakan dalam Community

Center Suporter klub sepakbola Arema Indonesia FC adalah fungsi (sebagai

ruang multi fungsi, furniture diharapkan bersifat fleksible dan moveable),

faktor kenyamanan (karena digunakan dalam jangka waktu yang lama) dan

keselamatan ergonomic, ketahanan baik secara konstruksi maupun terhadap

perubahan temperature, nilai estetis disesuaikan dengan tema yang akan

ditampilkan adalah modern, mudah dalam perawatan maupun kebersihan

7. SISTEM INTERIOR

1. Pencahayaan

Pecahayaan pada perancangan sebisa mungkin menggunakan

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami sangat berperan dalam

meciptakan suasana yang alami. Selin pencahayaan alami, pencahayaan

buatan juga akan digunakan pada community center ini. Pada area lobby,

pencahayaan haruslah maksimal. Dengan kapasitas kurang lebih 100

orang, tentunya membutuhkan pencahayaan alami maupun buatan. Pada

area office dan kesekretariatan, pencahayaan dirancang sesuai dengan

kebutuhan pada office pada umumnya. Direct lighting digunakan pada

bagian-bagian yang membutuhkan pencahayaan maksimal, misalnya meja

kerja dan ruang rapat.

Museum dan Merchandise Store keduanya membutuhkan

pencahayaan direct maupun indirect. Permainan dalam pencahayaan

sangat penting dalam menciptakan suasana. Dalam galeri, spot light akan

digunakan pada hampir seluruh memorabilia yang dipamerkan agar

terkesan hidup. Sedangkan pada merchandise store, spotlight lebih

banyak digunakan pada produk-produk utama merchandise, maupun

produk keluaran terbaru. Pada area caf pencahayaan alami dan buatan

akan digunakan. Pencahayaan direct dan indirect didesain agar

pengunjung merasa nyaman berada didalam caf.

2. Penghawaan

Penghawaan alami dan buatan sama-sama pentingnya dalam

perancangan sebuah desain. Penghawaan alami dapat memanfaatkan

udara dari luar bangunan. Meskipun begitu, kondisi udara dari iklim

tropis di Indonesia memiliki kelembaban yang cukup tinggi, sehingga

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagian-bagian yang membutuhkan suhu ruangan yang kering seperti

museum dan merchandise store akan menggunakan system penghwaan

buatan yaitu melalui air conditioner (AC).

3. Akustik

Akustik yang digunakan pada perancangan interior Community

Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini yang utama

adalah alunan musik dari lagu-lagu yang berisi tentang Arema Indonesia

FC, maupun lagu-lagu dukungan yang biasanya dinyanyikan saat

supporter melakukan dukungan langsung di lapangan. Pemutaran music

tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan kecintaan dan

kebanggaan supporter akan klub Arema Indonesia FC.

4. Elemen estetis

Fungsi dari elemen estetis adalah untuk menambah keindahan suatu

benda pada bangunan. Penerapan elemen estetis harus dapat diatur dengan

bentuk, fungsi dan strukturalnya agar dapat mencapai suasana yang

diinginkan. Dalam perancangan suatu ruangan, hubungan antar unsur-unsur

dekorasi dalam interior harus terpadu dengan eksteriornya .unsur-unsur ini

antara lain proporsi, warna, garis dan tekstur. Elemen estetis pada

perancangan Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia

FC ini antara lain adalah pemasangan gambar-gambar klub Arema Indonesia

FC dan Aremania. Pencahayaan indirect dengan memasang lampu pada cove

ceiling. Penggunaan lampu spotlight pada gambar-gambar maupun barang.

Desain dinding pemisah ruangan menggunakan material yang

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menarik, mapun menggunakan material kaca es yang terlihat elegan dan

mewah. Batu bata yang di ekspos maupun dinding yang bertekstur dapat

menciptakan tema kontemporer dengan baik.

8. SISTEM KEAMANAN

1. Keamanan dari bahaya kebakaran

Suatu perancangan desain interior yang baik tentunya memperhatikan

masalah keamanan dari segi fisik bangunan dan terutama yang menyangkut

kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang mengganggu serta membahayakan

jiwa seseorang. Maka diperlukan sarana peralatan yang berhubungan dengan

keamanan yang dapat diletakkan paada titik utilitas bangunan.

Peralatan tersebut dapat berupa :

5) Hidran air : pipa dengan kran air dimana tersedia selang dan alat

semprot air dengan lampu kontrol guna mengantisipasi bahaya

kebakaran

6) Sprinklers : alat kran air yang dipasang dengan jarak tertentu

dihubungkan dengan pipa air diatasnya, dipasang satu sistem dengan

heat detektor, sehingga jika kondisi panas dengan suhu tertentu atau

terjadi kebakaran alat tersebut otomatis menyemprotkan air

7) Tabung gas berisi gas CO2 atau obat kimia anti api yang dilengkapi

dengan alat penyemprot ( liquid foam )

8) Tersedia tangga penyelamat sebagai jalur alternatif

9) Sistem keamanan dengan alarm, barcode detektor, kamera dan layar

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengawas, satuan keamanan yang dilengkapi dengan alat komunikasi

yang beroperasi selama 24 jam

2. Keamanan Dari Ancaman Kejahatan

Sistem keamanan bahaya ancaman kejahatan diterapkan pada

Community center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC ini yang

dimaksud untuk perlindungan terhadap bahaya pencurian barang yang dijual

dengan penerapan CCTV (Close Circuit Televesion), dan heavy duty door

contact (sensor yang dipasang pada pintu).

commit to user
Community Center Suporter Klub Sepakbola Arema Indonesia FC 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema

Indonesia FCmerupakan suatu wadah bagi supporter Arema Indonesia FC

(Aremania) untuk bersosialisasi, dan mendapatkan fasilitas yang informatif

sekaligus menghibur.

Tujuan dari karya ini adalah merencanakan suatu comersial space yang

berada di Kota Malang dimana ditujukan bagi para pecinta Klub Arema

Indonesia FC yang sampai saat ini belum memiliki tempat khusus untuk

mendapatkan fasilitas yang layak dalam menyalurkan hobi danm ketertarikan

yang sama dalam hal sepak bola terutama mendukung Arema Indonesia FC.

Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC bertujuan

mengakomodir berbagai kebutuhan dari penggemar sepak bola dan masyarakat

sekitar baik informatif maupun entertainment. Desain Interior Community

Center Suporter Klub Sepak Bola Arema Indonesia FC ini diharapkan

bermanfaat bagi masyarakat untuk dapat memberikan wawasan baru dan

hiburan di kota Malang.

Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema

Indonesia FC memiliki konsep sporty modern, dan merancang desain interior

yang dapat menghadirkan suasana atmosfer interior yang dapat menumbuhkan

minat dan kecintaan masyarakat terhadap Klub Arema Indonesia FC. Dengan

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 157


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemilihan konsep ini, penerapan sporty adalah dengan menerapkan

elemen-elem dari cabang olahraga sepak bola. Elemen-elemen tersebut

contohnya adalah penerapan elemen stadion, bench seat, pola lapangan, dsb.

Penerapan ini tentunya disesuakan dengan gaya modern, sehingga furniture

maupun suasana yang nantinya di desain adalah Kemudian konsep sporty

tersebut dipadukan dengan gaya modern, dengan tidak menghilangkan unsur

yang terpenting yaitu kenyamanan. Dimana gagasan awalnya pengunjung

mendapatkan fasilitas utama supporter, yaitu nonton bareng di cafe. Kegiatan

organisasi di sekretariat, shooping di Merchandise Store, dan informasi

mengenai Arema di museum.

Demikian hal-hal yang dapat penulis kemukakan tentang

Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema

Indonesia FCdi Surakarta. Dalam uraian ini tentunya masih banyak

kekurangan disebabkanketerbatasan dalam mengumpulkan data serta teknik

penyusunannya. Semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan desain

interior Indonesia.

B. SARAN
Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema

Indonesia FC diharapkan mampu memberikan manfaat untuk memperluas

pandangan dalam konsep perencanann dan perancangan interior sehingga dapat

menyusun desain yang lebih baik dan tepat sesuai latar belakang dan sasaran.

Selain itu dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan

merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi dari
commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 157


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ruang-ruang yang ada.

Desain Interior Community Center Suporter Klub Sepak Bola Arema

Indonesia FC diharapkan mampu untuk memberikan sebuah masukan dan

perubahan ke arah yang lebih baik kedepannya. Akan tetapi, bukan berarti karya

ini adalah sempurna akan tetapi masih memiliki kekurangan, oleh karena itu

penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua

pihak.

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 157


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Chiara, Joseph de and Crosbia, Michael J. 2001. Time Sever Standards for Interior

Design and Place Planning. New York.

Ching, Francis DK. 1994. Arsitektur, Bentuk Ruang & Susunannya. Jakarta :

Erlangga

Ching, Francis DK. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : Erlangga.

Karlen, Mark/James Benya. 2007. Dasar-dasar Desain Pencahayaan. Jakarta :

Erlangga.

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan komersial. Yogyakarta : C.V

Andi Offset

Sinaga, Antonius, Tim Redaksi Rumah. 2008. Kaca dan aplikasinya

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek. Edisi 33 jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Pamudji Suptandar, J. 1999. Disain Interior. Jakarta : Djambatan.

Panero, Julius/Martin Zelnik. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta :

Erlangga.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret

UIniversity Press.

Y.B. Mangun Wijaya. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Muntholib, Abdul P. 2009. Arema Never Die. Malang : UMM Press

Nugraha, Ubaidillah. 2008. Republik Gila Bola. Jakarta : Ufuk Press

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 157


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Indonesia (diakses September 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer (diakses September 2011)

http://www.malangkota.go.id (diakses September 2011)

www.wearemania.net (diakses September 2011)

www.google.com (diakses September 2011)

commit to user

Community Center Suporter Klub Sepak bola Arema Indonesia FC 157

Anda mungkin juga menyukai