Anda di halaman 1dari 170

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SOLO FUTSAL CENTER

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :
ADAM SATRIA NEGARA
I.0206023

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

SOLO FUTSAL CENTER

ADAM SATRIA NEGARA


I.0206023

PEMBIMBING :
IR. AGUS HERU PURNOMO, MT
Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch

ABSTRAK
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk
mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas,
antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak
modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai,
sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini
telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di
masyarakat, khususnya para remaja.
Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan
pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi
bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan
merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Solo Futsal Center direncanakan Sebagai
wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain Futsal.
Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan
bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain Futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Frequently of high activities are make tired our condition. People are looking for
activities that can restore the vitality of activities including sport. The most popular sport in the
world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on
3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of
Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business.
A building that can reflect the function of the central building of Futsal training &
learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express
means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time.
Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal
skill for the player and recreation for people.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya,


kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas
Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir
dengan judul Solo Futsal Center.

Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk


mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan
pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan
sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio
Tugas Akhir penulis.

Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat


terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi.
2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik UNS.
3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir,
terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap
desain penulis.
4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II
Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan
saran terhadap desain penulis.
5. Tri Joko Daryanto, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima
kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan sarannya.

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Nenek tercinta, terima kasih atas dukungan, doa, restu, masukan, saran dan
kritik, serta segala sesuatu yang turut mengupayakan kemudahan bagiku
dalam mengumpulkan data dan informasi pendukung Tugas Akhir ini.
7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan,
kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini.
8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai
lulus kuliah.
9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada
akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin.
10. Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan
semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat.
11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan
konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima
kasih.

Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini,


masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penulis,
Adam Satria Negara

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................................
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2. Permasalahan da Persoalan ...................................................................... 4
1.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 5
1.4. Batasan dan Lingkup Pembahasan .......................................................... 5
1.5. Metode Perancangan dan Perencanaan ................................................... 6
1.6. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga .................................................................... 10
2.2. Tinjauan Futsal ........................................................................................ 18
2.3. Futsal di Era Modern ............................................................................... 20
2.4. Perbedaan Futsal dan Sepakbola ............................................................. 22
2.5. Turnamen Futsal di Indonesia ................................................................. 23
2.6. Program Latihan Futsal ............................................................................ 24
2.7. Tinjauan Fasilitas – Fasilitas Penginapan dan Latihan .......................... 27
2.8. Bentuk Arsitektural Bangunan ................................................................ 30

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................. 37


3.1. Tinjauan Umum Kota Surakarta ............................................................ 37
3.2. Perkembangan Futsal di Indonesia......................................................... 43
3.3. Perkembangan Futsal di SOLO .............................................................. 46
3.4. Pemilihan Kota Solo ............................................................................... 47
3.5 SOLO Futsal Center yang Direncanakana.............................................. 48

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN DAN


PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER ................................................... 49
4.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal
Center..................................................................................................... 49
4.2. Analisa Kegiatan ................................................................................... 53
4.3. Analisa Progam Ruang ......................................................................... 54
4.4. Analisa Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang ............................... 57
4.5. Analisa Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang .. 81
4.6. Analisa Zonifikasi Ruang Makro ......................................................... 88
4.7. Analisa Pendekatan Arsitektural Bangunan ........................................ 95
4.8. Analisa Tampilan Bangunan ................................................................ 97
4.9. Analisa Bentuk dan Pola Gubahan Massa ......................................... 100
4.10. Analisa Penggabungan Massa Bangunan .......................................... 101
4.11. Analisa Desain Interior ....................................................................... 101
4.12. Analisa Tata Ruang Luar .................................................................... 102
4.13. Analisa Sistem Bangunan ................................................................... 102

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL


CENTER..................................................................................................... 115
5.1. Konsep Futsal Center yang Direncanakan ........................................ 115
5.2. Konsep Pemilihan dan Pengolahan site ............................................ 126
5.3. Konsep Kebutuhan Ruang .................................................................. 130
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5.4. Konsep Arsitektural ............................................................................. 131


5.5. Konsep Sistem Bangunan .................................................................... 135
5.6. Konsep Persyaratan Ruang .................................................................. 148
5.7. Konsep Penghawaan ............................................................................ 151
5.8. Konsep Akustik Ruang ........................................................................ 152
5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ...................................................................... 153

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................


LAMPIRAN .................................................................................................................

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Latihan Teknik ............................................................................... 24


GAMBAR 2.2. Latihan Teknik ............................................................................... 25
GAMBAR 2.3 Latihan Sprint................................................................................. 25
GAMBAR 2.4 Latihan Lari .................................................................................... 25
GAMBAR 2.5 Latihan Kerja Sama / Team work ................................................. 26
GAMBAR 2.6 Loundry .......................................................................................... 27
GAMBAR 2.7 Kantin ............................................................................................. 28
GAMBAR 2.8 Perpustakaan .................................................................................. 28
GAMBAR 2.9 Indoor Building .............................................................................. 29
GAMBAR 2.10 Fasilitas Rekreasi ........................................................................... 29
GAMBAR 3.1 Peta Surakarta ................................................................................ 37
GAMBAR 3.2 Peta Pengembangan Wilayah Surakarta ....................................... 38
GAMBAR 4.1 Peta Surakarta ................................................................................ 50
GAMBAR 4.2 Alternatif Site 1 .............................................................................. 50
GAMBAR 4.3 Alternatif Site 2 .............................................................................. 51
GAMBAR 4.4 Site Terpilih.................................................................................... 52
GAMBAR 4.5 Analisa Site .................................................................................... 88
GAMBAR 4.6 Analisa Angin ................................................................................ 91
GAMBAR 4.7 Analisa Orientasi............................................................................ 92
GAMBAR 4.8 Analisa Pencapaian ........................................................................ 93
GAMBAR 4.9 Analisa Noise ................................................................................. 94
GAMBAR 4.10 Pondasi setempat Beton Bertulang ............................................ 104
GAMBAR 4.11 Pemanfaatan cahaya alami Pada Bngunan ................................ 115
GAMBAR 4.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Bngunan ............................ 117
GAMBAR 4.13 Selasar, Jemabatan, Atrium ........................................................ 121
GAMBAR 4.14 Eskalator ...................................................................................... 122
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

GAMBAR 4.15 Elevator ....................................................................................... 122


GAMBAR 5.1 Site Terpilih.................................................................................. 127
GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ..................................................................... 127
GAMBAR 5.3 View Lingkungan ........................................................................ 128
GAMBAR 5.4 Penzoningan ................................................................................. 129
GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ................................... 132
GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ....................... 132
GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ................................................. 133
GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ............................................... 134
GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ................................................ 134
GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ......................................................................... 136
GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan .............................. 148
GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ........................... 150
GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium.......................................................... 153
GAMBAR 5.14 Eskalator ...................................................................................... 154
GAMBAR 5.15 Elevator ....................................................................................... 155

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Fungsi dan skala Pelayanan Kota Surakarta ..................................... 40


TABEL 3.2 Fungsi Kota ......................................................................................... 42
TABEL 4.1 Alternatif Lokasi ................................................................................. 51
TABEL 4.2 Kelompok Kegiatan ........................................................................... 58
TABEL 4.3 Pengelompokan Kebutuhan Ruang ................................................... 60
TABEL 4.4 Ruang Utama ..................................................................................... 65
TABEL 4.5 Ruang Pendukung .............................................................................. 68
TABEL 4.6 Fasilitas Fitnes ................................................................................... 69
TABEL 4.7 Retail Shop ......................................................................................... 71
TABEL 4.8 Souvenir Shop ..................................................................................... 71
TABEL 4.9 Ruang Pengelola ................................................................................. 72
TABEL 4.10 Fasilitas Pendukung ........................................................................... 72
TABEL 4.11 Analisis Tampilan Bangunan ............................................................ 97
TABEL 4.12 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ......................................... 103
TABEL 4.13 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................ 106
TABEL 4.14 Alternative Pemilihan System Pengaman Bahaya Petir .............. 114
TABEL 4.15 Macam-Macam Sistema AC dalam Bangunan .............................. 118
TABEL 5.1 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang .......................................... 135
TABEL 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................. 139
TABEL 5.3 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir ................ 147
TABEL 5.4 Macam-Macam Sistem AC dalam Bangunan ................................. 151

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR SKEMA

SKEMA 4.1 Analisa Jaringan Listrik ................................................................... 108


SKEMA 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi .......................................................... 109
SKEMA 4.3 Analisa air Bersih Artesis ................................................................ 109
SKEMA 4.4 Analisa Air Bersih PDAM ............................................................... 110
SKEMA 4.5 Analisa Aliran Air Kotor Cair ......................................................... 110
SKEMA 4.6 Analisa Air Kotor Lemak................................................................. 110
SKEMA 4.7 Analisa Air Kotor Padat ................................................................... 110
SKEMA 4.8 Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 111
SKEMA 4.9 Analisa Sistem Pembuangan sampah .............................................. 111
SKEMA 4.10 Analisa Sitem CCTV....................................................................... 112
SKEMA 5.1 Konsep Jaringan Listrik ................................................................... 140
SKEMA 5.2 Konsep Jaringan Komunikasi .......................................................... 141
SKEMA 5.3 Konsep air Bersih Artesis ................................................................ 142
SKEMA 5.4 Konsep Air Bersih PDAM ............................................................... 142
SKEMA 5.5 Konsep Air Kotor CAir .................................................................... 142
SKEMA 5.6 Konsep Air Kotor Lemak................................................................. 143
SKEMA 5.7 KOnsep Air Kotor Padat .................................................................. 143
SKEMA 5.8 Konsep Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 143
SKEMA 5.9 Konsep Sistem Pembuangan sampah .............................................. 144
SKEMA 5.10 Konsep Sistem CCTV ..................................................................... 145

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran
lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa
memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D.
Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141).
Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola.
Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini
sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan
harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam
olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling,

sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. ( W.J.S.

Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka )

Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol (


FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan
Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan
bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu
beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,
dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu
juga diizinkan memiliki pemain cadangan (Justinus Laksana, 2009: 2).

Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu
masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan
suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah
merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan
penyelesaian masalahnya. Suatu imajinasi tentang bentuk, benda, atau apapun dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpengaruh terhadap desain bangunan yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan arsitektur merupakan salah satu media untuk mewujudkan mimpi, terutama
dari seorang arsitek mengenai ide-ide desain yang lain daripada yang lain.
Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan
mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini
juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu
fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya
yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang
sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap
olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini.
Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung
tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan.

Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam


mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang
representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang
dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi
atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang
perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang
tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan
referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer
pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal
yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para
penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau
Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya.

Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu
luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak
bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan seperti dalam jumlah pemain,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan
Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari
permainan sepak bola lapangan besar.
Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta
merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di
tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan
rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun
2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh
banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring
berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan
cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk
olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan
demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,
Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan
lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk
bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya
olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan
menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan
menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja..

B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN


1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini
menemui masalah pokok yaitu :
Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh
kegiatan didalamnya.
2. Persoalan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka muncul beberapa persoalan


yakni sebagai berikut.
1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana
wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan
Futsal di Solo dapat tercapai.
2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang
membaur dengan kegiatan pendukung Futsal .
3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional
Solo Futsal Center yang akan didirikan.
4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo
Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para
penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan
mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri
kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin
kenyamanan dan keselamatannya
6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam
menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan
keselamatannya

C. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center,
beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan
bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih
dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk
penyaluran hobi.
2. Sasaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sasaran dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan fisik


Solo Futsal Center yakni sebagai berikut.
1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan
2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang
3) Konsep lokasi dan site
4) Konsep massa dan tata massa bangunan
5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan
6) Konsep sistem utilitas bangunan

D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN


1. Batasan
a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada,
dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada
perencanaan dan perancangan fisik bangunan.
b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu
arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai
pendukung.
2. Lingkup Pembahasan
Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk
mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan
sampai ke Sepakbola umumnya.

E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan,


mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa
prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep
perencanaan dan perancangan, transformasi dan rancang bangun.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Penelusuran Masalah
Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang
tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut
ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat
dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik.
2. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan
cara sebagai berikut.
1) Studi Literatur
Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi
tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta
sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah,
dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para
penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga
Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo.
3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda
induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu
pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai
dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut.
1) Analisa
Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang
akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode
yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan
informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada.
Pada tahapan analisa ini dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikelompokan berdasarkan program fungsional, performasi, dan arsitektural sebagai


berikut.
a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal
Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan.
b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan
site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal
Center.
c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional
dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site,
ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan
memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna
serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan Solo Futsal Center.

2) Sintesa
Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan
pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap
ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.

4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur


Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan
kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan
menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki
(konsep diagramatik dan skematik).
Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain
berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket
sebagai pelengkap informasi desain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar
belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI


Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah
ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta
teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai
landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan.

BAB III TINJAUAN SURAKARTA


Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal
Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada
umumnya dan Surakarta pada khususnya..

BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN


PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER
Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk
kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan
perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal
Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep
peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola
gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar,
konsep sistem struktur dan konsep sistem utilitas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA

1. Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan


pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas
pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L.
Brown, 1996:5 ).

Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan


yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang
terbuka atau di luar ruangan.
b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam
ruangan.

Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas


yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai
fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari
berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat.

2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

a. Olahraga Prestasi dan Pendidikan Karakter

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Olahraga prestasi sejatinya bisa dijadikan sebagai media dan ruang


yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Olahraga bisa menjadi ikon
peradaban untuk mengangkat marwah dan martabat bangsa ke aras yang lebih
terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga terpancar nilai-nilai
semangat kebangsaan, nasionalisme, atau patriotisme yang menyatu ke dalam
sikap dan karakter pemain. Sikap pantang menyerah, fairplay, bermental baja,
kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter positif lainnya
harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap pemain.

Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya


sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara
simultan perlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara
kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu
membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang
berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal
untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.

Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen,


gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga
prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut
seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut
calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk
kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan
latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya
tahan.

Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang
masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan
singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan.Dan apakah aspek

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara


sejati, bukan mental pecundang yang sombong dan angkuh dan hanya
berorientasi uang.Setelah aspek-aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan
menggunakan teknologi olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan
rohani. Harus ada keseimbangan juga antara latihan spartan dan istirahat.

Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan


sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya
makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air
minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya
lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa
konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya
menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan
pecundang pada akhirnya.

b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang
kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak
disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar
ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam
bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan
psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat
olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya
tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya.
Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih


baik dari sebelumnya.

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet


bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga
kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi
meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka
merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para
atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun
menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam
pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir
mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai?
Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat
menolong tercapainya tujuan tersebut.

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat
melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek
psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus
dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk
membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan
psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan
psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian
secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan
dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu
ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet
berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan
semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin
keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali
faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang


terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari
komitmen si atlet terhadap program tersebut.

2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada
saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah
psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam
kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

a. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan


sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan
saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan
membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja
sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk
dapat memiliki.

b. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental.


Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik
sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai
dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang
lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat
agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

b.1. Sasaran harus menantang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa


tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b.2. Sasaran harus dapat dicapai.

Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai
jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa
mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun.
Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka
atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran
tersebut.

b.3 Sasaran harus meningkat.

c. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi
yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan
kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang,
motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik)
dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan
pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat
memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor


ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi
motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang
mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk
mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.Untuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat


besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan
diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri
sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai
hasil kerja atlet secara konsekuen.

d. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan


atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,
sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut
terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah
bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri
sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi


faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas
bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan
tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan
dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan
sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk
mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda
antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis


seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan
terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu,
sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet
mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak


dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan
dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet
tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi
yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus
berbuat apa.

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress


mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya.
terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk
mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih
dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek
yang berkaitan dengan emosi.

e. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan


kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain,
dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat
atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka
dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak
diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang
penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

f. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu


faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa
percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa


ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-
sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Syarat untuk
untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif.

g. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya


antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang
terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah
timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan
tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih
jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

h. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang


tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik
konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi.
Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan
berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi
pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat


terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan,
tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut
jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak
jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain
bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk
menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

i. Evaluasi Diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan


yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun
saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain
dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara
mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang
telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan
terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

B. TINJAUAN FUTSAL
1. Pengertian
Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau
FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa
yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua
regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah
memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan
kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 )
2. Sejarah futsal
 Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan
Carlos
 Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina
 Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan
ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11
orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk
mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk
penjaga gawang.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965.


Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama
 Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada
tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil
 Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi
dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara

3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional


 Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand
 Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi
belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin
dengan Thailand
 Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih
dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com)

4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional


 Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas
kedokteran seluruh Indonesia
 Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League
), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah
nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini
terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia

C. FUTSAL di ERA MODERN

1. MANCANEGARA

Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat


sekali, sehingga banyak jebolan sepak bola yang bertalenta datang dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dunia futsal . Adalah Negara- Negara di Amerika Latin yang sukses


melahirkan jagoan- jagoan seperti sebut saja Ronaldinho, Robinho,
Kaka dan masih banyak lagi. Yang menjadi kunci keberhasilan mereka
di lapangan hijau adalah karena futsal memberikan banyak manfaat,
yaitu :

1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap


pemainnya harus aktif bergerak;

2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga
bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya;

3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun


serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan
sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain;

Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu


banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang
yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin
banyak tiap tahunnya.

2. DALAM NEGERI

Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik


perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal
sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya
futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany
(1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau
dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal
di Jakarta, 19 September 2008 pada umur 59 tahun[1]) adalah pelatih

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris
Indonesia.

Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany


memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola
Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi
salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria
berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok
pemain papan atas.

Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia


tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981,
Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali
Perak SEA Games 1979 dan 1981.

Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM


Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level
senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub
Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982.
Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk
dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub
Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung
sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih.

Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada


beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni
Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang,
Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija
Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah
ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur
dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara
Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup.

Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah


dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena
penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak
divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny
Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan
sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital
Guangzhou, China.

Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny


sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga
yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang
yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada
Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI,
kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

3. ARENA FUTSAL di SOLO


 Bengawan sport Center
 Indoor soceer Solo Sehat
 Rendevouz futsal
 Kencana futsal
 Pandawa futsal
 dll

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. KLUB FUTSAL di SOLO


 Pasoepati cyber futsal club
 Russian roullette
 Milinisti solo futsal club
 Juventini solo futsal club
 Dll

D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola

 Sepakbola

Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45


menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat
Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian
pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur

 Futsal

Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian
“layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak,
Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding
tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain
yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada
goal,Tendangan Sudut terletak di sudut

E. Berbagai Turnamen Futsal di Indonesia

1. Liga Futsal Indonesia (LFI)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL))merupakan kompetisi utama


futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal
Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-07 dan hingga saat ini sudah
terselenggara sebanyak 3 kali.

Daftar juara
Tahun Juara Runners-Up Posisi Ketiga

2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN

2008 Electric PLN Biangbola Pelindo

2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam

2010 Harimau Rawa Electric PLN Pelindo II

Futsalicious
2011 Pelindo II Futsal Kota Bandung
Bekasi

Data Juara LIga Futsal Indonesia

Sumber : Badan Futsal Nasional

2. Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA)

LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24
Perguruan Tinggi se Jabodetabek

F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL

Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu
dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap
peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola,
seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

akan tetapi juga didalamnya terdapat nilai – nilai pendidikan dan latihan yang terukur
dan terprogram secara tepat sesuai porsinya. Setiap peserta dipacu untuk
mencapai/memperoleh target kemampuan yang telah diprogramkan, kemudian
peserta mendapatkan score dan tanda kecakapan tersebut kemudian sebagai sibol
kebanggaan telah mencapai target tersebut. Score setiap individu kemudian
diakumulasi sebagai score regu dimana setiap regu berkompetisi untuk memperoleh
predikat juara setiap bulannya.

Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat
menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai
berikut :

2) Teknik

 Kemampuan Teknik Individu Meliputi :


 Passing Level 1
 Passing Level 2
 Shooting Level 1
 Shooting Level 2
 Dribbling Level 1
 Dribbling Level 2
 Heading Level 1 Gambar 2.1 Latihan Teknik

 Heading Level 2
 Ball Feeling
 Receive & Controlling
 Gerak Tipu ( Feinting & Keeping )
 Ball Juggling
 Diving

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Tackling Level 1
 Tackling Level 2
Gambar 2.2 Latihan Teknik
 Stealing
 Throw in

2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan

 Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi :


 Endurance Level 1
 Endurance Level 2
 Aerobic Var. 1
 Aerobic Var. 2
 Anaerobic Var.1
 Anaerobic Var. 2
 Sprint Level 1
 Sprint Level 2 Gambar 2.3. Latihan Sprint
 Sprint Level 3
 Jumping
 Body Contac
 Lari Rintang
 Lari zig – zag
 Lari Zig – zag dg Bola
 Cost country
 Out Bound
Gambar 2.4. Latihan lari
zig-zag
3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Kemampuan Individual Mental, Teori, dan Pengalaman meliputi :

 Motivation
 Konsentrasi
 Teknik Pernafasan
 Kreatifitas / steel
 Keberanian
 Agility / Respone
 Statistik Perkembangan
 Integrity / Leadership
 Discipline
 Sejarah Futsal
 Peraturan Futsal
 Agility / Response
 Latih Tanding
 Pengalaman seleksi
 Study Tour
 Rekreasi

4. Team Work / Kerja Sama


 Kemapuan Tim/team work meliputi :
 Taktik Dasar
 Taktik Lanjutan
 Defending
 Attacking
 Set Placing
 Possession

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Kerja Sama
 One - Two
Gambar 2.5 Latihan Kerja Sama / Team
Work
5. Kemampuan Keeper
 Kemapuan keeper meliputi :
 Teknik Menangkap 1
 Teknik Menangkap 2
 Teknik Menangkap 3
 Boxing 1
 Boxing 2
 Throwing
 Flying 1
 Flying 2
 Respon

G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan

Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang


sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain. Fasilitas-
fasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh
atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain.

1. Asrama

Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal


bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama
biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya
dilengkapi juga dengan fasilitas loundry, kantin perpustakaan, dan lain sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.a. Loundry

Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut


binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan
dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni
asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang
mengurus masalah laundry didalam asrama.

Gambar 2.6. Luondry

1.b. Kantin

Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk
menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan
yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan
menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat
melakukan latihan ataupun pertanadingan.

Gambar 2.7 Kantin


1.c. Perpustakaan

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat


ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki
manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan
modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

2. Resort Gambar 2.8 Perpustakaan

Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk
berlibur. Resort juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang
dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort sendiri menyediakan banyak keinginan
pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan
perbelanjaan. Sebutan "resort" kadang kadang salah digunakan untuk mengartikan
hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort.
Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort.

a. Fasiltas Pendukung

Restaurant

Swimming Pool

Meeting Room

Movie and TV Lounge

Internet Corner

Extensive Library
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Fitnes

Gazebo

Laundry

3. Indor Building
Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah
Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang
difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna
bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa
fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti
lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya.

Gambar 2.9 Indoor Building


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Fasilitas Rekreatif

Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana


pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau
bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat
mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang,
Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya.

Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau


kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan
bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara
keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan
lain sebagainya.

H. Bentuk Arsitektural Bangunan

1. Arsitektur Metafora

Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-


hubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan
kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut.

Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek


persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi
pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk
mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu
konsep.

Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,


diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari
orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai


jika :

1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang
lain.

3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan


lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat
menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau
metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain.

- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

- Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi


hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
- Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang


berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti :
individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah
satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep
simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen
sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada
bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini
diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum.
Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan
(intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora
abstrak.

2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari


hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah
rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.

Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya
arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan
kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago
Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur,
Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor
burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan
bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun
dirancang menyerupai bentuk sayap burung.

3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1


dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana
mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai
acuan kreativitas perancangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya
Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”,
Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak
dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang
bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel
Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil,
sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang
menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah
obyek yang abstrak (intangible).

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya


arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya.
Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang
oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat
karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan
pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera
House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya
arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang
berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.
Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi
dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan
‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat
‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru
bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan
kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur
metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran
yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep
desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut ‘dipindahkan’ ke dalam
ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk dan warna dirancang untuk menghasilkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kualitas visual ruang yang unik, meliputi lantai, dinding, atap dan sebagainya. Ruang-
ruang unik inilah yang kemudian membawa makna-makna khusus sebagai ekspresi
metaforik.

2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi


Bangunan

Futsal :

- seni permainan yang indah : Amerika Latin

- industri bisnis : Inggris

- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu

- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).

- Keras

- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,


baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan
berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan
ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.

- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif,


dan tangkas.

- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,


keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan
filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.
Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan
posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di
depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.
Seperti dalam Posmodernisme .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Definisi :

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai


bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana
olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal
dalam waktu yang lama.

Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik
yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan.

a. GOAL / TUJUAN

Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah
tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam
bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan
memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak
menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi
Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.

b. KERJASAMA / TEAMWORK

Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam
sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim
sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang
menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang
utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur
yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai
pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai
pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu
menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu
kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan
kerjasama / team work dalam sebuah tim.

c. SPORTIF / JUJUR

Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.

d. KERAS

konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.

e. KEINDAHAN

Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat


mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,
gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –


lengkungan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

TINJAUAN LOKASI

A. Tinjauan Umum Kota Surakarta


1. Letak Geografis

Letak geografis kota Surakarta berada diantara kota Surakarta berada di antara
11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan.
Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :

 Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali


 Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
 Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo
 Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
92 m diatas permukan air laut. Kondisi Topografinya relatif datar dengan
kemiringan rata-rata (0-3)°. Di bagian utara agak bergelombang dengan
kemiringan kurang lebih 5°. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan
pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah
padas dan agak berbatu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 3.1 Peta Surakarta

Kota Surakarta berada diadataran rendah antara kaki gunung lawu dan
gunung merapi, dua buah sungai, kali pepe dan kali jenes membelah tengah
kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah
kota Surakarta adalah 44.04km2 .

Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan


musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata
2.200 % mm/tahun. Suhu udara rata-rata 260°, suhu udara maksimum 32,30°
C, dan suhu udara minimum 21,70° C.
Luas wilayah Kota Surakarta adalah 440,040 km ( 4404ha ), terdiri
dari 5 kecamatan; Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan
SErengan.dan 51 kelurahan. Secara administrasi kota Surakarta berbatasan
dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
Berdasarkan Perda no.1 tahun 1989, wilayah kota Surakarta dibagi
dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu Wilayah Pengembangan Utara, Barat,
Timur, dan Selatan.
Wilayah
Pengembangan Utara Wilayah
: Pengembangan
Timur :
Colomadu
Palur, Jaten

Wilayah
Pengembangan
Barat :

Pabelan, commit to user Wilayah


Pengembangan
Kartasura
Selatan:

Grogol, Baki,
Mojolaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 3.2 Peta Wilayah


pengembangan Surakarta
2. Kondisi Kota Surakarta

 Potensi iklim dan cuaca

Suhu Udara kota

Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah


equator 7,50LS, 1110 BT. Perbedaan temperatur pada wilayah equator pada
umumnya berkisar antara 80 C dengan maksimal temperatur pada siang hari
berkisar 300 C dan malam hari 240 C. suhu rata-rata tercatat pada tahun 1995
maksimal 32,64 0 C dan minimal 19,820 C.

Curah Hujan

Curah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya
antara 2000 – 5000 mm/th dengan maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl
pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada tahun 1994
di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan
minimal 30 mm/ bulan.

Kelembaban Udara

Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi


antara 55 – 100 % yang relatif basah. Pada tahun 1995 kelembaban udara
yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %.

3. Perkembangan Potensi Kota

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta

Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun


(sumber: Biro Pusat Statistik), sedang perkembangan penduduk Surakarta
diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan
kota mengacu pada konsep metropolitan.

b. Peningkatan Perekonomian Kota

Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia


yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta
sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun
mendatang. Selain dengan hal tersebut bidang perekonomian di Surakarta
juga turut berkembang.

Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari


tahun ke tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi,
dimana peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap
tahunnya mencapai 6,4 % lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi
nasional maupun Jawa tengah. Sektor- sektor yang mendominasi dan
memiliki prosentase distribusi yang besar bagi Produk Domestik Regional
Bruto adalah sektok perdagangan, industri, perbankan, bangunan dan
konstruksi serta pemerintahan dan hankam.

c. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta

Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat


dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota
pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta
sosial budaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Fungsi dan skala pelayanan Kota Surakarta

No Fungsi kota Skala pelayanan

1. Pemerintahan Lokal dan Regional

2. Industri Lokal, Regional dan Nasional

3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional

4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan


Internasional

5. Perdagangan Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional

4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta

Menurut Permendagri no.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana


pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang
menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi
primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampaiu akhir tahun
perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan
lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP),
untuk kegiatan primer maupun sekunder.

Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta


dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat
dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien,
harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap


kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat :

1. Ketersediaan lahan kota.


2. Keterkaitan antar kegiatan
3. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan.
4. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota.
5. Karakteristik budaya masyarakat.
6. Peninggalan budaya dan sejarah kota.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota
Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa
mendatang (2013), yakni :

1. Penyediaan areal pusat pariwisata.


2. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan.
3. Penyediaan areal olahraga.
4. Penyediaan areal relokasi industri.
5. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan.
6. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan.
7. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi.
8. Penyediaan areal lingkungan perumahan.
Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun
2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar
faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan,
kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan
ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini:

FUNGSI KOTA
SWP LOKASI
wisata budaya OR Industri Pend. Dagang Kantor Rmh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

I x Pucang Sawit

Mangkunegaran

II x x x Balaikota kaw.

Komersial

Kraton kaw.
III x x x
komersil

Sriwedari
IV x x Balaikambang
Manahan

Sondakan
V x
Laweyan

VI x x Jajar

Sumber
VII x
Banyuanyar

Jurug,UNS
VIII x x x
Kaw.komersial

IX x x Kadipiro

X x Mojosongo

Tabel 3.2. Fungsi Kota

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Perkembangan Futsal di Indonesia


Perkembangan futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu
dibuktikan dengan prestasi-prestasi di tingkat Internasional. Namun
ekspos terhadap olahraga yang satu ini masih kurang. Di Indonesia
sekarang ini sangat miskin kompetisi. Sementara ini hanya area liga
mahasiswa. Memang para mahasiswa cukup mempunyai interest yang
baik untuk olah raga ini. Tapi sebenarnya banyak yang berasal dari luar
kalangan mahasiswa yang juga mempunyai potensi. Namun kita kurang
mengekspos potensi itu.
Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 1998-
1999. Lalu pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada
saat itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah
futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002 AFC meminta Indonesia untuk
menggelar kejuaraan Piala Asia.
Futsal di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang. Akan
tetapi, sampai saat ini olahraga futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum
menjadi sebuah olahraga profesional. Jadi saya rasa untuk awal-awal
perkembangannya sudah bagus. Sekarang tinggal bagaimana Badan
Futsal Nasional (BFN) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
(PSSI) dapat bekerja bahu-membahu untuk membawa olahraga ini
dinikmati semua masyarakat dan menjadi sebuah olahraga yang
profesional.
Kendala utama di olahraga ini adalah soal dana untuk uji coba.
Akibatnya, apabila tim nasional kita bertanding di dalam negeri pasti
kita selalu menang besar. Tetapi, kita tidak mendapatkan pelajaran dari
kemenangan-kemenangan itu. Tim nasional perlu untuk bermain di luar
negeri agar bisa belajar dan mengetahui kekuatan lawan walaupun
nantinya kita mengalami kekalahan. Di Eropa terdapat tim-tim yang
kuat. Kita seharunya bertanding melawan mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk saat ini, untuk mencari pengalaman bertanding dengan


tim-tim kuat hanyalah dengan mengikuti pertandingan persahabatan,
kejuaraan ASEAN, dan kejuaraan invitasi, seperti KL World 5. Hal yang
harus diperhatikan dalam perkembangan futsal di Indonesia. Yang
pertama adalah sosialisasi. Harus semakin banyak diadakan kejuaraan
atau turnamen dengan menggandeng sponsor. Memang ini merupakan
tugas BFN, yang seharusnya memikirkan untuk kompetisi-kompetisi.
Saat ini BFN sedang membicarakan mengenai program-program futsal
di Tanah Air. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan
berbagai media, bisa menjadi saran penting untuk socialsasi. Lalu
pembinaan harus dibenahi. Kerjasama dengan pihak Depdiknas dan
Menpora agar futsal menjadi olahraga wajib di sekolah-sekolah dasar
bisa menjadi salah satu solusi. Yang terakhir adalah sarana. Saat ini
lapangan futsal yang berlapis rubber (karet) masih jarang. Lapangan-
lapangan indoor soccer yang ada seperti di Jakarta saat ini malah
semakin menjamur. Sarana futsal mestinya makin diperbanyak.
Futsal mulai dikenal luas di Indonesia sekitar tahun 2002, adalah
alm. Ronny Pattinasarani yang rajin mengembangkan olahraga ini di
Indonesia. Berbekal lisensi kepelatihan futsal AFC yang dimilikinya,
mantan striker nomer 1 indonesia tersebut rajin melakukan coching
clinic futsal . Tujuan Ronny bertindak sebagai pelatih yang
mengembangkan futsal karena ia beranggapan olah raga tersebut amat
efektif untuk mengasah teknik permainan pesepakbola Indonesia. Pada
tahun itu pula Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah kujuaraan futsal
Asia, sayangnya prestasi Indonesia kurang mengkilap. Setelah itu
Indonesia hamper tidak pernah absen di event tertinggi asia tersebut
walau dari segi prestasi timnas hanya mentok di penyisihan. tahun 2003
mencuat organisasi futsal pertama di indonesia yaitu, persatuan olahraga
futsal Indonesia ( POFI ). Organisasi ini tidak menginduk pada PSSI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

melainkan pada Organisasi Futsal Dunia yaitu FIFUSA. Perkembangan


futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu dibuktikan dengan prestasi-
prestasi di tingkat Internasional. Namun ekspos terhadap olahraga yang
satu ini masih kurang. Di Indonesia sekarang ini sangat miskin
kompetisi. Sementara ini hanya area liga mahasiswa. Memang para
mahasiswa cukup mempunyai ketertarikan yang baik untuk olah raga
ini. Tapi sebenarnya banyak juga yang berasal dari luar kalangan
mahasiswa yang mempunyai potensi. Namun kita kurang mengekspos
potensi itu. Pada Perkembangannya, pada tahun 2007 secara khusus
PSSI membentuk Badan Futsal Nasional (BFN), pada tahun itu pula
mulai bergulir kompetisi pro futsal berlabel Indonesia futsal league
(IFL).
Futsal di Indonesia belum dioptimalkan oleh PSSI. Padahal,
prestasi tim futsal Indonesia menunjukkan adanya kemajuan. Pada tahun
2004 Indonesia di tingkat Asia berada pada urutan 13, setelah terpuruk
di luar 20 besar. Naiknya peringkat ini diraih dalam ajang kejuaraan
Asia di Ho Chi Minh City Vietnam. Pada tahun 2010 ini Indonesia
menjadi juara 1 di AFF Cup atau Kejuaraan Futsal se asia Tenggara.
Pada tahun ini pula Indonesia mengikuti kejuaraan Futsal se-Asia yang
diselenggarakan di Uzbekiztan, tetapi sayangnya Indonesia tidak lolos
dari penyisihan. Ini membuktikan bahwa Indonesia masih kalah dari
Negara-negara di Asia tapi sangat berpotensi untuk dapat terus
berkembang dengan syarat harus memperhatikan beberapa aspek
diantaranya adalah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik.
Sempitnya lahan dan minimnya sarana olah raga khususnya
sepakbola, menyebabkan banyak orang mencari alternatif lain untuk
menggantikannya. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi baru guna
mengatasinya. Salah satu cara yang saat ini sedang trend di kalangan
anak muda yang menggemari sepak bola adalah bermain futsal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Olah raga futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada
waktu luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif
sama dengan sepak bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan
seperti dalam jumlah pemain, aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola,
dan lain-lain. Namun, peraturan permainan futsal relatif cepat
dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari permainan
sepak bola lapangan besar.

C. Perkembangan Futsal di SOLO


Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah
raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta
menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON
I. Namun fasilitas permainan olah raga futsal pada tahun 2006 belum
banyak tersedia, padahal futsal sangat digemari dan diminati oleh
banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun
dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di
kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008
banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan.
Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga
sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat,
randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat
persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa
lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal
yang telah dibagi.
Untuk mendorong dan juga memajukan Futsal dikota Solo ada
beberapa orang yang mempunyai inisiatif dengan mengadakan
ekshibisi-ekshibisi Futsal yang diadakan di lapangan-lapangan indoor
bahkan di tempat persewaanpersewaan Futsal yang telah disebutkan di
atas. Berbagai kalangan ikut serta dalam ekshibisi tersebut, bahkan ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang mengadakan ekshibisi khusus anakanak yang dilihat sebagai


pencari bibit-bibit unggul yang nantinya siapa sangka dapat membela
Tim Sepak bola andalan kota mereka yaitu PERSIS Solo.
Dari semua yang sudah kita ketahui di atas maka kota Solo perlu
memperhatikan dan juga merespon perkembangan khususnya Futsal
untuk ditangani dengan diperlukan tempat yang mewadahi olahraga
Futsal, mulai dari pendidikan, persewaan tempat, pertandingan dan
fasilitas – fasilitas yang nantinya dapat mendukung olahraga ini.
Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari
semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas,
tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang
berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja. Untuk itu,
dirasa perlu adanya suatu bangunan yang menyediakan fasilitas-fasilitas
yang berhubungan dengan dunia Futsal pada saat ini di dalam satu
kesatuan bangunan berupa Solo Futsal Center sebagai alternatif tempat
yang dapat mewadahi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
olahraga futsal seperti diklat Futsal, Futsal indoor, makan, minum,
hiburan, informasi, penjualan, perlengkapan dan peralatan futsal serta
pertemuan.

D. Pemilihan Kota Solo


Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa
dasar. Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah
raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, seperi stadion
sepakbola, GOR Bola Basket, terbukti Surakarta menjadikan kota ini
dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas
permainan olah raga Futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang,


khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring
berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo
dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak
lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa
lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola
jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randevouz, Coppa
Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan
Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut
untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi.

E. Solo Futsal Center yang akan direncanakan

Fasilitas-fasilitas :

 Lapangan futsal untuk latihan

 Lapangan futsal untuk pertandingan ( dilengkapi dengan tribun penonton )

 Toko merchandise futsal

 Ruang informasi tentang futsal ( berita terkini tentang futsal )

 Ruang kelas untuk pendidikan futsal

 Fasilitas pendukung ( Asrama, Resort, Restaurant, Swimming Pool, Meeting


Room, Movie and TV Lounge, Internet Corner, Extensive Library, Fitnes,
Gazebo, Laundry )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
ANALISA PENDEKATAN
KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN

A. Analisis Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center

A.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota Pendirian Solo Futsal Center

Tujuan dari pemilihan lokasi Solo Futsal Center adalah untuk


mendapatkan lokasi kota yang mampu mendukung peran Futsal Center sebagai
tempat pelatihan Futsal dan tempat berkumpulnya para penggemar Futsal.
Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal Center
adalah :
1) Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta,
seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo
Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Solo Futsal
Center ini.

2) Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat
kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan Solo Futsal
Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini,
bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu menjadi bangunan representatif
yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.

3) Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.

commit to user

V-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.1. Peta Surakarata

A.2 Analisa Pemilihan Site Pendirian Solo Futsal Center


Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal
Center adalah:
 Letak Futsal Center di bagian kota yang memiliki pencapaian
(aksesibilitas) baik
 Jaringan utilitas lingkungan kota mendukung
Dari segi tingkat keamanan, wilayah Adi ucipto merupakan salah satu
daerah yang tingkat keamanannya tinggi, serta memiliki tingkat
pencapaian aksesibilitas yang baik.
a. Alternatif site 1
Lokasi alternatif site 1 berada di Jln Adi Sucipto. Batas-batasnya:
 Sebelah utara : Perumahan penduduk, area persawahan
 Sebelah timur : perumahan penduduk
 Sebelah selatan : Jalan Adi sucipto
 Sebelah barat : Jalan kampong, perumahan penduduk

commit to user
Gambar 4.2. Alternatif site 1

V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Alternatif site 2
Lokasi alternatif site 2 berada juga di jln Adi Sucipto, Batas-batasnya
adalah:
 Sebelah utara : Jalan adi sucipto
 Sebelah timur : Jalan kampung, perumahan penduduk
 Sebelah selatan : Perumahan penduduk, area persawahan
 Sebelah barat : Area persawahan

Gambar 4.3. Alternatif site 2

Alternatif Lokasi Karakter Nilai


1. Jalan Adi  Memiliki aksesibilitas yang baik. +
Sucipto 1  Memiliki potensi wisata. -
 Berada pada wilayah yang memiliki
potensi pendukung, seperti dekat dengan -
bangunan yang berhubungan dengan +
Olahraga.
 Berada dalam RTRW yang difungsikan
sebagai bangunan Olahraga.
+

2. Jalan Adi  Memiliki aksesibilitas yang kurang baik. +


Sucipto 2  Memiliki potensi wisata. +

commit to user

V-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Berada pada wilayah yang memiliki +


potensi pendukung, seperti dekat dengan +
bangunan yang berhubungan dengan
Olahraga.
 Berada dalam RTRW yang difungsikan
sebagai bangunan Olahraga. +

Analisa pemilihan lokasi site yang mampu menampung


kegiatan Solo Futsal center berdasarkan persyaratan tata ruang kota
antara lain:

Berdasarkan analisa tersebut maka lokasi yang sesuai dengan karakter


dan persyaratan tata ruang wilayah, lokasi yang yang tepat untuk
bangunan Solo Futsal center yang direncanakan berada pada lokasi
alternatif 1 yaitu di Jln Adi Sucipto.
Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center ::
a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak)
 Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan
 Sebelah timur : Perumahan penduduk
 Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto
 Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk

commit to user

V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.4. site terpilih


Sumber: Analisis penulis

B. ANALISIS KEGIATAN

1. Pengelompokan Kegiatan
a. Berdasarkan program kegiatan, : Kegiatan pelatihan, kegiatan informasi,
kegiatan pelayanan jasa, kegiatan pengelolaan dan kegiatan fasilitas
bangunan
b. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona :
1. Kegiatan publik dan semi publik : kegiatan pelatihan, informasi,
pelayanan jasa (service) serta fasilitas bangunan
2. Kegiatan privat : kegiatan pengelolaan
c. Berdasarkan pengelompokan kegiatan :
1. Kegiatan Utama : kegiatan pelatihan dan kegiatan informasi

commit to user

V-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan kegiatan


pengelolaan
2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan
 Pengelola
 Pemain
 Pengunjung
3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang
a. Dasar perhitungan besaran ruang
1. Perhitungan standar (studi literatur)
2. Perhitungan khusus
Perhitungan dengan mempertimbangkan :
- Feasibility besaran ruang
- Modul ruang
- Flow gerak / sirkulasi
- Kepuasan pemakai ruang

3. Perhitungan asumsi
b. Kapasitas pelayanan
Solo Futsal Center sebagai pusat informasi, promosi dan pemasaran
serta pelayanan jasa dengan sistem Futsal Community Center, direncanakan
mampu melayani secara makro dalam skala Nasional serta secara mikro
melayani kepentingan Kota Solo dan sekitarnya.
c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang
- Architect’s Data, Ernest Neufert Standard
- Studi Ruang Gerak
- Studi Banding
- Asumsi

commit to user

V-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Analisa Program Ruang


1. Pola Kegiatan
a. Atlet Futsal
Datang, pendaftaran, asrama, kegiatan latihan ( futsal, Fisik ( lari, Fitness,
renang dll ),rekreasi ), bertanding.

b. Pengunjung
Secara umum : datang, parkir, pendaftaran (tiket)/informasi awal,
Menonton Pertandingan Futsal, mendengarkan penjelasan dan keterangan
dan keterangan tambahan tentang Futsal / Mencari informasi – informasi
terbaru tentang Futsal, membeli souvenir/cinderamata di Futsal Shop,
masyarakat sekitar (memanfaatkan fasilitas ruang publik/taman publik),
pulang.

commit to user

V-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengunjung
Datang Taman Publik

Parkir
Futsal Shop
Umum

Restauran

Mushalla
Lavatory
Hall Umum
& Fasilitas
Pameran Pelayanan
Umum

Administrasi Umum Fasilitas Informasi teerbaru


edukatif tentang Futsal

Skema 4.2 Kegiatan Pengujnung Solo futsal center


Sumber : Analisa Penulis

commit to user

V-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c.. Pengelola
Secara umum : datang, parkir, keruang kerja masing-masing,
istirahat, ruang kerja, pulang.
Kegiatan pengelola khusus : menerima kunjungan/tamu, rapat
bersama, pendampingan/sosialisasi pada masyarakat, dll.

Parkir
Taman Publik
Pengelola

Souvenir
Hall
Pengelola Restauran

Mushalla
Lavatory

Ruang Servis
Umum (MEE,
Gudang Umum,
dll)

Ruang Servis

Ruang Kerja Ruang Kerja Edukasi


Pengelola Koleksi Administrasi (Perpustakaan dan
Umum Ruang serba Guna)

Pameran

Skema 4.3 Kegiatan Pengelola Solo Futsal center


Sumber : Analisa Penulis

commit to user

V-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang


a. Analisa Kelompok Kegiatan
1. Kelompok kegiatan penerimaan
 Kegiatan parkir (umum maupun khusus pengelola serta
parkir barang.
 Kegiatan informasi awal dan pendaftaran, yaitu kegiatan
memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Futsal secara umum seperti peraturan, kegiatan
pelatihan futsal, pendaftaran, pembelian tiket masuk dan
sebagainya.
2. Kelompok kegiatan utama
Merupakan kelompok kegiatan utama berupa aktivitas dalam pelatihan
Futsal.
3. Kelompok kegiatan pendukung
Merupakan aktivitas kebutuhan umum futsal center yang
mendukung tujuan dan peran museum
 Kegiatan pelayanan umum
Meliputi aktivitas kebutuhan umum museum seperti restoran,
tempat ibadah, telepon umum dan lavatory.
 Kegiatan edukasi
Menjudi aktivitas yang bersifat edukatif dalam bentuk
pertemuan, diskusi, seminar, sarasehan.
 Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat
Meliputi aktivitas penjualan cinderamata (souvenir) oleh
masyarakat sekitar
 Kegiatan informasi
 Kegiatan rekreatif pendukung

commit to user

V-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Merupakan aktivitas dengan tema-tema khusus yang dapat


dikembangkan.
 Kegiatan ruang komunal
Kegiatan public dalam memanfaatkan taman/ruang komunal
museum sebagai public open space
4. Kelompok kegiatan pengola
Merupakan aktivitas pengelolaan Solo Futsal Center terdiri dari
kegiatan umum administrasi dan kegiatan khusus penambahan
benda koleksi.
 Kegiatan administrasi
Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi
museum yang meliputi unsur direktur, sekretaris, tata usaha,
keuangan, rumah tungga, bagian umum serta personalia dan
humas
 Kegiatan penanganan koleksi
Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan,
perawatan dan pameran benda koleksi Museum Gempa Jogja
5. Kelompok kegiatan service
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan dan pengoprasian
peralatan teknis atau utilitas bangunan

Berikut pengelompokan jenis kegiatan serta kebutuhan ruang Solo futsal


Center.
a.1. Pengelompokan Jenis Kegiatan Solo Futsal Center

Kelompok kegiatan Bentuk kegiatan


Kegiatan penerimaan  Parkir pengunjung dan pengelola
 Aktivitas informasi awal terhadap

commit to user

V-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengunjung, pembelian tiket,


pemesanan, konfirmasi, penitipan
barang, dll.
Kegiatan utama  Pelatihan Futsal
 Melihat Pertandingan Futsal
 Mencari informasi terbaru tentang
Futsal
Kegiatan Kegiatan  Ibadah
pendukung pelayanan  Makan
umum  Telekomunikasi
 Istirahat
 Metabolisme
Kegiatan  Studi pustaka (baca, mencatat, copy
edukasi data, dll.)
 Akses internet
 Seminar, sarasehan, diskusi
Kegiatan Jual beli cinderamata (souvenir)
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat
Kegiatan Dikusi, sarasehan,
Informasi
Kegiatan resort
rekreasi
pendukung
Kegiatan ruang Duduk santai, diskusi, bercerita,
komunal berkelompok, bermain, dll

commit to user

V-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kelompok Kegiatan  Menangani masing-masing bidang


kegiatan administrasi koordinasi utama/pimpinan,
pengelola administrasi perkantoran, keuangan
umum, urusan rumah tangga,
personalia dan humas
 Melakukan kegiatan penunjang, rapat,
diskusi, menerima tamu, dsb.

Kelompok kegiatan servis  Merawar dan memperbaiki gedung


 Pengelolaan dan pengoperasian mesin
dan utilitas
 Penyimpanan peralatan dan
perlengkapan perawatan

a.2. Pengelompokan Kebutuhan Ruang Solo Futsal Center


Kelompok kegiatan Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
(dominan)
Kegiatan Informasi awal Pengunjung dan  Hall
penerimaan dan pengelola  Ruang informasi
pendaftaran  Ruang
pendaftaran
 Ruang penitipan
(loker)
Kegiatan parkir Pengunjung dan  Parkir
pengelola pengunjung
 Parkir pengelola
 Parkir benda

commit to user

V-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

koleksi (bongkar
muat)
Kegiatan utama - Atlet  Asrama
 Tempat latihan
Futsal
- Pengunjung  Stadion Futsal
 Ruang informasi
futsal
 Lavatory
Kegiatan Kegiatan Pengunjung  mushola
pendukung pelayanan  restoran
umum  wartel/telpon
umum
 medical center
 lavatory
Kegiatan Pengunjung dan  perpustakaan
edukasi pengelola  ruang internet
 ruang serba guna
 ruang pengelola
 lavatory
Kegiatan Pengunjung dan Futsal Shop
pemberdayaan masyarakat sekitar
ekonomi
masyarakat
Kegiatan Pengunjung dan  ruang diskusi,
Informasi pengelola sarasehan
 taman

commit to user

V-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kegiatan Pengunjung Resort


rekreatif
pendukung
Kegiatan ruang Pengunjung dan Taman publik
komunal masyarakat sekitar
Kelompok Kegiatan Pengelola  ruang pimpinan
kegiatan administrasi kepala Futsal
pengelola center
 ruang wakil
pimpinan
 ruang sekretaris
 ruang staff tata
usaha/administra
si umum
 ruang staff
keuangan
 ruang staff
personalia dan
humas
 ruang staff rumah
tangga
 ruang staff umum
 ruang rapat
 ruang arsip
 lavatory
Kegiatan Pengelola  ruang staff, ruang
penanganan penerimaan,
koleksi ruang
commit to user

V-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penyimpanan
sementara
 ruang staff, ruang
perawatan dan
perbaikan, ruang
movie zone
 ruang staff,
penyimpanan
 Lavatory
Kelompok Pengelola  Ruang genset,
kegiatan servis panel listrik
 Ruang pompa air
 Ruang mesin AC
 Ruang teknisi
 Gudang umum
 Ruang petugas
keamanan
 Pantry
 Lavatory

b. Analisa Peruangan
1. Dasar pertimbangan dalam penetuan kebutuhan dan besaran ruang
Solo futsal Center adalah :
 Jenis kegiatan
 Kapasitas ruang
 Kebutuhan ruang
commit to user

V-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Standar kebutuhan ruang


2. Kapasitas pengunjung
Kapasitas pengunjung Solo Futsal Center yang direncanakan
diasumsikan sekitar 1000 orang perhari.
3. Kapasitas pengelola
 Kelompok pimpinan
Dipimpin oleh seorang kepala Solo Futsal Center dibantu
seorang wakil dan seorang sekretaris
 Kelompok administrasi dan staff
Tata usaha/administrasi umum : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Keuangan : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Rumah tangga : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Bagian personalia dan humas : kabag 1 orang,
staff 2 orang
Bagian edukasi : kabag 1 orang,
staff 6 orang
Bagian umum : kabag 1 orang, staff 2
orang
Ruang informasi 2 orang
Pendaftaran (tiket) 2
orang
Penitipan barang 1 orang
Perawatan gedung 3
orang
Pramuwisata 8 orang

commit to user

V-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keamanan 4 orang
Teknisi 8 orang
 Kelompok penanganan koleksi dan staff
Bagian kurasi : kabag 1 orang, staff 2
orang
Bagian preparasi : kabag 1 orang, staff 4
orang
Bagian konservasi (pameran) : kabag 1 orang, staff 4
orang
 Rekapitulasi total jumlah personalia (pengelola) yang
direncanakan :
Personalia strukturral : 12 orang
Personalia staff : 54 orang
Jumlah : 66 orang

4. Standar ruang yang digunakan diperoleh dari sumber:


 Neufert Architect Data (NAD)
 Asumsi penulis (A)
Besaran Ruang
Fasilitas Pembelajaran dan Pelatihan

Ruang Luas (m2)

Sports Hall Lobby 120


Main hall 4000
R. kelas 200
R. audio visual 100
Indoor Fitness center 190
Training Gudang 12
R. ganti 30
Lavatory 28
Outdoor Stadion Utama 4000
commit to user

V-18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Training Lapangan 2000


latihan
Kolam Renang 12290
Lapangan Tenis 792
Lavatory 54
R ganti 150
R. pemeriksaan 18
kesehatan
Medical Klinik 48
center keperawatan
Laboratorium 24
Lavatory 11
R. jumpa pers 20
R. perlengkapan Futsal 50
Hall 616
Ruang Tamu 10
R. Tidur 1980
(Pemain &
Asrama pelatih)
pemain R. kepala 9
asrama
R. bersama 600
R. makan 320
Dapur 64
R. cuci 64
Mushola 75
Lavatory 64
Gudang 20
Jumlah 16.960 m2

Fasilitas Informasi

Kelompok Ruang Luas (m2)


ruang
R. Pendaftaran 18
R. Pengelola 13,5
R. Tunggu 140
R. informasi
R. Komputer 117
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12
WC wanita, wastafel
commit to user

V-19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

R. Pendaftaran 9
R. Penitipan barang 15
(rak penyimpanan)
R. Katalog : almari katalog 16
(10 buah)
R. Perpustakaan R. Perpustakaan : 10.000 buku 161,6
Futsal 5.000 majalah
R. Baca 46,4
R. Pengelola 18
Gudang 12
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12
WC wanita, wastafel

R. Informasi display 9
R. Display perkembangan futsal
Perkembangan R. Display 2 dimensi 105
Futsal R. Pengelola 18
Lavatory : WC pria + urinoir, 26,4
WC wanita, wastafel
Gudang 12

R. Pendaftaran 18
R. Tunggu/lobby 65
R. Pemutaran R. Pertunjukkan 50
slide/film R. Proyektor 13,5
R. Pengelola slide/film 18
Gudang 12
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12
WC wanita, wastafel
R. Pertemuan 600
R. Tunggu 390
R. Konferensi
Lavatory : WC pria + urinoir, 52,8
WC wanita, wastafel
R. Diskusi 100
R. Tunggu 65
R. Diskusi
Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12
WC wanita, wastafel
R. Foto copy 16
R. ganti, absen & loker karyawan 15
Pantry 4
commit to user

V-20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gudang 20
2.262 m2

Fasilitas Pengelolaan

Ruang Luas(m2)
R. Direktur 40
R. Sekretaris direktur 9,5
R. Tamu direktur 30
R. Wakil direktur 40
R. Sekretaris wakil direktur 9,5
R. Tamu wakil direktur 20
R. Sekretaris umum 11
R. Manajer umum 13,5
R. Sekretaris manajer umum 9,5
R. Kabag Personalia 13,5
R. Staff personalia 27,5
R. Kabag informasi 13,5
R. Staff informasi 27,5
R. Kabag pelayanan jasa 13,5
R. Staff pelayanan jasa 27,5
R. Kabag pemeliharaan bangunan 13,5
R. Staff pemeliharaan bangunan 27,5
R. Tamu umum 32,5
R. Manajer teknik 13,5
R. Sekretaris manajer teknik 9,5
R. Asisten manajer 13,5
R. Humas 13,5
R. Sekretaris humas 9,5
R. Rapat 40
R. Tunggu / lobby 32,5
Pantry 13,65
Lavatory : 21,12
WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel
Gudang peralatan 12
Jumlah 546 m2

Fasilitas Pendukung

commit to user

V-21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ruang Luas (m2)

R. Security : 3 pos 18,75


R. Parkir mobil dan motor 5935,5
(60% mbl, 30% mtr, 10% jln
kaki/kend. umum)
Loading : trailer 300
Plaza / main hall 150
Canopy 30
R. Receptionist 6,825
Lobby 120
R. makan 182,4
R. 27,5
administrasi

Restaurant Dapur 45,6


Gudang 20
R karyawan 30
Lavatory 26,4
R utilitas 12
R. makan 79,04
R. 27,5
administrasi

Cafetaria Dapur 19,76


Gudang 12
R karyawan 12
Lavatory 26,4
R utilitas 12
R penjualan 150
R karyawan 18
R 24
Futsal Shop
administrasi
Gudang 30
Lavatory 13,2
Counter bank 100
Warung telekomunikasi 40
R 144
permainan
Amusement
ketangkasan
R biliar 257,73
commit to user

V-22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

R 19,8
administrasi
R. 12
karyawan
Lavatory 13,2
Gudang 20

R. Kesehatan 46,124
Mushola 60
Lavatory umum : WC pria, urinoir, 39,6
WC wanita, wastafel
R. Mechanical 40
R. Electrical 40
R. AC /AHU 30
R. Telephone switchboard 24
R. Sampah 15
R. Reservoir air 20
Gudang peralatan 36
Jumlah m2

a. Rekapitulasi Besaran Ruang


Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan
sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang
pengelolaan dan fasilitas bangunan.
Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2
Ruang informasi : 2.262 m2
Ruang pengelolaan : 546 m2
Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2
Total Besaran Ruang : 24.000 m2

commit to user

V-23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang

Solo Futsal
Futsal
Center

Perpustakaan
Futsal

Display
perkembangan
Futsal ( Film,
Video ) commit to user

V-24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Persyaratan ruang pada masing-masing kelompok kegiatan:


 Kelompok kegiatan penerimaan:
No. Kelompok Karakter Tuntutan/ Keterangan
kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang
A Hall utama  Terbuka, Mudah
kesan lapang mengarahkan
dan pengguna/pengunj
melegakan ung menjangkau
ruang-ruang yang
lain
B Ruang  Aksesibel
informasi
C Ruang  Aksesibel
pendaftaran
D Ruang  Aksesibel
penitipan
E Parkir  Tidak panas
pengunjung
commit to user

V-26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F Parkir  Tidak panas


pengelola Privat dari
publik
G Parkir barang  Privat dari
publik

 Kelompok kegiatan utama


No. Kelompok Karakter Tuntutan Keterangan
kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang
A Asrama  Tidak
terganggu oleh
ruang di
depannya,
kebisingan luar
diperhatikan
B Restoran  Mudah diakses
umum,
terkesan
terbuka
C Telpon 
umum
D Medical 
center
E Lavatory 
F Perpustakaan  Mudah diakses
& ruang umum
internet
G Ruang  Perhatian

commit to user

V-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pertemuan pada aspek


akustik
ruang
H Ruang  Perhatian
movie zone pada aspek
akustik
ruang
I Ruang  Letaknya
pelatihan strategis
terhadap
pengawasan
fas. palatihan
J Futsal Shop  Mudah diakses
umum
K Stadion  Mudah diakses
Futsal umum,
menjadi
magnet/daya
tarik tersendiri
L Taman  Aksesibel,
publik nyaman,
menarik

 Kelompok kegiatan pengelola


No Kelompok Karakter Tuntutan kesan Keteranga
. kegiatan Terbuk Tertutu ruang n
a p
A Side hall 

commit to user

V-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B Ruang  Dalam zona


pimpinan berdekatan
C Ruang 
wakil
pimpinan
D Sekretaris 
E Tata  Dalam zona
usaha/admi berdekatan, mudah
nistrasi dirombak sesuai
umum tuntutan
F Keuangan  perkembangan
G Umum 
H Rumah 
tangga
I Personalia 
& humas
J Ruang 
arsip
K Ruang 
rapat
L Preparasi 
M Konservesi 
N Lavatory 

 Kelompok kegiatan servis


No. Kelompok Karakter Tuntutan Keterangan
kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang
A Ruang genset  Mendapatkan
commit to user

V-29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sirkulasi
udara luar
B Ruang pompa 
air
C Ruang panel 
listrik
D Ruang mesin  Mendapatkan
AC sirkulasi
udara luar
E Ruang 
telekomunikasi
F Ruang teknisi 
G Ruang petugas 
keamanan
H Gudang umum 
I Pantry 

F. Zonifikasi Ruang Makro

Tujuan dari analisis zonifikasi secara makro adalah untuk mendapatkan


penzoningan (pengelompokan kelompok ruang) dalam lahan site, yaitu
penempatan kelompok ruang yang bersifat terbuka dan tertutup (area
pengunjung dan area pengelola). Sebagai dasar pertimbangan adalah:

 Pencapaian dan entrance bagi pengguna (pengunjung dan


pengelola) yang telah direncanakan
 Kondisi dan potensi site
 Orientasi ke dalam dan ke luar bangunan

commit to user

V-30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang

Gambar 4.5 Analisis site


Sumber: Ananlisis Pribadi
Lahan site yang berada di Jln Adi sucipto dioptimalkan menjadi zona
yang lebih publik (terbuka), karena pencapaiannva yang mudah dan lebih
optimal, termasuk pertimbangan orientasi bangunan (baik kedalam maupun
keluar site), sedangkan bagian samping di optimalkan untuk zona privat
(pengelola) yang lebih tertutup. Sedangkan pencapaiannya dapat melalui Jl.
Lingkungan.
Sedangkan zonifikasi vertikal adalah untuk mendapatkan pemetaan ruang-
ruang dalam perancangan secara vertikal Sebagai dasar pertimbangan adalah :
 Pencapaian dan penjelajahan ruang-ruang

 Hubungan ruang yang saling berkaitan (tuntutan kedekatan)

 Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang

 Sistem kemudahan teknis lapangan seperti pemipaan pada zona


utilitas bangunnan secara vertikal
Dari dasar pertimbangan di atas, level bawah sesuai untuk kegiatan (kelompok
ruang) yang bersifat publik (kemudahan pencapaian), tingkatan di atasnya

commit to user

V-31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

semi publik, dan semakin ke atas adalah ruang-ruang yang bersifat lebih privat
dan klimaks dari sebuah pameran.

a. Analisa Penataan Site


1. Klimatologis
Tujuan :
 Untuk pemecahan masalah akibat iklim terhadap site
 Sebagai pertimbangan perletakan bangunan pada site
 Sebagai pertimbangan untuk merencanakan jalur pedestrian di sekitar
bangunan yang nyaman terhadap pengaruh efek cuaca.
Dasar pertimbangan :
 Arah datang sinar matahari
 Arah angin
Masalah yang berhubungan dengan iklim (cuaca) mempunyai beberapa
alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut :
 Bukaan
Berhubungan dengan perletakkan bukaan untuk menangkap sinar
matahari ke dalam bangunan.
 Barier
Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan
pagar yang didesain sebagai penghalang sinar matahari ataupun angin
yang merugikan bangunan dan kegiatan yang ada didalamnya.
 Material
Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan
dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan
mengurangi kesilauan dalam bangunan. Terkhusus pada material
bangunan dari metal, kemungkinan angin/hujan yang membawa

commit to user

V-32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

butiran-butiran air yang mengandung asam dapat memberikan dampak


korosi pada material besi dan baja pada bangunan.

Matahari pagi menyehatkan sehingga sesuai untuk ruang-ruang yang


memerlukan sinar yang menyehatkan, seperti restauran, mushalla, medical
center, perpustakaan dan internet, Futsal shop, , serta taman publik. Sedang
sinar matahari siang bersifat terang dimana sinar ini dapat dimanfaatkan untuk
penerangan alami dan sesuai untuk ruang-ruang yang memerlukan sinar alami
seperti ruang kegiatan pengunjung maupun ruang kegiatan pengelola. Sinar
matahari sore kurang menyehatkan sehingga dapat ditempatkan ruang-ruang
yang kurang memerlukan sinar, seperti ruang lavatory, dsb.

Orientasi matahari di dalam site menentukan orientasi di dalam site. Orientasi


bangunan digunakan untuk menghasilkan kantong sinar matahari yaitu
kondisi dimana matahari berada dalam integritas paling rendah. Sesuai dengan
siklus terbit dan tenggelamnya matahari serta mempunyai sudut jatuh kecil.
Dengan demikian area yang tersinari akan lebih besar dan integritas
radiasinya akan lebih rendah.

Respon dari analisa peredaran matahari terhadap site adalah memaksimal


orientasi massa bangunan yang membujur dari arah timur-barat dan
meminimalisir orientasi bangunan yang membujur utara-selatan, hal ini guna
semua sisi dapat mendapatkan sinar matahari yang cukup, serta pembayangan
dapat tereduksi.

commit to user

V-33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Angin

Angin muson barat


laut (oktober-maret)
basah dan sejuk
bisa digunakan
untuk penghawaan
alami dalam ruang

Angin muson tenggara(april-


september) kering dan
Angin yang berasal dari jalan adi
panas, direduksi dengan
sucipto bersifat kering, panas
meminimalisasi bukaan,dan
dan kotor. Barier dalam site
penghalang pohon
dibutuhkan untuk menangkalnya,
menghadirkan udara segar ke
dalam bangunan. Gambar 4.6 Analisis angin kedalam site
Sumber: Ananlisis Pribadi

commit to user

V-34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Orientasi Bangunan

Tujuan dari analisis orientasi pandangan dari ruang luar (lingkungan sekitar)
adalah untuk mendapatkan ekspos bangunan secara maksimal dan bangunan
Futsal center dapat mudah lebih dikenali dari lingkungan. Sebagai dasar
pertimbangan adalah:
d. Kondisi dan potensi ruang luar (lingkungan sekitar) site ; baik posisi jalan,
simpul jalan, ruang terbuka, bangunan sekitar, dll.

Simpul jalan memungkinkan


penenpatan ekspos pada bangunan
secara maksimal

View ke ruang luar


Ekspos bangunan tinggi, orientasi optimal, saat dilihat
bangunan maksimal untuk mudah dari ketinggian
dikenali tertentu yaitu area
hijau persawahan

Gambar 4.7 Analisis Orientasi


Sumber: Ananlisis Pribadi

Potensi sekitar site tidak menjadi kendala dalam mengekspos bangunan dan
mengorientasi bangunan terhadap ruang luar dari arah Jl. Adi Sucipto, baik oleh
bentuk dan ketinggian bangunan sekitar, bahwa view ke ruang luar akan sangat
menarik jika dilihat dari ketinggian tertentu.

commit to user

V-35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.Sirkulasi (pencapaian)

Tujuan dari analisis pencapaian site (penempatan entrance) adalah


kemudahan pencapaian pengguna museum (baik pengunjung maupun
pengelola), pencapaian yang tidak saling menggangu (baik pengunjung
maupun pengelola dan juga antara jenis armada transportasi yang digunakan).
Sebagai dasar pertimbangan adalah :

 Kemudahan dan kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar


 Kondisi dan potensi jalan yang mengelilingi kawasan
 Gangguan yang dapat ditimbulkan terhadap lalu lintas jalan

Gambar 4.8 Analisis pencapaian


Sumber: Ananlisis Pribadi

Dalam setiap penempatan entrance (pencapaian ke dalam site), juga


mempertimbangkan pencapaian oleh pejalan kaki, dengan penempatan jalur
bagi pejalan kaki yang tidak menimbulkan arus silang (saling terganggu)
dengan pencapaian dengan kendaraan bermotor entrance dibuat dengan kesan
terbuka, akses yang mudah dari potensi jalan yang mengelilingi dan karakter
yang kuat sebagai pintu masuk utama Solo Futsal Center.

commit to user

V-36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Noise
 Bising Lingkungan
Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi
yang berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari
kendaraan, suara hewan dan manusia.
 Bising Bangunan
Bising bangunan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi
yang berasal dari dalam bangunan. Kegiatan dalam bangunan seperti
pameran, kegiatan pendidikan, kegiatan informasi lainnya memiliki
tingkat kebisingan yang cukup tinggi.

Keterangan : Gambar 4.9 Analisis Noise


Sumber: Analisis Pribadi
Zone bising tinggi, digunakan sebagai kelompok ruang yang menyediakan fasilitas
rekreasi/hiburan terbuka (mis: berupa ruang komunal, ruang parkir)
Zona dengan kebisingan sedang/peralihan. Dipakai sebagai kelompok ruang pameran, kegiatan
service, dan kegiatan pendukung.

Zona dengan kebisingan rendah. Dipakai sebagai kelompok asrama, kegiatan pendukung,
kegiatan penerimaan, serta kegiatan pengelola.

commit to user

V-37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTURAL BANGUNAN


Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan
karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam
konsep dan perancangan
a. GOAL / TUJUAN

Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang


adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini
dituangkan kedalam bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam
entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu
mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional,
sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan
Futsal nasional pada umumnya.
b. KERJASAMA / TEAMWORK

Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana


dalam sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama
yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi,
maka akan tercipta permainan yang menarik, indah, dan atraktif. Menurut
pengertiannya, team work merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang utuh. Konsep team work
ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur yang kokoh antara
Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team work antar
pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan
sebagai pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya
horizontal sebagai pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang
commit to user

V-38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memiliki kelebihan membantu menopang dan mengisi pemain yang memiliki


kekurangan, sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan
kabel tarik merupakan bentuk hubungan kerjasama / team work dalam
sebuah tim.
c. SPORTIF / JUJUR

Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.
d. KERAS

konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.

e. KEINDAHAN

Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat


mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain,
gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan
melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan –
lengkungan.
 Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik
tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair.
commit to user

V-39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar


dapat merefleksikan kesan metafora dari bangunan.
 Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar
bangunan.
 Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak
menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi
lantai untuk mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah
(tuntutan aktivitas yang berlangsung di dalamnya).
 Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga
digunakan sebagai elemen dekoratif.

H. ANALISIS TAMPILAN BANGUNAN


Filosofi Kriteria Tuntutan
Atraktif Kriteria ekspresi atraktif rekreatif Penampilan bangunan harus
rekreatif : mampu memberi daya tarik
 Memberi kesan dominan dan menimbulkan minat bagi
terhadap lingkungan tetapi pengunjung sehingga dapat
tetap selaras dengan sekitar memberi kesan
 Bentuk yang kompleks tetapi menyenangkan.
logis / sederhana
 Bentuk-bentuk mengalir bebas
naik turun

commit to user

V-40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kriteria komunikatif : Penampilan bangunan harus


Komunikatif mudah dikenali dan dipahami
 Memberi kesan mengundang
apa maksudnya.
 Memberi kejelasan fungsi
peruangan
 Mengkomunikasikan filosofi
dan kegiatan yang
berlangsung di dalamnya
melalui simbol-simbol baik
secara langsung maupun tak
langsung

Terbuka  Berpenampilan terbuka Memberi kesan mengundang


dengan memperlihatkan dan menerima
bagian dalam bangunan
menggunakan bidang
transparan
 Penempatan orientasi dan
entrance yang tepat
 Keberadaan plaza yang
menerima / menyongsong
 Filosofi tangan terbuka pada
entrance ( membuka ke arah
luar dan menyempit ke arah
dalam ).
 Kanopi sebagai ruang transisi
dan penerima

Kejelasan  Perubahan ketinggian


fungsi  Pembukaan melalui pintu dan
peruangan jendela
 Penyempitan yang
diwujudkan lewat bentuk
lorong.

Komunikasi Simbol-simbol tulisan untuk


melalui simbol- mengkomunikasikan fungsi
simbol bangunan dan fasilitas yang
ada di dalamnya

commit to user

V-41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Bentuk-bentuk desain yang  Performance bangunan


Bentuk fisik mengacu pada konsep desain
dibangun dari bentuk dasar
yang ekspresif
yang tegas dan fantastik
tapi tetap memberikan
image spontan, dinamis
dan cair.
 Komposisi struktur,
sirkulasi dan pencahayaan
dirancang sedemikian agar
dapat merefleksikan kesan
ekspresif dari bangunan.
 Penggunaan kaca dan
fiberglass transparan yang
dominan pada bidang luar
bangunan.
 Sistem space frame sering
digunakan dalam
konstruksi atap, tetapi tidak
menutup kemungkinan
digunakan dalam ruang
dalam sebagai konstruksi
lantai untuk mendapatkan
ruang berbentang lebar
tanpa kolom ditengah
(tuntutan aktivitas yang
berlangsung di dalamnya).
 Penggunaan warna pada
bangunan selain sebagai

commit to user

V-42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pembeda fungsi, juga


digunakan sebagai elemen
dekoratif.

Warna  Mampu memberikan kesan Warna-warna terang untuk


ekspresif pada bangunan eksterior bangunan memiliki
nilai ekspose tinggi, atraktif
dan dominan terhadap
lingkungan
Warna-warna netral / transisi
digunakan pada interior
bangunan dapat menimbulkan
suasana santai, rekreatif dan
nyaman.

I. ANALISA BENTUK DAN POLA GUBAHAN MASSA


Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran
memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan
karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk
segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai
tuntutan rekreatif.
Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh
karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut :
a. Kelompok kegiatan pendidikan
Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan
ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
b. Kelompok kegiatan informasi
Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam
ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film,

commit to user

V-43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan
dikembangkan sesuai kebutuhan.
c. Kelompok fasilitas bangunan
Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap
paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak
menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat.
d. Kelompok pengelolaan bangunan
Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran
disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan
sebagainya ) yaitu segiempat.
J. Penggabungan massa bangunan

Gambar 4.2 Penyusunan Massa Bangunan

Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan


pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan
pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk
memasuki Solo Futsal Center yang direncanakan.

commit to user

V-44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

K. ANALISA DESAIN INTERIOR


1. Fasilitas Pelatihan
- Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak
monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga
mampu menarik pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada.
- Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan
dengan Futsal.
2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan
- Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang
formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi.
- Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung
suasana kerja.
3. Fasilitas Bangunan
- Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter
masing-masing ruang

L. ANALISA TATA RUANG LUAR

Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta
menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati
sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan
pengunjung menuju bangunan SOLO FUTSAL CENTER, dengan tetap mendukung
pola sirkulasi yang ada.
Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan pengguna
kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola, maka
dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur
hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras
seperti paving dan aspal.
commit to user

V-45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

M. Analisa Sistem Bangunan


1. Analisa Struktur Bangunan

Dasar Pertimbangan:
 Beban yang harus didukung.
 Kondisi tanah.
 Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
 Karakter bangunan.
 Pengaruh terhadap lingkungan sekitar

Bentuk grid modul Karakteristik


Persegi Teratur
Homogen
Monoton
Efektif
Kurang atraktif
Radial Rekreatif
Kurang efektif untuk ruang dengan
kegiatan formal
Teratur menurut pola radial
Campuran Bentuk modul atraktif
Dapat di sesuaikan dengan fungsi
ruang yang digunakan meliputi
kegiatan formal dan rekreatif

Tabel 4.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang


Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C.

a. Analisa Sub Struktur


Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari
alternatif sistem sub struktur sebagai berikut :
 Pondasi Sumuran
 Pondasi Setempat
commit to user

V-46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah


setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu
di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan
atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai
ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga
b) Pasangan batu kali
c) Cor beton tidak bertulang
d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.

Gambar 4.10 Pondasi setempat beton bertulang


Sumber: perencanaan bangunan rumah sederhana tahan gempa

Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi
rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah
bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.

commit to user

V-47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Simetris dan sederhana

Simetris namun tidak sederhana

Simetris namun terlalu panjang

commit to user

V-48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Alur pemisah

Tidak baik Baik

Alur pemisah

Tidak baik Baik

Alur pemisah

Tidak baik Baik


Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki

b. Analisa Super Struktur


Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang
yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja
dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif
struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan
commit to user

V-49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan,


fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan
bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup
penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.
c. Analisa Upper Struktur
Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :
a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan
variasi bentuk atap lebih luas.
b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk
cukup luas.
d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi
bentuk atap lebih luas.
Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu
menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang
agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap.
 Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan

Tabel 4.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material


Material Sifat Penampilan Penggunaan
Formal, keras, kaku, Bangunan
Beton Menahan gaya
kokoh monumental
Bangunan
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar pemerintah,
bangunan utilitas
Bangunan
Metal Efisien Ringan, dingin
komersial
Tembus Dingin, dinamis,
Kaca Sebagai pengisi
pandang kesan ringan
Mudah Ringan, dinamis,
Plastik Sifat, santai
dibentuk informal
Mudah Hangat, lunak,
Kayu Rumah tinggal
dibentuk alamiah
commit to user

V-50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perumahan,
Batu Fleksibel, bisa bangunan
Praktis
bata untuk struktur monumental,
komersil
Tidak butuh
Batu Berat, alamiah, Pondasi, dinding
proses, dapat
alam kasar, sederhana dekoratif
dibentuk/diolah
Interior- Kekuasaan,
Marmer Mewah, formal
eksterior kemewahan
Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982

Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal


Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple
namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta
teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan
dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan
konstruksi.

 Analisa Utilitas Bangunan


a. Jaringan Listrik
Dasar pertimbangan:
- Kelancaran distribusi listrik
- Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung
oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik
dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby
emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam
bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:
1) Instalasi untuk penerang
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh
jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar
bangunan.
commit to user

V-51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Instalasi untuk power


Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik
lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.

Genset
Panel skunder Distribusi

PLN Meteran Panel utama

Panel skunder Distribusi

Skema 4.1 Analisa Jaringan Listrik


Sumber : Analisa Pribadi

b. Jaringan Komunikasi
Dasar pertimbangan:
 Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun
ekstern
 Ekonomis dalam perawatan
 Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :
 Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch
Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar
ruang-ruang dalam bangunan.
 Jaringan internet
 Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga
mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.

commit to user

V-52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di


dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media
penyampai musik di dalam bangunan.
Telepon Lokal
PT. Telkom Panel Kontrol Operator Faks
Internet

SLJJ/SLI

Skema 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi


Sumber: Analisa penulis, 2008

c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)


 Air bersih
1) Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung
dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau
titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke
bangunan-bangunan.

Pompa Upper tank

Ground Water Tank Pompa


Sumur dalam distribusi
Skema 4.3 Analisa aliran air bersih artesis
Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

2) PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum
setempat.
Tangki atas

Ground Distribusi
Meteran Pompa
reservoir

commit toAnalisa
Skema 4.4 user aliran air bersih PDAM
PAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

V-53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk
menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.

1) Air kotor dari kamar mandi

Bak Kontrol Bak Pengendapan

Kamar Mandi T. pengolahan limbah

Skema 4.5 Analisa aliran air kotor cair


Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

2) Air kotor dari dapur


Penangkap lemak Peresapan

Air dapur Riol


Skema 4.6 Analisa aliran air kotor lemak
Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004
3) Air kotor dari WC
WC septictank Peresapan Riol

Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat


Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

4) Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan
pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu
penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan
rumput di sekitar bangunan.

commit to user

V-54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Air hujan dari atap Air hujan sekitar site

Sumur
Pipa Vertikal Bak kontrol Selokan Resapan

Skema 4.8 Analisa sistem sanitasi air hujan


Sumber: Analisa penulis, 2008

d. Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah
yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur
ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah
yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan
ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang
memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan
sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi
bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya
grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan
sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang
kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).

Sampah yang dapat Bak penampung


didaur ulang sampah daur ulang

Shaft sampah TPA


Sampah yang tidak Bak penampung
dapat didaur ulang sampah non daur ulang

Skema 4.9 Analisa sistem pembuangan sampah


Sumber: Analisa penulis

commit to user

V-55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Sistem Pengamanan Bangunan


 Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari
tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat
membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang
digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang
dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang
security.

Power Central security Call button


Power alarm

Monitor
Skema 4.10 Analisa sistem CCTV
Sumber : Analisa penulis

 Pemadam Kebakaran
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya
kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan,
luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang
dapat memicu terjadinya kebakaran.
Sistem yang biasa digunakan yaitu :
1) Sistem Fire Alarm
Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya
bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem,
yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat
detector dan one push button system.
2) Sistem Sprinkler Air
Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius
tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi

commit to user

V-56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang


memberikan pesan ke junction box.
3) Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan
api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-
tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat
yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
4) Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya,
digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar.
Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa
dengan pompa hydrant.
5) Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant
untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air
yang memadai.
6) Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3
orang yang berjalan bersampingan.
Hasil analisa :
 Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire
estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
 Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.
 Penangkal Petir
Dasar pertimbangan:
1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan
yang efektif terhadap sambaran petir.
2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan

commit to user

V-57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Ketahanan mekanis
4) Ketahanan terhadap korosi
5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan
ukuran bangunan yang dilindungi
6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan

Tabel 4.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir


Sistem Franklin Sistem Faradday
Prinsip Bila terjadi petir akan terjadi Tiang-tiang faraday yang
kerja ionisasi di awan. Loncatan berjarak kurang lebih 20 m
ion-ion dapat ditahan oleh (antar tiang) terletak di
preventor sehingga tidak sekeliling bangunan untuk
mengenai bangunan. Radius melindungi bangunan dari
perlindungan sama dengan sambaran petir.
tinggi preventor.
Keuntungan Harganya lebih murah Sifat perlindungan lebih
dibandingkan sistem baik karena aliran listrik
Faradday. langsung dialirkan ke
ground di tanah.
Kerugian Bila suatu saat ion-ion pada Lebih mahal dibandingkan
preventor tersebut habis atau sistem Franklin.
berkurang, maka daya
perlindungannya jadi
menurun.
Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan


adalah sistem Faradday.
 Analisa Persyaratan Ruang
a. Analisa Pencahayaan
 Pencahayaan Alami
Dasar pertimbangan
1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.

commit to user

V-58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang


hari.
3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa
pemborosan.
Analisa :
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya
publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky
light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan
lapisan kaca warna, dan sebagainya.

Interior atap yang


dibentuk berlubang-
lubang dengan
lapisan kaca,
merupakan salah
satu cara
pemanfaatan
cahaya matahari
sebagai sumber
penerangan alami
ke dalam ruangan.
Skylight pada hall

Pada dinding yang


menggunakan
material kaca dan
berhadapan
langsung dengan
arah cahaya, dapat
diberi screen
maupun desain
berupa sirip-sirip
untuk membelokkan
glare.
Skylight pada koridor

Gambar 4.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan


Sumber : Analisa pribadi
commit to user

V-59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil analisa :
1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
utama. (sky light) - R.Main Hall.
2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk
diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk
menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan
saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
pengoperasian.
 Pencahayaan Buatan
Dasar pertimbangan
1) Kebutuhan kuat penerangan.
2) Jenis penerangan.
3) Jenis ruang.
Analisa :
Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan
penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan
untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan
pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat
beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :
 Fluorescence
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang
pemasaran).
 Lampu pijar
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.
 Special lighting (spot light)

commit to user

V-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat


penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.
Hasil analisa :
Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan
antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar
pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi
lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan.

Penggunaan lampu down


Penggunaan flourescence (neon)
light pada lift

Special lighting (spot light) yang digunakan


pada ruang pamer

Gambar 4.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan


Sumber : Analisa pribadi
commit to user

V-61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Analisa Penghawaan
 Penghawaan Buatan
Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruang-
ruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat
elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat
menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang
personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang
lain dengan skala kecil-sedang.
Tabel 4.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam
bangunan
Jenis
Kelebihan Kekurangan
Penghawaan
AC sentral - scope pelayanannya - Apabila beban
besar kalor besar, AHU
- udara segar harus berkapasitas
terdistribusi secara besar pula
merata ke dalam - Jika pusat mati,
beberapa zone yang keseluruhan area
terkontrol oleh penghawaan
sebuah induk/pusat terkena
AC split Kondisi penghawaan scope pelayanannya
antar tiap ruang tidak kecil
akan saling tergantung
Exhaust Fan membantu pembuangan Biasa digunakan pada
dan pergantian udara area servis, beban
kotor kalor besar

Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

c. Akustik
Tujuan :
1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi
yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang
yang dikehendaki.

commit to user

V-62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam


ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang
spesifik.

- Akustik Lapangan
Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier  bertujuan untuk
mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu
ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor .
- Akustik Ruang
Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang
meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu
diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya,
seperti :
 Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi
spons/bahan karpet.
 Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
 Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan
dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer.
 Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada
panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai
teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung
disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan
rambatan panas, penahan bocor pada atap).

d. Sistem Sirkulasi
- Sirkulasi Horizontal
1) Selasar

commit to user

V-63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall


adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai
3 m atau lebih.
Kelebihan :
- Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat
menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung
lainnya yang melintas.
- Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke
dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di
atasnya.
2) Jembatan
Kelebihan :
- Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para
pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di
seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada
jarak antara 5m-10m satu sama lainnya.
- Menjadi salah satu estetika interior/eksterior.
3) Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai
tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah
bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan
promosi/menyelenggarakan acara khusus.

commit to user
Gambar 4.13 Selasar – Jembatan - Atrium
Sumber : Dok.pribadi

V-64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil :
Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor,
jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan
kemudahan dan kenyamanan.
- Transportasi Vertikal
1) Eskalator
Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat
perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya
sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan.
Bahan pertimbangan :
- Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan.
- Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta
terbuka.
- Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat
bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan
sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan
bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º.
- Lebar eskalator minimal 80 centimeter.
- Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.

Gambar 4.14 Eskalator


Sumber : Dok.pribadi

commit to user

V-65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Elevator (Lift)

Syarat:
- Kecepatan memadai.
- Letak mudah dilihat.
- Pengontrolan operasi mudah.
- Sistem pengamanan memadai.
- Syarat struktur : water proof pada
bagian bawah.
Gambar 4.15 Elevator
Sumber : Dok.pribadi

Ada dua jenis lift yang digunakan:


- Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang
kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton.
- Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas
lantai yang dilayani dan tinggi bangunan.

3) Tangga Umum
Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift
rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal,
dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi
vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum.
Syarat umum :
- Letak mudah dilihat/dicapai.
- Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m
- Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal
28,5 cm
- Pengaman/Border
- Kemiringan maksimum 30°
4) Tangga Darurat
Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi
kebakaran juga untuk area servis
commit to user

V-66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Syarat:
- Jarak capai maksimal 30 m
- Konstruksi tahan api.
- Ruang tahan api.
- Kedap asap.
- Berhubungan ruang luar.
- Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m
5) Ramp
Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi,
misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana
transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan
parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk
jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang
ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua
pengguna.
Syarat:
- Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk
pedestrian tidak boleh lebih dari 7°.
- Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm
- Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi
pengaman lebarnya 120 cm.
- Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet
pengaman).

commit to user

V-67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil :
Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp.
 Eskalator
Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak
memusat di atrium setiap lantai.
 Elevator
Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan
desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai
daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10
orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk
menggunakannya tanpa disediakan lift khusus.

commit to user

V-68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KONSEP PERENCENAAN DAN PERANCANGAN

SOLO FUTSAL CENTER

A. KONSEP FUTSAL CENTER YANG DIRENCANAKAN


1. Pengertian
sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin
mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain
futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi
2. Fungsi
- Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan
meningkatkan kemapuan bermain futsa Sebagai wadah kegiatan
pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan
bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan
kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal )
dan rekreasi untuk penyaluran hobi
- Memberikan informasi – informasi tentang Futsal, perkambangan futsal
terkini, menayangkan pertandinagan – pertandingan atau video – video
tentang futsal.
- Memberikan jasa pelayanan seperti Futsal Shop, restaurant, tempat
rekreasi atau resort.
3. Sasaran Pengguna Futsal Center
a. Akademisi
b. Swasta (masyarakat umum)
B. Konsep Makro
1. Konsep Pemilihan dan Pengolahan Site
a) Pemilihan Site
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Site Terpilih :

1. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota


Surakarta sebelah utara. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site,
kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.
2 Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di
Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun
Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik
yang besar bagi Solo Futsal Center ini.
3 Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama
pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan
Solo Futsal Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan
letak yang strategis ini, bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu
menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan
kultural Kota Surakarta.
4 Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.

Eksisting Site:
Berdasarkan pertimbangan yang ada, maka diperoleh site terpilih
sebagaimana tergambar di atas, dengan kondisi eksisting site sebagai
berikut :
Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center ::

a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak)

 Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan


 Sebelah timur : Perumahan penduduk
 Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk

Gambar 5.1 Site terpilih

b) Pengolahan Site
 penentuan main entrance berdasarkan pencapaian

Gambar 5.2 Penentuan entrance

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Site memiliki 3 pencapaian yang berfungsi sebagai main entrance dan site
entrance. Main entrance ini yang nantinya menjadi pintu masuk (in) dan pintu keluar
(out) pada site. Hal ini di aplikasikan dengan memanfaatkan jalan yang sudah ada dan
membaginya menjadi dua jalur terpisah dimana satu jalur berfungsi sebagai jalur
masuk dan jalur satunya menjadi akses keluar meninggalkan site
c) View lingkungan

d) Sirkulasi
Respon:
parkir:
- Melihat luasan site yang mencukupi, parkir menggunakan sistem
parkir di dalam site
- Terdapat pemisahan parkir pengunjung dan pengelola
sirkulasi kendaraan:
- Bagi pengunjung, sirkulasi kendaraan berakhir di area parkir.untuk
menuju ruang di dalam harus ditempuh dengan berjalan kaki.
Sedangkan sirkulasi kendaraan bagi pengelola sirkulasi berakhir pada
bagian drop off material.
- Agar tidak terjadi crowdid di buat lebih dari satu akses keluar masuk (
in- out)
sirkulasi pejalan kaki:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Diutamakan kenyamanan dan keamanan gerak pejalan kaki


- Pengoptimalan kemudahan mencapai bangunan dari berbagai tempat.

e) Penzoningan

Keterangan : A : Fasilitas Umum


B : Kantor Pengelola
C : Stadion Futsal
D : Tempat Latihan
E : Asrama
F : Pendidikan dan Pelatihan
G : Restauran
H : Fasilitas Pendukung

C. Konsep Mikro
1. Konsep Kebutuhan Ruang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

zona Kebutuhan ruang


z. umum Parkir
Restaurant
Futsal Shop
z. servis R. MEE
R. gudang dan logistik
Kantin
Pos keamanan
R. cleaning service
R. operator
R. teknisi
Garasi
z. promosi dan informasi R. pameran
Aula
R. perpustakaan
R. multimedia
R. staff
Gudang
Ruang percontohan
z. pendidikan dan pelatihan r. kelas, r. multimedia, r. tentor, r.
staf, , kantin, auditorium, lapangan
Futsal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rekapitulasi Ruang

Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2

Ruang informasi : 2.262 m2

Ruang pengelolaan : 546 m2

Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2

Total Besaran Ruang : 24.000 m2

2. Konsep Arsitektural

Penerapan Arsitektur Metafora Dalam Banagunan

Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi Bangunan

Futsal :

- seni permainan yang indah : Amerika Latin

- industri bisnis : Inggris

- sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu

- sangat mementingkan team work (kerjasama tim).

- Keras

- Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan,


baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan
berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan
ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif,


dan tangkas.

- Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya,


keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan
filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola.
Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan
posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di
depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan.
Seperti dalam Posmodernisme .

Definisi :

Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai


bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana
olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal
dalam waktu yang lama.

Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik
yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan

1. GOAL / TUJUAN

Gambar 5.5. Bangunan Dengan Konsep ‘ GOAL’

Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah
tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan
memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak
menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi
Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya.

2. KERJASAMA / TEAMWORK

Gambar 5.6. Contoh Bangunan dengan Konsep ‘TEAM WORK’

Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam
sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim
sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang
menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang
utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur
yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team
work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat
menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di
analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai
pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu
menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu
kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan
kerjasama / team work dalam sebuah tim.

3. SPORTIF / JUJUR

Gambar 5.7. Contoh Bangunan Bersifat Jujur

Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal,
sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam
kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain
dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini
memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas
dan karakteristik dari olahraga ini.

4. KERAS

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.8. Contoh Bangunan Bersifat Keras

konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam
olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lain-
lain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam
desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku,
kokoh dan netral.

5. KEINDAHAN

Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat mementingkan keindahan.


Hal ini terlihat dari teknik bermain, gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain.
Aplikasi dalam desain diwujudkan melalui bentuk yang dinamis seperti
ellips,lingkaran atau Lengkungan – lengkungan.

Gambar 5.9. Contoh Bangunan Bersifat Indah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. konsep Sistem Bangunan

1. konsep Struktur Bangunan

Dasar Pertimbangan:

 Beban yang harus didukung.


 Kondisi tanah.
 Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.
 Karakter bangunan.
 Pengaruh terhadap lingkungan sekitar

Bentuk grid modul Karakteristik

Persegi Teratur

Homogen

Monoton

Efektif

Kurang atraktif

Radial Rekreatif

Kurang efektif untuk ruang dengan


kegiatan formal

Teratur menurut pola radial

Campuran Bentuk modul atraktif

Dapat di sesuaikan dengan fungsi


ruang yang digunakan meliputi
kegiatan formal dan rekreatif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 5.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang

Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C.

a. Analisa Sub Struktur


Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari
alternatif sistem sub struktur sebagai berikut :

 Pondasi Sumuran
 Pondasi Setempat
Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah
setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu
di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan
atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai
ketinggian ± 1 meter.

Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:

a) Ps bata yg disusun bertangga

b) Pasangan batu kali

c) Cor beton tidak bertulang

d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi
rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah
bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.

Simetris dan sederhana

Simetris namun tidak sederhana

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Simetris namun terlalu panjang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Alur pemisah

Tidak baik Baik

Alur pemisah

Tidak baik Baik

Alur pemisah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tidak baik Baik

Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki

b. Konsep Super Struktur


Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang
yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa
menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja
dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif
struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan
pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan,
fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan
bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup
penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core.

c. Konsep Upper Struktur


Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu :

a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan


variasi bentuk atap lebih luas.
b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar.
c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk
cukup luas.
d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi
bentuk atap lebih luas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu


menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang
agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap.

 Material
Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan

Tabel 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material

Material Sifat Penampilan Penggunaan

Formal, keras, kaku, Bangunan


Beton Menahan gaya
kokoh monumental

Bangunan
Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar pemerintah,
bangunan utilitas

Bangunan
Metal Efisien Ringan, dingin
komersial

Tembus Dingin, dinamis,


Kaca Sebagai pengisi
pandang kesan ringan

Mudah Ringan, dinamis,


Plastik Sifat, santai
dibentuk informal

Mudah Hangat, lunak,


Kayu Rumah tinggal
dibentuk alamiah

Perumahan,
Batu Fleksibel, bisa bangunan
Praktis
bata untuk struktur monumental,
komersil

Batu Tidak butuh Berat, alamiah, Pondasi, dinding


alam proses, dapat kasar, sederhana dekoratif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dibentuk/diolah

Interior- Kekuasaan,
Marmer Mewah, formal
eksterior kemewahan

Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982

Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal


Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple
namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta
teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan
dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan
konstruksi.

 konsep Utilitas Bangunan


a. Jaringan Listrik
Dasar pertimbangan:

- Kelancaran distribusi listrik


- Efisiensi sumber daya
Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung
oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik
dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby
emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam
bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu:

1) Instalasi untuk penerang


Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh
jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar
bangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Instalasi untuk power


Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik
lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.

Genset
Panel skunder Distribusi

PLN Meteran Panel utama

Panel skunder Distribusi

Skema 5.1 Analisa Jaringan Listrik

Sumber : Analisa Pribadi

b. Jaringan Komunikasi
Dasar pertimbangan:

 Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun


ekstern
 Ekonomis dalam perawatan
 Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi
informasi
Sistem komunikasi yang digunakan adalah :

 Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch


Exchange)
Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar
ruang-ruang dalam bangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Jaringan internet
 Jaringan telepon PT. Telkom
Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga
mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.

 Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di


dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media
penyampai musik di dalam bangunan.

Telepon Lokal
PT. Telkom Panel Kontrol Operator
Faks

Internet
SLJJ/SLI

Skema 5.2 Analisa Jaringan Komunikasi

Sumber: Analisa penulis,

c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan)


 Air bersih
1) Sumber air sumur artesis.
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung
dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau
titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke
bangunan-bangunan.

Pompa Upper tank

Ground Water Tank Pompa

Sumur dalam commit to user distribusi


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Skema 5.3 Analisa aliran air bersih artesis

Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

2) PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum
setempat.
Tangki atas

Ground Distribusi
Meteran Pompa
reservoir

Skema 5.4 Analisa aliran air bersih PDAM


PAM
Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

 Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk
menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat.

1) Air kotor dari kamar mandi

Bak Kontrol Bak Pengendapan

Kamar Mandi T. pengolahan limbah

Skema 5.5 Analisa aliran air kotor cair

Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

2) Air kotor dari dapur


Penangkap lemak Peresapan
commit to user

Air dapur Riol


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Skema 5.6 Analisa aliran air kotor lemak

Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

3) Air kotor dari WC


WC septictank Peresapan Riol

Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat

Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004

4) Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka
maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan
pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu
penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan
rumput di sekitar bangunan.

Air hujan dari atap Air hujan sekitar site

Sumur
Pipa Vertikal Bak kontrol Selokan Resapan

Skema 5.8 Analisa sistem sanitasi air hujan

Sumber: Analisa penulis

d. Sampah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah


yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur
ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah
yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan
ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang
memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan


sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi
bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.

Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya


grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan
sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang
kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).

Sampah yang dapat Bak penampung


didaur ulang sampah daur ulang
Shaft sampah TPA
Sampah yang tidak Bak penampung
dapat didaur ulang sampah non daur ulang

Skema 5.9 Analisa sistem pembuangan sampah

Sumber: Analisa penulis

e. Sistem Pengamanan Bangunan


 Sistem CCTV
Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari
tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat
membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang


dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang
security.

Power Central security Call button

Power alarm

Monitor

Skema 5.10 Analisa sistem CCTV

Sumber : Analisa penulis

 Pemadam Kebakaran
Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya
kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan,
luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang
dapat memicu terjadinya kebakaran.

Sistem yang biasa digunakan yaitu :

1) Sistem Fire Alarm


Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya
bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem,
yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat
detector dan one push button system.

2) Sistem Sprinkler Air


Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius
tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi
apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang
memberikan pesan ke junction box.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Fire Estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan
api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-
tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat
yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.

4) Indoor Hydrant
Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya,
digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar.
Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa
dengan pompa hydrant.

5) Outdoor Hydrant
Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant
untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air
yang memadai.

6) Tangga Darurat
Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3
orang yang berjalan bersampingan.

Hasil analisa :

 Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire


estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.
 Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant.
 Penangkal Petir
Dasar pertimbangan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan


yang efektif terhadap sambaran petir.
2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan
3) Ketahanan mekanis
4) Ketahanan terhadap korosi
5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan
ukuran bangunan yang dilindungi
6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan

Tabel 5.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir

Sistem Franklin Sistem Faradday

Prinsip Bila terjadi petir akan terjadi Tiang-tiang faraday yang


kerja ionisasi di awan. Loncatan berjarak kurang lebih 20 m
ion-ion dapat ditahan oleh (antar tiang) terletak di
preventor sehingga tidak sekeliling bangunan untuk
mengenai bangunan. Radius melindungi bangunan dari
perlindungan sama dengan sambaran petir.
tinggi preventor.

Keuntungan Harganya lebih murah Sifat perlindungan lebih


dibandingkan sistem baik karena aliran listrik
Faradday. langsung dialirkan ke
ground di tanah.

Kerugian Bila suatu saat ion-ion pada Lebih mahal dibandingkan


preventor tersebut habis atau sistem Franklin.
berkurang, maka daya
perlindungannya jadi
menurun.

Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan


adalah sistem Faradday.
 Konsep Persyaratan Ruang
a. konsep Pencahayaan
 Pencahayaan Alami
Dasar pertimbangan
1) Sistem pencahayaan yang hemat energi.
2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang
hari.
3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa
pemborosan.
Analisa :
Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya
publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky
light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan
lapisan kaca warna, dan sebagainya.

Interior atap yang


dibentuk berlubang-
lubang dengan
lapisan kaca,
merupakan salah
satu cara
pemanfaatan
cahaya matahari
sebagai sumber
penerangan alami
Skylight pada hall
ke dalam ruangan.

Pada dinding yang


menggunakan
commit
materialuser
to kaca dan
berhadapan
langsung dengan
arah cahaya, dapat
diberi screen
maupun desain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan

Sumber : Analisa pribadi

Hasil analisa :
1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan
utama. (sky light) - R.Main Hall.
2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk
diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk
menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan
saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan
pengoperasian.
 Pencahayaan Buatan
Dasar pertimbangan

1) Kebutuhan kuat penerangan.


2) Jenis penerangan.
3) Jenis ruang.
Analisa :

Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan


penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan


pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat
beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya :

 Fluorescence
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang
pemasaran).

 Lampu pijar
Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan
sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya.

 Special lighting (spot light)


Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat
penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana
khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya.

Hasil analisa :

Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan


antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar
pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi
lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan.

commit to user
Penggunaan lampu down
Penggunaan flourescence (neon)
light pada lift
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan

Sumber : Analisa pribadi

b. Konsep Penghawaan
 Penghawaan Buatan
Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruang-
ruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat
elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat
menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang
personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang
lain dengan skala kecil-sedang.
Tabel 5.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam
bangunan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jenis
Kelebihan Kekurangan
Penghawaan

AC sentral - scope pelayanannya - Apabila beban


besar kalor besar, AHU
- udara segar harus berkapasitas
terdistribusi secara besar pula
merata ke dalam - Jika pusat mati,
beberapa zone yang keseluruhan area
terkontrol oleh penghawaan
sebuah induk/pusat terkena
AC split Kondisi penghawaan scope pelayanannya
antar tiap ruang tidak kecil
akan saling tergantung

Exhaust Fan membantu pembuangan Biasa digunakan pada


dan pergantian udara area servis, beban
kotor kalor besar

Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

c. Akustik
Tujuan :

1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi


yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang
yang dikehendaki.
2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam
ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang
spesifik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

- Akustik Lapangan

Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier  bertujuan untuk


mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu
ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor .

- Akustik Ruang

Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang


meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu
diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya,
seperti :

 Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi


spons/bahan karpet.
 Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet
 Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan
dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer.
 Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap
Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada
panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai
teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung
disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan
rambatan panas, penahan bocor pada atap).

d. Sistem Sirkulasi
- Sirkulasi Horizontal
1) Selasar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall


adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai
3 m atau lebih.
Kelebihan :
- Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat
menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung
lainnya yang melintas.
- Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke
dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di
atasnya.
2) Jembatan
Kelebihan :
- Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para
pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di
seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada
jarak antara 5m-10m satu sama lainnya.
- Menjadi salah satu estetika interior/eksterior.
3) Atrium
Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai
tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah
bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan
promosi/menyelenggarakan acara khusus.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.13 Selasar – Jembatan - Atrium

Sumber : Dok.pribadi

Hasil :
Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor,
jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan
kemudahan dan kenyamanan.
- Transportasi Vertikal
1) Eskalator
Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat
perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya
sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan.
Bahan pertimbangan :
- Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan.
- Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta
terbuka.
- Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall.
Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat
bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan
sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan
bahwa:
- Sudut eskalator tisdak melebihi 30º.
- Lebar eskalator minimal 80 centimeter.
- Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 5.14 Eskalator

Sumber : Dok.pribadi

2) Elevator (Lift)

Syarat:

- Kecepatan memadai.
- Letak mudah dilihat.
- Pengontrolan operasi mudah.
- Sistem pengamanan memadai.
- Syarat struktur : water proof pada
bagian bawah.

Gambar 5.15 Elevator

Sumber : Dok.pribadi

Ada dua jenis lift yang digunakan:

- Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang


kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton.
- Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas
lantai yang dilayani dan tinggi bangunan.

3) Tangga Umum
Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift
rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi


vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum.

Syarat umum :

- Letak mudah dilihat/dicapai.


- Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m
- Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal
28,5 cm
- Pengaman/Border
- Kemiringan maksimum 30°
4) Tangga Darurat
Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi
kebakaran juga untuk area servis

Syarat:

- Jarak capai maksimal 30 m


- Konstruksi tahan api.
- Ruang tahan api.
- Kedap asap.
- Berhubungan ruang luar.
- Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m
5) Ramp
Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi,
misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana
transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan
parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk
jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang
ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua
pengguna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Syarat:

- Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk


pedestrian tidak boleh lebih dari 7°.
- Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm
- Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan.
- Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi
pengaman lebarnya 120 cm.
- Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet
pengaman).
Hasil :

Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp.

 Eskalator
Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak
memusat di atrium setiap lantai.
 Elevator
Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan
desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai
daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10
orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk
menggunakannya tanpa disediakan lift khusus.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai